Senin, 16 Mei 2011

SMDR alokasikan belanja modal Rp 1,5 triliun

JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) telah menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun tahun ini. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk menunjang pengembangan bisnis perusahaan.

Asmari Herry, Direktur Operasional SMDR, menjelaskan capex tersebut akan dialokasikan ke tiap lini bisnis. Besaran alokasi disesuaikan dengan proyeksi kontribusi setiap lini bisnis perusahaan pelayaran ini.

Asmari tidak menyebutkan porsi alokasi capex untuk tiap lini bisnis. Yang jelas, SMDR menargetkan bisnis pengiriman barang kontainer di lingkup regional alias regional container akan memberikan kontribusi sebesar 57% terhadap total pendapatan tahun ini.

Untuk bisnis logistik, SMDR menargetkan lini ini bisa menyumbang pendapatan 12%. SMDR juga menargetkan bisnis agensi dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan sebesar 21% dan bisnis terminal sebesar 11%.

Demi mendukung jasa pengiriman, SMDR akan menambah dua kapal jenis supramax, yakni kapal tanker berukuran 50.000-60.000 deadweight tonnage (DWT). Total investasi pembelian kapal ini mencapai US$ 100 juta. Kapal ini akan digunakan untuk mengangkut komoditas, misal batubara. Kapal tersebut sudah dikirim pada bulan Maret dan April lalu.

SMDR juga berencana mengakuisisi tiga kapal kontainer dengan kapasitas 1.060 twenty foot equivalent units (TEUs). Total nilai akuisisi tiga kapal ini sebesar US$ 40 juta.

Kembangkan pusat logistik

Dengan tambahan kapal-kapal tersebut, armada kapal SMDR menjadi lebih dari 60 unit kapal. "Saat ini SMDR telah memiliki 20 kapal kontainer untuk internasional dan 12 kapal kontainer untuk domestik," kata David Batubara, Wakil Presiden Direktur SMDR, Kamis lalu (12/5).

Perusahaan pelayaran ini juga memiliki kapal bulk dan breakbulk sebanyak lima unit, kapal tanker gas dan liquid 13 unit serta tujuh unit kapal penunjang kegiatan offshore.

SMDR juga akan menggunakan belanja modal untuk pengembangan pusat logistik. Saat ini, Samudera Indonesia mengembangkan pusat logistik, antara lain di Jakarta, Samarinda, Surabaya dan Makassar.

Direktur Keuangan SMDR, Anwarsyah Batubara membeberkan, sekitar 20%-30% sumber pendanaan belanja modal menggunakan kas internal. Untuk memenuhi sisanya, SMDR akan mencari pinjaman perbankan. "Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk opsi penerbitan obligasi atau dari pasar ekuitas," imbuh dia.

Berbagai ekspansi yang disiapkan SMDR bakal berpengaruh positif bagi kinerja keuangannya. Maklum, beberapa rencana ekspansi dapat dilakukan langsung tahun ini.

Karena itulah, SMDR optimistis pendapatannya tahun ini bisa naik 20% dari pencapaian tahun lalu. Di 2010, total pendapatan SMDR sebesar Rp 4,33 triliun. Apalagi, "Pemulihan ekonomi global akan meningkatkan volume pengiriman," kata Masli Mulia, Presiden Direktur SMDR. Sayang, SMDR menolak menyebut target laba bersih tahun ini.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada melihat pertumbuhan ekonomi global akan meningkatkan permintaan pengiriman barang. Namun, ia memperkirakan pengaruhnya pada kinerja SMDR tidak akan besar.

Pasalnya, persaingan usaha pelayaran saat ini cukup ketat. "Meski pendapatan SMDR meningkat, jasa pengiriman justru turun," ujar Reza.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga akan ikut menekan kinerja perusahaan. Reza memperkirakan, biaya BBM setara dengan 40% dari total biaya operasional Samudera Indonesia.

Reza memprediksi pendapatan SMDR cuma tumbuh sekitar 3,39% tahun ini. Tahun lalu pun pendapatan SMDR hanya naik tipis 1,64%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar