Kamis, 22 September 2011

Rupiah Turun 2,52%, IHSG Ditutup Anjlok 8,88%

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Kamis (22/9) ditutup anjlok 328,4 poin atau turun 8,88% ke level 3.369,14.

Pelemahan IHSG ini seiring sentimen negatif dari bursa global dan diperparah oleh pelemahan tajam nilai tukar Rupiah. Hari ini rupiah ditutup ditutup melemah 235 poin atau turun 2,52% ke level 9.080. Pelemahan rupiah tertinggi hari berada di level 9.440.

Di Asia Nikkei turun 2,11%, Hang seng turun 5,09%, Shanghai turun 2,86%, KLSE turun 2,2%, STI turun 2,61%, Seoul turun 2,9%. Hal ini juga seiring sentimen negatif dari bursa AS.

Bursa AS ditutup melemah signifikan semalam sekitar 2,5% seiring penurunan rating 3 bank besar AS yakni Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo & Co. oleh Moody’s. Pesimisme investor juga kembali muncul seiring pernyataan The Fed bahwa ekonomi AS berada dalam risiko perlambatan meski kemudian diikuti dengan kebijakan stimulus pembelian SUN bertenor panjang senilai US$400 miliar untuk menekan suku bunga pinjaman di AS.

Sebanyak 304 saham turun, sedang hanya 7 saham yang naik, dan 19 saham masih stagnan. Indeks saham unggulan LQ45 ditutup turun 65,2 poin atau 10,13% ke level 461,37, sedang JII turun 48,1 poin atau 9,43% ke level 461,37. Asing terpantau menjual sahamnya dengan mencatatkan net foreign sell sebesar Rp825,92 miliar.

Volume perdagangan mencapai 6,7 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp11,04 triliun karena terjadi crossing di pasar negosiasi yang dilakukan CIMB Securites untuk transaksi pembelian 30% Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai US$442 juta oleh Siam Cement Thailand.

Saham-saham yang turun tajam sore ini adalah ASII turun 9,44%, ITMG turun 11,93%, MBAI turun 20%, HMSP turun 10,09%, GGRM turun 5,27%, dan UNTR turun 9,48%.

Rupiah Jeblok, IHSG Anjlok Hampir 9%

Medium
INILAH.COM, Jakarta - IHSG melanjutkan koreksi perdagangan kemarin, dengan luluh lantak hampir 9%. Memburuknya sentimen regional dan global serta anjloknya rupiah membebani pergerakan bursa.

Pada perdagangan Kamis (22/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun drastis 328,35 poin (8,88%) ke level 3.369,14, dengan intraday terendah di 3.360,19 dan tertinggi di 3.695,93. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 64,93 poin (10,09%) ke 578,46.

Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di teritori negatif, dengan grafik turun. Dibuka langsung anjlok 2,13% ke level 3.618 dan terus terpuruk hingga pada sesi siang bertengger di angka 3.470 dan akhirnya ditutup di level 3.368.

Satrio Utomo dari Universal Broker Indonesia mengatakan, IHSG hari ini turun drastis, mengikuti pelemahan bursa regional dan global. “IHSG kembali mengalami tekanan koreksi seiring sentimen negatif dari bursa global dan diperparah oleh pelemahan tajam nilai tukar rupiah,“ujarnya.

Menurutnya, kegagalan IHSG kemarin ditutup di atas suport 3710 sudah mensinyalkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Hal ini ditambah bursa AS ditutup terkoreksi signifikan semalam sekitar 2,5% seiring penurunan rating 3 bank besar AS yakni Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo & Co. oleh Moody’s.

Selain itu, hasil pertemuan FOMC ternyata juga mengecewakan pasar. The Fed menyatakan bahwa ekonomi AS berada dalam resiko perlambatan, meski kemudian diikuti dengan kebijakan stimulus pembelian SUN bertenor panjang senilai US$400 miliar untuk menekan suku bunga pinjaman di AS.

Menurut data Bloomberg pukul 05.00 WIB, rupiah diperdagangkan melemah 0,06% ke level 9.023 per dolar AS ketimbang posisi kemarin. Analis PT Bank Saudara Rully Nova mengatakan, pelemahan rupiah dipicu kepanikan pelaku pasar.

Hal ini terjadi setelah bank sentral AS (The Fed) dengan jelas tidak menyebutkan program paket stimulus dalam upaya memperbaiki ekonominya. “The Fed hanya menyebutkan akan tetap mempertahankan suku bunga rendah dua tahun kedepan dan akan menerbitkan obligasi dari jangka pendek ke jangka menengah,” katanya.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,071 miliar lembar saham, senilai Rp 11,037 triliun dan frekuensi 173.509 kali. Sebanyak 7 saham naik, sisanya 304 saham turun, dan 19 saham stagnan.

Koreksi bursa didukung keluarnya dana asing, dimana nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) tercatat sebesar Rp825 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp6,152 triliun dan transaksi beli mencapai Rp5,326 triliun.

Semua sektor terkoreksi lebih dari 6%, dimana sektor finansial memimpin pelemahan sebesar 10,4%, disusul industri dasar sebesar 10,25%. Kemudian sektor tambang yang anjlok 9,6%, aneka industri 9,1%, dan manufaktur 8,6%. Demikian pula sektor infrastruktur 7,9%, perkebunan 7,6%, konsumer 7,2% dan properti 7,1%.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 6.050 ke Rp 58.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 5.250 ke Rp 48.750, Multibreeder (MBAI) turun Rp 4.800 ke Rp 19.200, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 3.200 ke Rp 28.500.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Century Textile (CNTX) naik Rp 100 ke Rp 6.800, Indonesia Paradise (INPP) naik Rp 60 ke Rp 250, Goodyear (GDYR) naik Rp 50 ke Rp 9,350, dan Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 50 ke Rp 2.250.

Bursa regional Asia juga terpuruk dalam zona negatif. Indeks Komposit Shanghai jatuh 69,91 poin (2,78%) ke level 2.443,06, indeks Hang Seng anjlol 912,22 poin (4,85%) ke level 17.911,95, indeks Nikkei 225 turun 180,90 poin (2,07%) ke level 8.560,26, indeks Straits Times melemah 2,56% ke level 2.720,42 dan indeks Kospi melemah 2,9% ke 1.800,55. [mdr].

Rupiah Dijaga Ketat BI, Dolar Stop di Rp 8.750

Medium
Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus melakukan segala daya dan upaya untuk menahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak jatuh terlalu dalam. Atas intervensi ini, dolar bisa distop di Rp 8.750.

"BI intervensi di pasar valas dan juga beli SBN (Surat Berharga Negara) dalam jumlah besar," kata Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo dalam pesan singkat kepada detikFinance, Kamis (22/9/2011).

Menurutnya, gejolak yang terjadi di nilai tukar rupiah ini murni faktor eksternal. Investor asing banyak yang menjual SBN dalam jumlah banyak.

Namun, ia memastikan masyarakat tak perlu khawatir karena sebenarnya fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat. Pertumbuhan ekonomi masih tinggi dan inflasi terkendali.

"Fundamental kita kuat. Growth (pertumbuhan ekonomi) tinggi, inflasi rendah. BOP (neraca pembayaran) surplus," ujarnya.

Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat di posisi Rp 8.750 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.900 per dolar AS. Dolar sempat menembus Rp 9.120 siang tadi, menjadi posisi rupiah paling lemah sejak Juni 2010 lalu.
(ang/dnl)

Sentimen The Fed menyeret minyak ke level terendah empat pekan

Sentimen The Fed menyeret minyak ke level terendah empat pekan
MELBOURNE. Minyak mentah jatuh ke level terendah hampir empat pekan terakhir di New York. Koreksi harga emas hitam ini dipicu pernyataan Federal Reserve AS yang menyiratkan sinyal adanya risiko penurunan yang signifikan pada prospek ekonomi di AS. Padahal, AS merupakan negara pengonsumsi minyak terbesar di dunia.

