Rabu, 05 Januari 2011

Financial Data - AALI

Date : Jan 05 2011, 14:59
Title : Financial Data - AALI


Code AALI
Sector Agriculture
SubSector Plantation
L.Date 09 December 1997
E.Date 21 November 1997
Nominal 500
IPO Price 1550
IPO Shares 125.80 M
IPO Amount 194.99 B
FS Date 30 September 2010
FYE December
I.Shares 1.57 B
Mkt.Cap 41.02 T
Sales 5.72 T
Assets 8.51 T
Liability 1.58 T
N.Profit 1.23 T
PER* 25.05
EPS* 1040
BV 4269
PBV 6.10
NAVS 5404
DER 0.23
ROE(%)* 24.36
ROA(%)* 19.24
NPM(%) 21.47
* Annualised

BI rate bertahan di 6,5%

Date : Jan 05 2011, 14:29
Title : News Story
Header : BI rate bertahan di 6,5%


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan suku bunga acuan
Bank Indonesia (BI rate) tetap sebesar 6,5%. Besaran suku bunga acuan ini sudah
bertahan sejak 1,5 tahun lalu atau yang ke-18 kalinya.
Keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI rate sebesar 6,5% sesuai dengan
perkiraan para analis sebelumnya. Hasil survei Bloomberg menyebutkan, sebanyak
13 dari 15 ekonom yang mereka survei memperkirakan BI rate bakal tetap di level
6,5% pada bulan ini. Tingkat BI rate sebesar 6,5% itu sudah bertahan sejak
Agustus 2009.
[ Nina Dwiantika ]

KONTAN Wed, 05 Jan 2011 ( 14:22:22 WIB )


=======================================================================================

MASA bakal akuisisi perusahaan perkebunan?

Date : Jan 05 2011, 12:24
Title : News Story
Header : MASA bakal akuisisi perusahaan perkebunan?


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Lama tidak terdengar kabarnya, PT Multistrada Arah Sarana Tbk
(MASA) kembali di goyang rumor panas. Memasuki tahun 2011, seorang sumber
KONTAN membisikkan, produsen ban merek Achiles tersebut sedang bernegoisasi
untuk membeli perusahaan perkebunan.
"Pembelian akan dilakukan dalam waktu dekat," tuturnya kepada KONTAN, Rabu
(5/1). Nantinya, hasil perkebunan yang utamanya memproduksi karet, bakal
menopang kebutuhan bahan baku MASA dimasa yang akan datang.
Maklum saja, saat ini MASA tengah membangun pabrik ban baru seluas 100
hektare (ha) di wilayah Cikarang. Pabrik ban berkapasitas 30.000 unit per hari
itu, direncanakan mulai beroperasi pada semester I-2010.
Namun sayang, sang empunya rumor tidak mengetahui lokasi perkebunan yang
tengah diincar MASA. Termasuk estimasi harga pembelian perusahaan perkebunan
itu.
Saat dikonfirmasi, pihak MASA tidak dengan tegas menyanggahnya. Presiden
Direktur MASA, Pieter Tanuri enggan berkomentar. "Saya no comment dulu,"
ujarnya.
Sementara Even Go, Kepala hubungan investor MASA mengatakan, belum
memperoleh informasi mengenai kabar itu dari manajemen MASA. "Saya akan coba
pastikan, apakah memang benar ada rencana seperti itu," pungkasnya.
[ Yuwono Triatmodjo ]

KONTAN Wed, 05 Jan 2011 ( 12:12:45 WIB )


=======================================================================================

Diisukan bakal dikerek ke level Rp 2.000, saham KRAS bergerak fluktuatif

Date : Jan 05 2011, 11:55
Title : News Story
Header : Diisukan bakal dikerek ke level Rp 2.000, saham KRAS bergerak fluktuatif


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Saham PT Krakatau Steel (KRAS) bergerak fluktuatif hari ini.
Saham KRAS sempat ditransaksikan di level terendah Rp 1.230 atau turun 2,4% dan
di level tertinggi di posisi Rp 1.270 atau naik 0,8%. Namun pada pukul 11.19,
saham KRAS ditransaksikan dengan penurunan 0,79% menjadi Rp 1.250.
Dari perbincangan di sejumlah milis, saham KRAS dikabarkan akan dikerek
hingga mencapai level Rp 2.000. "Sepertinya target harga Rp 2.000 bisa dicapai
dalam sepuluh hari ke depan," kata salah seorang anggota milis.
Namun, menurut salah seorang sumber KONTAN yang tak mau namanya disebut,
kenaikan harga batubara dipastikan akan menaikkan biaya produksi KRAS. "Namun
jika produsen baja lokal, khususnya KRAS, memiliki cadangan cukup dan bisa
memperoleh batubara lebih murah dari kompetitornya, maka akan bisa diuntungkan
dari kenaikan harga baja ini," jelasnya. Sumber KONTAN menambahkan, harga jual
baja pasti naik karena produsen baja global, terutama India dan Jepang,
menurunkan level produksinya.
Kabarnya, analis baru akan merekomendasikan buy untuk saham KRAS jika
investor asing sudah mulai mengoleksi saham ini. Berdasarkan data Bloomberg
pukul 11.30, sejumlah broker yang aktif membeli saham ini antara lain: Sinarmas
Sekuritas senilai Rp 13,59 miliar, Millennium Atlantic Securities senilai Rp
6,17 miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 5,96 miliar.
Sementara, broker-broker yang banyak melepas saham KRAS adalah: Valbury
Asia Securities senilai Rp 10,88 miliar, Artga Securities senilai Rp 10,67
miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 7,78 miliar.
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Wed, 05 Jan 2011 ( 11:40:45 WIB )


=======================================================================================

JSX

Indek JSX akan mecoba level resistant di 3780 an, sektor yg akan menahan indek ari ini sektor CPO dan batubara. Dimana terjadi penguatan dolar dan perlemahan harga emas.

KBRI beli saham pemerintah senilai Rp 2,92 miliar

Date : Jan 05 2011, 08:49
Title : News Story
Header : KBRI beli saham pemerintah senilai Rp 2,92 miliar


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Induk usaha, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI), PT
Kertas Basuki Rachmat (KBR) akan membeli saham milik Pemerintah. Pada 28
Desember 2010 lalu, mereka sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara mengenai persetujuan harga penawaran senilai Rp 1 juta
per saham.
Sampai saat ini, Pemerintah masih menggenggam saham KBR sebanyak 2.925
saham atau sebanyak 0,38%. Tiur Simamora, sekertaris perusahaan KBRI bilang
total pembelian saham tersebut sebesar Rp 2,92 miliar. Setelah aksi tersebut,
KBRI akan memiliki 100% saham KBR. "Sekarang kita masih dalam proses jual
beli," jelasnya.
Transaksi tersebut akan dilakukan secara bilateral. "Kami berharap
transaksi jual beli tersebut selesai di bulan ini atau awal bulan depan," jelas
dia. Maklum, KBRI memang sudah ngebet membeli saham Pemerintah. "Tarik ulur
jual beli saham tersebut sudah lama, tapi karena harganya kemahalan. KBR baru
bisa membeli saat ini," tuturnya.
Untuk membeli saham Pemerintah tersebut, Tiur mengungkapkan mereka akan
menggunakan dana dari penjualan aset mereka. "Kami akan melepas beberapa aset
yang tidak prospektif, mesin yang tidak bisa dipakai dan kurang produktif,"
tuturnya.
Sebelumnya, KBRI memang berniat untuk menjual stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU) dan gedung kantor. Total penjualan aset tersebut diperkirakan
senilai Rp 35 miliar. "Salah satunya akan kami gunakan dari hasil penjualan
aset tersebut," terang dia.
KBRI memang masih mempunyai likuiditas yang cukup. Per 30 September 2010
kemarin, dana kas KBRI masih sekitar Rp 2,6 miliar. Apalagi pada bulan November
2010, KBRI telah melakukan penawaran saham baru alias rights issue dan berhasil
meraup Rp 544,87 miliar.
Nantinya, saham hasil pembelian dari Pemerintah tidak akan dijual lagi.
Menurut dia, saham itu masih akan dipegang oleh KBRI. "Tidak ada rencana untuk
menjual saham tersebut kepada pihak lain, " tegas Tiur.
[ Avanty Nurdiana ]

KONTAN Wed, 05 Jan 2011 ( 08:24:13 WIB )


=======================================================================================