Sabtu, 05 Maret 2011

50 Emiten Kena Sanksi Rp 1 Miliar oleh Bapepam


Jakarta - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah memberikan sanksi administratif kepada 50 emiten terkait keterlambatan pelaporan pada medio Januari hingga 2 Maret 2011. Total sanki denda yang terhimpun mencapai Rp 1,029 miliar.

Menurut Kepala Biro Perundang-undangan Bapepam-LK Robinson Simbolon, penetapan sanki diharapkan dapat memberi efek jera kepada perusahan publik, dan agar patuh akan peraturan pelaporan yang dimaksud regulor pasar modal.

"Denda ini juga bukan untuk cari uang, tapi supaya jangan telat lagi. Penetapan denda beragam, karena yang diatur adalah terlambat per hari denda Rp 1 juta. Dan maksimal Rp 500 juta," tutur Robin di kantornya, Jalan Wahidin, Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (4/3/2011).

Ke-50 emiten dikenakan denda atas keterlambatan penyampaian laporan yang beragam. Diantaranya Laporan Realisasi Penggunaan Dana (LRPD), Laporan Keuangan Tengah Tahun (LKTT), Laporan Tahunan (LT), Laporan Hasil Pemungutan Efek (LHPE).

Emiten-emiten yang didenda adalah Evergreen Invesco Tbk, Asia Natural Resources Tbk, Kokoh Inti Arebama Tbk, Mahaka Media Tbk, PLN (Persero) , Sugih Energy Tbk, Metro Realty Tbk, Mitra Intl Resources Tbk, Fast Food Indonesia Tbk, Perdana Bangun Pusaka Tbk, Pelita Sejahtera Abadi Tbk, Multipolar Tbk, Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.

Kemudian, Central Omega Resources Tbk (peringatan tertulis), Sat Nusaperdana Tbk, Eratex Djaja Tbk, Delta Dunia Makmur Tbk, Century Textile Industri Tbk, Apac Citra Centertex Tbk, Sekar Bumi Tbk, Davomas Bumi Tbk, Karwell Indonesia Tbk, Panasia Filament Inti Tbk, Panasia Indosyntec Tbk, Sunson Textile Manufacturer Tbk, Goodyear Indonesia Tbk, Indomobil Sukses Makmur Tbk, Kedawung Setia Industrial Tbk, Keramika Indonesia Asosiasi, Mulia Industrindo Tbk, Muliaglass, Nipress, Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Dayaindo Resources Intl Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bumi Serpong Damai Tbk, Berlian Laju Tanker Tbk.

Juga ada, Mayora Indah, Perkebunan Nusantara III, Mitra Energi Persada, FIF, Mandiri Tunas Finance, Aneka Kemasindo Utama, ATPK Resources, Cipendawa, Dayaindo Resources, Tiga Pilar Sejahtera Food, Wahana Phonix Mandiri, BNBR, Nusantara Infrastucture.

Menimang Prospek Akuisisi Indosiar

Headline
Foto: Istimewa
Oleh:
Pasar Modal - Sabtu, 5 Maret 2011 | 09:09 WIB
TERKAIT

INILAH.COM, Jakarta – PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mengumumkan rencana akuisisi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM). Aksi korporasi yang dinilai prospektif. Benarkah?

Pada penutupan perdagangan Jumat (4/3), PT Indosiar Karya Mandiri Tbk (IDKM) anjlok 4,9% ke Rp960 dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) terperosok 12,7% ke Rp1.170. Sedangkan PT Surya Citra Media Tbk (SMCA) naik 2,6% ke Rp3.900.

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pertama hari ini mencabut suspensi ketiga saham yang berlaku sejak Selasa (22/2) lalu, karena rencana pengambilalihan Indosiar sudah dilaporkan melalui keterbukaan informasi.

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities mengaku, langkah akuisisi yang dilakukan SCMA terhadap IDKM sangat positif. Hal ini karena kinerja dan fundamental SCMA yang lebih baik dari IDKM, “Melihat beberapa indikator, termasuk laporan keuangan, tidak heran bila SCMA mengakuisisi IDKM,”ujarnya.

SCMA dinilai lebih pantas mengakuisisi IDKM. Lihat saja kapitalisasi pasar SCMA yang jauh lebih besar mencapai Rp7,3 triliun, ketimbang IDKM yang hanya Rp2,04 triliun. Sedangkan total debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas) SCMA hanya 0,74 kali, lebih kecil dari IDKM sebesar 2,15 kali.

Price to earning ratio (PE) dan price book value (PBV) SCMA juga dinilai lebih rendah mencapai 16,45 kali dan 5,2 kali, dibanding IDKM yang mencapai 56,11 kali dan 6,45 kali. Adapun, rasio return on equity (ROE) SCMA juga lebih bagus mencapai 18,21% ketimbang IDKM sebesar 3,53%.

Tidak hanya itu,dari sisi profit, SCMA lebih unggul. Laba bersih dan laba usaha SCMA mencapai 23,49% dan 37%, sedangkan IDKM hanya 4,4% dan 35%.

Seperti diketahui, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), induk usaha Surya Citra Media (SCMA), akan mengakuisisi 551,7 juta lembar saham PT Indosiar Karya Media (IDKM), setara dengan 27,2% kepemilikan. Harga pembelian saham Indosiar dari PT Prima Visualindo mencapai Rp900 per saham, dengan total nilai transaksi sebesar Rp496,537 miliar.

Dalam langkah konsolidasi kedua perusahaan televisi nasional ini, opsi merger memang sempat menyeruak, selain pilihan akuisisi. Hal ini dipertegas keterbukaan informasi beberapa waktu lalu, dimana manajemen EMTK dan SCMA mengakui telah mengantongi persetujuan dari dewan komisaris untuk melakukan merger maupun akuisisi atas IDKM.

Namun setelah melalui pengkajian, akuisisi menjadi pilihannya. “Lebih baik akuisisi memang, karena kalau merger akan lebih sulit, terkait keuangan dan manajemen kedua perusahaan,” katanya.

Bagaimanapun, Edwin masih mengkhawatirkan beban utang IDKM yang cukup besar. Karena hal ini dapat membebani dan mengganggu fundamental SCMA di masa mendatang. “Harus ada komitmen dari manajemen IDKM terkait utangnya. Ini harus selesai di atas kertas,” tegasnya.

Berbeda dengan Head of Research PT Sinarmas Sekuritas Jeff Tan yang menilai, besarnya utang Indosiar, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap SCMA. Terutama karena akuisisi ini akan meningkatkan pertumbuhan iklan dan menumbuhkan daya saing perseroan terhadap rivalnya,”

Saya kira akan bagus bagi SCTV di mana iklan TV masih bertumbuh pesat sekitar 20%-23%, dan akan menambah daya saing SCTV terhadap Grup MNC,”ujarnya.

Dengan akuisisi ini, SCMA akan menjadi pemegang saham pengendali baru di IDKM dan terkena kewajiban melakukan penawaran tender (tender offer) saham IDKM. Perseroan menyatakan harga tender offer akan disamakan dengan harga akuisisi.

Adapun dana untuk penawaran tender dan akuisisi itu seluruhnya diambil dari sumber internal EMTK dan pinjaman. Bergantung pada kajian lebih lanjut, pinjaman itu dapat dibiayai kembali oleh sebagian ekuitas dan penggalangan dana terkait lainnya.

Analis Indo Premier Securities Ikhsan Binarto menilai, tender offer ini akan menekan keuangan EMTK, mengingat biayanya yang cukup besar. Kendati demikian, ia menilai prospek bisnis pertelevisian masih menjanjikan dengan potensi belanja iklan yang besar. "Apalagi pangsa pasar SCTV dan Indosiar masih lebih baik ketimbang MNC Group dan Trans Corp," katanya.

Edwin menambahkan, pilihan konsolidasi SCMA dan IDKM adalah tepat. Terutama mengingat tren di masa depan, bahwa iklan akan memilih masuk ke industri televisi yang memiliki infrastruktur kuat, seperti memiliki radio atau koran. “Mereka harus bersatu, kalau perang sendiri-sendiri akan kalah. Apalagi infrastruktur tidak mendukung,” ujarnya.

