Sabtu, 02 Juli 2011

Harga Emas di Pasar Internasional 'Tenggelam'

Jakarta - Eksepktasi membaiknya ekonomi Eropa pasca paket penyelamatan utang di Yunani membuat emas ditinggalkan oleh investor. Para investor mulai mengembalikan uangnya ke investasi di sektor keuangan.

Hal ini membuat harga emas di pasar internasional turun 1% pada perdagangan Jumat kemarin. Membaiknya ekspektasi ekonomi ini membuat emas menjadi berkurang daya tariknya.

Harga emas di pasar komoditi AS berada di bawah tekanan setelah saham-saham di bursa Wall Street terus melanjutkan lompatan positifnya akibat membaiknya sektor manufaktur. Selain emas, harga minyak juga ikut tertekan.

"Emas tidak mendapatkan dorongan dari membaiknya gambaran ekonomi global. Saat ini emas menjadi tidak menarik lagi dibandingkan satu atau dua bulan yang lalu," ujar Analis Bill O'Neill seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/7/2011).

Pada perdagangan kemarin harga emas tenggelam di bawah level US$ 1.500 per ounce, turun di bawa rata-rata harganya dalam 100 hari terakhir. Harga spot emas berada di level US$ 1.478,01 per ounce atau yang terendah sejak 17 Mei.

Sementara perdagangan berjangka emas untuk pengiriman Agustus turun US$ 20,2 menjadi US$ 1.482,6 per ounce.

(dnl/dnl)

Saham ASII masih Berkapitalisasi Terbesar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Astra International Tbk (ASII) masih mencatatkan kapitalisasi saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai Rp257,27 triliun pada Juni 2011.

Saham berkapitalisasi besar lain disusul oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp186,72 triliun, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp166,31 miliar, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp158,74 triliun, dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp148,17 triliun. Demikian seperti dikutip dari data BEI.

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga mencatatkan saham berkapitalisasi besar senilai Rp125,35 triliun, saham PT Unilver Tbk (UNVR) dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp113,68 triliun, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp97,57 triliun, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp95,81 triliun, dan sahaM PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp92,88 triliun.

Saham berkapitalisasi besar lainnya yaitu saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan kapitalisasi pasar senilai Rp78,36 triliun, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berkapitalisasi pasar saham senilai Rp78,33 triliun, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp71,54 triliun, saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp62,76 triliun, dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp61,28 triliun.

Selain itu, saham PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp56,94 triliun, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp52,38 triliun, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp50,56 triliun, saham PT Indofood SUkses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp50,48 triliun, dan saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) berkapitalisasi pasar saham senilai Rp50,02 triliun.

Saham berkapitalisasi besar lainnya yaitu PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp47,92 triliun, saham PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp44,71 triliun, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp42,79 triliun, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp37 triliun, dan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp34,27 triliun.

Investor Harus Pandai Analisa

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bagi pengamat pasar modal yang satu ini, investasi bukan hanya masalah beli dan jual di pasar modal. Seorang investor dinilai harus mampu menganalisa, agar keputusan bukan bersifat sekadar spekulatif.

“Investasi itu bukan hal yang mudah, paling penting dari suatu keputusan investasi adalah pengelolaan risiko,” ujar Felix Sindhunata kepada INILAH.COM.

Menurutnya, pasar saham sangat dinamis dan faktor yang bervariatif. Oleh karena itu, ia kerap memperdalam ilmunya, dengan terus belajar mengenai pasar modal dan ekonomi.

Lulusan S2 Ekonomi dari Universitas Padjajaran ini mengawali karir di pasar modal dengan menjadi analis Pacific 2011 Futures pada 2004. Ia memulai karir menjadi analis dari titik nol. Felix mengaku, pada saat itu dirinya bahkan belum bisa membaca grafik.

Dirinya pun belajar otodidak dengan membaca buku, belajar dan melihat media massa. Selama menggeluti pekerjaan sebagai analis futures, Felix menuturkan mendapatkan banyak ilmu khususnya ekonomi global. Pria berkulit putih ini harus menganalisa ekonomi Korea Selatan, Hongkong, China, Amerika dan Jepang. "Dari buku, dari internet, tv, bloomberg, reuters, koran juga, intinya waktu itu baca dan baca, belajar dan belajar," ujar Felix.

Setelah bekerja selama satu tahun sebagai analis futures, Felix mulai tertarik untuk mempelajari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)."Saya melihat bursa saham itu merupakan tempat kita dapat mengelola dan mengembangkan dana kita secara transparan dan legal dan resikonya pun tidak setinggi pasar derivatif," tutur Felix

Felix menggeluti pekerjaan sebagai analis saham mulai 2006 di PT Mega Capital. Ia mengaku menemui berbagai pengalaman menarik setiap hari di pasar modal. Menurutnya, selama bekerja sebagai analis di pasar modal merupakan pengalaman yang menyenangkan.

"Bagaimana market bereaksi terhadap suatu berita itu adalah pengalaman yang sangat menarik bagi saya. Bagaimana market bereaksi, bagaimana melihat kepanikan pasar saat krisis 2008, bagaimana melihat perilaku investor, itu adalah pengalaman menarik bagi saya, menjadi analis pasar modal lebih menyenangkan karena kita terlibat dalam perjalanan suatu ekonomi dan pasar modalnya, " tegas Felix.

Menurutnya, seorang analis tidak hanya menganalisa pasar Indonesia saja tetapi harus melihat juga ekonomi dan pasar negara maju. Selain itu, hal terpenting menjadi analis pasar modal adalah bagaimana memberikan edukasi, bagaimana melakukan investasi secara benar kepada investor, dan bukan spekulasi.

"Kita sebagai analis hanya dapat memberikan saran tetapi keputusan akhir tetap pada investor,investor yang cerdik adalah investor yang memperhatikan risiko sehingga mereka benar-benar menyadari keputusan yang mereka ambil," tutur Felix.

Felix menuturkan, crash-nya pasar modal pada 2008 menjadi pengalaman tak menyenangkan. Saat melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun drastis dan investor banyak mengalami kerugian membuat masa itu menjadi tak menyenangkan."Melihat bagaimana market colaps, melihat kerugian besar investor itu memang tak menyenangkan," ujar Felix yang aktif di perusahaan sekuritas selama empat tahun ini.

Felix memiliki impian untuk pasar modal. Bapak satu anak ini ingin melihat pasar modal maju sejalan dengan membaiknya ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat sehingga pengetahuan masyarakat terhadap pasar modal juga lebih baik. Ia mengharapkan bursa dapat terus melakukan edukasi ke masyarakat tentang pasar modal supaya masyarakat jauh lebih mengenal dengan baik. "Bursa harus berjalan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi sehingga pada satu titik nanti bursa saham Indonesia akan menjadi salah satu bursa yang utama di Asia Pacific," kata Felix yang saat ini bekerja di Deloitte. [ast]

Rights issue LCGP untuk incar dana Rp 900 miliar

JAKARTA. PT Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) berencana untuk menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue pada tahun 2012.

Alwi Bagir Mulachela, Direktur Utama LCGP menjelaskan dalam aksi tersebut perseroan mengincar dana cukup besar yaitu sekitar Rp 900 miliar. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun apartemen, pusat perkantoran dan kawasan terpadu di Jakarta. “Total kebutuhan dana untuk itu sekitar Rp 1,8 triliun. 50% dari rights issue, sisanya pinjaman bank,” kata dia kepada KONTAN, Kamis (30/6).

Menurut manajemen LCGP peluang pasar untuk pembangunan apartemen, pusat perkantoran, dan kawasan terpadu di Jakarta cukup menjanjikan. Ketiga ekspansi perseroan tersebut diproyeksikan tidak berada dalam satu area. “Ada yang di Jakarta Timur, ada juga di Jakarta Selatan,” kata Alwi. Saat ini dia bilang perseroan masih dalam tahap negosiasi lahan. Jika rencana perseroan berjalan lancar, ketiga proyek tersebut akan mulai digarap pada tahun depan.

Sementara untuk tahun ini perseroan akan mengembangkan perumahannya di Cilegon, Jawa Barat. Pengembangan tersebut untuk mempersiapkan kenaikan permintaan yang dipicu oleh dibangunnya pabrik baja patungan PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Iron and Steel Company (Posco). “Kita bisa kejar untuk perumahannya. Pabrik dibangun, demand pasti naik,” kata Alwi.

Asal tahu saja pembangunan pabrik baja tahap pertama kerjasama antara KS dan Posco tersebut sudah dimulai sejak akhir tahun 2010. Pabrik tersebut ditargetkan akan rampung dalam waktu tiga tahun, selesai pada akhir tahun 2013 nanti.

Untuk tahun ini, LCGP akan mengembangkan perumahan dengan total luas sekitar 11 hektare. Sekitar 9 hektare di antaranya akan mulai dibangun pada akhir tahun 2011. Saat ini perseroan tengah mengembangkan lahan seluas 3 hektare. Untuk pengembangan tersebut perseroan memperkirakan nilai investasinya sebesar Rp 30 miliar. Perseroan akan memenuhi kebutuhan tersebut 50% dari pinjaman bank sisanya berasal dari kas internal.

Untuk penjualan tahun ini perseroan menargetkan penjualan sekitar Rp 25 miliar naik dari tahun penjualan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11,00 miliar. “Saat ini penjualan kita sudah sekitar Rp 11 miliar,” kata Alwi. Asal tahu saja marketing sales tahun ini langsung bisa dibukukan perseroan pada tahun ini juga, karena masa pembangunan hanya membutuhkan waktu sekitar empat bulan

Manajemen LCGP menolak untuk menyebutkan detail target laba bersihnya. Namun Alwi bilang tahun ini perseroan sudah bisa membukukan keuntungan. Tahun lalu LCGP mencatat rugi bersih senilai Rp 539,37 juta.

Penerbitan Obligasi Capai Rp22,79T Per Juni 2011

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Total penerbitan obligasi,sukuk dan efek beragun aset (EBA) mencapai Rp22,79 triliun hingga Juni 2011.

Adapun penerbitan obligasi tersebut terdiri dari 21 emisi obligasi senilai Rp22,59 triliun dan dua emisi sukuk senilai Rp200 miliar. Seperti dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya penerbitan obligasi dan sukuk mencapai Rp21,19 triliun dengan jumlah penerbitan obligasi sebanyak 16 emisi hingga Juni 2010 berdasarkan data Bapepam-LK.

Obligasi subordinasi II Bank Permata, obligasi berkelanjutan I Bank BTPN dengan tingkat bunga tetap tahap pertama tahun 2011, dan obligasi XV Bank BTN mulai dicatatkan di BEI pada Kamis (30/6).

Adapun jumlah obligasi subordinasi II Bank Permata tahun 2011 dengan jumlah emisi sebesar Rp1,75 triliun memiliki jangka waktu tujuh tahun, obligasi berkelanjutan I Bank BTPN dengan jumlah emisi sebesar Rp500 miliar, dan obligasi XV Bank BTN tahun 2011 dengan jumlah emisi sebesar Rp1,30 triliun.

Dengan pencatatan ini, total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 166 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp132,018 Triliun, diterbitkan oleh 85 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 84 seri dengan nilai nominal Rp691,033 Triliun. Dan Efek Beragun Aset (EBA) berjumlah 3 emisi dengan nilai nominal Rp971,58 Miliar.

IPO Alkindo dijual dengan harga Rp 225

JAKARTA. PT Alkindo Naratama menawarkan harga sahamnya senilai Rp 225 per saham pada gelar penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO). Harga itu merupakan harga terendah dari proyeksi sebelumnya yang berkisar antara Rp 225-Rp 300 per saham.

Padahal saat proses book building Alkindo mengalami kelebihan permintaan hingga tiga kali. “Permintaan besar ada di harga Rp 225 per saham,” kata Toto Sosiawanto, Senior Vice President PT Erdhika Elit Sekuritas, Jumat (1/6). Permintaan tersebut Toto bilang seluruhnya berasal dari investor lokal. Sekadar informasi Erdhika adalah penjamin emisi dalam IPO tersebut.

Menurut Toto dengan harga tersebut saham Alkindo cukup murah. Price to earning ratio (PER) Alkindo berada di kisaran 9 kali, sedangkan PER perusahaan pengolahan kertas yang ada dalam industri sejenis 16 kali.

Alkindo akan menerbitkan saham sejumlah 150 juta saham, setara dengan 27,27% modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan begitu Alkindo bisa mendapatkan dana sekitar Rp 33 miliar. Padahal jika menggunakan proyeksi harga tertinggi, seharusnya Alkindo bisa mendapatkan dana sekitar Rp 45 miliar.

Namun begitu Toto bilang tidak ada perubahan rencana untuk penggunaan dana yang didapat dari IPO. Sebelumnya manajemen Alkindo berencana menggunakan hasil dana dari IPO untuk mengurangi utang bank sebesar Rp 5 miliar. Dengan pembayaran utang tersebut, debt to equity ratio (DER) perseroan akan turun jadi 0,5 kali-0,6 kali dari 0,6 kali-0,7 kali.

Selain itu dana hasil IPO akan digunakan untuk membeli tanah di Padalarang, senilai Rp 11 miliar. Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Satrio Utomo Head of Research Universal Broker Indonesia menilai harga penawaran IPO untuk Alkindo memang cukup murah dibanding industrinya. “Tapi sebaiknya investor hati-hati, karena emiten berkapitalisasi kecil sangat spekulatif,” kata dia. Emiten dengan kapitalisasi kecil seringkali bergerak sendiri, tidak mengikuti pergerakan pasar. Selain itu menurutnya industri perseroan juga bukan industri yang menarik perhatian pasar.

Masa penawaran IPO Alkindo akan berlangsung pada 4-6 Juli, penjatahan pada 8 Juli. Sementara distribusi saham secara elektronik 11 Juli dan pencatatan pada Bursa efek Indonesia (BEI) diperkirakan pada 12 Juli 2011.

Investor Pede, Wall Street Kinclong di Awal Juli

Jakarta - Saham-saham di bursa Wall Street AS mengawali bulan Juli dengan memuaskan. Dalam sepekan ini bursa Wall Street mencetak rekor tertingginya dalam 2 tahun terakhir. Didorong kepercayaan diri investor.

Dalam 5 hari berturut-turut, saham-saham di bursa Wall Street terus menguat, meskipun volume transaksi belum sekuat yang diharapkan.

Para investor mulai menunjukan optimismenya setelah muncul sebuah resolusi baru di Yunani terkait penyelesaian utang-utang negara tersebut. Indeks S&P 500 menanjak cukup tajam.

"Kami melakukan gerakan yang positif. Pergerakan ini positif di tengah transaksi yang tak terlalu besar," kata Analis John Norris seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/7/2011).

Volume perdagangan di bursa Wall Street, Jumat (1/7/2011) sangat ringan. Saham yang diperdagangkan hanya mencapai 6,2 miliar lembar. Ini di bawah rata-rata transaksi harian di tahun ini yang sebesar 7,55 miliar lembar.

Pada perdagangan kemarin, Indeks Dow Jones naik 168,43 poin (1,36%) ke level 12.582,77. Indeks S&P 500 naik 19,03 poin (1,44%) ke level 1.339,67, dan indeks Nasdaq naik 42,51 poin (1,53%) ke level 2.816,03.

Sepanjang pekan ini, indeks S&P 500 naik 5,6%, sementara Dow Jones naik 5,4%, dan Nasdaq naik 6,2%. Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam seminggi semenjak Juli 2009.

Meski begitu, investor masih fokus menunggu data-data ekonomi terbaru AS khususnya di sektor manufaktur.

(dnl/dnl)

Wow, Bursa Amerika mengalami penguatan terbesar dalam sepekan sejak 2009

Wow, Bursa Amerika mengalami penguatan terbesar dalam sepekan sejak 2009
NEW YORK. Penguatan sektor manufaktur Amerika Serikat membuat investor Wall Street bergairah. Ini membuat bursa Amerika Serikat mengalami penguatan terbesar selama sepekan dalam dua tahun terakhir.

Indeks Dow Jones mengalami penguatan 1,4% ke level 12.582,77. Selama sepekan ini, Dow Jones telah menguat 5,4%. Hal ini merupakan pencapaian Dow Jones yang terbaik dalam dua tahun terakhir.

Indeks Standard & Poor's juga tak ketinggalan. Pada saat penutupan bursa kemarin (1/7), indeks Standard & Poor's telah menguat sebesar 1,4% ke level 1.339,67.

Selama sepekan terakhir, indeks Standard & Poor's telah reli sebesar 5,6%. Reli ini merupakan yang terbaik sejak Juli 2009 silam. Sementara bila dihitung sejak awal tahun ini, indeks Standard & Poor's telah naik sebesar 6,5%. Sementara indeks Nasdaq Composite menguat 1,5% ke level 2.816,03.

Kegairahan bursa Amerika Serikat ini berasal dari laporan Institute for Supply Management (ISM). Laporan itu menyebutkan, industri manufaktur pada Juni ini mengalami kenaikan.

Menurut ISM, indeks pabrik manufaktur telah meningkat ke level 55,3 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 53,5. Laporan ini sontak membuat para investor kaget. Sebab, para ekonom sebelumnya memperkirakan indeks pabrik maufaktur itu bakal turun ke level 52. "Data ini menunjukkan kepada kita bahwa adanya penguatan pertumbuhan ekonomi," kata Mark Luschini, Chief Investment Strategist Janney Montgomery Scott LLC.

Alhasil, para investor meyakini laporan ISM menunjukkan industri manufaktur mulai bangkit ditengah seretnya pasokan suku cadang kendaraan dan komponen dari Jepang pasca gempa bumi 11 Maret silam. Laporan ISM ini juga menghapus kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan industri China yang melamban.

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Ben Bernanke dan sejumlah ekonom terkenal meyakini, perekonomian bakal membaik setelah dampak gempa Jepang berkurang dan harga minyak menurun.

Penguatan bursa Wall Street selama sepekan ini juga terjadi setelah masalah krisis utang Yunani mulai teratasi. Asal tahu saja, Perdana Menteri Yunani George Papandreou telah memperoleh dukungan dari parlemen untuk mendapatkan bantuan sebesar 78 miliar euro untuk menyelamatkan negara tersebut dari kebangkrutan.

Wall Street Berakhir Positif

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup positif pada perdagangan saham Jumat (1/7) dipengaruhi data manufaktur yang bagus di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Investor lebih optimis sehari setelah resolusi sementara penyelesaian utang Yunani. Indeks S&P 500 naik di atas rata-rata di level 1.317.
"Perdagangan saham positif hari ini juga karena volume tipis, kita bergerak positif dan mendapatkan tetapi keuntungan dapat juga hanya ilusi," ujar Managing Director of Wealth Management Oakworth Capital Bank John Norris, seperti dikutip dariyahoofinance.com.

Volume perdagangan saham tipis sekitar 6,2 miliar saham di bursa saham New York, American Stock Exchange, dan Nasdaq di bawah rata-rata harian 7,55 miliar saham.

Pertumbuhan manufaktur untuk pertama kali naik dalam empat bulan ini di mana indeks aktifitas pabrik nasional menjadi 55,3 pada Juni dari 53,5 pada Mei seperti yang ditunjukkan data Institute for Supply Management. Survei ISM mengejutkan terkait data bisnis regional. Norris mengatakan, survei data ISM non manufaktur akan diumumkan minggu depan sehingga itu lebih penting untuk investor.

"Ini berita bagus tetapi manufaktur merupakan segmen kecil di ekonomi yang tidak terlalu berpengaruh ke GDP," kata Norris.

Indeks Dow Jones naik 168,43 poin atau 1,36% ke level 12.582,77. Indeks S&P 500 naik 19,03 poin atau 1,44% ke level 1.339,67. Indeks Nasdaq naik 42,51 poin atau 1,53% ke level 2.816,03.

Indeks S&P naik 5,6% dalam minggu ini sementara indeks Dow Jones naik 5,4% dan Nasdaq naik 6,2%.

Saham consumer discreationary memimpin kenaikan indeks saham tetapi volume perdagangan di bawah rata-rata harian. Indeks sektor consumer discreationary S&P naik 2% didukung dari saham grup Apollo. Saham Apollo naik 6,4% ke harga US$46,47. Apollo berkeyakinan program akademi akan memenuhi standar yang diberlakukan.

Selain itu, investor fokus pada data Amerika Serikat meski data luar negeri kurang mendukung.

Saham Ford Motor naik 1,7% ke level US$14,02 setelah perseroan menyatakan penjualan naik 14% pada Juni. General Motors naik 0,7% ke level US$30,58 setelah penjualan melemah dibandingkan harapan pada Juni. Tetapi manajemen GM menuturkan, hal itu hanya sementara.

Saham Oshkosh Corp turun 13,9% ke level US$32,95 setelah Carl Icahn akan bertemu manajemen untuk mendiskusikan mengenai kepemilikan pemegang saham. Saham Eastman Kodak Co turun 14,2% ke level US$3,07. [ast]

ELTY Siap Bayar Cicilan Sukuk Seri A Rp65,922 M

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) telah menyiapkan dana pembayaran pelunasan pokok sukuk seri A dan cicilan imbalan sukuk Ijarah Bakrieland Development 2009 sebesar Rp65,922 miliar.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (1/7). Untuk cicilan kedepalan imbalan sukuk ijarah Bakrieland Development tahun 2009, seri A sebesar Rp2,322 miliar, Seri B Rp3,6 miliar sehingga total mencapai Rp5,922 miliar.

Sedangkan pembayaran pokiok sukuk seri A sebesar Rp60 miliar. Dengan demikian total pembayaran mencapai Rp65,922 miliar. Dana tersebut akan ditransfer ke agen pembayaran yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat tanggal 6 Juli 2011.