Selasa, 19 Juli 2011

MEDC raih dana US$ 50 juta dari penawaran obligasi berkelanjutan tahap I

MEDC raih dana US$ 50 juta dari penawaran obligasi berkelanjutan tahap I
JAKARTA. PT Medco Energi Tbk (MEDC) mengantongi dana bersih US$ 50 juta dari hasil penawaran Obligasi Berkelanjutan USD MEDC I tahap pertama tahun 2011. Adapun, jumlah pokok obligasi secara keseluruhan yang akan ditawarkan perseroan sebesar US$ 150 juta.

Penawaran obligasi berperingkat double A minus (idAA-) dengan outlook negatif dari Pefindo ini, sudah digelar mulai 14 Juni 2011. Surat utang ini memberikan bunga 6,05% per tahun, yang pembayarannya dilakukan setiap tiga bulan mulai 7 Oktober 2011 mendatang.

Jangka waktu obligasi ini selama lima tahun, yang akan berakhir pada 7 Juli 2016.

Direktur Keuangan MEDC Syamsurizal Munaf dalam keterbukaan informasi menyebut, dana tersebut sekitar 60% akan digunakan untuk pembiayaan ulang (refinancing) utang perseroan. Sementara, sisa 40% lagi untuk belanja modal perseroan.

Dia menambahkan, kondisi pasar yang sangat kondusif saat ini memudahkan perseroan menawarkan obligasi berkelanjutan. Perseroan merasakan dukungan dan kepercayaan investor yang sangat kuat. Dengan begitu, diharapkan akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi pada penerbitan selanjutnya.

"Sehingga kami dapat mendanai ulang utang-utang yang ada, serta memiliki ketersediaan dana yang memadai untuk membiayai belanja modal perseroan di masa mendatang," imbuh Syamsurizal.

BI: Posisi Utang RI Masih Oke

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Utang Indonesia yang mencapai Rp1.723,9 triliun sampai Juni 2011 dinilai masih dalam level aman.

"Jika dibandingkan Filipina dan Turki persentasi utang terhadap GDP Indonesia yang sekitar 26% masih oke," ujar Kabiro Humas BI, Difi A Johansyah di Gedung BI Jakarta, Selasa, (19/7). Ia menambahkan, utang luar negeri dikelola sangat berhati-hati.

Difi mengatakan, yang berbahaya itu jika persentasi utang luar negeri terhadap GDP itu 100% dari GDP. "Kalau sampai 100% berarti seluruh utang luar negeri di back up kekayaan nasional," tukasnya.

Dengan terjaganya persentase utang luar negeri terhadap GDP dapat menarik investor. "Investor membaca itu karena terlihat kemampuan suatu negara untuk membayar utangnya," ucapnya. [hid]

Transaksi Marjin Turun 15,68% Jadi Rp65,88 T

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Nilai transaksi marjin turun 15,68% dari Rp78,30 triliun pada semester pertama 2010 menjadi Rp65,88 triliun pada semester pertama 2011.

Demikian seperti dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/7). Total transaksi beli secara keseluruhan mencapai Rp613,49 triliun pada semester pertama 2011 dengan transaksi marjin beli sebesar Rp32,36 triliun atau 5,28% dan transaksi reguler sebesar Rp581,12 triliun atau 94,72%.

Total transaksi jual secara keseluruhan mencapai Rp607 triliun di mana transaksi marjin jual mencapai Rp33,51 triliun atau 5,52% dan transaksi reguler sebesar Rp573,48 triliun atau 94,48%.

Sementara itu, total transaksi beli secara keseluruhan mencapai Rp526,91 triliun pada semester pertama 2010 di mana total transaksi reguler mencapai Rp489,01 triliun atau 92,81% dan transaksi marjin beli sebesar Rp37,89 triliun atau 7,19%.

Sedangkan total transaksi jual secara keseluruhan sebesar Rp524,64 triliun di mana transaksi marjin jual sebesar Rp40,40 triliun atau 7,70% dan transaksi reguler sebesar Rp484,23 triliun atau 92,30%.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Wan Wei Yiong menuturkan, transaksi marjin pada semester pertama 2011 tidak semarak pada semester pertama 2010 karena saat awal tahun 2011 IHSG turun cukup lama. "IHSG turun cukup lama membuat transaksi marjin tidak begitu menarik," ujar Yiong, Selasa (19/7).

Sementara itu, 10 anggota bursa yang mencatatkan transaksi marjin yang terbesar antara lain PT Ciptadana Securities senilai Rp11,55 triliun, PT OSK Nusadana Securities Indonesia senilai Rp6,19 triliun, PT Lautandhana Securindo senilai Rp5,19 triliun, PT AmCapital Indonesia senilai Rp4,36 triliun.

PT Indopremier Securities senilai Rp4,45 triliun, PT Philip Securiites Indonesia senilai Rp3,61 triliun, PT Trimegah Securites Tbk senilai Rp3,11 triliun, PT BNI Securities senilai Rp2,65 triliun triliun, PT Kim Eng Securities senilai Rp2,47 triliun triliun, dan PT HD Capital senilai Rp2,35 triliun. [hid]

Obama Veto Limit Utang, Pasar Ketar-ketir

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah mendarat di teritori positif sedangkan IHSG sebaliknya. Pasar ketar-ketir atas peluang downgrade peringkat utang AS setelah Obama memveto proposal dari Partai Republik.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah hari ini masih dipicu kekhawatiran downgrade rating utang AS yang menjadi tekanan bagi dolar AS. Dengan sendirinya rupiah menguat.

Terakhir, lanjutnya, proposal kenaikan plafon batas atas utang AS dari Partai Republik di-veto Presiden Barack Obama. Kondisi ini memicu sentimen negatif bagi dolar AS. Sementara itu, Obama memberikan deadline hingga Jumat (22/7) pekan ini. Menjelang akhir pekan, sentimen market akan negatif.

"Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.541 dan 8.559 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (19/7). Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (19/7) ditutup menguat 9 poin (0,10%) ke level 8.545/8.555 per dolar AS dari posisi kemarin 8.554/8.564.

Christian melanjutkan, rupiah sebenarnya cukup labil hari ini. Meski menguat dibandingkan kemarin tapi melemah tipis dari level pembukaan 8.544. Rupiah berhasil menguat karena memang ada risiko, kesepakatan batas atas utang AS itu bakal meleset. "Akhir pekan ini, Partai Demokrat dan Partai Republik belum akan mencapai kesepakatan," ucap Christian.

Sedangkan deadline 2 Agustus merupakan desakan dari lembaga-lembaga pemeringkat di mana batas atas utang AS harus dinaikkan. Selain itu, data-data AS yang dirilis semalam juga tambah memperlemah dolar AS dan memperparah kekhawatiran level down grade rating utang AS dari Aaa (peringkat terbaik di dunia).

Menurutnya, data net capital inflow pada arus modal masuk ke AS baik pasar saham maupun obligasi berdasarkan treasury international capital mengindikasikan penurunan ke level US$23,6 miliar dari ekspektasi naik ke level US$48,4 miliar. "Angka itu juga turun dari bulan sebelumnya US$30,6 miliar," ujarnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah 0,60% ke level 75,35. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4174 dari sebelumnya US$1,4102 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, pelemahan rupiah 9,56 poin (0,24%) ke level 4,023,417 salah satunya dipicu oleh faktor teknikal. Dari sisi ini, imbuh Alfiansyah, berbagai indikator menunjukkan, indeks saham domestik jenuh beli. “Karena itu, potensi penguatannya hanya terbatas dan potensi pelemahannya jauh lebih besar,” ujarnya.

Penurunan indeks, lanjut Alfiansyah, juga dipicu negatifnya sentimen eksternal sehingga investor cenderung profit taking. Diawali koreksi bursa Dow Jones, lalu diikuti juga oleh pelemahan bursa saham di kawasan Asia sehingga berimbas negatif ke IHSG.

Kondisi itu terjadi karena pasar masih menunggu pertemuan Pemerintah Obama dengan Kongres AS terkait kenaikan batas atas utang negara adidaya itu pekan ini. “Pasar menanti apakah pertemuan itu akan membuahkan hasil positif atau justru sebaliknya,” paparnya.

Dia menegaskan, kegagalan AS untuk mencapai kata sepakat terkait kenaikan batas atas utang AS akan berimbas negatif bagi market secara global. Sejauh ini, AS merencanakan voting. Tapi, demi martabat Amerika, seharusnya Kongres menyetujui kenaikan batas atas utang itu. “Pasar khawatir, kongres dan pemerintah AS justru mengalami kebuntuan,” timpalnya.

