Kamis, 25 Agustus 2011

Investor Saham Pasrah Hingga 6 September

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Akhir pekan ini benar-benar hari yang menyebalkan. Bagaimana tidak? Hasil konferensi bank sentral Amerika di Jackson Hole, Wyoming, baru akan diketahui Jum’at (26/8) besok. Padahal, besok merupakan hari terakhir penutupan Bursa Efek Indonesia.

Setelah itu, hingga 6 September, tak ada yang bisa diperbuat. Jadi, memang tak ada waktu bagi pemilik uang untuk menentukan sikap yang mesti diambil kecuali berspekulasi atas kebijakan yang akan diambil The Fed.

Nah, menebak-nebak langkah The Fed itulah yang dilakukan investor saat ini. Sebagian pesimistis, lembaga pimpinan Ben Bernanke itu sudah tak punya peluru untuk menstimulus perekonomian Amerika. Sebagian lagi yakin, bank sentral akan meluncurkan paket stimulus yang dikenal quantitative easing (QE).

The Fed sudah dua kali meluncurkan stimulus QE. Pada QE1, The Fed mengelontorkan dana sekitar US$1,8 triliun untuk memborong mortgage security. Kemudian disusul QE2 sebesar US$600 miliar, yang sebagian besar dipakai untuk memborong treasury bonds.

Belum diketahui, berapa dana yang akan digelontorkan The Fed pada Q3 ini. Yang jelas, optimisme itu telah mendorong kenaikan indeks di Wall Street. Begitu juga dengan indeks Dow Jones, yang Selasa (23/8) kemarin ditutup menguat 2,97%.

Bursa tambah bersemarak ketika Rabu kemarin keluar laporan data penjualan barang yang lumayan bagus. Namun sayang, kecerahan pasar modal tak berlangsung lama. Kamis ini (25/8), indeks di seluruh dunia kembali menukik setelah Mody’s memangkas rating utang Jepang menjadi AA- (minus).

Di Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang siangnya sempat menguat, langung anjlok 2,64 poin (0,07%) ke level 3.844,38. Pergerakan indeks hari ini akan ditentukan hasil dari konferensi bank sentral di Amerika.

Masalahnya, ya itu tadi, pemilik uang di Indonesia tak bisa berbuat apa-apa karena mulai besok Bursa Efek Indonesia (BEI) tutup. Ketergantungan kepada The Fed inilah yang membuat banyak orang merasa sebal. Soalnya, hal ini membuat pemilik uang terombang-ambing. [mdr]

Yah..Wall Street Diprediksi akan Mixed

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street diperkirakan akan bergerak volatile pada perdagangan Kamis (25/8). Investor menunggu pernyataan The Fed Jumat besok.

Indeks Dow Jones diprediksi menguat 22 poin ke 11.290, indeks S&P naik 1,8 poin ke 1.173 dan indeks Nasdaq akan turun 0,00% ke 2.133. "Pasar telah kehilangan tenaga untuk reli," kata David Jones, kepala strategi market di IG Indeks London.

Investor bergerak hati-hati sebagai antisipasi Fed akan memudarkan harapan pada konferensi pers Jumat besok. Pasar sebenarnya menaruh harapan Fed akan mengeluarkan paket stimulus baru.

Pasar juga mencermati saham Apple karena CEOnya, Steve Jobs mengundurkan diri. Alasannya karena kesehatannya sudah tidak memungkinkan dengan berbagai penyakitt yang dideritanya.

Sementara harga emas berjangka untuk pengiriman Desember turun US$44,30 menjadi US$1.713 per ond di perdagangan elektronik Globex.

Level ini memperpanjang penutunan tajam pada hari kemarin yang turun US$104 menjadi US$1.757 per ons di Comex New York Mercantile Exchange, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

Inilah Daftar 'Top Foreign Buy' Kamis (25/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham KIJA hari ini terbanyak dibeli investor asing mencapai 49,4 juta saham dari volume perdagangan 140,9 juta saham dengan total transaksi Rp25,9 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (25/8). Indeks ditutup melemah 2,64 poin atau 0,07% ke 3.844,38. Volume perdagangan 6,2 miliar saham senilai Rp4,1 triliun. IHSG mengalami net foreign sell Rp317,9 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp2,07 triliun dan pembelian asing senilai Rp1,7 triliun.

Urutan kedua saham ASRI mencapai 28,9 juta saham dari volume perdagangan 71,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp31,08 miliar. Urutan ketiga saham CTRA mencapai 26,3 juta saham dari volume perdagangan 42,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp21,4 miliar. Urutan keempat saham LPKR mencapai 23,03 juta saham dari volume perdagangan 75,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp55,5 miliar.

Urutan kelima saham PGAS mencapai 15,9 juta saham dari volume perdagangan 77,7 juta saham dengan total transaksi senilai Rp235,5 miliar. Urutan keenam saham UNSP mencapai 7,1 juta saham dari volume perdagangan 52,6 juta saham dengan total transaksi senilai Rp19,8 miliar. Urutan ketujuh saham AKRA mencapai 6,3 juta saham dari volume perdagangan 17,7 juta saham dengan total transaksi senilai Rp47,1 miliar.

Urutan kedelapan saham BNBR mencapai 5,6 juta saham dari volume perdagangan74,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp4,7 miliar. Urutan kesembilan saham BVIC mencapai 5,3 juta saham dari volume perdagangan 122,9 juta saham dengan nilai transaksi Rp19,4 miliar. Urutan kesepuluh saham MNCN mencapai 5,05 juta saham dari volume perdagangan 8,1 juta saham dengan nilai transaksi Rp8,07 miliar.

Bidik 9, BYAN Akuisisi 6 Kuasa Pertambangan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memiliki saham kepemilikan hingga 99% di 6 perusahaan yang diakuisisi dari 9 perusahaan yang menjadi target akuisisi.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Kamis (25/8). Kepemilikan tersebut setelah perseroan dan keenam perusahaan pemilik kuasa pertambangan atau ijin usaha pertambangan di Kaltim melakukan perjanjian jual beli pada 24 Agustus 2011.

Keenam perusahaan ittu adalah PT Tiwa Abadi (TA), PT Dermaga Energi (DE), PT Orkida Makmur (OM), PT Silau Kencana (SK), PT Sumber Api (SA) dan PT Tanur Jaya (TJ). Dengan kesepakatan itu maka dilakukan pengailan aset seperti bangunan, tanah dan fasilitas penunjuang lainnya oleh perseroan dan anak usaha yaitu PT Bayan Energy dan PT Sumber Aset Utama selaku pembeli dengan PT Ilthabi Bara Utama, Prime Mine Resources Limited dan Romo Nitiyudo Achjo selaku penjual.

Sedangkan pengambilalihan 3 perusahaan lagi paling lambat akan dilakukan dalam jangka waktu 12 bulan. Ketiga perusahaan itu adlah PT Cahaya Alam, PT Bara Sejati dan PT Apira Utama.

Pada RUPSLB perseroan 7 Juni 2011 lalu, perseroan membidik 9 perusahaan yang memiliki kuasa pertambangan di Kalimantan Timur.

Realisasi Capex Perum Peruri Capai Rp250 M

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Hingga saat ini, realisasi belanja modal atau capex (capital expenditure) Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) mencapai Rp250 miliar.

Demikian dikatakan Corporate Secretary Perum Peruri, Slamet Hariono saat buka bersama di Jakarta, Kamis (25/8). "Capex kami pada 2011 sebesar Rp470 miliar. Sementara realisasinya adalah Rp250 miliar," tuturnya.

Slamet menambahkan, pada 6 bulan pertama itu melakukan purchase order kebutuhan perusahaan. "Capex kami gunakan untuk investasi, produksi, beli mesin baru dan pengembangan sistem," tukasnya.

Sementara itu, untuk biaya operasi atau opex (operating expenditure) Perum Peruri tahun ini berkisar antara Rp1,9 triliun hingga Rp2 triliun. "Opex kami tersebut bisa dibilang kecil lah," ucapnya. [hid]

Libur Lebaran & Pidato Bernanke Picu Profit Taking

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah melemah tajam setelah IHSG gagal bertahan di zona hijau. Pasar melakukan profit taking dan penyesuaian posisi trading jelang libur lebaran dan pidato Gubernur The Fed besok.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, secara umum, pelemahan rupiah hari ini lebih dipicu oleh profit taking jelang libur panjang Lebaran 2011 pada pekan depan. Di sisi lain, pasar juga juga melakukan penyesuaian posisi trading jelang pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke pada simposium di Jackson Hole, Jumat (26/8).

Menurutnya, pasar baru akan mengetahuinya pidator tersebut pada Jumat (26/8) malam WIB dan pasar Indonesia libur panjang pekan depan. Karena itu, sebagian besar investor, tidak ingin mengambil risiko terlampau banyak dengan cara mengurangi posisi.

"Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.580 dan 8.550 sebagai level terkuatnya dari posisi pembukaan di level yang sama,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (25/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (25/8) ditutup melemah 27 poin (0,31%) ke level 8.575/8.585 per dolar AS dari posisi kemarin 8.548/8.555.

Pada saat yang sama, lanjut Firman, investor asing melikuidasi obligasi Indonesia dan IHSG juga melemah tipis. Hanya saja, pelemahan rupiah tidak terlalu jauh karena ada intervensi di pasar oleh Bank Indonesia. "Berdasarkan Dow Jones Newswire yang mengutip beberapa pernyataan tiga dealer bank di Indonesia, BI melepas US$200 juta dolar AS hari ini," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah ke level 73,978 dari sebelumnya 74,012. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4430 dari sebelumnya US$1,4412 per euro," imbuh Firman.

Dari bursa saham, Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, signal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) dari bursa regional cukup positif. Sebab, indeks Hangseng bisa ditutup di atas resisten pertama 19.600. “Sebenarnya sama saja, candlestick-nya kecil. Orang terlihat masih malas untuk bergerak,” ujarnya.

Kondisi IHSG juga sama, positif. Tapi kelihatan sekali kalau pasar malas positioning. “Orang males ngambil risiko. Karena itu, IHSG ditutup melemah tipis 2,64 poin (0,07%) ke level 3.844,377. Angka ini masih di bawah kisaran resistance 3.875 – 3.925. IHSG gagal ditutup naik, karena tidak ada signal positifnya,” papar Satrio.

Dalam kondisi seperti ini, menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali ikut menunggu juga. “Kalau mau positioning pelan-pelan saja. Semua orang sepertinya masih berhati-hati dalam menyikapi liburan, dan juga mensikapi pengumuman yang akan dilakukan Bernanke pada hari Jumat besok,” imbuhnya. [mdr]

Saham ENRG Terbanyak Dijual Asing Kamis (25/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ENRG hari ini terbanyak dijual investor asing mencapai 179,5 juta saham dari volume perdagangan 217,7 juta saham dengan total transaksi Rp41,9 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (25/8). Indeks ditutup melemah 2,64 poin atau 0,07% ke 3.844,38. Volume perdagangan 6,2 miliar saham senilai Rp4,1 triliun. IHSG mengalami net foreign sell Rp317,9 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp2,07 triliun dan pembelian asing senilai Rp1,7 triliun.

Urutan kedua saham ADRO mencapai 53,4 juta saham dari volume perdagangan 115,02 juta saham dengan total transaksi senilai Rp242,3 miliar. Urutan ketiga saham CPIN mencapai 12,3 juta saham dari volume perdagangan 29,08 juta saham dengan total transaksi senilai Rp80,3 miliar. Urutan keempat saham BUMI mencapai 10,9 juta saham dari volume perdagangan 30,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp78,8 miliar.

Urutan kelima saham TLKM mencapai 9,7 juta saham dari volume perdagangan 15,7 juta saham dengan total transaksi senilai Rp113,6 miliar. Urutan keenam saham SSIA mencapai 6,2 juta saham dari volume perdagangan 55,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp23,5 miliar. Urutan ketujuh saham BORN mencapai 5,9 juta saham dari volume perdagangan 19,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp23,1 miliar.

Urutan kedelapan saham BBKP mencapai 5,1 juta saham dari volume perdagangan 25,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp17,9 miliar. Urutan kesembilan saham JSMR mencapai 4,4 juta saham dari volume perdagangan 8,1 juta saham dengan nilai transaksi Rp32,6 miliar. Urutan kesepuluh saham INDF mencapai 3,9 juta saham dari volume perdagangan 7,2 juta saham dengan nilai transaksi Rp46,6 miliar.

Data AS Membaik, Bursa Asia Terangkat

Headline
INILAH.COM, Singapura – Saham Asia naik untuk hari kedua pekan ini, setelah meredanya kekhawatiran, menyusul laporan pesanan barang tahan lama dan harga rumah AS yang mengalahkan perkiraan ekonom.

Indeks MSCI Asia Pacific pada Kamis (25/8) naik 0,6% menjadi 119,92 pada 15:30 di Tokyo, dengan dua saham naik untuk setiap yang jatuh. Ekuitas global menghapus US$ 8 triliun pada nilai pasar dalam empat pekan terakhir, di tengah memburuknya data ekonomi AS dan krisis utang Eropa.

"Data terbaru AS menunjukkan tidak semuanya malapetaka dan kesuraman," kata Tim Schroeders, analis di Pengana Capital Ltd, Melbourne. "Investor terus bergulat dengan prospek pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan resesi double-dip, dan itu terlihat dalam pasar keuangan yang volatile. Perlu lebih banyak bukti dari pertumbuhan yang berkelanjutan, sebelum ada pergerakan menguat lebih lanjut. "

Indeks Nikkei Jepang 225 Stock Average naik 1,5%, indeks S & P / ASX 200 Australia naik 1,1%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6%, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,3% dan indeks komposit Shanghai melonjak 2,9%.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,1% hari ini. Indeks itu naik 1,3% menjadi 1.177,60 di New York kemarin, memperpanjang kenaikan pekan ini menjadi 4,8%. Saham menguat awal pekan ini di tengah spekulasi Federal Reserve Ben S. Bernanke akan mengumumkan langkah-langkah untuk menghidupkan kembali ekonomi AS pada pertemuan gubernur bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, besok.

"Apa yang kami lihat adalah pasar kembali mengeset ulang ekspektasi pertumbuhan global," kata Belinda Allen, analis senior riset investasi pasar di Colonial First State Global Asset Management. "Volatilitas akan berlanjut, dan aku tidak bisa mengatakan bahwa kejatuhan saham telah selesai. Kebanyakan investor sekarang percaya Jackson Hole hanya akan menjadi sekadar acara. "

Sebuah laporan pemerintah menunjukkan pesanan barang tahan lama AS naik lebih dari estimasi pada Juli, karena meningkatnya permintaan untuk pesawat dan mobil melampaui penurunan pembelian peralatan bisnis. Harga rumah naik 0,9% pada Juni dari bulan sebelumnya, mengalahkan estimasi, sebuah laporan terpisah menunjukkan.

Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar dunia, yang mendapat 28% dari penjualan dari Amerika Utara naik 1,7% di Tokyo. James Hardie Industries SE, pemasok bahan bangunan yang mendapat 68% dari penjualan dari AS, naik 3,2% di Sydney. Li & Fung Ltd, pemasok mainan dan pakaian untuk pengecer AS termasuk Wal-Mart Stores Inc, naik 1,4% di Hong Kong.

Dari 595 perusahaan di indeks MSCI Asia Pasifik yang melaporkan laba bersih sejak 11 Juli, 45% melampaui perkiraan analis, sementara 33% meleset. Demikian menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.

China Unicom Ltd, perusahaan ponsel terbesar kedua Hong Kong, melonjak 12%, kenaikan terbesar sejak Oktober 2008, setelah laporan laba bersih kuartal kedua mengalahkan estimasi analis.

CNOOC Ltd, explorer minyak terbesar lepas pantai China, naik 2,8% di Hong Kong. Perusahaan melaporkan laba semester pertama bersih yang naik 51% dari tahun sebelumnya menjadi rekor 39,3 miliar yuan (US$ 6 miliar). Hal ini karena naiknya harga minyak mentah yang memicu tumbuhnya produksi untuk memenuhi permintaan.

Indeks Nasdaq100 berjangka turun 0,9%, menyusul pengunduran diri Steve Jobs sebagai chief executive Apple, perusahaan terbesar kedua dunia dari nilai pasar.

"Manajemen Apple sebagian tergantung pada manajer kharismatik, jadi jika Jobs pergi, Apple mungkin telah berada di ambang batas," kata Mitsushige Akino, kepala pengelola dana Ichiyoshi Investment Management Co. Tokyo.

Samsung Electronics Co, pesaing Apple terbesar di smartphone dan komputer tablet serta pembuat ponsel terbesar kedua dunia dari penjualan, naik 2,4% di Seoul. LG Electronics Inc, pembuat ponsel keempat terbesar dunia dari penjualan, naik 1,3%. HTC Corp, pembuat handset terbesar dunia yang menggunakan sistem operasi Android Google Inc, naik 1,4% di Taipei.

Hon Hai Precision Industry Ltd, yang merakit iPhone untuk Apple, jatuh 4,6%. Wintek Corp, pemasok sensor layar sentuh Apple, jatuh 6,9%.

Acer Inc, produsen komputer keempat terbesar dunia, merosot 7%, penutupan terendah sejak Juni 2003. Perusahaan melaporkan kerugian kuartal kedua yang lebih besar dari perkiraan analis dan investor memprediksikan keuntungan setahun penuh, di tengah melambatnya pasar komputer dan lemahnya ekonomi global.

China Resources Enterprise Ltd, mitra SABMiller Plc yang didukung pemerintah, tergelincir 3,4%, setelah mengatakan laba bersih turun 63% dari tahun sebelumnya. [ast]

Rupiah Anjlok, BI Intervensi US$200 Juta

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (25/8) ditutup melemah 27 poin (0,31%) ke level 8.575/8.585 per dolar AS dari posisi kemarin 8.548/8.555.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, secara umum, pelemahan rupiah hari ini lebih dipicu oleh profit taking jelang libur panjang Lebaran 2011 pada pekan depan. Di sisi lain, pasar juga juga melakukan penyesuaian posisi trading jelang pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke pada simposium di Jackson Hole, Jumat (26/8).

Menurutnya, pasar baru akan mengetahuinya pidator tersebut pada Jumat (26/8) malam WIB dan pasar Indonesia libur panjang pekan depan. Karena itu, sebagian besar investor, tidak ingin mengambil risiko terlampau banyak dengan cara mengurangi posisi.

"Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.580 dan 8.550 sebagai level terkuatnya dari posisi pembukaan di level yang sama,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (25/8).

Pada saat yang sama, lanjut Firman, investor asing melikuidasi obligasi Indonesia dan IHSG juga melemah tipis. Hanya saja, pelemahan rupiah tidak terlalu jauh karena ada intervensi di pasar oleh Bank Indonesia. "Berdasarkan Dow Jones Newswire yang mengutip beberapa pernyataan tiga dealer bank di Indonesia, BI melepas US$200 juta dolar AS hari ini," imbuhnya. "Jika tidak ada intervensi, seharusnya rupiah melemah ke level 8.600 per dolar AS."

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah ke level 73,978 dari sebelumnya 74,012. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4430 dari sebelumnya US$1,4412 per euro," imbuh Firman.

Akhirnya, DSSA dirikan anak perusahaan baru

JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) bersama anak usahanya yaitu PT Golden Energy Mines (GEMS) akhirnya mendirikan anak perusahaan baru bernama PT DSSP Power Sumsel (DSSP). Akta pendirian DSSP sudah ditandatangi tanggal 23 Agustus 2011 kemarin. Porsi kepemilikan antara DSSA dan GEMS masing-masing sebesar 95% dan 5%.

DSSP adalah special purpose company (SPC) yang dibentuk sebagai tindak lanjut dari ditunjukknya konsorsium DSSA oleh PT PLN dalam tender proyek pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumatera Selatan (Sumsel) 5 yang berkapasitas 2 x 150 megawatt (MW). "DSSP akan menjadi operator pembangunan proyek itu," jelas Sekretaris Perusahaan, Hermawan Tarjono kepada KONTAN, Kamis (25/8).

Proyek PLTU Mulut Tambang itu sendiri rencananya baru mulai dibangun pada tahun 2012. Konsorsium menargetkan proyek itu bisa rampung sekaligus bisa mulai beroperasi mulai tahun 2015 mendatang.

Meski sudah membentuk DSSP, konsorsium masih belum mendapatkan kepastian sumber pembiayaan proyek itu yang ditaksir sebanyak US$ 400 juta. Hermawan bilang, Perseroan belum terlalu risau atas kondisi itu karena masih memiliki waktu kurang lebih setahun untuk mencari sumber dana tersebut.

DSSA sendiri sedang mencari pinjaman dari perbankan China dengan memanfaatkan koneksi beberapa perusahaan di sana. Dengan strategi seperti ini, perseroan berharap bisa mendapatkan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah.

Namun, Hermawan menekankan, perseroan tidak hanya fokus mencari sumber pembiayaan dari China saja. DSSA juga getol menjajaki pinjaman dari perbankan dalam negeri. "Pokoknya, kita bisa mengambil dana baik dari China maupun dari perbankan dalam negeri," imbuh Hermawan.

Sementara itu, dari sisi kinerja, DSSA menargetkan dapat mencetak pendapatan usaha 50% lebih tinggi ketimbang pendapatan tahun 2010 yang sebesar US$ 364,14 juta. Perseroan optimis dapat mencapai target ini. Pasalnya, pada semester I-2011, Perseroan sudah mencetak laba US$ 263 juta. "Segmen pertambangan dan batubara bakal menjadi penopang pendapatan kami," tandas Hermawan.

Saham PGAS Teraktif Diperdagangkan Kamis (25/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 4.592 kali senilai Rp235,52 miliar pada perdagangan saham Kamis (25/8).

Demikian seperti dikutip dari data BEI, Kamis (25/8). Urutan kedua, saham PT Sentul City Tbk (BKSL) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 3.821 kali senilai Rp154,05 miliar. Urutan ketiga, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan frekuensi 2.747 kali senilai Rp242,35 miliar.

Urutan keempat, saham PT Myoh Technology Tbk (MYOH) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 2.411 kali senilai Rp5,08 miliar. Urutan kelima, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mencatatkan frekuensi saham sebesar 2.329 kali senilai Rp80,33 miliar.

Urutan keenam, saham PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 2.262 kali senilai Rp7,80 miliar. Urutan ketujuh, saham PT Bank Victoria Tbk (BVIC) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 2.188 kali senilai Rp19,45 miliar.

Urutan kedelapan, saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) dengan frekuensi 1.998 kali senilai Rp12,33 miliar.

Urutan kesembilan, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 1.837 kali senilai Rp41,98 miliar. Urutan kesepuluh, saham PT Modernland Realty Lt Tbk (MDLN) mencatatkan saham teraktif dengan frekuensi 1.662 kali senilai Rp19,68 miliar. [hid]

Mata uang Asia ambruk, rupiah tak terkecuali

Mata uang Asia ambruk, rupiah tak terkecuali
SEOUL. Mayoritas mata uang Asia melemah sore ini. Keoknya mata uang di kawasan regional ini dipimpin oleh won Korea Selatan. Pelemahan tersebut dipicu oleh dirilisnya data yang menunjukkan perlambatan ekonomi di Asia. Selain itu, investor juga masih berspekulasi kalau the Federal Reserve akan menginjeksi lebih banyak dollar ke dalam sistem finansial.

Sekadar tambahan informasi, data hari ini menunjukkan, tingkat kepercayaan konsumen Korea Selatan anjlok tajam ke level terendah sejak Maret. Data lainnya, tingkat impor Filipina turun 7,9% pada Juni lalu dibanding bulan sebelumnya.

"Ekspektasi adanya quantitative easing 3 sudah tidak terlalu digubris karena data ekonomi yang lemah," jelas Sim Moh Siong, foreign exchange strategist Bank of Singapore Ltd.

Catatan saja, won melemah 0,5% menjadi 1.087,66 per dollar pada pukul 15.00 di Seoul. Sementara, ringgit melemah 0,4% menjadi 2,9868 dan rupiah melemah 0,3% menjadi 8.548. Sedangkan dollar Singapura keok 0,2% menjadi S$ 1,2078.

Garap proyek PLTU Sumsel, DSSA bentuk anak usaha baru

JAKARTA. Guna mengagarap proyek PLTU di Sumatera Selatan, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membentuk anak usaha baru yaitu PT DSSP Power Sumsel (DSSP) pada 23 Agustus 2011.

Anak usaha itu hasil patungan antara perseroan dengan PT Golden Energy Mines (GEMS), yang bergabung dalam konsorsium DSS. GEMS sendiri merupakan anak usaha DSSA dengan kepemilikan lebih dari 99%.

Sekretaris perusahaan DSSA Hermawan Tarjono dalam keterbukaan informasi BEI (25/8) menyebut, persentase kepemilikan saham di perusahaan baru itu, yaitu GEMS 95%, dan perseroan 5%.

Hermawan bilang, DSSP sebagai special purpose company (SPC) yang dibentuk sebagai tindak lanjut penunjukan konsorsium sebagai preferred bidder oleh PLN untuk proyek pengadaan PLTU Mulut Tambang Sumsel-5.

PLTU berkapasitas 2 x 150 MW itu rencananya akan dibangun mulai 2012 hingga 2015. PLTU tersebut ditargetkan bisa beroperasi secara komersial mulai 2015.

Investor Hati-hati, IHSG Terkoreksi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Penguatan IHSG di sesi awal ternyata tidak mampu bertahan hingga penutupan. Keluarnya dana asing dan aksi profit taking atas saham unggulan menekan bursa.

Pada perdagangan Kamis (25/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,64 poin (0,07%) ke level 3.844,37, dengan intraday terendah di 3.835,02 dan tertinggi di 3.886,17. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 1,96 poin (0,29%) ke level 676,40.

Dibuka menguat 0,53% ke level 3.867, indeks masih bertahan di zona positif dengan kecenderungan koreksi, hingga pada sesi siang bertengger di angka 3.855. Namun, indeks terus turun dan akhirnya ditutup melemah di level 3.844.

Satrio Utomo dari Universal Broker Indonesia mengatakan, IHSG hari ini ditutup terkoreksi di tengah sinyal bursa regional yang cukup bagus. Hal ini karena pelaku pasar masih berhati-hti menyikapi liburan dan pengumuman yang dilakukan Ben Bernanke pada Jumat nanti,“Investor cenderung wait and see, mereka cenderung malas ambil posisi,”ujarnya.

Bursa AS semalam ditutup menguat, kenaikan dalam dua hari terakhir, seiring rilis data durable goods order Juli yang naik 4% dan harga properti Juni yang naik 0,9% MoM, lebih baik dari ekspektasi.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 5,998 miliar lembar saham, senilai Rp 4,218 triliun dan frekuensi 91.531 kali. Sebanyak 118 saham naik, sisanya 102 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Koreksi bursa didukung keluarnya dana asing, dimana nilai transaksi jual bersih (net foerign sell) mencapai Ro317 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp2,078 triliun dan transaksi beli sebesar Rp1,760 triliun.

Koreksi bursa didukung pelemahan sektor konsumer dan industri dasar sebesar 1,1%. Disusul sektor infrastruktur yang turun 0,7%, kemudian sektor manufaktur dan tambang yang melemah 0,6%. Sementara penguatan sektor properti, finansial, perkebunan dan perdagangan menahan koreksi lebih lanjut.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Century Textille (CNTX) turun Rp 1.000 ke Rp 5.550, Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 500 ke Rp 126.000, Unilever (UNVR) turun Rp 300 ke Rp 16.150, dan Indofood (INDF) turun Rp 250 ke Rp 6.200.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat adalah Chandra Asri (TPIA) naik Rp 300 ke Rp 3.600, Adira Finance (ADMF) naik Rp 250 ke Rp 11.250, Astra Internasional (ASII) naik Rp 250 ke Rp 67.400, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 200 ke Rp 21.750.

Bursa regional Asia sore ini didominasi penguatan, dimana indeks Komposit Shanghai naik 74,17 poin (2,92%) ke level 2.615,26, indeks Hang Seng naik 285,69 poin (1,47%) ke level 19.752,48, indeks Nikkei 225 melesat 132,75 poin (1,54%) ke level 8.772,36, indeks Straits Times terangkat 1,73% ke level 2.767,03 dan indeks Kospi di Seoul naik 0,56% ke 1,764,58. [mdr]

Aksi buang CPIN, PGAS, dan UNVR menggerus indeks di sesi sore

JAKARTA. Aksi jual saham-saham, terutama bluechips melemahkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang penutupan perdagangan sore ini.

Bloomberg mencatat, tiga saham yang paling banyak dilepas dan menggerus indeks, yaitu Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Hingga penutupan bursa sore ini, CPIN tumbang 5,26%, sementara PGAS jatuh 3,23%, dan UNVR melemah 1,82%. Aksi jual ketiga saham ini tidak hanya dilakukan broker asing, tapi juga lokal.

Tercatat, 29,1 juta saham CPIN yang ditransaksikan hari ini. Credit Suisse Securities Indonesia menjadi broker yang paling banyak melepas saham ini, yaitu Rp 34,81 miliar. Selanjutnya, CIMB Securities Indonesia sebanyak Rp 8,63 miliar, dan Bahana Securities senilai Rp 8,01 miliar.

Adapun, saham PGAS yang diperdagangkan mencapai 77,8 juta saham. Tiga broker paling getol membuang saham ini, yaitu CLSA Indonesia senilai Rp 123,39 miliar, Mandiri Sekuritas Rp 31,05 miliar, dan Kim Eng Securities sejumlah Rp 22,02 miliar.

Sementara, 760.500 saham UNVR telah ditransaksikan hingga sesi kedua berakhir. Deutsche Securities Indonesia melakukan transaksi jual terbanyak yaitu Rp 8,55 miliar. Diikuti, Kim Eng Securities senilai Rp 1,21 miliar, juga BNP Paribas Securities Indonesia sebanyak Rp 1,07 miliar.

IHSG tergelincir ke zona merah di akhir perdagangan

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehabisan tenaga di akhir perdagangan sore ini (25/8). Meski sejak perdagangan pagi bergerak menguat, namun beberapa saat jelang penutupan, indeks justru mulai melemah, dan ditutup tergelincir 0,07% ke posisi 3.844,377.

Kejatuhan indeks seiring lemahnya lima sektor yang diperdagangkan. Koreksi terbesar pada sektor barang konsumsi yaitu sebesar 1,09%, dan sektor industri dasar yang tertekan 1,05%. Sementara, lima sektor yang masih bertahan di zona hijau dipimpin sektor kosntruksi dengan kenaikan 1,08%.

Hingga perdagangan berakhir, tercatat 110 saham berhasil naik. Namun, 94 saham masih melemah, dan 94 saham lainnya tidak beranjak dari posisi penutupan kemarin. Sebanyak 5,999 miliar saham yang ditransaksikan hari ini, dengan nilai transaksi sekitar Rp 4,219 triliun.

Saham Centex Tbk (CNTX) yang tumbang 15,38% ke Rp 5.500, mengisi posisi pertama top losers, sore ini. Diikuti, Asuransi dayin Mitra Tbk (ASDM) yang jatuh 14,89% ke Rp 400, dan Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) yang turun 8,52% ke Rp 161.

Sementara, deretan top gainers ditempati antara lain, saham Capitalinc Investment Tbk (MTFN) yang melesat 15,79% ke Rp 440. Lalu, Cowell Development Tbk (COWL) yang reli 14,58% ke Rp 275, dan Duta Graha Indah Tbk (DGIK) yang naik 13,59% ke Rp 117.

Aksi Jual, Paksa IHSG Ditutup Turun 0,07%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Kamis (25/8) ditutup melemah 2,64 poin atau 0,07% ke 3.844,38. Volume perdagangan 6,2 miliar saham senilai Rp4,1 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 118 saham naik, 102 saham turun dan 98 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell Rp317,9 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp2,07 triliun dan pembelian asing senilai Rp1,7 triliun.

Indeks JII turun 2,7 poin ke 529, indeks ISSI turun 0,2 poin ke 124,16 dan indeks LQ45 turun 1,9 poin ke 676,40. Pelemahan diseret sektor pertambangan yang turun 18,9 poin ke 2.905,17 dan sektor konsumsi turun 13,99 poin ke 1.267,22.

Pergerakan indeks tidak dapat bertahan di zona positif. Level tertinggi berada di 3.886,17 dan terendah di 3.835,59.

Bursa saham Eropa menguat seperti indeks FTSE naik 0,4% ke 5.228, indeks DAX naik 1,1% ke 5.747 dan indeks CAC naik 1,3% ke 3.182. Sedangkan bursa saham Asia juga menghijau seperti indeks Hang Seng naik 1,4% ke 19.752, indeks Nikkei naik 1,5% ke 8.772, indeks Shanghai naik 2,9% ke 2.615 dan indeks ASX naik 1,09% ke 4.212.

Saham yang menguat seperti saham TPIA naik Rp300 ke Rp3.600, ADMF naik Rp250 ke Rp11.250, ASII naik Rp250 ke Rp67.400, AALI naik Rp200 ke Rp21.750, EMTK naik Rp200 ke Rp2.400, GGRM naik Rp150 ke Rp54.150, BBCA naik Rp100 ke Rp8.000, BBRI naik Rp100 ke Rp6.500, BFIN naik Rp100 ke Rp6.900, GYDR naik Rp100 ke Rp9.100.

Saham yang melemah saham DLTA turun Rp500 ke Rp126.000, UNVR turun Rp300 ke Rp16.150, INDF turun Rp250 ke Rp6.200, SMDR turun Rp15 ke Rp4.175, CPIN turun Rp150 ke Rp2.700, PLIN turun Rp150 ke Rp2.700, SCMA turun Rp150 ke Rp2.700, SMGR turun Rp150 ke Rp9.100, PGAS turun Rp100 ke Rp3.000, SMAR turun Rp100 ke Rp5.950.

Volume transaksi obligasi di pasar sekunder turun 30,7%

JAKARTA. Volume perdagangan obligasi pemerintah dan korporasi di pasar sekunder tercatat turun 30,7% menjadi Rp 6,3 triliun, pada perdagangan kemarin (24/8). Sehari sebelumnya, volume transaksi masih mencapai Rp 9,2 triliun.

Tak hanya volume, penurunan juga terjadi pada frekuensi perdagangan. Kemarin, frekuensi turun sebesar 26,5% dari 395 transaksi menjadi 291 transaksi. Penurunan terdalam dipimpin oleh obligasi negara atau surat utang negara (SUN) tenor menengah yang turun sebesar 44,44%.

Corporate secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing menyebut, untuk obligasi pemerintah yang mengalami pergerakan teraktif yaitu seri FR0054 (time to maturity 19,9 tahun). "Total frekuensi 43 transaksi yang bernilai Rp 715 miliar," ujarnya.

Sementara untuk obligasi korporasi, seri obligasi BNII01SB (time to maturity 6,74tahun dan yield 10,02%) menjadi seri teraktif dengan volume perdagangan sebesar Rp 45 miliar dan ditransaksikan sebanyak 9 kali.

DSSA Dirikan DSSP Power Sumsel

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) telah menandatangani Akta Pendirian PT DSSP Power Sumsel dengan anak usahanya PT Golden Energy Mines (GEMS).

Dalam keterbukaanya ke BEI, Kamis (25/8) disampaikan kepemilikan saham DSSA dan GEMS masing-masing sebesar 95% dan 5%.

DSSP merupakan Special Purpose Company (SPC) yang dibentuk sebagai tindak lanjut dari penunjukan konsorsium DSS sebagai preferred bidder oleh PT PLN (Persero) dalam tender proyek PLN untuk pengadaan PLTU Mulut Tambang Sumsel-5 yang berkapasitas 2X150 MW.

Proyek ini rencananya akan berlangsung dari 2012-2015, sehingga PLTU tersebut diharapkan dapat beroperasi secara komersial mulai 2005.

BISI Raup Laba Bersih Rp80,57 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bisi International Tbk (BISI) mencatatkan laba bersih naik 1,7% dari Rp79,19 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp80,57 miliar pada semester pertama 2011.

Demikian seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan Kamis (25/8). Kenaikan laba bersih juga diikuti kenaikan penjualan sebesar 14,5% dari Rp437,70 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp501,30 miliar pada semester pertama 2011. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp305,95 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp263,85 miliar.

Laba kotor naik menjadi Rp195,34 miliar pada semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp173,85 miliar. Laba usaha turun dari Rp107,31 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp103,57 miliar pada semester pertama 2011.

Total utang perseroan menjadi Rp152,16 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan Desember 2010 sebesar Rp148,11 miliar. Total aset naik menjadi Rp1,41 triliun pada Juni 2011 dari Rp1,36 triliun pada Desember 2010. Kas perseroan naik menjadi Rp303,52 miliar pada Juni 2011. [cms]

Koreksi Saham Tambang 'Geser' IHSG ke Zona Merah

Jakarta - Aksi ambil untung di saham-saham tambang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 2 poin setelah melewati perdagangan yang berfluktuasi. Indeks ketinggalan reli bursa-bursa Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.590 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.550 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melaju 20,469 poin (0,53%) ke level 3.867,489. Membaiknya sektor perdagangan AS memberikan harapan ekonomi global tidak akan jatuh ke masa resesi.

Sesaat setelah pembukaan, indeks langsung melesat ke posisi tertingginya hari ini di level 3.886,170. Namun, setelah posisi puncaknya itu indeks langsung meluncur akibat aksi ambil untung, hampir saja IHSG kembali jatuh di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 8,302 poin (0,21%) ke level 3.855,322. Indeks masih terbantu sinyal positif dari bursa-bursa regional.

Sayangnya, aksi ambil untung pun mulai terjadi di saham-saham unggulan sehingga indeks sempat jatuh ke zona merah dengan posisi terendahnya hari ini di 3.845,391. Indeks pun kembali berfluktuasi.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (25/8/2011), IHSG ditutup menipis 2,643 poin (0,07%) ke level 3.844,377. Sementara Indeks LQ 45 ditutup turun tipis 1,962 poin (0,29%) ke level 676,403.

Tekanan aksi jual di penghujung penutupan perdagangan memaksa IHSG terkoreksi. Saham-saham tambang yang pagi tadi menguat kini terkena profit taking.

Aksi beli terhadap saham-saham berbasis properti dan perkebunan tak mampu mengembalikan indeks ke jalur hijau dan harus puas terkena koreksi tipis. Jumlah sektor yang menguat dan melemah seimbang, lima lawan lima.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 91.531 kali pada volume 5,998 miliar lembar saham senilai Rp 4,218 triliun. Sebanyak 118 saham naik, sisanya 102 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi ambil untung seperti beberapa hari sebelumnya, transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 317,957 miliar di seluruh pasar.

Bursa-bursa di Asia semakin mantap melaju di zona hijau, dipimpin oleh bursa saham China yang melesat hingga lebih dari dua persen. Kekhawatiran investor akan masuknya dunia ke masa resesi mulai berkurang dengan adanya sinyal positif dari data perdagangan AS.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional di sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melompat 74,17 poin (2,92%) ke level 2.615,26. Â
  • Indeks Hang Seng menanjak 285,69 poin (1,47%) ke level 19.752,48.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 132,75 poin (1,54%) ke level 8.772,36. Â
  • Indeks Straits Times melonjak 46,42 poin (1,71%) ke level 2.766,32.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Chandra Asri (TPIA) naik Rp 300 ke Rp 3.600, Adira Finance (ADMF) naik Rp 250 ke Rp 11.250, Astra Internasional (ASII) naik Rp 250 ke Rp 67.400, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 200 ke Rp 21.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Century Textille (CNTX) turun Rp 1.000 ke Rp 5.550, Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 500 ke Rp 126.000, Unilever (UNVR) turun Rp 300 ke Rp 16.150, dan Indofood (INDF) turun Rp 250 ke Rp 6.200.
(ang/dnl)

Ekspektasi The Fed Picu Penguatan Bursa Eropa

Medium
INILAH.COM, London - Spekulasi The Fed akan mengumumkan langkah stimulus ekonomi AS telah mendorong bursa Eropa menguat pada perdagangan Kamis (25/8) pagi.

Indeks FTSE naik 0,8% ke 5.247, indeks DAX naik 1,2% ke 5.754 dan indeks CAC naik 1,3% ke 3.181. Sektor perbankan naik 1,3% dipimpin bank asal Prancis, Credit Agricole naik 4,4%. Investor khawatir dengan kenaikan profit bank-bank Eropa, yang dikutip dari yahoofinance.com.

"Pasar menjadi sangat bersemangan, saya tidak berpikir akan ada program pelonggaran kuantitatif. Tetapi mungkin akan ada langkah stimulus untuk membantu menciptakan lapangan kerja," kata Justin Urquhart Stewart, Direktur di Seven Investasi Manajemen.

Ekspor Malaysia surut, harga CPO kian melorot

Ekspor Malaysia surut, harga CPO kian melorot
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk hari yang kedua. Melemahnya harga minyak sawit seiring surutnya permintaan dari negara-negara pembeli terbesar.

Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,6% ke level RM 3.019 atau setara US$ 1.012 per metrik ton. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.030 per metrik ton.

Hari ini, surveyor Intertek melaporkan ekspor CPO Malaysia selama 25 hari pertama di bulan Agustus naik 6,3% menjadi 1,36 juta ton. Kenaikan tersebut lebih rendah dibanding ekspor dalam 10 hari pertama di Agustus yang naik 48%.

Direktur Commodity Links Pte. Vijay Mehta menyebut, gambaran ekspor secara umum turun, sehingga pasar bereaksi terhadap data itu. "Saat ini pasar sangat sepi menjelang liburan minggu depan," ujarnya di Singapura, hari ini.

Sementara, analis OSK Research Sdn. Alvin Tai menuturkan, secara umum dalam beberapa bulan terakhir pasar membicarakan produksi yang sangat kuat pada semester kedua 2011. "Meski demikian, harga masih bagus. Itu menjadi sinyal bertahannya harga," sebut Alvin, di Kuala Lumpur.

Dewan minyak sawit Malaysia, pada 8 Agustus, menyatakan produksi puncak CPO terjadi antara Juli dan Oktober. Produksi Malaysia kemungkinan naik menjadi 18,3 juta ton di tahun ini, dari tahun lalu sejumlah 17 juta ton.

Bersiap Sebelum Resesi Double-Dip

Headline
INILAH.COM, Boston – Resesi ekonomi memang belum tiba. Data yang komprehensif untuk Juli dan Agustus belum mengkonfirmasi hal ini. Namun, sudah sebaiknya pelaku pasar melakukan persiapan.

David Kelly, kepala strategi pasar untuk JP Morgan Fund mengatakan, beberapa ekonomi dan ahli strategi telah memprediksi bahwa resesi tumbuh lebih besar dalam beberapa hari terakhir,”Imbas pernyataan terhadap kepercayaan pasar adalah meningkatnya kemungkinan bahwa mereka mungkin benar,” ujarnya. Demikian dikutip dari Marketwatch.

Sam Stovall, kepala strategi investasi untuk riset ekuitas Standard & Poor adalah satu analis yang menyarankan pelaku pasar bersiap untuk hal terburuk. “Aksi pasar pada 2008 mengajarkan kita sesuatu, yakni untuk menjadi proaktif dan mengharapkan yang terburuk,” katanya.

Terkait hal tersebut, Stoval menjawab pertanyaan tentang seberapa jauh laba per saham (EPS) S&P500 dapat jatuh jika AS masuk dalam resesi. Hasilnya, sangat sulit S&P keluar dari antisipasi revisi EPS.

Dalam siklus sebelumnya seperti ini, EPS akan jatuh 12-20% selama 15-19 bulan dan harga saham akan diperdagangkan hingga 12-13 kali.

Dengan latar belakang historis ini, Stovall menuturkan, laba per saham S & P 500 adalah 93,29, seperti yang dilaporkan Capital IQ untuk S & P pada kuartal kedua 2011. Mengasumsikan AS tergelincir dalam resesi dan laba diperdagangkan antara 12 -13 kali, S & P 500 dapat mencapai level bottom di kisaran 900-1.030. S & P 500 pada Selasa kemarin ditutup naik 39 poin ke level 1.162.

Melihat potensi penurunan 20% di pasar, akan masuk akal bermain aman dan mulai menambah posisi defensif. Atau bisa saja mulai bertaruh pada ETF, atau membeli jangka panjang. Demikian ujar ProShares ultrashort S & P500 atau ultrashort ProShares Russell2000.

Inilah yang pernyataan beberapa ahli strategi:

Eropa terlihat bagus

Christopher Cordaro, CFP, CFA charterholder, CEO dan kepala investasi RegentAtlantic Capital LLC, menilai, resesi double-dip adalah ramalan. "Ini resiko terbesar yang kita hadapi," katanya.

Namun, mengenai resesi double-dip akan menjadi kenyataan atau tidak, Cordaro berpendapat peluang investasi yang lebih baik ada di luar AS, khususnya di Eropa. "Kami telah mengadopsi filosofi Warren Buffet, untuk menjadi serakah ketika orang lain takut."

Saat ini, Cordaro menyukai dua ETF yang mencerminkan penilaian relatif lebih baik terhadap S&P 500. Salah satunya adalah indeks dana iShares MSCI EMU, yang melacak harga dan kinerja yield sekuritas publik di pasar moneter Uni Eropa. Yang lain adalah SPDR Euro Stoxx 50, yang melacak indeks saham unggulan di zona euro.

SPDR Euro Stoxx 50 memiliki imbal hasil dividen hampir 4,8% dan itu diperdagangkan pada rasio laba sebesar 7,8%. Sedangkan dana indeks Ishares EMU memilki imbal hasil dividen 3,75%. Sebaliknya, SPY diperdagangkan dengan yield hanya 2,1%.

Krisis di Eropa mungkin akan memburuk, sebelum menjadi lebih baik, tetapi Cordaro tahu bahwa tidak mungkin membeli di harga bawah mutlak. Akhirnya, perusahaan-perusahaan yang membentuk ETF adalah perusahaan besar berdomisili di Eropa yang memperoleh sebagian besar pendapatan dari pasar negara berkembang.

China juga bagus

Profesional investasi lain juga melihat peluang lebih di luar AS, dalam kondisi resesi atau tidak. Masse Jonathan, charterholder CFA, pendiri dan manajer portofolio senior di Baochuan Capital Management, LLC, tidak meramalkan AS tergelincir kembali ke resesi. Tapi ia percaya investor sangat terpapar China, ekonomi kedua terbesar dunia dan eksportir terbesar.

Salah satu ahli strategi investasi BauCap, ekonom dari Princeton University dan penulis, Dr Burton G. Malkiel menganjurkan membeli saham Guggenheim China All-Cap ETF dan menjual iShares FTSE China 25 Indeks ETF. “Strategi ini akan memberikan dividen yield sekitar 4%,” katanya.

Pengamat lainnya, termasuk Phil Cioppa, kepala investasi di Arbol Financial Strategies, kurang bersemangat pada pasar AS dan lebih tertarik untuk berinvestasi jangka panjang di luar AS "Sampai Eropa mengembangkan jalan keluar dari Euro, secara internasional, ETF yang saya gunakan untuk membantu mendiversifikasi adalah negara-negara emerging market, terutama India, "katanya.

"Menjadi bangsa kapitalistik terbesar, jika mereka dapat menjaga semua faktor sosio-ekonomi relatif seimbang, hasil dari ETF akan mengungguli setiap daerah."

The Wisdom Tree India Earning Fund, meskipun turun 33% selama tahun lalu, adalah investasi ETF terbesar di India.

Pendekatan yang seimbang

Robert Powell, pemerhati masalah ekonomi mengatakan, Wall Street, termasuk Kelly, menganjurkan pendekatan yang lebih seimbang. "Untuk investor, ketidaknyamanan volatilitas dan kekhawatiran resesi perlu seimbang terhadap valuasi pasar saat ini," tulisnya. "Memang rasio P/ E saham yang tidak biasa dan yield yang sangat rendah pada Treasuries tampaknya masuk akal jika resesi sangat buruk terwujud.”

Mengingat harga, pendekatan yang seimbang untuk berinvestasi nampaknya masih tepat dalam lingkungan keuangan, di mana harga pasar maupun emosi investor tampaknya dekat untuk menjadi imbang. [mdr]

CMNP akan Akuisisi 1-2 Ruas Jalan Tol

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) tertarik untuk mengakuisisi 1-2 ruas jalan tol yang merupakan bagian dari 24 ruas jalan tol mangkrak yang akan ditender pemerintah.

Hal itu disampaikan Direktur Operasional CMNP, Hudaya Arryanto, Kamis (25/8). "Kita tertarik untuk mengakuisisi 1-2 ruas jalan tol yang merupakan bagian dari 24 ruas jalan tol yang mangkrak khususnya yang berada di Jabodetabek," ujar Hudaya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya tertarik untuk mengakuisisi ruas jalan tol yang berada di Jabodetabek karena permintaan lalu lintas dalam ruas jalan tol tersebut cukup tinggi. Perseroan mengharapkan akuisisi dapat dilakukan pada semester kedua 2011 dan paling lambat 2012.

Untuk memuluskan rencana akuisisi, perseroan membutuhkan dana cukup besar. Penerbitan obligasi secara berkelanjutan menjadi salah satu alternatif perseroan untuk pendanaan akuisisi jalan tol. Hudaya menuturkan, perseroan berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp1 triliun pada tahap pertama.

"Kita sedang melakukan persiapan untuk penerbitan obligasi. Kemungkinan akan menggunakan laporan keuangan Juni 2011, sehingga diharapkan penerbitan obligasi dapat diterbitkan pada kuartal keempat 2011 untuk tahap pertama," kata Hudaya.

Perseroan telah menerbitkan saham terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 200 miliar lembar saham atau senilai Rp240 miliar untuk memperkuat permodalan. Perseroan menjajaki penerbitan obligasi ini untuk mengembangkan proyek jalan tol.

Seperti dikabarkan, perseroan mengincar proyek tol Cinere-Jagorawi sepanjang 14,6 kilometer (km). [hid]

Awas! Transaksi Tak Pakai Rupiah Bisa Didenda Rp 200 Juta

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengingatkan kembali kepada masyarakat dalam bertransaksi di Negara Indonesia harus menggunakan mata uang rupiah. Apalagi dengan telah disahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

Demikian disampaikan oleh Juru Bicara Bank Indonesia Difi Johansyah dalam keterangannya kepada detikFinance di Jakarta, Kamis (25/8/2011).

"Rupiah wajib digunakan dalam setiap transaksi, apabila hal itu diabaikan, UU memberi sanksi satu tahun kurungan atau denda Rp 200 juta sebagaimana tertuang dalam Pasal 33," ungkap Difi.

Difi menjelaskan, pada Pasal 21 Ayat 1 UU Mata Uang dengan tegas mengatakan bahwa Rupiah wajib digunakan dalam setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran, penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang, atau transaksi lainnya.

Dalam Pasal 33 ayat 2 Bab X Ketentuan Pidana UU Mata Uang dikatakan "Setiap orang dilarang menolak untuk menerima Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/atau untuk transaksi keuangan lainnya di wilayah NKRI, kecuali terdapat keraguan atas keaslian Rupiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu tahun dan pidana denda paling banyak Rp 200 juta."

Memang ada pengecualian tertentu yang memungkinkan transaksi dilakukan dalam mata uang asing. Dijelaskan Difi, UU memberi pengecualian terhadap transaksi tertentu seperti dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri, transaksi perdagangan internasional, simpanan di bank dalam bentuk valuta asing atau transaksi pembiayaan internasional sebagaimana tertuang dalam Pasal 22 Ayat 2.

"Nah, dengan telah dikeluarkannya UU Mata Uang, diharapkan semua transaksi di NKRI memakai Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dan tidak ada lagi yang memakai mata uang asing. Kalau sampai masih ada pihak yang memakai mata uang asing dalam menyelesaikan transaksi dagangnya, sudah barang tentu konsumen bisa menyampaikan keberatan, dan si pedagang bisa terancam pidana kurungan satu tahun penjara dan atau denda uang," papar Difi.

Sebelumnya, BI mengungkapkan terdapat laporan bahwa ada beberapa masyarakat yang terheran-heran ketika melihat sebuah toko elektronik di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta mencantumkan harga barang dalam mata uang asing dan bukan dalam Rupiah. Dirinya semakin terkejut lagi ketika petugas toko menyatakan lebih menyarankan pembayaran dilakukan dalam mata uang asing.

Menurut petugas itu, bila si konsumen membayar dalam Rupiah akan dikenakan nilai kurs tertinggi yang condong merugikan konsumen. Alhasil dirinya mengurungkan niatnya membeli di toko itu dan mencari toko lain yang mematok harga dalam rupiah. Peristiwa seperti itu semestinya tidak perlu terjadi.
(dru/dnl)

Emas Terkoreksi Lebih dari US$ 100 Dalam Sehari

Jakarta - Harga emas jatuh lebih dari US$ 100 per ounce dalam sehari pada perdagangan kemarin, salah satu koreksi yang terbesar sepanjang sejarah. Membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan harapan adanya stimulus dari Federal Reserve mendorong aksi profit taking di instrumen investasi paling aman alias safe heaven tersebut.

Tekanan jual menjadi lepas kendali sejalan dengan para manajer keuangan berkompetisi uangnya dari indeks berjangka COMEX, yang baru saja mengalami koreksi terbesarnya sejak 1980 jika dilihat dari nilai koreksinya.

Sementar dari volume perdagangannya justru mencetak rekor terbaru. Harga emas jenis bullion sekarang ini sudah jatuh lebih dari US$ 150 per ounce dibandingkan rekor tertingginya di US$ 1.911,46 per ounce, turun pada perdagangan selasa.

Emas jatuh akibat spekulasi mengenai rencana baru The Fed untuk memudahkan kebijakan moneter pada pertemuan akhir pekan ini.

Analis mengatakan sudah waktunya bagi para investor emas untuk mengambil untung setelah reli kemarin berjalan terlalu jauh, dan terlalu cepat hanya beberapa pekan terakhir. Emas jenis bullion naik sebanyak US$ 400 per ounce sejak Juli tahun ini.

"Anda melihat sebuah komoditas yang indikatornya disadari investor ritel, hedge fund dan semua orang bahwa sudah sangat jenuh beli. Hanya soal waktu saja sebelum pasar akhirnya pecah," kata Mihir Dange, broker emas di lantai COMEX untuk Arbitrage LLC dikutip dari Reuters, Kamis (25/8/2011).

Harga emas di pasar spot turun 4,1% ke level US$ 1.754,59 per ounce, dan sempat menyentuh posisi terendahnya di US$ 1.749,39 per ounce.

Sebelum akhirnya mencetak rekor di perdagangan Selasa kemarin di atas US$ 1.900 per ounce, emas sudah menguat hampir 9% dalam enam kali perdagangan.

Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 104 ke level US$ 1.757,30 per ounce. Data Reuters menunjukkan jatuhnya harga emas ini hampir sama pada 22 Januari 1980 yang anjlok US$ 150 per ounce.
(ang/dnl)

Ikuti Bursa Asia, Eropa akan Menguat

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diperkirakan akan menguat pada perdagangan Kamis (25/8) mengukuti penguatan Wall Street dan bursa Asia.

Investor tetap fokus pada pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke pada acara simposium tahunan bank sentral di Jackson Hole, Jumat besok. Pasar mengharapkan akan ada rencana lanjutan pelonggaran kuantitatif (QE3) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

Berita dari emiten adalah pernyataan CEO Apple, Jobs yang akan mengundurkan diri. Dia merasa tidak dapat memenuhi tugas lagi dengan alasan kesehatan.

Harga emas akan mencuri perhatian karena berpotensi terus mengalami koreksi setelah investor memanfaatkan kesempatan mengambil keuntungan. Setelah sempat melampaui level US$1.900 per ons pada awal pekan ini, emas berada di bawah US$1.800 per ons. Investor mulai berani menjual aset save haven.

Kabar dari Prancis, telah memangkas proyeksi pertumbuhan untuk 2011 dan 2012 yang dibarengi dengan langkah-langkah penghematan. Pemerintah akan mengurangi pengeluaran dan memberlakukan berbagai retribusi dengan target penerimaan mencapai 500.000.

Bursa saham Asia menguat seperti indeks Hang Seng naik 1,07% ke 19.675, indeks Nikkei naik 1,5%, indeks Shanghai naik 2,2% dan indeks ASX naik 0,8% ke 4.203.

Sementara bursa saham Amerika Serikat kembali positif pada penutupan perdagangan saham Rabu (24/8). Hal ini dipengaruhi pelaku pasar keluar dari emas dan masuk ke saham.

Indeks Dow Jones naik 142,51 poin atau 1,28% di level 11.319,27. Indeks S&P 500 naik 15,19 poin atau 1,31% ke level 1.177,54. Indeks Nasdaq naik 21,63 poin atau 0,88% ke level 2.467,69.

Timah Raup Penjualan Naik 29% Jadi Rp4,83 Triliun

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan penjualan naik 29% menjadi Rp4,83 triliun pada semester pertama 2011 dari periode sama sebelumnya Rp3,74 triliun.

Demikian seperti dikutip dari siaran pers Kamis (25/8). Kenaikan penjualan juga didukung kenaikan laba bersih menjadi Rp689 miliar pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp322 miliar. Selain itu, harga jual logam timah yang diterima perusahaan selama semester pertama 2011 sebesar US$29.541 atau naik 69% dibandingkan periode sama sebelumnya US$17.529.

Laba kotor perseroan naik dari Rp689 miliar pada semester pertama 2010 menjadi Rp1,25 triliun pada semester pertama 2011. Jumlah aktiva tercatat Rp6,52 triliun atau naik 11% pada Juni 2011 dibandingkan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp5,88 triliun. Kenaikan nilai aktiva didukung dari kenaikan nilai liabilitas jangka pendek sebesar 32%. Nilai liabilitas jangka pendek pada 30 Juni 2011 sebesar Rp1,67 triliun dan nilai utang yang sama pada 31 Desember 2010 sebesar Rp1,26 triliun.

Di sisi lain produksi perseroan turun menjadi 18.455 mton pada semester pertama 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya 19.501 mton. [cms]

Penguatan Rupiah Bakal Gerus Pendapatan Timah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) menyatakan, penguatan rupiah berdampak terhadap pendapatan perseroan pada 2011.

Hal ini dipengaruhi pemasaran perseroan yang mencapai sekitar 95% untuk ekspor. "Kita mengekspor lebih dari 90%. Dengan penguatan rupiah berdampak terhadap pendapatan sehingga menjadi turun," ujar Sekretaris Perusahaan TINS Abrun Abubakar, Rabu (24/8) malam.

Perseroan mengekspor timah ke Eropa , Asia Pacifik seperti Korea dan Jepang, serta Amerika Serikat. Produksi timah sekitar 50% ini digunakan untuk industri elektronik. Meski penguatan rupiah dan produksi turun berpengaruh terhadap pendapatan, Abrun optimis harga rata-rata timah sekitar US$24 ribu per ton hingga akhir tahun 2011. Pendapatan perseroan juga akan ditopang dari kenaikan harga timah. "Kita masih optimsi harga rata-rata timah sebesar US$24 ribu per ton," tegas Abrun.

Perseroan akan meningkatkan produksi barang setengah jadi ke depan. Abrun menuturkan, saat ini produksi barang setengah jadi baru 10%. "Kita menargetkan produksi barang setengah jadi bisa mencapai 50% ke depan,dan ini masih melihat pasar juga," kata Abrun.

Saat ini perseroan sedang mengembangkan tin chemical dan tin shoulder. Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asal Jepang originale manufaktur untuk memenuhi permintaan tin shouler di sesuaikan dengan pabrik tin shoulder berkapasitas 2.100 per ton. "Untuk tin shoulder kita masih melakukan penetrasi pasar," tutur Abrun. [cms]

Pemain Lokal Bertahan, IHSG Sesi I Tetap Positif

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan sesi I Kamis (25/8) ditutup naik 0,21% ke level 3.855,32.

Penguatan indeks pagi ini seiring sentimen positif dari penguatan bursa global. Investor lokal yang masih tetap bertahan di pasar mampu mengalahkan aksi jual asing siang ini yang mencatatkan net foreign sell sebesar Rp136,07 miliar. Sektor properti mencatatkan kenaikan terbesar 1,52%.

Samuel Sekuritas dalam ulasan pasarnya hari ini memperkirakan indeks akan kembali mencoba menembus resistance terdekat di 3.908 hari ini.

Bursa AS meneruskan penguatannya dalam 2 hari terakhir seiring rilis data durable goods order di bulan Juli yang naik 4% dan harga property di bulan Juni yang naik 0,9% MoM, lebih baik dari ekspektasi. Kembali munculnya optimisme ini juga membuat harga emas dunia terkoreksi signifikan sekitar 8% dari level tertingginya di awal pekan. Harga minyak dunia relatif flat di level US$85,3/barel sementara harga metal dunia masih bergerak mixed dengan Nikel +0,8% dan Timah -0,4%.

Bursa Asia siang ini masih menguat seiring sentimen positif dari bursa AS semalam dan pelemahan nilai tukar Yen mengembalikan optimisme investor. Shanghai naik 1,72%, Hang Seng naik 1,55%, Nikkei naik 1,95%, STI naik 1,41%, Seoul naik 1,1%, KLSE stabil. Harga minyak dunia pagi ini relatif flat di level US$85,3/barel.

Sebanyak 117 saham naik siang ini, 95 saham turun, dan 80 saham stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup naik 0,18% ke level 679,62, sementara JII turun 0,11% ke level 531,77.

Volume perdagangan siang ini mencapai 1,99 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,38 triliun.

Saham-saham yang naik tajam siang ini adalah GGRM naik 1,48%, ASII naik 0,44%, AALI naik 1,39%, ADMF naik 1,81%, EMTK naik 9,09%, dan VOKS naik 24,28%.

Reli enam sektor giring IHSG mendarat di zona hijau

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mendarat di zona hijau pada penutupan perdagangan siang ini. Penguatan enam sektor berhasil mengangkat indeks sebesar 0,22% ke posisi 3.855,322.

Saham-saham sektor konstruksi paling diminati di sesi pertama ini, yang terlihat dari reli sektor konstruksi sebesar 1,53%. Diikuti, sektor perkebunan yang melaju 0,85%, dan sektor keuangan yang naik 0,74%. Sedangkan, empat sektor yang masih melemah dipimpin oleh aneka industri dengan koreksi sebesar 1,03%.

Sebanyak 108 saham berhasil naik. Sementara, 86 saham masih tertahan di zona merah, dan 79 saham lainnya masih stagnan.

Perdagangan sesi pertama diramaikan transaksi 4,196 miliar saham, dengan nilai transaksi sekitar Rp 2,417 triliun.

Saham Voksel Electric Tbk (VOKS) yang melejit 24,29% ke Rp 870 masih memimpin deretan top gainers di siang ini. Diikuti, saham Myoh Technology Tbk (MYOH) yang meroket 15,56% ke Rp 104, dan Sentul City Tbk (BKSL) yang reli 15,38% ke Rp 300.

Sementara, penghuni top losers, diantaranya saham Asuransi dayin Mitra Tbk (ASDM) yang jatuh 14,89% ke Rp 400. Lalu, Equity Development Investment Tbk (GSMF) turun 8,26% ke Rp 100, dan Mahaka Media Tbk (ABBA) yang melemah 6,67% ke Rp 140.

Perbankan dan Astra untuk Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta- Penguatan IHSGsiang ini akan berlangsung hingga penutupan. Saham sektor perbankan dan saham Astra Internasional menjadi penggeraknya.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan menguat. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.820 dan resistance 3.920 jika mengalami kenaikan hingga 1%,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (25/8).

Penguatan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh penguatan bursa Asia setelah kemarin berada di zona merah akibat penurunan peringkat utang Jepang jadi Aa2 oleh Moody’s Investor Service. Di sisi lain, penguatan indeks juga mendapat dukungan dari penguatan bursa AS.

Praska menilai, penopang utama penguatan Wall Street bukan karena ekspektasi sinyal Quantitative Easing (QE) tahap ketiga dari pidato Gubernur The Fed dalam symposium di Jackson Hole, Jumat (26/7). “Penguatan bursa AS lebih dipicu oleh positifnya data durable goods order AS yang mengalami kenaikan pada Juli 2011,” ujarnya.

Durable goods order AS naik jadi 4% dari prediksi 1,9%. Angka ini jauh di atas ekspektasi sehingga jadi euphoria tersendiri bagi Wall Street. “Karena konfirmasi data tersebut, bursa Asia juga cukup menguat sehingga berpengaruh positif pada penguatan IHSG,” tandas Praska.

Tapi, secara umum, market saat ini masih wait and see. Sebab, mau berspekulasi menguat pun, jika sentimen dari luar negerinya buruk, kurang mendukung spekulasi tersebut. Apalagi, pekan pertama September, market akan dihadapkan pada data inflasi Indonesia untuk bulan Agustus 2011. “Karena itu, penguatan IHSG butuh tenaga berupa penguatan bursa regional,” imbuhnya.

Memang, Praska mengakui, ekspektasi atas pidato Bernanke, juga turut mendukung penguatan indeks tapi tidak terlalu kuat. Justru sentimen dari durable goods order lebih kuat pengaruhnya. Sebab, data tersebut sangat riil pengaruhnya terhadap perekonomian AS. “Karena itu, IHSG berpeluang bertahan pada teritori positif hingga penutupan sore nanti,” ujar Praska.

Adapun sektor saham yang jadi penggerak utama indeks hari ini adalah sektor perbankan dan saham PT Astra Internasional.

Saham-saham pilihannya di sektor properti adalah PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Sentul City (BKSL). “Saya rekomendasikan trading buy untuk saham-saham properti. Artinya, bisa beli hari ini dan jual besok. Sebab, harganya sudah mendekati harga tertinggi sebelumnya,” ujarnya.

Di sektor aneka industri dia merekomendasikan saham PT Gajah Tunggal (GJTL) dan PT Astra Internasional (ASII). Untuk saham-saham second liner direkomendasikan, PT Bisi Internasional (BISI) dan PT Bakrieland Development (ELTY). Inilah menurut Praska, saham-saham second liner yang potensial naik. “BISI dan GJTL memiliki gap sehingga pada saat market rebound, bakal menutup gap-nya itu dengan kenaikan harga sahamnya,” paparnya.

Di sektor perbankan, PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). “Di luar sektor properti, saya rekomendasikan buy and hold untuk dijual saat bursa buka setelah lebaran. Sebab, seperti BMRI dan BBRI sekarang masih cenderung tertahan,” imbuhnya. [ast]

Sesi I Aksi Ambil Untung Bikin IHSG Cuma Naik 8 Poin

Jakarta - Laju penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedikit tertahan oleh aksi ambil untung di saham-saham lapis dua. Indeks masih terbantu sinyal positif dari bursa-bursa regional.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melaju 20,469 poin (0,53%) ke level 3.867,489. Membaiknya sektor perdagangan AS memberikan harapan ekonomi global tidak akan jatuh ke masa resesi.

Sesaat setelah pembukaan, indeks langsung melesat ke posisi tertingginya hari ini di level 3.886,170. Namun, setelah posisi puncaknya itu indeks langsung meluncur akibat aksi ambil untung, hampir saja IHSG kembali jatuh di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (25/8/2011), IHSG naik tipis 8,302 poin (0,21%) ke level 3.855,322. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 1,258 poin (0,18%) ke level 679,623.

Penguatan pasar saham kali ini dipimpin oleh saham-saham properti. Namun demikian, profit taking di saham-saham berbasis industri dasar dan manufaktur hampir saja memaksa indeks ke jalur negatif.

Investor asing masih enggan masuk ke pasar modal dalam negeri. Hingga siang ini dana asing masih keluar dari lantai bursa namun jumlahnya tidak sebesar perdagangan-perdagangan kemarin.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 50.149 kali pada volume 2,383 miliar lembar saham senilai Rp 2,416 triliun. Sebanyak 117 saham naik, sisanya 95 saham turun, dan 80 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia menanjak semakin tinggi siang ini, didorong positifnya bursa Wall Street semalam. Sentimen ini masih mampu membantu IHSG bertahan di zona hijau.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menanjak 43,77 poin (1,72%) ke level 2.584,86.
  • Indeks Hang Seng melaju 300,83 poin (1,55%) ke level 19.767,62.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 172,68 poin (2,00%) ke level 8.812,29.
  • Indeks Straits Times melonjak 39,44 poin (1,45%) ke level 2.759,34.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp Rp 54.800, Astra Internasional (ASII) naik Rp 300 ke Rp 67.450, Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 21.850, dan Adira Finance (ADMF) naik Rp 200 ke Rp 11.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 3.500 ke Rp 123.000, Surya Citra Media (SCMA) turun Rp 200 ke Rp 5.800, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 19.100, dan Unilever (UNVR) turun Rp 150 ke Rp 16.300.
(ang/dnl)