Minyak WTI untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange turun US$ 2,75 ke level US$ 83,17 per barel. Ini merupakan harga intraday terendah sejak 26 Agustus. Kontrak yang sama bergeser ke posisi US$ 83,62 per barel pada pukul 9.14 waktu London.

Sementara minyak Brent untuk penyelesaian November tergerus US$ 2,23 atau sebesar 2% ke posisi US$ 108,13 per barel di ICE Futures Europe Exchange, di London.

Harga komoditas tumbang setelah The Fed mengatakan akan menjual surat utang jangka pendek dan memegang obligasi jangka panjang untuk mengurangi biaya pinjaman. Langkah tersebut dilakukan guna menjaga perekonomian tidak kembali ke situasi resesi. Di sisi lain, data Departemen Energi menunjukkan, stok bensin AS naik lebih dari perkiraan per pekan lalu. Sementara, produksi minyak nasional naik ke level tertinggi dalam delapan tahun.

Analis senior dari Danske Bank A/S Christin Tuxen menuturkan, saat ini pasar saham anjlok, posisi euro terhadap dollar AS juga terpukul, sehingga berimbas sampai ke pasar komoditas. "Keputusan Fed untuk tidak menerapkan langsung pelonggaran kuantitatif putaran ketiga, memicu investor untuk mengambil dana mereka dari aset berisiko seperti minyak," ujarnya, hari ini, di Copenhagen.

Kekayaan Warren Buffet Turun US$6 Miliar Lebih

Kekayaan Warren Buffet Turun US$6 Miliar Lebih
INILAH.COM, Jakarta - Kekayaan Warren Buffet diperkirakan turun lebih dari US$6 miliar dari tahun lalu menjadi $ 39 miliar dalam daftar 400 orang terkaya Amerika yang baru dirilis Forbes.

Dia satu-satunya orang di antara 20 terkaya yang mengalami penurunan kekayaan. Tapi dia berada di urutan kedua terkaya AS dalam daftar Forbes, namun kesenjangan antara dia dan temannya Bill Gates telah melebar.

Bos Microsoft ini memiliki perkiraan kekayaan sebesar $ 59 miliar, naik $ 5 miliar dari tahun lalu. Yang menempatkan Gates memiliki kekayaan $ 20 miliar dolar di atas Buffett. Pemimpin Oracle Larry Ellison memiliki kekayaan satu rating di bawah Buffet. Dia berada di urutan ketiga dengan kekayaan sekitar $ 33 miliar, atau naik $ 6 miliar dari tahun lalu.

Salah satu alasan memudarnya kekayaan Buffett adalah terjadinya penurunan saham sebesar 17% di Berkshire Hathaway selama dua belas bulan terakhir. Tapi faktor besar lainnya Buffet menyumbangkan uangnya ke yang lain.

Donasi tahun inisebesar $ 3,27 miliar ke Bill and Melinda Gates Foundation, pemenang besar dalam daftar Forbes dari hadiah amal terbesar yang dibuat oleh daftar orang kaya pada tahun 2010 dan 2011. "Lebih dari enam tahun Buffett telah menyumbangkan saham Berkshire Hathaway senilai hampir $ 10 miliar ke Gates Foundation.

Hedge dana Steven Mandel adalah nomor dua sumbangannya tervesar sekitar $ 134 juta ke Zoom Foundation.

Pernyataan Fed Picu Bursa Eropa Jatuh

Pernyataan Fed Picu Bursa Eropa Jatuh
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa turun tajam pada perdagangan Kamis (22/9) setelah The Fed memperingkatkan ekonomi global sudah terjadi kontraksi.

Indeks FTSE turun 2,5% ke 5.155,41, indeks DAX turun 2,9% ke 5.273,99 dan indeks CAC turun 2,6% ke 2.859. Sejak awal tahun ini, bursa Eropa sudah turun 20% dengan kekhawatiran krisis utang Eropa dan lesunya pertumbuhan ekonomi global, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

"Terlepas dari ketidakpastian politik, kia sudah mendapatkan fakta ekonomi yang melambat dengan banyaknya tekanan di bursa China sebagai negara yang tumbuh cukup pesar. Jika tidak ada masalah maka akan mendorong kenaikan bursa global," kata ekonom di Generali investment, Klaus Wiener.

Sektor pertambangan dalam tekanan cukup berat dengan penurunan harga logam yang turun 1,4-3,4 persen. Pemicunya karena kekhawatiran turunnya permintaan industri logam. Indeks sektor pertambangan Eropa turun 4,8%.

Soros Yakin AS Menuju Resesi 'Double Dip'

Soros Yakin AS Menuju Resesi 'Double Dip'
INILAH.COM, Jakarta - Investor miliarder George Soros yakin Amerika Serikat siap menuju resesi double dip dan oposisi Republik yang menghambat rencana stimulus stimulus fiskal Obama membuat pertumbuhan lamban.

Saat ditanyakan oleh CNBC apakah dia percaya bahwa risiko AS jatuh ke dalam resesi double-dip, Soros mengatakan: "Saya pikir kita berada dalam lingkaran itu."

"Kami telah melambat dan pada dasarnya konflik mengenai apakah yang kaya harus membayar pajak untuk menciptakan lapangan kerja atau tidak dan tidak ada kesepakatan dalam pembuatan yang akan menyeimbangkan anggaran dalam jangka panjang, namun akan memungkinkan jangka pendek stimulus fiskal, yang akan menjadi kebijakan yang tepat," Soros mengatakan dalam sebuah wawancara Rabu malam. "Itu ditolak, hancur ... sehingga akan datang ke pemilu tahun depan untuk memutuskan apa yang mereka inginkan," tambahnya.

Pembuat kebijakan zona euro telah berulang kali mengikuti pergeseran kebijakan yang salah, menciptakan situasi di Eropa lebih berbahaya terhadap sistem keuangan global daripada runtuhnya Lehman Brothers pada 2008, Soros mengatakan.

"Ini adalah situasi yang lebih berbahaya (dari Lehman Bros) dan saya berpikir bahwa pemerintah, ketika didorong untuk melakukan apa saja untuk mempertahankan sistem bersama, karena alternatif yang terlalu mengerikan untuk direnungkan," tegasnya.

Sejumlah negara zona euro akan default dan meninggalkan area mata uang tunggal, Soros mengatakan, namun ia memperingatkan jika hal itu terjadi atas dasar ad hoc, akan ada risiko yang cukup besar bagi perekonomian global. "Saya berpikir bahwa Anda bisa memiliki dua atau tiga default atau sebuah negara kecil meninggalkan euro selama itu disusun dan dilakukan secara tertib," kata Soros.

"Jika itu terjadi itu dan benar-benar belum siapm itu akan mengganggu sistem keuangan global, tapi itulah kenapa penting mengikuti apa yang terjadi dan kemudian negara-negara memiliki pilihan asli yang itu tidak berarti mereka diusir."

Soros mengatakan ia percaya apa yang disebut 'Troika' dari Uni Eropa, ECB dan IMF akan merilis tahap berikutnya bantuan ke Yunani yang dililit utang, namun dia menekankan penciptaan dari bailout Eropa akan menentukan apakah orang-orang Yunani menerima bailout lain pada bulan Desember.

BEI Terus Antisipasi IHSG Jatuh Cukup Dalam

INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan telah menyiapkan sejumlah antisipasi terkait penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hal itu disampaikan Direktur Pengawasan BEI, Uriep Budhi Prasetyo, Kamis (22/9). "Memang pelemahan yang terjadi sudah cukup signifikan. Kami sudah tentukan bahwa di titik tertentu akan ada rapat internal. Dan kalau sudah di satu titik yang dianggap rawan, kami akan usulkan ke Bapepam-LK agar perdagangan saham sementara disuspensi. Hingga saat ini kami terus mencermati perkembangan," ujar Uriep di Jakarta.

IHSG sempat berada di level 3.425,19 pada perdagangan saham Kamis (22/9). Uriep mengakui, IHSG turun seiring penurunan saham berkapitalisasi besar antara lain saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga turut mencermati pergerakan bursa saham. Menurut Nurhaida, penurunan bursa saham ini tidak lepas dari kondisi pasar global yang tak kunjung membaik. Bapepam-LK pun telah menginstruksikan BEI untuk terus mencermati perdagangan saham.

"Kami sudah instruksikan kepada BEI untuk terus mencermati kondisi perdagangan. Seperti kita tahu kondisi global saat ini sedang kurang bagus. Semuanya sedang kami amati. Nanti akan kami terus kabarkan perkembangannya," kata Nurhaida.

Inilah Faktor Internal Pemicu IHSG Terpental

INILAH.COM, Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh level 3.470 pada perdagangan saham Kamis (22/9) juga dipicu isu kurs rupiah dan dolar AS.

Untuk nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS sempat melonjak ke level Rp9.200 karena permintaan dolar AS yang banyak.

Kepala Riset PT Sinarmas Sekuritas, Jeff Tan menuturkan, bursa saham masih akan bergejolak dalam jangka pendek. Kekhawatiran terhadap likuiditas perbankan di Eropa yang diakibatkan oleh krisis sovereign debt negara-negara Uni Eropa.

Selain itu, sentimen negatif lain dipicu dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sempat melonjak ke level Rp9.200 karena permintaan Dolar AS yang banyak," ujar Jeff, saat dihubungi INILAH.COM, Kamis (22/9).

Hal senada dikatakan, Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang. Edwin menuturkan, IHSG mengalami pelemahan karena rupiah melemah ditambah bursa saham regional juga ikut turun.

Bursa saham regional turun karena pelaku pasar kecewa terhadap pernyataan Chairman The Fed, Ben Bernanke yang tidak jadi mengeluarkan quantitative easing ketiga.

Menurut Edwin, bursa saham akan tergantung dari bagaimana respon dan kekuatan Bank Indonesia menghadapi kejatuhan Rupiah. "Bila BI dapat menjaga rupiah ke level Rp9.000 maka IHSG akan ke level 4.000," tambah Edwin.

Jeff mengharapkan, BI akan aktif meredam gejolak di pasar valas. Dengan hal itu dapat menciptakan kepercayaan ke para investor lokal dan fund-fund asing yang berorientasi jangka panjang. [hid]

Waduh, indeks kehilangan 328 poin sore ini

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian terpuruk pada penutupan sore ini. Pada pukul 16.00, IHSG terpuruk 8,88% atau kehilangan 328,351 poin menjadi 3.369,143.

Dari semua sektor yang ditransaksikan, tak ada satu pun yang bergerak positif. Sektor keuangan merupakan sektor dengan penurunan terbesar sore ini mencapai 10,40%. Baru kemudian disusul oleh sektor industri dasar yang anjlok 10,26% dan sektor pertambangan yang terjungkal 9,66%.

Sekitar 285 saham melorot. Sementara, saham yang naik hanya 7 saham dan 18 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 6,701 miliar saham senilai Rp 11,037 triliun.

Saham-saham top losers hari ini adalah: PT Centris Multi Persada (CMPP) turun 25% menjadi Rp 375, PT Kokoh Inti Arebama (KOIN) turun 24,78% menjadi Rp 173, dan PT Agis (TMPI) turun 23,90 menjadi Rp 156.

Sementara itu, saham-saham yang masih bercokol di zona hijau adalah: PT Indonesian Paradise (INPP) naik 31,58% menjadi Rp 250, PT Jakarta Kyoei Steel (JKSW) naik 4,35% menjadi Rp 120, dan PT Apac Citra Centertex (MYTX) naik 4,29% menjadi Rp 170.

IHSG terpukul paling hebat di kawasan Asia

TOKYO. Bursa Asia kompak memerah. Pada pukul 15.40, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 3,7% menjadi 113,55. Ini merupakan level paling rendah sejak 7 Juli 2010. Dalam setiap sembilan saham yang melorot, hanya ada satu saham yang naik.

Hampir semua indeks acuan saham Asia tampak melempem. Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang melorot 2,1%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 2,6%, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 2,9%. Penurunan dalam juga terjadi pada indeks Hang Seng Hongkong sebesar 4,2%. Sedangkan indeks NZX 50 Selandia Baru tak banyak berubah dari posisi pembukaan.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi indeks acuan yang terpukul paling hebat di Asia. Pada pukul 15.02, IHSG terjerembab 7,31% menjadi 3.425.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa regional antara lain: HSBC Holdings Plc anjlok 3,3% di Hongkong, BHP Billiton Ltd turun 4% di Sydney, Toyota Motor Corp melorot 1,7% di Tokyo, dan Samsung Electronics Co turun 2,8% di Seoul.

Penurunan indeks acuan regional ini terjadi setelah the Federal Reserve mengingatkan pelaku pasar akan kemungkinan resiko penurunan outlook perekonomian AS yang sangat signifikan. Faktor lainnya adalah langkah Moody's Investor Service yang memangkas peringkat utang sejumlah perbankan Amerika.

"Apa yang disampaikan the Fed itu sesuai yang diprediksi pelaku pasar sebelumnya. Seluruh indeks pengukuran resiko kredit melonjak. Di luar itu semua, kita bergerak cepat ke masa krisis utang kedua," jelas Angus Gluskie, analis White Funds Management di Sydney.

BWPT bayar dividen final Rp 9 per saham pada 1 November

JAKARTA. PT BW Plantations Tbk (BWPT) akan membayarkan dividen final tahun buku 2010 senilai Rp 9 per saham atau total Rp 36,334 miliar pada 1 November mendatang.

Total dividen yang akan dibagikan tersebut setara 15% dari laba bersih 2010 yang mencapai Rp 243,567 miliar.

Manajemen BWPT dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini, menyebut, batas akhir perdagangan saham dengan hak dividen atau cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi hingga 13 Oktober 2011. Sementara, cum dividen di pasar tunai sampai 18 Oktober 2011.

Hingga perdagangan pukul 14.59 WIB, saham BWPT turun 4,27% ke Rp 1.120 per saham. Jika mengacu pada harga tersebut, maka investor yang mengoleksi saham ini akan memperoleh potensi keuntungan dividen (dividen yield) sekitar 0,008%.

Dollar menguat, harga emas batangan di pasar domestik malah stabil

Dollar menguat, harga emas batangan di pasar domestik malah stabil
JAKARTA. Harga kontrak berjangka emas di pasar global terus melorot mengikuti pergerakan harga komoditas. Pada pukul 12.27 waktu Singapura, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat di divisi Comex, New York Merchatile Exchange, turun 0,5% menjadi US$ 1.773,38 per troy ounce (31,1 garm). Sementara, kontrak harga emas untuk pengiriman bulan Desember turun 2% menjadi US$ 1.772,50 per troy ounce.

Namun, meski harga kontrak emas di pasar global cenderung turun, di dalam negeri, harga emas batangan masih stabil. Mengutip situs resmi www.logammulia.com, hari ini (22/9), divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang (Antam) menjual harga emas batangan seberat 1 kilogram (kg) dengan harga Rp 535.000 per gram. Sedangkan harga pembelian kembali (buy back) mereka patok sebesar Rp 505.000 per gram.

Harga ini hanya turun tipis dari rekor harga tertinggi emas batangan seberat 1 kg. Berdasarkan catatan KONTAN, harga emas batangan seberat 1 kg mencetak rekor harga tertinggi Rp 545.000 per gram pada hari Rabu (21/9) kemarin.

Tren penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) atas sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah, menjadi penopang utama harga emas batangan tersebut. Asal tahu saja, hari ini, nilai tukar dollar AS mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Nah, karena dinyatakan dalam rupiah, di saat dollar menguat, harga emas batangan di dalam negeri tidak akan turun terlalu dalam meskipun di pasar global harga emas (yang dinyatakan dalam dollar) sedang terpuruk.

Catatan saja, rupiah masih terus melemah siang ini. Pada pukul 12.37 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp 9.134 per dollar AS. Bahkan, pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat terpuruk hingga Rp 9.367 per dollar AS. Artinya rupiah melemah sekitar 1,7%.

Penguatan dollar AS terhadap yen paling tajam dalam dua pekan

Penguatan dollar AS terhadap yen paling tajam dalam dua pekan
SINGAPURA. Hari ini, dollar Amerika Serikat (AS) menguat paling tajam dalam dua pekan terakhir terhadap yen. Dollar menguat setelah Federal Reserve menurunkan biaya pinjaman jangka panjang. Apalagi, muncul spekulasi Bank of Japan (BoJ) akan bertindak untuk membendung penguatan yen.

Dollar AS naik ke level ¥ 76,74 pada pukul 1.22 di Tokyo, dari posisi kemarin di ¥ 76,46. Sementara itu, Dollar Index yang menunjukkan pergerakan Greenback terhadap enam mitra dagang utama AS, naik 0,8% ke 77,97.

Indeks dollar itu naik ke posisi tertinggi tujuh bulan setelah Federal Open Market Committee (FOMC) mengatakan ada risiko penurunan yang signifikan pada prospek ekonomi AS. The Fed memutuskan untuk menjual obligasi pemerintah bertenor pendek, dan membeli obligasi jangka panjang. Itu merupakan cara untuk menekan tingkat suku bunga jangka panjang dan membantu menjadikan kondisi keuangan lebih akomodatif.

Kepala strategi mata uang dari Barclays Bank Plc. Masafumi Yamamoto menyebut, pasar bereaksi terhadp FOMC, di mana The Fed terlihat pesimis terhadap ekonomi AS. "Hal itu mendorong penurunan pada aset berisiko secara umum. Dollar menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk terhadap yen," ujarnya, hari ini, di Tokyo.

Di sisi lain, BoJ dikabarkan sedang mencermati pasar dan ada kemungkinan untuk mengintervensi guna menahan penguatan yen lebih lanjut. Penguatan yen bakal mengancam pendapatan eksportir. Kemarin, yen naik ke level tertinggi sejak pasca-Perang Dunia II di 75,95 per dolar AS.

Asing Lepas Saham Rp 4,5 Triliun, IHSG Terjun Bebas 8%

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas 328 poin akibat aksi jual masif yang dilakukan investor lokal dan asing. Indeks mencetak rekor koreksi terburuk di Asia dan kembali bertengger di level 3.300.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.750 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.900 per dolar AS. Dolar sempat menembus Rp 9.120, posisi rupiah paling lemah sejak Juni 2010 lalu.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG ambles 81,423 poin (2,21%) ke level 3.616,071 menyusul suramnya prospek ekonomi global. Krisis utang AS dan Yunani belum usai, ditambah adanya penurunan peringkat tiga bank raksasa di AS.

Indeks langsung meluncur tajam sesaaat setelah pembukaan perdagangan. Sentimen negatif buruknya prospek ekonomi global memaksa IHSG terpuruk di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG jatuh 226,663 poin (6,14%) ke level 3.470,831. Tekanan jual terjadi di seluruh lapisan saham sehingga koreksi yang terjadi di IHSG paling parah di Asia.

Tekanan jual makin menjadi-jadi memasuki perdagangan sesi II. Indeks pun kembali meluncur sangat tajam dan menyentuh posisi terendahnya di 3.361,562.

Menutup perdagangan, Kamis (22/9/2011), IHSG terjun bebas 328,351 poin (8,89%) ke level Rp 3.369,143. Sementara Indeks LQ 45 jatuh 65,184 poin (10,14%) ke level 578,207. Ini adalah posisi IHSG terburuk sejak 20 September 2010, ketika IHSG di posisi 3.384,556.

Seluruh saham-saham terkena tekanan jual, tak satu pun indeks sektoral yang mampu menguat, seluruhnya berguguran di zona merah. Hanya tujuh saham yang mampu menguat hari ini.

Investor panik dan mengamankan portofolio investasinya sebelum jatuh lebih dalam. Minat beli sangat minim hari ini, bahkan menjelang penutupan perdagangan sekalipun.

Volume dan nilai transaksi di lantai bursa hari ini sedikit meningkat karena ada aksi borong saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) oleh SCG Chemicals Co Ltd senilai Rp 3,76 triliun. Sahamnya yang dibeli sebanyak 1,839 juta lot (30%) saham.

Jika mengesampingkan penjualan oleh SCG Chemical yang merupakan investor asing tersebut, transaksi investor asing menjadi jual bersih (foreign net sell) senilai Rp 4,585 triliun miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 173.509 kali pada volume 6,071 miliar lembar saham senilai Rp 11,037 triliun. Sebanyak 7 saham naik, sisanya 304 saham turun, dan 19 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih tak berdaya di teritori negatif dengan pelemahan yang sangat dalam, tapi tetap saja koreksi yang diderita IHSG masih yang paling parah.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai jatuh 69,91 poin (2,78%) ke level 2.443,06.
  • Indeks Hang Seng terjun bebas 912,22 poin (4,85%) ke level 17.911,95.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 180,90 poin (2,07%) ke level 8.560,26.
  • Indeks Straits Times ambruk 72,85 poin (2,61%) ke level 2.718,94.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textile (CNTX) naik Rp 100 ke Rp 6.800, Indonesia Paradise (INPP) naik Rp 60 ke Rp 250, Goodyear (GDYR) naik Rp 50 ke Rp 9,350, dan Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 50 ke Rp 2.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 6.050 ke Rp 58.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 5.250 ke Rp 48.750, Multibreeder (MBAI) turun Rp 4.800 ke Rp 19.200, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 3.200 ke Rp 28.500.

(ang/qom)

Monitor Koreksi Tajam IHSG, BEI Siapkan Opsi Suspensi

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang merosot ke level 3.400 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2011). Waspada kejatuhan indeks terus dipantau tim internal BEI secara seksama.

"Kami sedang terus monitoring pergerakan pasar dan pergerakan saham-saham yang turun drastis seperti ASII, BBNI dan BBRI," jelas Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo, di Jakarta, Kamis (22/9/2011).

Antisipasi siap dilakukan otoritas Bursa, termasuk opsi penghentian perdagangan pasar modal saat kondisi terus menyusut. Koordinasi internal terus dilakukan antar divisi.

"Tapi saat ini yang sudah berkoordinasi baru divisi-divisinya saja. Kalau sampai batas selanjutnya baru kita rapat," tegas Uriep.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Ito Warsito menyampaikan gerak liar pasar saham Indonesia berlangsung singkat. Koreksi pun tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga banyak negara di dunia.

"Untuk investor portofolio menghadapi ketidakpastian, anjlok karena fenomena jangka pendek. Karena Eropa yang tidak menentu, seluruh saham juga sama ," ucap Ito.

(wep/ang)

Rupiah Terseok, IHSG Sesi I Ditutup Anjlok 6,13%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan sesi I Kamis (22/9) ditutup anjlok 6,13% ke level 3.470,83.

Pelemahan IHSG ini seiring sentimen negatif dari bursa global dan diperparah oleh pelemahan tajam nilai tukar Rupiah. Pagi tadi Rupiah dibuka anjlok ke level 9.360, kemudian bergerak volatile dengan pelemahan tertinggi di level 9.440, yang kemudian bergerak ke level 9.140 siang ini yang kemungkinan karena adanya intervensi BI.

