Minggu, 28 Agustus 2011

Penjualan Alat Berat UNTR 728 Unit pada Juli 2011

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan penjualan alat berat sebesar 728 unit pada Juli 2011 dibandingkan periode Juni 2011 sebesar 742 unit.

Komposisi penjualan alat berat tersebut antara lain pertambangan sebesar 487 unit, kehutanan sebesar 44 unit, konstruksi sebesar 82 unit, dan agro sebesar 115 unit pada Juli 2011. Total penjualan perseroan sebesar 5.061 unit pada Juli 2011 dibandingkan periode sama sebesar 3.200 unit. Pangsa pasar perseroan sebesar 50% pada Juli 2011.

Selain itu, penjualan batu bara sebesar 2,55 juta ton batu bara per Juli 2011 dibandingkan periode sama sebesar 1,49 juta ton. Produksi batu bara mencapai 47,9 batu bara mio ton per Juli 2011 dibandingkan periode sama sebesar 44 batu bara mio ton. Demikian seperti dikutip dari situs perseroan pada Minggu (28/8).

Bursa Saham Asia Diperkirakan Menguat

Headline
INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia diperkirakan akan mengalami penguatan pekan depan dipengaruhi pernyataan Pimpinan The Fed Ben Bernanke pada akhir pekan ini.

Pimpinan The Fed Ben Bernanke mengatakan, perekonomian Amerika Serikat pulih meskipun melambat. Bank sentral pun memiliki sarana tambahan untuk menopang pertumbuhan. MSCI Asia Pacific Index mengalami penurunan 14% pada pekan lalu karena spekulasi pidato Bernanke untuk kebijakan stimulus tambahan pada pidato Ben Bernanke pekan ini.

Indeks S&P 500 naik 1,5% pada 26 Agustus lalu. Kontrak pada rata-rata Nikkei 225 Jepang naik 0,6% saham di Chicago."Kita melihat rebound yang layak. Bernanke terdengar jauh lebih percaya diri," ujar Nader Naemi, Strategist di AMP Capital Investors Ltd yang mengelola dana hampir US$100 miliar seperti dikutip dari Bloomberg.

Seperti diketahui, MSCI Asia Pacific Index turun 11% dari 30 Juni hingga 26 Agustus setelah The Fed mengakhiri program pembelian obligasi senilai US$600 miliar atau QE2 untuk meningkatkan perekonomian.

The Fed akan melakukan pertemuan bulan depan selama dua hari sehingga memicu spekulasi Bernanke untuk menempa konsesus kuat pada kebijakan moneter di perbedaan pendapat yang berkembang di Federal open Market Committee.

2 Operator Bursa Saham AS Siap Buka Perdagangan

Headline
INILAH.COM, New York - Dua operator bursa saham Amerika Serikat NYSE Euronext dan Nasdaq OMX Group Inc menyatakan siap untuk membuka perdagangan saham pada Senin (29/8) meski badai Irene mengancam.

Executive Vice President for Trasaction Services Nasdaq OMX Eric Noll mengatakan, keputusan untuk membuka bursa saham akan diputuskan bersama oleh pasar dan Securities and Exchange Commision."Kami cukup yakin akan buka bursa saham pada Senin depan. Ini akan menjaid upaya yang terkoordinasi antara operator bursa saham, pasar dan SEC. Semua pihak pun akan berkoordinasi dan siap untuk buka," kata Eric seperti dikutip dari bloomberg.com.

Gubernur New York Andrew Cuomo memaksa untuk mematikan sistem transportasi New York City karena badai. Selain itu, Walikota Michael Bloomberg pun diminta untuk mengevakuasi daerah dataran rendah.Pihaknya pun mempertimbangkan untuk mematikan daya listrik di Manhattan di mana New York Stock Exchange berada. Sementara perdagangan saham Amerika Serikat sebesar 13% berada di New York Stock Exchange. Adapun perdagangan saham sisanya ditangani secara elektronik di mana pusatd ata di New jersey dan tempat lainnya.

Eksekutif NYSE Euronest Louis Pastina menuturkan, pembukaan perdagangan saham setelah badai tergantung para trader akan bisa kembali bekerja di Manhattan. Badai Irene termasuk badai paling kuat yang menghantam New York setelah Badai Gloria pada 1985.

NYSE Euronext menyatakan telah menyelesaikan persiapan untuk badai di kantor pusat Manhattan dan pusat data. Komisi sekuritas dan bursa, berkonsultasi dengan SEC untuk menentukan apakah bursa saham akan dibuka pada Senin. Selain itu, Nasdaq OMX menyatakan telah cukup sumber listrik baik umum, generator dan baterai.Noll menuturkan, pihaknya dapat mengoperasikan bursa saham selama berhari-hari tanpa listrik.

Sebelumnya Badai Gloria memaksa bursa saham Amerika Serikat ditutup selama satu hari pada 27 September 1985. New York Stock Exchange ditutup karena badai salju pada 8 Januari 1996.

Total Emisi Obligasi & Sukuk Capai Rp28,61 Triliun

Headline
INILAH.COM,Jakarta - Total emisi obligasi, sukuk, dan efek beragun aset (EBA) senilai Rp28,61 triliun atau 32 emisi sepanjang 2011.

Emisi obligasi dan sukuk tersebut terdiri dari 30 emisi obligasi rupiah senilai Rp28,41 triliun dan dua emisi sukuk senilai Rp200 miliar. Emisi obligasi dalam bentuk dolar Amerika Serikat senilai US$50 juta. Demikian seperti dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), akhir pekan ini.

Sebelumnya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) telah mencatatkan obligasi I senilai Rp1,2 triliun pada Jumat (26/8). Adapun obligasi APLN terdiri dari seri A senilai Rp325 miliar dengan jangka waktu tiga tahun dan seri B senilai Rp875 miliar dengan jangka waktu lima tahun. Emisi obligasi ini mendapatkan rating dari Pefindo dengan peringkat A. Yang bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Benakat Tertarik Saham BULL

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) akan menempatkan saham sebesar Rp300 miliar di PT Buana Listya Tama Tbk (BULL).

Direktur PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) Firlie Ganindito menuturkan, perseroan akan sebagai investor strategis di BULL. Perseroan tertarik dengan saham BULL karena PT Buana Listya Tama Tbk juga fokus kepada oil and gas. Aksi korporasi ini pun telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BIPI dengan agenda perubahan dana penawaran umum saham perdana pada akhir pekan ini.

"Kita menempatkan saham di BULL tapi tidak mayoritas. Kita akan beli saham BULL melalui pihak ketiga, penempatan saham senilai Rp300 milliar," ujar Firlie, pada akhir pekan ini.

Seperti diketahui, perseroan juga akan melunasi utang masing-masing sebesar Rp728 miliar dan Rp216 miliar kepada PT Indotambang Perkasa dan Amadia Investments Ltd. Dana pelunasan utang ini kemungkinan berasal dari dana penawaran umum saham perdana.

Perseroan mendapatkan dana sebesar Rp1,6 triliun dari hasil penawaran umum saham perdana pada Februari 2010. Selain itu, perseroan menerbitkan waran sebesar 6,5 miliar waran dengan nilai Rp942,5 miliar.

Tiga Faktor Penekan BUMI Sepekan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Sepekan ini, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami penurunan secara persentase sebesar 6,5%. Apa pasal?

Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, ada tiga faktor yang membuat saham BUMI mengalami tekanan pada pekan ini. Pertama adalah tekanan atas bursa saham Indonesia secara keseluruhan. “Kemudian investor yang mulai mengurangi posisi saham menjelang libur panjang Lebaran,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Pergerakan IHSG pada Jumat (26/8) kemarin ditutup melemah 2,646 poin (0,07%) ke level 3.841,731. Penurunan didukung keluarnya dana asing, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp469 miliar. Adapun jumlah transaksi tercatat 11 juta lot, senilai Rp 4,2 triliun.

Dengan koreksi ini, maka dalam lima hari perdagangan terakhir Agustus, IHSG membukukan penurunan tipis 1,01 poin (0,02%).

Edwin menyatakan, sebagian pelaku pasar sudah mengambil liburan panjang. Para pelaku pasar juga memilih mengurangi posisi portofolio, sehingga perdagangan cenderung sepi dan melemah.

Pasar juga menunggu kebijakan The Federal Reserve atas perekonomian AS. Semula diharapkan Gubernur The Fed Ben Bernanke mengungkapkan langkah bank sentral dalam menghadapi pelemahan pertumbuhan ekonomi AS. "Tapi pertemuan The Fed tidak ada program stimulus Quantitative Easing jilid 3, dan saya rasa pasar juga tidak panik menghadapinya," katanya.

Faktor pembeban saham BUMI selanjutnya, menurut Edwin adalah perkiraan turunnya permintaan batu bara. Ini merupakan sentimen terpenting, "Karena hal ini merujuk pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia, terlebih batu bara BUMI yang banyak diekspor ke China," katanya.

Rilisnya laporan keuangan perseroan, mempertegas membaiknya kinerja BUMI, dengan laba naik 2,77% di semester pertama 2011 menjadi US$ 278,57 juta, dari perolehan laba tahun sebelumnya pada periode yang sama US$ 271,04 juta. Adapun pendapatan perseroan naik cukup tinggi menjadi US$ 1,792 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar US$ 1,44 miliar.

Saham BUMI bergerak volatile sepekan kemarin. Ditutup melemah Rp100 ke level Rp2.600 pada Senin (22/8), emiten ini kembali naik Rp25 ke level Rp2.625 pada keesokan harinya. Namun, sejak Rabu (24/8) BUMI terus terkoreksi, hingga akhir pekan ditutup di level Rp2.525. [ast]

Indika Tunda Pengalihan Saham Petrosea ke Publik

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) menunda pengembalian sebagian saham PT Petrosea Tbk ke masyarakat hingga Januari 2012.

Dalam penjelasannya ke BEI disebutkan pelepasan sebagian saham ke masyarakat ini sesuai dengan ketentuan bahwa Perseroan wajib melakukan pengalihan saham Petrosea kepada masyarakat minimal 16,6% atau sekitar 16.743.720 saham yang merupakan hasil pelaksanaan tender offer yang dilakukan perseroan setelah pengambilalihan Petrosea dan kewajiban mengalihkan saham Petrosea yang akan berakhir 28 Agustus 2011.

Sehubungan dengan sentimen negatif pasar keuangan global yang membawa pengaruh penurunan seluruh indeks pasar modal di seluruh dunia, perseroan telah mengajukan permohonan perpanjangan kewajiban pengalihan saham tersebut ke Bapepam-LK dan telah disetujui penundaannya hingga akhir Januari 2012.

Dalam sebulan, hanya 5 reksadana yang menoreh imbal hasil positif

Dalam sebulan, hanya 5 reksadana yang menoreh imbal hasil positif
JAKARTA. Selama periode 29 Juli 2011 - 24 Agustus 2011, hanya 5 produk reksadana campuran yang membuahkan return atau imbal hasil positif.

Berdasarkan data PT Infovesta Utama, kelima produk tersebut antara lain, produk Marakan Prima yang pada periode tersebut mencatatkan kenaikan imbal hasil 2,3%, kemudian Pasific Balance Fund juga menuaikan kenaikan return 0,99%. Lalu disusul oleh produk Danamas Fleksi, Ins Dana Kombinasi dan First State Indonesian Liquid Plus Fund yang masing-masing menorehkan imbal hasil sebesar 0,79%, 0,53% dan 0,24%.

Sedangkan dominan produk reksadana campuran lainnya mengalami kinerja negatif dengan penurunan terdalam dihadapi produk Prospera Balance yang terperosok 10,48% dan produk Star Balanced yang terkoreksi 8,73% di periode yang sama.

Analis Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, kinerja reksadana campuran yang sekitar 80% underlying asetnya adalah saham, tentu tidak terhindar dari masalah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebulan lalu.

Walaupun pastinya, profil nasabah reksadana campuran merupakan investor moderat yang tidak suka resiko dan masih kurang pengalaman. "Dengan dominan portfolionya adalah saham, maka investor terkadang tidak menyadari bahwa mereka bermain di area agresif", kata Edbert, kepada KONTAN, Sabtu (27/8).

Oleh karena itu, bagi nasabah yang ingin berinvestasi di reksadana campuran ini, sebaiknya benar-benar mengetahui prospektus dan komposisi portfolio produk reksadana campuran yang akan dibeli. Sehingga produk tersebut dapat sesuai profil dan harapan yang diinginkan.

Kinerja PGAS di semester satu stagnan

Kinerja PGAS di semester satu stagnan
JAKARTA. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 9,41 triliun. Sedang laba operasi perusahaan ini di periode tersebut mencapai Rp 4,06 triliun.

Angka tersebut turun tipis jika dibandingkan pendapatan usaha di periode yang sama di 2010 lalu sebesar Rp 9,52 triliun, dengan laba operasional Rp 4,57 triliun. Penurunan ini terjadi lantaran volume penyaluran distribusi gas turun.

Selain itu, PGAS menanggung kenaikan beban pokok dan beban operasi. Peningkatan beban pokok merupakan dampak dari kenaikan harga beli gas dalam perpanjangan kontrak dan kontrak gas baru.

Laba bersih emiten Badan Usaha Milik Negara ini tidak banyak berubah. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di semester satu 2011 hanya mencapai Rp 3,26 triliun, naik tipis dari laba bersih semester satu 2010 yang sebesar Rp 3,21 triliun.

Di usaha transmisi, PGAS telah menyalurkan gas rata-rata 846 juta standar kaki kubik per hari alias million standard cubic feet per day (MMSCFD). Sedangkan lini usaha distribusi perusahaan ini menyalurkan gas 782 MMSCFD ke pelanggan rumah tangga, komersial, industri, dan pembangkit listrik di semester I-2011.

Pasokan gas

Dibanding tahun lalu, volume penjualan bisnis distribusi turun 5%. Penyebabnya, volume gas yang diperoleh PGAS dari produsen gas di hulu juga turun. "Fluktuasi pasokan akibat prioritas alokasi gas dan kegiatan pemeliharaan di sektor hulu masih terjadi semester satu tahun ini," kata Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PGAS melalui keterangan pers yang diterima KONTAN, Jumat (26/8).

Tim Riset Kim Eng, dalam risetnya, menilai, kinerja PGAS tersebut sudah sejalan dengan prediksi. Meski begitu, para analis Kim Eng menilai, kinerja operasional perseroan ini mengecewakan.

Meski begitu, Hendi menegaskan beberapa minggu terakhir ini keadaannya sudah berangsur membaik. "Ke depan, kami harapkan agar alokasi gas bumi yang diberikan kepada PGN dapat terus meningkat," sebut Hendi.

PGAS sendiri baru saja mendapat tawaran pasokan gas tambahan dari lapangan Grissik, Sumatra Selatan. Perusahaan pelat merah ini akan mendapat pasokan gas sebesar 110 MMSCFD.

Pasokan gas tambahan tersebut nantinya akan dialokasikan untuk jalur distribusi pipa South Sumatra-West Java (SSWJ). "Dari BP Migas menawarkan tambahan pasokan dari Grissik Besarnya sekitar 110 MMSCFD sampai 20 tahun," kata Wahid Sutopo, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGAS kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Namun, PGAS masih harus melanjutkan negosiasi untuk tawaran tersebut. Saat ini, PGAS sudah memiliki pasokan gas sekitar 400 MMSCFD dari lapangan tersebut. Hampir seluruhnya dibeli sektor industri.

Bulan lalu, PGAS juga telah menandatangani head of agreement (HoA) dengan PT Indogas Kriya Dwiguna untuk pengelolaan dan pemanfaatan gas dari Lapangan Terang Sirasun Batur. PGAS berharap, lapangan ini bisa mengalirkan gas sejumlah 20 billion british thermal unit per day (BBTUD) mulai kuartal pertama 2012.

PGAS juga terus berusaha memenuhi kebutuhan pasokan gas bumi. Saat ini, PGAS tengah melakukan pembangunan terminal penerimaan LNG di Sumatra Utara dan Teluk Jakarta.

Central Omega incar dana Rp 983,74 miliar

JAKARTA. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mengincar dana sebesar Rp 983,74 miliar dari penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. DKFT akan menggelar hajatan ini pada 14 Oktober-20 Oktober mendatang.

Dalam prospektus yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (27/8), DKFT menyatakan akan menerbitkan 983,74 saham bernominal Rp 500 per saham, dengan harga pelaksanaan Rp 1.000 per saham. Manajemen DKFT akan menggunakan dana tersebut untuk tiga keperluan.

Pertama, separuh hasil rights issue dicadangkan untuk penyertaan DKFT di perusahaan baru, yang dibentuk setelah pelaksanaan HMETD. Perusahan itu akan mengoperasikan smelter atau pabrik pengolahan hasil tambang anak usaha DKFT.Kedua, sekitar 30% akan digunakan untuk menambah atau (capex) anak usaha DKFT.

Sisanya untuk tambahan modal kerja atau working capital perusahaan dan anak usaha.,

modal ditempatkan dan disetor penuh DKFT akan naik 10 kali lipat, dari sebelumnya Rp 54,65 miliar menjadi Rp 546,52 miliar.Setiap pemegang saham satu saham DKFT yang tercatat hingga 12 Oktober 2011, memiliki hak membeli sembilan HMETD. Dengan rasio itu, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan alias terdilusi, maksimum 90% .

Dalam rights issue tersebut, DKFT juga menawarkan waran seri I secara cuma-cuma untuk setiap pelaksanaan 27 HMETD. Waran bisa digunakan untuk membeli satu saham biasa bernominal Rp 500 per saham, dengan harga pelaksanaan Rp 1.250 per saham.

DKFT akan menerbitkan 36, 43 juta waran seri I. Dari penerbitan waran, DKFT bisa mendapatkan tambahan dana segar sebesar Rp 45,54 miliar. Kelak, DKFT dan anak usahanya berniat menggunakan dana asil konversi waran tersebut untuk menambah dan kegiatan operasional.

Badai Irene Fokus Bursa AS Sepekan ke Depan

Headline
INILAH.COM, New York - Saham AS akan lebih banyak dipengaruhi oleh dampak badai Irene dan perkembangan tenaga kerja sepekan ke depan.

Pedagang Eropa menyulap kekhawatiran utang dan data ekonomi yang melunak sekarang akan menatap kepada gambar satelit, pelacakan jalur Badai Irene, yang diperkirakan akan memukul New York selama akhir pekan. Badai luar biasa dari perjalanannya ke Pantai Timur AS pada hari Jumat, mengancam 55 juta orang, dan diperkirakan menyebabkan kerusakan properti sebesar miliaran dolar.

Mengutip Reuters, Bursa utama AS sedang mempersiapkan untuk menghadapi pemadaman listrik dan banjir, dan yang mungkin mempengaruhi perdagangan pada hari Senin. Setidaknya untuk sekarang, NYSE dan Nasdaq berharap bisa membuka perdaganganseperti biasa pada Senin (29/8) pagi. Dewan Besar mengatakan keputusan akhir akan dibuat pada hari Sabtu atau Minggu, terutama di lantai bursa di distrik keuangan Manhattan dari dataran rendah, yang bisa melihat gelombang badai dan banjir.

Seorang trader senior senior di sebuah perusahaan perdagangan di New York mengatakan Jumat bahwa badai Irene telah menghancurkan setiap kesempatan reli yang tampaknya mustahil, mengingat besarnya posisi short yang telah dibangun di pasar ekuitas. "Jika badai ini adalah sebuah bencana, saya duga adalah kita akan turun menangani 30-40 pada hari Senin," katanya.

Saham Asuransi Properti Allstate dan Wisatawan Travelers terpukul dalam perdagangan intraday rendah dua tahun pada hari Jumat, sebagian karena kekhawatiran atas klaim yang disebabkan badai tersebut. "Kami bermaksud untuk terbuka, tapi alam mungkin memiliki rencana lain," kata Lou Pastina, wakil presiden eksekutif operasi NYSE.

Setelah itu, fokus baru akan berubah dari prospek ekonomi Federal Reserve kelaporan penggajian Agustus pada Jumat mendatang.

Ketua Fed Ben Bernanke, dalam pidatonya pada pertemuan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, mengatakan sebagian besar beban untuk memastikan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang terletak di kaki Gedung Putih dan Kongres AS. Presiden Barack Obama diperkirakan berencana menyampaikan secara detil untuk menciptakan lapangan kerja setelah dia kembali dari liburannya minggu depan.

Investor akan memiliki beberapa hari untuk memposisikan diri menjelang pidato Obama. "Ini jelas merupakan pertaruhan Bernanke kepada Obama, yang akan segera mengumumkan sebuah karya inisiatif," kata Lance Roberts, CEO Streettalk Advisors, sebuah perusahaan manajemen investasi di Houston. "Pasar berpikir kita sekarang bisa mendapatkan stimulus dari pemerintah."

Laba Bersih Pan Brothers Naik 195,53%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 195,53% menjadi Rp37,65 miliar pada semester 1-2011 dari Rp12,74 miliar pada periode serupa 2010.

Dalam laporan publikasinya ke BEI, perseroan menjelaskan kenaikan laba bersih pada semester 1-2011 ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan menjadi Rp864,95 miliar dari Rp650,99 miliar tahun lalu.

Perseroan juga membukukan kenaikan total kewajiban pada tengah tahun 2011 menjadi Rp910,51 miliar dari Rp719,72 miliar tahun lalu. Sementara total ekuitas naik menjadi Rp631,89 miliar dari hanya Rp167,57 miliar.

Investor mau masuk ke produk lebih beresiko, dollar AS turun 0,8% terhadap euro

Investor mau masuk ke produk lebih beresiko, dollar AS turun 0,8% terhadap euro
NEW YORK. Mata uang dollar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama dunia, setelah pidato Ben S. Bernanke mengindikasikan perekonomian AS tidak dalam keadaan perlu stimulus dalam waktu dekat. Hal ini membuat investor berani untuk masuk ke dalam produk investasi yang lebih beresiko.

Dollar AS melemah 0,8% ke posisi US$ 1,4499 terhadap euro pada pukul 17:00 waktu New York. Dalam seminggu, dollar AS telah melemah 0,7%. Dollar AS pun terdepresiasi sebanyak 1,1% terhadap yen, sementara yen menguat terhadap euro sebesar 0,2% ke level 111,17 per euro.

Sementara itu, mata uang Swiss franc melemah 2,5% ke posisi 1,1690 per euro dan menyentuh angka 1,1736, menjadi yang terlemah sejak 25 Juli. Dollar Index melemah 0,8% ke level 73,712 dari posisi 74,279 pada hari sebelumnya.

"Bernanke paling tidak agak optimistis bahwa AS tdak dalam keadaan resesi. Orang-orang ingin kembali ke produk beresiko, meski pergerakannya masih lemah," ujar Alan Ruskin Kepala Strategi Mata Uang Deutche Bank AG di New York.

Harga emas menguat ikut tersengat sentimen positif pidato Bernanke

Harga emas menguat ikut tersengat sentimen positif pidato Bernanke
SEATTLE. Setelah pimpinan The Federal Reserve Ben S. Bernake tidak menyebut akan adanya rencana stimulus untuk menggenjot perekonomian AS, harga emas di New York lantas menguat untuk hari keduanya.

Harga emas untuk pengapalan Desember 2011 menguat US$ 34,10 atau 1,9% ke posisi US$ 1.797,30 pada pukul 13:58 waktu setempat di bursa Comex, New York. Padahal, harga emas telah turun sebanyak 3% dalam lima hari kebelakang, dan menjadi pelemahan pertama mingguan dalam delapan minggu terakhir.

"Semua isu yang akan kembali membuat harga emas melambung masih ada. Bernanke hanya mencari waktu yang lebih tepat untuk menentukan keputusan," ujar Frank Lesh, trader dari FuturePath Trading LLC di Chicago.

Emas terus reli

Pasar bullish emas berada dalam tahun kesebelasnya, mencetak penguatan terbesar sejak 1920 di London. Investor mencari diversifikasi investasi di luar saham dan mata uang.

Sebelum minggu ini, harga emas telah menguat dalam tujuh minggu, menjadi reli terpanjang sejak April 2007. Harga emas dalam setahun ini pun sudah menguat 26%.

Pasar respon positif pidato Bernanke, indeks Wall Street ditutup menguat

Pasar respon positif pidato Bernanke, indeks Wall Street ditutup menguat
NEW YORK. Indeks Wall Street ditutup menguat pada akhir pekan ini hingga lebih dari 1%, mengakhiri pelemahan berturut-turut dalam empat minggu terakhir.

Sentimen positif datang dari pernyataan pimpinan The Federal Reserve (The Fed) Ben S. Bernanke yang mengindikasikan ekonomi AS tidak cukup buruk untuk membutuhkan stimulus dalam waktu dekat.

Bursa S&P naik 1,5% ke level 1.176,80 pada penutupan pukul 16:00 waktu setempat, setelah sebelumnya merosot sebanyak 2%. The Dow Jones Industrial Average juga ditutup naik 134,72 poin atau 1,21% pada posisi 11.284,54. Dan The Nasdaq Composite Index pun menguat 60,22 poin atau 2,49% menuju level 2.479,85.

Pasar menjadi optimistis setelah tidak ada sinyal dari Bernanke bahwa ia akan mencari stimulus untuk membantu perekonomian AS. Ia juga mengangkat pernyataan anggota Federal Open Market Committee yang mengatakan bahwa data perekonomian AS tidak menunjukkan AS menuju resesi.

Dalam pidato tahunannya di Jackson Hole, Wyoming, ia mengumumkan bahwa Federal Open Market Committee akan mengadakan pertemuan dua hari pada bulan September untuk melakukan pembahasan menyeluruh mengenai perekonomian dan langkah-langkah yang akan The Fed tempuh. Dia memang belum memberi keputusan terhadap isu-isu yang telah dibahas sebelumnya, termasuk pilihan untuk membeli obligasi pemerintah putaran ketiga atau tidak.

Pertemuan ini memiliki dua implikasi. Pertama, mungkin berarti mereka akan membahas lebih dalam mengenai langkah-langkah yang sudah mereka rencanakan. "Atau mereka akan membicarakan hal-hal yang belum mereka lakukan," ujar John Canally ekonom dari LPL Financial Corp.

Departemen Perdagangan mengumumkan, PDB AS meningkat 1% pada kuartal kedua, di bawah ekspektasi ekonom yang memprediksi PDB AS akan tumbuh 1,1%. "Meski masalah-masalah krusial masih mengancam, tapi secara fundamental perekonomian AS tidak secara permanen akan berada dalam kondisi buruk seperti dalam empat tahun terakhir ini," ujar Bernanke.

Bernanke menambahkan, semua itu memang butuh waktu, tapi ia berpendapat bahwa peringkat pertumbuhan perekonomian dan tingkat lapangan pekerjaan akan konsisten dengan fundamental ekonomi yang dimiliki AS saat ini.

Wall Street Akhir Pekan Ditutup Menguat

Headline
INILAH.COM, New York - Saham-saham AS berakhir menguat semalam, dengan Wall Street membukukan kenaikan mingguan pertama dari lima pekan.

Apresiasi terjadi setelah Ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengisyaratkan perekonomian tidak membutuhkan stimulus cepat.

"Kami kini berpikir, ekonomi AS akan meningkat," kata Ken Menara, analis senior di Quantitative Analysys Service, menyikapi pidato Bernanke. Demikian dikutip dari Yahoo.com.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 134,72 poin, atau 1,2% ke level 11.284,54, naik 4,3% dari penutupan Jumat pekan lalu lalu.

Indeks Standard & Poor 500 naik 17,53 poin, atau 1,5%, ke level 1.176,80, kenaikan mingguan 4,7%. Indeks komposit Nasdaq naik 60,22 poin, atau 2,5%, ke level 2.479,85, dan membukukan kenaikan mingguan 5,9%. [ast]

Defisiensi Modal, MIRA Masih Rugi Rp43,29 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) mengalami kerugian bersih sebesar Rp43,29 miliar pada semester 1-2011 atau turun dibanding kerugian pada periode yang sama 2010 sebesar Rp324,88 miliar.

Dalam laporan keuangan publikasi perusahaan disampaikan kerugian bersih semester 1-2011 ini dipicu beban pendapatan lain-lain sebesar Rp245,41 miliar pada semester 1-2011. Selain itu, beban administrasi juga naik menjadi Rp30,74 miliar dari Rp26,74 miliar tahun lalu. Penghasilan perusahaan pada tengah tahun 2011 juga turun menjadi Rp507,08 miliar dari Rp575,18 miliar tahun lalu. Kondisi ini menyebabkan perusahaan menderita rugi per saham sebesar Rp10,93.

MIRA juga masih mencatatkan kewajiban senilai Rp11,79 triliun pada semester 1-2011, sedang di sisi ekuitas terjadi defisiensi modal sebesar Rp3,61 triliun.