Selasa, 20 Desember 2011

Kondisi Korut Bebani Kepercayaan Bisnis di Korsel

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kematian Kim Jong-il dan risiko ketidakstabilan di Korea Utara mungkin membebani kepercayaan bisnis dan konsumen di Korea Selatan sebagaimana peringatan bank sentral terkait ancaman terhadap pertumbuhan dan ekspor yang goyah.

Menteri Keuangan Bahk Jae Wan kemarin berjanji melakukan antisipasi jika diperlukan untuk mendukung pasar keuangan dan ekonomi akibat kejatuhan won dan saham. "Bank sentral akan "memantau" perkembangan dan menstabilkan pasar jika diperlukan," ujar Gubernur Bank Sentral Choong Soo Kim.

Pergerakan menuju suksesi Kim Jong Un setelah kekuasaan ayahnya selama 17 tahun adalah gangguan bagi para pejabat Korea Selatan untuk mengarahkan masyarakat mereka melewati perlambatan ekspor yang dipicu oleh krisis utang Eropa. Pemerintah meramalkan bahwa pengiriman akan tumbuh pada tahun 2012 kurang dari setengah dari kecepatan tahun ini dan bank sentral mengatakan pada 8 Desember bahwa risiko downside bagi perekonomian dominan.

"Transisi Korea Utara dapat merusak rasa percaya diri dalam jangka pendek," kata Kwon Young Sun, ekonom di Nomura Holdings Inc yang bekerja di bank sentral selama 14 tahun hingga 2006. Dia menambahkan bahwa pemerintah akan "melakukan apa pun" untuk meningkatkan sentimen jika perlu.

Indeks Kospi (KOSPI) naik 0,8 persen pada pukul 01:00 waktu setempat hari ini setelah merosot 3,4 persen kemarin, penurunan terbesar dalam lima minggu. Kematian Kim memicu keprihatinan yang memungkinkan adanya perebutan kekuasaan di negara yang secara teknis masih dalam perang dengan Korsel ini.

"Risiko dari Korea Utara meningkat tajam," kata Bahk di Seoul. "Korea Selatan telah pulih dengan cepat dari goncangan masa lalu Korea Utara," tambahnya.

"Ini terlalu dini untuk mengatakan bagaimana situasi akan berkembang setelah kematian Kim Jong-il, namun perkembangan politik membutuhkan perhatian yang lebih dekat," kata Fitch Ratings dalam sebuah pernyataan kemarin.

Fitch, Standard & Poor dan Moody `s Investors Service tidak melihat implikasi langsung untuk rating kredit Korea Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar