Rabu, 26 Januari 2011

MASA kerek harga jual ban di Februari

Date : Jan 26 2011, 10:43
Title : News Story
Header : MASA kerek harga jual ban di Februari


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Produsen ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) berniat
menaikkan harga jual produknya di 2011. Langkah ini untuk mengantisipasi
kenaikan harga bahan baku karet.
Sekretaris Perusahaan MASA J. Sukarman menuturkan, selain bahan baku,
kenaikan harga jual ban juga dipengaruhi daya beli masyarakat dan harga yang
dipatok kompetitor. "Harga ban memang pasti naik tahun ini," kata dia, Senin
(24/1).
Rencana MASA itu sejalan dengan keinginan Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia
(APBI). Asosiasi berniat mengerek harga ban 5%-8% pada Februari 2011 nanti.
Manajemen MASA juga segera menaikkan harga jual pada Februari nanti bersamaan
dengan produsen ban lain. Tapi MASA belum membeberkan berapa besar persentase
kenaikan harga jual produknya.
Sukarman hanya bilang, persentase kenaikan harga ban ukuran kecil bisa
lebih tinggi daripada ban ukuran besar. Alasannya, pasokan ban jenis ini
berlimpah sehingga sulit meraup untung dari sana. Sedangkan kenaikan harga ban
ukuran besar bisa ditekan karena pasokannya tak sebanyak ban kecil.
Ban yang masuk kategori kecil berukuran 13 inci-15 inci. Ini biasa dipakai
mobil berjenis sedan. Adapun di atas 16 inci tergolong ban besar yang kerap
dipakai mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV).
Produsen ban bermerek Achilles, Corsa, dan Strada ini juga berniat
menambah kapasitas produksi menjadi 28.500 unit ban mobil dan 16.000 unit ban
motor per hari di semester II-2011. Saat ini kapasitas produksi MASA mencapai
17.500 unit ban mobil dan 8.000 unit ban motor per hari.
[ Adisti Dini Indreswari, KONTAN ]

KONTAN Wed, 26 Jan 2011 ( 10:42:10 WIB )


=======================================================================================

Rupiah menguat ke level paling perkasa dalam seminggu terakhir

Date : Jan 26 2011, 10:42
Title : News Story
Header : Rupiah menguat ke level paling perkasa dalam seminggu terakhir


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Mata uang rupiah pagi ini menguat ke level tertinggi dalam satu
minggu terakhir. Pelaku pasar berspekulasi, bank sentral akan memberikan
toleransi lebih kepada rupiah untuk menguat untuk menahan laju kenaikan
inflasi.
"Bank Indonesia menginginkan mata uangnya menguat untuk mengontrol
inflasi. Langkah BI menujukkan toleransi atas pergerakan rupiah," jelas
Susanto, head of foreign exchange trading PT Bank Resona Perdania kepada
Bloomberg.
Asal tahu saja, pada pukul 09.27, rupiah menguat 0,1% menjadi 9.038 per
dollar. Menurut Deputi BI Budi Mulya pada 24 Januari lalu, saat ini, pola
pergerakan rupiah masih menguat dan akan tetap stabil.
Catatan saja, BI akan mereview besaran suku bunga pada 4 Febuari mendatang
setelah menahan suku bunga pada level 6,5% 5 Januari lalu. Spekulasi yang
beredar, BI akan menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Wed, 26 Jan 2011 ( 10:36:50 WIB )


=======================================================================================

Harga saham rights issue BMRI Rp 5.000

Date : Jan 26 2011, 10:37
Title : News Story
Header : Harga saham rights issue BMRI Rp 5.000


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Niatan PT Bank Mandiri (BMRI) untuk melaksanakan rights issue
bakal segera terwujud. Pasalnya, bank pelat merah itu sudah menetapkan harga
saham rights issue. Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek
Indonesia (BEI), harga rights issue BMRI ditetapkan sebesar Rp 5.000.
Dalam rencana BMRI, ada 2,33 miliar saham baru yang ditawarkan bulan
depan.
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Wed, 26 Jan 2011 ( 10:30:51 WIB )


=======================================================================================

MEDC siapkan belanja modal US$ 500 juta

Date : Jan 26 2011, 10:36
Title : News Story
Header : MEDC siapkan belanja modal US$ 500 juta


