Rabu, 16 November 2011

Wall Street Terangkat Data Positif AS

New York - Bursa Wall Street berbalik arah menguat meski tipis, didorong oleh sentimen positif segera terbentuknya pemerintahan baru Italia dan juga data ekonomi positif AS.

Saham-saham yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi memimpin reli, dengan saham sektor teknologi dan industri mencatat kinerja terbaiknya. Saham Apple naik lebih dari 2,5%.

Pasar sempat mengkhawatirkan memburuknya krisis di Eropa menyusul meningkatnya imbal hasil surat utang Italia hingga kembali menembus 7%. Prancis yang selama ini dinilai tidak bermasalah, juga ikut-ikutan kena imbas kenaikan imbal hasil surat utang.

Namun terbentuknya pemerintahan baru di bawah pimpinan Perdana Menteri Mario Monti memberikan harapan baru. Monti diperkirakan merampungkan proses pembentukan kabinet baru kurang dari 3 hari, atau lebih cepat dari kondisi normal.

"Rasa darurat dalam membentuk pemerintahan baru telah memberikan kelegaan di pasar," ujar Quincy Krosby, analis dari Prudential Financial seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/11/2011).

"Selama kabar yang keluar dari Eropa kurang dramatis, hal itu akan memberikan kesempatan kepada pasar di AS untuk fokus pada data domestik. Dan angka ritel telah memberikan korelasi yang sangat positif di pasar," tambahnya.

Pada perdagangan Selasa (15/11/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 17,18 poin (0,14%) ke level 12.096,16. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 6,03 poin (0,48%) dan Nasdaq menguat 28,98 poin (1,09%) ke level 2.686,20.

Data positif dari AS adalah dari angka penjualan ritel yang meningkat selama Oktober, berkat meningkatnya penjualan berang-barang elektronik dan terapan. Indeks manufaktur kunci di New York juga melonjak pertama kalinya dalam 6 bulan, sehingga memperlihatkan membaiknya kondisi bisnis.

Namun positifnya Wall Street dibayangi oleh terus meningkatnya tingkat imbal hasil surat utang Eropa. Setelah Italia, imbal hasil atau yield surat utang Spanyol dan Prancis juga meningkat. Hal itu menunjukkan stabilitas pasar dapat menguap jika rencana Italia membentuk kabinet baru tak mampu meredam kekhawatiran pasar.

"Yang berbahaya adalah bahwa krisis ini, seperti kebanyakan, berbalik menjadi uang receh dan meledak dengan sangat, sangat cepat," ujar Oliver Pursche, president Gary Goldberg Financial Services.

Perdagangan berjalan sepi dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 6,3 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 8 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar