Rabu, 03 Agustus 2011

Pasar Cemas atas Krisis Italia & Perlambatan AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah melemah setelah IHSG mengikuti koreksi bursa regional. Kecemasan pasar bertambah atas memburuknya krisis utang Italia dan perlambatan ekonomi AS setelah kenaikan US Debt Ceiling disepakati.
Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini terkena aksi profit taking, di tengah kembali memburuknya sentimen global yakni kondisi Italia yang semakin memburuk. Selain itu, kecemasan akan prospek pemulihan ekonomi Amerika Serikat juga meningkat.
Menurutnya, kecemasan Italia terekam pada yield obligasi negara itu yang terus meningkat dari hari ke hari dan terakhir sudah mencapai 6,16% untuk tenor 10 tahun. Angka ini cukup tinggi untuk ukuran Uni Eropa.
"Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemah 8.490 dan 8.475 sebagai level terkuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (3/8). Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (3/8) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 8.475/8.485 per dolar AS dari posisi kemarin 8.470/8.480.
Memang, lanjut Firman, dibandingkan dengan Yunani yang mencapai 17%, level tersebut rendah. Tapi, jika yield-nya tetap tinggi hingga mencapai 7%, Italia tidak akan sanggup memenuhi pendanaannya. "Kecemasan tersebut juga tampak dari pernyataan Menteri Perekonomian Italia yang meminta dukungan Uni Eropa agar kecemasan terhadap Italia mereda," ungkap Firman.
Menurut Firman, pasar melihat adanya potensi gagal bayar di Italia yang ditandai dengan kerontokan bursa sahamnya. Apalagi, pasar juga mengkhawatirkan kemungkinan pemecatan Menteri Ekonomi Italia Giulio Tremonti yang selama ini dianggap pasar menjadi stabilisator ekonomi negara itu oleh Perdana Menteri Silvio Berlusconi.
Pasar khawatir, pemecatan itu akan menyebabkan disiplin fiskal Italia tidak terjaga sehingga memicu kejatuhan sektor perbankan di bursa saham Italia. "Karena itu, rupiah sempat melemah ke level 8.490 per dolar AS," ungkapnya.
Tapi, imbuh Firman, pelemahan rupiah terbatas. Sebab, pasar juga cemas dengan kelanjutan pemulihan ekonomi AS akibat besarnya pemangkasan defisit AS sebesar US$2,4 triliun yang diloloskan oleh parlemen. "Pasar melihat, pemangkasan itu akan membahayakan pemulihan ekonomi AS sendiri," tandasnya.
Apalagi, data GDP AS pekan lalu menunjukan perlambatan yang signifikan. Pada Jumat (29/7) pertumbuhan AS kuartal II/2011 dirilis 1,3% di bawah prediksi 1,7% dan data kuartal sebelumnya 1,8% yang direvisi jadi 0,4%. "Begitu juga dengan data belanja konsumen AS yang dirilis semalam dan angkanya minus 0,2% dari prediksi plus 0,2% dan data sebelumnya positif 0,1%," ucapnya.
Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4322 dari sebelumnya US$1,4182 per euro," imbuh Firman.
Dari bursa saham, analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 41,34 poin (0,99%) ke level 4.136,507 dipicu koreksi tajam bursa regional setelah Dow Jones turun di atas 2%. Tapi, pelemahan IHSG terbatas tidak mencapai 1% akibat positifnya fundamental ekonomi domestik.
Sebab, kinerja keuangan berbagai emiten pada semester I/2011 rata-rata mencatatkan kinerja yang positif. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan ke arah 8.400. Inti masalahnya, lanjutnya, adalah perkembangan makro ekonomi AS yang kurang bagus.
Angka belanja konsumen AS mengalami penurunan selama Juli 2011 sebesar 0,2%. Begitu juga dengan data ISM manufacturing index AS Juli 2011 yang dirilis Senin (1/8) di bawah ekspektasi di level 50,9 dari bulan sebelumnya 55,3 dan ekspektasi 54,9.
Lalu, setelah utang AS dinaikkan sebesar US$2,1 triliun dan anggaran AS dipangkas sedikitnya US$2,4 triliun, akan mendorong Bank Sentral AS The Fed untuk melongarkan moneternya. Karena itu, The Fed tetap akan mempertahankan kebijakan bunga rendah yang selama ini memang sudah diterapkan.
Karena itu, Cece menegaskan, para investor berburu aset-aset investasi pada negara-negara yang berbunga tinggi di emerging market termasuk Indonesia. Tapi, karena bursa regional turun tajam, indeks domestik turun meskipun tidak setajam rata-rata bursa regional. “Selama indeks ditutup di atas 4.100, masih oke,” imbuhnya. [mdr]

BKSL Akuisisi Saham Aftanesia Raya

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Sentul City Tbk (BKSL) juga berencana membeli saham PT Aftanesia Raya sebesar Rp2 miliar dengan menggunakan dana dari hasil HMETD senilai Rp2,854 miliar saham.

Demikian siaran pers yang disiarkan perseroan di Jakarta, Rabu (3/8). Perseroan juga berencana menerbitkan Saham Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 2.854.000.000 saham biasa seri C.
Alasan perseroan melakukan pengambilalihan PT Aftanesia Raya tersebut adalah peluang yang bagus untuk pengembangan kawasan Bogor berkenaan dengan rencana pembangunan jalan poros tengah, sepanjang 47 kilometer yang akan dimulai pada tahun 2011.

Jalan dengan lebar badan 30 meter tersebut akan menghubungkan sircuit Sentul, Citeureup, ke kecamatan Sukamakmur sampai dengan kecamatan Tanjungsari. Jalan tersebut juga akan terkoneksi dengan Cikarang Timur, Bekasi. Sementara dari Sukamakmur akan dikoneksikan dengan Kota Bunga Cipanas (Cianjur).

Pemerintah Pusat menganggarkan Rp231 miliar untuk pembangunan jalan tahap pertama dan dengan adanya akses poros tengah timur tersebut diharapkan akan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas jalur utama wisata Gadog–Cisarua. [hid]

Laba Bersih JRPT Capai Rp146,3 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) membukukan laba bersih sebesar Rp146,3 miliar dari Rp97,3 miliar di semester I 2010.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Rabu (3/8). Perseroan pada periode ini meraih pendapatan usaha mencapai 359,7 miliar dari Rp311,4 miliar di periode yang sama 2010.

Dengan beban pokok penjualan dan beban langsung mencapai Rp157,7 miliar maka laba kotor perseroan mencapai Rp202,01 miliar dari Rp170,8 miliar di semester I 2010.

Laba usaha mencapai Rp136,4 miliar setelah dikurangi beban usaha sebesar Rp65,6 miliar. Pada periode sebelumnya di 2010, laba usaha sebesar Rp108,4 miliar.

Untuk laba per saham sebesar Rp55,38 per lembar dari Rp36,82 per lembar. Sedangkan jumlah aset perseroan mencapai Rp3,7 miliar dari Rp3,2 triliun di semester I 2010.

AS dan Italia Memburuk, Rupiah Turut Tertekan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (3/8) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 8.475/8.485 per dolar AS dari posisi kemarin 8.470/8.480.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini terkena aksi profit taking, di tengah kembali memburuknya sentimen global yakni kondisi Italia yang semakin memburuk. Selain itu, kecemasan akan prospek pemulihan ekonomi Amerika Serikat juga meningkat.

Menurutnya, kecemasan Italia terekam pada yield obligasi negara itu yang terus meningkat dari hari ke hari dan terakhir sudah mencapai 6,16% untuk tenor 10 tahun. Angka ini cukup tinggi untuk ukuran Uni Eropa.
"Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemah 8.490 dan 8.475 sebagai level terkuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (3/8).

Memang, lanjut Firman, dibandingkan dengan Yunani yang mencapai 17%, level tersebut rendah. Tapi, jika yield-nya tetap tinggi hingga mencapai 7%, Italia tidak akan sanggup memenuhi pendanaannya. "Kecemasan tersebut juga tampak dari pernyataan Menteri Perekonomian Italia yang meminta dukungan Uni Eropa agar kecemasan terhadap Italia mereda," ungkap Firman.

Jadi, ditegaskan Firman, pasar melihat adanya potensi gagal bayar di Italai yang ditandai dengan kerontokan bursa sahamnya. Apalagi, pasar juga mengkhawatirkan kemungkinan pemecatan Menteri Ekonomi Italia Giulio Tremonti yang selama ini dianggap pasar menjadi stabilisator ekonomi negara itu oleh Perdana Menteri Silvio Berlusconi.

Pasar khawatir, pemecatan itu akan menyebabkan disiplin fiskal Italia tidak terjaga sehingga memicu kejatuhan sektor perbankan di bursa saham Italia. "Karena itu, rupiah sempat melemah ke level 8.490 per dolar AS," ungkapnya.

Tapi, imbuh Firman, pelemahan rupiah terbatas. Sebab, pasar juga cemas dengan kelanjutan pemulihan ekonomi AS akibat besarnya pemangkasan defisit AS sebesar US$2,4 triliun yang diloloskan oleh parlemen. "Pasar melihat, pemangkasan itu akan membahayakan pemulihan ekonomi AS sendiri," tandasnya.

Apalagi, data GDP AS pekan lalu menunjukan perlambatan yang signfikan. Pada Jumat (29/7) pertumbuhan AS kuartal II/2011 dirilis 1,3% di bawah prediksi 1,7% dan data kuartal sebelumnya 1,8% yang direvisi jadi 0,4%.
"Begitu juga dengan data belanja konsumen AS yang dirilis semalam dan angkanya minus 0,2% dari prediksi plus 0,2% dan data sebelumnya positif 0,1%," ucapnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4322 dari sebelumnya US$1,4182 per euro," imbuh Firman.

Inilah Daftar 'Top Foreign Buy' Rabu (3/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham BKSL hari ini terbanyak dijual investor asing mencapai 25,01 juta saham dari volume perdagangan 192,4 juta saham dengan total transaksi Rp42,4 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Rabu (3/8). Indeks ditutup turun 41,34 poin atau 0,9% ke 4.136,51. Volume perdagangan mencapai 5,7 miliar saham senilai Rp5,7 triliun. IHSG mengalami net foreign sell mencapai Rp539,4 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp1,9 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,4 triliun.

Urutan kedua saham TLKM mencapai 14,9 juta saham dari volume perdagangan 28,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp212,3 miliar. Urutan ketiga saham BHIT mencapai 12,7 juta saham dari volume perdagangan 82,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp20,7 miliar. Urutan keempat saham BNBR mencapai 11,04 juta saham dari volume perdagangan 289,02 juta saham dengan total transaksi senilai Rp20,2 miliar.

Urutan kelima saham BUMI mencapai 10,6 juta saham dari volume perdagangan 111,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp353,5 miliar. Urutan keenam saham GZCO mencapai 9,3 juta saham dari volume perdagangan 11,3juta saham dengan total transaksi senilai Rp4,2 miliar. Urutan ketujuh saham CMNP mencapai 7,4 juta saham dari volume perdagangan 32,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp46,6 miliar.

Urutan kedelapan saham BBRI mencapai 7,2 juta saham dari volume perdagangan 29,07 juta saham dengan total transaksi senilai Rp207,1 miliar. Urutan kesembilan saham APLN mencapai 7,07 juta saham dari volume perdagangan 25,02 juta saham dengan nilai transaksi Rp9,3 miliar. Urutan kesepuluh saham LSIP mencapai 6,9 juta saham dari volume perdagangan 9,01 juta saham dengan nilai transaksi Rp21,4 miliar.

Bursa Asia Anjlok Terbesar Dua Hari Sejak Maret

Headline
INILAH.COM, Sydney – Bursa Asia jatuh, mencatatkan penurunan terbesar dalam dua hari sejak Maret. Saham eksportir anjlok, setelah lembaga pemeringkat memperingatkan AS mungkin di-downgrade dan penurunan data belanja konsumen.

Indeks MSCI Asia Pacific pada perdagangan Rabu (3/8) turun 2,4% menjadi 133,38 pada pukul 3:47 di Tokyo, sehingga koreksi dua menjadi 4%, terbesar sejak 15 Maret. Indeks juga jatuh kemarin, setelah laporan menunjukkan pertumbuhan manufaktur AS terendah dalam dua tahun, membayangi kesepakatan menaikkan batas utang AS, demi menghindari gagal bayar.

"Dengan masalah plafon kredit, pasar saham fokus pada fundamental ekonomi AS, yang tidak terlihat menggembirakan," kata Prasad Patkar, analis di Aset Platypus Management Ltd, Sydney “Masih terlalu dini mengatakan apakah AS sudah melewati yang terburuk."

Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 2,1% hari ini dan indeks Kospi Korea Selatan turun 2,6%. Di Australia, indeks S & P / ASX 200 turun 2,3% karena penjualan ritel AS Juni tak terduga turun untuk bulan kedua berturut-turut.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,1% karena bank termasuk HSBC Holdings Plc dan Industrial & Commercial Bank of China Ltd turun.

Lembaga pemeringkat Moody dan Fitch menegaskan peringkat kredit AAA untuk AS, namun masih memperingkatkan bahwa peringkat bisa diturunkan, jika anggota parlemen gagal memberlakukan langkah-langkah pengurangan utang dan ekonomi melemah.

“Prospek peringkat saat ini negatif,” ujar Moody dalam pernyataan kemarin setelah Presiden Barack Obama mengesahkan rencana mengangkat plafon kredit dan memotong pengeluaran/

Li & Fung Ltd, pemasok terbesar dunia ke pengecer termasuk Wal-Mart Stores Inc merosot 5% ke level terendah dua tahun di Hong Kong. James Hardie Industries SE, perusahaan bahan bangunan Australia yang mendapat hampir 70% penjualan dari AS, tergelincir 4,6% di Sydney.

BHP Billiton Ltd, perusahaan tambang terbesar dunia turun 3,4%, setelah tembaga berjangka untuk pengiriman September turun untuk hari kedua berturut-turut kemarin di New York, sementara minyak mentah untuk pengiriman September turun di hari keempat berturut-turut hari ini.

Rio Tinto Group, perusahaan tambang terbesar kedua dunia dari penjualan, turun 3,1%.

Di Tokyo, Mitsubishi Corp, trading house Jepang, tenggelam 1,9%, sementara di Hong Kong, produser migas lepas pantai China CNOOC Ltd turun 2,5%.

Pembuat baja di Asia juga terpuruk. BlueScope Steel Ltd, terbesar di Australia, jatuh 5,4% di Sydney, sementara Posco, terbesar Korea Selatan, turun 1,8% di Seoul. JFE Holdings Inc merosot 3,3% di Tokyo.

Honda Motor Co, produsen mobil Jepang yang mendapat lebih dari 40% dari pendapatan di Amerika Utara, turun 3,2% di Tokyo. Canon Inc, pembuat kamera yang mendapatkan lebih dari 80% dari pendapatan luar negeri, tergelincir 1,7%. Samsung Electronics Co, pembuat televisi Korea Selatan yang melaporkan AS sebagai pasar terbesar kedua untuk penjualan, tenggelam 2,2% di Seoul.

Pengecer Australia jatuh setelah Biro Statistik mengatakan penjualan ritel Juni secara tak terduga turun untuk bulan kedua berturut-turut, karena pengeluaran di department store anjlok terdalam sejak April 2010.

Harvey Norman Holdings Ltd, pengecer elektronik terbesar Australia, tenggelam 2,3%. David Jones Ltd, rantai dept store terbesar kedua di Australia, tergelincir 0,3% di Sydney. [ast]

Inilah Daftar 'Top Foreign Sell' Rabu (3/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ASRI hari ini terbanyak dijual investor asing mencapai 29,7 juta saham dari volume perdagangan 57,6 juta saham dengan total transaksi Rp24,4 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Rabu (3/8). Indeks ditutup turun 41,34 poin atau 0,9% ke 4.136,51. Volume perdagangan mencapai 5,7 miliar saham senilai Rp5,7 triliun. IHSG mengalami net foreign sell mencapai Rp539,4 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp1,9 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,4 triliun.

Urutan kedua saham BMRI mencapai 28,06 juta saham dari volume perdagangan 37,09 juta saham dengan total transaksi senilai Rp285,7 miliar. Urutan ketiga saham PGAS mencapai 27,5 juta saham dari volume perdagangan 86,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp331,1 miliar. Urutan keempat saham ENRG mencapai 20,9 juta saham dari volume perdagangan 301,6 juta saham dengan total transaksi senilai Rp75,3 miliar.

Urutan kelima saham TINS mencapai 15,1 juta saham dari volume perdagangan 31,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp72,9 miliar. Urutan keenam saham BSDE mencapai 9,7 juta saham dari volume perdagangan 20,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp21,1 miliar. Urutan ketujuh saham IPOL mencapai 9,6 juta saham dari volume perdagangan 31,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp6,5 miliar.

Urutan kedelapan saham CTRA mencapai 8,3 juta saham dari volume perdagangan 20,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp11,1 miliar. Urutan kesembilan saham BBNI mencapai 6,7 juta saham dari volume perdagangan 25,4 juta saham dengan nilai transaksi Rp111,02 miliar. Urutan kesepuluh saham LPKR mencapai 6,2 juta saham dari volume perdagangan 27,2 juta saham dengan nilai transaksi Rp22,5 miliar.

Bukit Sentul akan 'Rights Issue' di Rp117/Lembar

Headline
INILAH.COM, Jakarta – PT Bukit Sentul berencana menerbitkan saham tanpa hak memasan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak sebanyak 2.854.000.000 saham di harga Rp117 per lembar.

Demikian dikutip dari keterangan resmi perseoran, Rabu (3/8). Saham tersebut seri biasa atau seri C, dengan jumlah maksimal 10%.

Harga ditetapkan berdasarkan rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di Pasar Reguler. Dana yang diperoleh dari penerbitan saham tersebut adalah Rp333.918.000.000 yang akan dpergunakan untuk mendukung kegiatan perseroan.

Untuk dana sebesar Rp276,810 miliar akan dipergunakan untuk melakukan penyertaan pada PT Aftanesia Raya. Sebesar Rp2 miliar akan dipergunakan untuk membeli saham PT Aftanesia Raya yang dimiliki oleh Irwansyah dan Ridwan Imam. Selain itu sebesar Rp55,108 miliar akan dipergunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha.

IHSG Terimbas Koreksi Regional

INILAH.COM, Jakarta – IHSG masih melanjutkan koreksi hari ini di tengah memburuknya sentimen eksternal dan aksi jual asing. Namun, koreksi tertahan fundamental domestik yang cukup kokoh.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (3/8) ditutup melemah 41,34 poin (0,99%) ke level 4.136,50, dengan intraday terendah di 4.095,87 dan tertinggi di 4.177,57. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 7,89 poin (1,07%) ke level 732,74.
Indeks sepanjang perdagangan berada di teritori negatif. Dibuka langsung anjlok 1,03% ke level 4.134, indeks melanjutkan koreksi hingga pada sesi pertama bertengger di level 4,122. Namun pelemahan tertahan, sehingga IHSG akhirnya ditutup di level 4.136.
Nico Omer Jonckheere dari Valbury Asia Securities mengatakan, pelemahan indeks dipengaruhi sentimen eksternal yang memburuk akibat kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global, seperti data manufaktur AS Juli yang menunjukkan pelambatan serta masalah krisis utang Italia.
“Namun, koreksi IHSG terbatas karena fundamental ekonomi dalam negeri yang masih positif, ditunjukkan dengan laporan keuangan semester pertama 2011 emiten-emiten yang membaik,” katanya
Perdebatan tentang kenaikan plafon kredit AS akhirnya rampung, setelah Senat AS menyetujui kenaikan batas utang sebesar US$2,1 triliun, yang diperkirakan cukup menopang likuiditas AS hingga 2013. Namun, bursa AS justru terkoreksi signifikan karena kekhawatiran ekonomi AS akan melambat setelah data belanja konsumen Juni turun 0,2% YoY, penurunan pertama sejak September 2009.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 5,73 miliar lembar saham, senilai Rp 5,702 triliun dan frekuensi 146.268 kali. Sebanyak 63 saham naik, 199 saham turun, dan 80 saham stagnan.
Keluarnya dana asing mendukung koreksi bursa kali ini. Nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp539 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,941 triliun dan transaksi beli sebesar Rp 1,402 triliun.
Beberapa emiten yang melemah antara lain Merck (MERK) turun Rp 2.000 ke Rp 123.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.400 ke Rp 49.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.250 ke Rp 52.000, dan Astra Internasional (ASII) turun Rp 550 ke Rp 70.650.]
Sedangkan emiten-emiten yang menguat antara lain Century Textille (CNTX) naik Rp 850 ke Rp 6.600, Charoen Pokphand (CPIN) naik 225 ke Rp 2.750, Astra Graphia (ASGR) naik Rp 180 ke Rp 1.210, dan Indofood (INDF) naik Rp 150 ke Rp 6.450.
Bursa regional Asia mendukung koreksi bursa. Indeks Komposit Shanghai turun 0,77 poin (0,03%) ke level 2.678,48, indeks Hang Seng jatuh 428,74 poin (1,91%) ke level 21.992,72, indeks Nikkei 225 turun 207,45 poin (2,11%) ke level 9.637,14 dan indeks Straits Times melemah 38,25 poin (1,20%) ke level 3.138,84. [mdr]

Asing Jual, IHSG Ditutup Turun hingga 0,9%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Rabu (3/8) ditutup turun 41,34 poin atau 0,9% ke 4.136,51. Volume perdagangan mencapai 5,7 miliar saham senilai Rp5,7 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 200 saham turun, 66 saham naik dan 79 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell mencapai Rp539,4 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp1,9 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,4 triliun.

Indeks JII turun 6,5 poin ke 563,5, indeks ISSI turun 1,7 poin ke 131,7 dan indeks LQ45 turun 9,8 poin ke 730,7. Pelemahan terdalam dialami sektor pertambangan hingga 49,8 poin ke 3.341,6 dan sektor perkebunan 22,4 poin ke 2.416,16.

Belum mampu bangkit, indeks ditutup dengan penurunan 0,99%

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bangkit di akhir sesi perdagangan hari ini. Per pukul 16.00, indeks tercatat melorot 0,99% menjadi 4.136,507.

Ada 187 saham yang menyumbang kemerosotan indeks. Sementara, 60 saham berhasil naik dan 74 saham lainnya tak mengubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 5,730 miliar saham senilai Rp 5,702 triliun.

Seluruh sektor juga memerah. Penurunan terbesar dialami sektor konstruksi yang turun 1,63%. Baru kemudian disusul oleh sektor infrastruktur dan pertambangan yang turun masing-masing sebesar 1,49% dan 1,28%.

PT Samudera Indonesia (SMDR) menjadi penghuni teratas top losers hari ini dengan penurunan 8,04% menjadi Rp 5.150. Setelah itu, ada PT Sat Nusapersada (PTSN) dan PT Asuransi Dayin Mitra (ASDM) yang turun masing-masing sebesar 7,77% menjadi Rp 95 dan 6,90% menjadi Rp 540.

Sementara itu, saham-saham top gainers diantaranya: Bank Victoria (BVIC) melonjak 21,17% menjadi Rp 166, PT Astra Graphia (ASGR) naik 17,48% menjadi Rp 1.210, dan Pudjiadi Prestige (PUDP) naik 16,95% menjadi Rp 690.

Harga obligasi mahal, asing banyak lakukan aksi profit taking

Harga obligasi mahal, asing banyak lakukan aksi profit taking
JAKARTA. Data yang dirilis Direktorat Jendral pengelolaan Utang Negara (DJPU) menunjukkan, kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) per 2 Agustus mengalami penurunan tipis Rp 0,19 triliun atau sebesar 0,076% menjadi Rp 248,68 triliun dari Rp 248,87 triliun pada akhir Juli lalu.

I Made Adi Saputra, Analis obligasi NC Securities mengatakan, memang ada indikasi pihak asing melakukan aksi ambil untung atau profit taking. Hal ini ditengarai karena harga surat utang negara (SUN) di pasar sekunder sudah sangat mahal. Hal itu dapat dilihat dari laju Indeks IDMA, acuan harga obligasi pemerintah, yang terus melonjak.

Asal tahu saja, pada Selasa (2/8), Indeks IDMA terus menguat di posisi 104,63 naik dari posisi 104,13 di hari sebelumnya. Ini merupakan level tertinngi sejak April 2011.

Namun I Made yakin, kalau tren kenaikan kepemilikan asing masih akan terus berlanjut karena fundamental Indonesia cenderung stabil . "Kebanyakan aksi trading dilakukan untuk SUN yang bertenor panjang, karena kenaikan harganya cukup signifikan," tambahnya, Rabu (3/8).

Sementara itu, dari data yang sama juga terlihat, kepemilikan Bank Indonesia (BI) di obligasi milik negara per 2 Agustus kemarin turun Rp 0,9 triliun di periode yang sama menjadi Rp 3,92 triliun dari Rp 4,86 triliun.

Sebaliknya, pada periode yang sama, kepemilikan bank atas Surat Utang Negara (SUN) malah naik menjadi Rp 221,43 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 0,32% dari posisi akhir Juli yang mencapai Rp 220,72 triliun.

Asing Jual Saham Rp 500 Miliar, IHSG Melemah 41 Poin

Jakarta - Kekhawatiran melambatnya perekonomian global memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 41 poin. Investor asing pun mulai melarikan dananya dari bursa senilai lebih dari Rp 500 miliar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.485 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.470 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka langsung jatuh 44,393 poin (1,07%) ke level 4.133,453 akibat terseret arus pelemahan bursa global dan regional. Krisis utang AS kembali menjadi perhatian investor.

Aksi jual masif di awal perdagangan memaksa indeks jatuh ke posisi terdalamnya di 4.095,871, terkoreksi lebih dari 80 poin. Setelah itu jatuhnya bursa bisa diperlambat oleh aksi beli selektif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 55,097 poin (1,32%) ke level 4.122,749. Kekhawatiran melambatnya perekonomian dunia kembali mencuat.

Aksi ambil untung kembali berlanjut di perdagangan sesi II sehingga IHSG sama sekali tak mampu sentuh zona hijau. Namun, aksi beli jelang penutupan akhirnya mampu mengurangi tingkat koreksi indeks.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (3/8/2011), IHSG ditutup melemah 41,339 poin (0,99%) ke level 4.136,507. Indeks LQ 45 terkoreksi 7,892 poin (1,07%) ke level 732,744.

Sama sekali tidak ada indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mampu menguat, seluruhnya kompak berjalan di zona merah. Koreksi paling banyak diderita oleh indeks sektor properti.

Dana asing yang selama beberapa perdagangan terakhir masih mengalir masuk, kini secara perlahan mulai keluar. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 539,317 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 146.268 kali pada volume 5,73 miliar lembar saham senilai Rp 5,702 triliun. Sebanyak 63 saham naik, 199 saham turun, dan 80 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional kembali kompak berjalan di zona merah meski siang tadi sempat bergerak mixed. Sentimen negatif data ekonomi AS yang meleset dari prediksi semakin menekan investor di Asia.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 0,77 poin (0,03%) ke level 2.678,48.
  • Indeks Hang Seng ambruk 428,74 poin (1,91%) ke level 21.992,72.
  • Indeks Nikkei 225 terjun bebas 207,45 poin (2,11%) ke level 9.637,14.
  • Indeks Straits Times anjlok 38,25 poin (1,20%) ke level 3.138,84.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textille (CNTX) naik Rp 850 ke Rp 6.600, Charoen Pokphand (CPIN) naik 225 ke Rp 2.750, Astra Graphia (ASGR) naik Rp 180 ke Rp 1.210, dan Indofood (INDF) naik Rp 150 ke Rp 6.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 2.000 ke Rp 123.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.400 ke Rp 49.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.250 ke Rp 52.000, dan Astra Internasional (ASII) turun Rp 550 ke Rp 70.650.
(ang/qom)

Dikabarkan tengah dilanda short sell oleh asing, saham DOID melorot 1%

JAKARTA. Saham PT Delta Dunia Makmur (DOID) tergerus pada transaksi hari ini. Pada pukul 15.18, saham DOID tercatat anjlok 1,04% menjadi Rp 950.

Sumber KONTAN memberitahu, penurunan harga saham DOID yang terjadi sejak bulan lalu disebabkan oleh aksi short selling sejumlah fund manager asing. "Kabarnya, fund manager akan kembali membeli (buyback) saham DOID di harga yang murah," jelas sumber yang tidak mau namanya disebut itu. Dikabarkan pula, saham DOID bakal dikerek hingga Rp 1.375.

Data Bloomberg menunjukkan, sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah Panca Global Securities senilai Rp 5,89 miliar, Lautandhana Securities senilai Rp 3,73 miliar, dan Mega Capital Indonesia senilai Rp 2,5 miliar.

Dirumorkan tengah diincar Bank Malaysia, saham BVIC meroket nyaris 30%

JAKARTA. Saham PT Bank Victoria (BVIC) terbang tinggi hari ini. Pada pukul 16.04, saham BVIC meroket 29,93% menjadi Rp 178.

Data Bloomberg menunjukkan, sejumlah broker yang memburu saham ini antara lain: eTrading Securities senilai Rp 4,82 miliar, Phillip Securities senilai Rp 3,53 miliar, dan Waterfront Securities senilai Rp 3,42 miliar.

Aksi borong atas saham BVIC seiring dengan rumor yang beredar di pasar saham. Salah seorang sumber KONTAN membisikkan, bank asing dari Malaysia berniat mengakuisisi BVIC. "Tidak hanya itu, perusahaan pembiayaan grup Astra juga dikabarkan ingin mengakuisisi saham ini," katanya.

Italia Tertular Krisis, Bursa Eropa Negatif

Headline
INILAH.COM, London - Kekhawatiran menularnya krisis Eropa ke Italia telah menyebabkan bursa saham Eropa melemah pada perdagangan Rabu (3/8).

Indeks FTSE trun 1,2% ke 5.647, indeks DAX turun 1,01% ke 6.728, CAC turun 0,9% ke 3.488. Investor khawatir dentang keadaan ekonomi global di rendah data makro ekonomi yang suram.

Saham Societe Generale turun 7% yang terendah sejak awal 2009 karena krisis keuangan, yang dikutip dari yahoofinance.com.

PM Italia diharapkan Rabu sore dapat mengatasi dan menjelaskan di parlemen soal ekonomi. Sementara, Menkeu Italia, Giulio Tremonti akan bertemu pejabat Uni Eropa. Pasar juga mencermati pernyataan Ketua Uni Eropa, Jean-Claude Juncker di Luxemburg tentang paket bailout Yunani gagal menepis kekhawatiran memularnya krisis ke negara Uni Eropa. Apalagi Italia merupakan negara ekonomi terbesar ketiga di Eropa.

Hari ini, raksasa perbankan Italia, UniCredit akan mengumumkan laporan kinerja kuartal II 2011. CEO UniCredit, Fredrico Ghizzoni menegaskan tidak ada masalah dalam fundamental perseroan. Meskipun saham perseroan di pasar turun pada pekan lalu.

Saat ini, AS telah berhasil melewati perdebatan panjang soal kenaikan plafon utang sekitar US$2,4 triliun dan pemangkasan uang belanja US$2,1 triliun dalam 10 tahun.

Bursa Asia melemah seperti Hang Seng turun 2,2% ke 21.926, indeks Nikkei turun 2,1% ke 9.637, indeks Shanghai turun 0,06% dan indeks ASX turun 2,2% e 4.332.

Pada Rabu dini hari tadi, bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan saham Selasa (2/8) dipengaruhi masalah debt ceiling Amerika Serikat dan investor kembali konsentrasi terhadap ekonomi yang stagnan.

Indeks Dow Jones turun 265,87 poin atau 2,19% ke level 11.866,52. Indeks S&P 500 turun 32,89 poin atau 2,56% ke level 1.254,05. Indeks Nasdaq turun 75,37 poin atau 2,75% ke level 2.669,24.

AS Terbelit Utang, Bukan Sinyal Dow akan "Longsor"

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Ekonomi AS yang sedang terbebani utang, memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham. Bahkan ada yang khawatir indeks Dow Jones bisa longsor ke level 10.000.

Menurut pengamat pasar modal, Sem Susilo, Dow Jones telah terkoteksi beruntun 8 hari. Ini yang dijadikan alasan sebagai sinyal market crash part 2. "Saya masih terlalu yakin hal ini tidak akan terjadi. Tidak mudah untuk Jones menerobos support psikologis 11.000-11.500, apalagi meruntuhkan the big support 10.000," katanya, Rabu (3/8).

Sebagaimana kalkulasi logika awal, lanjutnya, Amerika terhindar dari debt default. Namun membayar utang dengan menambah utang baru bukanlah solusi yang baik atau just a temporary solution. "Kita yakin mereka tahu persis tentang hal ini dan akan mengambil langkah-langkah solusif yang rasional," jelasnya.

Keyakinan ini didasari pada peta ekonomi dunia saat ini sudah jauh berbeda dengan situasi menjelang market crash part 1. Saat itu Amerika masih menjadi the real superpower. Posisi dan peran ekonominya sangat dominan saat itu, sehingga setiap peristiwa ekonomi di Amerika saat itu berdampak sistemik pada perekomian dunia.

Saat ini, the fact, Amerika menjadi negera yang terbebani dengan utang yang sangat besar. Dan peta perekonomian dunia sudah bergeser ke kawasan Asia, yang rata-rata mempunyai daya tahan dan daya dukung domestik yang sangat baik.

"Jadi kemungkinan hadirnya krismon jilid II adalah sangat kecil. Apalagi harga energi yang menjadi pelatuk pemicu crash part 1, saat ini masih relatif begerak di range yang sehat," paparnya.

Dengan kondisi tersebut, perhatian juga akan tertuju pada pergerakan IHSG. Sebab, sudah pasti akan ikut melakukan adjustment situasional terhadap kondisi market regional dan global. Tetapi ini tidak akan berlangsung lama sehingga bukan crash.

"Jadi tidak perlu panik. Tetap dengan cool jalankan konsep investasi. Pertahankan apa yang layak dipertahankan, dan lepas apa yang seharusnya dilepas. Kepanikan hanya disisakan untuk hot trader yang bertrading di pasar saham tanpa konsep apapun," tegasnya.

Inilah Alasan Penurunan NAB Reksa Dana

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) menilai, penurunan dana kelolaan reksa dana per Juli 2011 dikarenakan sebagian kecil investor jangka pendek melakukan aksi ambil untung dan fluktuasi indeks.

Hal itu disampaikan Ketua APRDI, Abiprayadi Priyanto saat dihubungi INILAH.COM, Rabu (3/8). "Ada beberapa sebagian kecil investor jangka pendek yang take profit dan belum masuk lagi tetapi secara besar atau total long term masih jauh lebih dominan proporsinya," ujar Abiprayadi.

Lebih lanjut Abiprayadi menuturkan, diperkirakan masih ada reksa dana terproteksi yang jatuh tempo dan faktor indeks saham yang berfluktuasi mempengaruhi nilai dana kelolaan reksa dana.

Abiprayadi pernah menuturkan, reksa dana merupakan investasi yang harus beli secara reguler dan dapat dipetik lima tahun lagi sesuai kebutuhan. Pelaku pasar dapat berkomitmen membeli reksa dana secara teratur agar optimal investasinya.

Seperti diketahui, Dana kelolaan reksa dana mencatatkan nilai Rp153,25 triliun per Juli 2011 atau mengalami penurunan sebesar Rp2,64 triliun dari periode Juni 2011 sebesar Rp155,90 triliun.

Demikian seperti dikutip dari data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Rabu (3/8). Jumlah unit reksa dana juga mengalami penurunan dari 84.894.661.827 unit pada Juni 2011 menjadi 84.296.742.201 pada Juli 2011.

Ada pun komposisi dana kelolaan reksa dana antara lain reksa dana terproteksi sebesar Rp41,47 triliun, reksa dana syariah terrproteksi mencapai Rp566,08 miliar, reksa dana syariah saham sebesar Rp1,78 triliun, reksa dana syariah campuran sebesar Rp997,09 miliar dan reksa dana syariah pendapatan tetap sebesar Rp453,51 miliar per Juli 2011.

Selain itu, dana kelolaan reksa dana saham mencapai Rp57,09 triliun, reksa dana pasar uang mencapai Rp8,25 triliun, reksa dana campuran sebesar Rp19,96 triliun, reksa dana indeks sebesar Rp219,26 miliar, reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp23,36 triliun, reksa dana ETF-saham senilai Rp29,89 miliar dan reksa dana ETF-Fixed Income sebesar Rp426,49 miliar. [hid]

Warning penurunan peringkat AS bikin bursa Asia jeblok

Warning penurunan peringkat AS bikin bursa Asia jeblok
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia masih dilanda aksi jual hingga transaksi sore ini. Saham-saham eksportir anjlok setelah sejumlah lembaga pemeringkat memberikan warning akan kemungkinan penurunan rating kredit AS. Selain itu, data mengenai anggaran belanja konsumen juga cukup mengecewakan.

Pada pukul 15.47 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 2,4% menjadi 133,38. Dengan demikian, dalam dua hari belakangan, indeks acuan di kawasan regional ini sudah jeblok 4%, yang merupakan penurunan dua harian terbesar sejak 15 Maret lalu.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 2,1%, indeks Kospi turun 2,6%, indeks S&P/ASX 200 turun 2,3%, dan indeks Hang Seng turun 2,1%.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia antara lain: Li & Fung Ltd anjlok 5% di Hongkong, BHP Billiton Ldt turun 3,4% di Sydney, dan BlueScope Steel Ltd anjlok 5,4% di Sydney. Selain itu, penurunan juga dialami Honda Motor Co sebesar 3,2% di Tokyo.

"Dengan adanya isu batasan utang AS, pasar saham saat ini fokus pada fundamental ekonomi AS yang saat ini terlihat melempem," jelas Prasadn Patkar, analis Platypus Asset Management Ltd di Sydney.

Return reksadana saham di semester I anjlok hingga 78%

JAKARTA. Terjadi anomali antara performa yang menakjubkan dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang paruh tahun 2011 ini dengan kinerja reksadana saham.

Diambil dari data PT Infovesta Utama, kenaikan return atau imbal hasil rata-rata seluruh produk reksadana saham semester I ini turun sebesar 78,82%. Selama semster I tahun ini, return reksadana saham hanya sebesar 1,66%. Bandingkan dengan return reksadana saham pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 7,84%. Angka ini juga masih di bawah kinerja IHSG, yang selama paruh pertama 2011 mengalami kenaikan sebesar 5%.

Diambil dari sumber data yang sama, Infovesta Balanced Fund Indeks, menyebutkan return rata-rata reksadana campuran ikut surut 64,93% menjadi 2,63% sampai akhir Juni 2011 dari 7,5% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan return juga dialami reksadana pendapatan tetap. Hanya saja, penurunannya lebih kecil dibandingkan kedua jenis reksadana yang disebutkan, yaitu sebesar 27,53%. Pada semester 1 ini, return rata-rata reksadana pendapatan tetap semester ini turun menjadi 4,82% dari 6,65% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Analis kinerja produk reksadana dari Infovesta, Edbert Suryajaya menuturkan kepada KONTAN, Rabu (3/8), pada tahun ini kondisi ekonomi makro tidak lebih baik daripada tahun lalu. "Kondisi yang tidak kondusif ini terlihat dari terus majunya angka inflasi, ancaman kenaikan BBM, juga sentimen negatif dari global," jelasnya. Terlebih lagi, walaupun level IHSG meloncat tajam, namun presentase kenaikannya tidak sedahsyat semester I tahun 2010 lalu, yang sebesar 14,97%

Pemegang saham setujui right issue BKSL

Pemegang saham setujui right issue BKSL
JAKARTA. Rencana PT Sentul City Tbk (BKSL) menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD) akhirnya tinggal selangkah lagi. Perusahaan properti tersebut baru saja mendapatkan persetujuan dari pemegang saham guna melakukan hajatan tersebut.

"Penerbitan right issue sudah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tadi," kata Sekretaris Perusahaan BKSL Pesta Uli di Jakarta (3/8). Dengan mengantongi persetujuan tersebut BKSL segera merealisasikan penerbitan 2,854 miliar saham baru seri C tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD). Harga penawaran pun telah dipatok Rp 117 per saham.

Tak ayal dari hajatan tersebut, BKSL dapat meraup dana segar mencapai Rp 333,918 miliar. "Sebagian besar untuk akuisisi PT Aftanesia Raya," lanjut Pesta. Jatah akuisisi Aftanesia akan sebesar Rp 276,81 miliar. Di mana dana tersebut akan digunakan Aftanesia untuk melunasi utang kepada PT Biomedia Investment Ltd.

Sisanya sebanyak Rp 55,108 miliar akan digunakan perseroan untuk modal kerja dan pengembangan usaha, dan Rp 2 miliar untuk membeli saham Aftanesia yang dipegang Ridwan Imam dan Irwansyah, sehingga perseroan menguasai 100% saham Aftanesia.

Aftanesia merupakan perusahaan properti yang memiliki aset berupa bidang-bidang tanah berlokasi di Desa Hambalang Kecamatan Citeureup dengan luas mencapai 953 ribu m2.

Lokasi tersebut dianggap strategis karena dengan selesainya pembangunan jalan poros tengah timur aksesnya akan terbuka dan dapat diakses dengan mudah dari berbagai lokasi seperti Sirkuit Sentul, Cikarang Timur maupun Cianjur.

Duh.. Bursa Eropa Diprediksi Turun Ikuti Bursa AS

Headline
INILAH.COM, London - Penurunan Wall Street pada perdagangan Selasa dan bursa Asia yang negatif hari ini diperkirakan akan menekan bursa saham Eropa negatif pada perdagangan Rabu (3/8).

Indeks FTSE diprediksi akan turun 79 poin ke 5.718, indeks DAX akan turun 96 poin ke 6.796 dan indeks CAC akan turun 46 poin ke 3.522. Pada perdagangan hari ini diperkirakan didominasi isu Italia dengan melonjaknya imbal hasil obligasi kemarin, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

PM Italia diharapkan Rabu sore dapat mengatasi dan menjelaskan di parlemen soal ekonomi. Sementara, Menkeu Italia, Giulio Tremonti akan bertemu pejabat Uni Eropa. Pasar juga mencermati pernyataan Ketua Uni Eropa, Jean-Claude Juncker di Luxemburg tentang paket bailout Yunani gagal menepis kekhawatiran memularnya krisis ke negara Uni Eropa. Apalagi Italia merupakan negara ekonomi terbesar ketiga di Eropa.

Hari ini, raksasa perbankan Italia, UniCredit akan mengumumkan laporan kinerja kuartal II 2011. CEO UniCredit, Fredrico Ghizzoni menegaskan tidak ada masalah dalam fundamental perseroan. Meskipun saham perseroan di pasar turun pada pekan lalu.

Saat ini, AS telah berhasil melewati perdebatan panjang soal kenaikan plafon utang sekitar US$2,4 triliun dan pemangkasan uang belanja US$2,1 triliun dalam 10 tahun.

Bursa Asia melemah seperti Hang Seng turun 2,2% ke 21.926, indeks Nikkei turun 2,1% ke 9.637, indeks Shanghai turun 0,06% dan indeks ASX turun 2,2% e 4.332.

Pada Rabu dini hari tadi, bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan saham Selasa (2/8) dipengaruhi masalah debt ceiling Amerika Serikat dan investor kembali konsentrasi terhadap ekonomi yang stagnan.

Indeks Dow Jones turun 265,87 poin atau 2,19% ke level 11.866,52. Indeks S&P 500 turun 32,89 poin atau 2,56% ke level 1.254,05. Indeks Nasdaq turun 75,37 poin atau 2,75% ke level 2.669,24.

BII Incar DPK Dolar hingga US$100 Juta

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) menargetkan dana sebesar US$50 juta hingga US$100 juta hingga akhir tahun 2011 dalam program Festival Dollar yang diluncurkan sejak Juli 2011.

SVP Welath Management and Funding Business BII, Stefanus Willy Sukanto mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk dolar AS dengan peluncuran program Festival Dollar. Perseroan menargetkan dana sebesar US$50 juta hingga US$100 juta hingga akhir tahun 2011 dari program festival dolar tersebut.

Untuk meningkatkan DPK dolar ini, setiap cabang BII dapat memberikan layanan transaksi dalam bentuk dolar AS. "Kita aware fokus ke dolar AS dengan festival dolar ini untuk meningkatkan DPK dolar AS secara agresif jadi kita tidak hanya memberikan layanan dalam transaksi rupiah tetapi juga dolar," tutur Stefanus, Rabu (3/8) di Jakarta.

Menurut Stefanus, pendanaan dolar AS memiliki kompetisi cukup baik dalam interest rate. BII memiliki transaksi dolar yang cukup kuat. Pihaknya akan memberikan layanan di setiap cabang untuk transaksi dolar AS.

Terkait bisnis wealth management, Stefanus menuturkan, total dana dari wealth management sekitar Rp12 triliun dari total DPK sebesar Rp60 triliun hingga Maret 2011. Saat ini jumlah nasabah wealth management sekitar 9 ribu hingga 10 ribu nasabah. [hid]

MASA bantah tengah diincar investor asing

MASA bantah tengah diincar investor asing
JAKARTA. Rumor yang menyebutkan saham PT Multistrada Arah Sarana (MASA) tengah diincar oleh empat investor asing dibantah oleh manajemen perseroan. Menurut Investor Relations Multistrada Evan Go, hingga saat ini, perusahaan belum menerima penawaran dari pihak manapun. "Saya sudah konfirmasi ke beberapa media, bahwa akuisisi itu tidak ada," katanya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejumlah investor asing seperti Texas Pacific Group, Hankook Tire Co, dan Yokohama Tire Corp tercatat sebagai peminat untuk membeli 40% saham MASA. Para investor dijadwalkan untuk mengajukan penawaran final mereka hari ini.

Evan juga bilang, MASA belum berencana menerbitkan obligasi dalam waktu dekat untuk menghimpun dana segar. Menurut Evan, biaya yang harus dikeluarkan untuk penerbitan obligasi saat ini sangat mahal.

Oleh karenanya, untuk kebutuhan dana ekspansi, MASA lebih memilih untuk meminjam dana segar dari perbankan. Saat ini, pendanaan MASA masih aman karena perseroan masih memiliki sisa pinjaman yang cair tahun lalu dari tiga bank senilai US$ 185 juta. Tiga bank itu adalah BII, CIMB Niaga, dan HSBC.

Hingga akhir tahun nanti, MASA menargetkan bisa menghimpun penjualan sebesar Rp 3 triliun. Target penjualan ini naik 50% dari tahun lalu sebesar Rp 2 triliun.

Pada akhir semester I lalu, MASA berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp 1,4 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi 40% ketimbang periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp 1 triliun. "Sisa target akan digenjot MASA di sisa tahun ini," ungkapnya.

Sebagai catatan, tahun ini MASA akan meningkatkan kapasitas produksi dari 17.500 unit ban per hari menjadi 28.500 unit ban per hari.

ADRO Masih Berpeluang Menarik

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Adaro Energy (ADRO) masih menyimpan potensi penguatan dan mendapat rekomendasi positif dari beberapa analis. Hal ini didukung ekspektasi kinerja yang memuaskan.

Analis Citi Indonesia masih memberi rekomendasi positif untuk saham Adaro. Saat ini dinilai momen yang tepat untuk mengakumulasi emiten, yang memiliki perkiraan valuasi P/E 2012 sebesar 9,9 kali dan EV/Ebitda 5,9 kali. “Kami masih rekomendasi beli untuk Adaro, dengan target harga Rp3.850,” ujarnya.

Menurutnya, setelah laba tiga kuartal yang tidak maksimal, karena curah hujan tinggi yang memicu gangguan produksi, harga saham ADRO telah tertekan hingga 8% YTD. Namun, laporan keuangan kuartal dua yang akan dirilis pada pertengahan Agustus, diperkirakan akan lebih kuat, karena produksi sudah mulai pulih.

“Dengan produksi kuartal kedua, pertumbuhan per kuartal 15% dan pertumbuhan tahunan 19%, maka ADRO diprediksi bisa mencapai 48% dari total target produksi 2011, sebesar 48 juta ton.”

Sementara itu, imbuhnya, dengan masih tingginya harga rata-rata batubara (ASP) di level US$73 per ton, sementara biaya bisa dipertahankan rendah, maka potensi pertumbuhan margin laba sangat kuat. “Apalagi volume produksi di semester kedua bisa digenjot karena memasuki musim kering yang cukup panjang,” ujarnya.

Pada kuartal kedua 2011, ADRO memecahkan rekor kinerja produksi batubara dan volume penjualan, serta pemindahan lapisan penutup. Produksi batubara meningkat 19% menjadi 12,2 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara pemindahan lapisan penutup meningkat 30% dari kuartal kedua 2010 menjadi 75,4 juta bcm. Hal ini didukung penggunaan alat berat yang baru dan lebih besar, serta kinerja para kontraktor yang baik. Cemerlangnya kinerja operasional perseroan mendorong pula peningkatan volume penjualan sebesar 27% menjadi 13,11 juta ton.

Senada dengan Supriyadi, analis dari OSO Sekuritas yang mengatakan, saham ADRO masih menarik. Hal ini terkait menguatnya permintaan dari India, China, Korea Selatan, serta pasar dalam negeriuntuk kebutuhan pembangkit listrik. Selain kontrak baru dengan Thailand yang memicu peningkatan di kuartal kedua tahun ini. “Investor bisa buy on weakness untuk ADRO,” ujarnya.

Pada perdagangan Rabu (3/8) sesi pertama, ADRO ditutup stagnan di level Rp2.650. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp20,687 miliar.

Menu Siang: Saham Lapis Dua

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Koreks IHSG siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Saham-saham second liner yang memiliki aksi korporasi dan berpeluang rebound, menjadi pilihan siang ini.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (3/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 55,10 poin (1,32%) ke level 4.122,749. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45yang turun 9,87 poin (1,33%) ke angka 730,768.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi di pasar regular yang tercatat mencapai 2,689 miliar lembar saham dan total mencapai 3,151 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp2,394 triliun di pasar reguler dan total Rp2,478 triliun dan frekuensi 73.507 kali. Sebanyak 42 saham menguat, sedangkan 218 saham melemah dan 60 saham stagnan.
Pelemahan indeks juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp203,4 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp568,06 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp771,5 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Hanya sektor aneka industri yang ditutup stagnan. Sektor properti memimpin koreksi 2,72%, disusul industri dasar 2,13%, infrastruktur 1,66%, perdagangan 1,46%, pertambangan 1,33%, keuangan 1,22%, perkebunan 0,91%, manufaktur 0,90% dan konsumsi 0,88%.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti berpeluang melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 4.130 yang sudah ditembus pada sesi pertama dan 4.197 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (3/8).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu olehkoreksi tajam bursa regional setelah Dow Jones turun di atas 2%. Karena itu, indeks domestik seharusnya turun karena bursa regional pun mengalami penurunan tajam rata-rata 2%.

Tapi,menurut Cece, pelemahan IHSG akan terbatas akibat positifnya fundamental IHSG dan ekonomi domestik. Sebab, kinerja keuangan berbagai emiten pada semester I/2011 rata-rata mencatatkan kinerja yang positif.Di sisi lain, nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan ke arah 8.400. “Investor asing pun masih dalam posisi beli,” ucapnya.

Inti masalahnya, lanjutnya, adalah perkembangan makro ekonomi AS yang kurang bagus. Angka belanja konsumen AS mengalami penurunan selama Juli 2011 sebesar 0,2%. Begitu juga dengandata ISM manufacturing index AS Juli 2011 yang dirilis Senin (1/8) di bawah ekspektasi di level 50,9 dari bulan sebelumnya 55,3 dan ekspektasi 54,9.

Lalu, setelah utang AS dinaikkan sebesar US$2,1 triliun dan anggaran AS dipangkassedikitnya US$2,4 triliun, akan mendorong Bank Sentral AS The Fed untuk melongarkan moneternya. Karena itu, The Fed tetap akan mempertahankan kebijakan bunga rendah yang selama ini memang sudah diterapkan.

Karena itu,ditegaskan Cece, para investor berburu aset-aset investasi pada negara-negara yang berbunga tinggi di emerging market termasuk Indonesia. Itulah yang jadi alasan mengapa asing dalam posisi net buy dalam 3 hari terakhir. “Karena itu, meski regional turun rata-rata 2%, pada dasarnya IHSG punya kesempatan untuk naik,” tandasnya.

Tapi, karena bursa regional turun tajam, indeks domestik hanya berpeluang melemah terbatas sekitar 0,50%-an.“Support pertama di level 4.130 sudah ditembus pada sesi pertama dan support berikutnya 4.098. Jika indeks ditutup di atas 4.100, masih oke,” paparnya.

Dalam situasi ini, Cece merekomendasikan positif saham-saham second liner yang memiliki aksi korporasi sehingga berpeluang rebound. Di antaranya, PT Multistrada Arah Sarana (MASA) yang akan ditawar oleh tiga perusahaandan PT Bank Victoria Internasional (BVIC).

Direkomendasikan juga, PT Astra Internasional (ASII) jika mengalami penurunan tajam seiring laporan penjualan emiten yang naik tajamdan PT Borneo Lumbung Energi (BORN) yang belum naik.

Di sektor properti, PT Lippo Karawaci (LPKR), PT Agung Podomoro Land (APLN), PT Ciputra Surya (CTRSCTRP) yang semuanya mencatatkan kinerja cukup positif. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuh Cece.[ast]

Ini dia tiga bluechips yang paling besar menggerus kinerja indeks sesi I

Ini dia tiga bluechips yang paling besar menggerus kinerja indeks sesi I
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 55,10 poin menjadi 4.122,75. Pelepasan sejumlah saham-saham bluechips menjadi pemicunya. Tiga diantaranya yakni:

- PT Bank Mandiri (BMRI)
Saham BMRI turun 2,53% menjadi Rp 7.700 di sesi I. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini antara lain: Macquarie Capital senilai Rp 56,14 miliar, UBS Securities senilai Rp 17,48 miliar, dan Deutsche Securities senilai Rp 17,37 miliar.

- PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Saham BBRI turun 2,07% menjadi Rp 7.100 di sesi I. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini antara lain: Credit Suisse Securities senilai Rp 29,9 miliar, Mandiri Sekuritas senilai Rp 29,3 miliar, dan UBS Securities senilai Rp 28,68 miliar.

- PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Saham PGAS turun 3,13% menjadi Rp 3.875 di sesi I. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini antara lain: Kim Eng Securities senilai Rp 41,15 miliar, Mandiri Sekuritas senilai Rp 28,14 miliar, dan CLSA Indonesia senilai Rp 14,35 miliar.

Aksi Jual, IHSG Sesi I Ditutup Anjlok 1,31%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Rabu (3/8) ini, IHSG ditutup turun 1,31% ke level 4.122,75.

Pelemahan indeks siang ini, selain dipicu pelemahan bursa AS dan regional, juga karena adanya aksi profit taking setelah kemarin rebound dari level terendahnya di 4.150.

Dow semalam ditutup melemah 2,19%. Siang ini di Asia, Shanghai naik 0,09%, Hang Seng turun 1,90%, KLSE turun 0,72%, Nikkei turun 1,89%, STI turun 1,69%, dan Seoul turun 2,62%.

Sebanyak 218 saham tercatat turun siang ini, sedang hanya 45 saham yang naik, dan 60 saham stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 1,33% ke level 730,77, sedang JII melemah 1,14% ke level 563,55.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 2,69 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp2,39 triliun.

Asing juga terpantau masih keluar dari pasar hingga siang ini dengan melakukan net foreign sell sebesar Rp203,49 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah MERK turun 3,11%, ITMG turun 2,87%, GGRM turun 2,44%, MBAI turun 2,38%, HMSP turun 1,86%, dan SMDR turun 8,92%.

Penurunan 205 saham membuat indeks loyo di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi pada penutupan sesi I. Pada pukul 12.00, indeks tercatat turun 1,32% menjadi 4.122,749.

Seluruh sektor dilanda aksi jual. Penurunan terbesar dialami sektor konstruksi yang melorot 2,52% dan sektor industri dasar yang turun 2,14%. Sementara, sektor industri lain-lain mencatatkan penurunan paling kecil sebesar 0,01%.

Terdapat 205 saham yang ditransaksikan turun di sesi I. Sementara, hanya 39 saham yang naik dan 56 saham lainnya tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 3,149 miliar saham senilai Rp 2,752 triliun.

Sejumlah saham yang mengalami penurunan terbesar (top losers) adalah Equity Develpoment (GSMF) yang turun 11,71% menjadi Rp 98, Colorpak Indonesia (CLPI) turun 11,34% menjadi Rp 2.150, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun 8,93% menjadi Rp 5.100.

Sementara itu, saham-saham top gainers diantaranya: Bank Victoria (BVIC) yang naik 22,63% menjadi Rp 168, Bank ICB Bumiputera (BABP) naik 10,28% menjadi Rp 118, dan Indal Aluminium Industri (INAI) naik 7,69% menjadi Rp 700.

Sesi I IHSG Terpangkas 55 Poin atas Profit Taking Saham Unggulan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 55 poin akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan dan lapis dua. Kekhawatiran melambatnya perekonomian dunia kembali mencuat.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka langsung jatuh 44,393 poin (1,07%) ke level 4.133,453 akibat terseret arus pelemahan bursa global dan regional. Krisis utang AS kembali menjadi perhatian investor.

Aksi jual masif di awal perdagangan memaksa indeks jatuh ke posisi terdalamnya di 4.095,871, terkoreksi lebih dari 80 poin. Setelah itu jatuhnya bursa bisa diperlambat oleh aksi beli selektif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (3/8/2011), IHSG terpangkas 55,097 poin (1,32%) ke level 4.122,749. Sementara Indeks LQ 45 anjlok 9,868 poin (1,33%) ke level 730,768.

Profit taking terjadi di seluruh saham-saham unggulan dan lapis dua. Koreksi yang terjadi di tiap indeks sektoral cukup tinggi, rata-rata lebih dari satu persen.

Koreksi terbanyak diderita indeks sektor properti dan industri dasar, keduanya terpangkas lebih dari dua persen. Tak satu pun indeks sektoral yang mampu menguat hingga siang hari ini.

Tak mau ketinggalan, investor asing pun mulai ambil untung. Dana asing mulai mengalir keluar lantai bursa dengan nilai yang cukup signifikan.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 73.507 kali pada volume 3,149 miliar lembar saham senilai Rp 2,752 triliun. Sebanyak 42 saham naik, 218 saham turun, dan 60 saham stagnan.

Bursa saham China menjadi yang paling menonjol karena mampu cetak poin di tengah ambruknya bursa-bursa di regional. Sentimen negatif kekhawatiran melambat pertumbuhan ekonomi dunia muncul setelah data manufaktur AS turun.

Berikut kondisi di bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 2,42 poin (0,09%) ke level 2.681,68.
  • Indeks Hang Seng ambruk 425,71 poin (1,90%) ke level 21.995,75.
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 188,97 poin (1,92%) ke level 9.655,62.
  • Indeks Straits Times anjlok 53,02 poin (1,67%) ke level 3.124,07.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Sorini Agro (SOBI) naik Rp 150 ke Rp 2.700, Astra Internasional (ASII) naik Rp 100 ke Rp 71.300, Cahaya Kalbar (CEKA) naik Rp 70 ke Rp 1.120, dan Astra Graphia (ASGR) naik Rp 70 ke Rp 1.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 3.900 ke Rp 121.100, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.450 ke Rp 48.950, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.300 ke Rp 51.950, dan Multi Breeder (MBAI) turun Rp 750 ke Rp 30.750.

(ang/qom)

Sejak awal tahun, Makinta Mantap torehkan return tertinggi reksadana saham

JAKARTA. Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi beberapa hari belakangan, turut memoles kinerja reksadana saham. Dilihat dari awal tahun sampai 31 Juli tahun 2011 ini, terdapat 13 produk reksadana saham yang mampu menorehkan imbal hasil (return) di atas kenaikan return IHSG periode yang sama, sebesar 11,54%.

Mengacu data PT Infovesta Utama, produk Makinta Mantap berhasil menempati urutan teratas dengan mencetak return sebesar 33,48%. Di urutan kedua dan ketiga adalah Panin Dana Maksima dan TRIM kapital yang masing-masing mengantongi imbal hasil sebesar 21,28% dan 18,75%.

Sementara itu, produk yang masih terkoreksi atau kinerjanya negatif di periode yang sama adalah produk Mega Dana Ekuitas yang returnnya terpangkas 6,94%. Kemudian disusul produk OSK Nusadana Alpha Sector Rotation yang juga terkoreksi 4,73% dan Danareksa Mawar Fokus 10 yang juga turun 2,95%.

Tidak hanya untuk periode year to date (ytd), ternyata Makinta Mantap, produk milik Makinta Securities, masih menduduki posisi tertinggi untuk kenaikan imbal hasil selama sebulan (30 Juni-31 Juli 2011) atau month to month (mom) dengan mencatatatkan kenaikan return sebesar 16,59%. Lalu diikuti oleh produk Makinta Growth Fund yang juga terangkat 13,88% di periode yang sama.

Sebagai catatan, rata-rata kenaikan seluruh produk reksadana saham selama sebulan terakhir sebesar 6,79%.

Wow! Laba Bersih Inovisi Naik 200%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 200,05% pada semester 1-2011 menjadi Rp65,53 miliar dari periode serupa 2010 sebesar Rp21,84 miliar.

Dalam laporan publikasinya ke BEI, Rabu (3/8) dijelaskan kenaikan laba bersih semester 1-2011 ini disebabkan peningkatan laba usaha yang signifikan menjadi Rp54,17 miliar dari periode serupa 2010 sebesar Rp9,17 miliar. Sementara beban usaha turun dari Rp11,55 miliar menjadi hanya Rp7,47 miliar.

Untuk pendapatan perseroan semester 1-2011 juga tercatat naik menjadi Rp189,22 miliar dari periode serupa 2010 sebesar Rp62,14 miliar. Kewajiban perseroan semester 1-2011 juga naik menjadi Rp342,54 miliar dari Rp198,33 miliar pada periode serupa 2010. Sementara ekuitasnya naik dari Rp924,09 miliar menjadi Rp1,19 triliun.

Setelah tembus rekor baru, harga emas mulai turun gunung

Setelah tembus rekor baru, harga emas mulai turun gunung
SINGAPURA. Kontrak harga emas akhirnya turun gunung dari rekor tertinggi sepanjang sejarah. Melonjaknya harga emas kemarin rupanya mendorong investor untuk melakukan aksi profit taking.

Sekadar mengingatkan, kemarin, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat menyentuh rekor tertinggi di posisi US$ 1.661,95 per troy ounce. Nah, pada pukul 11.32 waktu Singapura, kontrak yang sama turun 0,6% menjadi US$ 1.651,95 per troy ounce.

Sementara itu, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember di New York naik 0,9% menjadi US$ 1.658,80 per troy ounce kemarin. Ini merupakan level tertinggi di sepanjang sejarah.

"Masalah kredit utang AS sudah terselesaikan saat ini dan masalah utang di Eropa masih menjadi masalah jangka panjang. Hal ini masih menjadi faktor pendorong harga emas," jelas Hou Shufeng, analis China Merchants Futures Co dari Shenzhen.

Harga timah alami penurunan terbesar dalam 2 bulan, saham TINS terjungkal

Harga timah alami penurunan terbesar dalam 2 bulan, saham TINS terjungkal
JAKARTA. Saham PT Timah (TINS) tergerus cukup besar pada transaksi pagi ini. Pada pukul 11.00, saham TINS melorot 3,09% menjadi Rp 2.350.

Sejumlah broker yang tercatat paling banyak melepas saham TINS antara lain: JPMorgan Securities senilai Rp 9,6 miliar, Bahana Securities senilai Rp 1,7 miliar, dan CIMB Securities senilai Rp 1,55 miliar.

Disinyalir, anjloknya saham TINS mengikuti pergerakan harga timah dunia. Asal tahu saja, kemarin, kontrak harga timah jeblok 3% menjadi US$ 27.259 per metrik ton di London. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 2 Juni lalu.

Dikabarkan tengah mencari pendanaan, saham ANTM dilanda aksi jual

Dikabarkan tengah mencari pendanaan, saham ANTM dilanda aksi jual
JAKARTA. Saham PT Aneka Tambang (ANTM) merosot pada transaksi pagi ini. Per pukul 10.53, saham ANTM turun 1,23% menjadi Rp 2.000.

Data Bloomberg menunjukkan, sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah Danareksa Sekuritas senilai Rp 4,95 miliar, Credit Suisse Securities senilai Rp 2,29 miliar, dan eTrading Securities senilai Rp 1,52 miliar.

Aksi jual saham ANTM seiring dengan aksi korporasi perusahaan. Dikabarkan, ANTM tengah mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 350 juta pada akhir tahun ini. Selain itu, produsen nikel terbesar di Indonesia ini juga diisukan tengah mencari dana segar senilai US$ 650 juta untuk mendanai proyek feronikel di Indonesia.

Swiss franc kembali diburu hingga melompat level rekor

Swiss franc kembali diburu hingga melompat level rekor
JAKARTA. Swiss franc kembali melompat ke level tertinggi terhadap euro dan dollar Amerika Serikat (AS). Investor kembali memburu franc sebagai safe haven lantaran khawatir dengan pertumbuhan ekonomi global yang lesu dan kekhawatiran baru tentang krisis utang zona euro.

Investor juga dilanda kepanikan atas prediksi peringkat Amerika yang dipotong oleh beberapa lembaga pemeringkat dunia. Pasar ketakutan jika AS kehilangan peringkat bergengsi yaitu triple A.

Dollar AS jatuh di bawah 0,7700 franc dan menembus level rekor terendah di 0,7608 franc. Dollar AS terakhir bertengger di sekitar 0,7655 franc atau melemah 2,3% dari posisi penutupan di New York, Senin lalu.

Analis Valbury Asia Futures, Erwin Poernomo memprediksi koreksi franc masih akan berlanjut dengan hit day low di 0,7608. "Ini sekaligus memecahkan trendline support. Kondisi ini telah memperbesar potensi berlanjutnya downtrend," ujar Erwin Rabu (3/8). Menurutnya, daily dan intraday dalam tren bearish, meskipun waspadai kondisi RSI dan daily chart yang sudah oversold untuk kemungkinan koreksi terbatas. "Target di 0,7570-0,7625 dengan stop loss di 0,7780," kata Erwin.

Hari ini, euro diperkirakan masih melemah

Hari ini, euro diperkirakan masih melemah
JAKARTA. Sampai hari ketiga pekan ini, nilai euro terhadap dollar Amerika Serikat masih melemah. Nilai mata uang benua biru ini terkoreksi 0,0303% ke level 1,4199 terhadap dollar AS pukul 10.35 WIB.

Analis memperkirakan, euro akan cenderung konsolidasi hingga melemah. Kepala Riset Divisi Treasury BNI Nurul Eti Nurbaeti mengatakan, ada beberapa hal yang akan mempengaruhi tren pergerakan euro hari ini.

Salah satunya tentang disetujuinya penghematan bujet AS senilai US$ 2,4 triliun. Menurut Nurul, keputusan tersebut malah berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi AS yang berimbas ke ekonomi global. "Hal ini cenderung mengamankan pergerakan dollar sebagai reserve currency favorit," tuturnya, Rabu (3/8).

Faktor pelemahan euro lainnya karena terimbas melemahnya indeks bursa Eropa. Sebab, menurutnya, pelemahan indeks bursa Eropa terjadi karena investor menghindari risiko investasi.

Di sisi lain, dia bilang pelaku pasar masih berkonsentrasi menunggu data penting ADP Employment Change AS. "Jika yang dirilis turun sesuai ekspektasi maka akan menambah supremasi dollar atas major currency," tuturnya.

Selain itu, Nurul bilang pelemahan nilai euro juga karena krisis utang negara-negara Eropa. Dia mengatakan, investor mencermati krisis utang yang mulai menjalar ke negara penting seperti Italia dan Spanyol. Menurutnya, kondisi ini akan cenderung membebani penguatan euro.

Berdasarkan analisa teknikal, Nurul memprediksi, mata uang euro akan bergerak di area negatif dengan supportnya 1,3850-1,4050 sedangkan level resistance di kisaran 1,4280-1,4400.

Perlambatan ekonomi AS juga turut melemahkan mata uang Garuda

Perlambatan ekonomi AS juga turut melemahkan mata uang Garuda
JAKARTA. Pergerakan rupiah pagi ini melemah. Dengan demikian, mata uang Garuda ini sudah keok selama dua hari terakhir akibat kecemasan akan perlambatan ekonomi AS yang akan turut memukul permintaan aset-aset emerging market.

"Pelemahan rupiah didorong oleh kecemasan terhambatnya proses pemulihan ekonomi global akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Pemulihan ekonomi AS sangat tergantung pada manufaktur," papar Mika Martumpal, currency analyst PT Bank Commonwealth di Jakarta kepada Bloomberg.

Catatan saja, pada pukul 09.18, rupiah melemah 0,1% menjadi 8.490 per dollar.