Bursa AS ditutup melemah signifikan semalam sekitar 2,5% seiring penurunan rating 3 bank besar AS yakni Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo & Co. oleh Moody’s. Pesimisme investor juga kembali muncul seiring pernyataan The Fed bahwa ekonomi AS berada dalam risiko perlambatan meski kemudian diikuti dengan kebijakan stimulus pembelian SUN bertenor panjang senilai US$400 miliar untuk menekan suku bunga pinjaman di AS.

Harga komoditas melanjutkan koreksinya dengan harga minyak terkoreksi ke level US$85.9/barel diikuti harga metal dunia seperti Nikel -3,8% dan Timah -4,4%.

Bursa Asia juga hancur siang ini. Shanghai turun 1,74%, Hang seng turun 4,03%, KLSE turun 1,36%, Nikkei turun 2,06%, STI turun 1,75%, Seoul turun 3,32%. Hal ini juga seiring sentimen negatif dari bursa AS dan diperparah dengan koreksi signifikan yang terjadi di pasar valas di Asia seperti Won Korea -2,2%.

Sebanyak 287 saham turun, sedang hanya 3 saham yang naik, dan 16 saham masih stagnan. Indeks saham unggulan LQ45 sesi I ditutup turun 6,87% ke level 599,14, sedang JII turun 6,55% ke level 476.

Volume perdagangan mencapai 2,54 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp3,05 triliun di pasar reguler. Namun, terjadi crossing di pasar reguler yang dilakukan CIMB Securites untuk transaksi pembelian 30% Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai US$442 juta oleh Siam Cement Thailand, sehingga transaksi total mencapai lebih dari 8 triliun. Ini membuat terjadi net foreign buy sebesar Rp66,25 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII turun 8,04%, MBAI turun 20%, GGRM turun 8,75%, ITMG turun 7,04%, UNTR turun 9,70%, dan DSSA turun 12,04%.

BI: Dolar Masih di Bawah Rp 9.000

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menegaskan posisi nilai tukar dolar AS masih di bawah Rp 9.000 untuk kurs domestik. Namun BI mengakui kurs offshore terjadi perbedaan yang signifikan sehingga menembus Rp 9.300/US$. Perbedaan tersebut kini sedang dalam penyelidikan BI.

"BI masih mempelajari penyebab adanya perbedaan quotation antara pasar valas offshore dan onshore," jelas juru bicara BI Difi Johansyah kepada detikFinance, Kamis (22/9/2011).

Difi mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan imbas dari sentimen global yang juga menyebabkan pelemahan mata uang regional lainnya terjadap dolar AS.

"Rupiah masih terkena imbas sentimen global yang negatif yang juga dialami mata uang regional lainnya," tambah Difi.

Hingga siang ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar domestik terpantau kembali melemah ke level 9.045 per dolar AS, dibandingkan posisi pagi tadi di kisaran 8.950 per dolar AS. Namun pagi tadi, untuk Non Deliverable Forward (NDF) rupiah terhadap dolar AS sudah di posisi Rp 9.300.

NDF merupakan produk derivatif valas yang diperdagangkan secara over the counter. Pasar NDF menawarkan alat lindung nilai alternatif untuk investor asing yang memiliki eksposure mata uang lokal atau instrumen spekulatif bagi mereka untuk mengambil posisi offshore atas mata uang lokal.

Difi menjelaskan, ada perbedaan kuotasi kurs rupiah karena dua sumber data yang berbeda yakni onshore (domestik) dan offshore (LN). "Selama ini kurs dari kedua pasar ini jalan bareng, tapi khusus pagi ini ada perbedaan signifikan," jelas Difi.

Ia menegaskan, quote yg ada di pasar offshore belum tentu mencerminkan transaksi atau belum tentu mencerminkan transaksi karena lebih bersifat penawaran yang belum tentu diikuti transaksi riil.

"Kemungkinan pasar rupiah offshore dipengaruhi secara psikologis oleh kejatuhan Wall Street dan permasalahan di Eropa sehingga memaksa beberapa fund managers untuk menyesuaikan portofolio mereka untuk mitigasi risiko," tambahnya.

Yang pasti, tegas Difi, pasar valas domestik tetap stabil dan BI akan selalu menjaga kestabilan kurs rupiah dan akan berada di pasar.
(dru/qom)

Reminder Cum Date Dividen CSAP 22/09/2011

Berikut ini kami informasikan bahwa pada hari ini 22 September 2011 adalah Cum Date untuk pelaksanaan kegiatan Corporate Action sebagai berikut :

No.

Kode Efek

Nama Efek

Jenis Kegiatan

1 .

CSAP

CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp 2.- per saham

IHSG Terkoreksi, Sebaiknya Pegang Cash

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi IHSG siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Pelaku pasar disarankan untuk memegang dana tunai (cash) dibandingkan saham.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, pergerakan indeks hingga penutupan sore nanti tetap bakal berada dalam pelemahan tajam. Sebab, indeks belum meberikan sinyal reversal naik meski sudah turun dan menembus level 3.500. “Indeks mengarah ke level support 3.360 dan 3.525 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (22/9).

Anjloknya IHSG, lanjut Purwoko, dipicu oleh kerontokan bursa regional setelah Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun tajam sebesar 283, 82 poin (2,49%) ke level 11.124,80 semalam. “Jadi, pelemahan indeks domestik, mengikuti pelemahan yang terjadi pada bursa regional,” ujar Purwoko.

Semua itu, menurut dia, dipicu oleh pernyataan Gubernur The Fed Ben Bernanke semalam dalam Federal Open Market Committee (FOMC) meeting. “Bernanke menyatakan, peluang pelemahan ekonomi AS semakin membesar,” papar dia.

Sementara itu, terkait kejatuhan IHSG yang lebih dalam dan pergerakan harganya lebih volatile dibandingkan bursa regional, menurutnya, memang secara historis selalu terjadi saat bursa global jatuh. “Secara natural selalu begitu dibandingkan bursa saham lain yang negaranya sudah maju,” tuturnya.

Dia menegaskan,emerging market seperti Indonesia lebih volatile dibandingkan bursa saham di negera developing. “Karena itu, baik pelemahan maupun penguatan terjadi lebih tajam,” ungkap Purwoko.

Di sisi lain, pelemahan indeks, juga dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar internasional. Kontrak rupiah hari ini sempat melemah ke level 9.350 lalu kembali ke 9.200 dan saat ini berada di level 9.100-an per dolar AS. “Jadi, rupiah sangat fluktuatif dalam kisaran yang sangat lebar hari ini,” timpalnya.

Menurutnya, pasar melihat, pelemahan rupiah menandakan terjadinya capital outflow dalam jumlah besar. Karena itu, setelah indeks melemah dan menembus level 3.500, seharusnya pelemahannya berkurang. Tapi, indeks tetap belum memperlihatkan tanda-tanda reversal naik. “Sebab, bursa regional juga masih running melemah cukup dalam,” ungkap dia.

Dalam situasi ini, Purwoko menyarankan dengan sangat, pelaku pasar lebih baik memegang dana tunai (cash) dibandingkan memegang saham. Sebab, pergerakan bursa regional pun belum memberikan tanda-tanda reversal naik. “Jika market mulai reversal, baru bisa malakukan pola buy on weakness pada saham-saham tertentu. Tapi, sampai saat ini belum ada tanda-tandanya akan reversal naik,” imbuhnya.

Pelaku pasar bisa masuk, jika secara candlestick, IHSG sudah memperlihatkan tanda-tanda rebound dalam intraday-nya dan didukung besarnya volume transaksi. “Hingga saat ini, level buttom indeks belum tampak secara teknikal. Kalaupun rebound, harus dilihat juga apakah itu sebagai pembalikan arah atau bukan,” tutur dia. [ast]

Penguatan dollar menyebabkan kemerosotan harga kontrak emas

SINGAPURA. Kontrak harga emas dunia masih mencatatkan penurunan hari ini. Pada pukul 12.27 waktu Singapura, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat di Comex, New York, turun 0,5% menjadi US$ 1.773,38 per troy ounce. Penurunan tersebut melanjutkan kemerosotan kemarin sebesar 1,2%. Sementara, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember turun 2% menjadi US$ 1.772,50 per troy ounce.