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyiapkan US$ 500 juta
untuk memenuhi belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini.
MEDC akan menggunakan dana tersebut untuk menggarap berbagai proyek, mulai
dari sektor migas hingga proyek pembangkit listrik.
Vice President Investor Relation MEDC, Nusky Suyono mengungkapkan, total
belanja modal perusahaan itu berkisar US$ 400 juta hingga US$ 500 juta. Sekitar
70% capex akan dipenuhi dari dana eksternal seperti pinjaman bank, sedangkan
sisanya 30% capex berasal dari kas internal.
Separuh dari belanja modal akan dikeluarkan apabila perusahaan memerlukan.
Yang pasti, "Kami mengalokasikan US$ 254 juta untuk eksplorasi migas," ujar
Nusky kepada KONTAN, Selasa (25/1).
Adapun dana yang siap dikucurkan sewaktu-waktu nantinya diperuntukkan bagi
proyek di luar migas, seperti pembangkit listrik. Nusky menyebut, dana itu
belum tentu digelontorkan tahun ini. Dengan kata lain, perusahaan saat ini
masih fokus di bisnis migas, baik dari hulu maupun hilir.
Kurangi kepemilikan di Senoro
Proyek-proyek besar MEDC antara lain proyek migas di Blok A, Blok Libya-47
dan Blok Donggi-Senoro. Kabar terbaru, porsi penyertaan modal MEDC melalui anak
usahanya PT Medco LNG Indonesia (MLI) di Donggi-Senoro mulai menyusut. Porsi
kepemilikan MEDC yang semula 20% tergerus 8,9% hingga tersisa 11,1%. Penyebab
penurunan itu karena MEDC tak menyuntik modal di Donggi Senoro.
"Jadi ini bukan penjualan saham, tapi kami tak menambah modal sehingga
porsi saham menurun," ungkap Nusky.
Nusky beralasan, keengganan MEDC menambah modal di Donggi Senoro lantaran
strategi bisnis. Dengan menyusutnya kepemilikan itu, kewajiban MEDC untuk
menyetor modal menjadi berkurang, dari semula US$ 560 juta menjadi US$ 308
juta. MEDC sejatinya telah mengantongi pinjaman US$ 120 juta untuk mendanai
proyek ini.
Analis AM Capital, Janson Nasrial berpendapat, besarnya kebutuhan capex
MEDC menyebabkan perusahaan itu mengurangi porsi kepemilikannya di aset-aset
yang dianggap tidak maksimal. "Donggi Senoro kan belum jelas, jadi memang lebih
baik dilepas," tutur dia.
Di saat yang sama, utang MEDC masih bertumpuk. Janson menghitung, hingga
kini rasio utang terhadap EBITDA MEDC mencapai tiga kali. Meski begitu, Janson
masih merekomendasikan beli saham MEDC untuk jangka panjang. Target harga Rp
3.900 per saham. Harga saham MEDC kemarin ditutup naik 4,07% ke posisi Rp 3.200
per saham.
[ Amailia Putri Hasniawati, KONTAN ]

KONTAN Wed, 26 Jan 2011 ( 10:28:41 WIB )


=======================================================================================

JSX

Indeknya berhasil bertahan di level 3350. Ini merupakan peluang untuk rebound dengan didukung oleh laporan keuangan.

Harga minyak mendekati level terendah dalam delapan minggu

Date : Jan 26 2011, 09:15
Title : News Story
Header : Harga minyak mendekati level terendah dalam delapan minggu


Story
=======================================================================================

NEW YORK. Kontrak harga minyak ditransaksikan mendekati level terendah
dalam delapan minggu terakhir. Pemicu penurunan harga minyak yaitu kecemasan
investor kalau permintaan minyak akan melorot seiring munculnya sejumlah sinyal
perlambatan pertumbuhan di AS dan Inggris.
Di New York, harga minyak sempat ditransaksikan mendekati US$ 86 sebarel
setelah sebelumnya anjlok 1,9% sehari sebelumnya. Data ekonomi global yang
disinyalir mempengaruhi harga minyak antara lain penurunan harga perumahan AS
dan Produk Domestik Bruto Inggris yang secara tidak terduga mengalami
penurunan.
"Itu merupakan berita bearish perekonomian. WTI saat ini terus melemah.
Sedangkan data cadangan minyak AS di atas level lima tahun," ujar Ken Hasegawa,
commodity derivatives sales manager Newedge di Tokyo.
Asal tahu saja, pada pukul 08.13 waktu Singapura, kontrak harga minyak
untuk pengantaran Maret ditransaksikan di level US$ 86,30 sebarel atau naik 11
sen si NYMEX. Kemarin, harga minyak bertengger di posisi US$ 86,19 sebarel,
terendah sejak 30 November lalu.
[ Barratut Taqiyyah, Bloomberg ]

KONTAN Wed, 26 Jan 2011 ( 08:30:57 WIB )


=======================================================================================