Jumat, 29 Juli 2011

Meski Asing Net Buy, IHSG Tetap Turun 0,36%

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat (29/7) ditutup melemah 15,03 poin atau 0,36% menjadi 4.130,80. Volume perdagangan mencapai 6,1 saham senilai Rp5,7 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 188 saham turun, 89 saham naik dan 67 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp275,3 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp1,9 triliun dan penjualan asing sebesar Rp1,6 triliun.

Untuk indeks JII turun 5,8 poin ke 566,4, indeks ISSI turun 1,2 poin ke 132,4 dan indeks LQ45 turun 4,5 poin ke 728,5. Penguatan sektor perkebunan 3,9 poin ke 2.447,56 dan sektor infrastruktur 2,5 poin ke 781,09 tidak dapat membawa indeks positif.

Indeks terseret penurunan sektor pertambangan hingga 22,3 poin ke 3.363 dan sektor industri dasar turun 26,1 poin ke 1.289,2. IHSG hanya saat dibuka saja di zona positif termasuk level tertinggi yaitu di 4.160,50. Selanjutnya indeks lebih bertahan di zona negatif dengan level terendah di 4.102,82.

Kinerja Positif Emiten Tak Mampu 'Ceriakan' IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan dengan suram, melemah 15 poin. Kinerja emiten-emiten yang positif tak mampu mengangkat IHSG keluar dari teritori negatif.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis di posisi 8.505 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.500 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,101 poin (0,19%) ke level 4.153,928 dan menjadi satu-satunya bursa di regional yang menguat. Krisis utang AS semakin mendekati tenggat waktu namun belum juga ada kesepakatan.

Sayangnya, penguatan ini tak bertahan lama. Setelah menanjak hingga ke posisi tertingginya di level 4.160,498, indeks langsung terkena tekanan jual dan ambruk ke zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 36,164 poin (0,88%) ke level 4.109,663 akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan. Indeks pun bersiap meninggalkan level 4.100.

Indeks menyentuh posisi terendahnya hari ini di 4.102,823, nyaris kembali bercokol di level 4.000. Sektor industri dasar dan aneka industri menyeret IHSG semakin jatuh ke zona merah.

Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (29/7/2011), IHSG melemah 15,027 poin (0,37%) ke level 4.130,800. Sementara Indeks LQ 45 terpangkas 3,221 poin (0,44%) ke level 729,836.

Kinerja emiten yang positif gagal membawa IHSG kembali ke zona hijau. Padahal, rata-rata emiten tersebut membukukan kinerja yang melebihi ekspektasi.

Derasnya sentimen negatif memang sulit dibendung, terutama soal krisis utang uni Eropa dan AS yang tak kunjung usai. Parlemen AS kini sedang berjuang keras karena tenggat waktu akan segera tiba di 2 Agustus 2011.

Akhirnya, tekanan jual pun terjadi di saham-saham unggulan dan lapis dua. Namun, menjelang penutupan perdagangan, investor mulai berburu saham-saham yang sudah terkena profit taking sehingga laju pelemahan IHSG bisa sedikit ditahan.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 274,897 miliar di seluruh pasar meski tekanan jual masih sangat besar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 160.559 kali pada volume 6,519 miliar lembar saham senilai Rp 5,716 triliun. Sebanyak 87 saham naik, 187 saham turun, dan 66 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak mixed dengan kecenderungan melemah, hanya bursa saham Singapura yang berhasil menguat tipis. Kekhawatiran atas krisis utang Eropa dan AS masih membayangi para pelaku pasar di regional.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 7,05 poin (0,26%) ke level 2.701,73.
  • Indeks Hang Seng turun 130,49 poin (0,58%) ke level 22.440,25.
  • Indeks Nikkei 225 terkoreksi 68,32 poin (0,69%) ke level 9.833,03.
  • Indeks Straits Times naik tipis 0,58 poin (0,02%) ke level 3.190,43.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Sarana Menara (TOWR) naik Rp 1.850 ke Rp 12.700, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 750 ke Rp 32.000, Multibreeder (MBAI) naik Rp 500 ke Rp 30.500, dan Indomobil (IMAS) naik Rp 450 ke Rp 12.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 5.000 ke Rp 335.000, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.250 ke Rp 70.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 850 ke Rp 50.500 dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 50.900.

(ang/qom)

Laba TRST Capai Rp120,9 M Terdongkrak Penjualan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Trias Sentosa Tbk (TRST) pada semester I 2011 meraih laba bersih hingga Rp120,9 miliar dari Rp27 miliar di tahun 2010 semester I.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (29/7). Perseroan mengalami peningkatan penjualan mencapai Rp1,08 triliun dari Rp804,6 miliar di tahun 2010 semester I.

Dengan beban penjualan pokok Rp878,9 miliar maka laba kotor mencapai Rp202,6 miliar dari Rp96,7 miliar di semester I 2010. Dengan beban usaha mencapai Rp51,7 miliar maka laba usaha mencapai Rp150,9 miliar dari Rp46,6 miliar.

Laba sebelum pajak mencapai Rp151,8 miliar dari Rp38,09 miliar. Untuk laba bersih perseroan mencapai Rp120,9 miliar dari Rp27,007 miliar di semester I 2010.

Sedangkan laba bersih per sama sebesar Rp43,1 dari Rp9,6 per lembar. Untuk jumlah aset hanya naik tipis menjadi Rp2,09 triliun dari Rp2,02 triliun.

Laba bersih terkikis, harga saham TLKM naik tipis

Laba bersih terkikis, harga saham TLKM naik tipis
JAKARTA. Kinerja PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) di paruh pertama 2011 terbilang mengecewakan. Laba bersih perusahaan di semester I 2011 turun tipis sebesar 1,5% menjadi Rp 5,94 triliun dari sebelumnya Rp 6,03 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, kinerja TLKM sepertinya tidak berdampak besar atas pergerakan harga sahamnya. Pada pukul 14.52, saham TLKM tercatat naik 0,68% menjadi Rp 7.350.

Data yang dihimpun dari Bloomberg menunjukkan, tiga broker yang teraktif mengempit saham ini adalah Kim Eng Securities senilai Rp 25,44 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 25,22 miliar, dan Credit Suisse senilai Rp 18,64 miliar.

Laba bersih naik 11 kali lipat, saham COWL membumbung 35%

JAKARTA. Di saat indeks memerah, saham PT Cowell Development (COWL) siang ini meroket tinggi. Lonjakannya mencapai posisi tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Pada pukul 14.44, saham COWL melambung hingga 35% ke level Rp 178. Ini posisi paling tinggi sejak 19 Desember 2007 lalu.

Aksi borong saham COWL terkait dengan kinerja perusahaan yang juga mengkilap. Asal tahu saja, laba bersih COWL di semester I 2011 naik 11 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 29,83 miliar.

Berdasarkan data Bloomberg, broker asing yang paling rajin mengoleksi saham ini adalah Phillip Securities senilai Rp 4,06 miliar, eTrading Securities senilai Rp 2,67 miliar, dan Mega Capital senilai Rp 1,83 miliar.


Rugi Bersih Indosiar Capai Rp15,20 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Indosiar Visual Karya Mandiri Tbk (IDKM) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp15,20 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya laba sebesar Rp23,94 miliar.

Demikian seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan Jumat (29/7). Perseroan mengalami penurunan pendapatan dari Rp447.56 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp358,14 miliar pada semester pertama 2011.

Pada pos beban usaha program dan penyiaran, perseroan mengalami peningkatan dari Rp189 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp252,41 miliar pada semester pertama 2011. Laba kotor perseroan turun dari Rp257,94 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp126,72 miliar pada semester pertama 2011.

Laba usaha perseroan turun dari Rp142 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp22,33 miliar pada semester pertama 2011. Jumlah kewajiban perseroan naik dari Rp652,89 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp748,48 miliar pada Juni 2011.

Aset perseroan naik dari Rp961 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp1,94 triliun pada Juni 2011. Kas perseroan dari Rp30,85 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp14,97 miliar pada Juni 2011. [hid]

Pilihan Saham di Tengah Koreksi Indeks

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Koreksi masih melanda bursa domestik akhir pekan ini. Namun, investor bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengambil posisi pada saham-saham yang sudah terkoreksi dalam. Apa pilihannya?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Jumat (29/7), ditutup melemah 36,16 poin (0,87%) ke level 4.109,663.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya menyarankan investor untuk stand by dan ambil posisi pada saham-saham yang sudah terkoreksi dalam. Menurutnya, koreksi IHSG saat ini, memang sebaiknya digunakan investor untuk merealisasikan keuntungan, terutama untuk saham-saham uang sudah memberikan gain.

Namun, investor yang belum mengambil posisi, bisa membeli di harga bawah, “Tapi, akumulasi itu harus didasarkan pada positifnya laporan keuangan,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Saham-saham yang menjadi pilihannya adalah PT Citra Marga Nusaphala (CMNP) yang akan melakukan right issue pre-emptive atau placement di level Rp1.560, PT AKR Corporindo (AKRA) yang akan membagikan dividen Rp20 pada 24 Agustus dan Price to Earnings Ratio (PER) yang sangat murah di level 2,95 kali. “Ini saham termurah dan akan membagikan dividen,” tutur Willy.

PT Bakrie and Brothers (BNBR) juga harus diperhatikan karena laporan keuangannya diekspektasikan positif sehingga bakal memperlancar agenda kuasi reorganisasinya. Apalagi, laporan keuangan anak usahanya seperti ELTY mencatatkan kenaikan laba.

Lalu, PT Borneo Lumbung Energi (BORN) yang laba bersihnya naik 400% pada kuartal II/2011, PT International Nickel Indonesia (INCO) yang defensif dalam situasi market yang panik dan PT Telkom (TLKM) yang mengagendakan program buy back saham untuk jangka 6 bulan atau 1 tahun. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Sedangkan analis HD Capital Yuganur Wijanarko menyarankan saham pembuat kosmetik Martina Berto (MBTO).Menurutnya, momentum lebaran biasanya diwarnai peforma yang cukup baik untuk saham sektor consumer goods. Pelaku pasar mulai memfaktorkan kinerja laporan keuangan untuk semester pertama 2011 akan terus belangsung sepanjang tahun,didukung kuatnya daya beli masyarakat.“Rekomendasi beli dengan target harga Rp600,” ujarnya.

Saham lain pilihannya adalah Astra International (ASII) dengan target hargaRp73.500.Aliran dana asing diperkirakan akan berlangsung di saham dengan kapitalisasi terbesar ini, untuk menjadikannya inti dan panutan untuk memenuhi permintaan konsumen dan kredit domestik. “Rekomendasi beli ASII dengan target harga bisa mencapai Rp73.500,” ucapnya. [ast]

Kuartal kedua tahun ini, ADRO pecahkan rekor kinerja produksi

Kuartal kedua tahun ini, ADRO pecahkan rekor kinerja produksi
JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memecahkan rekor kinerja produksi batubara dan volume penjualan, serta pemindahan lapisan penutup di kuartal kedua 2011. Pada kuartal kedua 2011 produksi batubara meningkat 19% menjadi 12,2 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun pemindahan lapisan penutup juga meningkat 30% dari kuartal kedua 2010 menjadi 75,4 juta bcm. Pencapaian ini ditunjang oleh penggunaan alat berat yang baru dan lebih besar serta kinerja para kontraktor yang baik.

Cemerlangnya kinerja operasional perseroan mendorong pula peningkatan volume penjualan sebesar 27% menjadi 13,11 juta ton pada kuartal kedua 2011. Menguatnya permintaan dari India, China, Korea Selatan, serta pasar dalam negeri, ditambah kontrak baru dengan Thailand juga memicu peningkatan di kuartal kedua tahun ini.

Utang AS Picu Bursa Eropa Diprediksi Melemah

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diprediksi melemah pada perdagangan Jumat (29/7). Pasar merespon negatif penolakan Partai Republik terhadap usulan anggaran yang dilakukan pemimpin Kongres.

Dolar melemah tipis di perdagangan Asia terhadap euro menjadi EUR 1,4272. Pelemahan ini karena pasar khawatir meningkatnya biaya kredit bagi pemerintah Italia stelah lelang mengecewakan pada Kamis kemarin.

Sementara lembaga pemeringkat Moody's mengumumkan sedang melakukan kajian terhadap peringkat kredit Spanyol. Peringkat ini berpotensi mengalami turun kelas. Namun pasar akan diramaikan laporan kinerja perusahaan seperti Total, Anglo American, BSkyB, Vodafone.

Sementara bursa Asia melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,6% ke 22.416, indeks Nikkei turun 0,6% ke 9.833, indeks Shanghai turn 0,3% ke 2.700, indeks ASX turun 0,8% ke 4.424.

Kian tertekan, saham GIAA alami penurunan terbesar dalam lima bulan terakhir

Kian tertekan, saham GIAA alami penurunan terbesar dalam lima bulan terakhir
JAKARTA. Pergerakan saham Garuda Indonesia (GIAA) semakin tertekan di sesi II. Pada pukul 14.36, saham GIAA tercatat anjlok 3,85% menjadi Rp 500. Ini merupakan penurunan paling besar sejak lima bulan terakhir atau sejak 21 Febuari lalu.

Investor sepertinya memutuskan untuk melepas saham GIAA setelah maskapai ini merilis kinerjanya di semester I 2011. Dalam laporan keuangannya, maskapai nasional ini mencatat kerugian bersih sekitar Rp 185 miliar.

Kinerja Garuda ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan semester pertama 2010 lalu. Ketika itu, perusahaan penerbangan yang baru dilanda aksi mogok para pilot ini mencetak laba bersih sekitar Rp 60,61 miliar. Ini artinya, laba bersih Garuda anjlok sebesar 205,2%.

Meski catatkan kenaikan laba bersih, aksi jual melanda saham GGRM

Meski catatkan kenaikan laba bersih, aksi jual melanda saham GGRM
JAKARTA. Kinerja PT Gudang Garam (GGRM) terbilang memuaskan di sepanjang sesi I 2011. Hal itu terlihat dari pencapaian laba bersih yang naik 28,651% menjadi Rp 2,29 triliun. Sekadar informasi, pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih GGRM hanya mencapai 1,78%.

Meski membukukan kenaikan, namun pergerakan harga saham produsen rokok ini malah sebaliknya. Pada pukul 14.31, saham GGRM melorot 1,07% menjadi Rp 50.950.

Data Bloomberg menunjukkan, sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah Credit Suisse senilai Rp 7,29 miliar, Bahana Securities senilai Rp 6,37 miliar, dan Danareksa Sekuritas senilai Rp 2,74 miliar.

Yen perkasa atas dollar, bursa Asia melempem di akhir pekan

Yen perkasa atas dollar, bursa Asia melempem di akhir pekan
TOKYO. Bursa Asia melempem di akhir pekan. Kemerosotan terjadi setelah yen menyentuh level tertinggi dalam empat bulan atas dollar. Selain itu, pemerintah dan Senat AS memutuskan untuk menunda voting terkait batasan utang AS.

Pada pukul 15.17 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8%. Penurunan hari ini memperbesar jumlah kemerosotan indeks acuan di kawasan regional menjadi 1,9% di sepanjang pekan ini. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,7%, indeks Kospi Korea Selatan turun 1,1%, dan indeks Taeix turun 1,4%.

Saham-saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa Asia antara lain: Nintendo yang turun 21%, Sony turun 3,3%, TDK Corp turun 5,6%, dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co turun 1,4%.

"Sangat tidak bisa dipercaya. Para pemimpin AS itu tidak hanya bermain-main dengan kondisi pasar finansial melainkan juga tugas mereka sebagai penentu kebijakan. Saya rasa mereka akan segera mencapai kata sepakat untuk menghindari default. Namun, resiko mereka tidak menemukan kata sepakan kian meningkat," jelas Shane Oliver, head of investment strategy AMP Capital Investor Ltd.

Bahas Buyback di SingTel, Telkom Dekati KBUMN

INILAH.COM, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih membicarakan rencana buy back saham Telkom di Singtel.

“Buy back sedang dibicarakan dengan Singtel. Itukan barang besar, jadi tidak bisa kaya beli kacang. Yang jelas saat ini masih dalam tahap pembicaraan,” tukas Deputi Bidang Industri Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN, Irnanda Laksanawan di kantornya Jakarta, Jum’at (29/7).

Irnanda membenarkan telah terjadi pertemuan antara direksi Telkom dengan pemerintah. Namun, pertemuan tersebut menurutnya masih dalam pembicaraan, belum mengarah ke pembagian saham.

“Pertemuan itu hanya baru pembicaraan awal saja. Namun begitu, kita amanatkan terlebih dahulu kepada Telkom untuk melakukan RUPS dulu,” ujar dia.

RUPS itu sambung dia juga bermacam-macam ada RUPS RKAP, audit dan lain-lain. “Itu masih dalam tahap pembicaraan, belum ada ke share swap,” pungkas dia. [hid]

BRI Optimis Targetkan Laba Rp14 T di 2011

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Perolehan laba BRI pada semester I-2011 yang mencapai Rp6,79 triliun meyakinkan perseroan untuk dapat meraup laba Rp14 triliun akhir 2011.

"Memang kalau kita lihat pada saat ini kurang lebih (laba) Rp6,7 triliun. Kita kira-kira itu karena laba kita ini dari bulan per bulan cukup stabil," ujar Direktur Keuangan dan Internasional BRI Ahmad Baiquni di Jakarta, Jumat (29/7).

"Kita bisa memproyeksikan plus minusnya kurang lebih (laba) sekitar Rp14 triliun," tandasnya. Ia menambahkan, pertumbuhan laba tersebut sekitar 15%-17% dibandingkan tahun lalu.

Seperti diketahui, BRI kantongi laba setelah taksiran pajak sebesar Rp6,79 triliun per Juni 2011 atau naik 57,14% dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain dari ekspansi kredit yang berkualitas, pertumbuhan laba juga didukung oleh petumbuhan fee based income yang mencapai 30% year on year. [hid]

AS Default, Dow Jones dan IHSG Rontok 500 Poin

Headline
INILAH.COM, Jakarta – AS diperkirakan tidak akan mencapai kata sepakat soal kenaikan batas atas utang AS hingga 2 Agustus sehingga potensial gagal bayar (default). Indeks Dow Jones dan IHSG pun bakal rontok 500 poin.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu menilai, koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) untuk hari kedua ini sangat wajar di tengah koreksi indeks Dow Jones. Apalagi, indeks sudah menguat sejak pekan ketiga Juni 2011 dari level 3.700-an hingga mencapai level tertingginya 4.177 pada Rabu (27/7).

Dia menegaskan, tren IHSG masih bullish meskipun saat ini rawan profit taking. Jika ditarik garis trend line-nya, level 4.100 merupakan minor support . Sedangkan level support kuaatnya di level 3.950-3.940. “Jika level ini ditembus ke bawah, sudah menandakan indeks bearish dan tren penguatannya terpatahkan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (29/7).

Jika tren bullish-nya terpatahkan, lanjut Irwan, akan terjadi koreksi yang lebih dalam. Tapi, untuk saat ini kecil kemungkinan untuk menembus 3.940 ke bawah. “Jika ternyata tembus, support berikutnya di level 3.704 yang merupakan angka sebelum rally panjang pada pekan ketiga Juni,” ujarnya.

Angka itu akan menjadi kenyataan jika indeks Dow Jones turun 400-500 poin jika AS gagal bayar akibat alotnya negosiasi di Kongres soal kenaikan batas atas utang AS. “Jika AS didown grade, perekonomian AS akan terganggu sehingga biaya-biaya ekonomi naik dan semakin membebani perekonomiannya,” ungkap Irwan.

Menurut Irwan, berbagai analis sudah memperkirakan, AS tidak akan mencapai kesepakatan mengenaikan kenaikan batas atas utang AS hingga 2 Agustus 2011. Kesepakatan itu menurunya baru akan dicapai setelah 2 Agustus. Sebab, bargaining anggota Kongres AS sangat kuat. “Setelah itu, ekonomi AS akan goyang dan dua pekan kemudian baru ada deal antara pemerintah Obama dengan Kongres sekitar 10 Agustus,” imbuhnya.

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (29/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 36,16 poin (0,87%) ke level 4.109,663. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 7,31 poin (1%) ke angka 725,751.

Ditopang bisnis otomotif, laba bersih TURI naik 17%

JAKARTA. Meskipun kontribusi bisnis pembiayaan dan rental turun, namun PT Tunas Ridean Tbk (TURI) mencatatkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 17% menjadi Rp 4,056 triliun pada semester pertama tahun ini dibandingkan periode serupa tahun lalu. Sementara itu, laba bersih tumbuh 8% menjadi Rp162 miliar dibandingkan semester I 2010.

Laba bersih TURI dari bisnis otomotif naik 16% menjadi Rp 140,2 miliar seiring meningkatnya permintaan konsumen dan tersedianya suku bunga menarik dari bisnis pembiayaan. Perseroan mencatat pasar mobil dan motor tumbuh 13% menjadi 418.000 unit dan 4,1 juta unit. Adapun penjualan mobil TURI naik 15% menjadi 18.800 unit sementara penjualan motor naik 28% menjadi 93.600 unit.

Di sisi lain, laba bersih bisnis rental turun 47% menjadi Rp 5,7 miliar. Hal ini disebebkan dalam laba bersih tahun lalu terdapat keuntungan atas penjualan kendaraan sewa dari pemutusan kontrak yang lebih awal. Kendati demikian, portofolio jangka panjang divisi rental tumbuh 12% menjadi 3.800 unit dibandingkan semester pertama 2010.

Perusahaan afiliasi yang 49% sahamnya dimiliki TURI yakni Mandiri Tunas Finance (MTF) juga turun kontribusinya pada semester pertama tahun ini. Sumbangan laba bersih MTF semester I 2011 turun 12% menjadi Rp 16,1 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu. Faktor pemicunya adalah kenaikan kerugian dan penyisihan atas portofolio pembiayaan konsumen. Namun demikian, MTF mampu membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 3,8 triliun atau naik sebesar 121% dibandingkan semester satu tahun lalu.

"Berkembangnya permintaan konsumen akan menunjang penjualan otomotif dan membantu menutupi penurunan di bidang pembiayaan dan rental," ungkap Direktur Utama TURI Rico Setiawan, Jumat (29/7).

Analis: Tak perlu cemas, penurunan indeks hari ini akibat profit taking

Analis: Tak perlu cemas, penurunan indeks hari ini akibat profit taking
JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I ini merosot cukup dalam. Pada pukul 12.00, indeks tercatat turun 0,87%.

Menurut Managing Research Indosurya Asset Management, koreksi yang terjadi pada indeks di sesi I terbilang wajar. Pasalnya, "Indeks kita sudah tembus rekor beberapa kali di atas level 4.100. Itu pun dicapai dalam waktu singkat. Kalau ada penurunan, itu merupakan sesuatu yang sangat wajar," jelasnya.

Dia lantas menjelaskan, jika kita melihat dari posisi indeks sesuai perhitungan teknikal, level support indeks hari ini akan berada di kisaran 4.096-4.121. "Batas atas sudah terlampaui. Namun, jika level 4.096 tidak tembus pada akhir perdagangan nanti, indeks berpotensi rebound pada pekan depan," paparnya.

Hal senada diungkapkan Jimmy Dimas Wahyu, pengamat pasar modal. Menurutnya, sentimen yang membuat indeks loyo pada hari ini adalah sentimen profit taking. "Soalnya indeks sudah terlampau tinggi dan mendekati level 4.200," jelasnya. Jimmy menambahkan, akan ada koreksi sehat sebelum indeks kembali bergerak positif.

Lakukan profit taking

Reza menyarankan, bagi investor yang sudah memiliki saham dan perhitungannya sudah menembus target, sebaiknya lakukan profit taking. "Nah, jika melorot seperti sekarang, investor bisa masuk kembali atau istilahnya buy on weakness," papar Reza.

Serap dana obligasi, APLN berharap tuntaskan akuisisi tiga proyek di Jakarta

Serap dana obligasi, APLN berharap tuntaskan akuisisi tiga proyek di Jakarta
JAKARTA. Segera setelah mengantongi dana hasil penawaran obligasi I 2011, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berharap dapat menuntaskan target tiga akuisisi proyek di tahun ini.

Ketiga proyek tersebut tersebar di kawasan Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Total luasan lahan yang dibidik dari ketiga lokasi ini berkisar 15-30 hektare (ha).

"Satu proyek di Jakarta Utara sedang dalam negosiasi. Bangunannya sudah jadi dan sudah beroperasi. Kalau yang di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan masih dijajaki. Tunggu dapat dana dari obligasi baru bisa finalisasi," ungkap Wakil Presiden Direktur APLN Indra Wijaya, Jumat (29/7).

Sebagaimana diketahui, melalui penerbitan obligasi senilai Rp 800 miliar, APLN berencana mengakuisisi perusahaan-perusahaan properti yang memiliki proyek di Jakarta, Bali, maupun Bogor.

Untuk lahan di Bali, APLN mengincar lahan seluas 2,5-10 ha. Perseroan berniat membangun apartemen ataupun hotel di lahan tersebut. Sementara itu, di Bogor, APLN merencanakan mengambil proyek perumahan seluas 80 ha.

APLN akan Akuisisi Tiga Proyek

Headline
INILAH.COM, Jakarta – PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan mengakuisisi tiga proyek berupa bangunan dan lahan di Jakarta Barat, Utara dan Selatan pada semester kedua 2011.

“Kita sedang melakukan negoisasi untuk satu proyek di Jakarta Utara. Selain itu, kita sedang finalisasi untuk proyek di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, “ ujar Wakil Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk, Indra Widjaja, Jumat (29/7) seusai paparan publik penawaran umum obligasi I Tahun 2011 PT Agung Podomoro Land Tbk.

Lebih lanjut ia mengatakan, luas lahan proyek yang diakusisi rata-rata masing-masing seluas 5 hektar hingga 10 hektar. Untuk proyek bangunan yang di Jakarta Utara, Indra mengatakan, perseroan menginginkan kepemilikan sebesar 51%.

Dana untuk akuisisi ketiga proyek ini berasal dari penerbitan obligasi senilai Rp800 miliar. “Kita harapkan dapat memfinalisasi akuisisi tersebut pada akhir tahun,” tutur Indra.

Selain itu, perseroan juga mengincar sebagai operator hotel di Bali. Investasi tambahan yang dianggarkan sebesar Rp500 miliar. Dana investasi ini berasal dari penjualan. Perseroan juga akan mengembangkan proyek berupa residential di Bogor. Luas lahan sekitar 80 hektar.

“Untuk di Bogor masih agak jauh karena konsep butuh waktu panjang. Akusisi di Bogor bisa tahun ini dan tahun depan,” tambah Indra.

Sebelumnya, perseroan menerbitkan obligasi I tahun 2011 senilai Rp800 miliar. Dana penerbitan obligasi ini untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang memiliki proyek dalam industri properti yang berlokasi di Bali, Bogor dan Jakarta yang dapat berupa apartemen, perhotelan, perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, pusat rekreasi dan perumahan. [hid]

Meski Terkoreksi, ASII Masih Menyimpan Potensi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kinerja produsen dan distributor otomotif terbesar di Indonesia, PT Astra International (ASII) semester pertama 2011, masih positif. Tak heran bila analis memprediksikan adanya pembalikan arah di tengah koreksi siang ini.

Pada perdagangan Jumat (29/7) sesi pertama, Astra International (ASII) berada di level Rp70.250 per lembarnya, atau turun Rp1.500 (2,09%). Emiten ini cukup membebani pergerakan bursa, dengan nilai transaksi sebesar Rp145 miliar, atau 5,5% dari total transaksi siang ini.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, emiten otomotif ASII terkoreksi karena deraan aksi profit taking investor. Namun, momentum ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan aksi beli di harga rendah. “Ada potensi, ASII akan kembali menguat pada pertengahan perdagangan, sehingga investor bisa buy on weakness, ” ujarnya.

Senada dengan Yuganur Wijanarko, analis pasar modal dari HD Capital yang melihat saham ASII masih menarik. Menurutnya, aliran dana asing yang masih deras, menjadikan emiten berkapitalisasi terbesar di pasar ini, sebagai inti dan panutan untuk memenuhi permintaan konsumen dan kredit domestik. “Rekomendasi beli ASII dengan target harga bisa mencapai Rp73.500,” ucapnya.

Yuga menilai, ASII memiliki fundamental yang sangat bagus, didukung pertumbuhan industri otomotif serta kinerja anak-anak usahanya di sektor lain. Terlihat dari solidnya performa perseroan, meski sempat mengalami kendala ketersediaan pasokan akibat bencana di Jepang. “Suku bunga yang masih terkendali juga memicu daya beli pada otomotif,” katanya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang kondusif juga menopang kinerja ASII. Ini ditambanh kenaikan harga komoditas, yang berimbas positif pada kinerja anak usaha yang bergerak di sektor tambang dan perkebunan.

ASII pada semester pertama 2011 mencetak pertumbuhan laba bersih dan pendapatan, masing-masing sebesar 33,4% YoY dan 24% YoY, menjadi Rp76,26 triliun dan Rp8,6 triliun. Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kenaikan harga komoditas, ketersediaan pembiayaan konsumen dan inflasi yang stabil. Menurut manajemen, meski terjadi bencana di Jepang, perseroan yakin tidak akan berdampak signifikan pada pencapaian akhir 2011 karena prospek permintaan tetap tinggi.

Selama enam bulan pertama ini, divisi otomotif mengkontribusikan 49,89% dari total pendapatan, bisnis alat berat dan pertambangan batubara menyumbang 33,58%, bisnis jasa keuangan dan agribisnis masing-masing menyumbang 7,3% dan 6,94% terhadap total pendapatan. Sementara, divisi usaha infrastruktur dan logistic dan teknologi informasi mengkontribusikan 3,12% dan 0,84% kepada total pendapatan.

Analis dari Samuel Sekuritas mengatakan, pendapatan dan laba bersih ini sedikit di atas estimasi yang mencerminkan 55% dari proyeksi 2011, serta melampui estimasi pasar sebesar 52% untuk 2011. “Rekomendasi hold untuk ASII,” ujarnya. [ast]

Agung Podomoro Prediksi Penjualan Rp2,5 T di Q2

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) memperkirakan marketing sales senilai Rp2,5 triliun pada kuartal kedua 2011.

"Kuartal pertama 2011 kita sudah membukukan marketing sales Rp1,1 triliun, diperkirakan kuartal kedua 2011 marketing sales kita mencapai Rp2,5 triliun," ujar Wakil Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk Indra Widjaja, Jumat (29/7).

Lebih lanjut ia mengatakan, kontribusi marketing sales tersebut didukung dari proyek baru perseroan. "Kontribusi terbesar dari Green Bay sebesar 27% dan Green Lake sebesar 10%. Yang lainnya dari apartemen, dan lainnya. Proyek-proyek baru itu banyak meyumbang marketing sales," tutur Indra.

Dengan peningkatan marketing sales ini, perseroan mengharapkan peningkatan penjualan pada 2011. Perseroan juga mengharapkan kontribusi pendapatan dari recurring income meningkat. "Saat ini recurring income kita sekitar 5% dan diharapkan kita dapat mencapai recurring income sekitar 7%,"tambah Indra.

Indra menuturkan, pihaknya memiliki konsep untuk mengembangkan vertical housing. Dengan pengembangan vertical housing ini dapat memberikan kontribusi besar ke perseroan. Saat ini perseroan memiliki landbank 50 hektar."Kita tidak ingin landbank besar tapi kita ingin kembangkan konsep vertical housing. Vertical housing ini diharapkan berikan kontribusi besar," ujar Indra. [cms]

Sudah overbought secara teknikal, saham Grup Bakrie terjungkal di sesi I

Sudah overbought secara teknikal, saham Grup Bakrie terjungkal di sesi I
JAKARTA. Saham-saham milik perusahaan Bakrie hari ini terjungkal dalam selama sesi I pada transaksi hari ini. Ambil contoh, saham Bakrie and Brothers (BNBR) yang turun 2,78% menjadi Rp 70 per pukul 11.30. Lalu, ada saham Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) yang turun 3,37% menjadi Rp 430.

Tak hanya itu saja, penurunan juga dialami saham Bakrie Telecom (BTEL) yang melorot 2,74% menjadi Rp 355. Demikian pula halnya dengan saham Darma Henwa (DEWA) yang turun 2,44% menjadi Rp 120, Bumi Plc (BUMI) yang turun 0,81% menjadi Rp 3.050, Bumi Resource Minerals (BRMS) turun 2,56% menjadi Rp 760, Energi Mega Persada (ENRG) yang turun 1,92% menjadi Rp 255, dan Bakrieland Development (ELTY) yang turun 1,74% menjadi Rp 169.

Menurut Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada, sebenarnya tidak ada sentimen negatif yang kemudian menyebabkan aksi jual saham Grup Bakrie. "Belum semua merilis kinerjanya. Baru ELTY saja," jelasnya ketika dihubungi KONTAN.

Namun, dia menambahkan, jika dilihat secara teknikal, penurunan wajar terjadi karena saham-saham tersebut sudah masuk ke area overbought. "Jika sebuah saham sudah mendekati area overbought, maka akan ada koreksi terlebih dulu," jelasnya.

Kendati demikian, dia optimistis, sejumlah saham masih berpeluang untuk melonjak. Salah satunya adalah saham BUMI yang ditargetkan bisa mencapai level 3.100-3.150. "Nah, biasanya, sebelum mencapai level itu, bakal ada penurunan. Apalagi sekarang investor memilih menunggu rilis laporan keuangan dulu," urainya panjang lebar.

Kuartal kedua, marketing sales APLN capai Rp 2,5 triliun

Kuartal kedua, marketing sales APLN capai Rp 2,5 triliun
JAKARTA. Marketing sales PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) di kuartal kedua 2011 naik dua kali lipat dibandingkan kuartal pertama 2011.

"Kuartal kedua tahun ini kami perkirakan bisa mencapai Rp 2,5 triliun," ujar Wakil Presiden Direktur APLN Indra Wijaya, Jumat (29/7).

Kontribusi terbesar datang dari beberapa proyek baru APLN. Seperti Apartemen Green Bay di Pluit, Apartemen Green Lake di Sunter, dan perumahan Grand Taruma di Karawang. Green Bay, misalnya menyumbang 27% dari total marketing sales. Sisanya merupakan campuran dari proyek-proyek yang sudah rampung, seperti Central Park.

Sekedar mengingatkan, pada kuartal pertama tahun ini APLN membukukan marketing sales sebesar Rp 1,1 triliun. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi dibandingkan perusahaan properti lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Terimbas Regional, IHSG Sesi I Ditutup Merah

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Jumat (29/7), IHSG ditutup melemah 0,85% ke level 4.110,21.

Pelemahan indeks siang ini dipengaruhi pelemahan bursa regional dan global. Dow semalam ditutup melemah 0,51%, sementara di Asia, Shanghai turun 0,47%, Hang Seng turun 0,73%, KLSE turun 0,27%, Nikkei turun 0,53%, STI turun 0,24%, dan Seoul turun 0,79%.

Sebanyak 190 saham tercatat turun siang ini, 63 saham stagnan, dan 64 saham naik. Indeks LQ45 melemah 0,99% ke level 725,75, sementara JII turun 1,22% ke level 565,24.

Volume perdagangan tercatat sebanyak 3,06 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp2,53 triliun. Namun, asing justru masih berada di pasar dengan mencatatkan net foreign buy senilai Rp95,5 miliar.

Saham-saham yang melemah tajam siang ini adalah MLBI yang turun 1,17%, ASII turun 2,09%, GGRM turun 0,97%, ITMG turun 0,68%, MYOR turun 2,02%, dan HRUM turun 3%.

IHSG Terus Terkoreksi, Sebaiknya Profit Taking

INILAH.COM, Jakarta- Koreksi IHSG siang ini masih akan berlanjut hingga penutupan. Investor pun disarankan melakukan profit taking pada saham-saham yang sudah memberi keuntungan.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, pergerakan indeks hingga penutupan sore nanti terus melemah. “Indeks akan mengarah ke level support 4.089 dan 4.162 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (29/7).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu oleh dua faktor krusial. Pertama, negosiasi kenaikan plafon kredit AS hingga akhir pekan ini yang belum mencapai kata sepakat. “Pasar khawatir jika AS mengalami down grade rating utangnya dan berakhir pada gagal bayar,” ujar Willy.

Dia memaparkan, proposal dari pimpinan Kongres Partai Republik yang sedianya di-voting semalam, ternyata batal. Sebab, Partai Demokrat dan Pemerintah Obama sudah menyatakan penolakannya atas proposal tersebut. “Alhasil, kalaupun voting dilakukan, hasilnya akan sia-sia sehingga situasi market semakin tidak pasti dan cenderung panik,” ucap Willy.

Faktor krusial lannya adalah karena hari ini adalah akhir pekan menjelang libur panjang. Ada satu event yang tidak bisa diabaikan market, yakni momentum awal bulan puasa yang mulai pekan depan. “Kondisi ini, membuat market sedikit lesu,” ungkap Willy.

Pelaku pasar yang menganut agama Islam, menurutnya, cenderung melakukan aksi jual hari ini. Karena secara historis, awal puasa selalu mengalami penyesuaian pada pergerakan bursa secara signifikan. Apalagi sentimennya tidak pasti dari Amerika. “Daripada pusing bermain saham, lebih baik fokus puasa dan jual saham sekarang,” tandas Willy.

Karena itu, ia memperkirakan, pada empat hari di awal puasa, Senin-Kamis pekan depan, indeks akan melaju dengan berat. Sebab, pelaku pasar yang Muslim lebih memilih profit taking sebagai persiapan puasa. Namun, selama indeks masih bertahan di atas support 4.089, masih aman. “Jika tembus ke bawah level tersebut, indeks akan menuju support berikutnya 4.050,” tandasnya.

Dalam situasi ini, Willy merekomendasikan profit taking untuk saham-saham yang sudah memberikan keuntungan. Namun, bagi investor yang belum mengambil posisi, disarankan untuk stand by dan mengambil posisi pada saham-saham yang sudah terkoreksi dalam. “Tapi, akumulasi beli itu harus didasarkan pada positifnya laporan keuangan,” paparnya. [ast]

Terpangkas 36 Poin, IHSG Hampir Tinggalkan 4.100

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 36 poin akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan. Indeks pun bersiap meninggalkan level 4.100.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,101 poin (0,19%) ke level 4.153,928 dan menjadi satu-satunya bursa di regional yang menguat. Krisis utang AS semakin mendekati tenggat waktu namun belum juga ada kesepakatan.

Sayangnya, penguatan ini tak bertahan lama. Setelah menanjak hingga ke posisi tertingginya di level 4.160,498, indeks langsung terkena tekanan jual dan ambruk hingga ke level 4.105,293.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (29/7/2011), IHSG terpangkas 36,164 poin (0,88%) ke level 4.109,663. Sementara Indeks LQ 45 melemah 7,306 poin (0,99%) ke level 725,751.

Tekanan jual kembali terjadi di saham-saham unggulan dan lapis dua. Saham-saham ini memang sudah naik terlalu tinggi dan cepat hanya dalam beberapa kali perdagangan saja.

Rata-rata penurunan yang diderita indeks sektoral di lantai bursa lebih dari satu persen. Hanya indeks sektor infrastruktur yang mampu menguat meski tipis.

Aksi ambil untung banyak dilakukan pemodal lokal, sementara investor asing hingga siang ini masih melakukan pembelian bersih (foreign net buy) dengan jumlah yang tipis.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 94.547 kali pada volume 3,547 miliar lembar saham senilai Rp 2,774 triliun. Sebanyak 62 saham naik, 189 saham turun, dan 62 saham stagnan.

Berikut kondisi bursa-burs di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 12,65 poin (0,47%) ke level 2.696,13.
  • Indeks Hang Seng terkoreksi 163,73 poin (0,73%) ke level 22.407,01.
  • Indeks Nikkei 225 turun 65,56 poin (0,66%) ke level 9.835,79.
  • Indeks Straits Times turun tipis 7,52 poin (0,24%) ke level 3.182,33.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Sarana Menara (TOWR) naik Rp 1.850 ke Rp 12.700, Indomobil (IMAS) naik Rp 500 ke Rp 12.500, Multibreeder (MBAI) naik Rp 500 ke Rp 30.500, dan HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 350 ke Rp 31.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 4.000 ke Rp 336.000, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.500 ke Rp 70.250, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 500 ke Rp 51.000, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 350 ke Rp 51.000.
(ang/dnl)

Naik 3,24%, Bank Mega Bukukan Laba Rp431,37 M

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Mega Tbk (MEGA) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 3,24% menjadi Rp431,37 miliar pada Semester 1-2011 dari Rp417,82 miliar pada periode serupa 2010.

Kenaikan laba Semester 1-2011 Bank Mega ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan bunga bersih menjadi Rp1,14 triliun dari Rp1,04 triliun pada periode serupa 2010. Pendapatan operasional lainnya juga naik menjadi Rp471,06 miliar pada Semester 1-2011 dari Rp303,78 miliar pada periode serupa 2010.

Kewajiban Perseroan pada Semester 1-2011 turun menjadi Rp47,14 triliun dari Rp47,23 triliun pada periode serupa 2010. Sedang ekuitas turun dari Rp4,37 trilun menjadi Rp4,23 triliun.

Agung Podomoro Tawarkan Kupon Obligasi 9,5-11,5%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk menawarkan kupon bunga obligasi I tahun 2011 senilai Rp800 miliar dari 9,5%-11,5%.

"Untuk kupon bunga obligasi bertenor waktu tiga tahun sebesar 9,5% hingga 10,5% dan kupon bunga obligasi bertenor waktu lima tahun sebesar 10,5% hingga 11,5%," ujar Direktur PT Indo Premier Securites Shiantaraga, Jumat (29/7).

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melakukan penawaran umum Obligasi I Agung Podomoro Land Tahun 2011 sebesar Rp800 miliar.

Dana penawaran obligasi itu rencananya akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan usaha Agung Podomoro melalui akuisisi perusahaan yang memiliki proyek properti yang berlokasi di Jakarta, Bali, dan Bogor.
Proyek yang akan diakuisisi dapat berupa apartemen, hotel, pusat perbelanjaan dan perumahan.

Surat utang akan diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A berjangka tiga tahun dan Seri B berdurasi selama lima tahun.

Adapun yang ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT Deutsche Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Standard Chartered Securities Indonesia, dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Menurut Shiantaraga, adapun jaminan obligasi ini adalah 125% proyek Central Park.

Sedangkan masa penawaran awal diperkirakan pada 29 Juli sampai 5 Agustus 2011 dan perkiraan tanggal efektif pada 12 Agustus 2011, serta pencatatan di Bursa Efek Indonesia 24 Agustus mendatang. [cms]

Kinerja positif jadi daya tarik saham JSMR

Kinerja positif jadi daya tarik saham JSMR
JAKARTA. Saham PT Jasa Marga (JSMR) menjadi salah satu incaran investor pagi ini. Pada pukul 10.56, saham operator jalan tol ini naik 0,64% menjadi Rp 3.925.

Data Blommberg menunjukkan, sejumlah broker yang terbanyak mengempit kepemilikan saham ini adalah Credit Suisse Securities senilai Rp 2,29 miliar, Deutsche Securities senilai Rp 412,13 juta, dan Philip Securities senilai Rp 392,5 juta.

Kinerja JSMR yang positif sepertinya menjadi daya tarik saham ini. JSMR membukukan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 751,7 miliar pada semester I-2011. Angka itu tumbuh 15% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 653,6 miliar.

Merugi hingga 205%, saham GIAA ikut terpojok

Merugi hingga 205%, saham GIAA ikut terpojok
JAKARTA. Cobaan seakan tak pernah berhenti hinggap di saham PT Garuda Indonesia (GIAA). Setelah kemarin terpukul akibat sentimen mogok kerja pilot, hari ini, saham maskapai penerbangan terbesar di Indonesia itu kembali terkikis. Pada pukul 10.49, saham GIAA terjun 1,9% menjadi Rp 510.

Sentimen negatif yang mempengaruhi aksi jual investor pada hari ini adalah kinerja GIAA yang mengecewakan. Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam laporan keuangannya, maskapai nasional ini mencatat kerugian bersih sekitar Rp 185 miliar.

Kinerja Garuda ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan semester pertama 2010 lalu. Ketika itu, perusahaan penerbangan yang baru dilanda aksi mogok para pilot ini mencetak laba bersih sekitar Rp 60,61 miliar. Ini artinya, laba bersih Garuda anjlok sebesar 205,2%.

ENRG Bukukan Laba Rp34 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan laba bersih sebesar Rp34 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp75 miliar.

Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Jumat (29/7). Ebitda perseroan naik menjadi Rp380 miliar pada semester pertama 2011. Pendapatan perseroan naik dari Rp865,55 miliar pada semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp543,41 miliar. Menurut Direktur Utama ENRG Imam Agustino pencatatan laba bersih ini didukung dari peningkatan produksi di Kangean PSC, dan Bentu PSC sebesar 12,82%. Selain itu, tren pergerakan harga minyak dunia dan harga jual gas yang semakin kompetitif memberikan kontribusi signifikan. Rasio pinjaman terhadap modal ENRG pun cukup rendah di level 0,7 kali juga mendukung kinerja perseroan.

Produksi minyak naik dari 6.500 barel per hari pada semester pertama 2010 menjadi 7.059 barel per hari pada semester pertama 2011. Sedangkan produksi gas dari 41 BBTU/day pada semester pertama 2010 menjadi 47,9 BBTU/day. [cms]

Naik 17,49%, Kredit BRI Ditopang Kredit Mikro

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Per Juni 2011, pertumbuhan kredit BRI mencapai 17,49% atau Rp265,82 triliun.

Menurut Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam, pertumbuhan kredit ini disokong oleh kredit mikro yang tingkat pertumbuhannya mencapai 35,39% dari Rp62,02 triliun menjadi Rp83,97 triliun per Juni 2011. "Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada nasabah mikro, BRI terus menambah jumlah Teras BRI yang merupakan kepanjangan tangan dari BRI Unit," tuturnya.

"Pengembangan Teras BRI dimulai pada akhir 2009 dan per Juni 2011 jumlah Teras BRI mencapai 929 unit yang tersebar di pasar tradisional di seluruh Indonesia," tandasnya.

Sementara penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) BRI sampai akhir Juni 2011 tercatat Rp31,39 triliun kepada lebih dari 4,58 juta debitur. Outstanding KUR BRI pada triwulan II 2011 Rp13,2 triliun dan total debitur 1,82 juta orang. [cms]

Kupon obligasi Agung Podomoro 9,5% hingga 11,5%

Kupon obligasi Agung Podomoro 9,5% hingga 11,5%
JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menawarkan obligasi dengan kupon 9,5%-10,5% untuk seri A dan 10,5%-11,5% untuk seri B. Rencananya, perusahaan properti ini akan menawarkan obligasi perdana maksimal sebesar Rp 800 miliar.

Obligasi seri A akan berjangka waktu tiga tahun. Sedangkan untuk seri B bertenor lima tahun. Sebagai jaminan, APLN mengagunkan Central Park Mall dengan rasio penjaminan 125%.

Dalam prospektusnya, APLN mengatakan, penerbitan surat utang ini untuk mengakuisi perusahaan properti yang memiliki proyek di wilayah Jakarta, Bali maupun Bogor. Proyek itu bisa berupa apartemen, perhotelan, pertokoan, pusat perbelanjaan, pusat rekreasi, ataupun perumahan.

APLN berencana memiliki sekitar 35% hingga 100% perusahaan tersebut. Dua dari perusahaan yang dibidik itu adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Agung Podomoro.

Adapun akuisisi ditargetkan paling lambat terlaksana pada 2013. "Pada saat ini perseroan sedang dalam tahap ekspansi," ujar Direktur Utama APLN Trihatma Kusuma Haliman, Jumat (29/7).

Pefindo memberikan peringkat A untuk obligasi yang diharapkan dapat memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam pada pertengahan Agustus 2011. APLN menunjuk PT Deutsche Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Standard Chartered Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi oblgasi.

Masa bookbuilding 25 Juli - 5 Agustus 2011 dan masa penawaran dijadwalkan pada 16 Agustus - 19 Agustus 2011.

Kinerja semester I positif, saham BBRI bergerak liar

Kinerja semester I positif, saham BBRI bergerak liar
JAKARTA. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) keluar masuk zona hijau pagi ini. Di transaksi pagi, saham BBRI sempat ngendon di posisi Rp 6.950 atau naik 0,73%. Namun, pada pukul 10.43, saham BBRI tercatat turun 0,74% menjadi Rp 6.750.

Pergerakan liar saham bank pelat merah ini seiring dengan kinerja perusahaan di paruh pertama 2011. Seperti yang diketahui, laba bersih BBRI di semester I tahun ini naik ke posisi 6,78 triliun atau US$ 797 juta dari Rp 4,32 triliun pada periode sama tahun lalu.

Kelebihan beban, Garuda tekor Rp 185 miliar

Kelebihan beban, Garuda tekor Rp 185 miliar
JAKARTA. Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada semester pertama tahun ini menukik. Dalam laporan keuangannya, maskapai nasional ini mencatat kerugian bersih sekitar Rp 185 miliar.

Kinerja Garuda ini sangat jauh berbeda bila dibandingkan semester pertama 2010 lalu. Ketika itu, perusahaan penerbangan yang baru dilanda aksi mogok para pilot ini mencetak laba bersih sekitar Rp 60,61 miliar. Ini artinya, laba bersih Garuda anjlok sebesar 205,2%.

Sejatinya, pada enam bulan pertama tahun ini, pendapatan usaha Garuda tidaklah terlalu buruk. Garuda berhasil memperoleh pendapatan sekitar Rp 11,21 triliun atau naik 44,64% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Namun, besarnya pendapatan Garuda juga ternyata membuat beban usaha juga membengkak. Selama Januari hingga Juni lalu, beban usaha Garuda mencapai Rp 11,55 triliun. Ini artinya besar pasak daripada tiang.

Beban usaha terbesar masih dari operasional penerbangan. Porsinya mencapai 54,7% dari total beban usaha Garuda.

Hingga pukul 10.32 WIB, harga saham GIAA sudah anjlok sebesar 1,92% dilevel Rp 510 per saham.

Inflasi mereda, rupiah kembali gagah pekan ini

JAKARTA. Rupiah kembali menguat pada pekan ini. Salah satu penyebabnya, investor asing terus meningkatkan kepemilikannya atas aset-aset Indonesia. Mereka berspekulasi, tingkat inflasi akan mereda.

"Sentimen positif dari melambatnya tingkat inflasi dan ekspektasi bahwa Indonesia akan mendapatkan kenaikan peringkat dari Fitch memicu masuknya dana asing," jelas Wiling Bolung, head of treasury ANZ Panin Bank. Dia menambahkan, ketidakpastian yang terjadi di AS juga menyebabkan dollar tertekan.

Pada pukul 09.14, rupiah menguat 0,2% sepanjang minggu ini menjadi 8.509 per dollar. Pada 27 Juli lalu, rupiah menyentuh posisi 8.476, yang merupakan posisi terkuat sejak Maret 2004 lalu.

Pendapatan naik tiga kali lipat, saham BORN naik ke level tertinggi empat bulan

JAKARTA. Saham PT Borneo Lumbung Energi (BORN) pagi ini membumbung tinggi. Pada pukul 09.51, saham BORN naik 3,7% menjadi Rp 1.420. Ini merupakan lonjakan tertinggi sejak 24 Maret lalu.

Aksi beli yang melanda saham BORN seiring kinerja positif perusahaan. Asal tahu saja, laba bersih BORN di semester I 2011 melejit ke posisi Rp 826,8 miliar dari sebelumnya Rp 20,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan melonjaknya tingkat pendapatan sebesar tiga kali lipat.

BRI Kantongi Laba Bersih Rp6,79 Triliun

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia TBK (BRI) mencatatkan laba setelah taksiran pajak sebesar Rp6,79 triliun per Juni 2011 atau naik 57,14% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Demikian disampaiakan Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam di Jakarta, Jumat (29/7). Pada Triwulan II-2010, BRI meraup laba Rp4,32 triliun. "Pada posisi akhir Juni 2011 portofolio kredit Bank BRI tercatat sebesar Rp265,82 triliun meningkat Rp39,58 triliun atau tumbuh 17,49% dibanding periode yang sama 2010 Rp226,24 triliun dengan tingkat NPL net berada di level 1,02%," ujarnya.

Dijelaskan Asmawi, dari sisi pendanaan, BRI berhasil meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp294,63 triliun pada posisi akhir Juni 2011 atau meningkat 15,06% dari periode yang sama 2010 Rp256,05 triliun.

"Yang menggembirakan, pertumbuhan dana tersebut didominasi oleh pertumbuhan tabungan yang mencapai 21,06%, yaitu dari Rp102,23 triliun di triwulan II 2010 menjadi Rp123,76 triliun di triwulan II-2011," ucapnya. Ia menambahkan pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan pembukaan unit kerja baru, pemasaran, hingga pengembangan fitur produk.

Dengan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK, loan to deposit ratio (LDR) BRI pada akhir Juni 2011 mencapai 90,22% atau meningkat dari posisi akhir Juni 2010 yang sebesar 88,36%. "Hal ini menunjukkan BRI mampu menjalankan fungsi intermediary dengan baik," ucapnya.

Selain dari ekspansi kredit yang berkualitas, pertumbuhan laba juga didukung oleh petumbuhan fee based income yang mecapai 30% year on year. [cms]

Laba Bersih Intiland Turun 45,6%

Headline
INILAH.COM, Jakarta – PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 45,6% dari Rp223,06 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp101,87 miliar pada semester pertama 2011.

Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Jumat (29/7). “Namun laba bersih semester I 2010 lebih disebabkan dari hasil penjualan investasi jangka panjang sebesar Rp136 miliar yang berasal dari divestasi anak usaha perseroan yakni PT Grand Interwisata.

Apabila dihitung secara operasional dengan tidak memasukan hasil penjualan PT Grand Interwisata, maka laba bersih semester I 2011 justru meningkat sebesar 16,7 persen,” ujar Direktur Pengelolaan Investasi Archied Noto Pradono.

Meski laba bersih turun, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,2% dari Rp455,26 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp501,08 miliar pada semester pertama 2011. Archied menuturkan, peningkatan pendapatan disebabkan oleh naiknya penjualan sebesar 12,7% menjadi Rp442,51 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya. “Kontributor terutama berasal dari proyek 1Park, perumahan talaga bestari, Graha Famili, Graha Natura, dan Ngoro Industrial Park,” tutur Archied.

Sementara itu, jenis sektor usaha, rektor residensial baik perumahan atau apartemen memberikan kontribusi terbesar, yakni Rp231,50 miliar atau 46,1 persen dari total pendapatan. Kontribtor berikutnya yakni pendapatan dari sektor kawasan industri Rp211 miliar (42,1%), perkantoran sebesar Rp37,33 miliar (7,4%), hotel Rp3,7 miliar (1%), dan lain-lain sebesar Rp18,34 miliar (3,6%).

Sepanjang semester I 2011, menurut Archied manajemen dapat menjaga posisi neraca perseroan dalam kondisi sehat. Hal ini terlihat salah satunya dari kemampuan manajemen menjaga tingkat rasio utang terhadap ekuitas sebesar 14%. Nilai aset dan ekuitas perseroan juga mengalami kenaikan dengan nilai masing-masing menjadi sebesar Rp4,72 triliun dan Rp3,73 triliun.

Pendapatan dari sektor perhotelan di tahun 2011 seluruhnya berasal dari Whiz Hotel Yogyakarta yang beroperasi sejak November 2010. Angka pendapatan tersebut mengalami penurunan dibandingkan semester I 2010 karena pada semester I 2011 terkena dampak turunnya tingkat hunian hotel akibat meletusnya gunung Merapi serta divestasi PT Grand Interwisata pada tahun lalu. Pada saat ini kinerja Whiz Hotel Yogyakarta telah kembali membaik dengan tingkat hunian rata-rata mencapai 80%. [cms]

Kinerja Emiten Topang IHSG Dibuka Naik 0,18%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan Jumat (29/7) IHSG dibuka naik 0,18% ke level 4.153,69.

Sentimen positif pasar pagi ini lebih disebabkan dukungan dari laporan kinerja keuangan emiten pada Semester 1-2011 yang cukup baik. Asing pun masih bercokol di pasar dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp10,21 miliar.

Indeks LQ45 dibuka naik 0,27% ke level 735,1, sedang JII naik 0,31% ke level 574,01. Volume perdagangan pagi sebanyak 263,06 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp284,76 miliar.

Dow semalam ditutup turun 0,51%, sedang di Asia, Shanghai turun 0,17%, Hang Seng turun 0,37%, KLSE turun 0,24%, Nikkei turun 0,08%, STI turun 0,11%, dan Seoul turun 0,28%.

Saham-saham yang naik tajam pagi ini adalag UNTR yang naik 1,28%, ASII naik 0,2%, RLKM naik 1,36%, INDF naik 0,79%, BBRI naik 0,73%, dan BMRI naik 0,63%.

Namun, hari ini indeks akan dibayang-bayangi aksi jual.

Pertumbuhan kredit naik, saham BMRI bergerak volatil

Pertumbuhan kredit naik, saham BMRI bergerak volatil
JAKARTA. Saham Bank Mandiri (BMRI) bergerak liar pagi ini. Setelah sempat melonjak hingga bertengger di posisi 8.000 atau naik 1,26%, saham bank pelat merah ini terjungkal ke zona merah. Pada pukul 09.45, saham BMRI turun 0,63% menjadi Rp 7.850.

Lonjakan saham BMRI terkait dengan kinerja perusahaan. Selama perhitungan tahun ke tahun kredit PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami pertumbuhan 26,9% menjadi Rp 276,7 triliun pada Juni 2011 dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 217,9 triliun.

Adapun pertumbuhan kredit tertinggi ada pada sektor mikro yang mencapai Rp 8,5 triliun atau mencapai 41,2% (yoy) dibandingkan pada periode sebelumnya hanya Rp 6,0 triliun, pembiayaan tersebut disalurkan kepada 592 ribu nasabah. Kemudian, diikuti kredit sektor mikro, kecil dan menengah yang tumbuh 31,6% menjadi Rp 37,8 triliun.

Laba di Atas Estimasi, Hold Saham ASII

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) pada Semester 1-2011 mencetak pertumbuhan laba bersih dan pendapatan, masing-masing sebesar 33,4% YoY dan 24% YoY, menjadi Rp76,26 triliun dan Rp8,6 triliun.

Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kenaikan harga komoditas, ketersediaan pembiayaan konsumen dan inflasi yang stabil. Manajemen mengatakan bahwa meski terjadi bencana di Jepang, perseroan yakin tidak akan berdampak signifikan pada pencapaian akhir 2011 karena prospek permintaan tetap tinggi.

Menurut Samuel Sekuritas, selama Semester 1-2011, divisi otomotif mengkontribusikan 49,89% dari total pendapatan, bisnis alat berat dan pertambangan batubara menyumbang 33,58%, bisnis jasa keuangan dan agribisnis masing-masing menyumbang 7,3% dan 6,94% terhadap total pendapatan. Sementara, Divisi usaha infrastruktur dan logistic dan teknologi informasi mengontribusikan 3,12% dan 0,84% kepada total pendapatan. "Pendapatan dan laba bersih selama Semester 1-2011 sedikit di atas estimasi kami dan pasar yang mencerminkan 55% dari proyeksi kami di 2011 dan 52% dari estimasi pasar untuk 2011. Kami pun merekomedasikan hold untuk saham Astra," ujar Samuel dalam ulasan pasarnya, Jumat (29/7).

Melawan arus bursa regional, indeks dibuka menguat

Melawan arus bursa regional, indeks dibuka menguat
JAKARTA. Melawan arus mayoritas bursa di kawasan regional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seperti memiliki trennya sendiri. IHSG dibuka menguat 0,24% ke 4.158,94 pada pukul 9.33. Kenaikan IHSG ditopang reli 66 saham, walaupun 45 sahamnya masih terkoreksi dan 90 saham lainnya stagnan.

Pada pembukaan awal, sebanyak delapan sektor mengangkat bursa. Sektor keuangan naik paling tinggi sebesar 0,57% dan sektor perdagangan juga naik 0,44%.

Top gainers yang melejit di pembukaan pagi ini, antara lain ada saham PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) yang terbang 24,62% ke Rp 405, kemudian di peringkat kedua menyusul PT Cowell Develpment Tbk (COWL) yang juga naik 21,21% ke Rp 160. Lalu ada Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) yang juga naik 17,54% ke Rp 550.

Sedangkan top losers dipegang oleh saham PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) yang terkoreksi 4,85% ke Rp 970 dan PT duta Anggada Realty Tbk (DART)yang turun 4,35% ke Rp 220.

Naik 15,15%, XL Raup Laba Rp1,52 Triliun

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT XL Axiata Tbk berhasil membukukan kenaikan laba 15,15% menjadi Rp1,52 triliun pada Semester 1-2011 dibanding periode serupa 2010 sebesar Rp1,32 triliun.

Dalam laporan publikasinya, Jumat (29/7) dijelaskan kenaikan laba bersih ini disebabkan penurunan biaya pendanaan bersih Semester 1-2011 menjadi hanya Rp383,93 miliar dari periode yang sama 2010 sebesar Rp594,54 miliar.

Sementara Perseroan mengalami kerugian selisih kurs sebesar Rp38,38 miliar pada Semester 1-2011. Beban interkoneksi dan jasa telekomunikasi perusahaan pada Semester 1-2011 naik menjadi Rp1,22 triliun dari Rp1,05 triliun pada periode serupa 2010.

Pendapatan Perseroan tercatat naik menjadi Rp9,14 triliun pada Semester 1-2011 dari Rp8,47 triliun pada periode serupa 2010. Kewajiban jangka pendek perseroan naik menjadi Rp6,59 triliun pada Semester 1-2011 dari Rp4,56 triliun pada periode serupa 2010. Sementara ekuitas perusahaan naik menjadi Rp12,37 triliun pada Semester 1-2011 dari Rp11,71 triliun pada periode serupa 2010.

Sejumlah perusahaan pangkas proyeksi, bursa Jepang melempem

Sejumlah perusahaan pangkas proyeksi, bursa Jepang melempem
TOKYO. Sudah tiga hari belakangan, bursa Jepang tampak melempem. Hari ini, penurunan terjadi setelah Sony Corp dan Nintendo Co memangkas prediksi labanya. Faktor itu membuat kecemasan investor kian memuncak.

Pada pukul 11.00 waktu Tokyo, indeks Topix turun 0,3% menjadi 846,15. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,1% menjadi 9.893,71.

Pergerakan beberapa saham turut mempengaruhi kinerja perusahaan. Di antaranya adalah Sony anjlok 2,5% setelah tingkat permintaan televisi turun, Nintendo anjlok 20%, dan Japan Tobacco Inc naik 4,7%.

"Tingkat pendapatan di sejumlah perusahaan teknologi lebih buruk dari yang diperkirakan. Hingga AS menemukan jalan keluar atas batasan utangnya, investor akan waspada," jelas Kiyoshi Ishigane, senior strategist Mitsubishi UFJ Asset Management Co.

Lampaui target, laba bersih BUDI menanjak 318%

Lampaui target, laba bersih BUDI menanjak 318%
JAKARTA. Laba bersih PT Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) pada semester pertama 2011 ternyata melampaui prediksi. Perusahaan produsen tepung tapioka ini membukukan kenaikan laba bersih sebesar 318% menjadi Rp 73,942 miliar dibandingkan semester pertama 2010.

Kenaikan laba bersih ini berkat peningkatan kuantitas penjualan sebesar 27% dan penguatan harga jual sekitar 8%-12% plus efisiensi. "Selain itu ditunjang pula beroperasinya kedelapan unit proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG). Hal ini berkontribusi terhadap penghematan biaya energi perseroan," kata Presiden Direktur BUDI Santosa Winata, Kamis (28/7).

PLTBG merupakan proyek untuk mengkonversi limbah cair pabrik tapioka menjadi listrik sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik dari PLN maupun solar.

Sementara itu, pendapatan usaha BUDI meningkat 36% menjadi Rp 1,276 triliun dibandingkan semester pertama 2010. Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur BUDI Sudarmo Tasmin memperkirakan pertumbuhan laba bersih BUDI pada semester pertama tahun ini mendekati 100%.

IHSG bisa menguat tipis

IHSG bisa menguat tipis
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rebound saat mengakhiri perdagangan pekan ini. Sentimen global dan laporan keuangan semester pertama masih menyelimuti pergerakan indeks hari ini.

Willy Sanjaya, analis Lautandhana Securindo memprediksi, bursa Amerika Serikat (AS) akan rebound tadi pagi, lalu berimbas positif terhadap IHSG yang akan bergerak di rentang 4.108-4.205 hari ini. "Tren keseluruhan masih bullish, IHSG akan mencoba ke level 4.200," kata dia.

Namun, Isfhan Helmy Arsad, analis Waterfront Securities memprediksi, bursa akan bergerak mix hari ini karena pasar masih menunggu kesepakatan soal utang AS.

Menurut dia, indeks berpeluang menguat, namun tipis. Pergerakannya di kisaran 4.100-4.175. Andai bursa regional kembali merah, koreksi IHSG masih tertahan sentimen positif laporan keuangan semester pertama, terutama dari sektor perbankan.

Koreksi di bursa regional telah memicu pelemahan IHSG kemarin sebesar 0,68% ke posisi 4.145,83.

Mika Martumpal, analis valas Bank Commonwealth memperkirakan, pergerakan rupiah hari ini bergantung pada kondisi bursa. Jika pasar rebound, rupiah bisa ikut menguat. Namun, lajunya akan lebih perlahan dibanding sebelumnya. Proyeksi dia, pasangan USD/IDR akan berada di rentang 8.475 - 8.525.

Kemarin, rupiah melemah tipis terhadap dollar AS menjadi Rp 8.494 per dollar AS dibanding hari sebelumnya Rp 8.474. Pelemahan rupiah dinilai bersifat sementara karena tren dollar AS masih bearish terhadap mayoritas valuta.

IHSG Hari Ini Masih Dibayangi Tekanan Jual

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Jumat (29/7) ini akan mencoba bergerak dalam interval harga 4.095 - 4.165.

Pasca akumulasi kenaikan 3,1% selama 10 hari terakhir serta di tengah fluktuasi pergerakan indeks Asia-Pacific yang ditutup bervariasi, IHSG kemarin pada akhirnya melemah 0,7% tergerus oleh aksi profit taking pada sejumlah saham unggulan yang selama ini telah memberikan kontribusi penguatan terhadap IHSG yang melanjutkan rally penguatannya hingga 2,6% selama 5 hari terakhir.

Cukup derasnya tekanan aksi profit taking yang terjadi kemarin, IHSG ditutup dengan terpuruk 28 poin pada level 4.146. Sejumlah saham favorit pada sektor perkebunan dan pertambangan, mencoba menahan laju tekanan IHSG yang sebelumnya terjerembab hingga 1,25% serta parkir di level 4.122. Sekalipun para pelaku asing terlihat masih memiliki animo untuk melakukan bargain hunting, dengan membukukan total pembelian bersih sebesar Rp9,1 miliar.

Secara umum, IHSG masih berada dalam kondisi bullish. Melemahnya signal positif pada stochastic oscillator, memberikan indikasi bahwasanya pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini masih akan dibayangi oleh tekanan jual yang berpotensi menyeret IHSG menguji support 4.095/4.100.

Sementara di lain sisi dengan ditutupnya IHSG pada area berimbang pivot support 4.145/4.146, maka peluang berlanjutnya tekanan sama besarnya dengan sisa kekuatan yang tersedia untuk bertahan pada support 4.120 dan menguji kembali resistensi harga 4.170.

"Berdasarkan asumsi tersebut, kami perkirakan IHSG pada perdagangan hari ini akan mencoba bergerak dalam interval harga 4.095 - 4.165," ujar Trimegah Securities dalam ulasan pasarnya, Jumat (29/7).