Aksi jual yang melanda kontrak emas terjadi akibat keperkasaan dollar. Asal tahu saja, dollar menguat atas sejumlah mata uang utama dunia setelah the Federal Reserve berencana membeli surat utang jangka panjang AS senilai US$ 400 miliar. Keperkasaan dollar hari ini mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

"Kita melihat penguatan dollar memberatkan pergerakan harga seluruh komoditas, termasuk di dalamnya emas. Jika perekonomian global terus mengalami kemerosotan, kita bisa melihat harga emas akan naik bersamaan dengan penguatan dollar karena investor banyak yang melepas aset-aset beresiko," papar Lv Xiaoweo, analis First Futures Co dari Tianjin.

Terjungkal 5% lebih, indeks kembali ke level 3.400

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin terperosok siang ini. Pada pukul 11.27, IHSG anjlok 5,48% menjadi 3.494,658. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 13 November 2008 lalu.

Tiga saham berkapitalisasi besar yang menjadi penggerus indeks antara lain: PT Astra Internasional (ASII) turun 7,34% menjadi Rp 59.350, PT Bank Mandiri (BMRI) turun 8,06% menjadi Rp 5.700, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang turun 7,38% menjadi Rp 5.650.

Sentimen negatif penggerus bursa saham kali ini berasal di Amerika Serikat (AS). Setelah pertemuan dua hari, semalam, Bank sentral AS atau The Federal Reserve menyatakan bahwa mereka melihat risiko pelemahan ekonomi global yang sangat signifikan. The Fed juga melihat, pasar finansial global juga terancam.

Berita ini membuat indeks S&P 500 di bursa saham New York merosot hingga hampir 3% semalam.

Sesi I IHSG Jatuh 226 Poin, Paling Parah di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 226 poin menyusul suramnya prospek pertumbuhan ekonomi global. Tekanan jual terjadi di seluruh lapisan saham sehingga koreksi yang terjadi di IHSG paling parah di Asia.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG ambles 81,423 poin (2,21%) ke level 3.616,071 menyusul suramnya prospek ekonomi global. Krisis utang AS dan Yunani belum usai, ditambah adanya penurunan peringkat tiga bank raksasa di AS.

Indeks langsung meluncur tajam sesaaat setelah pembukaan perdagangan. Sentimen negatif buruknya prospek ekonomi global mengantarkan IHSG ke level terendahnya hari ini di 3.469,513.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (22/9/2011), IHSG jatuh 226,663 poin (6,14%) ke level 3.470,831. Sementara Indeks LQ 45 meluncur tajam 44,253 poin (6,87%) ke level 599,138.

Investor panik dan berhamburan keluar dari lantai bursa sehingga tekanan jual masif terjadi berulang kali. Seluruh indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun berjatuhan.

Koreksi terjadi di hampir seluruh saham, hanya tiga saham saja yang mampu menguat. Saham-saham unggulan memimpin kejatuhn bursa dengan masuk ke jajaran top losers.

Volume dan nilai transaksi di lantai bursa hari ini sedikit meningkat karena ada aksi borong saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) oleh SCG Chemicals Co Ltd senilai Rp 3,76 triliun. Sahamnya yang dibeli sebanyak 1,839 juta lot (30%) saham.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 81.180 kali pada volume 3,661 miliar lembar saham senilai Rp 6,915 triliun. Sebanyak 3 saham naik, sisanya 287 saham turun, dan 16 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia sudah berguguran sejak pagi tadi dan belum mampu kembali ke zona hijau. Meski terkoreksi cukup dalam, IHSG tetap menjadi yang terparah.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 43,61 poin (1,74%) ke level 2.469,36.
  • Indeks Hang Seng terjun bebas 768,86 poin (4,08%) ke level 18.055,31.
  • Indeks Nikkei 225 meluncur 188,01 poin (2,15%) ke level 8.553,15.
  • Indeks Straits Times jatuh 50,01 poin (1,79%) ke level 2.741,78.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textile (CNTX) naik Rp 100 ke Rp 6.800, Sorini Agro (SOBI) naik Rp 100 ke Rp 2.400, dan Equity Development (GSMF) naik Rp 10 ke Rp 106.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 5.150 ke Rp 58.900, Multibreeder (MBAI) turun Rp 4.800 ke Rp 19.200, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 4.650 ke Rp 48.450, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 3.100 ke Rp 40.900.

(ang/qom)

Gawat, IHSG Sudah Anjlok 5,43% ke 3.496,61

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Kamis (22/9) pukul 11.20 WIB sudah melosot 5,43% ke level 3.4.96,61.

Pelemahan IHSG ini seiring sentimen negatif dari bursa global dan diperparah oleh pelemahan tajam nilai tukar Rupiah. Pagi tadi Rupiah dibuka anjlok ke level 9.360.

Bursa AS ditutup melemah signifikan semalam sekitar 2,5% seiring penurunan rating 3 bank besar AS yakni Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo & Co. oleh Moody’s. Pesimisme investor juga kembali muncul seiring pernyataan The Fed bahwa ekonomi AS berada dalam risiko perlambatan meski kemudian diikuti dengan kebijakan stimulus pembelian SUN bertenor panjang senilai US$400 miliar untuk menekan suku bunga pinjaman di AS.

Harga komoditas melanjutkan koreksinya dengan harga minyak terkoreksi ke level US$85.9/barel diikuti harga metal dunia seperti Nikel -3,8% dan Timah -4,4%.

Bursa Asia juga hancur siang ini. Shanghai turun 1,74%, Hang seng turun 4,03%, KLSE turun 1,36%, Nikkei turun 2,06%, STI turun 1,75%, Seoul turun 3,32%. Hal ini juga seiring sentimen negatif dari bursa AS dan diperparah dengan koreksi signifikan yang terjadi di pasar valas di Asia seperti Won Korea -2,2%.

Sebanyak 267 saham turun, sedang hanya 5 saham yang naik, dan 15 saham masih stagnan. Indeks saham unggulan LQ45 turun 6,06% ke level 604,4, sedang JII turun 6,1% ke level 478,31.

Volume perdagangan mencapai 1,7 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp2,07 miliar. Namun, terjadi crossing yang dilakukan CIMB Securites untuk transaksi Tripolita oleh Chandra Asri dengan nilia transaksi lebih dari Rp5 triliun. Ini membuat terjadi net foreign buy sebesar Rp339,56 miliar.

Saham-saham yang turun tajam adalah MBAI turun 20%, ASII turun 7,18%, GGRM turun 7,34%, ITMG turun 6,7%, UNTR turun 8,57%, dan DSSA turun 11,31%.

Penguatan dollar menyebabkan kemerosotan harga emas

Gb
SINGAPURA. Kontrak harga emas dunia masih mencatatkan penurunan hari ini. Pada pukul 12.27 waktu Singapura, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat di Comex, New York, turun 0,5% menjadi US$ 1.773,38 per troy ounce. Penurunan tersebut melanjutkan kemerosotan kemarin sebesar 1,2%. Sementara, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember turun 2% menjadi US$ 1.772,50 per troy ounce.

Aksi jual yang melanda kontrak emas terjadi akibat keperkasaan dollar. Asal tahu saja, dollar menguat atas sejumlah mata uang utama dunia setelah the Federal Reserve berencana membeli surat utang jangka panjang AS senilai US$ 400 miliar. Keperkasaan dollar hari ini mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

"kita melihat penguatan dollar memberatkan pergerakan harga seluruh komoditas, termasuk di dalamnya emas. Jika perekonomian global terus mengalami kemerosotan, kita bisa melihat harga emas akan naik bersamaan dengan penguatan dollar karena investor banyak yang melepas aset-aset beresiko," papar Lv Xiaoweo, analis First Futures Co dari Tianjin.

Pasar Finansial RI Ikut 'Guncang'

Jakarta - Pasar finansial Indonesia tak luput dari gejolak pasar finansial global, setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) menyatakan risiko penurunan ekonomi AS semakin signifikan. Hal itu masih diperburuk oleh krisis Eropa yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Mengikuti anjloknya pasar saham global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (22/9/2011) pukul 10.50 waktu JATS tercatat merosot hingga 180,846 poin (4,89%) ke level 3.516,648. Ini adalah posisi terendah IHSG sepanjang tahun ini.

Sementara nilai tukar rupiah masih tenang di posisi 8.950 per dolar AS berkat 'penjagaan' ketat dari Bank Indonesia. Namun untuk Non Deliverable Forward (NDF) rupiah terhadap dolar AS sudah di posisi Rp 9.300. NDF merupakan produk derivatif valas yang diperdagangkan secara over the counter.

Pasar NDF menawarkan alat lindung nilai alternatif untuk investor asing yang memiliki eksposure mata uang lokal atau instrumen spekulatif bagi mereka untuk mengambil posisi offshore atas mata uang lokal.

Kemerosotan pasar finansial Indonesia berbarengan dengan pasar finansial global ini merupakan respons setelah The Fed mengumumkan hasil pertemuannya selama 2 hari. Bank Sentral AS mengingatkan perekonomian AS menghadapi proyeksi ekonomi yang seram. Pernyataan tersebut langsung membuat bursa Wall Street merosot tajam hingga lebih dari 2%.

Saham-saham kembali mencatat penurunan terburuknya dalam 1 bulan terakhir setelah The Fed mengatakan ada risiko penurunan yang signifikan pada perekonomian AS meski mereka kemudian mengumumkan sejumlah langkah untuk mendorongnya.

Hasil pertemuan Bank Sentral AS juga memutuskan untuk program pembelian surat berharga senilai US$ 400 miliar untuk menekan tingkat suku bunga pinjaman. The Fed akan menjual surat utang pemerintah AS berjangka pendek untuk menukarnya dengan surat utang yang berjangka lebih panjang.

Rencana US$ 400 miliar yang disebut sebagai "Operation Twist" itu justru membuat investor khawatir karena hanya memiliki dampak sedikit pada kredit di tengah perekonomian yang terlihat mengalami stagnasi. Investor kurang optimistis dibandingkan sejumlah kebijakan stimulus yang diluncurkan the Fed sebelumnya.

Keputusan itu sebelumnya telah membuat bursa Wall Street jatuh. Pada perdagangan Rabu (21/9/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot hingga 283,82 poin (2,49%) ke level 11.124,84. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 35,33 poin (2,94%) ke level 1.166,76 dan Nasdaq merosot hingga 52,05 poin (2,01%) ke level 2.538,19.

Sementara harga surat utang AS jangka panjang langsung melonjak, sehingga tingkat imbal hasilnya anjlok tajam ke titik terendahnya dalam 60 tahun terakhir merespons rencana penukaran surat utang jangka pendek ke jangka panjang senilai US$ 400 miliar tersebut.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto mengatakan, penurunan yield US Treasury yang cukup tajam tersebut merefleksikan kekhawatiran investor global akan kondisi krisis yang dipersepsikan semakin memburuk.

"Beberapa bank di Eropa, 2 di Prancis dan 1 di Italia sudah di-downgrade ratingnya. Apalagi Italia juga sudah di-downgrade," ujar Rahmat kepada detikFinance, Kamis (22/9/2011).

"Untuk mengurangi potensi risiko, investor global melakukan 2 hal yakni memindahkan dananya ke US Treasury sebagai safe haven dan melindungi aset keuangan dengan membeli US$ sebagai hedging melalui transaksi NDF," tambahnya.

Keputusan investor global untuk mengurangi risiko itu memberi dampak langsung ke Indonesia. Rahmat mengatakan, NDF rupiah terhadap dolar AS sudah melemah ke posisi 9.300, sementara harga Surat Utang Negara (SUN) terkoreksi 200 basis poin (bps) dan kepemilikan asing turun sekitar 2%. Hal itu terjadi meski secara fundamental tidak ada masalah dengan perekonomian Indonesia.

"Tapi investor jangka panjang belum terlihat keluar," tegasnya.

"Kami terus memantau perkembangn pasar bersama dengan BI dan Bapepam-LK dan siap menerapkan CMP (Crisis Management Protocol), juga melakukan operasional pasar untuk stabilisasi," tambah Rahmat.
(qom/dnl)

Mengintip Pergerakan Rupiah Hari Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Sentimen negatif di pasar valas dari eksternal dan domestik masih akan berlanjut, dan memicu berlanjutnya penguatan dolar AS atas mata uang rupiah. Bagaimana prediksi analis?

Nico Omer Jonkheere dari Valbury Asia Securities mengatakan, situasi pasar keuangan saat ini masih dipenuhi kekhawatiran kelangkaan dolar AS, yang menyebabkan deleveraging (pengurangan alokasi dana di aset non dolar) masif dilakukan investor. “Apalagi setelah surat utang Italia juga didowngrade oleh lembaga rating,” katanya kepada INILAH.COM.

Senada dengan Lana Soelistianingsih dari Samuel Sekuritas yang memprediksikan, pemangkasan peringkat utang Italia membuat pasar global terpuruk, dan hal ini akan berimbas ke pasar Asia,”Alhasil, koreksi terhadap rupiah masih akan berlanjut hari ini, “katanya.

Seperti diketahui, S&P memangkas peringkat utang Italia dari A+ menjadi A dan menurunkan outlook menjadi negatif, dengan pertimbangan pelemahan ekonomi global dan pemerintahan yang rentan di Italia. S&P juga menurunkan target pertumbuhan ekonomi Italia dari 1,3% menjadi 0,7% untuk 2011 hingga 2014.

Menurut Lana, perlambatan ekonomi ini akan membuat pemerintah Italia mengalami kesulitan fiskal, dan target defisit anggaran tidak mudah tercapai. Italia diperkirakan mempunyai kewajiban utang jatuh tempo pada September senilai 14,5 miliar euro. “Keputusan S&P ini membuat pasar global turun. Indeks Dow dan harga minyak mentah turun, dan investor kembali membeli obligasi AS 10T sebagai aset yang dianggap aman,” katanya.

Lana memperkirakan, rupiah sebenarnya bisa menembus kembali level Rp9.000, “Tetapi untuk hari ini kemungkinan akan ada intervensi yang bisa menahan rupiah berada di kisaran antara Rp8.860 hingga Rp8.900 per dolar AS,” ucapnya.

Nico menambahkan, deleveraging yang memukul nilai tukar rupiah, menyebabkan mata uang RI di pasar forward NDF mencapai 9.300. Kondisi ini dibarengi naiknya CDS Indonesia hingga di atas 200 basis poin untuk pertama kalinya. “CDS yang spike/naik dengan cepat ini menggambarkan potensi default Indonesia yang meningkat,” ujarnya.

Nico pun menilai, pasar akan menunggu upaya yang dilakukan negara-negara Eropa dan bank sentral Eropa untuk menambah likuiditas ke perbankan kawasan. Sementara harapan The Fed akan luncurkan pasokan likuiditas melalui program QE3 tampaknya tidak akan terealisir dalam waktu dekat, “Selain belum ada alasan kuat untuk stimulus itu, saat ini semua dana beralih ke dolar AS sebagai safe haven,” paparnya.