Pada saat yang sama, lanjutnya, laju indeks domestik masih dihantui kondisi krisis utang di Uni Eropa. “Pasar juga masih menunggu pertemuan para Menteri Keuangan Uni Eropa pada Kamis (21/7) di Brussel yang akan membahas kelanjutan bailout Yunani,” imbuh Alfiansyah.

Dalam situasi ini, Alfiansyah menyarankan pelaku pasar tetap optimistis. Sebab, IHSG tetap menjanjikan untuk mendapatkan capital gain. “Kondisi ekonomi internal sangat positif. Hanya faktor eksternal yang membuat peluang capital gain terganjal atau tertunda,” ucapnya. [mdr]

Anak Usaha BWPT Dapat Pinjaman Rp40 miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Anak usaha PT BW Plantation Tbk (BWPT) yaitu PT Bumilanggangeng menandatangani fasilitas pinjaman maksimum sebesar Rp40 miliar.

Hal itu disampaikan manajemen dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/7). Jenis fasilitas ini sebagai modal kerja yang diberikan oleh lembaga pembiayaan Ekspor Impor (Indonesia Eximbank).

Pengunaan pinjaman ini untuk modal kerja usaha perkebunan kelapa sawit. "Jangka waktu pinjaman ini 12 bulan sejak ditandatangani perjanjian," tutur Sekretaris Perusahaan BWPT, Kelik Irwantono.

Adapun sifat fasilitas ini revolving dan expected return sekitar 10% per tahun yang direview setiap saat. Transaksi pinjaman ini tidak termasuk transaksi material. [hid]

Saham ELTY Terbanyak Dibeli Asing, Selasa (19/7)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ELTY hari ini terbanyak dibeli investor asing mencapai 78,5 juta saham dari volume perdagangan 774,8 juta saham dengan total transaksi Rp122,09 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (19/7). IHSG ditutup turun 9,5 poin atau 0,2% menjadi 4.023,42. Volume perdagangan mencapai 6,1 miliar saham senilai Rp5,1 triliun. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp231,7 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,9 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,6 triliun.

Urutan kedua saham BSDE mencapai 35,6 juta saham dari volume perdagangan 76,03 juta saham dengan total transaksi senilai Rp71,5 miliar. Urutan ketiga saham BRMS mencapai 27,6 juta saham dari volume perdagangan 62,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp45,4 miliar. Urutan keempat saham BORN mencapai 14,7 juta saham dari volume perdagangan 45,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp65,4 miliar.

Urutan kelima saham ASRI mencapai 13,9 juta saham dari volume perdagangan 109,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp41,8 miliar. Urutan keenam saham BMTR mencapai 12,8 juta saham dari volume perdagangan 44,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp38,7 miliar. Urutan ketujuh saham KIJA mencapai 11,8 juta saham dari volume perdagangan 93,6 juta saham dengan total transaksi senilai Rp14,9 miliar.

Urutan kedelapan saham SIPD mencapai 11,4 juta saham dari volume perdagangan 45,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp3,01 miliar. Urutan kesembilan saham BTEL mencapai 11,01 juta saham dari volume perdagangan 30,5 juta saham dengan nilai transaksi Rp10,4 miliar. Urutan kesepuluh saham SIMP mencapai 10,1 juta saham dari volume perdagangan 35,3 juta saham dengan nilai transaksi Rp45,2 miliar.

ADHI Raih Laba Bersih Rp21,6 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,6 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya sebesar Rp23,1 miliar.

Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun pada semester pertama 2011. Laba kotor perseroan naik 18,8% dari Rp166,9 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp198,3 miliar. Sedangkan laba usaha naik 35,5% dari Rp75,2 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp102,6 miliar pada semester pertama 2011.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan perolehan kontrak baru mencapai Rp4,1 triliun pada semester pertama 2011 dari total target kontrak baru sebesar Rp12,5 triliun. Adapun perolehan kontrak yang telah didapatkan seperti proyek PLTU 3X7MW Sintang senilai Rp357 miliar, proyek 2x7MW Tembilahan senilai Rp277 miliar, proyek PLTU 2X7MW Tj.Selor senilai Rp268 miliar, Ciliwung Cisadane senilai Rp230 miliar.

Selain itu untuk menara The Convergence Indonesia senilai Rp185 miliar dan road widening toll road Kebun Jeruk-Tangerang Barat senilai Rp131 miliar, RSUD Kediri senilai Rp85 miliar, Cirebon Super Block senilai Rp77 miliar dan central processing plant (CPP) Area Gundih senilai US$131 juta di mana ADHI memperoleh porsi 50%. [hid]

Inilah Daftar 'Top Foreign Sell' Selasa (19/7)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham DOID hari ini terbanyak dijual investor asing mencapai 23,3 juta saham dari volume perdagangan 65,09 juta saham dengan total transaksi Rp67,1 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (19/7). IHSG ditutup turun 9,5 poin atau 0,2% menjadi 4.023,42. Volume perdagangan mencapai 6,1 miliar saham senilai Rp5,1 triliun. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp231,7 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,9 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,6 triliun.

Urutan kedua saham PGAS mencapai 18,5 juta saham dari volume perdagangan 34,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp137,2 miliar. Urutan ketiga saham BLTA mencapai 17,6 juta saham dari volume perdagangan 58,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp16,3 miliar. Urutan keempat saham MASA mencapai 16,5 juta saham dari volume perdagangan22,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp12,4 miliar.

Urutan kelima saham BRAU mencapai 12,2 juta saham dari volume perdagangan 14,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp7,07 miliar. Urutan keenam saham TRUB mencapai 11,8 juta saham dari volume perdagangan 159,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp9,5 miliar. Urutan ketujuh saham BMRI mencapai 10,5 juta saham dari volume perdagangan 30,7 juta saham dengan total transaksi senilai Rp234,8 miliar.

Urutan kedelapan saham ARNA mencapai 9,77 juta saham dari volume perdagangan 16,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp6,09 miliar. Urutan kesembilan saham BHIT mencapai 9,73 juta saham dari volume perdagangan 56,6 juta saham dengan nilai transaksi Rp12,2 miliar. Urutan kesepuluh saham LSIP mencapai 9,3 juta saham dari volume perdagangan 16,02 juta saham dengan nilai transaksi Rp36,07 miliar.

BBLD kantongi pinjaman Rp 600 miliar dari sindikasi perbankan

JAKARTA. PT Buana Finance Tbk (BBLD) kembali meraih pinjaman. Kali ini, perseroan mengantongi fasilitas kredit dari sindikasi perbankan senilai Rp 600 miliar.

Adapun, sindikasi bank yang mengucurkan kredit bagi perseroan, yaitu PT Bank OCBC NISP Tbk NISP), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BBJR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK), dan Bank of China Limited cabang Jakarta.

Direktur Utama BBLD Soetadi Limin dalam keterbukaan informasi menyebut, pinjaman tersebut dijamin dengan piutang perseroan sebesar 110% dari jumlah terhutang. Jangka waktu pinjaman ini selama 36 bulan.

Perseroan telah meneken perjanjian kredit dengan sindikasi perbankan, pada 18 Juli 2011.

Citibank NA: Eksposur produk pasar modal masih rendah ketimbang produk perbankan

JAKARTA. Sejumlah negera di Asia termasuk Indonesia dinilai masih berpeluang mengembangkan produk-produk pasar modal untuk mengelola dana masyarakat. Pasalnya, eksposur produk-produk pasar modal, terutama reksadana masih rendah dibanding produk perbankan.

CEO Securities and Fund Services Citibank NA Neeraj Sahai mengatakan, pertumbuhan aset kelolaan dari lembaga manajer investasi di kawasan Asia seperti reksadana rata-rata per tahun hanya sekitar US$ 280 miliar. Padahal dana-dana para investor besar (wealth) setiap tahunnya tumbuh sekitar US$ 2,12 triliun.

Hal itu menurut Neeraj, pertanda para investor masih mempercayakan dananya diinvestasikan pada produk-produk perbankan.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Eropa dan Amerika perbandingan antara dana investor-investor besar dengan produk-produk yang dikelola manajer investasi (MI) tidak terlalu besar. Di Eropa, rata-rata dana investor kaya tumbuh sekitar US$ 1,16 triliun per tahun. Sedangkan produk asset management nya sekitar US$ 780 miliar per tahun.

Di Amerika lebih tinggi lagi, produk MI nya bisa tumbuh US$ 1,36 triliun per tahun, dengan pertumbuhan dana investor sekitar US$ 1,38 triliun per tahun.

"Profil investor Asia, termasuk Indonesia masih tradisional, tapi diperkirakan ke depan pertumbuhannya akan signifikan," ujarnya, Selasa (19/7).

Dia menyarankan, agar negara-negara Asia termasuk Indonesia lebih memperkaya produk-produk pasar modal seperti reksadana, exchange traded fund (ETF), seta produk-produk derivatif lainnya.

Kata Neeraj, untuk meningkatkan basis portofolio investasi, penawaran saham perdana (IPO) bisa menjadi salah satu solusi. Bukan hanya itu regulasi harus mendukung dan investor pun harus diyakinkan bahwa imbal hasil yang bisa diraup dari produk-produk tersebut lebih besar dibanding produk perbankan.

Dia juga berpendapat, sejatinya dana pensiun bisa memperbesar eksposur nya di produk-produk pasar modal. Selain bisa meningkatkan imbal hasil yang diperoleh, hal itu juga akan turut memperbesar kapitalisasi pasar domestik. Sekedar informasi total dana pensiun hingga kuatal I 2011 mencapai Rp 134,06 triliun.

Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), total nilai kapitalisasi pasar modal per Juni 2011 mencapai Rp 4.348,67 triliun. Perinciannya, nilai kapitalisasi pasar saham sebesar Rp 3.532 triliun, pasar obligasi korporasi sebesar Rp 129,62 miliar dan pasar obligasi pemerintah senilai Rp 686,48 miliar.

Sedangkan total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana hingga Juni 2011 mencapai Rp 157,05 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu terjadi peningkatan sebesar 28%.

Minyak reli, harga CPO berbalik menguat sore ini

Minyak reli, harga CPO berbalik menguat sore ini
KUALA LUMPUR. Meski sempat tertekan pada perdagangan pagi, namun harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berhasil menguat pada sore ini. Reli CPO terpicu kenaikan harga minyak mentah, sehingga meningkat daya tarik minyak sawit sebagai bahan biofuel.

Kenaikan yang terjadi hari ini mengakhir koreksi yang terjadi dua dalam dua hari sebelumnya.

Kontrak CPO untuk pengiriman Oktober di Malaysia Derivatives Exchange sempat melaju 1,3% ke level RM 3.118 atau setara US$ 1.037 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 3.103 per metrik ton, pada pukul 4.41 sore waktu Kuala Lumpur.

Kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy menyebut, aksi jual minyak sawit membawanya ke kondisi jenuh jual (oversold). Menurutnya, hari ini pasar mungkin bergerak ke atas untuk konsolidasi. "Pasar akan stabil, karena tidak ada kabar bearish," sebutnya.

Chandran juga bilang, reli CPO ini didukung kenaikan harga minyak mentah, dan stabilnya pasar saham regional.

Minyak mentah untuk pengiriman Agustus naik US$ 1 ke US$ 96,93 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di US$ 96,79 pada pukul 04.02 sore waktu Singapura.

Harga minyak menguat sebelum besok AS merilis data cadangan, yang diprediksi turun untuk pekan yang ketujuh. Emas hitam ini juga reli setelah China mengatakan konsumsi bahan bakar naik 7,2% pada semester pertama.

Saham SPMA Teraktif Diperdagangkan Selasa (19/7)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Suparma Tbk (SPMA) teraktif diperdagangkan pada hari ini dengan transaksi mencapai 6.028 kali senilai Rp17,9 miliar dengan volume 61,5 juta saham.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (19/7). IHSG ditutup turun 9,5 poin atau 0,2% menjadi 4.023,42. Volume perdagangan mencapai 6,1 miliar saham senilai Rp5,1 triliun. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp231,7 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,9 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,6 triliun.

Urutan kedua saham ELTY dengan transaksi sebanyak 4.020 kali senilai Rp122,09 miliar dengan volume perdagangan mencapai 774,8 juta saham. Urutan ketiga saham BHIT dengan transaksi sebanyak 3.984 kali senilai Rp12,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 56,6 juta saham. Urutan keempat saham PUDP dengan transaksi sebanyak 3.529 kali senilai Rp10,7 miliar dengan volume perdagangan mencapai 91,7 juta saham.

Urutan kelima saham BUMI dengan transaksi sebanyak 3.480 kali senilai Rp276,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 91,7 juta saham. Urutan keenam saham PICO dengan transaksi sebanyak 3.414 kali senilai Rp3,3 miliar dengan volume perdagangan mencapai 14,2 juta saham. Urutan ketujuh saham ADMG dengan transaksi sebanyak 3.015 kali senilai Rp113,6 miliar dengan volume perdagangan mencapai 129,7 juta saham.

Urutan kedelapan saham BKSL dengan transaksi sebanyak 3.009 kali senilai Rp77,9 miliar dengan volume perdagangan mencapai 464,3 juta saham. Urutan kesembilan saham POLY dengan transaksi sebanyak 2.561 kali senilai Rp51,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 100,4 juta saham. Urutan kesepuluh saham PKPK dengan transaksi sebanyak 2.550 kali senilai Rp13,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 77,1 juta saham.

Setelah dua hari tergerus, rupiah menguat sore ini

Setelah dua hari tergerus, rupiah menguat sore ini
JAKARTA. Rupiah menguat sore ini, dan mengakhiri tekanan yang terjadi di dua hari sebelumnya. Harga obligasi pun beranjak naik.

Mata uang Garuda terapresiasi di tengah spekulasi dana asing masuk ke aset Indonesia untuk mengambil keuntungan dari pertumbuhan ekonomi. Indonesia tercatat sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia. Rupiah menguat 0,1% ke Rp 8.550 per dollar AS, hingga pukul 16.30 di Jakarta. Tahun ini, rupiah sudah terapresiasi 5%.

Pada 12 Juli lalu, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,3% hingga 6,8% di tahun ini, dibandingkan tahun lalu 6,1%.

Adapun, hari ini, Fitch Ratings menyebut, Indonesia mungkin akan mendapat kenaikan peringkat utang menjadi investment grade dalam 12 bulan hingga 18 bulan mendatang.

Pembelian asing di saham Indonesia mencapai US$ 36 juta, lebih besar dari jumlah yang mereka lepas sore ini. Sehingga, pembelian bersih di bulan ini sudah mencapai US$ 495 juta. Sementara, dana asing yang masuk ke surat utang negara meningkat 2,8% pada bulan ini hingga mencapai Rp 241,48 triliun hingga 15 Juli.

Head of treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menyebut, dana asing ke pasar modal Indonesia karena sentimen umum positif. "Fundamental ekonomi terlihat baik sehingga mata uang cukup stabil," ujarnya, hari ini, di Jakarta.

Sore ini, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 turun enam basis poin menjadi 7,29%.

Kekhawatiran Utang AS-Eropa, Tekan Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Singapura – Sebagian besar saham Asia jatuh, di tengah kekhawatiran anggota parlemen AS gagal mencapai kesepakatan tentang plafon kredit dan memburuknya krisis Eropa akan memperlambat pemulihan ekonomi global.

Indeks MSCI Asia Pacific pada Selasa (19/7) sedikit berubah pada 135,03 pada pukul 5:45 di Tokyo, setelah berayun antara apresiasi dan koreksi setidaknya delapan kali. Sekitar lima saham turun untuk empat yang naik.

Indikator ini turun pada pekan pertama dalam empat pekan lalu, setelah menteri keuangan Eropa menolak mengabaikan default sementara untuk Yunani dan aksi Moody Investors Service yang menempatkan AS di bawah pengawasan untuk potensi penurunan peringkat rating kredit.

Fumiyuki Nakanishi, senior strategist di SMBC Friend Securities Co, Tokyo mengatakan, terkait ketidakpastian ekonomi AS, hal ini menjadi negatif jika fungsi pemerintah AS lumpuh. "Di Eropa, tes stres dipandang terlalu mudah, dan itu hanya menunda potensi masalah," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.com.

Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,9%, indeks komposit Shanghai tergelincir 0,7%, indeks S & P / ASX 200 Australia kehilangan 0,1%. Sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,5%, menghapus koreksi sebanyak 0,9%. Indeks Kospi Korea Selatan sedikit berubah setelah volatile anara kenaikan dan koreksi setidaknya delapan kali.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,6% hari ini. Di New York, indeks tergelincir 0,8% ke level 1.305,44 kemarin, mendorong indeks ke level terburuk dalam 7 hari, selama lebih dari sebulan, di tengah kekhawatiran anggota parlemen AS gagal mencapai kesepakatan tentang batas utang atas sebelum batas waktu 2 Agustus.

Saham global melemah, setelah Presiden Barack Obama berjuang mengupayakan anggota parlemen menyetujui kesepakatan pemotongan defisit, menjelang batas waktu, dengan meningkatkan batas utang sebesar US$ 14,3 triliun.

Selain itu, para ekonom Goldman Sachs Group Inc dipimpin Jan Hatzius, yang berbasis di Jerman, memangkas proyeksi untuk pertumbuhan tahunan ekonomi riil AS menjadi 1,5% pada kuartal kedua dan 2,5% pada kuartal ketiga, dari masing-masing 2% dan 3,25%.

Honda Motor Co, produsen otomotif yang memfaktorkan Amerika Utara sebagai pasar terbesar dengan menerima 44% penjualan dari kawasan tersebut, anjlok 2% di Tokyo. Canon Inc, pembuat kamera terbesar dunia dari penjualan, tenggelam 2,8%. Li & Fung Ltd, pemasok mainan dan pakaian terbesar untuk Target Corp dan Wal-Mart Stores Inc, turun 3,6% di Hong Kong.

Eksportir ke Eropa turun, setelah pemimpin Uni Eropa berjuang meyakinkan investor bahwa mereka akan menyetujui bailout Yunani kedua pada pertemuan puncak pada 21 Juli. Cosco Pacific Ltd, yang mengoperasikan fasilitas kontainer di pelabuhan Piraeus Yunani, turun 1,9%. Mazda Motor Corp, produsen mobil Jepang yang paling bergantung pada pasar Eropa, turun 0,9% di Tokyo.

Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, pemberi pinjaman terbesar dari nilai pasar, merosot 2,5% karena jatuhnya bank global, setelah stres tes pada kreditur Eropa gagal meredakan kekhawatiran investor atas krisis utang kawasan.

Sumitomo Mitsui Financial Group Inc, bank terbesar kedua Jepang dari nilai pasar, turun 1,3%. Commonwealth Bank of Australia, pemberi pinjaman negara terbesar dari nilai pasar, kehilangan 0,7%..

Di antara saham yang maju, Yangzijiang Shipbuilding, galangan kapal terbesar ketiga China, melonjak 5,7% di Singapura, setelah mengatakan akan membukukan laba bersih semester pertama naik 30%.Sedangkan secara terpisah, perusahaan mengatakan tidak ada rencana menjual obligasi konversi.

Catcher Technology Co, yang membuat casing logam untuk komputer Apple Inc, melonjak 6,9%, setelah Citigroup Inc dan Macquarie Group Ltd menaikkan target harga 22%. [ast]

Profindo akan Rambah Pasar Asia

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Profindo International Securities menargetkan dapat mengembangkan pasar ke Asia Tenggara dan bisnis corporate finance pada 2012.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Profindo International Securities Paul Andi Aulia, Selasa (19/7). "Kita sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan sekuritas di Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia," ujar Paul.

Pihaknya akan bekerjasama dalam pemasaran strategis untuk menggaet investor luar agar berinvestasi ke Indonesia. Program ini juga menjadi langkah perseroan untuk meraih top 20 broker.

Menurut Paul, dana investasi yang ditempatkan ke luar negeri seperti Singapura mencapai US$35 juta. "Kita bekerjasama dengan sekuritas asing dalam pemasaran strategis pada 2012, hal ini dilakukan agar dana yang mengendap di luar negeri dapat diinvestasikan di Indonesia," tutur Paul.

Selain itu, perseroan juga berencana mengembangkan bisnis corporate finance dan aset management pada 2012. Saat ini, perseroan baru menjalankan bisnis brokerage. "Kita ada rencana kembangkan bisnis underwriter dan aset management tahun depan," tutur Paul.

Saat ini, perseroan memiliki jumlah investor sekitar 300 nasabah dengan komposisi investor institusi ada 18 nasabah dan sisanya ritel. Paul mengatakan, pihaknya terlebih dahulu akan fokus untuk kembangkan online trading untuk meningkatkan jumlah investor. [hid]

ANTM Belum Merevisi Harga Emas

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Meski harga emas dipasaran dunia sudah mencapai US$1.600 per ons, namun PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) belum merevisi target harga sebesar US$1.250 per ons.

“Kita belum revisi harga dari US$ 1250 per ons, sebab ini harga komoditas yang tentunya berfluktuasi,” ungkap Direktur Utama Antam, Alwinsyah Loebis di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (19/7).

Terkait kenaikan harga emas tersebut, dirinya tidak meyakini tren kenaikan tersebut akan semakin meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Meskpiun beberapa analisis mengatakan angka kenaikan tersebut bisa mencapai US$2.000 per ons.

“Kalau melihat kondisi dunia terutama Eropa dan Amerika kelihatannya harga emas kemungkinan bisa naik. Tapi, kita belum yakin, meskipun posisi US$6100 ini yang tertinggi. Kita tidak lakukan revisi, inikan harganya bolak-balik turun. Jadi akan kita lihat kondisinya,” tambahnya.

Seperti diketahui, harga emas dipasar internasional sudah mencapai US$1.600 per ons. Rekor ini karena kekhawatiran utang yang terjadi di Eropa dan AS sehingga memilih aset yang aman. [hid]

Tekanan jual atas saham bluechips masih didominasi asing sore ini

Tekanan jual atas saham bluechips masih didominasi asing sore ini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah hingga penutupan sore. Pada pukul 16.00, indeks ditutup melorot 9,56 poin menjadi 4.023,42.

Sejumlah saham bluechips yang menjadi penggerus indeks di sesi II ini adalah:

- PT Bank Mandiri (BMRI)
Saham BMRI tercatat turun 2,55% menjadi Rp 7.650 di sesi II. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah: Deutsche Securities senilai Rp 152,86 miliar, JPMorgan Securities senilai Rp 127,63 miliar, dan Merrill Lynch Indonesia senilai Rp 31,22 miliar.

- PT Astra International (ASII)
Saham ASII tercatat turun 1,52% menjadi Rp 71.500 di sesi II. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah: Macquarie Capital senilai Rp 42,27 miliar, CIMB Securities senilai Rp 41,83 miliar, dan Bahana Securities senilai Rp 32,72 miliar.

- PT Bank Central Asia (BBCA)
Saham BBCA tercatat turun 1,84% menjadi 8.000 di sesi II. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah: Deutsche Securities senilai Rp 29,38 miliar, Credit Suisse Securities senilai Rp 17,89 miliar, dan JPMorgan Securities senilai 12,51 miliar.

Industri semen hadapi banyak tantangan, INTP jatuh ke level terendah tiga bulan

JAKARTA. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tumbang ke level terendah lebih dari tiga bulan.

Koreksi saham produsen semen kedua terbesar di tanah air ini terjadi di tengah spekulasi investor akan beralih ke saham lain. Analis PT Mandiri Sekuritas Oky Prakarsa menyebut, hal itu lantaran industri semen bakal menghadapi banyak tantangan di tahun ini.

INTP jatuh 1,2% ke level Rp 16.050 per saham, hingga penutupan perdagangan sore ini, di Jakarta. Ini level penutupan terendahnya sejak 29 Maret.

Bapepam perpanjang batas waktu pengkinian data nasabah hingga Oktober

JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akhirnya memperpanjang masa pengkinian data nasabah hingga Oktober 2011 mendatang. Hal itu karena masih terdapat kendala yang dihadapi oleh sejumlah sekuritas dan bank kustodian.

Hal itu dikemukakan Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK Noor Rachman, Selasa (19/7). "Oktober kita lakukan uji coba SID (single
investor identity), kami akan pikirkan sanksi kalau masih ada yang belum menyerahkan (pengkinian data)," paparnya.

Mundurnya batas waktu itu dilakukan menyusul masih ada beberapa sekuritas yang kesulitan mengubungi nasabah-nasabah kecil yang sudah tidak aktif. Awalnya batas waktu diberikan akhir tahun lalu, kemudian molor hingga Juni 2011. Tetapi, hingga Juni 2011 belum semua melakukan pengkinian data yang kemudian akan menjadi basis data SID itu.

Seiring dengan laporan para pelaku usaha, akhirnya Bapepam-LK melunak dengan memperpanjangnya kembali hingga Oktober 2011. Penggunaan SID akan efektif berlaku pada Februari 2012 mendatang.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) total sekuritas yang sudah melakukan pembaruan data nasabah sebanyak 78 sekuritas atau sekitar 65% dari total anggota bursa yang berjumlah 119. Sedangkan, bank kustodian yang sudah mengumpulkan data terbaru nasabah sudah mencapai 18 bank dari total 20 bank kustodian yang tercatat di KSEI.

Noor Rachman juga bilang, saat ini pihaknya tengah membicarakan mekanisme penanganan nasabah-nasabah kecil yang masih sulit dihubungi. Salah satu opsinya adalah dibuatkan pooling account yaitu rekening khusus nasabah yang memang sulit dihubungi.

Ketua APEI Lily Widjaja menambahkan, opsi lainnya adalah perusahan efek memblokir sementara rekening nasabah yang sulit dihubungi itu. Jika para nasabah itu ingin melakukan transaksi, tentu mereka akan menghubungi sekuritas dimaksud, dan dari situ baru ditindaklanjuti dengan memperbarui data.

Seperti diketahui, pengkinian data tersebut dlakukan sebagai implementasi peraturan Bapepam-LK nomor. V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal.

Lonjakan sektor konstruksi meminimalisir penurunan indeks di sesi II

Lonjakan sektor konstruksi meminimalisir penurunan indeks di sesi II
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih memerah hingga penutupan sore. Pada pukul 16.00, indeks ditutup dengan penurunan 0,24% menjadi 4.023,417.

Sekitar enam sektor memerah. Penurunan terbesar masih dipimpin oleh sektor keuangan dengan penurunan 1,14%. Baru kemudian disusul oleh sektor industri lain-lain dan sektor manufaktur dengan penurunan masing-masing 0,91% dan 0,42%.

Sementara itu, sejumlah sektor yang menghijau adalah sektor konstruksi yang naik 2,81%, sektor perdagangan naik 0,65%, dan sektor pertambangan yang naik 0,31%.

Jumlah saham yang ditransaksikan melorot sebanyak 91 saham. Sedangkan 143 saham lainnya naik dan 81 saham tak berubah posisi. Volume transaksi melibatkan 6,199 miliar saham senilai Rp 5,125 triliun.

Tiga saham yang mengalami penurunan terbesar (top losers) adalah: Panca Global Securities turun 12,73% menjadi Rp 240, Kresna Graha Securities (KREN) turun 10,84% menjadi Rp 740, dan Kabelindo Murni (KBLM) turun 7,34% menjadi Rp 101.

Sedangkan tiga saham top gainers adalah: Sat Nusapersada (PTSN) naik 29,03% menjadi Rp 120, Langgeng Makmur Plastic (LMPI) naik 23,64% menjadi Rp 340, dan Asia Pacific Fibers (POLY) naik 20,88% menjadi Rp 550.

Sentimen AS dan Eropa masih membenamkan Nikkei

Sentimen AS dan Eropa masih membenamkan Nikkei
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Jepang mengalami penurunan sore ini. Pelaku pasar masih cemas kalau penentu kebijakan AS bakal gagal menemui kata sepakat mengenai batasan utang hingga deadline nanti. Selain itu, krisis utang Eropa juga kian memburuk sehingga dikhawatirkan akan menghambat proses pemulihan ekonomi global.

Pada penutupan pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average anjlok 0,9% menjadi 9.889,72. Sedangkan indeks Topix turun 0,7% menjadi 853,75.

Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Negeri Sakura ini adalah: Canon Inc yang melorot 2,8%, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc yang turun 2,5%, dan Invicible Investment Inc yang naik 9,2%.

"Di AS, pembicaraan mengenai batasan utang membuat outlook perekonomian negara tersebut masih tidak jelas. Selain itu, kita tidak bisa meramal bagaimana akhir dari krisis utang di Eropa," jelas Yoshinori Nagano, strategist Daiwa Asset Management Co.

Produksi diproyeksi terus tumbuh, CPO tumbang untuk hari ketiga

Produksi diproyeksi terus tumbuh, CPO tumbang untuk hari ketiga
KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk hari yang ketiga. Koreksi harga terjadi di tengah kekhawatiran produksi akan terus bertumbuh selama periode puncak produksi. Sementara, ekspor mungkin turun setelah bulan Ramadhan.

Kontrak CPO untuk pengiriman Oktober di Malaysia Derivatives Exchange tumbang 0,5% ke level RM 3.064 atau setara US$ 1.017 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.075 per metrik ton.

Kontrak berjangka sudah terkoreksi 19% di tahun ini, karena prospek cadangan yang lebih besar seiring membaiknya cuaca. Produksi Indonesia dan Malaysia diproyeksikan lebih tinggi. Adapun, mulai 1 Agustus akan dimulai masa puasa di bulan Ramadhan.

Direktur Pelindung Bestari Sdn. Paramalingam Subramaniam menyebut, jumlah produksi sudah pasti besar, sementara tidak ada kepastian akan seperti apa permintaan pasca Ramadhan. "Kami yakin pada suplai, karena memasuki Juli, Agustus, September, yang merupakan periode puncak produksi minyak sawit," katanya, hari ini.

Dewan minyak sawit Malaysia menyebut, produksi CPO Malaysia meningkat 0,7% menjadi 1,75 juta ton per Juni. Ini yang tertinggi dalam 20 bulan. Sementara, ekspor naik 12,4% menjadi 1,58 juta ton, yang terbesar sejak Desember 2008.

Parmalingan memprediksi, produksi Juli akan tumbuh 3% hingga 5%. Produksi Agustus naik 5% hingga 8%, dan September meningkat 8% hingga 13%.

Investor asing banyak melepas BMRI, ASII, dan BBRI di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan 23,38 poin di sesi I, hingga akhirnya berakhir di level 4.009,60.

Aksi jual sejumlah bluechips menjadi salah satu faktor yang menyebabkan indeks terjungkal. Berikut adalah tiga emiten bluechips yang paling besar menggerus indeks:

- PT Bank Mandiri (BMRI)
Saham BMRI turun 2,55% menjadi Rp 7.650 di sesi I. Sejumlah broker yang paling banyak melepas saham ini adalah Deutsche Securities senilai Rp 54,67 miliar, JPMorgan Securities senilai Rp 29,58 miliar, dan Credit Suisse Securities senilai Rp 20,74 miliar.

- PT Astra International (ASII)
Saham ASII turun 1,31% menjadi Rp 71.650 di sesi I. Sejumlah broker yang paling banyak melepas saham ini adalah Macquarie Capital Senilai Rp 24,36 miliar, JPMorgan Securities senilai Rp 17,56 miliar, dan Credit Securities senilai Rp 13,87 miliar.

- PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Saham BBRI turun 1,49% menjadi Rp 6.600 di sesi I. Sejumlah broker yang paling banyak melepas saham ini adalah UBS Securities senilai Rp 46,64 miliar, CIMB Securities senilai Rp 30,28 miliar, dan Kim Eng Securities senilai Rp 22,59 miliar.

Sektor keuangan anjlok, indeks sesi I melorot 0,58%

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melorot siang ini. Pada pukul 12.00, indeks tercatat melorot 0,58% menjadi 4.009,598.

Mayoritas sektor memerah. Penurunan dipimpin oleh sektor keuangan sebesar 1,2%. Baru kemudian disusul oleh sektor industri lain-lain dan sektor consumer good masing-masing sebesar 0,91% dan 0,72%. Kendati begitu, ada dua sektor yang positif, yakni sektor konstruksi yang naik 1,41% dan sektor perdagangan yang naik 0,24%.

Jumlah saham yang ditransaksikan turun mencapai 111 saham. Sedangkan 97 saham lainnya naik dan 88 saham tak bergerak. Volume transaksi di sepanjang sesi I melibatkan 2,861 miliar saham senilai Rp 2,236 triliun.

Saham-saham yang menjadi penghuni top losers antara lain: Kresna Graha Sekurindo (KREN) anjlok 10,84% menjadi Rp 740, Kabelindo Murni (KBLM) turun 7,34% menjadi Rp 101, dan Renuka Coalindo (SQMI) turun 7,14% menjadi Rp 195.

Sedangkan saham-saham top gainers adalah: Apac Citra Centertex (MYTX) naik 15,67% menjadi Rp 155, Fortune Indonesia (FORU) naik 14,62% menjadi Rp 149, dan Indosiar karya Media (IDKM) naik 12,20% menjadi Rp 1.380.

IHSG Menipis 9 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang tipis 9 poin setelah dana-dana asing perlahan mulai keluar dari lantai bursa. Dalam beberapa perdagangan terakhir, investor asing masih melakukan pembelian bersih, berbeda dengan hari ini.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.555 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.560 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG terpangkas 12,791 poin (0,32%) ke level 4.020,183 karena sudah masuk area jenuh beli atas penguatannya dalam beberapa perdagangan terakhir. Koreksi bursa-bursa Asia juga turut menyeret IHSG ke zona merah.

Tekanan aksi jual melanda saham-saham unggulan yang posisinya sudah tinggi. Koreksi juga melanda saham-saham lapis dua dan akhirnya mengantarkan IHSG ke posisi terendahnya di 4.002,456.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 23,376 poin (0,58%) ke level 4.009,598. Saham-saham berkapitalisasi besar dilanda aksi profit taking.

Aksi beli selektif di saham-saham lapis dua sempat menahan koreksi IHSG sehingga tidak terlalu dalam. Namun, derasnya profit taking membuat indeks tak mampu keluar dari zona merah.

Menutup perdagangan, Selasa (19/7/2011), IHSG menipis 9,557 poin (0,24%) ke level 4.023,417. Sementara Indeks LQ 45 turun 4,416 poin (0,62%) ke level 710,207.

Perburuan saham menjelang penutupan perdagangan sedikit mengurangi koreksi yang diderita IHSG. Saham-saham unggulan masih terkena tekanan jual yang cukup tinggi.

Mayoritas indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpuruk di zona merah. Sektor terkuat hari ini adalah properti yang naik hingga lebih dari 2%, diikuti saham-saham komoditas.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 140.215 kali pada volume 6,199 miliar lembar saham senilai Rp 5,152 triliun. Sebanyak 153 saham naik, 96 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Dana asing mulai keluar dari lantai bursa, transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 231,787 miliar di seluruh pasar.

Bursa-bursa di Asia bergerak mixed sore ini. Bursa saham China dan Jepang terkena koreksi seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap tingginya inflasi serta lambatnya pertumbuhan dalam negeri yang dikombinasikan dengan krisis utang Eropa.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 19,71 poin (0,70%) ke level 2.796,98.
  • Indeks Hang Seng naik 97,65 poin (0,45%) ke level 21.902,40.
  • Indeks Nikkei 225 turun 84,75 poin (0,85%) ke level 9.889,72.
  • Indeks Straits Times menguat 15,47 poin (0,50%) ke level 3.094,42.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 215 ke Rp 2.175, Colorpak (CLPI) naik Rp 200 ke Rp 2.700, Indosiar (IDKM) naik Rp 200 ke Rp 1.430, dan Tjiwi Kimia (TKIM) naik Rp 175 ke Rp 2.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.100 ke Rp 71.500, Goodyear (GDYR) turun Rp 800 ke Rp 10.200, Bayan (BYAN) turun Rp 300 ke Rp 23.100, dan Multibreeder (MBAI) turun Rp 200 ke Rp 28.800.

(ang/qom)

Profit Taking, IHSG Anjlok Hampir 10 Poin

INILAH.COM, Jakarta - IHSG akhirnya meluncur turun, setelah mencetak rekor tertinggi beberapa perdagangan terakhir. Aksi profit taking investor terhadap saham-saham unggulan menjadi katalisnya.

Pada perdagangan Selasa (12/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 9,56 poin (0,24%) ke level 4.023,41, dengan intraday terendah di 4.002,45 dan tertinggi di 4.032,69. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 4,42 poin (0,62%) ke level 710,20.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,199 miliar lembar saham, senilai Rp 5,152 triliun dan frekuensi 140.215 kali. Sebanyak 153 saham naik, 96 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Koreksi bursa didukung keluarnya dana asing dari pasar saham. Asing mencatatkan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp231 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,931 triliun dan transaksi beli sebesar Rp1,699 triliun.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.100 ke Rp 71.500, Goodyear (GDYR) turun Rp 800 ke Rp 10.200, Bayan (BYAN) turun Rp 300 ke Rp 23.100, dan Multibreeder (MBAI) turun Rp 200 ke Rp 28.800.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 215 ke Rp 2.175, Colorpak (CLPI) naik Rp 200 ke Rp 2.700, Indosiar (IDKM) naik Rp 200 ke Rp 1.430, dan Tjiwi Kimia (TKIM) naik Rp 175 ke Rp 2.700. [ast]

ANTM Cari Lead Konsorsium Proyek Feronikel Buli

Headline
INILAH.COM, Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan segera memutuskan yang akan segera berperan menjadi financial arangger untuk proyek feronikel di Buli, Halmahera Timur senilai US$1,6 miliar.

“Minggu ini akan kita pilih siapa konsorsiumnya,” ungkap Direktur Utama Antam, Alwinsyah Loebis saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Selasa (19/7).

Alwinsyah menjelaskan, hingga saat ini pihaknya sudah meranking sebanyak 4 konsorsium. Mereka yang sudah dinyatakan sesuai dengan kualifikasi perusahaan, baik dari sisi financial, profesionalitas hingga kemampuan pemetaan dalam pengerjaan proyek.

Menurutnya, konsorsium yang akan terpilih nanti akan menyusun skema pembiayaan dari proyek feronikel tersebut. "Intinya, equity Antam 35%. Namun, kita akan mencari kebutuhan sekitar US$1 miliar," ucap dia.

Keempat konsorsium yang diduga kuat adalah tersebut antara lain konsorsium yang dipimpin oleh Bank Mandiri dengan anggota Goldman Sachs, Deutsche Bank, BRI, Sumitomo Mitsui banking Corporation, dan Standard Chartered Bank, konsorsium BNI, konsorsium BCA dan Barclays Capital.

"Mudah-mudahan saja pembangunan fisiknya (proyek) sudah bisa dimulai awal tahun depan dan bisa beroperasi di 2014,” pungkas dia. [hid]

Tren pergerakan mata uang Asia kembali menguat

Tren pergerakan mata uang Asia kembali menguat
BANGKOK. Baht Thailand dan peso Filipina memimpin penguatan mata uang Asia. Penguatan mata uang regional ini terjadi setelah Gubernur Bank Sentral Malaysia mengatakan, perekonomian Asia tahan bantis atas adanya tekanan ekonomi global.

"Pertumbuhan ekonomi Asia masih tetap kuat dan tingkat suku bunga masih menunjukkan tren kenaikan. Faktor internal akan terus menyokong pergerakan mata uang Asia," jelas Hideki Hayashi, global economist Mizuho Securities Co di Tokyo.

Pada pukul 10,26 waktu Bangkok, baht Thailand terapresiasi 0,4% menjadi 29,95 per dollar. Sementara, peso Filipina menguat 0,2% menjadi 42,943 dan ringgit Malaysia menguat 0,1% menjadi 3,0095.

Sekadar tambahan informasi, Fitch Ratings hari ini mengatakan, Indonesia memiliki 50% kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan peringkat utang dalam 12 hingga 18 bulan mendatang. Fitch juga bilang, Filipina harus mengimplementasikan reformasi struktural untuk mendapatkan kenaikan peringkat.

Profindo Targetkan Rp1,5 Miliar per Hari

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Profindo International Securities menargetkan transaksi harian dari online trading sebesar Rp1,5 miliar per hari.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Profindo International Securities, Paul Andi Aulia, Selasa (19/7). "Kita meluncurkan online trading pada awal semester kedua 2011. Kita menargetkan jumlah investor mencapai 300 orang hingga akhir tahun 2011, sedangkan target jumlah investor online trading mencapai 1.000 orang pada 2012," tutur Paul.

Menurut Paul, online trading ini jauh lebih ringkas dan user friendly dibandingkanonline trading lainnya. Untuk online trading bernama ProClick ini berisi perangkat teknikal analis yang dilengkapi indikator trending dan non trending. Jadi, dapat menyajikan laporan keuangan emiten yang lengkap dan terkini selama 8 tahun, dan informasi mengenai penebusan waran. Perseroan menginvestasikan dana sebesar Rp500 juta hingga Rp1 miliar untuk online trading.

Dengan online trading ini diharapkan masyarakat juga dapat mengenal pasar modal. Saat ini jumlah sub rekening di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kurang lebih 300 ribu rekening.

Paul menuturkan, untuk mendukung program BEI meningkatkan jumlah investor, pihaknya memberikan edukasi kepada masyarakat dan calon nasabah yang dilakukan di kantor Profindo pada minggu kedua dan keempat.

Sebelumnya perseroan telah meraih jumlah investor sekitar 300 nasabah dalam satu tahun sejak berdiri Maret 2010. Rata-rata transaksi harian saham sekitar Rp35 miliar per hari.

Bagi calon investor yang ingin memiliki rekening transaksi online trading harus berinvestasi sebesar Rp5 juta. Untuk fee online trading, Profindo menetapkan 0,15% untuk beli dan 0,25% untuk jual. [hid]

Bapepam Setuju BPFI Suntik Modal Asuransi Wuwungan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bapepam-LK menyetujui akusisi yang dilakukan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) terhadap PT Asuransi Wuwungan hingga 25%.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Selasa (19/7). Surat persetujuan penyertaan Batavia Finance pada Asuransi Wuwungan sesuai dengan surat dari Menteri Keuangan No.S-763/MK.10/2011 tanggal 15 Juli 2011. Dengan direstuinya akuisisi ini, maka Batavia Finance telah menyetor modal sekitar Rp17,5 miliar.

Selanjutnya, rencana perubahan kepemilikan saham tersebut agar dilaksanakan dengan senantiasa mengacu kepada peraturan yang berlaku dan sesuai dengan dokumen-dokumen yang telah disetujui. [hid]

IBM Selamatkan Bursa Eropa ke Zona Positif

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Selasa (19/7) naik tipis setelah saham teknologi mendapat sentimen positif dari pernyataan IBM.

Indeks FTSE naik 0,5% ke 5.781, indeks DAX naik 1% ke 7.178 dan indeks CAC naik 0,7% ke 3.679. Namun investor masih hati-hati menjelang pertemuan penting untuk pengatasi krisis utang Uni Eropa pada Kamis mendatang, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

Indeks saham teknologi naik 1,3%. Laba IMB naik dari divisi baru yaitu layanan data naik 16% pada kuartal II, Ini mengalahkan sinyal teknologi tidak menjadi hal penting lagi di perusahaan.

Ada kekhawatiran serius tentang sektor perbankan setelah stress test karena harus melakukan restrukturisasi untuk membiayai utang. Jika Kamis gagal maka krisis akan menular semakin luar.

"Hal-hal yang datang dari dunia politik seperti halnya krisis keuangan. Kita perlu beberapa kepemimpinan yang nyata," kata Direktur di Seven Investment Managemen, Justing Urquhart Stewart.

Dolar melemah terhadap euro mencapai 1,4078 dan terhadap yen 75,44. Sedangkan bursa Asia hanya ditopang penguatan indeks Hang Seng 0,2% ke 21.850,01, sedangkan indeks Nikkei turun 0,8% ke 9.889, indeks Shanghai turun 0,7% ke 2.796, indeks ASX turun 0,09% ke 4.468.

Rekomendasi saham diturunkan jadi underperform, saham INDF melorot tajam

Rekomendasi saham diturunkan jadi underperform, saham INDF melorot tajam
JAKARTA. Saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) tergerus pada transaksi pagi. Pada pukul 11.31, saham INDF tercatat melorot 1,67% menjadi Rp 5.900.

Data Bloomberg menunjukkan, sejumlah broker yang paling banyak melepas saham produsen mi instan ini adalah: Macquarie Capital senilai Rp 19,32 miliar, Credit Suisse Securities senilai Rp 7,55 miliar, dan Kim Eng Securities senilai Rp 1,69 miliar.

Aksi jual yang melanda INDF disinyalir terkait dengan penurunan rekomendasi atas saham ini. Sekadar informasi saja, peringkat saham Indofood diturunkan menjadi underperform dari neutral oleh analis Macquarie Lyall Taylor. Adapun target harga dalam 12 bulan ke depan adalah Rp 5.400 per saham.

Krisis Utang Dunia Siap Pacu Emas ke US$1.700

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Krisis utang dunia diprediksi memacu harga emas ke level US$1.700 akhir 2011. Kalaupun batas atas utang dinaikkan, rating AS masih menyisakan peluang downgrade hingga 50 persen.

Analis Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, tren harga emas secara umum masih rebound dipicu utang dunia setelah batas atas utang Amerika Serikat bermasalah. Padahal, krisis utang Eropa saja belum usai. Ini pertanda krisis utang saat ini sudah mengglobal.

Daru memperkirakan kondisi itu bakal memicu krisis moneter seperti yang terjadi pada 2008. Saat itu, krisis moneter dipicu bank-bank besar di sejumlah negara yang warganya memiliki tunggakan kredit besar. “Saat ini, justru pada level negara seperti Uni Eropa dan AS yang tidak bisa membayar utangnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (19/7).

Ancaman terbesar down grade AS, lanjut Daru, datang dari Lembaga Pemeringkat Standard & Poor’s Rating Service (S&P) menyusul Moody’s yang mengancam downgrade peringkat kredit AS dari level Aaa (level peringkat kredit terbaik di dunia). “Ancaman Moody’s akan jadi kenyataan jika kenaikan batas atas utang AS tak kunjung disetujui hingga 2 Agustus 2011,” tandasnya.

Tapi, lebih parah lagi S&P yang mengancam, kalaupun nantinya pada 2 Agustus 2011 AS sepakat meningkatkan palfon utang-nya dari level US$14,29 trilun, peluang untuk downgrade tetap masih 50:50 (fifty:fifty). “Artinya, peringkat kredit AS tetap punya peluang di-downgrade,” ungkap Daru.

Dengan utang AS yang semakin membengkak akibat kenaikan plafon utang itu, dikhawatirkan AS tetap akan gagal bayar (defult). “Mau dibayar pakai apa? Kalaupun dibayar, akan memakan waktu yang lama,” tandasnya.

Semua kondisi itu, akan membawa harga emas terus meroket. Hanya saja, bagi investor perlu diwaspadai koreksi minor teknikal jika dilihat dari grafik hariannya. “Artinya, tingginya harga emas, juga bisa memicu ledakan aksi jual emas,” kata Daru mewanti-wanti.

Daru menyarankan, untuk saat ini investor harus memperhatikan level support emas di US$1.601,30 per troy ounce yang merupakan level terendah Senin (18/7). Menjelang level tersebut, harga emas selalu mental dan terjadi lebih dari tiga kali pada Selasa (19/7).

Setelah itu, imbuhnya, level support kuatnya di angka US$1.600 yang merupakan level penurunan Fibonacci 23,6% dari level tertinggi US$1.606,70. Target koreksi berkutnya, di angka US$1.592. Angka ini akan tercapai jika mengalami penurunan 50% Fibonacci antara level terendah US$1.578 hingga harga tertingginya US$1.606,70 pada Senin (18/7).

Lalu, tambah Daru, jika level tersebut pecah, target pelemahan emas berikutnya akan tertahan di level US$1.578 yang merupakan support kuat pada 15 Juli 2011. “Ini merupakan level support yang sangat kuat. Sebab, setelah emas menyentuh level tersebut selalu terpantul rebound hingga saat ini,” timpal Daru.

Sedangkan level resistance emas, di angka US$1.606,70 per troy ounce sudah ditembus pada Selasa (19/7/2011) ke level US$1.608,33. Resistance terdekat berikutnya US$1.610 berdasarkan Fibonacci Projection 61,8%. Asumsi resistance berikutnya bertahap ke level US$1.615 dalam pekan ini.

Hingga akhir 2011, menurut Daru, target harga emas di angka US$1.700 per troy ounce. Sebab, pasar melihat krisis utang datang bertubi-tubi. “Krisis utang zona euro belum usai, AS menghadapi hal yang sama,” paparnya.

Di atas semua itu, dia merekomendasikan hold bagi yang sudah memiliki posisi hingga level US$1.615-1.620 tercapai dalam dua pekan ke depan. Tapi, bagi yang tanggannya ‘gatal’ ingin jual sudah bisa dilakukan di level US$1.606,70. “Untuk menunggu level koreksi minor, peluangnya masih tipis,” urainya.

Tapi, dia menegaskan, jika pada level US$1.606,70 tersebut harga emas belum mengalami koreksi minor, hal itu baru akan terjadi pada level US$1.610-1.615 per troy ounce. “Kalau mau beli, bisa di level-level support tadi,” imbuhnya. [mdr]

Lonjakan harga minyak dunia kembali menggerus saham GIAA

Lonjakan harga minyak dunia kembali menggerus saham GIAA
JAKARTA. Pagi ini, investor kembali melego saham PT Garuda Indonesia (GIAA). Pada pukul 11.24, saham GIAA melorot 1,92% menjadi Rp 510.

Data Bloomberg menunjukkan, tiga broker yang paling aktif melepas saham GIAA antara lain: Mandiri Sekuritas senilai Rp 3,91 miliar, Kim Eng Securities senilai Rp 816 juta, dan Dhanawibawa Artha Cemerlang senilai Rp 596,7 juta.

Anjloknya saham GIAA terkait dengan kontrak harga minyak dunia. Sekadar informasi, kontrak harga minyak mengalami penurunan 0,3% menjadi US$ 96,20 per barel pasca penutupan perdagangan. Melonjaknya harga minyak dipastikan akan menggerus laba perusahaan karena besarnya biaya operasional.

Harga CPO melorot selama tiga hari, investor lepas saham LSIP

Harga CPO melorot selama tiga hari, investor lepas saham LSIP
JAKARTA. Saham-saham produsen crude palm oil (CPO) pagi ini mengalami penurunan tajam. Salah satunya adalah saham milik PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP). Per pukul 11.16, saham LSIP turun 1,10% menjadi Rp 2.250.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah: CIMB Securities senilai Rp 4,09 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 3,67 miliar, dan Bahana Securities senilai Rp 2,25 miliar.

Penurunan saham LSIP ini sejalan dengan anjloknya harga CPO dunia. Asal tahu saja, harga CPO sudah melorot selama tiga hari berturut-turut. Hari ini, harga CPO turun 0,1% menjadi 3.074 ringgit atau US$ 1.020 per metrik ton di Kuala Lumpur.

ECB: Sekarang Bukan Krisis Euro!

Headline
INILAH.COM, London - Masa depan euro dinilai tetap aman meskipujn terjadi krisis utang yang melanda sebagian anggota Uni Eropa.

Pernyataan ini dilontarkan anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Ewald Norotny yang dikutip dari yahoofinance.com. "Saya tidak melihat ada keraguan tentang masa depan euro. Euro telah memenuhi perannya," katanya yang juga Gubernur Bank Nasional Austria.

Krisis saat ini adalah krisis utang bukan krisis euro. Pada perdagangan Asia Selasa,

Kekhawatiran terhadap krisis utang yang melunar ke negara lain telah menekan pergerakan euro pekan lalu. Saat ini ada spekulasi bahwa Yunani yang telah menerima suntikan darna dari ECB dan IMF harus meninggalkan mata uang tunggal dan kembali ke dirham.

Nowotny hanya mengakui beberapa syarat yang harus dilakukan Yunani. Salah satunya dengan penghematan dan menjual aset negara. "Hal itu sangat jelas dengan cara yang tidak harus menimbulkan gagal bayar. ECB telah menerima jaminan dari Yunani," jelasnya.

Pendapatan Garuda Naik 5% Saat Lebaran

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pendapatan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) diperkirakan akan meningkat 5%, menjelang lebaran idul fitri di 2011.

“Penambahan 30 seat itu potensinya kurang lebih sekitar 5%,” ungkap Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar, usai menghadiri MoU antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan Kepolisian RI terkait pengamanan aset BUMN, di Gedung BUMN Jakarta, Selasa (19/7).

Emir menjelaskan, kenaikan pendatapan keuntungtan tersebut menurutnya bukan sesuatu yang baru. Pasalnya, hal itu sudah biasa terjadi dalam setiap tahunnya. “Lebaran itu memang suatu hal yang biasa dan selalu begitu. Haji juga sama kayak tahun lalu Cuma 10%,” tukas dia.

Terkait hal tersebut pihak Garuda mengaku tidak ada persiapan khusus. “Kalau lebaran ya pasti kita persiapkan tapi tahun ini memang meningkat sedikit, karena pesawat kita lebih banyak,” ujar dia. “Kita memang ada oportunity, tapi kan kita lihat kapasitas kita, kita gak mau ada penumpang terlantar,” tambah dia.

Untuk diketahui data perseroan tahun 2010 yang mudik menggunakan Garuda berjumlah 26.000 penumpang. [hid]

Kenaikan IHSG Tertinggi di Regional

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan tertinggi di antara bursa saham regional per Juli 2011.

IHSG naik 8,11% year to date dari 3.703,51 pada Desember 2010 menjadi 4.003,69 pada 8 Juli 2011.

Ekonom Aviliasni menuturkan, kemungkinan dana asing masih akan terus masuk ke Indonesia. Hal ini didukung dari faktor global di mana China telah menaikkan pajak tinggi untuk capital inflow karena cadangan devisanya telah mencapai US$2,7 triliun.

Bila tak ditahan maka akan makin memperkuat nilai tukarnya. Selain itu, situasi tidak menentu di Amerika Serikat juga mempengaruhi ekonomi global. "Makanya ada arus keluar dari China mau tak mau larinya ke Indonesia, bursa efek siap-siap saja karena makin banyak dana yang masuk seperti investor dari Amerika Serikat," tambah Aviliani.

Bursa saham Malaysia hanya mencatatkan kenaikan 4,99% dari 1.518,91 pada Desember 2010 menjadi 1.594,74 per 8 Juli 2011. Bursa saham Korea naik 6,31% dari 2.051 pada Desember 2010 menjadi 2.180,35 per 8 Juli 2011.

Kenaikan IHSG juga diikuti kenaikan kapitalisasi pasar saham dari Rp3.247,10 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp3.598,13 triliun pada 8 Juli 2011 atau naik 10,81%.

Hingga 8 Juli 2011, berdasarkan data Bapepam-LK, dana hasil penawaran umum saham perdana sebesar Rp11,23 triliun dari 13 emiten, penerbitan obligasi sebesar Rp27,01 triliun dari 24 penerbitan obligasi dan dana hasil penawaran umum terbatas sebesar Rp24,30 triliun dari 12 emiten.

Sementara, Chief Country Officer untuk Citi Indonesia, Tigor Siahaan menuturkan, Indonesia menjadi prioritas tempat berinvestasi di Indonesia. Pihaknya pun optimis terhadap bisnis dan investasi di Indonesia.

Selain itu, Tigor mengingatkan situasi ekonomi glonal. Hal ini dikarenakan belum ada titik temu Pemerintah Amerika Serikat dan kongresnya terkait defisit budget mempengaruhi ekonomi global. Situasi zona Eropa pun masih tuntas menemukan jawaban untuk krisis utang zona Eropa.

"Kita tidak boleh lengah terhadap efek global karena hal ini berpengaruh terhadap likuiditas," tutur Tigor. [hid]

Produksi batubara melorot, saham DOID dilanda aksi jual

Produksi batubara melorot, saham DOID dilanda aksi jual
JAKARTA. Saham PT Delta Dunia Makmur (DOID) mencatatkan penurunan pagi ini. Per pukul 10.21, saham DOID melempem 0,97% menjadi Rp 1.020.

Sepertinya, penurunan saham DOID seiring dengan tingkat produksi yang mengalami penurunan. Asal tahu saja, hingga Mei 2011, DOID mencatatkan produksi batubara sebanyak 13,2 juta ton. Angka tersbeut turun tipis 1,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 13,45 juta ton.

Kepala Riset eTrading Securities menghitung, secara month on month (MoM), produksi batu bara DOID naik tipis sebesar 3.7% ke 2,8 juta ton selama bulan Mei 2011 dibandingkan dengan bulan April 2011 yang mencatatkan 2,7 juta ton.

Sementara harga jual rata–rata batu bara naik secara YTD sebesar 29,1% ke level US$ 124,93 dari US $96,79.

Gawat! Utang Pemerintah Naik Lagi Jadi Rp 1.723,9 Triliun

Jakarta - Total utang pemerintah Indonesia hingga Juni 2011 mencapai Rp 1.723,9 triliun. Dalam sebulan utang pemerintah naik Rp 7,34 triliun dibanding Mei 2011 yang sebesar Rp 1.716,56 triliun.

Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar Rp 1.676,85 triliun, jumlah utang hingga Juni 2011 bertambah Rp 47,05 triliun.

Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga Juni 2011 mencapai US$ 200,52 miliar. turun dibandingkan per Mei 2011 yang sebesar US$ 201,07 miliar. Tapi masih lebih tinggi dibandingkan Desember 2010 yang sebesar US$ 186,5 miliar.

Demikian data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Selasa (19/6/2011).

Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman US$ 69,51 miliar dan surat berharga US$ 132,01 miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia per Juni 2011 tercatat tetap sebesar 26%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir Juni 2011 adalah:
  • Bilateral: US$ 42,45 miliar
  • Multilateral: US$ 22,87 miliar
  • Komersial: US$ 3,07 miliar
  • Supplier: US$ 60 juta.
  • Pinjaman dalam negeri US$ 60 juta
Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah sampai Juni 2011 mencapai US$ 132,01 miliar. Naik dibandingkan posisi Desember 2010 yang sebesar US$ 118,39 miliar.

Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
  • Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
  • Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
  • Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
  • Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
  • Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
  • Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
  • Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
  • Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
  • Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
  • Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
  • Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
  • Juni 2011: Rp 1.723,9 triliun (26%)

(dnl/hen)