Rabu, 06 Juli 2011

Demi efisiensi, LPPF merger dengan Meadow

JAKARTA. Setelah dilepas induknya PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) Januari tahun lalu, PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) mulai mengambil langkah strategis. Emiten itu berniat melakukan merger dengan pemegang saham mayoritasnya, yaitu PT Meadow Indonesia.

Seiring proses ini, kepemilikan saham Meadow di LPPF sebesar 98,15% akan beralih ke induknya: Asia Color Company Ltd (ACC) dan Meadow Asia Company Ltd (MAC).

Nantinya, ACC akan akan mengempit 97,17% saham LPPF, sedangkan MAC kebagian 0,98% saham LPPF. Sedang porsi kepemilikan investor publik tetap 1,85%.

Merger ini akan mengakibatkan MAC dan ACC mengalami penurunan porsi kepemilikan saham atau dilusi. Sebelumnya, MAC dan ACC memiliki saham Meadow masing-masing sebesar 99,99% dan 0,1%.

Manajemen LPPF akan membawa rencana merger ini pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Agustus mendatang. Emiten itu berharap, merger sudah bisa efektif pada September 2011.

Miranti Andiyana, Sekretaris Perusahaan LPPF menjelaskan, Meadow merupakan pemasok produk yang digunakan Matahari sebagai private label. Meadow memasok 14 merek. “Dengan merger ini, kepemilikan atas merek dagang serta logo yang selama ini disuplai Meadow beralih ke LPPF," kata Miranti, Selasa (5/7). Dia mengatakan, selama ini beberapa produk Matahari yang menjadi private label di suplly oleh MI. Nah, dengan merger ini kepemilikan atas merek dagang serta logo-logo yang selama ini disuplai MI akan kepemilikannya akan beralih kepada LPPF.

Bebas ongkos royalti

Dengan begitu perjanjian lisensi yang selama ini dilakukan antara LPPF dengan MI akan berakhir. "Selama ini kita membayar royalti fee kepada MI, dengan merger ini kita tidak perlu membayar royalti fee lagi," ujar Minarnti kepada KONTAN, kemarin (5/7). Jadi, dari segi efisiensi cost, menjadi keuntungan LPPF.

Merger ini sekaligus mengakhiri perjanjian lisensi antara LPPF dengan Meadow. Kini, LPPF tak perlu lagi membayar royalti fee ke Meadow. Bagi LPPF ini berarti efisiensi.

Sekadar gambaran, LPPF harus mengeluarkan uang untuk beban royalti atas private label senilai Rp 19,23 miliar sepanjang 2010.

Sejatinya, LPPF mendapatkan merek tersebut ketika MPPA menjual kepemilikannya ke Meadow.

Sebetulnya, merek-merek yang dimiliki MI itu didapatkan pasca MI membeli 98,15 saham LPPF dari PT Mtahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang merupakan pemilik LPPF terdahulu. Saat ini, Meadow sedang dalam proses untuk mendapatkan pengalihan empat merek dagang lainnya yang masih berada di tangan MPPA.

Miranti menambahkan, merger tidak akan mengubah target LPPF. Alasannya, tidak ada pemilik baru yang masuk dalam proses ini.

Richard Gibson, Direktur LPPF pernah mengungkapkan, target pendapatan perusahaan ritel itu di tahun ini adalah tumbuh dua digit dari pencapaian di tahun lalu. Sepanjang 2010, LPPF berhasil membukukan laba bersih Rp 624,5 miliar, melonjak dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu rugi Rp 18,314 miliar.

LPPF berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih tinggi karena pendapatannya melonjak menjadi Rp 4,09 triliun. Padahal, tahun sebelumnya, perusahaan ini hanya membukukan pendapatan Rp 366,6 miliar. Rinciannya, sebesar 70% pendapatan bersumber dari aktivitas konsinyasi, dan sisanya direct purchase.

Demi mendongkrak kinerja di tahun ini, LPPF menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 450 miliar.

T. Hendri Andrean, Kepala Riset Woori Korindo Securities memandang, merger LPPF dan Meadow tidak akan bergaung nyaring di bursa. Alasan dia, saham LPPF yang beredar di tangan investor publik kecil.

"Ini hanya akan berdampak terhadap kinerja LPPF. Emiten itu sekarang tidak perlu lagi mengeluarkan royalti fee," ujar Hendri.

Namun Hendri menilai, imbas penghematan royalti terhadap kinerja LPPF juga tidak terlalu besar. Maklumlah, biaya royalti yang harus ditanggung terbilang mini.

Sepanjang kuartal I-2011, pencapaian kinerja LPPF juga tidak buruk. Perusahaan ini berhasil mencatat penjualan Rp 498, 29 miliar. Angka ini naik 10% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 452,57.

LPPF berhasil memetik laba bersih senilai Rp 118,59 miliar selama tiga bulan pertama. Jika dibandingkan dengan laba perusahaan setahun sebelumnya, berarti LPPF menikmati pertumbuhan laba 48,40%.

Harga LPPF pada penutupan Selasa (5/7) adalah Rp 2.400 per saham, tidak mengalami perubahan dibanding hari sebelumnya. Sebagai gambaran, harga saham LPPF kemarin berada di level Rp 2.400 per sahamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar