Rabu, 23 November 2011

Bagaimana 'Thanksgiving Day' Tentukan Laju IHSG?

INILAH.COM, Jakarta – Posisi IHSG saat ini dinilai berada dalam koreksi dari keseluruhan trend dan bukan bearish. Di antaranya karena faktor Thanksgiving Day dan mendung usai earning season.

Pada perdagangan Selasa (22/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 55,7 poin (1,51%) ke level 3.735,532. Harga intraday tertingginya mencapai 3.736,022 dan terendah 3.671,399. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 11,43 poin (1,76%) ke level 660,02.

Presiden dan pendiri PT Astronacci Internasional Gema Goeyardi menegaskan bahwa posisi IHSG saat ini bukan dalam trend bearish. Menurutnya, dalam menganalisis sebuah trend, harus melihat siklus pergerakannya.

Ia menambahkan, sejak 26 September 2011 (Cycle Bottom) IHSG naik secara signifikan hingga membentuk puncak pada 28 Oktober 2011.Formasi yang terbentuk adalah higher high dan higher low yang menandakan trend dalam kondisi bullish sejak akhir September 2011. “Dalam terminologi wave analisis puncak 28 Oktober 2011 diyakini sebagai wave 3,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (22/11).

Sejak saat itu, lanjut Gema, indeks sudah mempersiapkan akan adanya sebuah koreksi/sideways yang terkenal dengan sebutan wave 4. Pergerakan sideways berlangsung sejak 28 Oktober 2011 dan saat ini merupakan koreksi dari keseluruhan trend dan bukan tren bearish.“Koreksi yang terjadi memiliki peluang menekan IHSG hingga ke level 3.550-3.610 dimana hal ini akan dikonfirmasi saat IHSG tutup dibawah 3,675,” ujarnya.

Mengapa hal ini bisa terjadi?Menurutnya, akan banyak sudut pandang analisis yangmengemuka pekan ini. Mulai dari formasi pattern analisa teknikal, analisa fundamental dan analisa lain tentang kondisi market global.

Tetapi hari ini, Gema akan memberikan beberapa sudut pandang yang cukup unik dan mungkin belum pernah ada sebelumnya. Koreksi IHSG/Dow Jones yang terjadi merupakan bagian dari siklus yang selalu berulang setiap tahunnya. “Untuk kali ini, ada beberapa sudut pandang yang mungkin akan Anda sukai,” ucapnya.

1. Thanksgiving Day

Mungkin Anda hampir tidak pernah memikirkan atau bahkan mengenal Thanksgiving day. Perayaan yang dikenal dengan ayam kalkun ini telah ada sejak abad ke-16 di Amerika Serikat dan hingga sekarang menjadi hari libur nasional.

Thanksgiving Day dirayakan pada tanggal 24 November setiap tahunnya dan secara mengejutkan hal ini berhubungan dengan siklus pasar saham di Amerika Serikat dan Indonesia. Thanksgiving dimana orang saling berbagi kasih dengan memberi sebagian apa yang mereka punya kepada sesamanya yang membutuhkan. Hal itu sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas pemeliharaan-Nya dalam kehidupan manusia.

Gema menambahkan, jika Anda perhatikan dengan seksama, pada 24 November 2007, 2008, 2009, dan 2010 Anda akan terkesan dengan adanya fakta bahwa sekitar hari Thanksgiving (+2 hari) harga index IHSG mengalami pembentukan bottom dan juga akhir dari 5 hari koreksi signifikan.

Index IHSG naik cukup kencang hanya beberapa hari setelah perayaan Thanksgiving ini. Di tahun 2011, menjelang hari raya ini IHSG mulai turun dari puncak 28 Oktober 2011 dan bergerak melemah dalam wave 4. Jika harga terus cenderung melemah, kemungkinan besar IHSG akan menemukan bottom baru menjelang hari Thanksgiving ini.

2. Cloudy After Earning Season

Dari tahun ke tahun musim laporan keuangan selalu memberikan sensasi khusus untuk pergerakan harga saham. Seringkali Anda mendapat keuntungan cukup besar 1 minggu sebelum emiten/perusahaan mengumumkan keuntungannya kepada publik.

Tetapi pernahkah Anda meneliti apa yang terjadi setelah berita dipublikasi? Menurutnya, ini menyangkut teori dasar tentang “Diffusion of Information Value” dimana berita tersebut menjadi tidak berharga lagi setelah dipublikasi dan berubah menjadi pemicu perubahan arah tren.

Jika anda lihat dari setiap earning season per kuartal khususnya kuartal 2 dan 3, biasanya akan terjadi koreksi yang cukup signifikan 1 minggu setelahnya dan kemudian harga akan mengalami penyesuaian kembali untuk mengejar nilai wajarnya.

IHSG saat ini baru saja melewati musim laporan keuangan dan sedang berjalan ditengah-tengah koreksi yang baru saja dibicarakan. Saham yang akan terpukul adalah saham yang memiliki kinerja keuangan baik di kuartal 3 2011. “Setelah harga turun, tidak dalam waktu yang terlalu lama secara natural akan terjadi penyesuaian harga untuk kembali ke harga wajar berdasarkan kinerja perusahaan di kuartal 3 tersebut,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar