Senin, 21 November 2011

Bagaimana Arah IHSG Pekan Ini?

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak labil ditengah krisis Eropa yang semakin tidak menentu sepanjang pekan lalu. IHSG yang sempat mantap menguat di level 3.800 di awal pekan akhirnya terpangkas di akhir pekan karena situasi di Eropa yang tidak berkesudahan.

Mengawali perdagangan pekan lalu, IHSG sempat menguat tajam dan mantap melangkah di level 3.800. Namun seiring situasi krisis Eropa yang tidak menentu, terutama setelah terpilihnya Perdana Menteri Italia dan Yunani yang baru, IHSG selanjutnya mengikuti bursa global yang melemah.

Terus menanjaknya imbal hasil surat utang di Eropa membawa sentimen negatif ke pasar global. IHSG pun tak luput dari sentimen itu, sehingga pada akhir pekan ditutup melemah di bawah level 3.800. Berikut pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu:
  • Senin (14/11/2011), IHSG menanjak 54,155 poin (1,43%) ke level 3.833,040.
  • Selasa (15/11/2011), IHSG menipis 19,198 poin (0,51%) ke level 3.813,842.
  • Rabu (16/11/2011), IHSG naik super tipis 0,248 poin (0,01%) ke level 3.814,090.
  • Kamis (17/11/2011), IHSG terpangkas 21,837 poin (0,58%) ke level 3.792,253.
  • Jumat (18/11/2011), IHSG melemah 37,753 poin (1,00%) ke level 3.754,500.
"Secara keseluruhan minggu lalu kami tidak melihat ada pergerakan yang besar seperti perkiraan. Minimnya data ekonomi di Eropa dan AS membuat sentimen global berputar-putar saja di isu Yunani dan Italia. Sementara data ekonomi Cina sendiri ternyata tidak cukup membantu perubahan sentimen global yang masih goyah," jelas Samuel Ringoringo Ekonom dan Pengamat Pasar Modal dalam reviewnya.

Sementara pada akhir pekan lalu, bursa Wall Street ditutup flat, dengan indeks saham mencatat rekor terburuknya dalam 2 bulan terakhir. Investor menunggu keputusan dari Eropa dan AS untuk mengatasi masalah utangnya.

Pada perdagangan Jumat (18/11/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 25,43 poin (0,22%) ke level 11.796,16. Indeks Standard & Poor's 500 jua melemah 0,48 poin (0,04%) ke level 1.215,65 dan Nasdaq melemah 15,49 poin (0,60%) ke level 2.572,50.

Semuel menjelaskan, sentimen global minggu ini akan fokus pada dua hal baru. Pertama, Yunani semakin ditekan IMF untuk segera menyatakan kesanggupannya memenuhi reformasi fiskal; yang mana berbarengan dengan Jerman yang mulai menyatakan gerah pada lambatnya keputusan Yunani. Sentimen kedua, datang dari konflik Bank Sentral Eropa (ECB) sebagai lender of last resort untuk melakukan pembelian obligasi secara masif. Jerman (lagi-lagi) belum melunak akan tindakan pembelian obligasi ini karena dianggap berpotensi mengganggu objektivitas ECB terhadap lebih dari 13 negara anggota Uni Eropa

"Dari sisi data ekonomi global, rasa-rasanya tidak akan banyak kejutan meskipun Uni-Eropa dan AS akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi mereka. Diprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih akan sama dengan kuartal sebelumnya di angka 2,5% (tahunan), begitu juga dengan Eropa di angka 2,5% (year-on-year). Namun demikian perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan ekonomi AS diprediksi akan semakin baik di akhir tahun nanti, yang tentu memberi optimisme kepada para pelaku pasar di jangka menengah," urainya.

Selanjutnya, dari sisi perekonomian domestik ,sentimen pasar yang bergulir sebenarnya semakin positif terutama terkait dengan semakin yakinnya pasar bahwa suku bunga BI Rate masih berpotensi turun lagi setidaknya hingga ke 5,75% di kuartal kedua 2012. Artinya, lanjut Samuel, potensi investasi di Indonesia semakin menarik untuk beberapa tahun ke depan bersamaan dengan semakin besarnya kemungkinanInvestment Grade Rating di awal tahun depan oleh Moody's dan Fitch.

"Untuk minggu ini kami melihat bahwa investor masih cenderung buy-on-dip aset-aset finansial Indonesia sehingga volatilitas masih akan tetap di sana dalam konteks menanti timing yang tepat. Akibatnya IHSG kami prediksi masih menghadapi tekanan jual dengan level 3700 sebagai titik yang krusial. Tetapi tidak perlu disikapi dengan ketakutan mengingat para pelaku pasar memiliki appetite beli yang cukup besar di sekitar 3.300 - 3.600. Artinya kami masih optimistis bahwa saham-saham pilihan kami akan tetap menghasilkan gain yang menarik," urainya.

Samuel menyarankan agar investor fokus tetap ke sektor-sektor domestik: properti, infrastruktur, domestic retail-trade dan konsumer.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan Jumat kemarin IHSG kembali terkoreksi dan telah break dari garis Support minor uptrendnya. Dari pergerakan indicator, waspadai MACD yang telah membentuk deathcross dan Stochastic yang bergerak downtrend setelah membentuk deathcross. Pada perdagangan Senin (21/11), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3686-3784 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l INDY, MYOR, dan INKP.

Indosurya:
Pada perdagangan Senin (21/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.717-3.736 dan resistance 3.783-3.810. IHSG membentuk double black candle dimana sebelumnya membentuk dragonfly doji . Posisi menyentuh middle bollinger bands . MACD bergerak tipis setelah death cross dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic cenderung menjauhi area overbought. Situasi pasar yang belum sepenuhnya berada dalam kondisi positif membuat pergerakan IHSG tertahan. IHSG akan bergerak flat dan cenderung tipis.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar