Selasa, 16 Agustus 2011

Taro dijual, kinerja UNVR akan tetap tumbuh

JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) optimistis dapat mempertahankan kinerja keuangannya meski baru saja melepas salah satu portofolio bisnisnya, Taro Snack, ke PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Sekretaris Perusahaan UNVR, Sancoyo Antarikso mengatakan, Perseroan meyakini portofolio bisnis utama yaitu kategori home and personal care dan food and beverages dapat menutupi kontribusi yang hilang setelah dijualnya Taro. Pada semester I-2011, segmen home and personal care menyumbang penjualan sebesar Rp 8,39 triliun atau sekitar 73,15% dari total penjualan Perseroan yaitu Rp 11,46 triliun. Sedang segmen food and beverages menyumbang penjualan sebesar Rp 3,08 triliun atau 26,85% dari total penjualan.

Di samping itu, produk perawatan tubuh yang baru diakuisisi UNVR beberapa bulan lalu yaitu Sara Lee sudah mulai berkontribusi pada penjualan Perseroan. Sancoyo bilang, kontribusi Sara Lee saat ini memang masih rendah. Namun, Perseroan meyakini kontribusi Sara Lee akan terus meningkat karena merek ini memiliki citra yang kuat di mata konsumen. "Sara Lee dan portofolio lainnya pasti bisa mengompensasi penjualan Taro," ujar Sancoyo kepada KONTAN, Senin (15/8).

Dua hal itu diyakini dapat terus mengerek kinerja keuangan UNVR yang selama ini terbilang bagus. Pada paruh pertama tahun ini misalnya, UNVR mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 15,54% menjadi Rp 11,46 triliun. Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp 2,07 triliun, naik 16,84% dari semester I-2010 yaitu Rp 1,77 triliun.

Kinerja keuangan seperti itu diyakini akan terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan masyarakat. Sayangnya, Sancoyo enggan membeberkan target pertumbuhan penjualan maupun laba bersih Perseroan hingga akhir tahun ini. "Kami tidak bisa beberkan target jangka pendek seperti itu, tapi itu pasti akan meningkat dibandingkan semester I," kata Sancoyo.

UNVR juga terus menajamkan radar untuk mengendus kesempatan mengakuisisi perusahaan lain guna mengganti keberadaan Taro. UNVR sangat membuka kemungkinan untuk mengakuisisi perusahaan lain jika portofolio bisnis dan harganya cocok. Sayangnya, Sancoyo enggan membeberkan perusahaan mana saja yang sedang diincar oleh Perseroan.

Sebagai informasi, pada Jumat (12/8), UNVR dan AISA menandatangani conditional sale and purchase agreement (CSAP) Taro Snack, dengan nilai transaksi ditaksir mencapai Rp 200 miliar. Keputusan UNVR menjual Taro bertujuan untuk menyelaraskan portofolio UNVR dengan prinsipal global. Maklum saja, selama ini, hanya Unilever Indonesia yang punya segmen usaha makanan ringan.

UNVR juga memandang divisi makanan ringan itu kurang berkembang. Selama ini, kontribusi Taro ditaksir hanya sekitar 2% dari total penjualan Perseroan. Hal inilah yang membuat Perseroan memutuskan untuk menjual divisi itu ke AISA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar