Selasa, 02 Agustus 2011

Akhir semester I, KBRI masih merugi Rp 6,67 miliar

JAKARTA. Hingga semester pertama 2011 berakhir, PT Kertas Basuki Rahmat Tbk (KBRI) masih belum mengantongi laba. Laporan keuangan KBRI (2/8) menunjukkan, perseroan mengalami rugi bersih senilai Rp 6,67 miliar di semester pertama tahun ini.

Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan membukukan laba bersih hingga Rp 59,147 miliar, yang ditopang penambahan laba dari penjualan anak usaha.

Kerugian pada paruh pertama tahun ini dipicu merosotnya pendapatan usaha perseroan hingga 89% menjadi Rp 4,292 miliar. Dibandingkan semester satu tahun sebelumnya yang mencapai Rp 39,734 miliar.

Akibatnya, perseroan mengalami rugi kotor sebesar Rp 1,512 miliar di akhir Juni 2011. Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu, produsen kertas ini masih membukukan laba kotor Rp 2,079 miliar.

Kerugian KBRI semakin besar, lantaran ada kenaikan pada pos beban administrasi, dan turunnya keuntungan dari penjualan aset tetap dan laba kurs.

Dengan kerugian tersebut, tak ayal KBRI mengalami rugi per saham dasar senilai Rp 1,68 per saham di akhir Juni 2011. Sedangkan, per Juni tahun lalu, perseroan masih mencatat laba per saham dasar sebesar Rp 30,65 per saham.

Hasil lelang sukuk negara oversubscribed 9,5 kali

Hasil lelang sukuk negara oversubscribed 9,5 kali
JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara (DJPU), hari ini (2/8), melakukan lelang sukuk negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dalam rangka untuk memenuhi target pembiayaannya.

Dalam keterangan tertulis DJPU di Jakarta, hasil lelang hari ini mencapai Rp 9,5885 triliun atau oversubscribed hingga 9,5 kali. Meski hasil lelang cukup tinggi, namun jumlah yang diserap pemerintah hanya sebesar Rp 810 miliar saja.

Adapun rinciannya sebagai berikut: sebesar Rp 40 miliar dimenangkan untuk seri IFR0007 (reopening) bertenor 14 tahun dengan bunga 10,25%, lalu sebesar Rp 200 miliar diboyong untuk seri IFR0010 bertenor 25 tahun dengan bunga 10%. Selain itu ada seri terbitan baru, SPN-S0322012 yang bertenor pendek 1 tahun, hampir mendominasi jumlah yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 570 miliar dengan bunga diskonto.

Pendapatan INTA tumbuh 56% menjadi Rp 1,356 triliun di semester I

Pendapatan INTA tumbuh 56% menjadi Rp 1,356 triliun di semester I
JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) membukukan pendapatan sebesar Rp 1,356 triliun hingga akhir semester pertama tahun ini. Jumlah ini meningkat 56% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kontribusi pendapatan terbesar masih dari bisnis pertambangan, yaitu sebesar 75%.

Naiknya pendapatan berdampak pada laba usaha yang bertumbuh 52,5% pada paruh pertama tahun ini menjadi Rp 96,1 miliar. Dus, laba bersih emiten yang bergerak di bisnis penyewaan alat berat ini mencapai Rp 61,3 miliar di akhir Juni 2011, atau meningkat 96,5% dari Juni tahun lalu.

Presiden Direktur INTA Petrus Halim menyebut, perseroan menargetkan pendapatan tahun ini mencapai Rp 2,99 triliun. Target tersebut lebih tinggi 63% dibanding kinerja penjualan di 2010. Sedangkan, EBITDA diproyeksikan bertumbuh 101% dari tahun lalu, yaitu menjadi Rp 461,29 miliar.

Dari sisi neraca, aset perseroan pada pertengahan tahun ini meningkat 80,2% menjadi Rp 2,531 triliun. Sedangkan, utang juga bertambah sebesar 105% menjadi Rp 2,057 triliun.

Petrus menyebut, INTA ke depan bakal menjadikan sektor energi sebagai bisnis utamanya. Tak heran, saat ini perseroan masih melakukan penjajakan atas rencana akuisisi tambang batubara di wilayah Kalimantan. Tambang yang akan diambil alih tersebut minimal berkapasitas produksi 10 juta ton per tahun.

Namun, dia belum bersedia menyebutkan besaran investasi untuk akuisisi tersebut. Tapi, Petrus bilang, pendanaan untuk akuisisi itu bakal didapat dari utang serta right issue. "Pada kuartal keempat tahun ini diharapkan proses akuisisi tambang sudah final," ujar Petrus, saat melakukan kunjungan ke KONTAN, hari ini (2/8).

Perlambatan ekonomi AS memicu penurunan permintaan mata uang Asia

Perlambatan ekonomi AS memicu penurunan permintaan mata uang Asia
HONGKONG. Mayoritas mata uang Asia ditransaksikan melemah pada perdagangan sore ini. Kali ini, pelemahan dipimpin oleh ringgit Malaysia dan peso Filipina. Investor saat ini masih mencemaskan kalau perlambatan ekonomi AS akan menurunkan permintaan ekspor di kawasan regional.

Pada pukul 16.31 waktu Hongkong, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index turun 0,2% menjadi 119,91. Sementara, ringgit melemah 0,6% menjadi 2,9565 per dollar dan peso melemah 0,5% menjadi 42,15. Sedangkan dollar Singapura dan rupe India masing-masing melemah 0,4% menjadi S$ 1,2048 dan 44,255.

"Data yang cukup lemah dari AS memangkas permintaan akan mata uang Asia dalam jangka pendek. Selain itu, pasar saham juga dilanda aksi jual sehingga semakin memberikan sentimen negatif," jelas Hideki Hayashi, global economist Mizuho Securities Co di Tokyo.

Ini dia tiga bluechips yang paling banyak dilepas investor di sesi II

Ini dia tiga bluechips yang paling banyak dilepas investor di sesi II
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini masih melemah mengikuti pergerakan di bursa Asia. Pada pukul 16.00, indeks kehilangan 15,59 poin menjadi 4.177,85.

Aksi jual bluechips turut menjadi salah satu faktor yang membuat kinerja indeks melempem. Tiga diantaranya adalah:

- PT United Tractors (UNTR)

Saham UNTR turun 3,81% menjadi Rp 26.500 di sesi II. Broker-broker yang tercatat melepas kepemilikannya atas saham ini yaitu CIMB Securities senilai Rp 32,86 miliar, Deutsche Securities senilai Rp 29,82 miliar, dan Credit Suisse Securities senilai Rp 25,26 miliar.

- PT Bank Mandiri (BMRI)

Saham BMRI turun 1,86% menjadi Rp 7.900 di sesi II. Broker-broker yang tercatat melepas kepemilikannya atas saham ini yaitu UBS Securities senilai Rp 45,17 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 30,07 miliar, dan Kim Eng Securities senilai Rp 16,68 miliar.

- PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)

Saham CPIN turun 6,48% menjadi Rp 2.525 di sesi II. Broker-broker yang tercatat melepas kepemilikannya atas saham ini yaitu Kim Eng Securities senilai Rp 19.6 miliar, Ekocapital Sekuritas senilai Rp 9,80 miliar, dan OSK Nusadana Securities senilai Rp 6,56 miliar.

Saham BNBR Terbanyak Dibeli Asing Selasa (2/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham BNBR hari ini terbanyak dibeli investor asing mencapai 30,4 juta saham dari volume perdagangan 877,5 juta saham dengan total transaksi Rp62,8 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (2/8). Indeks ditutup turun 15,59 poin atau 0,37% ke 4.177,85. Volume perdagangan mencapai 8,4 miliar saham senilai Rp6,06 triliun.

IHSG mengalami net foreign buy capai Rp688,4 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,06 miliar dan penjualan asing sebesar Rp1,3 triliun.

Urutan kedua saham APLN mencapai 27,5 juta saham dari volume perdagangan 86,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp33,6 miliar. Urutan ketiga saham TLKM mencapai 23,5 juta saham dari volume perdagangan 42,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp324,02 miliar.

Urutan keempat saham BUMI mencapai 20,8 juta saham dari volume perdagangan 157,6 juta saham dengan total transaksi senilai Rp76,8 miliar. Urutan kelima saham BORN mencapai 20,8 juta saham dari volume perdagangan 53,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp67,8 miliar.

Urutan keenam saham UNSP mencapai 14,1 juta saham dari volume perdagangan 126,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp556,3 miliar. Urutan ketujuh saham BHIT mencapai 12,6 juta saham dari volume perdagangan 37,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp9,7 miliar.

Urutan kedelapan saham DOID mencapai 12,3 juta saham dari volume perdagangan 71,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp68,4 miliar. Urutan kesembilan saham BRAU mencapai 10,9 juta saham dari volume perdagangan 39,7 juta saham dengan nilai transaksi Rp21,4 miliar.

Urutan kesepuluh saham INTA mencapai 7,5 juta saham dari volume perdagangan 91,5 juta saham dengan nilai transaksi Rp82,3 miliar.

Manufaktur Diprediksi akan Paksa Wall Street Turun

Headline
INILAH.COM, New York - Data manufaktur AS yang turun pada bulan Juli diperkirakan akan menekan pergerakan Wall Street di zona negatif pada perdagangan Selasa (2/8).

Pasar mengabaikan kesepakatan yang terjadi antara pemerintah AS dan Kongres untuk menaikkan batas utang sebesar Rp14,3 triliun akan dinaikkan seidkitnya US$2,1 triliun dalam tiga taham serta pemangkasan anggaran sekitar US$2,4 triliun dalam waktu 10 tahun, yang dikutip dari yahoofinance.com.

Namun ada kekhawatiran kesepakatan itu gagal sehingga AS akan berpotensi turun peringkat. Apalagi data manufaktur bulan Juli yang diumumkan Senin kemarin menurun. Indeks data pesanan baru turun menjadi 49,2 dar 51,6. Untuk belanja konstruksi naik 0,2% menjadi US$772,32 miliar.

Untuk perusahaan yang akan menyampaikan laporan kinerja seperti Pfizer, Duke Energy, Marathon Oil, Molson Coors Brewing dan Tenet Healthcare. Data yang akan dirilis hari ini soal pengeluaran pribari bulan Juni dan laporan penjualan mobil bulan Juli.

Market Melandai Terusik Spanyol & Utang AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah dan IHSG kompak melemah. Pasar merespon kenaikan batas utang AS, kekhawatiran Spanyol dan isu perlambatan ekonomi AS yang bisa membawa negara itu pada resesi gelombang kedua.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh aksi para pelaku pasar yang merespon kenaikan batas atas plafon utang AS (debt ceiling) meskipun pertumbuhan ekonomi AS yang melambat juga jadi perhatian. Karena itu, dolar AS menguat dari rekor pelemahannya.

Di sisi lain, lanjut Christian, muncul kekhawatiran krisis Eropa yang baru yakni masalah Spayol di market sehingga jadi tekanan bagi rupiah. Sebab, kondisi itu memicu peralihan risiko ke aset-aset dolar AS. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah merosot ke 8.476 dan 8.453 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (2/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (2/8) ditutup melemah 15 poin (0,17%) ke level 8.470/8.480 per dolar AS dari posisi kemarin 8.455/8.465.

Lebih jauh dia menjelaskan, meski Spanyol belum di-downgrade, tapi, yield obligasi Spanyol terus mengalami kenaikan yang menggambarkan kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi negara itu. "Terakhir, yield obligasi Spanyol di level 6,5% dengan tenor 10 tahun," ungkap Christian.

Pada saat yang sama, menurut Christian, pemulihan ekonomi AS masih melambat sehingga memicu rumor resesi double dip (resesi gelombang kedua) di AS. Pada Jumat (29/7) pertumbuhan AS kuartal kedua 2011 dirilis 1,3% dari prediksi 1,8% dan angka kuartal sebelumnya 0,4%. "Meski GDP AS lebih tinggi dari sebelumnya, tapi angka itu lebih rendah dari prediksi," paparnya.

Kondisi ini, seharusnya menjadi tekanan bagi dolar AS. Tapi, saat ini pasar belum mendiskon rumor tersebut. "Sejauh ini, pasar masih mendiskon optimisme kenaikan plafon utang dan pemangkasan anggaran AS sekitar US$2,4 triliun dalam 10 tahun," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat 0,25% ke level 74,62 dari sebelumnya 74,53. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4199 dari sebelumnya US$1,4252 per euro," imbuh Christian.

Dihubungi terpisah, Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) pada Selasa (2/8) ini berhasil ditutup di atas suport 4.160. Indeks melemah 15,60 poin (0,37%) ke level 4.177,846.

IHSG, lanjut Satrio Utomo, memang masih ditutup di atas support. Akan tetapi, dapat dilihat juga bahwa cukup banyak saham-saham bluechips yang mengakhiri trend naiknya. Di antaranya, PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT United Tractors (UNTR), PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Bank Mandiri (BMRI), dan masih ada beberapa lagi yang lain.

Satrio juga memaparkan tentang signal reversal yang muncul pada indeks Hang Seng hari ini. Ia masih mempertanyakan apakah hal itu pertanda bahwa indeks Dow Jones Industrial masih akan melanjutkan penurunannya? Kalau memang ya, mau sampai kemana?

Sebelumnya, Dow Jones telah mencapai kisaran suport 11.900-12.000. Akankah Dow menembus suport ini? Akankah kondisi market Amerika bakalan lebih jelek lagi dari kondisi saat ini? Apakah Amerika bakal terkena penurunan rating surat utangnya?

Menurutnya, semua jawabannya baru akan didapat besok pagi. “Alhasil, apakah IHSG bakal mengakhiri trend naiknya? Jawabannya juga baru bisa dilihat besok,” imbuhnya. [mdr]

KRAK Raih Laba Bersih Rp14,1 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Dayaindo Resources International Tbk (KRAK) meraih laba bersih Rp14,1 miliar dari Rp3,08 miliar di semester I 2010.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Selasa (2/8). Penjualan bersih mencapai Rp420,4 miliar ddari Rp301,9 miliar. Dengan beban penjualan mencapai Rp358,6 miliar maka laba kotor menjadi Rp61,7 miliar dari Rp21,03 miliar di semester I 2010.

Namun perseroan harus menanggung beban usaha sebesar Rp6,3 miliar sehingga laba usaha mencapai Rp55,3 miliar dari Rp13,5 miliar di 2010. Untuk beban lain-lain Rp25,2 miliar sehingga laba operasi mencapai Rp30,1 miliar dari Rp11,3 miliar di periode yang sama tahun 2010.

Untuk laba bersih per saham mencapai Rp1,17 dari Rp1,71 per lembar. Untuk jumlah aset mencapai Rp2,9 triliun dari Rp771,4 miliar di semester I 2010.

Kenaikan Pendapatan Dukung Laba NIPS Jadi Rp12,6 M

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Nipress Tbk (NIPS) membukukan laba bersih Rp12,66 miliar di semester I 2011 dari Rp3,68 miliar di 2010 semester I.

Perseroan mengaami kenaikan penjualan menjadi Rp400,8 miliar dari sebelumnya Rp279,92 miliar di semester I 2010. Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Selasa (2/8).

Sedangkan untuk laba usaha perseroan pada periode itu sebesar Rp23,72 miliar dari Rp7,25 miliar.

Saham ELTY Terbanyak Dijual Asing Selasa (2/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ELTY hari ini terbanyak dijual investor asing mencapai 37,6 juta saham dari volume perdagangan 550,2 juta saham dengan total transaksi Rp95,8 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (2/8). Indeks ditutup turun 15,59 poin atau 0,37% ke 4.177,85. Volume perdagangan mencapai 8,4 miliar saham senilai Rp6,06 triliun.

IHSG mengalami net foreign buy capai Rp688,4 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,06 miliar dan penjualan asing sebesar Rp1,3 triliun.

Urutan kedua saham ASRI mencapai 13,2 juta saham dari volume perdagangan 83,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp36,1 miliar. Urutan ketiga saham ENRG mencapai 8,1 juta saham dari volume perdagangan 364,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp93,8 miliar.

Urutan keempat saham LPCK mencapai 7,06 juta saham dari volume perdagangan 66,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp88,4 miliar. Urutan kelima saham BRMS mencapai 5,5 juta saham dari volume perdagangan 18,07 juta saham dengan total transaksi senilai Rp13,9 miliar.

Urutan keenam saham KIJA mencapai 5,3 juta saham dari volume perdagangan 328,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp64,7 miliar. Urutan ketujuh saham HRUM mencapai 5,1 juta saham dari volume perdagangan 8,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp87,3 miliar.

Urutan kedelapan saham MIDI mencapai 4,7 juta saham dari volume perdagangan 21,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp10,9 miliar. Urutan kesembilan saham TURI mencapai 3,9 juta saham dari volume perdagangan 9,3 juta saham dengan nilai transaksi Rp7,3 miliar.

Urutan kesepuluh saham SMGR mencapai 3,8 juta saham dari volume perdagangan 8,3 juta saham dengan nilai transaksi Rp79,1 miliar.

Pasar Respon Debt Ceiling AS, Rupiah Tiarap

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (2/8) ditutup melemah 15 poin (0,17%) ke level 8.470/8.480 per dolar AS dari posisi kemarin 8.455/8.465.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh para pelaku pasar yang merespon kenaikan batas atas plafon utang AS (debt ceiling) meskipun pertumbuhan ekonomi AS yang melambat juga jadi perhatian. Karna itu, dolar AS menguat dari rekor pelemahannya.

Di sisi lain, lanjut Christian, muncul kekhawatiran krisis Eropa yang baru yakni masalah Spayol di market sehingga jadi tekanan bagi rupiah. Sebab, kondisi itu memicu peralihan risiko ke aset-aset dolar AS. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 8.476 dan 8.453 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (2/8).

Lebih jauh dia menjelaskan, meski Spanyol belum di-downgrade, tapi, yield obligasi Spanyol terus mengalami kenaikan yang menggambarkan kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi negara itu. "Terakhir, yield obligasi Spanyol di level 6,5% dengan tenor 10 tahun," ungkap Christian.

Pada saat yang sama, menurut Christian, pemulihan ekonomi AS masih melambat sehingga memicu rumor resesi double dip (resesi gelombang kedua) di AS. Pada Jumat (29/7) pertumbuhan AS untuk kuartal kedua 2011 dirilis 1,3% dari prediksi 1,8% dan angka kuartal sebelumnya 0,4%. "Meski GDP AS lebih tinggi dari sebelumnya, tapi angka itu lebih rendah dari prediksi," paparnya.

Kondisi ini, seharusnya jadi tekanan bagi dolar AS. Tapi, saat ini pasar belum mendiskon rumor tersebut. "Sejauh ini, pasar masih mendiskon optimisme kenaikan plafon utang dan pemangkasan anggaran AS sekitar US$2,4 triliun dalam 10 tahun," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat 0,25% ke level 74,62 dari sebelumnya 74,53. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4199 dari sebelumnya US$1,4252 per euro," imbuh Christian.

Inilah Saham Teraktif Diperdagangkan Selasa (2/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan saham Selasa (2/8), saham PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 7.848 kali senilai Rp25,27 miliar.

Demikian seperti dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI). Urutan kedua, saham PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) dengan frekuensi 5.484 kali senilai Rp9,75 miliar. Urutan ketiga, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan frekuensi 4.837 kali senilai Rp500,07 miliar. Urutan keempat, saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dengan frekuensi 3.904 kali senilai Rp39,84 miliar. Urutan kelima, saham PT Intraco Penta Tbk (INTA) diperdagangkan dengan frekuensi 3.639 kali senilai Rp82,36 miliar.

Urutan keenam, saham PT Star Petrchem Tbk (STAR) dengan frekuensi 2.842 kali senilai Rp18,78 miliar. Urutan ketujuh, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan frekuensi 2.616 kali senilai Rp18,78 miliar. Urutan kedelapan, saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dengan frekuensi 2.566 kali senilai Rp95,83 miliar. Urutan kesembilan, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dengan frekuensi 2.538 kali senilai Rp40,58 miliar. Urutan kesepuluh, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dengan frekuensi 2.521 kali senilai Rp88,40 miliar. [cms]

Asing Cegah Kejatuhan IHSG lebih Dalam

Headline
INILAH.COM, Jakarta- IHSG akhirnya terjerembab di zona negatif. Memburuknya bursa regional dan aksi ambil untung investor menekan bursa domestik. Namun, aksi beli asing mencegah kejatuhan lebih dalam.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (2/8) ditutup terkoreksi 15,60 poin (0,37%) ke level 4.177,84, dengan intraday terendah di 4.148,94 dan tertinggi di 4.195,72. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang melemah 1,87 poin (0,25%) ke level 740,63.

IHSG hampir sepanjang perdagangan berada di teritori negatif. Dibuka 0,13% ke level 4.187, indeks sempat melesat ke level 4.195 sebelum akhirnya berbalik lagi dan bertengger di angka 4.180. Namun tekanan jual terus menenggelamkan IHSG hingga ditutup di level 4.177.

Bursa AS semalam ditutup terkoreksi, didorong sentimen negatif dari rilis data ISM factory index Juli yang turun menjadi 50.9, lebih buruk dari ekspektasi. Selain harga komoditas yang terkoreksi dengan harga minyak anjlok ke level US$95.2/barel diikuti nikel yang turun 1,8% dan tembaga yang melemah 1,8%.

Sentimen positif dari kongres AS yang kemarin menyetujui kenaikan limit utang AS senilai US$2,1 triliun dengan kompensasi pemotongan anggaran pemerintah senilai US$2.4 triliun dalam 10 tahun ke depan, tidak mampu menahan koreksi Wall Street.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 8,491 miliar lembar saham senilai Rp 6,568 triliun dan frekuensi 156.613 kali. Sebanyak 104 saham naik, 170 saham turun, dan 78 saham stagnan.

Kendati terkoreksi, aliran dana asing masih mengalir ke pasar domestik, dimana nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) tercatat sebesar Rp688 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli mencapai Rp2,060 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,371 triliun.

Hampir semua sektor terkoreksi, dipimpin sektor perdagangan dan industri dasar yang jatuh 1,6%. Disusul sektor manufaktur dan properti yang melemah 0,8%, perkebunan 0,7%, konsumer dan aneka industri yang turun 0,6%. Hanya sektor infrastruktur yang berhasil menguat, dengan naik 0,9%.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 3.000 ke Rp 124.500, United Tractor (UNTR) turun Rp 1.050 ke Rp 26.500, Mayora (MYOR) turun Rp 800 ke Rp 15.600, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 550 ke Rp 5.600.

Sedangkan emiten-emiten yang menguat antara lain Schering Plough (SCPI) naik Rp 5.500 ke Rp 35.500, Century Textile (CNTX) naik Rp 1.150 ke Rp 5.750, dan Multi Breeder (MBAI) naik Rp 1.050 ke Rp 31.500, dan Lionmesh (LMSH) naik Rp 1.000 ke Rp 6.200

Bursa regional Asia mendukung koreksi IHSG sore ini. Indeks Komposit Shanghai turun 24,52 poin (0,91%) ke level 2.679,26, indeks Hang Seng tercebur 241,91 poin (1,07%) ke level 22.421,46, indeks Nikkei 225 jatuh 120,42 poin (1,21%) ke level 9.844,59, indeks Straits Times turun 38,45 poin (1,20%) ke level 3.176,82. [mdr]

Asing Net Buy Rp688,4 M, IHSG hanya Turun 0,37%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Selasa (2/8) ditutup turun 15,59 poin atau 0,37% ke 4.177,85. Volume perdagangan mencapai 8,4 miliar saham senilai Rp6,06 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 171 saham turun dan 104 saham naik dan 78 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy capai Rp688,4 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,06 miliar dan penjualan asing sebesar Rp1,3 triliun.

Indeks JII trun 7,03 poin ke 567,72, indeks ISSI turun 1,6 poin ke 132,92 dan indeks LQ45 turun 6,05 poin ke 736,45. Pelemahan terdalam dialami sektor perkebunan turn 30,5 poin ke 2.424,66 dan sektor konsumsi turun 12,9 poin ke 1.269,17.

Indeks sudah berada di zona negatif sejak pembukaan meskipun sempat melakukan perlawanan sebelum penutupan sesi I. Level tertinggi terjadi di sesi I berada di 4.195,72 dan level terendah di level 4.148,95 yang terjadi di sesi II.

Saham yang turun seperti saham UNTR turn Rp1.050 ke Rp26.500, MYOR turun Rp800 ke Rp15.600, LION turun Rp600 ke Rp5.250, SMDR turun Rp550 ke Rp5.600, ASII turun Rp450 ke Rp71.200, INDS turun Rp450 ke Rp5.200, ITMG turun Rp350 ke Rp50.400, AALI turun Rp300 ke Rp23.200, ADMF turun Rp250 ke Rp13.150, DSSA turun Rp250 ke Rp14.250, INTP turun Rp250 ke Rp15.250, AMFG turun Rp200 ke Rp8.850, ICBP turun Rp200 ke Rp5.800.

Saham yang naik seperti saham SCPI naik Rp5.500 ke Rp35.500, CNTX naik Rp1.150 ke Rp5.750, MBAi naik Rp1.050 ke Rp31.500, LMSH naik R1.000 ke Rp6.200, BFIN naik Rp350 ke Rp7.450, GGRM naik Rp250 ke Rp53.250, RDTX naik Rp225 ke Rp4.200, BBCA naik Rp200 ke Rp8.750, ISAT naik Rp200 ke Rp5.800, NIPS naik Rp200 ke Rp4.300, EXCL naik Rp150 ke Rp5.700, BUMI naik Rp100 ke Rp3.225.

Masih tersengat sentimen Asia, indeks ditutup turun 0,37%

Masih tersengat sentimen Asia, indeks ditutup turun 0,37%
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tersengat sentimen bursa Asia yang memerah hari ini. Indeks ditutup dengan penurunan 0,37% menjadi 4.177,846.

Dari sepuluh sektor yang ditransaksikan, hanya ada dua sektor yang bergerak positif yakni sektor pertambangan yang naik 0,01% dan sektor infrastruktur yang naik 0,95%. Sedangkan delapan sektor lainnya melorot, dengan penurunan terbesar dialami sektor perdagangan yang turun 1,64% dan sektor industri dasar yang turun 1,59%.

Sebanyak 161 saham melorot, sementara, 96 saham lainnya naik. Sekitar 74 saham ditransaksikan tak berubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 8,491 miliar saham senilai Rp 6,568 triliun.

Saham-saham yang menghuni posisi top losers diantaranya: Indonesia Paradise (INPP) yang turun 21,67% menjadi Rp 141, Alam Karya Unggul (AKKU) turun 16,67% menjadi Rp 175, dan Equity Development (GSMF) turun 11,20% menjadi Rp 111.

Sedangkan saham-saham yang mengalami kenaikan tertinggi adalah: Centex (CNTX) naik 25% menjadi Rp 5.750, Radiant Utama Interinsco (RUIS) naik 20,63% menjadi Rp 380, dan Lionmesh Prima (LMSH) naik 19,23% menjadi Rp 6.200.

Harga emas kembali mendaki mendekati level rekor

Harga emas kembali mendaki mendekati level rekor
SINGAPURA. Harga emas kembali mendaki mendekati harga rekor tertingginya. Rupanya, kecemasan investor akan perlambatan ekonomi global membayangi sentimen positif berupa disetujuinya kenaikan batasan utang AS oleh Kongres.

Pada pukul 15.00 waktu Singapura, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat naik 0,4% menjadi US$ 1.625,20 per troy ounce. Harga emas sempat menembus rekor tertingginya pada 29 Juli lalu di posisi US$ 1.632,80 per troy ounce.

Sementara itu, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember di New York naik 0,3% menjadi US$ 1.627 per troy ounce, setelah menembus rekor di level US$ 1.637,5 per troy ounce pada 29 Juli lalu.

"Disetujuinya kenaikan batasan utang AS tidak membuat utang yang harus ditanggung hilang. Sementara, masalah utang Eropa juga tidak bisa diselesaikan dalam waktu semalam. Kami juga melihat semua ini terefleksi dalam data ekonomi yang lemah," jelas Zhang Yingying, analis Galaxy Futures Co.

Sekadar informasi, Institute for Supply Management's factory index turun ke posisi 50,9 pada Juli dari posisi 55,3 pada bulan sebelumnya. Sementara, nilai tengah ekonom yang disurvei Bloomberg memproyeksikan, indeks hanya akan turun ke posisi 54,5%.

Pada bulan lalu, indeks manufaktur negara-negara Asia hingga Eropa pada bulan lalu memang melorot seiring turunnya permintaan dan tersendatnya pemulihan ekonomi global.

Sambut Lebaran, BEI Libur 27 Agustus-4 September

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan libur perdagangan saham bursa terkait hari lebaran mulai 27 Agustus hingga 5 September 2011 terkait memperingati hari raya Idul Fitri.

Hal itu disampaikan Direktur Pengawasan BEI Uriep Budhiprasetyo, saat dihubungi Selasa (2/8). "Perdagangan terakhir sebelum lebaran pada 26 Agustus 2011, dan perdagangan setelah lebaran pada 5 September 2011," tutur Uriep.

Lebih lanjut ia mengatakan, penetapan libur lebaran ini telah dilakukan sejak tahun lalu. BEI tidak ada tambahan libur. Hal ini dikarenakan telah disesuaikan dengan perbankan dan Surat Keputusan (SK) tiga menteri.

Seperti diketahui, perdagangan bursa saham sekitar 19 hari pada Agustus 2011. Hal ini dikarenakan ada libur kemerdekaan RI pada 17 Agustus dan cuti bersama sejak 29 Agustus hingga 31 Agustus dalam rangka hari raya Idul Fitri. [cms]

Pertumbuhan Ekonomi AS Bayangi Koreksi Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney – Saham Asia anjlok terdalam untuk tiga pekan, setelah rilisnya data manufaktur AS yang tumbuh pada laju paling lambat dalam dua tahun, membayangi prospek pendapatan eksportir Asia.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,6%, terbesar sejak 12 Juli, ke level 136,75 pada 04:07 di Tokyo, menghapus kenaikan 1,6% kemarin. Hampir empat kali lebih banyak saham yang turun, ketimbang yang naik. Pekan lalu, indeks merosot 1,6% karena kekhawatiran Kongres AS tidak mampu mencapai kesepakatan meningkatkan plafon utang AS sebelum tenggat waktu.

Semua 10 kelompok industri dalam indeks MSCI Asia Pasifik jatuh. Hal ini ditambah bencana gempa berkekuatan 4,3 richter yang mengguncang gedung-gedung di ibukota Jepang.

"Pengesahan plafon kredit AS adalah kabar baik, tapi momentum ekonomi di AS telah melambat," kata Stephen Halmarick, kepala riset investasi pasar di Colonial First State Global Asset Management, Sydney "Ketika investor saham fokus pada data ekonomi, mereka mungkin akan kecewa."

Indeks Nikkei 225 Stock Average merosot 1,2%, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,6% dan indeks Kospi Korea Selatan anjlok 2,4%, koreksi terbesar di antara indeks acuan di kawasan itu. Indeks komposit Shanghai turun 1%, karena investor berspekulasi bank sentral China akan menaikkan suku bunga bulan ini untuk menjinakkan inflasi.

Di Australia, indeks S & P / ASX 200 turun 1,4% karena laporan menunjukkan jumlah persetujuan pembangunan rumah pada Juni, secara tak terduga turun, dan setelah bank sentral mempertahankan suku bunga acuan, karena mendungnya outlook ekonomi global.

Di New York kemarin, Indeks 500 Standard & Poor turun 0,4% karena pertumbuhan manufaktur yang lebih lambat dari estimasi. Hal ini menghapus rally yang dipicu spekulasi bahwa anggota parlemen akan meningkatkan plafon utang federal.

Futures pada indeks S & P 500 turun 0,3% hari ini, membalikkan keuntungan di awal sesi, mencatat koreksi berturut-turut terpanjang sejak September 2009.

Saham tergelincir setelah US Institute merilis data indeks ISM factory pada Juli turun menjadi 50.9, lebih buruk dari ekspektasi. Para ekonom memproyeksikan indeks akan turun menjadi 54,5, menurut perkiraan median dalam survei Bloomberg News. Angka di atas 50 menunjukkan sinyal ekspansi.

BHP Billiton Ltd, perusahaan tambang terbesar dunia, tenggelam 1,7% di Sydney karena laporan AS yang menegaskan bahwa pemulihan di ekonomi terbesar tersebut mungkin goyah. Rio Tinto Group, perusahaan tambang terbesar kedua dunia dari penjualan, turun 1,8%. Inpex Corp, eksplorer minyak terbesar Jepang, tergelincir 0,7% di Tokyo. Mitsubishi Corp, trading house Jepang, tenggelam 0,8%. Aluminum Corp of China Ltd melemah 2,7% di Hong Kong.

Minyak mentah untuk pengiriman September turun 0,9% di New York kemarin, sementara London Metal Exchange, indeks harga enam logam industri termasuk tembaga dan aluminium turun 1,6%. Minyak naik 0,6% hari ini, setelah Kongres (DPR AS) mengesahkan RUU untuk menghindari default di AS, sebelum akhirnya melemah lagi. Di New York, tembaga naik 0,3%.

Samsung turun 2,% di Seoul. LG Electronics Inc, pembuat ponsel ketiga terbesar dunia, turun 1,2%.Canon Inc, pembuat kamera yang mendapat lebih dari 80% pendapatan di luar negeri, tergelincir 0,5% di Tokyo. Li & Fung Ltd, pemasok mainan dan pakaian terbesar untuk pengecer seperti Target Corp dan Wal-Mart Stores Inc, tenggelam 0,6% di Hong Kong.

Cosco Corp Singapore Ltd anjlok 11% di Singapura, setelah unit kapal dari perusahaan pelayaran China mengatakan laba bersih kuartal kedua turun 53% dari tahun sebelumnya. Industrial & Commercial Bank of China Ltd turun 3,3% di Hong Kong, karena term sheet menunjukkan Goldman Sachs Group Inc sedang mempersiapkan menjual 638,06 juta saham.

Bank terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar memimpin koreksi, setelah kabar bahwa China akan meningkatkan biaya pinjaman sekitar 10 Agustus, sehari setelah angka inflasi dirilis. China Construction Bank Corp merosot 1,9% di Hong Kong.

Saham Asia turun, bahkan di tengah percepatan transaksi pengambilalihan perusahaan secara global.

Kirin Holdings Co, pembuat bir Jepang terbesar kedua dari volume, turun 0,3%, setelah setuju membayar 3,95 miliar reais (US$ 2,5 miliar) untuk pembuat bir Brasil, Aleadri-Schinni Participacoes e Representacoes SA.

Elematec Corp, yang meng-impor dan ekspor unit elektronik, melonjak 28% di Tokyo. Toyota Tsusho Corp, perusahaan perdagangan yang sebagian dimiliki Toyota Motor Corp, berencana mengakuisisi 51% saham di perusahaan melalui penawaran tender.

America Movil SAB, operator nirkabel yang dikendalikan miliarder Meksiko Carlos Slim, kemarin menawarkan US$ 6,5 miliar untuk membeli 40,4% dari Telefonos de Mexico SAB yang belum dimiliki sendiri, memberikan kontrol penuh dari mantan induknya. [ast]

Investor Lokal Ambil Untung, IHSG Terkoreksi 15 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 15 poin akibat aksi ambil untung yang dilakukan investor lokal. Dana asing masih mengalir masuk bursa, nilainya mendekati Rp 700 miliar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di posisi Rp 8.470 per dolar AS sama seperti penutupan perdagangan kemarin.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 5,782 poin (0,14%) ke level 4.187,659 terseret arus pelemahan bursa-bursa Asia akibat koreksi yang terjadi di Wall Street semalam. Posisi IHSG juga sudah terlalu tinggi.

Posisi IHSG yang sudah terlalu overbought itu merangsang investor lakukan aksi ambil untung dan sempat jatuh ke posisi terendahnya di 4.172,794. Namun, kinerja emiten yang positif mampu membuat indeks kembali ke zona hijau.

Aksi beli selektif di saham-saham berbasis konsumer dan infrastruktur membawa IHSG ke level 4.195,724 yang merupakan intraday tertingginya sepanjang masa. Rekor intraday tertinggi sebelumnya diraih pada perdagangan kemarin di level 4.193,556.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun tipis 13,200 poin (0,31%) ke level 4.180,241. Maraknya profit taking akhirnya membuat IHSG kembali ke zona merah.

Menutup perdagangan, Selasa (2/8/2011), IHSG terkoreksi 15,595 poin (0,37%) ke level 4.177,846. Sementara Indeks LQ 45 turun 1,866 poin (0,25%) ke level 740,636.

Aksi ambil untung dilakukan oleh banyak investor lokal. Pemodal asing justru melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 687,995 miliar di seluruh pasar.

Satu-satunya indeks sektoral yang bisa menguat hanya infrastruktur. Sedangkan sisanya terkena koreksi di zona merah akibat aksi ambil untung.

IHSG pun gagal mempertahankan rekor tertingginya sehingga gagal mencetak rekor baru. Sementara ini, rekor tertinggi IHSG masih berada di level 4.193,441 setelah menanjak 62,641 poin (1,51%).

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 156.613 kali pada volume 8,491 miliar lembar saham senilai Rp 6,568 triliun. Sebanyak 104 saham naik, 170 saham turun, dan 78 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia belum mampu keluar dari jeratan jaring negatif. Pertumbuhan manufaktur Amerika yang melambat diperkirakan akan mendorong turunnya ekspor Asia.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 24,52 poin (0,91%) ke level 2.679,26.
  • Indeks Hang Seng anjlok 241,91 poin (1,07%) ke level 22.421,46.
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 120,42 poin (1,21%) ke level 9.844,59.
  • Indeks Straits Times terpangkas 38,45 poin (1,20%) ke level 3.176,82.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Schering Plough (SCPI) naik Rp 5.500 ke Rp 35.500, Century Textile (CNTX) naik Rp 1.150 ke Rp 5.750, dan Multi Breeder (MBAI) naik Rp 1.050 ke Rp 31.500, dan Lionmesh (LMSH) naik Rp 1.000 ke Rp 6.200

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 3.000 ke Rp 124.500, United Tractor (UNTR) turun Rp 1.050 ke Rp 26.500, Mayora (MYOR) turun Rp 800 ke Rp 15.600, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 550 ke Rp 5.600.

(ang/qom)

Target Harga JSMR 4.200-4.500

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Tingginya lalu lintas kendaraan dikombinasikan penambahan jalur di beberapa ruas tol, diyakini akan mendongkrak kinerja PT Jasa Marga (JSMR) paruh kedua 2011. Analis pun menaikan target harga saham ke level 4.200-4.500 per lembarnya.

JP Morgan meng-upgrade status JSMR menjadi overweight, dengan target harga saham dinaikkan ke Rp4.500. Dengan target harga ini, maka P/E (rasio price to earning ) JSMR menjadi 17,2 kali, “Hal ini berasumsi estimasi earning tumbuh hingga 20% pada akhir 2011-2012,” katanya dalam riset terbaru.

Optimisme ini muncul seiring laba JSMR semester pertama 2011 yang tumbuh 16% yoy, lebih tinggi dari ekspektasi. Namun margin laba memang agak di bawah ekspektasi. JP Morgan memperkirakan laba JSMR naik hingga 9-10% untuk 2011 -2012.

Pertumbuhan laba JSMR diperkirakan akan terealisasi, seiring pengesahan UU pembebasan lahan yang akan mempercepat proses pengembangan ruas toll di titik-titik strategis Jakarta. Diperkirakan UU ini akan disahkan paling cepat pada kuartal keempat 2011 sampai kuartal pertama 2012.

Tiga ruas tol yang siap dirampungkan dan akan memberi incremental value pada JSMR adalah ruas Cengkareng-Kunciran, Kunciran Serpong, and JORR W-2 North. “Namun jika pengesahan UU ini berlarut-larut, maka fair price JSMR tertahan di Rp3.900,” katanya.

Seperti diketahui, JSMR pada semester pertama 2011 membukukan laba bersih Rp 751,57 miliar atau tumbuh 16% YoY. Sementara pendapatan juga naik 12,2% YoY menjadi Rp2,36 triliun. Pertumbuhan kinerja ini ditopang kenaikan volume kendaraan yang mencapai 90,5 juta kendaraan atau naik 12,7%. Margin perseroan relatif tidak berubah, dengan EBIT dan net margin mencapai 52,0% dan 31,9%.

Pendapatan dari bisnis jalan tol berkontribusi sebesar Rp 2,285 triliun, atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,064 triliun. Sementara, pendapatan dari bisnis lain-lain menyumbang Rp 74,666 miliar.

Demikian juga Adrianus Bias Prasuryo dari Samuel Sekuritas yang masih mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp4.200. “Rekomendasi positif untuk Jasa Marga karena kinerja semester pertama 2011 yang sesuai dengan estimasi,” ujarnya.

Menurutnya, pendapatan dan laba bersih JSMR tumbuh relatif in-line dalam perkiraan. Volume lalu lintas naik 36,6% YoY karena penyesuaian sistem pembayaran. Sementara berdasarkan kuartalan, pendapatan dan laba bersih sedikit naik sebesar 4,3% dan 2,2% QoQ. “Kami berharap kinerja semester dua 2011 cukup kuat karena volume lalu lintas yang lebih tinggi dan kenaikan tarif,” katanya.

Ia menilai, tingginya lalu lintas kendaraan dikombinasikan penambahan jalur di beberapa ruas tol akan memberikan dorongan yang kuat pada volume lalu lintas jalan tol JSMR. Selain itu, Jasa Marga dianggap menawarkan profil lindung nilai terbaik inflasi dan eksposur langsung pada booming infrastruktur.

“Katalis positif berikutnya untuk JSMR berasal dari tol yang baru dibuka, kenaikan tarif 11 jalan tol pada September 2011 mendatang dan persetujuan dalam RUU reformasi tanah tahun ini,” ungkapnya. [ast]

Potensi Krisis Italia, Bursa Eropa akan Negatif

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Selasa (2/8) diperkirakan akan turun meskipun Kongres AS telah menyepakati kenaikan plafon utang.

Indeks FTSE diprediksi akan turun 12 poin, indeks CAC akan turun 12 poin dan indeks DAX akan turun 22 poin. Pada perdagangan saham di bursa Asia sudah tertekan karena investor gokus pada data manufaktur AS dan kekhawatiran baru dari krisis Italia. Negara ini merupakan negara terbesar ketiga di kawasan Eropa, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

Nilai tukar yen juga melemah karena Bank of Jepang sedang mempertimbangkan untuk melakukan intervensi di pasar. Harga emas flat diperdangan Asia setelah Bank senral Korsel membeli 25 ton logam mulia di bulan Juni dan Juli. Langkah ini unuk melakukan diversifikasi cadangan devisa.

Bursa Asia melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,7% ke 22.490, indeks Nikkei turun 1,2% ke 9.844, indeks Shanghai turun 1,5% ke 2.662 dan indeks ASX turun 1,2% ke 4.439.

Pada perdagangan Senin, Wall Street ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 10,75 poin atau 0,09% ke level 12.132,49. Indeks S&P 500 turun 5,34 poin atau 0,41% ke level 1.286,94. Indeks Nasdaq turun 11,77 poin atau 0,43% ke level 2.744,61.

Sementara indeks data manufaktur AS untuk bulan Juli, turun menjadi 50,9 dari 55,3. Data ini di bawah ekspektai sebelumnya di 54,9. Angka di bawah 50 berarti terjadi kontraksi di sektor manufaktur.

Untuk indeks data pesanan baru turun menjadi 49,2 dar 51,6. Untuk belanja konstruksi naik 0,2% menjadi US$772,32 miliar.

Cegah 'Bubble', PermataBank Selektif Pilih Nasabah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Potensi bubble di sektor otomotif dan properti ditepis PT PermataBank Tbk dengan upaya memilih nasabah dengan hati-hati.

"Kita di sini harus bisa melihat end usernya siapa. Apakah untuk dipakai sendiri atau untuk investment. Kalau ditujukan adalah untuk kebutuhan keluarga itu bisa aman dibandingkan untuk investasi," ujar Direktur Ritel Banking PermataBank, Lauren Sulistiawati di Jakarta, Selasa (2/8).

Menurut Lauren, PermataBank memiliki produk KPR yang sengaja dikhususkan untuk nasabah yang memang menempati properti tersebut. Adapun untuk suku bunga KPR fix 8,75% sampai 9,75% untuk yang fix dan untuk yang tetap sekitar 12%.

Sementara kredit kendaraan bermotor (KKB) PermataBank sebagian besar dilakukan dengan cara joint financing. "Kita ngga ke pasar sendiri. Kita akuisinya melalui finance company-nya Astra. Kita membiayainya dalam bentuk joint finance jadi Bank permata 90% yang finance company-nya 10 persen. Itu untuk motor dan mobil," ucapnya.

Sampai akhir Juni 2011 total penyaluran kredit KKB sebesar Rp9,5 triliun ataiu tumbuh sekitar 30% year on year. "Kita mempertahankan supaya porsinya tidak turun tetap 17%-18% KKB melalui joint finance againts total penyaluran kredit," paparnya. [hid]

Investor asing aktif melepas ASII, BMRI, dan CPIN di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan kehilangan 13,2 poin menjadi 4.180,24. Aksi jual yang melanda saham-saham bluechips turut menjadi pemicu utamanya. Tiga diantaranya yakni:

- PT Astra International (ASII)

Saham ASII melorot 1,26% menjadi Rp 70.750 di sesi I. Sejumlah broker yang paling aktif melepas kepemilikannya atas saham ini adalah JPMorgan Securities senilai Rp 35,56 miliar, CIMB Securities senilai Rp 34,95 miliar, dan Macquarie Capital senilai Rp 21,65 miliar.

- PT Bank Mandiri (BMRI)

Saham BMRI melorot 1,24% menjadi Rp 7.950 di sesi I. Sejumlah broker yang paling aktif melepas kepemilikannya atas saham ini adalah UBS Securities senilai Rp 17,31 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 16,73 miliar, dan Phillip Securities senilai Rp 8,48 miliar.

- PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)

Saham CPIN melorot 4,63% menjadi Rp 2.575 di sesi I. Sejumlah broker yang paling aktif melepas kepemilikannya atas saham ini adalah Kim Eng Securities senilai Rp 8,05 miliar, RBS Asia Securities senilai Rp 5,24 miliar, dan Bahana Securities senilai Rp 3,83 miliar.

Sektor aneka industri jatuh paling curam, IHSG ditutup turun 0,31% di sesi I

JAKARTA. Pada penutupan perdagangan sesi pertama, jumlah saham yang mengalami penurunan mendominasi yakni sebanyak 160 saham. Sisanya, 76
saham mengalami kenaikan dan 71 saham tidak bergerak. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun menutup perdagangan dengan pelemahan 13,200 poin atau turun 0,31% ke level 4.180,241.

Selain itu, dari sepuluh sektor yang diperdagangkan, delapan diantaranya memerah. Sektor yang mengalami penurunan paling curam adalah aneka
industri. Disusul perdagangan dan industri dasar. Hanya sektor barang konsumsi dan infrastruktur yang menghijau.

Total volume saham yang diperdagangkan pagi ini cukup besar yang melibatkan 5,07 miliar saham. Sedangkan nilai perdagangan mencapai Rp 3,41 triliun. Sepanjang separuh perdagangan, indeks menyentuh level tertingginya pada pukul 10.33 wib kala menyenggol level 4.194,67.

Beberapa penghuni top losers adalah Equity Development Investment (GSMF) yang turun 11,20% menjadi Rp 111, Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) turun 10,43% menjadi Rp 1.030 dan Lion Metal Works Tbk (LION) turun 10,26% menjadi Rp 5.250.

Sementara penghuni top gainers adalah Schering Plough Indonesia Tbk (SCPI) naik 18,33% menjadi Rp 35.500, Titan Kimia Nusantara Tbk (FPNI) naik
10,29% menjadi Rp 193 dan Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) naik 9,09% menjadi Rp 120.

Ikuti Regional, IHSG Sesi I Ditutup Melemah

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Selasa (2/8) IHSG ditutup turun 0,31% ke level 4.180,24 akibat aksi profit taking.

Pelemahan IHSG siang ini masih disebabkan terjadinya koreksi setelah menguat signifikan kemarin memfaktorkan rilis data inflasi Juli yang lebih baik dari ekspektasi pasar di level 0,67% MoM. Minimnya sentimen domestik baru pasca earning season di semester 1-2011 ini akan membuat indeks bergerak seiring bursa global.

Sebanyak 172 saham mengalami penurunan, 81 saham naik, dan 76 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,25% ke level 740,59, sedang JII turun 0,65% ke level 570,97. Volume perdagangan siang ini sebanyak 3,06 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp2,24 triliun.

Namun, asing masih berada di pasar hingga penutupan perdagangan siang ini dengan melakukan net foreign buy sebesar Rp627,17 miliar.

Dow semalam ditutup turun 0,09%. Di Asia, Shanghai siang turun 1,61%, Hang Seng turun 0,69%, KLSE turun 0,09%, Nikkei turun 1,31%, STI turun 0,96%, dan Seoul turun 2,44%.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII yang turun 1,25%, LION turun 10,252%, UNTR turun 1,63%, MYOR turun 2,74%, ITMG turun 0,88%, dan SMDR turun 5,69%.

IHSG Mixed, Amankan Posisi Pada Beberapa Saham

INLAH.COM, Jakarta - IHSG hingga penutupan diperkirakan akan bergerak mixed. Investor sebaiknya mengamankan posisi pada beberapa saham yang sudah menguat.

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan, indeks saham domestik akan bergerak variatif (mixed) hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 4.160 dan resistance 4.250,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (2/8).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu koreksi di bursa regional Asia. Pasalnya, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) telah membuat sinyal dan harapan palsu. “Indeks Dow Jones Industrial semalam turun tipis, tapi posisi Dow Futures kemarin sore naik diatas 1%,” paparnya.

Koreksi tipis itu, lanjut Tommy, tentu saja membuat pelaku pasar di Bursa Asia kecewa. Akibatnya, indeks di kawasan Asia pagi ini cenderung terkoreksi cukup dalam 0,5% - 1,5% merespon pelemahan tersebut. “Tapi, penurunan IHSG tidak signifikan,dibandingkan bursa Asia lainnya. Sebab, asing masih dalam posisi net buy hingga di atas Rp500 miliar hingga pukul 10.40 WIB,” ujarnya.

Karena itu, hingga penutupan indeks akan kembali mendarat pada teritori positif,meskipun tipis. Tapi, kecenderungan turun atau naik belum bisa dipastikan,sebelum bursa China ditutup pukul 15.00 sore nanti. “Jadi, secara umum, indeks bergerak variatif,” ucap Tommy (panggilan akrab Satrio).

Tapi, Tommy memberikan pengecualian, jika indeks berhasil mendarat di area positif, saham sektor perbankan dan PT Gudang Garam (GGRM) yang bakal jadi moverutamaindeks. “Tapi, secara umum,tidak ada sektor saham yang dominan jadi penggerak utama indeks,karena market mengayun turun,” tuturnya.

Ia menuturkan, dalam sebuah trend naik, ketika market cenderung ‘mengayun turun’ seperti sekarang, yang penting diperhatikan adalah posisi supportnya ditembus atau tidak. Hanya penutupan di bawah 4.160 yang akan menimbulkan signal bearish. “Trend naik jangka menengah IHSG hanya berakhir jika IHSG gagal bertahan diatas 4.102,” ungkap Satrio.

Dalam situasi ini, dia menyarankan pelaku pasar untuk mengamankan posisi (securing profit) yang sudah didapat. Tapi, bukan berarti profit taking total saham yang dimiliki melainkan hanya merealisasikan keuntungan pada beberapa saham saja.

Menurutnya, kunci dari trading ketika harga sedang berada dalam kisaran tinggi seperti ini adalah dengan memperhatikan posisi suport. “Selama suport dari saham yang Anda pegang tidak ditembus, tidak ada alasan untuk keluar. Sebaliknya, jika suport sudah ditembus, tak usah ragu-ragu untuk exit posisi,” imbuhnya.[ast]

Sesi I Usai Mendaki Rekor Baru, IHSG Akhirnya Turun

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semapt cetak rekor intraday tertinggi di 4.195 di tengah koreksi bursa-bursa Asia. Maraknya profit taking akhirnya membuat IHSG kembali ke zona merah.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 5,782 poin (0,14%) ke level 4.187,659 terseret arus pelemahan bursa-bursa Asia akibat koreksi yang terjadi di Wall Street semalam. Posisi IHSG juga sudah terlalu tinggi.

Posisi IHSG yang sudah terlalu overbought itu merangsang investor lakukan aksi ambil untung dan sempat jatuh ke posisi terendahnya di 4.172,794. Namun, kinerja emiten yang positif mampu membuat indeks kembali ke zona hijau.

Aksi beli selektif di saham-saham berbasis konsumer dan infrastruktur membawa IHSG ke level 4.195,724 yang merupakan intraday tertingginya sepanjang masa. Rekor intraday tertinggi sebelumnya diraih pada perdagangan kemarin di level 4.193,556.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (2/8/2011), IHSG turun tipis 13,200 poin (0,31%) ke level 4.180,241. Sementara Indeks LQ 45 melemah 1,913 poin (0,25%) ke level 740,589.

Minat beli investor masih ada, terutama di saham-saham berbasis konsumer dan infrastruktur didorong kinerja semester pertama yang positif. Namun, derasnya tekanan jual akibat sentimen negatif bursa Asia menekan IHSG tetap di jalur merah.

Koreksi terjadi hampir di seluruh indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sektor yang kehilangan poin paling banyak adalah indeks sektor aneka industri.

Investor asing masih berminat menempatkan dananya di pasar modal dalam negeri. Hingga siang ini pemodal asing melakukan pembelian bersih (foreign net buy) dengan nilai cukup besar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 81.776 kali pada volume 5,072 miliar lembar saham senilai Rp 3,418 triliun. Sebanyak 81 saham naik, 171 saham turun, dan 76 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional masih tertekan di zona merah akibat melemahnya Wall Street setelah data manufaktur AS dirilis tak sesuai ekspektasi pasar. Bursa saham China terkoreksi paling tajam.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai jatuh 43,58 poin (1,61%) ke level 2.660,20.
  • Indeks Hang Seng melemah 157,30 poin (0,69%) ke level 22.506,07.
  • Indeks Nikkei 225 ambruk 134,99 poin (1,35%) ke level 9.830,02.
  • Indeks Straits Times turun 30,51 poin (0,95%) ke level 3.184,76.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Schering Plough (SCPI) naik Rp 5.500 ke Rp 35.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.000 ke Rp 54.000, Century Textile (CNTX) naik Rp 400 ke Rp 5.000, dan BFI Finance (BFIN) naik Rp 300 ke Rp 7.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 900 ke Rp 70.750, Lion Metal (LION) turun Rp 600 ke Rp 5.250, United Tractor (UNTR) turun Rp 450 ke Rp 27.100, dan Mayora (MYOR) turun Rp 450 ke Rp 15.950.

(ang/qom)

Terdongkrak harga jual minyak, laba bersih MEDC naik 64,7% di semester I

Terdongkrak harga jual minyak, laba bersih MEDC naik 64,7% di semester I
JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 64,7% di akhir semester pertama tahun ini.

Keterbukaan informasi MEDC (2/8) menyebutkan, perseroan berhasil mengantongi laba bersih senilai US$ 19,9 juta di akhir Juni 2011, dibandingkan Juni tahun lalu sejumlah US$ 12,1 juta.

Pertumbuhan laba ini terutama tertopang oleh kenaikan penjualan minyak dan gas bersih yang memberi kontribusi US$ 354,8 juta atau setara 61% dari total penjualan dan pendapatan usaha MEDC.

Harga rata-rata penjualan minyak pada semester pertama tahun ini mencapai US$ 113,2 per barel, dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 80,5 per barel. Sementara, produksi minyak dan gas perseroan juga meningkat dari rata-rata 55,5 MBOEPD di semester satu 2010, menjadi 56,5 MBOEPD pada periode yang serupa tahun ini.

Meski terjadi kenaikan pada beban pokok penjualan seiring peningkatan volume produksi, namun laba kotornya tetap tumbuh dari US$ 153,8 juta di akhir Juni tahun lalu menjadi, US$ 182,4 juta pada Juni tahun ini.

Perusahaan juga berhasil menurunkan beban pendanaan dan beban lain-lain pada paruh pertama tahun ini. Tak heran, laba sebelum pajak bisa meningkat 54,8% menjadi US$ 62,5 juta pada akhir semester pertama 2011. Namun, tingginya pendapatan usaha lainnya yang diperoleh perseroan menyebabkan beban pajak juga meningkat. Sehingga, laba bersih di akhir paruh pertama tahun ini tercatat US$ 19,9 juta.

Sementara, dari sisi neraca, aset MEDC naik 12,9% menjadi US$ 2,3 miliar di semester pertama tahun ini. Sedangkan, utang perseroan juga bertambah 14,2% menjadi US$ 1,5 miliar. Bertambahnya utang karena pencairan beberapa pinjaman dari perbankan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan proyek dan modal kerja perseroan.

"Direksi perseroan sedang menyusun strategi dan perencanaan untuk meningkatkan kinerja perseroan dalam waktu lima tahun mendatang," ujar Direktur Utama MEDC Lukman Mahfoedz, dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini. Salah satunya, dengan memastikan Proyek Pengembangan Utama yang sudah ada bisa dirampungkan sesuai jadwal.

Meski kinerja kinclong, saham JAWA tergerus pada sesi I

JAKARTA. Saham PT Jaya Agra Wattie (JAWA) di pengujung sesi I masih mencatatkan penurunan. Pada pukul 11.40, saham JAWA anjlok 1,85% menjadi Rp 530.

Aksi jual yang melanda saham JAWA terjadi setelah perseroan merilis kinerja yang cukup memuaskan. Asal tahu saja, laba bersih JAWA melesat 121,1% di semester I 2011 menjadi Rp 115,82 miliar. Bandingkan saja dengan perolehan laba tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 52,345 miliar.

Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan, laba emiten perkebunan itu didorong tumbuhnya penjualan bersih sebanyak 65,05% menjadi Rp 333,84 miliar di paruh pertama 2011, dari periode yang sama di tahun lalu Rp 202,26 miliar.

"Kami melihat bahwa pertumbuhan laba bersih JAWA sebagai hal yang positif," jelas Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi. Dia menambahkan, meskipun beban pokok penjulannya naik menjadi Rp 159,89 miliar di semester I 2011, dari sebelumnya (1H10) hanya Rp 109,02 miliar, eTrading menilai rasio beban terhadap penjualannya turun sehingga laba kotornya naik.

Diharapkan kedepannya JAWA dapat terus meningkatkan pendapatannya seiring dengan tingginya permintaan komoditas karet yang notabene mendominasi lahan perkebunan JAWA. "Selain itu, penerapan efisiensi yang baik tentunya akan membawa nilai tambah bagi kinerja keuangan JAWA pada periode mendatang," pungkasnya.

Bursa Asia alami penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir

Bursa Asia alami penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia mengalami penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir. Anjloknya pasar saham di kawasan regional ini terjadi setelah dirilisnya data manufaktur AS yang memberikan sinyal perlambatan ekonomi di negara itu. Hal itu membuat outlook kinerja eksportir Asia juga melempem.

Pada pukul 12.54 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 1,6%. Ini merupakan penurunan paling besar sejak 12 Juli lalu. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,3%, indeks Hang Seng turun 0,7%, dan indeks Kospi turun 1,7%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 turun 1,3%.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia adalah: BHP Billiton Ltd yang anjlok 2% di Sydney, Samsung Electronics Co turun 1,7% di Seoul, dan Cosco Corp Singapore Ltd anjlok 11% di Singapura.

"Disetujuinya kenaikan batasan utang AS merupakan berita yang sangat baik. Namun, momentum ekonomi di AS saat ini tengah melambat. Pada saat pasar memperhatikan data ekonomi, mereka akan dengan mudah merasa kecewa," jelas Stephen Halmarick, head of investment market research Colonial First State Global Asset Management.

Laba Bersih RUIS Terdongkrak 80,7%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) mencatatkan kenaikan laba bersih dari Rp6,6 miliar pada semester pertama 2010 atau naik 80,7% menjadi Rp11,9 miliar pada semester pertama 2011.

Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/8). Kenaikan laba bersih diikuti kenaikan pendapatan dari Rp478,6 miliar atau naik 15% pada semester pertama 2010 menjadi Rp550,6 miliar pada semester pertama 2011. Laba kotor perseroan naik 16,5% dari Rp55,6 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp64,8 miliar pada semester pertama 2011.

Pendapatan perseroan didukung dari operasional sebesar 22,7% dari Rp294,5 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp361,5 miliar pada semester pertama 2011, offshore turun 14,4% dari Rp126,8 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp108,6 miliar pada semester pertama 2011.

Perseroan mencatatkan aset sebesar Rp685,4 miliar, kewajiban sebesar Rp465,7 miliar, dan kas sebesar Rp229,7 miliar hingga semester pertama 2011. [cms]

BKRI Rugi Rp6,66 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk (KBRI) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp6,66 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sebelumnya Rp59,14 miliar pada semester pertama 2011.

Demikian seperti dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/8). Pendapatan usaha perseroan turun dari Rp39,73 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp4,29 miliar pada semester pertama 2011. Beban pokok usaha perseroan turun dari Rp37,65 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp5,80miliar pada semester pertama 2011. Laba kotor perseroan pun jadi rugi Rp1,51 miliar apda semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya untung Rp2,07 miliar.

Jumlah kewajiban perseroan turun jadi Rp111,56 miliar pada Juni 2011 dari Desember 2010 sebesar Rp143,56 miliar. Aset perseroan turun dari Rp786,16 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp744,44 miliar pada Juni 2011. Kas perseroan turun menjadi Rp25,20 miliar pada Juni 2011 dari Desember 2010 sebesar Rp28,67 miliar. [cms]

Penguatan rupiah tertahan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS dan China

Penguatan rupiah tertahan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS dan China
JAKARTA. Rupiah melemah tipis dari level rekor terkuat tujuh tahun. Hal ini lantaran minat beli terhadap aset berimbal hasil lebih tinggi tertahan oleh kekhawatiran melambatnya perekonomian AS dan China.

Mata uang Garuda diperdagangkan melemah 0,1% ke level Rp 8.467 per dollar AS, hingga pukul 11.01 di Jakarta. Kemarin, rupiah menguat 0,5% dan menyentuh Rp 8.453 per dollar AS yang merupakan level terkuat sejak Maret 2004.

Laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan pertumbuhan manufaktur AS per Juli turun ke 50,9, dari bulan sebelumnya di 55,3. Ini pertumbuhan paling lambat sejak Juli 2009. Sementara, data HSBC Holdings Plc dan Markit Economics menunjukkan, produksi pabrik di Cina pada Juli lalu turun ke 49,3, dari bulan sebelumnya di 50,1.

Suku bunga acuan di Indonesia berada di 6,75%, dibandingkan dengan suku bunga AS di 0% dan kawasan Euro sebesar 1,5%. Tingginya suku bunga Indonesia mendorong rupiah sudah menguat 6% di tahun ini. Kepemilikan asing di surat utang negara naik 26% di tahun ini menjadi Rp 247,51 triliun hingga 28 Juli lalu.

Kepala riset mata uang dari Malayan Banking Bhd Saktiandi Supaat menyebut, ada kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global. "Namun, rupiah mendapat dukungan yang bagus. Ada banyak daya tarik dalam mata uang berimbal hasil tinggi," ujarnya di Singapura, hari ini.

Dia memprediksi rupiah mungkin akan menguat ke posisi Rp 8.400 per dollar AS di akhir tahun ini.

Spekulasi intervensi oleh pemerintah Jepang akan bikin yen melemah hari ini

Spekulasi intervensi oleh pemerintah Jepang akan bikin yen melemah hari ini
JAKARTA. Minat investor terhadap mata uang safe haven belum hilang. Salah satunya yen. Pagi ini, pergerakan yen terus menguat, meskipun kongres AS sudah menyepakati batasan utangnya untuk menghindari default. Pairing (USD/JPY) pada pukul 10.25 WIB menguat 0,373% ke posisi 77,4997 yen.

Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Divisi Treasury Bank BNI memprediksi, hari ini yen akan bergerak dengan kecenderungan rangebound hingga melemah.

Ada beberapa alasan yang mendasari hal itu. Pertama, Bank Sentral Jepang diperkirakan akan terus memberlakukan pelonggaran kebijakan moneter dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi Jepang yang kian rapuh, ditambah lagi jika yen Jepang terus mendominasi. Kedua, sinyal penambahan pembelian aset sebesar 5 triliun yen hingga 10 triliun yen oleh Bank of Japan (BoJ) pun muncul.

"Intervensi pun siap dilakukan pemerintah Jepang pada pasar mata uang untuk melemahkan yen yang bergerak mendekati rekor tinggi terhadap dollar AS," urainya.

Nurul meramal, pergerakan yen terhadap dollar hari ini akan bergerak menuju level resistance di 79, dengan strong resistancenya di 79,30. "Pasangan JPY/USD jika menguat akan bisa mencapai level 76,50-76,70," lanjut Nurul.

Saham Naik Tajam, BEI Awasi COWL

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini tengah mengawasi pergerakan saham PT Cowell Development Tbk (COWL).

Hal ini disampaikan Dirut BEI, Ito Warsito dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (2/8). Pengawasan terhadap saham tersebut disebabkan terjadinya peningkatan harga dan aktivitas saham di luar kebiasaan dibanding periode sebelumnya (Unusual Market Activity/UMA).

Terkait dengan hal tersebut, BEI meminta investor untuk memperhatikan jawaban Perseroan atas permintaan konfirmasi Bursa. Investor juga diminta untuk mencermati kinerja Perseroan dan keterbukaan informasinya. Perseroan juga diminta untuk mengkaji kembali rencana aksi korporasinya jika belum mendapat persetujuan RUPS.

Wow! Laba Bersih Lippo Cikarang Naik 194,35%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Lippo Cikarang Tbk berhasil mencetak kenaikan laba bersih sebesar 194,35% pada semester 1-2011 menjadi Rp98,49 miliar dari perolehan laba periode yang sama 2010 sebesar Rp33,46 miliar.

Dalam laporan publikasinya ke Bursa, perseroan menjelaskan kenaikan laba bersih semester 1-2011 ini disebabkan kenaikan pendapatan usaha menjadi Rp388,70 miliar dibanding periode serupa 2010 yang hanya mencapai Rp209,02 miliar. Beban pokok penjualan juga naik pada semester 1-2011 menjadi Rp231,41 miliar dari periode serupa 2010 sebesar Rp118,28 miliar. Hal ini mengakibatkan laba kotor perseroan tengah tahun 2011 tercatat mencapai Rp157,29 miliar atau naik dibanding periode serupa 2010 sebesar Rp90,74 miliar.

Kenaikan pendapatan usaha ini juga memicu kenaikan beban pajak pada semester 1-2011 menjadi Rp17,72 miliar dibanding periode serupa 2010 sebesar Rp8,78 miliar.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan kewajiban pada semester 1-2011 menjadi Rp1,17 triliun dari Rp1,11 triliun pada periode yang sama 2010. Sementara ekuitasnya juga naik menjadi Rp662,26 miliar dari Rp563,77 miliar.

Reminder Cum Date Dividen DGIK 02/08/2011

Hari ini 02 August 2011 adalah Cum Date untuk pelaksanaan kegiatan Corporate Action sebagai berikut :

No.

Kode Efek

Nama Efek

Jenis Kegiatan

1.

DGIK

DUTA GRAHA INDAH Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp2.75.- per saham