Kamis, 28 April 2011

Dolar Merosot, Harga Emas Lagi-lagi Cetak Rekor Tertinggi

London - Dolar AS kembali merosot nilainya atas euro, dan harga emas pun kembali menciptakan rekor tertingginya sepanjang sejarah. Pelemahan dolar AS terus memicu investor berburu aset yang aman termasuk emas.

Pada perdagangan Kamis (28/4/2011), mata uang tunggal euro menguat ke level US$ 1,4882, yang merupakan titik tertingginya sejak 7 Desember 2009. Namun euro selanjutnya surut lagi ke level US$ 1,4834, dibandingkan pada penutupan di pasar New York kemarin di US$ 1,4785. Terhadap yen, dolar AS juga merosot ke 81,63 yen dibandingkan sebelumnya di 82,15 yen.

Pelemahan dolar AS itu langsung memicu harga emas di titik tertingginya yakni di pasar spot sempat menembus di US$ 1.534,30 per ounce, sebelum akhirnya surut di US$ 1.530,99 naik dibandingkan penutupan sebelumnya di level 1.526,40.

Sementara harga emas berjangka juga menembus titik tertingginya di US$ 1.535,1 per ounce sebelum akhirnya surut ke US$ 1.531,90 per ounce.

"Segala sesuatu berkaitan dengan dolar dan pembelian aset 'safe-haven'. Keputusan The Fed sebenarnya bukan sebuah kejutan, tidak ada yang berubah, namun nada dari pernyataan Bernanke meninggalkan kesan akan dibiarkan sementara sebelum akhirnya kenaikan suku bunga dipertimbangkan," jelas kepala MKS Finance, Afshin Nabavi seperti dikutip dari Reuters.

"The Fed secara jelas tidak memikirkan kebijakan ketat dalam waktu dekat dan dari perspektif ini, tidak ada dalam bahasa the Fed untuk menangkap pelemahan dolar AS akhir-akhir ini," ujar Spiros Papadopoulos dari National Australia Bank seperti dikutip dari AFP.

Seperti diketahui, Bank Sentral AS dalam pertemuan rutinnya kembali mempertahankan suku bunga ekstra rendahnya di kisaran 0-0,25%. Federal Open Market Committe juga menyatakan akan menuntaskan program pembelian surat berharga hingga US$ 600 miliar hingga Juni sesuai jadwal.

Bernanke dalam konferensi persnya juga mengatakan sedikit kurang momentum dalam perekonomian dan ia melihat sedikit melemahnya angka-angka kemungkinan di bawah 2% untuk pertumbuhan PDB dalam 3 bulan tahun ini. Hal tersebut mengindikasikan the Fed sepertinya akan mempertahankan kebijakan akomodatifnya meski khawatir tentang masalah inflasi.

Kisruh BPHTB hambat Bisnis KPR BTN

Jakarta - Ketidakjelasan pungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di daerah menjadi kendala PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dalam merealisasikan penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) di awal 2011. Kredit BTN di awal tahun justru lebih rendah dibanding realisasi di 2010.

"Realisasi kredit sampai Maret 2011 (year to date) tercatat tidak maksimal, sebesar Rp 4,51 triliun, lebih rendah dari realisasi kredit di Maret 2010 sebesar Rp 4,55 triliun. Ini terkait dengan BPHTB, atau biaya pemindahan hak atas ini banyak kabupaten yang belum bisa memutuskan harga jualnya," ungkap Direktur Utama BTN Iqbal Latanro dalam jumpa pers di Menara BTN, Harmoni, Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Selain BPHTB, lanjutnya, persoalan lain yang memengaruhi tidak maksimalnya realisasi kredit BTN di triwulan satu 2011 adalah banyaknya pengembang yang masih menunggu kepastian harga jual rumah untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Namun, untuk kantong-kantong atau wilayah-wilayah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN semuanya sudah punya instansi untuk mengelola BPHTB. Jadi tidak ada masalah," kata Dia.

Realisasi kredit BTN di awal 2011 tercatat, selama Januari sebesar Rp 1,16 triliun, Februari Rp 1,46 triliun, dan mulai meningkat di Maret sebesar Rp 1,87 triliun.

"Nah setelah Maret ada kepastian BPHTB dan harga jual untuk FLPP itu bisa dilihat pertumbuhannya cukup besar," jelas Iqbal.

Seperti diketahui, mulai 2011 pemerintah pusat menyerahkan kewenangan pelaksanaan pungutan BPHTB ke pemerintah daerah. Namun masih banyak daerah yang belum siap untuk memungut BPHTB akibat belum keluarnya Perda sebagai landasan hukumnya.

Hal ini membuat para pelaku properti bingung untuk menyelesaikan transaksi propertinya. Sehingga transaksi properti di banyak daerah pun tersendat.

Sementara itu terkait perolehan laba BTN mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 245 miliar selama triwulan I-2011, naik 30,31% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 188 miliar.

"Kalau dibandingkan secara PSAK 50/55 perbandingan perolehan laba di akhir Maret 2011, tumbuh sekitar 1,54% atau sekitar Rp4 miliar dibandingkan akhir Maret 2010," ujar Iqbal.

Menurutnya, perolehan laba yang tidak terlalu bertumbuh akibat meningkatnya biaya dana (cost of fund). Hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan bunga kredit. "Sehingga delta laba kita lebih rendah padahal," jelasnya.

Sementara itu, bisnis syariah BTN memberikan kontribusi laba sebesar Rp 15,2 miliar selama triwulan pertama 2011.

"Untuk pembiayaannya sendiri tumbuh 41,51% dari Rp 2,14 triliun di Maret 2010 menjadi Rp 3,04 triliun di Maret 2011," kata Dia.

Dari perolehan dana pihak ketiga (DPK) sampai triwulan I-2011 tercatat sebesar Rp 2,47 triliun, tumbuh 56,49% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,57 triliun.

Triwulan I Astra Raup Untung Rp 4 Triliun dalam 3 Bulan

Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) meraup laba Rp 4,303 triliun selama kuartal I-2011. Laba ini naik 43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,014 triliun.

Demikian disampaikan oleh Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto dalam siaran pers, Kamis (28/4/2011).

Prijono mengatakan, kinerja semua lini bisnis perseroan mengalami peningkatan. Namun, bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang telah mengakubatkan adanya gangguan suplai yang berpengaruh pada bisnis otomotif dan alat berat.

"Namun demikian, kami berharap bahwa kondisi tersebut hanya bersifat sementara dan dapat normal kembali dalam waktu yang tidak lama," jelas Prijono.

Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bersih di kuartal I-2011 yang mencapai Rp 38,693 triliun, atau naik 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 29,688 triliun.

Laba usaha meningkat 34%, yaitu dari Rp 3,247 triliun menjadi Rp 4,340 triliun, sehingga sepanjang kuartal pertama tahun 2011 Astra membukukan laba bersih Rp 4,303 triliun, naik 43% dari Rp 3,014 triliun pada periode yang sama tahun 2010 dan laba bersih per saham naik 43% menjadi Rp 1.063 dari Rp 744.

"Kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif, termasuk inflasi yang relatif stabil, meningkatnya harga komoditas dan kemudahan pembiayaan konsumen dengan suku bunga yang menarik, mendukung penguatan kinerja Grup Astra di kuartal pertama 2011," tukas Prijono.
Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham ASII naik 450 poin (0,81%) ke level Rp 55.600 per lembar. Sahamnya aktif diperdagangkan hingga 1.224 kali dengan volume 3.235 lot senilai Rp 89,726 miliar.

Triwulan I Bank Permata Raih Laba Rp 321 Miliar, Naik 20%

Jakarta - PT Bank Permata Tbk meraih laba bersih Rp 321 miliar di kuartal I-2011. Laba ini naik 20% dibandingkan kuartal I-2010 lalu yang sebesar Rp 269 miliar.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Bank Permata David Fletcher dalam siaran pers, Kamis (28/4/2011).

Kenaikan laba bersih ditopang oleh kenaikan laba operasional perseroan sebesar 6% menjadi Rp 343 miliar di kuartal I-2011. Ini didorong kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 19% menjadi Rp 932 miliar.

"Bank Permata juga terus mengoptimalkan fungsi intermediasinya untuk mendukung perekonomian Indonesia. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit sebesar 35% menjadi Rp 54,7 triliun di kuartal pertama 2011 dari Rp 40,6 triliun pada tahun sebelumnya," ujar Fletcher.

Total aset perseroan juga naik 28% dari Rp 62,1 trilun di kuartal I-2010 menjadi Rp 79,6 triliun di kuartal I-2011.

"Dana pihak ketiga meningkat 35% menjadi Rp 62,4 triliun. Giro dan Tabungan membukukan kenaikan yang kuat 40% dan 20% menjadi Rp 13,4 triliun dan Rp 12 triliun," jelas Fletcher.

Rasio kredit bermasalah (NPL) Bank Permata menurun sepanjang kuartal I-2011. NPL gross turun menjadi 2,6% di 31 Maret 2011, dibandingkan dengan 4,2% pada tahun sebelumnya, sementara NPL net turun menjadi 0,7% dari 1,2% di tahun sebelumnya.

Laba BCA Naik Tipis 4% Raup Rp 2 Triliun

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih Rp 2,016 triliun, naik 4,4% dari periode sebelumnya Rp 1,931 triliun.

Demikian disampaikan Presiden Direktur BCA D.E. Setijoso dalam paparan publik di Grand Indonesia, Jumat (28/4/2011).

Pencapaian laba didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 40,9% menjadi Rp 3,847 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,731 triliun. Pertumbuhan aktiva juga mencapai 14,9% menjadi Rp 326,5 triliun di triwulan I-2011, dari sebelumnya Rp 284,2 triliun.

Portofolio kredit juga meningkat 24,4% menjadi Rp 150,3 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) mencapai 54,4% atau lebih rendah dari ketentuan Bank Indonesia.

"Kredit konsumer tumbuh 36,2% menjadi Rp 38,7 triliun didorong oleh pertumbuhan KPR dan kredir kendaraan bermotor roda empat, yang merupakan hasil positif dari pertumbuhan segmen kelas menegah dan rendahnya tingkat suku bunga kredit," jelasnya.

Sedangkan segmen UKM dan komersial mencapai Rp 59,5 triliun, tumbuh 27% dibanding sebelumnya. Sementara kredit korporasi naik 14,1% (YoY) menjadi Rp 52,1 triliun pada Maret 2011.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan hingga akhir Maret 2011 mencapai Rp 275,8 triliun, tumbuh dari periode sebelumnya. Dengan pembagian masing-masing Giro Rp 65,7 triliun, tabungan Rp 145,6 triliun. Sedangkan deposito turun 2,7% menjadi Rp 64,5 triliun.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten berkode BBCA itu naik 100 poin (1,33%) ke level Rp 7.600 per lembar. Sahamnya ditransaksikan 353 kali dengan volume 10.377 lot senilai 39,053 miliar.
Pada kesempatan yang sama, BCA targetkan perhitungan rasio pendanaan terhadap kredit (LDR/Loan To Deposit Ratio) mencapai 60% dalam waktu dekat, dari posisi per triwulan I-2011, Rp 54,4%.

"Kami akan tingkatkan rasio LDR menjadi 60%, secepatnya," jelasnya.

Namun, Setijoso tidak merinci lebih jauh kapan target 60% rasio LDR tersebut terpenuhi. Pasalnya, meski pertumbuhan kredit meningkat, namun ini diimbangi oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga 13,8% (YoY) di triwulan I-2011.

"Tidak bisa (dipastikan) tahun ini terpenuhi (60%). Kami terus upayakan. Tabungan sebenarnya sudah tumbuh 20%, jadi bukan berarti malas menyalurkan kredit. Dalam perhitungan LDR ada dua komponen, dana dan pinjaman. Dan obligasi sendiri kan tidak dimasukkan dalam komponen LDR," tambahnya.

Sinyal The Fed Hijaukan Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Tokyo – Bursa Asia ditutup positif pada perdagangan Kamis (27/4) karena sinyal-sinyal positif dari Bank Sentral AS The Federal Reserve.

Indeks Komposit Morgan Stanley (MSCI) Asia Pasifik (APAC) menguat 1,2% ke 139,47 dan menuju penutupan terkuatnya sejak 21 Februari. Rasio perdagangan, lima saham menguat untuk empat yang turun. Pekan ini, MSCI APAC naik 2,2% dan price earning ratio (PER) berada pada 13,2 kali.

Indeks Nikkei di Jepang naik 1,6% atau tertinggi sejak gempa bumi-tsunami 11 Maret lalu. Bursa Selandia Baru naik 0,3% setelah bank sentral negara tersebut mempertahankan suku bunga ke rekor terendahnya, dalam upaya memulihkan diri dari gempa bumi terbesar selama 80 tahun terakhir.

Bursa Kospi di Korea Selatan menguat 0,1% dan bursa Australia tak banyak berubah. Sebaliknya, indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 0,2% dan indeks komposit Shanghai turun 1,1%. Futures Standard & Poors menguat 0,2% hari ini.

Perusahaan otomotif Jepang yang 45% penjualannya dari Amerika Utara, Honda Motor Co., menguat 2,9% di Tokyo. Produsen otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor, juga mengalami kenaikan 7,3% ke rekor tertingginya.

Produsen chip memori terbesar dunia, Advantest, naik 5,6%. Computershare Ltd. yang share registrar nomor satu dunia, membubung 7,7% di Sydney setelah setuju memberi saham setelah setuju membeli divisi bisnis jasa Bank of New York Mellon Corp.

“Ada kombinasi suku bunga rendah dan earning kuat. Ini koktail yang amat baik untuk bursa saham,” ujar Nader Naeimi dari AMP Capital yang mengelola aset sebesar US$100 miliar.

Gubernur The Fed Ben Bernanke memberi sinyal pihaknya masih tetap mempertahankan stimulus moneter setelah mengakhiri pembelian obligasi besar-besaran pada Juni mendatang. Sementara ada kebutuhan menekan inflasi dengan melonggarkan kebijakan, mungkin takkan terjadi.

“Saham-saham AS ditopang kebijakan yang longgar dan harganya semakin murah. Kenaikan saham-saham AS amat positif untuk pasar saham,” ujar Toshio Sumitani dari Tokai Tokyo Research Center. The Fed akan mempertahankan suku bunga pada 0-0,25%, sejak Desember 2008.

Indeks perusahaana konsumsi, termasuk elektronik dan pabrikan otomotif, memimpin kenaikan diantara 10 sektor industri yang dipantau MSCI APAC. Selain Honda dan Hyundai, produsen otomotif terbesar Toyota Motor Corp. naik 1,4%. Produsen ponsel terbesar ketiga, LG Electronics Inc., naik 1,9% di Seoul.

Produsen alat berat konstruksi terbesar kedua dunia, Komatsu Ltd., naik 2,8%. Produsen robot industri terbesar Jepang, naik 1,4%. China Coal Energy Co., produsen bahan bakar terbesar kedua di negaranya, memimpin penguatan Hang Seng dengan 4,6%.

Nippon Electric Glass Co. meroket 8,6% dan menjadi penggerak terbesar MSCI APAC. Computershare naik 7,7% di Sydney. BNY Mellon setuju menjual kepemilikan bisnis jasa di perusahaan itu kepada perusahaan Australia seharga US$550 juta. [ast]

Triwulan I, BTN Bukukan Laba Rp245 Miliar

Logo BTN. Foto: Idris Rusadi P/okezone
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan dana pihak ketiga pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 27,86 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

"DPK tumbuh dari Rp37,852 triliun pada triwulan I 2010 menjadi Rp48,396 triliun pada posisi yang sama di 2011," ungkap Direktur Utama BTN Iqbal Latanro saat memberikan paparannya di Menara BTN, Jakarta Kamis (28/4/2011).

Sementara untuk laba bersih perseroan pada triwulan I-2011 juga mengalami pertumbuhan sekira 30,31 persen dibanding periode sebelumnya. "Bank BTN berhasil meningkatkan laba bersihnya menjadi Rp245 miliar pada dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp188 miliar," tuturnya.

Adapun hingga Maret 2011 BTN telah membuka sebanyak 111 kantor kas. "Tahun lalu sudah membuka 100 kantor kas, dan diharapkan tahun ini bisa menjadi 200 kantor kas," pungkasnya.

Saham ENRG Teraktif Diperdagangkan Hari Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Energi Mega Persada Tbk (ENRG) teraktif diperdagangkan pada hari ini dengan transaksi mencapai 3.692 kali senilai Rp120,3 miliar dengan volume 786,05 juta saham.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (28/4). IHSG ditutup naik 4 poin atau 0,1% ke 3.808,9. Volume perdagangan mencapai 5,3 miliar saham senilai Rp3,3 triliun. IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp372,9 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp905,6 dan pembelian asing mencapai Rp1,2 triliun.

Urutan kedua saham BIPI dengan transaksi sebanyak 2.763 kali senilai Rp22,9 miliar dengan volume perdagangan mencapai 175,2 juta saham. Urutan ketiga saham CPIN dengan transaksi sebanyak 2.733 kali senilai Rp68,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 34,8 juta saham. Urutan keempat saham GREN dengan transaksi sebanyak 2.501 kali senilai Rp8,6 miliar dengan volume perdagangan mencapai 83,4 juta saham.

Urutan kelima saham BJBR dengan transaksi sebanyak 2,260 kali senilai Rp100,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 77,5 juta saham. Urutan keenam saham RICY dengan transaksi sebanyak 2.232 kali senilai Rp3,07 miliar dengan volume perdagangan mencapai 17,1 juta saham. Urutan ketujuh saham MRAT dengan transaksi sebanyak 2.201 kali senilai Rp3,9 miliar dengan volume perdagangan mencapai 6,9 juta saham.

Urutan kedelapan saham EMDE dengan transaksi sebanyak 1.934 kali senilai Rp8,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 11,6 juta saham. Urutan kesembilan saham BUMI dengan transaksi sebanyak 1.915 kali senilai Rp409,7 miliar dengan volume perdagangan mencapai 122,8 juta saham. Urutan kesepuluh saham APLN dengan transaksi sebanyak 1.821 kali senilai Rp51,06 miliar dengan volume perdagangan mencapai 142,6 juta saham.

Kuartal I-2011 Laba Bersih Bhakti Capital Naik 7%

Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - PT Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCAP) mengalami peningkatan laba bersih sebesar tujuh persen menjadi Rp68 miliar pada kuartal-I 2011 dibandingkan periode yang sama di 2010 yang mencapai Rp64 miliar.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Utama Bhakti Investama, Hary Tanoesoedibjo, ditemui dalam acara Public Expose, di MNC Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Sementara dari sisi pendapatan konsolidasi pada kuartal-I 2011 ini juga mengalami peningkatan sebesar 26 persen menjadi Rp129 miliar dari Rp102 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hasil tersebut dapat tercapai terutama karena sebagian besar pendapatan mengalami kenaikan dan pada 2011 BCAP memiliki pendapatan premi yang berasal dari MNC Life, anak perusahaan BCAP yang bergerak pada bidang asuransi.

Peningkatan pendapatan ini diikuti oleh kenaikan EBITDA sebesar 15 persen dari Rp75 miliar menjadi Rp86 miliar.

BHIT Cetak Laba Bersih Rp170 Miliar

Ilustrasi. Foto: Corbis
JAKARTA - PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 12 persen mencapai Rp170 miliar pada kuartal-I 2011 dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp153 miliar.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Utama BHIT, Hary Tanoesoedibjo, ditemui dalam acara Public Expose, di MNC Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Sementara itu, pendapatan konsolidasi BHIT pada kuartal-I di 2011 mencapai Rp1,8 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 17 persen dari periode yang sama di 2010 yang mencapai Rp1,5 triliun.

Hasil tersebut dapat tercapai terutama karena adanya peningkatan pendapatan usaha yang signifikan dari investasi strategis BHIT disektor media dan jasa keuangan.

Sementara untuk laba usaha BHIT pada kuartal-I 2011 meningkat sebesar 19 persen dari Rp425 miliar menjadi Rp504 miliar. Dari sisi EBITDA pun juga terjadi peningkatan sebesar 22 persen menjadi Rp662 miliar dibandingkan periode yang sama di 2010 sebesar Rp544 miliar.

BHIT bagi dividen senilai Rp 59,7 miliar

BHIT bagi dividen senilai Rp 59,7 miliar
JAKARTA. PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) akan membagi dividen tunai sebesar Rp 2 per saham atau senilai total Rp 59,7 miliar.

"Dividen ini naik 100% dibandingkan tahun lalu," ujar Direktur Utama BHIT Hary Tanoesoedibjo, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2010, Kamis (28/4).

Selain mengungkapkan soal dividen, Hary juga memaparkan kinerja perseroan di tiga bulan pertama tahun ini. Pendapatan BHIT pada kuartal pertama 2011 naik 17% menjadi Rp 1,8 triliun.

Kontribusi pendapatan terbesar disokong tiga sektor, yakni bisnis media berbasis pelanggan, bisnis pembiayaan dan efek, serta media berbasis konten dan iklan.

Sementara, laba bersih BHIT di periode tiga bulan pertama 2011 tercatat Rp 170 miliar, atau meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

DJ Astra International 1Q Net Profit Rises 43% To IDR4.3 Tln

Date : Apr 28 2011, 16:37
Title : News Story
Header : DJ Astra International 1Q Net Profit Rises 43% To IDR4.3 Tln


Story
=======================================================================================

JAKARTA (Dow Jones)--Diversified company PT Astra International (ASII.JK)
reported Thursday its net profit rose to IDR4.3 trillion ($502 million) in the
first quarter compared with IDR3.01 trillion a year earlier, on the back of
rising revenue.
Astra's revenue stood at IDR38.7 trillion in the January-March period, a
30% increase from IDR29.7 trillion in the same period a year earlier.
Astra, which has interests ranging from automotives, heavy equipment,
agribusiness, mining, and financials, cited that conducive economic conditions
in the country, increasing commodity prices and stable interest rates have
helped its financial performance.
The company noted a risk of supply shortage for automotives and heavy
equipment after earthquakes and tsunami hit Japan last month.
"But we hope the situation to be temporary and can return to normal in the
near term," Astra Chief Executive Prijono Sugiarto said in a statement.
-By Andreas Ismar, Dow Jones Newswires; 62 21
39831277;andreasismar.sandiwan@dowjones.com
Click here to go to Dow Jones NewsPlus, a web front page of today's most
important business and market news, analysis and commentary:
http://www.djnewsplus.com/access/al?rnd=a11FHb%2BsXU%2BcrtQ1qlZCww%3D%3D. You
can use this link on the day this article is published and the following day.

(END) Dow Jones Newswires
April 28, 2011 05:35 ET (09:35 GMT)
Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.- - 05 35 AM EDT 04-28-11

=======================================================================================

Kinerja Emiten Kinclong, IHSG Cetak Rekor Lagi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu naik tipis menjelang penutupan di tengah positifnya kinerja keuangan emiten dan rencana pembagian dividen. Indeks berhasil cetak rekor baru lagi.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.575 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.625 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 6,347 poin (0,16%) ke level 3.811,278. Indeks terdorong penguatan bursa Wall Street semalam dan memantapkan posisinya di level 3.800.

Sentimen positif itu mampu menjaga indeks bertahan di teritori positif sepanjang perdagangan sesi I. Posisi tertingginya sempat didaki di awal perdagangan 3.824,068 sebelum akhirnya laju pertumbuhannya melambat.

Posisi IHSG tersebut merupakan intraday tertinggi yang sebelumnya pernah diraih pada 21 April 2011 lalu di posisi 3.813,177. Namun sayangnya, laju penguatan IHSG melambat setelah beberapa pelaku pasar memutuskan untuk ambil untung di beberapa saham unggulan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 1,953 poin (0,05%) ke level 3.806,884. Pertahanan IHSG pun jebol, aksi ambil untung berlanjut dan akhirnya jatuh ke teritori negatif.

Melihat posisi IHSG yang sudah cukup tinggi, investor lokal tergoda untuk terus melakukan aksi ambil untung. Bahkan di perdagangan sesi II, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.787,856.

Menutup perdagangan, Kamis (28/4/2011), IHSG naik tipis 3,998 poin (0,10%) ke level 3.808,929. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 0,266 poin (0,04%) ke level 680,894.

Sentimen positif seperti tumbuhnya kinerja keuangan emiten dan rencana pembagian dividen tidak dapat diserap dengan baik oleh bursa. Aksi profit taking terus berlanjut ditambah dengan pelemahan bursa-bursa di Asia sehingga laju penguatannya terhambat.

Investor asing masih banyak mengakumulasi saham, terlihat dari transaksinya yang tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 371,864 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 102.351 kali pada volume 5,339 miliar lembar saham senilai Rp 3,839 triliun. Sebanyak 107 saham naik, 114 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih bergerak mixed sampai sore ini, namun cenderung balik arah melemah. Hanya bursa Jepang yang masih melesat tinggi meski data ekonominya kurang menggembirakan.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai ambruk 37,74 poin (1,29%) ke level 2.887,67.
  • Indeks Hang Seng turun 87,21 poin (0,37%) ke level 23.805,63.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 157,90 poin (1,63%) ke level 9.849,74.
  • Indeks Straits Times turun tipis 0,57 poin (0,02%) ke level 3.182,11.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 9.500 ke Rp 129.500, Petrosea (PTRO) naik Rp 5.900 ke Rp 35.400, Indospring (INDS) naik Rp 1.500 ke Rp 9.200, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 450 ke Rp 55.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam katagori top losers antara lain Sarana Menara (TOWR) turun Rp 500 ke Rp 10.500, Mayora (MYOR) turun Rp 350 ke Rp 11.350, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 300 ke Rp 25.900, dan Indomobil (IMAS) turun Rp 150 ke Rp 8.400.

Kuartal I 2011, laba bersih MNCN tumbuh 27%

Kuartal I 2011, laba bersih MNCN tumbuh 27%
JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mencatat pertumbuhan kinerja di awal tahun ini. Pada kuartal pertama 2011, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp 243 miliar, atau naik 27% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan laba bersih itu ditopang naiknya pendapatan di kuartal pertama 2011 menjadi Rp 1,16 triliun, atau sebesar 15% dari kuartal pertama tahun lalu. Peningkatan pendapatan ini disebabkan adanya pertumbuhan pendapatan iklan dari tiga televisi free to air sebesar 29% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Akibatnya, laba usaha pun meningkat sebesar 25% menjadi Rp 355 miliar pada kuartal pertama 2011. Pada kuartal pertama tahun ini, EBITDA marjin juga tumbuh menjadi 35%, dibandingkan periode yang sama di 2010 yang hanya 32%.

"Kenaikan ini dikarenakan pertumbuhan pendapatan serta biaya operasional yang stabil," kata manajemen MNCN, dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini.

Perseroan yakin kinerja yang kuat di kuartal pertama ini menjadi indikasi bakal tercapainya kinerja yang luar biasa pada tahun ini.

Seiring Bursa AS, Bursa Eropa Menguat

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Kamis (28/4) naik mengikuti penguatan Wall Street. Pasar merespon pernyataan The Fed soal ekonomi AS.

Indeks FTSE naik 7,6 poin atau 0,1% ke 6.075, indeks CAC naik 26,4 poin atau 0,6% dan indeks DAX naik 40,3 poin atau 0,5% ke 7.445,2.

The Fed akan menyelesaikan pembelian obligasi pemerintah senilai US$600 miliar hingga bulan Juni untuk mendukung pemulihan ekonomi. Lembaga ini juga menegaskan lagi tentang rencana mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk jangka waktu panjang.

"Kelihatannya seolah-olah kita akan mendapatakan EQ2. Pasar akan tenang mesikpun terjadi gejolak yang lebih kecil. Hari ini data PDB AS diperkirakan akan melemah dan akan ada kepanikan sesaat," kata Justin Urquhart Stewart, Direktur di Seven Investment Management yang dikutip dari yahoo.finance.com.

Saham Deutsche Bank naik 3,5% setelah laba bersih pada kuartal I naik mendekati rekor. Apalagi terjadi perubahan investasi di bank.

TOTL bagi dividen senilai Rp 14,67 per saham

TOTL bagi dividen senilai Rp 14,67 per saham
JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) akhirnya membagikan dividen tunai sebesar Rp 50,02 miliar, atau 62% dari total laba bersih tahun buku 2010. Tiap pemegang saham akan mendapatkan Rp 14,67 per saham.

"Ini merupakan dividen dengan persentase dan total terbesar sejak kita listing," kata Direktur TOTL Moeljati Soetrisno di Jakarta, Kamis (28/4). Penetapan ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), hari ini.

Sementara, sisa laba bersih sebesar Rp 20,75 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan.

Pembayaran dividen akan dilakukan pada 8 Juni mendatang. Dengan cum dividen di pasar reguler dan negosiasi sampai 20 Mei 2011.

Lagi, emas torehkan rekor sepanjang sejarah di US$ 1.534

JAKARTA. Emas kembali torehkan rekor baru, pada siang ini. Harga si kuning ini terus melambung setelah Federal Reserves mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk menstimulus ekonomi. Dollar pun melemah, sehingga mendongkrak daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Kontrak emas untuk pengiriman Juni di Comex, NYMEX melejit 1,1% ke level US$ 1.534 per ons troy, pada pukul 11.37 WIB. Ini level tertinggi sepanjang sejarah. Adapun, hingga pukul 14.20 WIB, harganya masih bertengger di US$ 1.531,3 per ons troy.

Kemarin, Ketua The Fed Ben S. Bernanke memberi sinyal bank sentral akan mempertahankan stimulus moneter senilai US$ 600 miliar hingga berakhir sesuai jadwal pada Juli mendatang.

Dollar tumbang ke level US$ 1,48 per euro untuk pertama kali sejak Desember 2009. Indeks dollar terhadap enam mata uang utama dunia turun dalam delapan hari terakhir ke level terendah sejak Juli 2008.

Hwang Il Doo dari KEB Futures Co. menyebut ketakutan investor atas penurunan dollar ada di balik reli emas saat ini. "Selama AS terus menahan suku bunga di level rendah akan dipersepsi pasar sebagai sinyal untuk membeli lebih banyak emas," ujarnya.

Credit Suisse AS memperkirakan, emas akan menyentuh US$ 1.650 per ons troy, dalam dua belas bulan ke depan, karena tingginya permintaan untuk melawan rendahnya bunga AS.

Jadwal Pembagian Dividen Tahun 2011

Berikut ini kami informasikan mengenai Jadwal Pembagian Dividen Tahun 2011 :

NO.

Nama Saham

Kegiatan

Cum Date

Rec Date

Rasio Perlembar

Terima dari Emiten

1

NIKL

Dividen Tunai

27-Apr-11

2-May-11

Rp 10.00

12-May-11

2

INCO

Dividen Tunai

2-May-11

5-May-11

USD 0.0146

20-May-11

3

TRIO

Dividen Tunai

6-May-11

11-May-11

Rp 15.00

25-May-11

4

MERK

Dividen Tunai

6-May-11

11-May-11

Rp 4,464.00

26-May-11

5

INTA

Dividen Tunai

9-May-11

12-May-11

Rp 56.00

27-May-11

6

EXCL

Dividen Tunai

11-May-11

16-May-11

Rp 107.00

31-May-11

7

TRST

Dividen Tunai

11-May-11

16-May-11

Rp 20.00

31-May-11

8

SMCB

Dividen Tunai

11-May-11

16-May-11

Rp 23.00

31-May-11

9

TCID

Dividen Tunai

11-May-11

16-May-11

Rp 340.00

31-May-11

10

LPGI

Dividen Tunai

12-May-11

18-May-11

Rp 112.00

31-May-11

11

BPFI

Dividen Tunai

12-May-11

18-May-11

Rp 10.00

27-May-11

12

JASS

Dividen Tunai

10-Jun-11

15-Jun-11

Rp 53.60

20-Jun-11

BWPT Jajaki Akuisisi Lahan di Kalimantan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT BW Plantation Tbk (BWPT) menjajaki akuisisi sejumlah lahan untuk menambah land bank perseroan di Kalimantan.

Hal itu disampaikan Direktur Utama BWPT Abdul Halim bin Ashari, Kamis (28/4). Halim mengatakan, perseroan memang memiliki lahan yang masih banyak yang harus ditanam. Meski begitu saat ini, perseroan sedang menjajaki untuk menambah lahan. Perseroan sedang melirik kawasan lahan di Kalimantan. "Kita sedang pelajari kawasan untuk menambah land bank tapi belum final. Kita sedang melakukan due dilligence, kita melihat berdasarkan kriteria jumlah sekitar 50 ribu hektar-100 ribu hektar," tutur Halim.

Lebih lanjut ia mengatakan, akuisisi ini diharapkan selesai dalam waktu 1-2 bulan ini. Perseroan mengincar land bank dan sedikit tertanam. Kemungkinan perseroan akan menggunakan pinjaman bank dan dana internal untuk akuisisi.

Untuk ekspansi tersebut, perseroan kemungkinan menjajaki pinjaman bank. Menurut Direktur PT BW Plantation Tbk Iman Faturachman, perseroan masih memiliki ruang besar untuk mendapatkan pinjaman. Diperkirakan debt to equity ratio perseroan 1,1x. Porsi pinjaman bank perseroan tidak terlalu besar sehingga dapat menambah pinjaman hingga Rp1 triliun. Selain itu, perseroan juga akan menggunakan kas internal untuk ekspansi. "Alternatif terakhir yaitu pinjaman bank," tambah Iman.

Perseroan juga berencana menambah pabrik 10-11 pabrik hingga 2015. Menurut Halim, kapasitas baik untuk pabrik sebesar 45 ton per jam.

Seperti diketahui, hingga kuartal pertama 2011 perseroan telah melakukan penanaman baru seluas 2.395 hektar terdiri atas 1.914 di lahan inti perseroan dan 481 hektar di lahan plasma. Area tertanam perseroan sebesar 54.684 hektar di mana 19.663 hektar yaitu lahan sudah berproduksi dan 35.021 merupakan lahan yang belum berproduksi. Hingga akhir 2011, perseroan menargetkan area tertanam 62.510 hektar. [cms]

BWPT Bagi Dividen Rp9 per Saham

INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT BW Plantation Tbk (BWPT) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp9 per saham atau 15% dari laba bersih 2010 Rp243,6 miliar.

"Kita akan membagikan dividen paling lambat kuartal ketiga 2011," ujar Direktur BWPT Iman Faturachman, sesuai RUPST PT BW Plantation Tbk, Kamis (28/4).

Sementara itu, Direktur Utama PT BW Plantation Tbk Abdul Halim bin Ashari menuturkan, pihaknya hanya membagikan dividen 15% dari laba bersih 2010 karena perseroan membutuhkan biaya besar untuk melakukan penanaman baru. Diharapkan penanaman baru ini dapat memberikan produksi jauh lebih tinggi. Perseroan merencanakan melakukan penanaman baru minimal 10.440 hektar pada 2010."Penanaman baru dan pembibitan membutuhkan dana sebesar 45juta-50 juta per hektar," kata Halim.

Seperti diketahui, BWPT mencatatkan pendapatan naik 21,9% menjadi Rp712,2 miliar pada 2010 dibanding periode sama sebelumnya Rp584,1 miliar. Laba bersih konsolidasi naik 45,5% menjadi Rp243,6 miliar pada 2010 dibandingkan dengan laba bersih 2009 sebesar Rp167,5 miliar. Aset perusahaan menjadi Rp2,6 triliun pada 2010 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp1,6 triliun. [cms]

Pendapatan Dongkrak Laba Bersih Trikomsel

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pada kuartal I-2011, PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp56,05 miliar atau meningkat 95,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2010.

Juliana Samudro, Direktur Perseroan mengatakan kenaikan laba bersih ini selain disebabkan oleh kenaikan pendapatan bersih Perseroan juga disebabkan oleh meningkatnya marjin laba kotor Perseroan dari 11,1% pada kuartal I-2010 menjadi 12,6% pada kuartal I-2011. Pendapatan bersih kuartal 1-2011 tercatat sebesar Rp1,47 triliun dengan laba kotor yang dihasilkan sebesar Rp184,73 miliar.

Dibandingkan dengan kuartal 1-2010, pendapatan bersih dan laba kotor ini masing-masing mengalami peningkatan sebesar 14,4% dan 30,1%. Kontribusi terbesar dari pendapatan bersih pada kuartal I-2011 adalah penjualan telepon selular sebesar 83,8%, penjualan produk operator 13,6% dan mobile content/layanan purna jual/lainnya 2,6%.

Laba kotor dari segmen penjualan telepon selular meningkat dari Rp124,67 miliar menjadi Rp171,14 miliar atau naik sebesar 37,3% sedangkan laba usaha Perseroan meningkat 67,2% dari Rp66,19 miliar kuartal I-2010 menjadi Rp107,15 miliar pada kuartal I-2011 sedangkan EBITDA meningkat 68,6% dari Rp63,02 miliar menjadi Rp 106,24 miliar.

Laba bersih per saham, ROA dan ROE Perseroan pada kuartal I-2011 tercatat masing-masing sebesar Rp13/ saham, 8,6% dan 24,7%. Sedangkan untuk kuartal 1-2010 masing-masing sebesar Rp6/ saham, 6,0% dan 16,0%.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 15 April 2011, para
Pemegang Saham Perseroan telah menyetujui pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp66,75 miliar atau Rp15 per saham, di mana recording date untuk pemegang saham yang berhak atas dividen tersebut adalah pada tanggal 11 Mei 2011 sedangkan pelaksanaan pembayaran atas dividen akan dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2011.

Laba Bersih Harum Energy Naik 116,73% di Q1-2011

INILAH.COM, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencetak kenaikan laba bersih sebesar 116,73% menjadi Rp377,34 miliar pada kuartal 1-2011 dari Rp155,65 miliar pada kuartal 1-2010.

Dalam keterbukaan perseroan ke BEI, Kamis (28/4) dijelaskan kenaikan laba bersih ini disebabkan peningkatan laba usaha pada kuartal 1-2011 menjadi Rp502,31 miliar atau sebesar 206,94% dari Rp163,65 miliar pada periode serupa 2010. Pendapatan perseroan juga naik tajam dari Rp894,66 miliar pada kuartal 1-2010 menjadi Rp1,51 triliun pada kuartal 1-2011.

Kewajiban lancar perseroan kuartal 1-2011 turun menjadi Rp633,63 miliar dari Rp866,08 miliar di kuartal 1-2010. Sedang ekuitasnya mencapai Rp2,91 triliun.

Malindo Feedmill Bagi Dividen Tunai Rp185/Saham

INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp185 per saham atau 35% dari laba bersih 2010 Rp179,96 miliar.

Nilai dividen sebesar Rp185 per saham ini sebelum stock split atau pemecahan nilai nominal saham.

Perseroan akan membagikan sisa dividen Rp115 per saham. Sebelumnya perseroan telah membagikan dividen sebesar Rp70 per saham pada Desember 2010. "Pembagian dividen kemungkinan pada kuartal ketiga. Paling lambat kuartal keempat," tutur Sekretaris Perusahaan PT Malindo Feedmill Tbk Rudy Husin, saat paparan publik, Kamis (28/4).

Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp179,96 miliar dan penjualan bersih sebesar Rp2,03 triliun pada 2010. Aset perseroan menjadi Rp966,31 miliar pada 2010.

Dalam kesempatan sama perseroan menyetujui agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk melakukan pemecahan nominal saham atau stock split. Rudy menuturkan, perseroan akan melakukan stock split dengan perbandingan 1:5. Stock split ini akan dilakukan pada kuartal kedua 2011 dan menunggu koordinasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini jumlah saham yang beredar sebelum stock split sekitar 339 juta saham. Dengan stock split maka jumlah saham beredar sebesar 1,69 miliar saham. Pemecahan nilai nominal saham dari Rp100 menjadi Rp20 per saham. "Tujuan stock split ini meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan harga kita cukup tinggi jadi dengan stock split harga saham kita jadi terjangkau," tambah Rudy. [cms]

Batavia Proteksi Prima-7 akan tawarkan imbal hasil bersih 8,10%

JAKARTA. PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen akan meluncurkan reksadaana terproteksi Batavia Proteksi Prima-7.

Reksadana tersebut akan menempatkan minimal 80% dana kelolaannya pada instrument efek utang, dan 20% di instrumen pasar uang.

Associate Director Mutual Fund Sales & Marketing Batavia Prosperindo Asset Management Karma P Siregar dalam keterangan pers, Kamis (28/4)
mengatakan, Batavia Proteksi Prima-7 mempunyai jangka waktu sekitar tiga tahun.

"Kami menargetkan imbal hasil 8,10% nett per tahun atau sekitar 10,13% gross yang akan dibayarkan dalam bentuk dividen per tiga bulan," kata
Karma.

BPP-7 dipasarkan melalui Bank Mandiri dengan perkiraan target peluncuran pada 12 Mei 2011. Batavia memprediksi BPP-7 mampu menarik dana kelolaan hingga Rp 100 miliar.

Karma menambahkan produk baru tersebut cukup menarik karena jangka waktunya relatif pendek. Sementara itu resiko relatif rendah karena diinvestasikan pada efek hutang korporasi di sektor keuangan dengan rating idAA.

Kinerja kuartal I kinclong, BTPN paling diburu di sesi pagi

Kinerja kuartal I kinclong, BTPN paling diburu di sesi pagi
JAKARTA. Saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) paling banyak diincar pada sesi pertama hari ini.

Reli saham BTPN yang mencapai 14,42% ke level Rp 2.975 per saham pun berhasil menyumbang penguatan pada IHSG siang ini. Indeks berhasil ditutup di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,05% ke 3.806,884.

Kabar terbaru yang datang dari emiten ini, yaitu kinerjanya yang cukup kinclong pada awal tahun ini. Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan penyaluran kredit di kuartal pertama tahun ini sebesar 40% dari periode yang sama tahun lalu, yaitu mencapai Rp 24,7 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit diiringi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 33,9% menjadi Rp 2,7 triliun di kuartal pertama tahun ini.

Maka, laba bersih perseroan di kuartal pertama 2011 juga naik 76% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu mencapai Rp 271,9 miliar.

Data Bloomberg mencatat, volume saham BTPN yang ditransaksikan hingga sesi pertama berakhir yaitu mencapai 6,16 juta saham.

Adapun, CLSA Indonesia sebagai broker terbanyak pengoleksi saham ini, yaitu mencapai Rp 4,58 miliar. Disusul, CIMB Securities Indonesia senilai Rp 2,12 miliar, dan ETrading Securities sejumlah Rp 1,56 miliar.

Catatkan kenaikan kinerja, BWPT bakal tebar dividen

JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 55,8% pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 172,5 miliar. Peningkatan tersebut disokong kenaikan volume penjualan crude palm oil (CPO) sebesar 10,7% dan peningkatan harga jual rata-rata CPO sebesar 21,2% dibandingkan periode serupa tahun lalu.

"Produksi CPO sampai kuartal pertama tahun ini sebesar 25.347 ton atau naik 50,9% dibandingkan kuartal satu tahun 2010," ujar Sekretaris Perusahaan BWPT Kelik Irwantono, Kamis, (28/4).

Masih merujuk pada kinerja perusahaan kuartal pertama, laba bersih BWPT kuartal pertama sebesar Rp 54,1 miliar (margin 31,4%). Perolehan ini menunjukkan peningkatan sebesar 68,1% dari kuartal pertama 2010.

Kelik menambahkan, sampai dengan akhir Maret 2011 perseroan melakukan penanaman seluas 2.395 hektare yang terdiri dari 1.914 di lahan inti perseroan dan 481 hektare di lahan plasma. Dengan demikian, total area BWPT yang sudah ditanam seluas 54.684 hektare. Sebanyak 19.663 hektare telah berproduksi.

"BWPT menargetkan hingga akhir 2011 area tertanam menjadi sebanyak 62.510 hektare," ungkap Kelik. Perusahaan berjanji akan membagikan dividen tunai final kepada pemegang saham sebesar Rp 9 per saham. Nilai dividen ini setara 15% dari laba bersih tahun 2010 atau senilai Rp 36,54 miliar.

BBRI akan bagi dividen senilai Rp 70,04 per saham

BBRI akan bagi dividen senilai Rp 70,04 per saham
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membagi dividen senilai Rp 70,04 per saham. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar hari ini, sudah menyetujui besaran dividen tersebut.

Rencananya, pembagain dividen akan dilakukan pada Juni 2011.

Adapun, hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, saham BBRI tidak beranjak dari penutupan kemarin di Rp 6.550 per saham.

DJ Bank Rakyat Shareholders OK IDR70.04/Share Dividend; To Be Paid June 14

Date : Apr 28 2011, 12:24
Title : News Story
Header : *DJ Bank Rakyat Shareholders OK IDR70.04/Share Dividend; To Be Paid June 14


Story
=======================================================================================

(END) Dow Jones Newswires
April 28, 2011 01:21 ET (05:21 GMT)
Copyright (c) 2011 Dow Jones & Company, Inc.- - 01 21 AM EDT 04-28-11

=======================================================================================

Berencana go private, bursa suspen saham ALFA hari ini

Berencana go private, bursa suspen saham ALFA hari ini
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA) mulai sesi pertama hari ini. Suspensi ini dilakukan terkait rencana emiten ini untuk melakukan go private.

"Penghentian perdagangan efek ALFA dilakukan di semua pasar mulai sesi I pada 28 April 2011," sebut Kepala Divisi Perdagangan Saham BEI, Andre PJ. Toello, dalam keterbukaan informasi.

Suspensi juga dilakukan sesuai permohonan dari perseroan pada 27 April 2011.

Bursa saat ini sedang meminta penjelasan lebih lanjut kepada perseroan terkait rencana go private tersebut.

Adapun, hingga perdagangan kemarin (27/4), saham ALFA berada di level Rp 2.400 per saham.

Sesi I Naik Tipis, IHSG Sempat Tembus Rekor

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus rekor intraday tertinggi sebelum akhirnya melambat karena terkena aksi ambil untung. Siang ini IHSG ditutup naik tipis 1 poin saja.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 6,347 poin (0,16%) ke level 3.811,278. Indeks terdorong penguatan bursa Wall Street semalam dan memantapkan posisinya di level 3.800.

Sentimen positif itu mampu menjaga indeks bertahan di teritori positif sepanjang perdagangan sesi I. Posisi tertingginya sempat didaki di awal perdagangan 3.824,068 sebelum akhirnya laju pertumbuhannya melambat.

Posisi IHSG tersebut merupakan intraday tertinggi yang sebelumnya pernah diraih pada 21 April 2011 lalu di posisi 3.813,177. Namun sayangnya, laju penguatan IHSG melambat setelah beberapa pelaku pasar memutuskan untuk ambil untung di beberapa saham unggulan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (28/4/2011), IHSG naik tipis 1,953 poin (0,05%) ke level 3.806,884. Sementara Indeks LQ 45 turun 1,034 poin (0,16%) ke level 680,126.

Indeks sektoral bergerak mixed di siang hari ini, padahal pagi tadi hampir seluruhnya menguat. Aksi ambil untuk yang dilakukan investor, terutama di saham-saham berbasis komoditas dan infrastruktur membuat penguatan IHSG terhambat.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 58.837 kali pada volume 3,246 miliar lembar saham senilai Rp 1,852 triliun. Sebanyak 99 saham naik, 94 saham turun, dan 99 saham stagnan.

Pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah China membuat bursanya belum mampu keluar dari zona merah. Sementara bursa-bursa lainnya di regional menguat dengan laju yang cukup signifikan.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 2,33 poin (0,08%) ke level 2.923,08.
  • Indeks Hang Seng naik 120,59 poin (0,50%) ke level 24.013,43.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 131,23 poin (1,35%) ke level 9.823,07.
  • Indeks Straits Times naik tipis 15,03 poin (0,47%) ke level 3.197,71.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 10.000 ke Rp 130.000, Indospring (INDS) naik Rp 400 ke Rp 8.100, Bank Tabungan Pensiunan (BPTN) naik Rp 375 ke Rp 2.975, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 350 ke Rp 55.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam katagori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 300 ke Rp 11.400, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 200 ke Rp 4.000, Telkom (TLKM) turun Rp 100 ke Rp 7.600, dan Nipress (NIPS) turun Rp 100 ke Rp 3.300.

Sembilan sektor melaju, IHSG pagi bergerak di zona hijau

JAKARTA. Keputusan The Federal Reserve mempertahankan suku bunganya di level rendah membawa bursa regional melaju positif. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga bergerak ke zona hijau. Pada pembukaan pagi ini, IHSG naik 0,35% ke level 3.818,112.

Penguatan bursa didukung naiknya 72 saham, dan 22 saham masih terkoreksi, sedangkan 71 saham lainnya masih belum bergerak.

Sembilan sektor menguat, dengan sektor keuangan memimpin reli dengan penguatan 0,71%, diikuti sektor konstruksi yang naik 0,61%. Satu-satunya sektor yang masih terkoreksi yaitu infrastruktur yang turun 0,05%.

Pada awal pembukaan, top gainers yang sudah melaju di jalur hijau, antara lain Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) yang naik 0,78% ke Rp 1.300. Disusul saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melaju 0,76% ke Rp 6.600. Kemudian saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga naik 0,7% ke Rp 7.200.

Sedangkan top losers pagi ini adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang turun 1,49% ke Rp 66, dan Indosat Tbk (ISAT) yang terkoreksi 0,94% di Rp 5.250

Buntuti Regional, IHSG Dibuka Positif

Ilustrasi
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat bersama dengan indeks Asia lainnya menyusul Wall Street yang ditutup positif.

IHSG, pada awal perdagangan Kamis (28/4/2011) menguat 17,42 poin atau 0,5 persen ke 3.822,35. LQ45 naik 2,71 poin atau 0,4 persen ke 683,37 dan Jakarta Islamic Index (JII) naik 1,62 poin atau 0,3 persen ke 529,05.

Menyusul indeks Amerika Serikat (AS) yang menguat, indeks Asia juga menguat kali ini. Hang Seng naik 144 poin ke 24.037, Nikkei naik 123 poin ke 9.815 dan Straits Times naik 9,24 poin ke 3.191.

Sektor pendukung indeks saham kompak bergerak menguat. Sektor perkebunan naik 2,59 poin atau 0,1 persen, sektor tambang naik 16,68 poin atau 0,5 persen, dan sektor keuangan naik 3,61 poin atau 0,7 persen.

Volume transaksi tercatat 339,6 juta saham senilai Rp348 miliar. Sebanyak 80 saham menguat, 27 saham melemah dan 81 saham stagnan.

Saham yang bergerak menguat (top gainers) adalah PT Astra International tbk (ASII) naik Rp500 ke Rp55.650, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp350 ke Rp40.700 dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp300 ke Rp47.450.

Sementara saham yang melemah (top lossers) adalah PT Mayora Indah Tbk (MYOR) turun Rp450 ke Rp11.250, PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) turun Rp150 ke Rp18.500, dan PT SMART Tbk (SMAR) turun Rp100 ke Rp5.250.

Agung Podomoro Cetak Laba Bersih Naik 494%

INILAH.COM, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan laba bersih naik 494% dari Rp28,80 miliar pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp171,29 miliar pada kuartal pertama 2011.

Penjualan dan pendapatan usaha perseroan naik 155,54% dari Rp270,49 miliar pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp691,24 miliar pada kuartal pertama 2011. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp258,39 miliar pada kuartal pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp85,45 miliar. Laba usaha perseroan dari Rp85,45 miliar pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp258,389 miliar pada kuartal pertama 2011. Laba bersih per saham dasar dari Rp5 pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp23 pada kuartal pertama 2011.

Aset perseroan turun dari Rp7,56 triliun pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp7,41 triliun pada kuartal pertama 2011. Kas perseroan turun dari Rp1,86 triliun pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp1,24 triliun pada kuartal pertama 2011. [cms]

Laba Bersih Bank Mayapada Anjlok 55% di Q1-2011

INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) mengalami penurunan laba bersih sebesar 55,2% pada kuartal I-2011 menjadi Rp25,39 miliar dari Rp52,21 miliar pada periode serupa 2010.

Dalan keterbukaan perseroan ke BEI, Kamis (28/4) dijelaskan penurunan laba bersih kuartal I-2011 ini dipicu ankloknya laba operasional perusahaan menjadi hanya Rp25,76 miliar dari periode serupa 2010 sebesar Rp52,37 miliar. Sementara beban operasional terjadi kenaikan menjadi Rp98,9 miliar pada kuartal I-2011 dari periode yang sama 2010 sbesar Rp70,2 miliar.

Kewajiban perseroan juga mencatatkan kenaikan menjadi Rp8,72 triliun pada kuartal I-2011 dari Rp8,62 triliun pada kuartal I-2010. Sementara ekuitas perseroan pada kuartal I-2011 tercatat sebesar Rp1,51 triliun.

Laba Bersih BWPT Naik 68% di Q1-2011

INILAH.COM, Jakarta - PT BW Plantation Tbk (BWPT) mencatatkan kenaikan laba bersih kuartal pertama 2011 menjadi Rp54,10 miliar atau naik 68% dari periode sama sebelumnya Rp32,19 miliar.

Kenaikan laba bersih diikuti dengan kenaikan pendapatan. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp172,54 miliar atau naik 55% pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp110,76 miliar. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp48,19 miliar pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp44,12 miliar sehingga laba kotor perseroan menjadi Rp124,34 miliar pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp66,63 miliar. Demikian seperti dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Laba usaha perseroan naik menjadi Rp92,02 miliar pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp48,34 miliar. Laba bersih per saham dasar menjadi Rp13,40 pada kuartal pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp7,97.

Aset perseroan naik 53,30% dari Rp1,62 triliun pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp2,49 triliun pada kuartal pertama 2011. Kas perseroan turun dari Rp153,74 miliar pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp101,37 miliar pada kuartal pertama 2011. [cms]

UNTR Cetak Kenaikan Laba Bersih 42,7% di Q1-2011

INILAH.COM, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan laba bersih naik 42,70% dari Rp908,56 miliar pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp1,29 triliun pada kuartal pertama 2011.

Pendapatan perseroan naik 45,08% dari Rp8,71 triliun pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp12,64 triliun pada kuartal pertama 2011. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp2,23 triliun pada kuartal pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp1,62 triliun. Demikian seperti dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Laba usaha perseroan naik menjadi Rp1,70 triliun pada kuartal pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp1,30 triliun. Laba bersih per saham dasar dari Rp273 per saham menjadi Rp390 pada kuartal pertama 2011. Jumlah aset perseroan naik menjadi Rp32,11 triliun pada kuartal pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp29,70 triliun. Kas perseroan dari Rp1,34 triliun pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp2,81 triliun pada kuartal pertama 2011. [cms]

Kuartal I, Laba Trikomsel Naik 95,8%

JAKARTA - PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)mencatatkan laba bersih pada triwulan I-2011 sebesar Rp56,05 miliar, meningkat sebesar 95,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010.

"Kenaikan laba bersih ini selain disebabkan oleh kenaikan pendapatan bersih perseroan juga disebabkan oleh meningkatnya marjin laba kotor Perseroan dari 11,1 persen pada triwulan I-2010 menjadi 12,6 persen pada triwulan I-2011," ungkap Direktur Utama TRIO Juliana Samudro dalam keterangan persnya,Jakarta,Kamis (28/4/2011).

Selain itu dari segi pendapatan bersih perseroan pada triwulan I-2011 ini tercatat sebesar Rp1,47 triliun yang mengalami peningkatan sebesar 14,4 persen dan laba kotor sebesar Rp184,73 miliar yang meningkat 30,1 persen dari periode yang sama tahun 2010.

Kontribusi terbesar dari pendapatan bersih pada triwulan I adalah penjualan telepon selular sebesar 83,8 persen, penjualan produk operator 13,6 persen dan mobile content (layanan purna jual lainnya) 2,6 persen.

Laba kotor dari segmen penjualan telepon selular meningkat dari Rp124,67 miliar menjadi Rp171,14 miliar atau naik sebesar 37,3 persen sedangkan laba usaha meningkat 67,2 persen dari Rp66,19 miliar triwulan I-2010 menjadi Rp107,15 miliar pada triwulan I-2011. Sedangkan EBITDA meningkat 68,6 persen dari Rp63,02 miliar menjadi Rp106,26 miliar.

Laba bersih per saham, ROA dan ROE Perseroan pada triwulan I-2011 tercatat masing-masing sebesar Rp13 per saham, 8,6 persen dan 24,7 persen. Sedangkan untuk triwulan I-2010 masing-masing sebesar Rp6 per saham, 6,0 persen dan 16,0 persen.