Jumat, 28 Januari 2011

Indeks ditutup dengan penurunan 0,77% di akhir pekan

Date : Jan 28 2011, 16:40
Title : News Story
Header : Indeks ditutup dengan penurunan 0,77% di akhir pekan


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Hari terakhir perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) berhasil meminimalisir penurunan hingga akhirnya ditutup pada level
3.487,610 atau turun 0,77%.
Pada akhir penutupan, koreksi terjadi terhadap 144 saham, dan hanya 52
yang naik. Sedangkan 81 saham lagi tidak melakukan pergerakan. Secara sektoral,
mayoritas masih betah di teritori negatif, yang dipimpin sektor pertambangan
yang minus 2%. Infrastruktur dan aneka industri mampu mencatat kenaikan tipis
sehingga tak berpengaruh banyak terhadap pergerakan indeks.
Transaksi hari ini lumayan ramai dengan nilai perdagangan Rp 6,8 triliun
yang melibatkan 3,4 miliar saham. Kapitalisasi market yang tercipta sebesar Rp
3.094,4 triliun.
Posisi top losers dipuncaki oleh Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) yang
anjlok 11,43% ke Rp 620, ATPK Resources (ATPK) merosot 10% ke Rp 180, Cahaya
Kalbar Tbk (CEKA) melemah 9,09% ke Rp 1.000, Millennium Pharmacon International
Tbk (SDPC) turun 8,82% ke Rp 62, dan Equity Development Investment (GSMF)
melemah 7,61% ke Rp 85.
Sementara, lima besar di jajaran top gainers diduduki oleh Aneka Kemasindo
Utama Tbk (AKKU) yang melonjak 17,95%, Royal Oak Development Asia (RODA)
terbang 12,35% ke Rp 91, Bhakti Capial Indonesia Tbk (BCAP) menguat 9,84% ke Rp
670, Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) melesat 9,68% ke Rp 340, dan Panca
Wiratama Sakti Tbk (PWSI) naik 9,43% ke Rp 58.
[ Teddy Gumilar ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 16:22:20 WIB )


=======================================================================================

Harga timah capai rekor US$ 29.400 per metrik ton di bursa London

Date : Jan 28 2011, 16:40
Title : News Story
Header : Harga timah capai rekor US$ 29.400 per metrik ton di bursa London


Story
=======================================================================================

LONDON. Harga timah hari ini (28/1) mencetak rekor tertinggi kembali
setelah kemarin (27/1) harga timah pun mencetak harga tertingginya di posisi
US$ 29.140 per metrik ton. Harga timah hari ini untuk pengiriman Maret 2011
menguat 1% menjadi US$ 29.400 per metrik ton di London Metal Exchange (LME).
Merosotnya persediaan timah di pasar global membuat harga timah kian
membumbung tinggi. Tengok saja, harga timah pada 28 Januari 2010 masih berada
di posisi 19.420 per metrik ton. Artinya, dalam setahun harta timah sudah
terkerek naik sebesar 51,39%.
[ Rizki Caturini ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 16:17:26 WIB )


=======================================================================================

Moody's segera berikan outlook negatif pada obligasi AS

Date : Jan 28 2011, 13:57
Title : News Story
Header : Moody's segera berikan outlook negatif pada obligasi AS


Story
=======================================================================================

NEW YORK. Moody's Investors Service dikabarkan segera memberikan outlook
negatif pada obligasi AS. Outlook negatif ditujukan pada obligasi dengan
peringkat Aaa. Out look diberikan lebih cepat dari yang diperkirakan karena
defisit anggaran negara membesar.
Perpanjangan pemotongan pajak yang digagas oleh Presiden George W Bush
memberikan peluang bahwa Kongres tidak akan mengurangi pengeluaran.
"Meskipun belum ada pemangkasan outlook saat ini, pandangan negatif
meningkat dalam dua tahun mendatang," tulis Steven Hess, senior credit officer
di New York.
Peringatan dari Moody's datang pada hari yang sama saat Standard & Poor's
memangkas peringkat Jepang menjadi AA- dari AA.
Hal tersebut menandakan perusahaan pemeringkat dunia sedang gencar
memberikan tekanan terhadap pemerintah di negara maju agar bisa menekan
pengeluaran negara saat pemulihan krisis dilakukan.
Ancaman peringkat yang lebih rendah dapat menyebabkan investor
internasional menghindari aset AS. Pasalnya, Departemen Keuangan di Washington
mencatat 50% dari US$ 9 triliun obligasi AS dimiliki oleh investor asing.
Utang AS meningkat dari sekitar US$ 4,34 triliun pada pertengahan 2007.
Kemudian, pemerintah meningkatkan belanja dengan tujuan mengeluarkan AS dari
resesi. Kini, defisit anggaran AS mencapai 8,8% dari yang semula 1% pada 2007.
Dengan peringatan ini, Moody's berharap ada upaya konstruktif dalam
mengurangi defisit dan pemerintah kembali melakukan kontrol ketat terhadap
pengeluaran negara. Kondisi tersebut diperkirakan membuat yield obligasi AS
bertenor 10 tahun naik ke level 5%.
[ Dyah Megasari, Bloomberg ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 13:51:06 WIB )


=======================================================================================

Cadangan naik, harga minyak diprediksi turun pekan depan

Date : Jan 28 2011, 13:50
Title : News Story
Header : Cadangan naik, harga minyak diprediksi turun pekan depan


Story
=======================================================================================

NEW YORK. Harga minyak mentah diperkirakan bakal merosot pada perdagangan
pekan depan, karena meningkatnya cadangan di AS. Hal itu ditenggarai akibat
berkurangnya permintaan bahan bakar dan penurunan tingkat pemanfaatan kilang.
Sejumlah 17 dari 37 analis yang disurvei Bloomberg, memproyeksikan harga
minyak akan turun hingga 4 Februari mendatang.
Pada 26 Desember lalu, pasar Energi menyebutkan pasokan minyak mentah naik
4,84 juta barel menjadi 340,6 juta barel per pekan lalu. Ini merupakan kenaikan
terbesar sejak Oktober. Adapun, hingga 21 Januari, kapasitas operasi kilang
berada di tingkat terendah sejak Oktober yaitu 81,8%.
Sementara, permintaan bahan bakar turun 1,6% menjadi 18,9 juta barel per
hari pada pekan lalu. Ini tingkat terendah sejak November.
James Zhang, analis komoditas dari Standard Bank di London, menyebutkan
laporan terakhir menegaskan persediaan AS sudah mulai mengalami penumpukan
musiman, yang akan berlanjut sampai Juni. "Tren ini sepertinya menekan pasar,"
ujarnya.
Hingga pukul 13.30 WIB, minyak mentah WTI untuk kontrak pengiriman Maret
2011 turun tipis dari US$ 85,64 per barel menjadi US$ 85,58 per barel. Jika
dihitung dari Jumat lalu (21/1) di US$ 89,11 sebarel, minyak bahkan sudah
terkoreksi 3,96% dalam sepekan.
[ Dupla Kartini, Bloomberg ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 13:41:16 WIB )


=======================================================================================

Peringkat dipangkas, saatnya beli yen

Date : Jan 28 2011, 13:22
Title : News Story
Header : Peringkat dipangkas, saatnya beli yen


Story
=======================================================================================

TOKYO. Yen merosot terhadap kedua mata uang yaitu dollar AS dan euro Kamis
lalu setelah Standard & Poor's memangkas peringkat obligasi jangka panjang
Jepang menjadi AA minus. S&P menilai pemerintah negara tersebut tidak mempunyai
rencana yang logis untuk menanggulangi tingginya tingkat utang.
Meskipun permasalahan fiskal Jepang telah diketahui, analis mengatakan
pemangkasan peringkat mempertanyakan status yen sebagai safe?haven currency.
Hal tersebut mendorong ketertarikan investor pada dollar AS dan Swiss franc.
Kemarin, dollar AS naik 0.9% ke level 82.88 yen setelah naik lebih dari 1%
ke level 83.22 pada electronic trading platform EBS.
Pertumbuhan ekspor tahunan Jepang naik lebih kuat dari ekspektasi bulan
Desember. Ada dua penyebab, pertama adalah pengiriman barang ekspor ke China
naik hingga mencatatkan rekor tertinggi. Sebab kedua, permintaan otomotif di AS
mengalami berbaikan.
S&P memangkas peringkat kredit Jepang Kamis lalu untuk pertama kalinya
sejak 2002. Analis Valbury Asia Futures Herien Douglas memberikan rekomendasi
beli pada yen di level 82,65-82,75. Hingga perdagangan pukul 13:07 di pasar
spot, posisi dollar AS terhadap yen berada di titik 82,64.
[ Dyah Megasari ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 13:14:27 WIB )


=======================================================================================

Anak usaha BUMI buyback sisa obligasi US$ 300 juta


Date : Jan 28 2011, 13:06
Title : News Story
Header : Anak usaha BUMI buyback sisa obligasi US$ 300 juta


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yaitu Enercoal Resources
Pte. Ltd., telah membayar kembali seluruh sisa utangnya atas penerbitan surat
utang (convertible bond) senilai US$ 300 juta.
Obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2016 itu memberikan kupon 5%.
Pelunasan atas convertible bond itu sejalan dengan rencana pengurangan
utang Perseroan.
Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, hari ini, menyebutkan
pembayaran sisa utang sudah dilakukan pada 25 Januari 2011.
Hingga penutupan perdagangan sesi pagi, saham BUMI terkoreksi 3,31% ke
level Rp 2.925 per saham.
[ Dupla Kartini ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 12:52:21 WIB )


=======================================================================================

BPS: Inflasi Januari 2011 berpotensi mendekati 1%

Date : Jan 28 2011, 12:44
Title : News Story
Header : BPS: Inflasi Januari 2011 berpotensi mendekati 1%


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, inflasi pada Januari
2011 ini lebih tinggi dari perkiraan BPS semula yang dipatok pada level 0,5%.
Kepala BPS Rusman Heriawan memperkirakan, inflasi pada Januari ini berpotensi
mendekati angka 1%.
"Saat ini, saya perkirakan inflasi Januari 2011 akan berkisar antara 0,5%
hingga 1%," kata Rusman, usai penandatanganan kesepahaman bersama Eximbank dan
BPS tentang penyedia data dan informasi statistik perdagangan, Jumat (28/1).
Sebagai perbandingan, tingkat inflasi Januari 2010 sebesar 0,82%.
Namun, katanya, jika melihat tekanan inflasi yang cukup tinggi saat ini,
inflasi pada Januari 2011 ini lebih mendekati kisaran teratas atau mendekati
1%. "Tapi, kalau minggu terakhir ini tetap tinggi dan tidak ada perubahan
(kondisi) apa-apa, ya bisa saja diatas 1%. Tapi saya lebih optimis di bawah
1%," tandasnya.
Menurutnya, tekanan inflasi pada Januari ini masih disumbang oleh gejolak
harga pangan, yaitu kenaikan harga beras. Selain itu, dorongan inflasi juga
dipicu dari kenaikan harga cabai dan gula pasir. "Walaupun harga cabai mulai
turun di akhir bulan ini, tapi pada minggu pertama itu kan tercatat dalam angka
yang tinggi juga. Jadi secara bulanan masih ada dorongan inflasi dari harga
cabai itu meski tak sehebat pada Desember 2010 lalu," jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Indef Ahmad Erani Yustika memperkirakan,
inflasi pada Januari ini akan berada pada kisaran 0,5%. Ia pun sependapat,
dorongan inflasi masih disumbang oleh gejolak harga pangan. "Saya merasa
inflasi Januari 0,5%, masih sama itu faktor pangan yang paling pokok, kemudian
minyak, perumahan, dan transportasi. Sama polanya dengan inflasi sebelumnya,"
katanya.
[ Irma Yani ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 12:19:50 WIB )


=======================================================================================

Cek daftar emiten yang membuat indeks jeblok di sesi I

Date : Jan 28 2011, 12:42
Title : News Story
Header : Cek daftar emiten yang membuat indeks jeblok di sesi I


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Di sesi I, indeks mengalami tekanan jual yang cukup dalam dengan
penurunan 1,2% menjadi 3.472,42. Berikut adalah daftar lima saham yang
menggerus kinerja indeks pada sesi I beserta nama broker yang melepas
kepemilikannya di saham itu.
- PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Saham BBRI di sesi I ditutup pada posisi Rp 5.050 atau turun 3,81%.
Sementara, sejumlah broker yang tercatat menjual saham BBRI adalah: Credit
Suisse senilai Rp 33,83 miliar, Kim Eng Securities senilai Rp 11,34 miliar, dan
UBS Securities senilai Rp 4,49 miliar.
- PT Bank Central Asia (BBCA)
Saham BBCA ditutup turun 3,39% menjadi Rp 5.700 di sesi pertama.
Broker-broker yang menjual kepemilikannya di saham ini yaitu: CLSA Indonesia
senilai Rp 13,82 miliar, Credit Suisse Securities senilai Rp 11,57 miliar, dan
Deutsche Securities senilai Rp 7,91 miliar.
- PT Bumi Resources (BUMI)
Saham BUMI bertengger di level Rp 2.925 pada penutupan sesi I. Nama-nama
broker yang melepas kepemilikannya di saham ini adalah: PT Citigroup Securities
senilai Rp 36,75 miliar, JP Morgan Securities senilai Rp 34,67 miliar, dan CIMB
Securities senilai Rp 22,28 miliar.
- PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Saham INTP tergerus 3,77% di sesi I menjadi Rp 14.050. Broker yang
tercatat menjual saham INTP di antaranya: Kim Eng Securities senilai Rp 6,43
miliar, RBS Asia Securities senilai Rp 6,23 miliar, dan Danareksa Sekuritas
senilai Rp 4,89 miliar.
- PT Adaro Energy (ADRO)
Saham ADRO melorot 2,06% menjadi Rp 2.375 siang ini. Broker yang melakukan
aksi jual saham ADRO antara lain: CLSA Indonesia senilai Rp 21,45 miliar,
Credit Suisse Securities senilai Rp 20,26 miliar, dan Kim Eng Securities
senilai Rp 13,65 miliar.
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 12:09:56 WIB )


=======================================================================================

World Economic Forum 2011 membahas pergeseran kekuatan ekonomi dunia

Date : Jan 28 2011, 12:41
Title : News Story
Header : World Economic Forum 2011 membahas pergeseran kekuatan ekonomi dunia


Story
=======================================================================================

DAVOS. Pertemuan tahunan para pemimpin politik dan pemimpin ekonomi dunia
bertajuk World Economic Forum (WEF) kembali berlangsung di Davos, Switzerland.
Acara ini berlangsung lima hari dan telah dimulai sejak Rabu 26 Januari 2011.
Sekitar 2.500 delegasi dari berbagai negara dan para pemimpin perusahaan
besar di dunia hadir dalam forum internasional ini. "Forum kali ini akan
membahas realitas baru mengenai pergeseran kekuasaan politik dan ekonomi serta
kecepatan inovasi teknologi dari barat ke timur," kata Klaus Schwab penggagas
acara World Economic Forum.
Sebab realita munculnya nama-nama beberapa negara seperti Brazil, Rusia,
India dan China yang dikenal dengan sebutan BRIC country ini menjadi kekuatan
baru dalam perekonomian dunia. Menurut catatan Bloomberg, negara-negara ini
mampu menyumbang 22% dari kesepakatan bisnis global sebesar US$ 2,23 triliun
pada 2010. Angka ini meningkat 80% dari tahun sebelumnya.
Perjanjian ekonomi antara BRIC country dan pesaing-pesaing di
negara-negara barat akan meningkat dengan negara-negara seperti China dan India
untuk mengamankan pasokan sumber daya alam untuk mendukung perkembangan ekonomi
negara.
Target jumlah pengambil alihan aset dari BRIC country melonjak 66% pada
2010 dari 2005, dengan lebih dari 4.150 akuisisi. Pada kuartal keempat 2010
merupakan akuisisi tertinggi yang melibatkan BRIC country dengan nilai
transaksi US$ 125,8 miliar.
"Sebab pasar di negara berkembang lebih cepat pulih dari krisis dan
negara-negara barat mengandalkan pasar negara berkembang ini untuk mencetak
keuntungan dan bisa terus bertahan. Kami akan melihat sebuah titik balik
disini," kata Jeff Joeress Pemimpin Manpower Inc. yang berbasis di Milwaukee di
sela-sela berlangsungnya WEF, Rabu (26/1).
Walaupun begitu, ekonom New York University Nouriel Roubini mengingatkan
bahwa negara berkembang masih cukup beresiko saat ini. "Pertumbuhan jangka
panjang sudah terlihat di beberapa negara seperti Brasil," katanya ketika
diwawancarai di forum ini.
[ Rizki Caturini ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 11:52:35 WIB )


=======================================================================================

Aksi jual 143 saham bikin indeks rontok 1,2%



Date : Jan 28 2011, 12:38
Title : News Story
Header : Aksi jual 143 saham bikin indeks rontok 1,2%


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu beranjak dari jalur
merah sejak pembukaan perdagangan tadi pagi. Pada penutupan sesi I siang ini,
IHSG mentok di level 3.472,416 atau anjlok 1,20%.
Nilai perdagangan siang ini cukup besar, yaitu Rp 4,4 triliun dan volume
2,2 miliar saham. Indeks merosot lantaran 143 saham memerah, tak sebanding
dengan jumlah saham yang naik sebanyak 46 saham. Sementara, 54 saham lainnya
memilih tidur sampai siang ini. Secara sektoral, 10 sektor yang diperdagangkan
semuanya terkoreksi, dengan penurunan tertinggi di sektor industri dasar, yaitu
2,14%.
Saham-saham yang memimpin di jajaran top losers antara lain: ATPK
Resources (ATPK) merosot 10% ke Rp 180, Equity Development Investment (GSMF)
melemah 7,61% ke Rp 85, Eterindo Wahana Tama Tbk (ETWA) turun 6,82% ke Rp 205,
Tempo Inti Media Tbk melemah 6,10% ke Rp 77, dan Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)
terkoreksi 5,06% ke Rp 150.
Top gainers dipimpin oleh Aneka Kemasindo Utama Tbk (AKKU) yang melonjak
17,95%, Royal Oak Development Asia (RODA) melesat 9,88%, Prima Alloy Steel Tbk
(PRAS) menguat 7,14% ke Rp 90, Multipolar Tbk (PLPL) naik 4,92% ke Rp 320, dan
Bhakti Capial Indonesia Tbk (BCAP) menguat 4,92% ke Rp 640.
[ Teddy Gumilar ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 11:52:06 WIB )


=======================================================================================

Anak usaha Antam akuisisi tambang Sarolangun senilai Rp 92,5 miliar


Date : Jan 28 2011, 12:37
Title : News Story
Header : Anak usaha Antam akuisisi tambang Sarolangun senilai Rp 92,5 miliar


Story
=======================================================================================

JAKARTA. PT Antam Tbk (ANTM) melalui anak usahanya PT Indonesia Coal
Resources (PT ICR) telah mengakuisisi tambang batubara Sarolangun di Jambi
senilai Rp 92,5 miliar.
Akuisisi ini sebagai langkah awal PT ICR mengembangkan bisnis di bidang
pertambangan batubara.
Adapun, pembentukan PT ICR merupakan strategi Antam untuk mendukung
rencana pembangunan PLTU Batubara. "Pasalnya, perseroan ingin menyuplai
sebagian kebutuhan listrik di fasilitas feronikel Antam," ujar Sekretaris
Perusahaan PT Antam Tbk, Bimo Budi Satriyo dalam keterbukaan informasi kepada
Bursa Efek Indonesia, kemarin.
Tambang batubara Sarolangun sudah berproduksi sejak Juni 2010, dengan
jumlah produksi mencapai 200 ribu ton selama 2010. ICR merencanakan produksi
Sarolangun bisa mencapai 500 ribu ton pada tahun ini. Adapun, cadangan batubara
di sana sejumlah 8,25 juta ton.
Produksi batubara Sarolangun saat ini dijual ke beberapa negara konsumen
dalam negeri dan ke India.
[ Dupla Kartini ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 11:49:33 WIB )


=======================================================================================

Pemegang saham restui rencana stock split LSIP


Date : Jan 28 2011, 12:35
Title : News Story
Header : Pemegang saham restui rencana stock split LSIP


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Rencana PT London Sumatra Plantation (LSIP) untuk memecah nilai
sahamnya (stock split) mendapat restu dari pemegang saham. Menurut salah
seorang investor yang menolak namanya disebut, acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) dihadiri oleh 79,18% pemegang saham.
"Dari jumlah itu, 99,98% yang hadir menyatakan setuju dengan rencana stock
split," jelas salah seorang investor. Adapun untuk rasionya adalah 1:5.
Sekadar informasi saja, LSIP berencana memecah nilai sahamnya untuk
meningkatkan likuiditas saham perseroan. Pada penutupan sesi I pukul 11.30,
saham LSIP tercatat naik 2,5% menjadi Rp 11.700.
[ Astri Karina Bangun ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 11:37:03 WIB )


=======================================================================================

Panitia Kerja Inflasi DPR minta BI tidak naikkan BI rate

Date : Jan 28 2011, 12:34
Title : News Story
Header : Panitia Kerja Inflasi DPR minta BI tidak naikkan BI rate


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Panitia Kerja Inflasi dan Suku Bunga DPR meminta Bank Indonesia
tidak menaikkan suku bunga acuan (BI rate) untuk menangani laju inflasi.
Pasalnya, DPR beralasan sumber inflasi bukan karena faktor moneter melainkan
adanya gangguan di sektor riil.
Wakil Ketua Panitia Kerja Inflasi dan Suku Bunga DPR Kemal Azis Stamboel
beralasan, kenaikan suku bunga acuan akan mendongkrak suku bunga kredit. "Ini
membuat pengusaha semakin sulit. Mereka akan mengkompensasi dengan menaikkan
harga produk, sehingga bebannya akan dipikul masyarakat luas. Selain itu daya
saing usaha nasional kita akan semakin rendah karena biaya modalnya mahal,"
ujarnya, Jumat (28/1).
Menurutnya, inflasi saat ini bersumber dari sektor riil akibat gangguan
ketersediaan bahan pangan (supply shock) dan penyesuaian harga-harga dari
pemerintah (administered price). "Maka, menaikkan suku bunga untuk menekan
inflasi dalam keadaan perekonomian yang inflasioner akibat faktor tekanan biaya
di sektor riil akan mendorong inflasi lebih tinggi lagi," tegasnya.
Karena itu, Kemal menilai kebijakan Bank Indonesia menahan BI rate di
level 6,5% selama 18 bulan terakhir adalah langkah yang tepat dan perlu
dipertahankan. Asal tahu saja, sejumlah analis memperkirakan bank sentral akan
mulai menaikkan suku bunga acuan Februari mendatang. Langkah ini untuk
mengimbangi laju inflasi.
[ Yudho Winarto ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 11:33:12 WIB )


=======================================================================================

Saham-saham pertambangan tergerus dalam seiring anjloknya harga minyak

Date : Jan 28 2011, 11:08
Title : News Story
Header : Saham-saham pertambangan tergerus dalam seiring anjloknya harga minyak


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dilanda aksi jual.
Pada pukul 10.55, indeks tercatat melorot 1,27% menjadi 3.469,74. Seluruh
sektor melemah.
Salah satu sektor yang mengalami penurunan paling tinggi adalah sektor
pertambangan sebesar 1,92%. Jika dilihat, saham-saham pertambangan yang melorot
pagi ini di antaranya: PT Bumi Resources (BUMI) yang turun 3,31% menjadi Rp
2.925, PT Adaro Energi (ADRO) turun 3,09% menjadi Rp 2.350, PT Indo Tambangraya
Megah (ITMG) turun 2,31% menjadi Rp 48.400, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam
(PTBA) turun 1,23% menjadi Rp 20.050.
Melorotnya saham-saham pertambangan mengikuti penurunan harga minyak dan
emas dunia kemarin di New York. Asal tahu saja, kemarin, harga minyak untuk
pengantaran Maret anjlok US$ 1,69 menjadi US$ 85,64 sebarel. Ini merupakan
posisi harga terendah sejak 30 November. Sedangkan kontrak harga emas untuk
pengantaran April turun 1,1% sehingga berada di posisi US$ 1.319,80 per troy
ounce di New York, kemarin.
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 11:03:10 WIB )


=======================================================================================

Delapan sektor melemah, indeks dibuka turun 0,49%

Date : Jan 28 2011, 10:34
Title : News Story
Header : Delapan sektor melemah, indeks dibuka turun 0,49%


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Dibuka di jalur merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
terkoreksi 0,49% pada level 3497,79, Jumat(28/1).
Bursa berusaha dinaikkan oleh 35 saham namun tetap tidak dapat mengalahkan
penurunan 75 saham. Sedangkan pada pagi ini 58 saham masih belum memulai
gerakan.
Hampir semua sektor melemah, dengan koreksi terbesar di sektor Industri
dasar yang turun 1,17%. Sedangkan 2 sektor bursa masih bisa menguat dimana
sektor Aneka Industri menjadi unggulan bursa naik 0,49% dan sektor
infrasttruktur naik 0,18%.
Memulai pagi di jalur merah, top losers bursa pertama ditempati Bank
Tabungan Negara (Persero) (BBTN yang turun 2,1% ke 1.400, di peringkat kedua
ada Bumi Resources Tbk (BUMI) yang turun 1,65% ke Rp 2.975. Lalu di posisi
ketiga ada Elnusa Tbk (ELSA) yang sempat turun 1,6% ke Rp 305.
Mulai menanjak pada awal pembukaan, sempat sebagai top gainers adalah
Sunson Tekstile Manufacture Tbk (SSTM) yang naik 2,13% ke Rp 240, dan Panin
Insurance (PNIN)yang naik 2% ke Rp 510.
[ Dyah Ayu Kusumaningtyas ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 10:19:21 WIB )


=======================================================================================

Ancaman inflasi tinggi di depan mata

Date : Jan 28 2011, 09:23
Title : News Story
Header : Ancaman inflasi tinggi di depan mata


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Potensi inflasi tinggi tahun ini terus mengintai. Selain dari
gejolak harga pangan, kenaikan harga minyak mentah dunia, pembatasan bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi, serta pencabutan batas atas (capping) tarif
listrik industri berperan besar menambah kenaikan harga antara 0,8%-1,32% dari
asumsi inflasi sekarang.
Kemarin, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengungkapkan
hasil simulasi potensi tambahan inflasi tahun ini sebagai efek tiga faktor di
atas. Sebagai contoh, jika harga minyak dunia naik 10% maka ada tambahan
inflasi sekitar 0,08%. Bila harga minyak internasional melejit 20%, tambahan
terhadap inflasi 0,15%.
Pembatasan BBM bersubsidi berefek besar ke inflasi. Hitungan pemerintah,
program ini menambah inflasi 0,5%-0,87%. "Asumsinya 50% kendaraan beralih ke
BBM non-subsidi," kata Bambang Brodjonegoro, Kepala BKF, kemarin.
Inflasi akan bertambah 0,3%-0,45% lagi jika capping listrik industri
dilepas. Asumsinya, pencabutan capping akan menaikkan 20%-30% tarif listrik
industri.
Hitungan BKF, ketiga faktor pemicu itu akan menambah kenaikan harga dari
administered price antara 0,8%-1,32% dari asumsi inflasi tahun ini.
Sebagai catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011
menetapkan asumsi inflasi tahun ini 5,3%. Dus, laju inflasi tahun ini minimal
menjadi 6,1%-6,62%, setelah menambahkan efek ketiga faktor itu.
Bambang mengingatkan, perhitungan itu belum menambah inflasi akibat
kenaikan harga pangan, hambatan distribusi dan produksi, serta faktor lain.
Bila semua faktor dimasukkan, inflasi bisa melejit di atas 7%.
Maka itu, tiada waktu berpangku tangan. Kelancaran distribusi barang
terutama bahan pangan pokok, serta kelihaian mengendalikan harga dengan
berbagai instrumen fiskal maupun moneter, bisa meredam inflasi.
Beberapa upaya memang sudah dilakukan. Misalnya, dari sisi fiskal,
pemerintah membebaskan tarif bea masuk 57 bahan pangan dan pupuk. Ketentuan ini
sudah terbit 24 Januari 2011.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) merasa belum perlu
menaikkan suku bunga acuan (BI rate). Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono
menilai, inflasi saat ini lebih karena faktor suplai dan pasokan, bukan faktor
moneter. "Obatnya bukan menaikkan BI rate," tandasnya. Hartadi melihat, bila BI
rate naik maka akan memicu aliran deras dana panas.
[ Bambang Rakhmanto ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 09:18:09 WIB )


=======================================================================================

IHSG Tertahan Profit Taking


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin tercatat ditutup menguat tipis terhambat oleh aksi aksi profit taking. Namun demikian, investor asing masih tercatat nett buy yang nilainya lebih tinggi dari perdagangan sehari sebelumnya.

Pada perdagangan, Kamis (27/1/2011), IHSG naik tipis 12,907 poin (0,36%) ke level 3.514,624. Sementara Indeks LQ 45 naik 1,798 poin (0,29%) ke level 620,217.

"Bursa saham masih bergerak menguat di tengah kekhawatiran akan makroekonomi. Saham-saham yang berfundamental bagus namun, telah terdiskon banyak masih menjadi perburuan investor pada perdagangan kemarin," ujar Reza Priyambada Managing Research Investment Management Division PT. Asjaya Indosurya Securities.

Setelah penguatan yang terus menerus, IHSG diprediksi akan mulai dibayangi koreksi. Investor akan memanfaatkan kelesuan bursa global untuk sejenak melakukan profit taking lanjutan.

"Pada perdagangan hari ini (28/1) IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran 3453-3570 ; saham-saham yang dapat dicermati antara lain: ASII,BMRI dan BNGA," demikian rekomendasi dari eTrading Securities.

Tadi malam bursa Wall Street ditutup flat. Namun Penguatan saham-saham teknologi berhasil menjaga Wall Street tetap positif.

Pada perdagangan Kamis (27/1/2011), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 4,39 poin (0,04%) ke level 11.989,83. Indeks Standard & Poor's 500 menguat tipis 2,91 poin (0,22%) ke level 1.299,54 dan Nasdaq menguat 15,78 poin (0,58%) ke level 2.755,28.

Bursa Jepang mengawali perdagangan Jumat akhir pekan ini dengan melemah setelah kemarin Standard & Poor's menurunkan peringkat Jepang menjadi 'AA-'. Indeks Nikkei-225 dibuka melemah 16,19 poin (0,15%) ke level 10.462,47.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Kresna Sekuritas:

IHSG mencoba melanjutkan penguatannya, namun profit taking di area resisten kembali menahan IHSG. Munculnya candle shooting star perlu diwaspadai potensi tekanan jual lanjutan. Untuk hari ini IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 3,450-3,550 dengan UNTR dan BBRI sebagai saham pilihan.

eTrading Securities:

Pada perdagangan kemarin (27/1) IHSG ditutup naik 12.9 point (+0.37%) ke level 3,514.62, dimana asing tercatat melakukan Net Buy sebesar Rp711 miliar, dan saham ASII menjadi target pembelian investor asing sebesar Rp. 214 miliar, juga saham sektor Perbankan sebesar Rp. 212 miliar dimana BBRI menjadi pilihan terbayak dikoleksi oleh asing yaitu sebesar Rp124 miiliar. Total transaksi saham pada perdagangan kemarin tercatat sebesar Rp 6.04 Triliun. Aksi profit taking terlihat pada pertengahan sesi ke II, dimana menjelang penutupan IHSG sempat menyentih negative territory, namun berhasil ditutup menguat. Pada perdagangan hari ini (28/1) IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran 3453-3570 ; saham-saham yang dapat dicermati antara lain: ASII,BMRI dan BNGA.

Indosurya Securities:

Pada perdagangan Jumat (28/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.466-3.490 dan resistance 3.544-3.573. Candle membentuk shooting star yang umumnya mengindikasikan kekuatan daya beli yang ingin melanjutkankenaikan namun, kekuatan daya jual mulai menahannyadan menekan harga ke bawah. MACD terlihat akan membentuk golden cross dengan histogram negatif yang memendek.RSI, William's%R, dan Stochastic meninggalkanarea oversold . Meski IHSG masih dimungkinkanuntuk melanjutkan penguatan dan didukung oleh indikator teknikal modern namun, candle yang terbentuk terlihat adanya penguatan yang terbatas dan terdapat peluang profit taking . Investor sebaiknya berhati-hati bila pasar mulai berkurang dukungannya untuk melanjutkan penguatan. Selain itu, transaksi dalam situasi seperti ini lebih banyak bersifat term trading .

Pergerakan indeks hari ini diprediksi berada di kisaran 3.453-3.570

Date : Jan 28 2011, 09:02
Title : News Story
Header : Pergerakan indeks hari ini diprediksi berada di kisaran 3.453-3.570


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Pada perdagangan hari Kamis (27/1) kemarin malam, indeks Dow
Jones Idustrial Average ditutup dengan kenaikan tipis 4,39 poin atau 0,04% ke
level 11.989,83. Pergerakan indeks Dow Jones dipengaruhi dengan data kenaikan
penjualan rumah dan data klaim pengangguran AS yang naik.
Sementara, sore kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik
12,9 poin atau 0,37% ke level 3.514,62. Pada transaksi kemarin, asing tercatat
melakukan net buy sebesar Rp 711 miliar. Adapun saham PT Astra International
Indonesia (ASII) menjadi target pembelian investor asing sebesar Rp 214 miliar.
Kondisi serupa juga terjadi pada saham sektor perbankan sebesar Rp 212 miliar,
dimana PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi pilihan terbayak dikoleksi oleh
asing yaitu sebesar Rp 124 miiliar.
Total transaksi saham pada perdagangan kemarin tercatat sebesar Rp 6,04
triliun. "Aksi profit taking terlihat pada pertengahan sesi ke II, dimana
menjelang penutupan IHSG sempat menyentuh teritori negatif, namun berhasil
ditutup menguat," ujar Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi.
Betrand memprediksi, pada perdagangan hari ini (28/1), IHSG diperkirakan
akan bergerak pada kisaran 3.453 hingga 3.570 dengan saham-saham yang dapat
dicermati antara lain PT Astra International Indonesia (ASII), PT Bank Mandiri
(BMRI), dan Bank CIMB Niaga (BNGA).
[ Barratut Taqiyyah ]

KONTAN Fri, 28 Jan 2011 ( 08:53:33 WIB )


=======================================================================================