Rabu, 29 Desember 2010

Transaksi pagi, saham BYAN toreh rekor dengan lonjakan 11%

Date : Dec 29 2010, 10:44
Title : News Story
Header : Transaksi pagi, saham BYAN toreh rekor dengan lonjakan 11%


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Pada transaksi pagi tadi, saham Bayan Resources (BYAN) berhasil
menorehkan rekor baru. Saham BYAN sempat meroket 11,73% menjadi Rp 20.000. Ini
merupakan rekor tertinggi sejak debut pencatatan saham perdananya pada Agustus
2008 lalu.
Namun pada pukul 10.21, saham BYAN hanya naik 4,47% menjadi Rp 18.700.
Perburuan investor atas saham pertambangan batubara ini terkait aksi korporasi
yang dilakukan.
Sekadar informasi, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, BYAN
telah menandatangani share purchase agreement dengan Kangaroo Resources
Limited, perusahaan publik yang didirikan berdasarkan hukum Negara Australia.
Perjanjian itu mengatur proses akuisisi 9 konsesi dan perusahaan lain
sesuai uji tuntas yang dilakukan perusahaan. Saat ini, 9 konsesi tersebut
memiliki kurang lebih cadangan batubara sebesar 116 juta metrik ton dan sumber
daya batubara sebesar 3,8 miliar metrik ton.
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Wed, 29 Dec 2010 ( 10:33:04 WIB )


=======================================================================================

Musim dingin menghangatkan harga CPO

Date : Dec 29 2010, 08:50
Title : News Story
Header : Musim dingin menghangatkan harga CPO


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) di Malaysia Derivative Exchange untuk
pengiriman Maret 2011 mencetak rekor tertinggi dalam 33 bulan. Pada Selasa
(28/12) pukul 16.52, harga CPO mencapai US$ 1.223,65869 per metrik ton. Harga
ini naik 0,73% dibanding sehari sebelumnya yang sebesar US$ 1.214,74768 per
metrik ton.
Apelles Rizal T. Kawengian, Kepala Pengembangan Bisnis dan Produk Monex
Investindo Futures, mengatakan kenaikan harga CPO ditopang oleh beberapa faktor
diantaranya adalah penguatan Euro, mata uang Eropa. "Saat Euro menguat, dan
kebetulan musim dingin terjadi di Eropa maka kebutuhan akan CPO akan mengalami
kenaikan," katanya kepada KONTAN Selasa (28/12).
Catatan saja ekspor CPO dari Indonesia ke Eropa, selama Januari-November
2010, mencapai 3,425 juta ton atau naik 12,7% dibandingkan realisasi ekspor
tahun 2009 lalu sebesar 3,039 juta ton.
Selain itu Appeles bilang kenaikan suku bunga China juga menyebabkan CPO
ikut terkerek. Sebab dengan kebijakan moneter tersebut yuan akan cenderung
lebih kuat dan memiliki daya beli yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan
kenaiakan yuan, dia memperkirakan permintaan dari China juga akan mengalami
kenaikan. Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte, di Singapore, seperti
dikutip oleh Bloomberg bilang permintaan minyak untuk memasak di China akan
meningkat pada awal tahun mendatang. Sebab pada bulan Februari, China merayakan
tahun baru.
Analis Asia Kapitalindo Futures Nurman Achyar Firdaus menambahkan,
kenaikan harga CPO juga tidak lepas dari kenaikan harga minyak mentah dunia.
"Ketika fundamental minyak dunia kuat untuk mengalami kenaikan, CPO juiga akan
mengikuti," katanya. Kenaikan minyak dunia sendiri menurutnya terjadi karena
kebutuhan musim dingin.
Dia memperkirakan pada minggu ini CPO tidak akan bergerak lebar diantara,
dan berada dalam rentang US$ 1220-1250 per metrik ton. "Banyak pelaku pasar
mengambil posisi libur menjelang akhir tahun," katanya Sedang Appeles
memperkirakan harga akan berada di dalam rentang US$ 1.200-US$ 1.225. Namun
menurutnya pada awal semester 1-2011 CPO akan menyentuh US$ 1.300 per metrik
ton. "Dengan naiknya harga CPO, saham-saham berbasis komoditi akan naik,
termasuk berbasis CPO," katanya.
Gangguan produksi
Yougesh Khatri, ekonom senior di Nomura Holdings Inc, seperti dikutip oleh
Bloomberg mengatakan cuaca La Nina yang mengganggu panen di Indonesia dan
Malaysia sebagai produser terbesar minyak sawit, dan kekeringan di Amerika
selatan yang menyebabkan gangguan produksi kedelai mengakibatkan harga akan
mengalami kenaikan. Maklum minyak sawit dan kedelai bersaing sebagai bahan
bakar bio disel.
Buenos Aires Cereals Exchange mencatat tahun ini area tanam kedelai
memiliki kemungkinan penurunan sebesar 200.000 hektare menjadi 18,5 juta
hektare, karena kekeringan. Kekeringan tersebut menyebabkan kesuburan tanah
menurun dan membuat tanaman menjadi stress.
[ Raka Mahesa W ]

KONTAN Wed, 29 Dec 2010 ( 08:23:12 WIB )


=======================================================================================