Senin, 09 Mei 2011

Tenaga Kerja AS Angkat Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney – Bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan awal pekan, Senin (9/5). Hal ini disebabkan pertumbuhan sektor tenaga kerja di perekonomian terbesar dunia, Amerika Serikat (AS).

Kepala Strategi Investasi AMP Capital Investors Ltd., Shane Oliver menilai, payroll yang diatas ekspektasi merupakan bukti perekonomian AS menjadi lebih berkesinambungan. “Lebih banyak yang bekerja berarti lebih banyak belanja. Artinya, lebih banyak laba,” ujarnya.

Indeks Komposit Morgan Stanley (MSCI) Asia Pasifik (APAC) naik 0,1% ke 137,74 dengan rasio yang sama untuk saham melemah dan menguat.

Indeks ini merosot 1,4% sepanjang pekan lalu, setelah bank sentral sejumlah negara menaikkan suku bunganya. Selain laporan tenaga kerja dari AS yang mengindikasikan melambatnya pemulihan ekonomi negara tersebut.

Indeks Nikkei di Jepang merosot 0,7% di hari keduanya karena spekulasi pemerintah akan menutup PLTN yang berada di atas patahan rawan gempa. Sebaliknya, bursa Australia naik 0,3% dan indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,5%, pertama kalinya dalam sembilan hari.

Payroll AS naik 244 ribu pekerja per bulan lalu atau kenaikan terbesar sejak Mei 2010. Para ekonom memprediksikan kenaikan untuk April 2011 hanya 185 ribu, berdasarkan median survei Bloomberg. Jumlah pekerja naik terbanyak dalam lima tahun terakhir, pengangguran mencapai 9%.

Produsen minyak lepas pantai terbesar China, Cnooc Ltd., naik 1,7% karena rebound harga minyak dari titik mingguan terendahnya sejak 2008. Produsen migas terbesar ketiga Australia, Santos Ltd., naik 1,7% di Sydney.

PetroChina Co. yang perusahaan minyak terbesar negara itu, naik 1,7%. Produsen minyak terbesar Australia, BHP Billiton Ltd., naik 0,4% dan perusahaan migas terbesar kedua Negeri Kanguru, naik 1,2%. Sektor energi mencatat kenaikan tertinggi di MSCI APAC hari ini.

Produsen tembaga terbesar China, Jiangxi Copper Co., naik 1,2%. Sedangkan perusahaan tambang terbesar kedua dunia berdasarkan penjualannya, Rio Tinto Group, menguat 0,6%. Produsen pakaian yang lebih dari 20% penjualannya di Eropa, Billabong International Ltd., naik 1,5%.

Bank Eropa yang memiliki pangsa pasar terbesar, HSBC Holdings Plc, menguat 1,1% setelah Yunani menyangkal akan keluar dari blok Uni Eropa. Perusahaan jasa korporasi Australia, Spotless Group Ltd. melonjak 13% setelah menerima tawaran akuisisi.

Diantara saham-saham melemah, kilang bir terbesar kedua Jepang, Kirin Holdings Co., mencatat pelemahan terbesar diantara perusahaan-perusahaan yang menderita sejak gempa 9,0 SR pada 11 Maret lalu, yakni 4%.

Chubu Electric Power Co. anjlok 10% karena PM Jepang Naoto Kan mengumumkan rencana menutup PLTN Hamaoka milik perusahaan tersebut. Tohoku Electric Power Co., turun 2,1% karena membukukan kerugian full year akibat gempa Jepang. Produsen otomotif terbesar dunia, Toyota Motor Corp., turun 0,5%. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar