Sabtu, 30 April 2011

Adaro hanya Bukukan Kenaikan Laba 10,1%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laba bersih PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada kuartal I 2011 sebesar Rp108,9 miliar dari Rp97,8 miliar pada periode yang sama tahun 2010 atau naik 10,1%.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI. Pendapatan usaha pada kuartal I 2011 sebesar Rp757,2 miliar dari Rp677 miliar. Untuk laba kotor sebesar Rp249,9 miliar dengan beban pokok pendapatan di kuartal I 2011 mencapai Rp507,3 miliar. Laba kotor ini naik tipis dari Rp242,6 miliar pada kuartal I 2010.

Untuk laba usaha sebesar Rp219,4 miliar dari Rp222,2 miliar di kuartal I 2010. Laba bersih menjadi Rp108,9 miliar dari Rp97,8 miliar. Laba bersih per saham sebesar Rp341 per lembar dari Rp306 per lembar.

Laba Bersih RAJA Naik Jadi Rp17,8 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) pada kuartal I 2011 mengalami kenaikan laba bersih menjadi Rp17,8 miliar dari Rp13,3 miliar.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Sabtu (30/4). Pada kuartal I ini, perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp212,07 miliar dari Rp3,1 triliun di kuartal I 2010. Dengan beban pokok pendapatan mencapai Rp163,7 miliar di kuartal I 2011 maka laba kotor perseroan menjadi Rp48,3 miliar. Atau menurun dari Rp635,4 miliar yang diperoleh setelah beban pokok pendapatan mencapai Rp2,5 triliun di kuartal I 2010.

Untuk laba usaha menjadi Rp30,9 miliar dengan beban usaha mencapai Rp16,6 miliar. Laba usaha ini naik dibandingkan laba usaha kuartal I 2010 sebesar Rp17,9 miliar dengan beban usaha mencapai Rp617,4 miliar. Setelah dipotong pajak penghasilan maka laba bersih menjadi Rp17,8 miliar dari Rp13,3 miliar di kuartal I 2010.

Untuk jumlah aset mencapai Rp901,7 miliar di kuartal I 2011 dari Rp69,8 miliar pada periode yang sama tahun 2010.

Pendapatan Tol Topang Laba CMNP Jadi Rp76,8 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pendapatan tol mendongkrak laba bersih PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) di kuartal I 2011 menjadi Rp76,8 miliar dari Rp65,1 miliar pada periode yang sama tahun 2010.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat kemarin. Pendapatan tol pada kuartal I ini mencapai Rp190,1 miliar dari Rp177,4 miliar pada kuartal I 2010 sehingga total pendapatan perseroan menjadi Rp190,9 miliar dari Rp177,5 miliar tahun 2010.

Dengan beban usaha mencapai Rp82,6 miliar maka laba usaha menjadi Rp108,2 miliar dari Rp108,3 miliar dengan beban usaha sebesar Rp69,1 miliar pada kuartal I 2010. Setelah dikurangi pajak penghasilan senilai Rp21,7 miliar maka laba bersih perseroan mencapai Rp76,8 miliar. Untuk laba bersih per saham menjadi Rp38,44 per lembar dari Rp32,58 per lembar di kuartal I 2010.

Jumlah aset perseroan mencapai Rp2,9 triliun dari Rp2,7 triliun di kuartal I 2010. Dengan jumlah liabilitas sebesar Rp1,01 triliun dan ekuitas mencapai Rp1,8 triliun sedangkan pada kuartal I 2010 jumlah liabilitas mencapai Rp1,1 triliun dan jumlah ekuitas mencapai Rp1,6 triliun.

Pendapatan dan Kurs Ikut Naikan Laba TBLA

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pendapatan usaha PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) sebesar Rp929,004 miliar menopang kenaikan laba bersih menjadi Rp164,084 miliar pada kuartal I 2011.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat kemarin. Kenaikan laba bersih perseroan ini mencapai 238,9% dari Rp48,411 miliar. Demikian juga dengan pendapatan usaha mengalami kenaikan dari Rp586,708 miliar menjadi Rp929,004 miliar. Untuk beban pokok penjualannya naik dari Rp511,539 miliarmenjadi Rp568,803 miliar.

Sementara laba kotor perseoran menjadi Rp360,200 miliar pada kuartal I 2011 dari Rp75,169 miliar di 2010. Beban usaha naik menjadi Rp176,765 miliar. Sedangkan laba usaha tercatat naik dari Rp31,344 miliar menjadi Rp183,434 miliar. Selain itu, perseroan meraih keuntungan kurs sekitar Rp43,969 miliar, dari Rp34,301 miliar.

WIKA Catatkan Laba Bersih Jadi Rp92,3 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pada kuartal I 2011 berhasil meraih laba bersih Rp92,3 miliar dari Rp63,6 miliar pada periode yang sama tahun 2010.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI Jumat (29/4) kemarin. Untuk penjualan bersih perseroan mencapai Rp1,5 triliun dari Rp1,1 triliun di kuartal I 2010. Dengan beban pokok penjualan mencapai Rp1,4 triliun maka laba sebelum pajak mencapai Rp124,07 miliar dibandingkan Rp91,2 miliar pada kuartal I 2010 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp997,4 miliar.

Untuk pajak penghasilan pada kuartal I 2011 sebesar Rp26,1 miliar sehingga laba bersih menjadi Rp92,3 miliar dari Rp63,6 miliar pada kuartal I 2010 dengan pajak penghasilan sebesar Rp20,8 miliar.

Untuk laba bersih per saham Rp15,12 per lembar dari Rp11,34 per lembar. Sedangkan jumlah aset pad akuartl I 2011 sebesar Rp6,4 triliun dari Rp6,2 triliun pada kuartal I 2010.

Harga Emas & Perak Saling Kebut-kebutan

Foto: Ist.
NEW YORK - Harga emas meroket, hampir mencapai USD1.570 per ounce pada perdagangan Jumat waktu setempat. Hal tersebut juga didorong oleh suku bunga yang melemah serta dolar yang turut melemah.

Saat perdagangan London ditutup pada pesta pernikahan kerajaan, Pada sore hari emas perdagangan New York mencapai USD1,569.32 per ounce sebelum meluncur kembali ke kisaran USD1.565.

"Emas meraih keuntungan dari melemahnya dolar Amerika dan telah menyerang selama tiga hari berturut-turut," ungkap seorang analis di Commerzbank seperti yang dikutip dari AFP, Sabtu (30/4/2011).

"Fakta bahwa kenaikan harga emas sebagian besar didorong oleh Amerika Serikat (AS) tercermin dalam pergerakan harga dalam euro, di mana perdagangan hampir tidak berubah," tambahnya.

Logam ini telah hampir dua kali lipat meningkat sejak akhir tahun 2008 dan telah meningkat hampir tanpa gangguan tepat di bawah USD300 pada tahun 2001.

Sementara untuk perdagangan perak telah mencapai USD49,17 per ounce. Itu juga salah satu rekor di mana meningkat sebesar USD10 hanya dalam 30 bulan.

Jumat, 29 April 2011

Pendapatan Bunga Dorong Laba BII Naik Jadi Rp150 M

INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) mencatat laba bersih sebesar Rp150 miliar pada kuartal pertama 2011 dibandingkan Rp208 miliar pada periode yang sama tahun 2010.

Demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan, Jumat (29/4). Secara kuartalan, laba bersih Bank meningkat sebesar 227% dibandingkan dengan Rp46 miliar pada kuartal keempat 2010.

Ridha Wirakusumah, Presiden Direktur dan CEO BII mengatakan BII dapat meraih kembali momentum pertumbuhan. Investasi kami pada ekspansi jaringan, infrastruktur Teknologi Informasi (TI) dan juga human capital telah membangun landasan yang kokoh bagi BII untuk fokus pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Untuk pendapatan bunga bersih BII naik sebesar 21% (YoY) dari Rp809 miliar pada Maret 2010 menjadi Rp975 pada Maret 2011. Meskipun terjadi kompetisi yang ketat pada industri perbankan, BII dapat menjaga Marjin Bunga Bersih (NIM) sebesar 5,67% dibandingkan dengan 6,26% pada Maret 2010.

Pendapatan operasional lainnya (fee based income) per 31 Maret 2011 naik sebesar 24% menjadi Rp586 miliar dibandingkan dengan Rp474 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Total pendapatan operasional lainnya per 31 Maret 2011 telah mencapai 38% dari pendapatan operasional bruto. Fee based income BII terutama berasal dari peningkatan fee dari corporate deals, transaksi tresuri, kartu kredit, trade finance, remittance dan fee jasa perbankan lainnya.

Biaya overhead meningkat sebesar 29% dari Rp820 miliar menjadi Rp1.057 miliar mencerminkan ekspansi jaringan Bank dan investasi TI yang signifikan. Pada Maret 2011, Bank memiliki 337 kantor (termasuk cabang Syariah dan luar negeri) dan hampir 1.000 ATM.

Pendapatan Bank sebelum provisi mencapai Rp504 miliar pada kuartal pertama 2011 dibandingkan Rp463 miliar untuk periode yang sama tahun sebelumnya, atau meningkat sebesar 9%. Penerapan implementasi secara penuh dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 dan 55 yang dimulai pada kuartal keempat 2010 dan peningkatan penyisihan kerugian penurunan nilai atas kredit dikarenakan portofolio WOM pada pembiayaan sepeda motor bekas, telah memberikan dampak pada kinerja kuartal pertama Bank.

PGAS Bukukan Kenaikan Laba Menjadi Rp2,1 Triliun

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pada kuartal pertama di 2011, PT Perusahaan gas Negara Tbk (PGAS) laba bersih naik 18,3% menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp1,8 triliun.

Demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan, Jumat (29/4). Pendapatan bersih perseroan mengalami kenaikan tipis 5,7% menjadi Rp4,7 triliun dari Rp4,4 triliun.

Untuk pendapatan lain-lain pada periode ini juga mengalami kenaikan 77,6% dari Rp350,1 miliar menjadi Rp621,9 miliar. Sementara total aset tercatat naik menjadi Rp31,1 triliun dari Rp32,08 triliun.

China Bakal Beri Pinjaman ke RI USD1 Miliar

Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Wen Jiabao, berjanji akan memberikan pinjaman lunak untuk pemerintah Indonesia sebesar USD1 miliar.

"Tiongkok menaruh perhatian yang besar untuk kedudukan dan peranan Indonesia, juga politik dan ekonomi dunia sedang mengalami perubahan yang rumit. Kekuatan negara-negara berkembang yang baru sudah meningkat mereka mengalami tantangan yang berat dan serius," ujar Jiabao saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2011).

Pihak Tiongkok, lanjutnya, akan memberikan kredit lunak atau prefencial export buyer credit sebesar USD1 miliar, dan pagu pendanaan komersial USD8 miliar kepada pemerintah Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan industri di Tanah Air.

"Saya juga memimpin delegasi promosi investasi yang akan menandatangani kesepakatan komersial sebesar USD10 miliar dengan pihak Indonesia. Saya yakin melalui usaha kedua belah pihak tujuan perdagangan bilateral mencapai USD80 milliar di 2014 akan terpenuhi," ungkapnya.

Kedua pihak pun menetapkan untuk mengadakan pertemuan secara periodik antara pemimpin kedua negara dan mengadakan dialog strategis hingga wakil perdana menteri.

"Kita harus memanfaatkan mekanisme tersebut untuk memperkuat komunikasi persatuan dan koordinasi dan memanfaatkan kesempatan guna memelihara kepentingan bersama. Merangsangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan merupakan titik berat dalam pertemuan saya dengan Presiden SBY," tegasnya.

Menurutnya, kedua belah pihak harus memajukan mengembangkan kedua negara supaya saling menguntungkan. "Akan juga mendirikan kerja sama maritim dan akan memberikan 1 miliar yuan sebagai dana operasi," tutupnya.

Garuda Indonesia Rugi Operasional 28%

JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan penurunan kerugian operasional pada kuartal-I 2011 sebesar 28 persen, yaitu dari Rp361 miliar ke Rp258 miliar dibandingkan pada periode yang sama pada 2010.

"Untuk kuartal-I 2011 kita mengalami operating loss sebesar 28 persen, yaitu dari Rp361 miliar dari Rp258 miliar," ungkap Direktur Utama GIAA, Emirsyah Satar kala ditemui saat konferensi press, di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Emir menuturkan bahwa siklus daripada bisnis maskapai penerbangan akan mengalami kerugian pada kuartal pertama. Akan tetapi hal itu tidak akan berlanjut pada kuartal-II, III, dan terutama kuartal-IV akan terjadi peningkatan keuntungan yang lumayan besar.

Lebih lanjut, Emir menuturkan bahwa pendapatan bersih mengalami peningkatan pada kuartal-I ini sehingga mencapai Rp5,18 triliun dari Rp3,68 triliun dari periode yang sama ditahun 2010.

Jumlah penumpang maskapai penerbangan plat merah ini pun mengalami peningkatan pada kuartal-I di 2011 ini sehingga mencapai 46,96 persen yaitu mencapai 3,6 juta penumpang dari 2,5 juta penumpang pada kuartal-I pada periode yang sama pada tahun lalu.

Perseroan pun menuturkan akan melakukan kuarsi reorganisasi yang akan dimintakan persetujuannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan diselenggarakan perseroan pada pertengahan tahun 2011 ini.

"Kuasi reorganisasi dilakukan untuk menghilangkan kerugian akumulatif dari tahun sebelumnya sebesar Rp550 miliar di mana laba bersih 2010 kerugian akumulatifnya adalah masih Rp6,8 triliun. Kerugian akumulaitf ini masih akan sangat lama untuk bisa hilang. Makanya ada aksi kuasi dilakukan tahun ini. Proses sudah jalan. Semester-II bisa dilakukan lewat RUPSLB," pungkasnya.
(ade)

Bank Mandiri Ikut Kena 'Kena Getah' Kasus Malinda

Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk turut 'kena getah' dari kasus pembobolan dana nasabah Citibank oleh Malinda Dee. Bank Mandiri yang mempunyai layanan priority banking terpaksa menghentikan sementara pencarian nasabah baru akibat larangan Bank Indonesia (BI) menyusul kasus tersebut.

"Kita termasuk 23 bank yang diminta BI menghentikan nasabah baru terkait dengan wealth management," ujar Direktur Utama Mandiri Zulkifli Zaini usai paparan kinerja Kuartal I-2011 di Plaza Mandiri, Gatot Subroto, Jakarta (29/4/2011).

Dikatakan Zulkifli, walau layanan tersebut diberhentikan namun nasabah lama akan tetap mendapatkan layanan seperti biasa.

"Tetapi biasanya nasabah baru itu justru dari Cabang Mandiri yang hanya upgrade ke priority banking. Ya kita jelaskan ke mereka bahwa harus sabar dulu," ungkapnya.

Ditempat yang sama Direktur Mikro dan Retail Banking Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini Mandiri mempunyai 57.000 nasabah priority banking.

"Untuk sementara kalau sekarang ada sekitar 57.000 nasabahnya. Nah kali ini ya ikut aturan BI dulu," tuturnya.

Seperti diketahui, buntut kasus penggelapan dana nasabah Citigold oleh Malinda Dee, Bank Indonesia (BI) meminta bank menghentikan sementara penarikan nasabah baru layanan priority banking selama sebulan.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsjah mengatakan, suspensi pencarian nasabah baru priority banking dilakukan sebagai upaya BI dan perbankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan nasabah.

"Khususnya untuk nasabah jasa pelayanan khusus yaitu nasabah prioritas dan wealth management. BI meminta 23 bank yang memiliki jasa pelayanan seperti itu untuk menghentikan sementara penerimaan nasabah baru selama 1 bulan," tutur Halim kepada detikFinance.

Larangan ini berlaku sejak Senin (2/5/2011) dan terhitung sampai 30 hari. Sementara untuk nasabah lama tak usah khawatir, karena pelayanan priority banking untuk mereka tetap berjalan seperti biasa.

Pasar Masih Mencerna Keputusan The Fed

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah dan indeks saham domestik kompak mendarat di teritori positif. Pasar masih mencerna keputusan The Fed terkait suku bunga di level rendah dan quantitative easing yang tidak diperpanjang.

Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah akhir pekan ini masih dipicu pernyataan Gubernur The Fed Ben Bernanke kemarin, yang akan tetap mempertahankan suku bunga rendah di level 0-0,25%. Karena itu, di pasar tampak dolar AS melemah terhadap mata uang utama.

Di sisi lain, menurut Ariston, meskipun quantitative easing (pelonggaran kuantitatif/QE) tahap dua tidak diperpanjang, tapi stimulus moneter yang lain masih tetap dijalankan. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terkuatnya 8.560 dan 8.590 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (29/4).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (29/4) ditutup menguat 17 poin (0,19%) jadi 8.563/8.565 per dolar AS dari posisi kemarin 8.580/8.585.

Ariston menegaskan, meski QE tahap dua dihentikan pada Juni 2011, pembelian obligasi pemerintah (long term US treasury) oleh The Fed terus dilakukan. "Karena itu, bisa disimpulkan, belum ada perubahan kebijakan dari The Fed yang melonggarkan kebijakan moneternya," ungkapnya.

Akibatnya, yield dolar AS lebih rendah dibandingkan mata uang lain sehingga investor terdorong menginvetasikan dananya ke investasi dengan yield yang lebih tinggi. "Jadi, penguatan rupiah karena pasar masih mencerna pernyataan The Fed kemarin itu," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke level 1,4863 dari sebelumnya US$1,4822 per euro," imbuh Ariston.

Dari bursa saham, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia Aji Martono mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sepanjang perdagangan bergerak variatif cenderung menguat (mixed to higher).

Kondisi itu dipicu oleh masih adanya pelaku pasar yang konsentrasi pada gain yang sudah mereka dapatkan setelah indeks kembali tembus 3.800. “Karena itu, mereka merealisasikan keuntungan sehingga jadi tekanan bagi market,” ujarnya.

Tapi, lanjut Aji, meski terjadi profit taking, indeks domestik cenderung menguat dan pada akhirnya ditutup positif 10,69 poin (0,28%) jadi 3.819,618. Sebab, bargaining position pun terjadi pada saham-saham second liner di sektor pertambangan energi dan batu bara.

Karena itu, saham-saham secondliner yang selama ini belum mengalami pergerakan berarti, kini mulai beranjak naik. “Apalagi, harga saham-saham lapis dua di sektor pertambangan energi dan batu bara masih relatif murah,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, penguatan indeks hari ini juga mendapat dukungan dari positifnya laju bursa global dan regional. Di sisi lain, laporan keuangan masing-masing emiten untuk kuartal I/2011 yang dirilis hari ini juga turut mendongkrak pergerakan market. “Kondisi itu, diperkuat dengan aksi korporasi berupa pembagian dividen dari beberapa emiten,” imbuh Aji. [mdr]

Laba Bersih JSMR Naik 21,5% Jadi Rp371,7 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada kuartal I 2011 meraih laba bersih Rp371,7 dari periode yang sama tahun 2010 Rp291,6 miliar atau naik 21,5%.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (29/4). Untuk pendapatan usaha pada periode ini sebesar Rp1,154 triliun dari 1,01 triliun pada periode yang sama tahun 2010. Pendapatan ini didukung pendapatan tol mencapai Rp1,1 triliun dari Rp995,8 miliar.

Dengan beban usaha sebesar Rp552,9 miliar pada kuartal I 2010 maka laba usaha menjadi Rp601,7 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp488,02 miliar dengan beban usaha mencapai Rp526,6 miliar.

Untuk beban penghasilan sebesar Rp134,4 miliar sehingga laba sebelum pajak Rp467,3 miliar setelah diporong beban pajak penghasilan maka laba bersih menjadi Rp370,7 miliar. Untuk laba bersih per saham menjadi Rp54,9 per lembar dari Rp43,02 per lembar di kuartal I 2010.

Untuk aset perseroan pada kuartal 1 2011 menjadi Rp19,6 miliar dari Rp18,8 miliar di periode yang sama tahun 2010.

Sampoerna Raup Laba Bersih Rp1,24 Triliun

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 20,53% menjadi Rp1,24 triliun pada kuartal 1-2011 dari Rp1,51 triliun pada kuartal 1-2010.

Kenaikan laba bersih kuartal 1-2011 ini disebabkan naiknya laba operasional menjadi Rp1,44 triliun dari Rp1,07 triliun pada kuartal 1-2010. Penjualan bersih juga naik menjadi Rp11,71 triliun pada kuartal 1-2011 dari Rp10,38 triliun pada kuartal 1-2010.

Kewajiban jangka pendek perseroan turun menjadi Rp5,96 triliun pada kuartal 1-2011 dari Rp9,78 triliun pada kuartal 1-2010. Sedang ekuitas kuartal 1-2011 mencapai Rp12,05 triliun.

Laba Bersih Antam Melonjak 71%

Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) membukukan laba bersih pada kuartal-I 2011 sebesar Rp346,6 miliar atau melonjak 71 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh manajemen perseroan dalam keterangan persnya, di Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Adapun pendapatan perseroan (unaudited) pada kuartal-I 2011 ini mencapai Rp1,99 triliun atau meningkat 20 persen dibandingkan pendapatan perseroan pada periode yang sama pada tahun lalu.

Laba usaha ANTM melonjak 36 persen menjadi Rp470 miliar dengan nilai marjin usaha sebesar 24 persen, lebih besar dibandingkan marjin usaha pada 1Q10 sebesar 21 persen. Laba sebelum pajak penghasilan perseroan naik tajam 72 persen menjadi Rp466 miliar dengan adanya pos Lain-lain sebesar Rp106 miliar yang sebagian besar merupakan penerimaan final invoice dari ekspor feronikel di 2010.

Sementara itu, laba bersih per saham (Earning Per Share, EPS) perseroan tercatat sebesar Rp36,39 per lembar saham pada triwulan pertama tahun buku 2011 dibandingkan dengan periode yang sama di 2010 sebesar Rp21,20 per lembar saham. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan harga jual.

Sedangkan untuk beban pajak penghasilan Antam tercatat Rp120 miliar atau naik 70 persen dibandingkan kuartal-I 2010 menyusul peningkatan laba perusahaan.

Dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp4 triliun dan jumlah pinjaman investasi Rp919 miliar, Antam masih memiliki posisi net cash yang cukup kuat untuk mendukung pendanaan proyek-proyek pertumbuhan yang dimiliki.

Penjualan bersih INDF naik 15,6% menjadi Rp 10,76 triliun di kuartal I 2010

Penjualan bersih INDF naik 15,6% menjadi Rp 10,76 triliun di kuartal I 2010
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan kenaikan penjualan bersih konsolidasi sebesar 15,6% menjadi Rp 10,76 triliun pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seluruh kelompok usaha strategis, yaitu produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, agribisnis, dan distribusi mengalami pertumbuhan penjualan yang baik.

Grup CBP yang mencakup divisi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi, dan makanan khusus mencatat pertumbuhan total nilai penjualan sebesar 8,3%. Hal ini didorong peningkatan volume penjualan dan harga jugal rata. CBP masih menjadi penyumbang terbesar untuk penjualan bersih konsolidasi denga persentase kontribusi mencapai 43%.

Grup Bogasari tumbuh lebih tinggi sebesar 15,9% dibandingkan kuartal pertama 2010. Pemicunya, kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga jual tepung terigu. Kontribusi grup Bogasari terhadap penjualan bersih konsolidasi adalah 26%.

Grup agribisnis ikut mengecap untung dengan kenaikan harga CPO dan karet. Penguatan harga dibarengi peningkatan produksi dan penjualan produk minyak serta lemak nabati memberikan kenaikan atas total nilai penjualan grup sebesar 37,5% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Adapun kotribusi grup agribisnis terhadap penjualan bersih perseroan adalah 23%.

Terakhir, grup distribusi pada kuartal pertama 2011 tumbuh 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi grup distribusi terhadap penjualan bersih INDF adalah sebesar 8%.

Bukan cuma penjualan yang meningkat, marjin laba kotor dan marjin laba usaha INDF pada kuartal pertama 2011 pun ikut naik masing-masing sebesar 30,9% dan 16,5%. Sementara itu, laba bersih INDF di periode yang sama, naik sebesar 16,4% menjadi Rp 735,6 miliar.

"Dengan kinerja kuat di awal tahun ini, kami akan terus memanfaatkan kekuatan bisnis model yang kami miliki. Kami berharap bisa melanjutkan kinerja yang baik ini ke depan," ungkap Direktur Utama INDF Anthoni Salim, dalam keterangan pers, Jumat, (29/4).

Bank Mandiri 1Q Net Profit 'Near' IDR3.8 Tln Vs IDR2.0 Tln - Source

DOW JONES NEWSWIRESJAKARTA (Dow Jones)--PT Bank Mandiri's (BMRI.JK) net profit rose 89% to IDR3.78 trillion in the first quarter from IDR2.00 trillion a year earlier because of an increase in net interest income and other income, a senior official at the bank told reporters Friday.

Net interest income at the nation's largest bank by assets rose to IDR4.96 trillion from IDR4.3 trillion a year earlier, Bank Mandiri Finance Director Pahala Mansyuri said.

- By Linda Silaen, Dow Jones Newswires, 62-39831277; edhi.pranasidhi@dowjones.com

Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.

Bank Danamon 1Q Net Profit IDR763 Billion vs IDR701 Billion

DOW JONES NEWSWIRES
JAKARTA (Dow Jones)--PT Bank Danamon (BDMN.JK) reported Friday its net profit rose 9% to IDR763 billion ($89 million) in the first quarter from IDR701 billion a year earlier.

The bank's net interest income rose to IDR2.6 trillion from IDR2.4 trillion, while its fee-based income totaled IDR844 billion, up from IDR692 billion.

The bank is expected to unveil further details on its earnings later in the day.

-By I Made Sentana, Dow Jones Newswires; 62 21 39831277;i-made.sentana@dowjones.com

Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.

UNVR berhasil catatkan laba bersih Rp 998,1 miliar di kuartal I 2011

JAKARTA. Kinerja PT Unilever Indonesia (UNVR) di kuartal I 2011 cukup positif. Laba bersih UNVR naik menjadi Rp 998,1 miliar dari sebelumnya Rp 970,65 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada penutupan sore ini, saham UNVR tak berubah dari posisi pembukaan di level Rp 15.300.

Bergerak Fluktuatif, IHSG Sempat Cetak Rekor Lagi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru atas penguatan 10 poin setelah berhasil melewati perdagangan yang fluktuatif. Investor asing membantu laju penguatan IHSG dengan pembelian bersih cukup besar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.570 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.575 per dolar AS.

Mengawali perdagangan akhir pekan pagi tadi, IHSG naik tipis 0,993 poin (0,02%) ke level 3.809,922. Indeks langsung naik-turun antara zona merah dan hijau. Posisinya yang sudah terlalu tinggi membuatnya rawan koreksi.

Tak lama setelah mencapai posisi tertingginya hari ini di 3.822,639 IHSG langsung terkoreksi akibat profit taking. IHSG pun akhirnya jatuh ke zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 10,935 poin (0,29%) ke level 3.797,994. Investor terus mengambil untung di saham-saham bank meski banyak sentimen positif yang beredar.

Memasuki perdagangan sesi II, IHSG mencoba bangkit dari keterpurukan dan akhirnya berhasil kembali ke zona hijau. Namun, tak lama indeks langsung bergerak fluktuatif.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (29/4/2011), IHSG naik tipis 10,689 poin (0,28%) ke level 3.819,618. Sementara Indeks LQ 45 justru melemah tipis 0,263 poin (0,03%) ke level 680.631.

Aksi beli jelang penutupan akhirnya menyelamatkan IHSG dari zona merah. Saham-saham komoditas, terutama sawit yang menguat menjelang penutupan berjasa besar membawa IHSG kembali cetak rekor.

Rekor terakhir yang berhasil dicetak IHSG yaitu di 3.808,929 setelah naik 3,998 poin (0,10%) pada penutupan perdagangan kemarin.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 97.474 kali pada volume 4,505 miliar lembar saham senilai Rp 4,431 triliun. Sebanyak 118 saham naik, 104 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Investor asing juga berperan besar dalam pencetakan rekor ini, transaksinya tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 600,010 miliar di seluruh pasar.

Bursa-bursa di regional masih bergerak mixed di sore ini, hanya bursa China yang masih mampu menguat. Sisanya, terjebak di zona merah seperti IHSG.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia di sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 25,09 poin (0,87%) ke level 2.912,14.
  • Indeks Hang Seng turun 84,82 poin (0,36%) ke level 23.720,81.
  • Indeks Straits Times melemah 12,66 poin (0,40%) ke level 3.172,33.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indospring (INDS) naik Rp 1.800 ke Rp 11.000, Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 1.100 ke Rp 27.000, Waran Sinarmas (SMAA-W4) naik Rp 1.000 ke Rp 2.300, dan Merck (MERK) naik Rp 1.000 ke Rp 100.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam katagori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 500 ke Rp 129.000, Mayora (MYOR) turun Rp 350 ke Rp 11.000, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 250 ke Rp 3.925, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 250 ke Rp 46.800.

Triwulan I-2011 Harga Dunia Naik, Laba PT Timah Melonjak 150%

Jakarta - PT Timah Tbk berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 354 miliar pada triwulan I-2011. Naik 150% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 141,8 miliar.

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Timah Abrun Abubakar dalam keterbukaannya, Jumat (29/4/2011).

"Naiknya laba bersih tersebut terutama disebabkan karena membaiknya harga rata-rata logam timah dunia seiring dengan pulihnya daya beli konsumen dunia terutama pada sektor elektronik dan juga kesadaran masyarakat dunia untuk menghindari bahan baku timbal yang tidak baik untuk kesehatan manusia," tutur Abrun.

Harga tertinggi logam timah dunia adalah US$ 32.550/Mton, yaitu pada tanggal 2 Februari 2011 dan terendah adalah US$ 26.095/mton pada tanggal 4 Januari 2011 dengan harga rata-rata selama triwulan pertama 2011 sebesar US$ 29.950/mton.

Sedangkan harga rata-rata yang diterima perseroan selama triwulan I-2011 adalah US$ 29.695/mton lebih tinggi 75% dari harga rata-rata tahun lalu pada periode yang sama yaitu sebesar US$ 16.970/mton.

Sementara nilai tukar rata-rata dolar AS terhadap rupiah yang diterima oleh perseroan adalah 4% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari Rp 9.296 menjadi Rp 8.939 per dolar AS.

Volume penjualan logam timah selama triwulan I-2011 mengalami penurunan sebesar 18% dari 9.770 Mton pada triwulanI-2010 menjadi 7.992 metrik ton.

Produksi logam mengalami penurunan dari 9.266 metrik ton pada triwulan I-2010 menjadi 8.503 metrik ton pada triwulan pertama 2011, atau 8% lebih rendah. Sedangkan total produksi bijih timah selama triwulan I-2011 mengalami kenaikan sebesar 10%, dari 7.397 ton Sn pada triwulan I-2010 menjadi 8.129 ton Sn pada triwulan I-2011.

Faktor yang mempengaruhi meningkatnya produksi bijih adalah meningkatnya produksi bijih dari tambang laut sebesar 3.476 atau 61% lebih tinggi dari produksi laut pada periode yang sama di 2010 yaitu sebsar 2.156 ton.

Produksi bijih dari penambangan darat yang dihasilkan selama periode triwulan I-2011 mengalami penurunan dari 5.241 ton Sn pada triwulan I-2010 menjadi 4.653 ton Sn.

Pendapatan bersih selama triwulan I-2010 adalah sebesar Rp2.248,9 miliar atau 23% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di 2010 sebesar Rp1.835,4 miliar.

Total beban pokok pendapatan mengalami kenaikan sebesar 9% yaitu menjadi Rp 1,604 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,465 triliun pada periode yang sama tahun lalu, dan bagian beban pokok pendapatan di luar timah menurun sebesar 57%.

Jumlah aktiva perseroan adalah Rp 6,074 triliun meningkat sebesar 3% dari total aktiva tahun lalu yaitu Rp 5,881 triliun.

Kewajiban perseroan mencapai Rp 1,520 triliun lebih rendah 10% dari tahun lalu sebesar Rp 1,678 triliun. Penurunan penggunaan kredit modal kerja dari perbankan cukup berkontribusi terhadap penurunan kewajiban perseroan.

Ekuitas mengalami peningkatan sebesar 8% menjadi sebesar Rp 4,553 triliun sehubungan dengan jumlah yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Dengan kinerja tadi maka laba bersih per saham Timah naik dari Rp 28 per saham di triwulan I-2010 menjadi Rp 71 per saham pada triwulan I-2011.

Astra Agro Bagi Dividen Rp830/Saham

INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp830 per saham atau 65% dari laba bersih 2010 Rp2,01 triliun.

Perseroan akan membagikan sisa dividen sebesar Rp640 per saham. Pembagian dividen akan dilakukan pada 9 Juni 2011. Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen Rp190 per saham pada 12 November 2010. "Pembayaran dividen akan dilakukan pada 9 Juni 2011 yang akan dibayar kepada pemegang saham yang namanya terdaftar pada 25 Mei 2011," tutur Presiden Direktur AALI Widya Wiryawan, Jumat (29/4).

Selain itu, RUPST ini juga menyetujui susunan pengurus antara lain Presiden Direktur: Widya Wiryawan, Direktur dipegang antara lain Bambang Palgoenadi, Santosa, Juddy Arianto, Joko Supriyono, dan Jamal Abdul Nasser. Sedangkan susunan komisaris antara lain Presiden Komisaris dipegang oleh Prijono Sugiarto, Wakil Presiden Komisaris dipegang oleh Chiew Sin Cheok, Komisaris dipegang oleh Gunawan G dan Simon Dixon, Komisaris Independen Patrick Alexander, Harbrinderjit Dillon, dan Anugerah Pekerti. [cms]

Anak usaha bakal dibeli asing, saham SMMA melejit 20%

Anak usaha bakal dibeli asing, saham SMMA melejit 20%
JAKARTA. Saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) melesat tajam setelah Mitsui Sumitomo Insurance Co. berencana berinvestasi di anak usahanya.

Nikkei melaporkan, Mitsui Sumitomo Insurance Co. merencanakan mengambil alih 50% saham asuransi jiwa Sinar Mas, dengan investasi senilai 70 miliar yen.

SMMA melonjak 20% ke level Rp 2.825 per saham, pada pukul 15.38 WIB. Ini kenaikan tertajamnya sejak Maret 2009.

Triwulan I Penjualan Naik, Antam Raih Laba Rp 346 Miliar

Jakarta - Laba Bersih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 71% di triwulan I tahun ini menjadi sebanyak Rp 346,6 miliar dari perolehan laba tahun sebelumnya di periode yang sama Rp 201,23 miliar. Naiknya laba didorong kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan harga jual

Dikutip dari siaran pers perseroan, Jumat (29/4/2011), pendapatan Antam di periode tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 20% menjadi Rp 1,99 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp 1,65 triliun.

"Menyusul peningkatan permintaan komoditas nikel yang mendorong peningkatan volume penjualan, pendapatan tidak diaudit Antam pada 1Q11 melonjak 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 menjadi Rp 1,99 triliun," jelas Corporate Secretary ANTM Bimo Budi Satriyo.

Penjualan feronikel meningkat 33% menjadi 2.209 TNi. Ini terjadi karena adanya dengan kenaikan permintaan di awal tahun. Sementara harga rata-rata feronikel juga naik 31% menjadi US$ 12,32 per pon.

Manurut Bimo, seharusnya penjualan perseroan bisa lebih tinggi jika tidak terjadi sedikit hambatan di perjalanan serta pengiriman yang tertunda.

"Pengapalan feronikel ke konsumen Antam di Eropa tertunda karena pada tanggal 16 Maret 2011, kapal kargo MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk yang mengangkut komoditas feronikel dibajak di sekitar perairan Somalia. Meski terjadi pembajakan yang menyebabkan tertundanya pengiriman feronikel ke konsumen di Eropa," jelasnya.

Volume produksi feronikel pada triwulan I tercatat 4.836 TNi atau naik 10% dibandingkan periode sebelumnya. Dengan demikian, volume penjualan bijih nikel naik 25% menjadi 1.626.806 wmt dengan volume produksi 2.008.148 wmt.

Sementara itu, volume produksi emas sebesar 588 kg atau 15% dari target tahun 201. Produksi emas turun 14% dibadingkan periode sebelumnya. Produksi emas masih disumbang pada tambang Pongkor.

Namun harga emas terjadi peningkatan sebesar 26% menjadi US$ 1.411,24 per toz. Dengan demikian pendapatan dari penambangan emas naik tipis 1% menjadi Rp 698 miliar.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 3.15 waktu JATS, harga saham ANTM turun 25 poin (1,08%) ke level Rp 2.275 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 341 kali dengan volume 5.142 lot senilai Rp 5,851 miliar.

Bursa Saham Eropa Dilanda 'Profit Taking'

Headline
INILAH.COM, Berlin - Bursa saham Eropa pada perdagangan Jumat (29/4) dibuka turun setelah mengalami kenaikan selama tiga kali perdagangan. Investor melakukan profit taking dengan liburnya bursa London.

Indeks CAC Jerman turun 19,02 poin atau 0,04% menjadi 4.085 dan indeks DAX Prancis turun 6,7 poin atau 0,09% ke 7.468. Sedangkan bursa Asia bergerak mixed seperti indeks Hang Seng turun 84,8 poin atau 0,3% ke 23.720, indeks Nikkei naik 157,9 poin atau 1,6% ke 9.849,7, indeks Shanghai naik 24,4 poin atau 0,8% ke 2.911,5 dan indeks ASX turun 49,8 poin atau 1,02% ke 4.823.

"Musim laba yang positif diatas ekspektasi walaupun ada beberapa revisi untuk ke depan karena ada sinyal akan mengalami masa sulit ke depan," kata Koen De Leus dari KBC Securities di Brussels yang dikutip dari yahoo.finance.com.

Beberapa sektor telah memaksa investor berhati-hati karena bahan baku mulai mengalami kenaikan harga. Kondisi ini akan mempengaruhi margin.

Saham Norwegia yasa naik 3% setelah melewati perkiraan sebelumnya di kuartal I. Kenaikan labanya didorong kenaikan harga pangan sehingga mengangkat harga pupuk melebihi biaya energi.

Hari ini akan ada rilis data pengangguran bulan Maret untuk Eropadan inflasi bulan April serta hasil survei bisnis dan konsumen bulan April.

UPDATE: Mitsui Sumitomo Insurance To Buy 50% Stake In Indonesian Sinar Mas Unit - Source

DOW JONES NEWSWIRES
(Adds acquisition deals made by Japanese insurers in the fourth paragraph)


By Atsuko Fukase
Of DOW JONES NEWSWIRES


TOKYO (Dow Jones)--Mitsui Sumitomo Insurance Co. will buy a 50% stake in the life insurance unit of Indonesia's conglomerate Sinar Mas, as parts of its efforts to ramp up business in Asia, a person familiar with the matter said Friday.

Japan's second largest life insurer by premium revenue will likely spend about Y70 billion on the deal and is expected to reach an agreement as early as Monday, the person said.

The deal would be one of the biggest acquisitions made by a Japanese nonlife insurer targeting emerging markets.

Mitsui Sumitomo's move is the latest in a string of Japanese life and nonlife insurers' overseas shopping spree.

In the recent years, major insurance companies have been aggressively looking for an acquisition or investment target for further growth as Japan's population is shrinking and its life-insurance industry is seen as saturated.

Japan's largest life insurer, Nippon Life Insurance Co. last month agreed to buy about a 26% stake in India's Relianace Life. Dai-ichi Life Insurance Co. (8750.TO) in December agreed to buy Tower Australia Group Ltd. for about Y99.6 billion, making the insurer a wholly owned unit.

Nonlife insurers are even more active in overseas acquisition. Mitsui Sumitomo Insurance bought a 30% stake in Hong Leong Assurance Bhd., the sixth-largest life insurer in Malaysia. Smaller rival Sompo Japan Insurance Inc. also bought a 94% stake in midsize Turkish firm Fiba Sigorta Anonim Sirketi for Y28.1 billion last year.


-By Atsuko Fukase, Dow Jones Newswires; 813-6269-2792; atsuko.fukase@dowjones.com


Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.

Semen Gresik 1Q Net Profit IDR884 Billion vs IDR811 Billion

DOW JONES NEWSWIRES
JAKARTA (Dow Jones)--Cement producer Semen Gresik (SMGR.JK) said Friday its first quarter net profit rose to IDR884 billion ($103 million) from IDR811 billion a year earlier on higher sales.

Revenue was IDR3.55 trillion, up from IDR3.25 trillion a year earlier. Its operating income stood at IDR1.06 trillion from IDR1.01 trillion a year earlier, the company said in an exchange announcement.

-By Andreas Ismar, Dow Jones Newswires; 62 21 39831277;andreasismar.sandiwan@dowjones.com

Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc

Gas Negara 1Q Net Profit IDR2.16 Tln Vs IDR1.83 Tln

DOW JONES NEWSWIRES
JAKARTA (Dow Jones)--Gas distributor PT Gas Negara (PGAS.JK) said Friday its first-quarter net profit rose 18% to IDR2.16 trillion from IDR1.83 trillion a year earlier, driven by stronger gains from derivative transactions.

Sales for the three months ended March 31 rose 5.7% to IDR4.74 trillion from IDR4.49 trillion.

The company said it booked IDR413.6 billion in gains from derivative transactions in the first quarter, compared with IDR176.1 billion in gains a year earlier.

The company didn't specify the derivative transactions.

-By Edhi Pranasidhi, Dow Jones Newswires; 62-21-39831277; edhi.pranasidhi@dowjones.com

Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.

Triwulan I Indosat Catat Laba Rp 453 Miliar, Naik 63%

Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan laba bersih Rp 453,9 miliar di triwulan I-2011, meningkat 63% dibandingkan periode sebelumnya Rp 278 miliar.

Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan, Jumat (29/4/2011), pendapatan usaha naik tipis 3% dari Rp 4,73 triliun menjadi Rp 4,87 triliun. Sumbangan pendapatan selular mencapai Rp 3,96 triliun, dan divisi non selular Rp 913,4 miliar.

Namun, beban usaha justru naik 5,6% menjadi Rp 4,21 triliun dari periode sebelumnya Rp 3,98 triliun. Hal ini menjadikan laba usaha turun 10,6% dari Rp 666,8 miliar menjadi Rp 746 miliar.

Laba bersih per saham meningkat sebesar 63,3% menjadi Rp 83,5 per lembar, dari periode sebelumnya tahun lalu Rp 51,2 per lembar.

"Laba meningkat sebagai akibat meningkatnya laba atas selisih kurs dan turunnya jumlah beban pendanaan, walaupun terjadi peningkatan dalam beban penyusutan dan amortisasi," terang manajemen dalam rilis yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Sementara total utang perseroan hingga akhir Maret 2011 tercatat Rp 23,95 triliun, turun 3,9% dari periode sebelumnya Rp 24,93 triliun.

"Indosat mengurangi total jumlah hutangnya setelah membayar hutang jatuh tempo, cicilan pinjaman SEK Tranche B sebesar US$ 11,1 juta, cicilan pinjaman fasilitas COFFACE dari HSBC sebesar US$ 7,9 juta dan cicilan pinjaman SINOSURE dari HSBC sebesar US$ 2,2 juta," tuturnya.

Jumlah pelanggan selular perseroan sampai triwulan I-2011 mencapai 45,7 juta orang, naik 21,2% dari sebelumnya 27,7 juta orang. Pelanggan wireless broadband mencapai 543,2 ribu, turun dari periode sebelumnya, 755,6 ribu.

"ARPU selular turun sebesar 14,8% terhadap tahun lalu utamanya disebabkan peningkatan sebesar 21% jumlah pelanggan dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ucap manajemen ISAT.

Harga kedelai dan jagung tumbang, CPO pun anjlok tajam

Harga kedelai dan jagung tumbang, CPO pun anjlok tajam
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang setelah harga kedelai dan jagung anjlok. Melemahnya harga komoditas ini karena melambatnya permintaan suplai dari Amerika Serikat. Apalagi, membaiknya kondisi cuaca mengangkat proyeksi hasil panen global.

Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) sempat tumbang 1,7% ke level RM 3.237 atau setara US$ 1.089 per metrik ton, pada perdagangan 9.42 WIB. Ini level terendahnya sejak 19 April. Sementara, per pukul 14.40 WIB, kontrak yang sama bergerak ke level RM 3.258 atau sekitar US$ 1.098,52 per metrik ton.

Kemarin, harga jagung di Chicago Board of Trade terbenam setelah Departemen Pertanian AS melaporkan eksportir menjual 348.969 ton jagung dalam sepekan yang berakhir 21 April. Itu jumlah terkecil dalam enam bulan terakhir. Analis pasar senior AgriVisor LLC Dale Durchholz menyebut, harga jagung juga jatuh karena proyeksi cuaca kering di barat Midwest AS memungkinkan peningkatan penanaman.

Sementara, harga kedelai untuk pengiriman Juli di Chicago anjlok 2,2% ke US$ 13,535 per bushel, kemarin.

Ryan Long dari OSK Investment Bank Bhd. mengatakan, sebelumnya terlalu banyak hujan dan sekarang pasar berekspektasi cuaca akan berubah kondusif untuk penanaman. "Ini akan menjadi pasar yang buruk untuk kelapa sawit," katanya.

Long menambahkan, koreksi harga CPO juga mengikuti penurunan harga minyak mentah dari level tertingginya 31 bulan terakhir di New York.

DJ Aneka Tambang 1Q Net Profit IDR346.6 Bln Vs IDR201.1 Bln

Date : Apr 29 2011, 15:03
Title : News Story
Header : DJ Aneka Tambang 1Q Net Profit IDR346.6 Bln Vs IDR201.1 Bln


Story
=======================================================================================

JAKARTA (Dow Jones)--Gold and nickel miner PT Aneka Tambang (ANTM.JK) said
Friday its first quarter net profit rose 72% to IDR346.6 billion from IDR201.1
billion a year earlier because of higher sales.
Sales for the first three months of the year rose 20% to 1.99 trillion from
1.66 trillion a year earlier.
-By Edhi Pranasidhi, Dow Jones Newswires; 62-21-39831277;
edhi.pranasidhi@dowjones.com
Click here to go to Dow Jones NewsPlus, a web front page of today's most
important business and market news, analysis and commentary:
http://www.djnewsplus.com/access/al?rnd=UKQN4dzfxM1PENjlFeHb8w%3D%3D. You can
use this link on the day this article is published and the following day.
(END) Dow Jones Newswires
April 29, 2011 04:02 ET (08:02 GMT)
Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.- - 04 02 AM EDT 04-29-11

=======================================================================================

Kuartal I 2011, laba bersih SMGR naik tipis 8,5%

JAKARTA. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mencatat pertumbuhan laba bersih 8,5% di kuartal pertama tahun ini.

Perseroan menyebut, pada tiga bulan pertama 2011, produsen semen terbesar di Indonesia ini meraih laba bersih senilai Rp 870,89 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 802,49 miliar.

Adapun, hingga perdagangan pukul 14.28 WIB, saham SMGR diperdagangkan naik 0,53% ke Rp 9.500 per saham.

Triwulan I Laba Holcim Naik Tipis ke Rp 209 Miliar

Jakarta - PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) catat laba bersih Rp 209,191 miliar pada triwulan I-2011, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 204,89 miliar. Laba per saham stagnan pada level Rp 27.

Menurut laporan keuangan perseroan, seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan perseroan naik 22,79% dari Rp 1,369 triliun menjadi Rp 1,681 triliun.

Beban usaha yang naik menjadi Rp 255,92 miliar dari sebelumnya Rp 189,38 miliar menjadikan pertumbuhan laba usaha naik tipis dari Rp 312,21 miliar menjadi Rp 330,98 miliar. Laba kotor juga naik menjadi Rp 586,913 miliar dari periode sebelumnya Rp 501,6 miliar.

Laba sebelum pajak tercatat Rp 298,474 miliar, usai terpangkas oleh beban lain-lain yang mencapai Rp 32,511 miliar.

Aset perseroan hingga triwulan I-2011 mencapai Rp 10,64 triliun, naik tipis dari sebelumnya Rp 10,437 triliun. Dimana posisi kewajiban yang dicatatkan perseroan hingga Maret 2011 sebesar Rp 3,609 triliun, turun dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,611 triliun.

Laba Bersih Kimia Farma Naik 108,51% di Q1-2011

INILAH.COM, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berhasil mencetak kenaikan laba bersih sebesar 108,51% menjadi Rp24,02 miliar pada kuartal 1-2011 dari Rp11,52 miliar pada periode serupa 2010.

Kenaikan laba bersih yang cukup tajam di kuartal 1-2011 ini disebabkan kenaikan laba usaha menjadi Rp24,91 miliar dari Rp12,45 miliar pada kuartal 1-2010. Penjualan bersih perseroan juga naik menjadi Rp634,38 miliar pada kuartal 1-2011 dari Rp535,56 miliar pada kuartal 1-2010.

Laba persaham naik dari Rp2,08 pada kuartal 1-2010 menjadi Rp4,33 pada kuartal 1-2011. Kewajiban perseroan pada kuartal 1-2011 juga naik menjadi Rp509,19 miliar dari Rp459,59 miliar pada kuartal 1-2010. Sementara ekuitas perseroan mencapai Rp1,14 triliun.

Volume penjualan melonjak, laba bersih LSIP melesat 134,8% di kuartal I

JAKARTA. Pada kuartal pertama tahun ini, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencetak kenaikan laba bersih sebesar 134,8% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Perseroan menyebut, pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan meraih laba bersih senilai Rp 394,2 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 167,9 miliar.

Keterbukaan informasi perseroan kepada BEI menyebutkan, kenaikan laba bersih ini didukung pertumbuhan penjualan hingga 72,9% menjadi Rp 1,18 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Kenaikan penjualan didorong peningkatan volume penjualan produk sawit dan bibit sawit. Selain juga harga karet dan produk sawit yang lebih tinggi.

Volume penjualan CPO pada kuartal pertama 2011 naik 38,2% menjadi 95.750 ton. Sementara, volume penjualan produk inti sawit meningkat 34,5% menjadi 21.605 ton, dan penjualan bibit sawit naik 68,5% menjadi 5,8 juta bibit pada kuartal pertama 2011.

Namun, penjualan karet turun 29% menjadi 3.440 ton. Sejatinya, hasil panen inti karet relatif sama dengan tahun lalu, tapi pembelian bokar dari plasma dan pihak ketiga menurun.

Pertumbuhan penjualan berhasil mendongkrak laba kotor perseroan, sehingga tumbuh 92,4% menjadi Rp 624,5 miliar. Adapun, marjin laba kotor naik dari 47,7% menjadi Rp 53,1% pada kuartal pertama tahun ini.

Tak heran, laba operasional pun melejit hingga 44,9% menjadi Rp 528 miliar. Maka, marjin laba bersih LSIP pun berhasil naik dari 24,5% menjadi 33,5% di kuartal pertama tahun ini.

Tiga bulan pertama 2011, laba bersih GGRM tumbuh 18,6%

JAKARTA. Pada tiga bulan pertama tahun ini, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat kenaikan laba bersih 18,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Produsen rokok nasional ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,1 triliun pada kuartal pertama 2011, dibanding kuartal satu tahun sebelumnya senilai Rp 927,9 miliar.

Perseroan juga menyebut, angka penjualannya naik dari Rp 8,59 triliun di kuartal satu tahun lalu menjadi senilai Rp 9,48 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.

Adapun, hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, saham GGRM naik 0,25% ke level Rp 40.350 per saham.

Credit Suisse pangkas proyeksi menjadi netral, saham BBCA tumbang 3,3%

JAKARTA. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tumbang setelah Credit Suisse Group AS memangkas proyeksi saham ini dari overweight menjadi netral.

Hingga penutupan perdagangan di sesi pertama, saham BBCA turun 3,29% ke level Rp 7.350 per saham. Ini penurunan terbesarnya lebih dari satu bulan terakhir.

Bahan baku naik, laba bersih ICBP tumbuh 17,8% di kuartal I

JAKARTA. Selama tiga bulan pertama tahun ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan kenaikan laba bersih 17,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Perseroan mengantongi laba bersih senilai Rp 433,5 miliar, dibanding kuartal pertama tahun sebelumnya senilai Rp 368,1 miliar.

Kenaikan laba ini ditopang naiknya penjualan bersih pada kuartal pertama 2011 menjadi Rp 4,71 triliun, atau tumbuh tipis 8,6% dari kuartal yang sama di 2010 senilai Rp 4,34 triliun. Pertumbuhan penjualan ini didorong volume serta harga jual rata-rata yang lebih tinggi.

Divisi mi instan dan dairy berkontribusi 88% terhadap penjualan bersih. Sedangkan, tiga divisi lain, yaitu penyedap makanan, makanan ringan serta nutrisi, dan makanan khusus menyumbang 12%.

Laba kotor naik tipis 6,1% menjadi Rp 1,20 triliun. Namun, kenaikan biaya bahan baku menyebabkan marjin laba kotor turun dari 26,2% menjadi 25,6% pada kuartal pertama tahun ini. Selanjutnya, laba usaha juga hanya naik tipis 5,6% menjadi Rp 614,8 miliar. Marjin laba usaha pun turun dari 13,4% menjadi 13,1% di tiga bulan pertama tahun ini.

Direktur Utama dan CEO ICBP Anthoni Salim menyebut, meski biaya bahan baku naik karena kenaikan harga komoditas, namun perseroan bisa mengawali tahun ini dengan kinerja cukup bagus.

Anthoni berharap prospek perekonomian Indonesia akan tetap baik di tahun ini, sehingga bisa mendukung pertumbuhan industri makanan dalam kemasan. "Kami dalam posisi yang baik untuk mengambil peluang dari potensi pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini.

JP Morgan naikkan proyeksi, BUMI naik ke level tertinggi 31 bulan

JAKARTA. Saham PT BUmi Resources Tbk (BUMI) melesat ke level tertinggi 31 bulan. BUMI menjadi incaran investor setelah JP Morgan Chase & Co. menaikkan proyeksi harga saham ini dari Rp 4.000 per saham menjadi Rp 4.500 per saham, pada hari ini.

Saham produsen batubara terbesar di Indonesia ini naik 2,2% ke level Rp 3.425 per saham, pada pukul 11.14 WIB. Ini level penutupan tertingginya sejak 25 September 2008.

Cantiknya Saham INDY dan BUMI

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Ekspektasi para pelaku pasar terhadap harga batubara dunia, hingga hari ini, masih positif. Tapi kenapa saham-sahamnya jalan di tempat?

Seiring tingginya haga minyak dunia, plus gonjang-ganjing politik yang terjadi di sejumlah negara produsen, harga batubara pun terus menanjak. Mereka memprediksi, harga batubara dunia bakal menyentuh level US$130-140 per ton tahun ini. Tapi anehnya, ramalan itu tidak terlalu mempengaruhi harga saham-sahamnya yang beredar di pasar.

Saham PT Adaro Energy (ADRO) misalnya, boleh dibilang begitu-begitu saja. Bahkan dibanding dengan pembukaan di awal tahun (Rp 2.700), efek ini mengalami penurunan 17,5%. Saham Indo Tambangraya Megah pun sami mawon. Dibanding awal tahun, harganya malah merosot 12%.

Hal serupa terjadi pada efek-efek batubara lainnya, seperti PT Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Indika Energy (INDY), PT Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN) dan PT Harum Energy (HRUM).

Kalau tidak turun, harga saham-saham itu cenderung jalan di tempat. Hanya PT Bumi Resources (BUMI) yang menunjukkan penguatan cukup signifikan, karena selama empat bulan terakhir berhasil menguat 7,2%.

Ada apa gerangan? “Ini lantaran saham-saham batubara masih dalam masa konsoldasi,” kata seorang kepala riset di sebuah sekuritas asing. Ia begitu yakin, harga efek-efek itu akan kembali mengalami penguatan paling tidak, di pertengahan tahun ini. “Sebab permintaan batubara dunia masih tetap tinggi. Jadi tak ada alasan untuk tidak menguat,” tuturnya.

Ada dua saham batubara yang palling banyak mendapatkan rekomendasi beli dari para analis. Salah satunya adalah efek terbitan INDY. Pertimbangannya, dengan price earning ratio (PER) 9,9 kali, INDY merupakan saham batubara termurah di Asia Tenggara. Untuk itu, sejumlah analis memasang target harga di kisaran Rp5.400-5.600.

Dengan kata lain, jika dibandingkan dengan harga yang terbentuk saat ini, INDY masih memiliki potensi penguatan sebesar 34-39%. “Itu untuk target sampai akhir tahun,” kata analis lainnya.

Saham batubara lainnya yang memperoleh rekomendasi beli yang cukup kuat adalah BUMI. Mirip dengan INDY, perusahaan yang berada di bawah naungan Bakrie Group ini juga banyak melakukan corporate action. Sehingga sampai akhir tahun sahamnya ditargetkan akan bergerak menuju Rp 4.800. [mdr]

Bentoel Cetak Laba Bersih Naik 210,45%

INILAH.COM, Jakarta - PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 210,45% menjadi Rp111,67 miliar pada kuartal 1-2011 dari Rp35,97 miliar pada periode serupa 2010.

Kenaikan laba bersih kuartal 1-2011 ini didukung kenaikan laba usaha perseroan yang naik menjadi Rp184,78 miliar dari Rp102,63 miliar pada periode serupa 2010. Penghasilan bunga perseroan juga naik signifikan menjadi Rp2,72 miliar pada kuartal 1-2011 dari Rp518 juta pada kuartal 1-2010.

Pendapatan bersih perseroan juga naik menjadi Rp2,23 triliun pada kuartal 1-2011 dari Rp2,04 triliun pada kuartal 1-2010.

Kewajiban lancar perseroan juga naik dari Rp1,22 triliun pada kuartal 1-2010 menjadi Rp1,33 triliun pada kuartal 1-2011. Sedang jumlah ekuitasnya mencapai Rp2,24 triliun.

Buana Listya Tama Raih Restu Listing di BEI

Foto: Widi Agustian/okezone
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menyetujui anak usahanya PT Buana Listya Tama untuk listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Mei mendatang.

Hal ini disampaikan Presiden Direktur BLTA Widihardjo Tanudadja ketika ditemui wartawan usai RUPS BLTA, di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Jumat (29/4/2011).

"Hampir semua pemegang saham sepakat dengan rencana listing ini. Tujuan kami melakukan IPO agar kami bisa berkonsentrasi pada pengiriman gas dan bahan kimia cair ke dalam dan ke luar negeri," ujarnya.

Selanjutnya, perseroan akan memfokuskan diri dalam pengiriman gas ke luar negeri. Sementara anak usahanya Buana Listya Tama akan melayani pengiriman di dalam negeri. Saat ditanyakan mengenai anggaran belanja modal perseroan, harga saham perdana, dan investor yang sudah memesan saham, pihaknya belum bisa menjawab pasti.

"Semua masih belum pasti angkanya karena sekarang kami masih dalam agenda roadshow di lima negara yaitu Singapura, Kuala Lumpur, New York, Hong Kong, dan London," tutupnya.

Penurunan 108 saham bikin indeks bertekuk lutut di sesi I

JAKARTA. Setelah dibuka melesat pada pembukaan tadi pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melorot. Pada pukul 11.30, indeks tercatat turun 0,29% menjadi 3.797,994. Sekitar 108 saham ditransaksikan turun. Sementara, hanya 69 saham yang naik, sementara 89 saham lainnya tak banyak berubah.

Mayoritas sektor juga terbakar. Penurunan terbesar dialami sektor infrastruktur sebesar 0,76%. Baru kemudian disusul oleh sektor keuangan dan konstruksi dengan penurunan masing-masing sebesar 0,59% dan 0,55%. Volume transaksi yang tercatat di sepanjang sesi I sebanyak 2,273 miliar saham senilai Rp 2,023 triliun.

Saham-saham yang menjadi top losers antara lain: PT Rukun Raharja (RAJA) yang melorot 7,59% menjadi Rp 730, PT Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) turun 4,76% menjadi Rp 300, dan PT Hanson International (MYRX) yang turun 4,76% menjadi Rp 200.

Sedangkan di posisi top loser terdapat PT Pudjiadi Prestige (PUDP) yang naik 24,71% menjadi Rp 530, PT Sinar mas Multiartha (SMMA) naik 23,40 menjadi Rp 2.900, dan PT Indospring (INDS) yang naik 19,57% menjadi Rp 11.000.