Ia merujuk pada para pesaing di industri televisi, yang cenderung bergabung untuk memperluas pasar, seperti RCTI, Global TV, dan MNC TV yang tergabung dalam grup MNC; Trans Tv dan Trans 7 dalam Trans Corp, kemudian TV One dan ANTV dalam grup Viva. “Dengan bergabung, SCMA dan IDKM berkesempatan meningkatkan pangsa pasar dan menaikkan penjualan iklan,” paparnya. [mdr]

Wall Street Akhir Pekan Didera Aksi Profit Taking

Headline
Foto: Istimewa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Sabtu, 5 Maret 2011 | 08:04 WIB
TERKAIT

INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street ditutup melemah pada penutupan perdagangan saham Jumat (4/3) karena aksi ambil untung dan kekhawatiran geopolitical serta kenaikan harga minyak.
Data pengangguran Amerika Serikat turun di bawah 9% untuk pertama kali dalam dua tahun terakhir. Tetapi investor kembali fokus terhadap Libya dan penyelesaian kisruh di Libya. Demikian seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Harga minyak mentah Brent naik di atas US$116 per barel. "Setelah indeks saham bergerak rally, tetapi bursa saham sensitif terhadap peristiwa yang terjadi dan harga minyak," ujar Director of trading and derivatives Schwab Center for Financial Research Randy Frederick.

Data ekonomi yang dikeluarkan awal minggu ini telah meningkatkan harapan khususnya laporan data tenaga kerja. Di sisi lain saham bank turun setelah Bank of America Merrill Lynch menyatakan pendapatan kuartal pertama akan turun karena kenaikan harga minyak dan klien mengurangi aktivitas.

Broker juga menurunkan peringkat saham Citigroup Inc dan Goldman Sachs Group Inc menjadi netral dari beli. Goldman turun 2,1% ke level US$161 dan saham Citi turun 3% ke level US$4,54. Indeks KBW bank turun 1,5%.

Indeks Dow Jones turun 88,32 poin atau 0,72% ke level 12.169,88. Indeks S&P 500 turun 9,82 poin atau 0,74% ke level 1.321,15. Indeks Nasdaq turun 14,07 poin atau 0,50% ke level 2.784,67. Selama seminggu ini, indeks Dow Jones naik 0,3% dan Nasdaq serta S&P naik 0,1%.

Volume perdagangan saham naik menjadi 7,3 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex, dan Nasdaq atau di bawah rata-rata harian 8,47 miliar saham.

Departemen tenaga kerja menyatakan payrolls naik menjadi 192 ribu pada Februari di atas prediksi sekitar 185 ribu. Tingkat unemployment turun ke 8,9% dari 9%. [cms]

Bakrie Sumatera Plantations Ganti Nama Anak Usaha

Headline
Foto: Istimewa
Oleh: Charles MS
Pasar Modal - Sabtu, 5 Maret 2011 | 06:41 WIB

INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) telah melakukan perubahan nama salah satu anak usahanya pada 3 Maret 2011.

Hal ini disampaikan Fitri Barnas, Corporate Secretary dalam keterbukaannya ke BEI, Jumat (4/3) malam.

Adapun anak usaha yang nanmanya diganti tersebut adalah BSP Netherlands B.V. Perseroan kemudian menggantinya menjadi BSP Netherlands Finance B.V.

IPO Notes PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)

PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk mulai beroperasi sejak tahun 1994 dan bergerak di bidang jasa pelayaran angkutan barang-barang curah terutama batubara, transshipment dan pengoperasian pelabuhan yang menunjang jasa pelayaran.

Perseroan melakukan kontrak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan terkemuka seperti PT Adaro Indonesia, PT Semen Gresik, PT Kaltim Prima Coal, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk dan PT Berau Coal. Kerjasama dalam bentuk kontrak jangka panjang tersebut sangat baik untuk menjaga kelangsungan usaha perseroan.

Perseroan akan menggunakan dana dari hasil IPO tersebut untuk membiayai sebagian kebutuhan dana untuk pembelian 20-30 set kapal tunda dan tongkang dan/atau floating crane. Hal tersebut akan mendukung ekspansi usaha perseroan di masa yang akan datang.

Perseroan memiliki Option Agreement dengan PT Indika Energy Tbk, sehingga setelah pelaksanaan Option Agreement tersebut PT Indika Energy Tbk akan memiliki 51% saham perseroan.

Perseroan memiliki prospek usaha yang baik dengan didukung oleh keadaan perekonomian Indonesia yang membaik, meningkatnya permintaan batubara Indonesia, dan juga dengan adanya kenaikan tingkat produksi perusahaan-perusahaan batubara. Dengan demikian, hal-hal tersebut akan berdampak positif bagi usaha perseroan.

Namun ada beberapa risiko utama yang dapat mempengaruhi jalannya usaha perseroan seperti:

  1. Risiko pengakhiran atau tidak diperpanjangnya kontrak-kontrak penyediaan jasa perseroan.
  2. Risiko kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasional lainnya.
  3. Risiko pendapatan perseroan dan anak perusahaan yang sangat bergantung pada industri batubara nasional
  4. Pengangkutan laut sangat bergantung pada kondisi cuaca
  5. Risiko perubahan nilai tukar mata uang asing

Perseroan memiliki struktur keuangan yang baik. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah aset dan ekuitas di laporan neraca perseroan dari tahun 2005 sampai dengan laporan per September 2010.

Perhitungan rasio-rasio keuangan untuk perseroan adalah sebagai berikut:

- Net Profit Margin per 30 September 2010 adalah 28,5% dan per 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah 35,5%, 11,9% dan 21,3%.

- ROE per 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah 35,7%, 13,1% dan 30,7%.

- ROA per 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 adalah 19,3%, 7,0% dan 16,5%.

- PER’09 adalah 10x pada harga Rp 1.500 dan 13x pada harga Rp 1.900. PER’10E adalah 12x pada harga Rp 1.500 dan 15x pada harga Rp 1.900. PER’11E adalah 8,7x pada harga Rp 1.500 dan 11,02x pada harga Rp 1.900

Perbandingan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis di industri:

- Seroja Investments Ltd (Singapura): PER’11E 38,12x

- Courage Marine Group Ltd (Singapura): PER’11E 16,97x

- Golden Ocean Group Ltd (Singapura): PER’11E 4,79x

Pendapat Kami:

MBSS merupakan perusahaan pelayaran yang telah memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun. Perseroan juga merupakan salah satu perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia. Kontrak jangka panjang yang didapat dari perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia dapat menjaga kelangsungan usaha perseroan. Option Agreement perseroan dengan PT Indika Energy Tbk akan berdampak positif terhadap perseroan secara keseluruhan. Perseroan memiliki prospek usaha yang baik di masa yang akan datang. Beberapa strategi usaha yang sedang dijalankan perseroan diharapkan dapat meminimalisasi risiko-risiko usaha yang dapat merugikan perseroan.

Kami agak kesulitan untuk mendapatkan perusahaan pembanding yang jenis usahanya sama dengan MBSS, akan tetapi MBSS lebih mirip dengan perusahaan Courage Marine Group Ltd dari Singapura. Dengan menggunakan PER’11E 8,7x-11,02x pada rentang harga yang ditawarkan Rp 1.500-Rp 1.900, kami menilai valuasi perseroan tersebut lebih murah dibandingkan dengan valuasi Courage Marine Group Ltd tersebut.

DISCLAIMER :

This material is issued by PT Sinarmas Sekuritas, a member of the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges, represent the opinion of PT Sinarmas Sekuritas, derived its judgment from sources deemed reliable, however, PT Sinarmas Sekuritas and its affiliated cannot guarantee its accuracy and completeness. PT Sinarmas Sekuritas or its affiliates may be involved in transactions contrary to any opinion herein or have positions in the securities recommended herein and may seek or will seek investment banking or other business relationships with the companies in this material. PT Sinarmas Sekuritas, its employees and its affiliates, expressly disclaim any and all liability for representation or warranties, expressed or implied, here in or omission there from or for any loss how so ever arising from any use of this material or its contents or otherwise arising in connection there with. Opinion expressed in this material are our present view and are subject to change without notice.

Gali Lubang Tutup Lubang, Bakrie Kembali Ngutang US$ 600 Juta



Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holdings Ltd (LHH), suatu perusahan yang berkedudukan di Nevis, West Indies, mendapat fasilitas pinjaman US$ 1,345 miliar dari Credit Suisse AG, cabang Singapura sebagai Structuring Agent.

Menurut Sekretaris Perusahaan BNBR Sri Dharmayanti, jatah pinjaman yang menjadi hak perusahaan Grup Bakrie itu sebanyak US$ 601,75 juta.

"Hasil dari pinjaman itu sebagian besar digunakan untuk melunasi kewajiban-kewajiban perseroan yang ada saat ini," katanya dalam keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/3/2011).

Ia mengatakan, kewajiban perseroan dari perjanjian fasilitas pinjaman itu terpisah dari kewajiban LHH.
(ang/dnl)