Adapun langkah Fed menambah likuiditas untuk mempertahankan tingkat suku bunga dolar AS yang rendah pun diyakini akan sia-sia. Terutama saat investor tidak lagi peduli berapa yield di dolar, “Karena prioritas mereka saat ini adalah mencari aset paling aman untuk menyimpan dana, yaitu di mata uang AS tersebut.”

Pasar Asia kemarin kembali mendapat tekanan, sehingga nilai tukar Asia ikut melemah. Lihat saja mata uang RI dan won yang anjlok tajam di antara mata uang kawasan. Rupiah ditutup di Rp8.893 per dolar AS (kurs tengah Bloomberg). Begitupun indeks Asia, termasuk IHSG, yang turun 2,09% menjadi 3.755,05.

Sementara Credit Suisse menilai, koreksi terhadap rupiah juga terjadi, menyusul intervensi bank sentral Indonesia. Fluktuasi rupiah awalnya hanya disebabkan aksi switching investor ke aset safe haven dolar AS. Namun, hal ini diperburuk langkah BI yang kemungkinan menurunkan suku bunga BI rate dan aksi BI memperlebar koridor bawah BI rate saat tekanan inflasi mulai meningkat.

“Jika suku bunga jadi diturunkan, maka koreksi di pasar obligasi dan valas akan terjadi lagi, bahkan bisa mengulang situasi panik jual seperti bulan Februari 2011 lalu, “ujarnya.

Dijelaskan, bahwa BI mematok BI rate 6,75 % selama 6 bulan berturut-turut hingga September 2011, dan melakukan pelebaran batas bawah koridor hingga 50 bsp. Sementara itu, ada rencana penurunan suku bunga. Padahal inflasi sudah mulai merambat naik dalam 3 bulan terakhir, diperkirakan April 2012, headline inflasi akan mencapai 7 %, sedang inflasi 2011 diperkirakan mencapai 6.5 %, dengan target di bawah 6%. “Dengan situasi ini maka bukan tidak mungkin BI akan kembali menaikkan suku bunga lagi,”paparnya.

Credit Suisse menilai BI terlalu percaya diri, menganggap tekanan inflasi relatif bisa dikendalikan sehingga BI berani menurunkan batas bawah koridor BI rate. Padahal hal ini dilakukan hanya untuk menstimulasi transaksi di pasar uang karena masih tingginya supply likuiditas dolar AS, dan menghindarkan transaksi pasar uang antar bank mengalami kekeringan likuiditas akibat shock di pasar Amerika dan Eropa. “Sesungguhnya resiko peningkatan inflasi jauh lebih besar terjadi di Indonesia.” [mdr]

Agustus, Hedge Fund Asia Tarik Inflow $500 Jt

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Hedge fund Asia menarik arus masuk bersih sekitar $ 500 juta di bulan Agustus, meningkatkan arus inflow untuk 2011 menjadi $ 7 miliar, karena investor mengabaikan volatilitas pasar dan meningkatkan kestabilan pertumbuhan regional yang cepat, data baru menunjukkan.

Mengutip Reuters, tahun initelah melampaui tahun lalu ketika arus dana masuk yang diterima bersih sebesar $ 4 miliar, data yang dirilis pada Rabu oleh Eurekahedge, tracker hedge fund yang berbasis di Singapura,

Hedge fund Eropa melihat arus keluar bersih sebesar $ 2,8 miliar pada Agustus, sedangkan Amerika Utara menarik arus masuk dana bersih sebesar $ 4,8 miliar, data menunjukkan.

Total aset di bawah pengelolaan dana lindung nilai yang dilacak oleh Eurekahedge Asia meningkat menjadi $ 136,1 miliar pada akhir Agustus, tertinggi sejak Desember 2008. Sementara aset dana lindung nilai kumulatif di Asia tetap sekitar $ 40 miliar di bawah puncaknya pada Desember 2007, industri melihat munculnya krisis keuangan global, dengan dana yang ditarik mencapai ratusan juta dolar.

High-profil Fund seperti Azentus, yang diluncurkan oleh mantan trader Goldman Sachs Morgan Sze, dan direncanakan oleh Carl Huttenlocher, mantan kepala JPMorgan Chase di Asia, Highbridge Capital dan Oasis Management Seth Fischer diperkirakan untuk lebih meningkatkan aset industri tahun ini.

Hedge fund di Asia, termasuk yang bertaruh di Jepang, menerima arus masuk bersih untuk 16 bulan berturut-turut pada Agustus, data menunjukkan, dibantu oleh outperformance pada tahun 2011.

Hedge regional, yang diukur dengan indeks di Asia Eurekahedge, kehilangan sekitar 2,7 persen dalam delapan bulan pertama tahun ini. Sebagai perbandingan, MSCI AC Asia Index turun sekitar 10 persen.

Pada bulan Agustus, dana yang hilang sekitar 3,5 persen dibandingkan dengan penurunan 9,2 persen pada MSCI AC Asia akibat saham di seluruh wilayah merosot di tengah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS dan krisis utang Zona Euro.

Anjlok 3,2%, rupiah terseret ke posisi terlemah dalam setahun

Anjlok 3,2%, rupiah terseret ke posisi terlemah dalam setahun
JAKARTA. Rupiah anjlok hingga menyentuh posisi terlemah dalam setahun terakhir. Mata uang Garuda ini tumbang hingga 3,2% ke posisi Rp 9.367 per dollar AS pada awal perdagangan hari ini. Ini merupakan level terlemahnya sejak Mei 2010.

Adapun, hingga pukul 10.08 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) bergulir ke posisi 9.209.

Analis mata uang dari PT Commonwealth Bank Mika Martumpal menyebut, otot rupiah tertekan seiring jatuhnya pasar saham dan komoditas. Menurutnya, investor banyak melepas saham dan obligasi, kemudian beralih memegang dollar AS, sehingga rupiah tergerus.

"Pasar terpicu oleh risiko default Yunani, dan keputusan dari The Federal Reserves, semalam," jelasnya.

The Fed melalui pertemuan FOMC memutuskan untuk melaksanakan kebijakan operation twist. Itu artinya, bank sentral akan menjual kepemilikannya dalam obligasi pemerintah AS berjangka pendek, dan membeli obligasi jangka panjang.

Mika bilang, pasar membaca keputusan tersebut bakal berimbas pada naiknya yield dollar AS jangka pendek. Padahal spekulator dan investor membeli saham dan komoditas menggunakan suku bunga dollar jangka pendek, sehingga akan menyebabkan funding mereka jadi lebih mahal.
"Itu sebabnya pasar menjual saham dan komoditas, juga mata uang berisiko tinggi," ujarnya.

Mika memperkirakan, sepanjang tren global dollar AS masih bullish, dana saham memerah, rupiah akan tertekan, dan sulit untuk rebound. Dia memprediksi, pasangan USD/IDR akan bergulir di kisaran 9.000 - 9.300 sepanjang hari ini. Adapun, hingga akhir pekan ini, dia memproyeksi posisi resistance di 8.800 dan support di 9.400.

Indosurya: Posisi indeks masih rawan

Indosurya: Posisi indeks masih rawan
JAKARTA. Dalam hasil riset yang dirilis hari ini, Indosurya Asset Management menulis, pada perdagangan Kamis (22/9), diperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada support 3.578-3.612 dan resistance 3.788-3.880.

Secara teknikal, IHSG kembali membentuk candle negatif dimana sebelumnya membentuk candle hammer. Posisi candle kembali berada di sekitar lower bollinger bands. MACD gagal mencoba membentuk golden cross dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali menyentuh area oversold.

"IHSG masih rawan melanjutkan pelemahannya karena tidak adanya sentimen positif yang signifikan mampu mengangkat indeks. Pembukaan bursa Asia yang negatif pun juga diperkirakan akan memberatkan IHSG untuk menuju area positif," papar Reza Priyambada, Managing Research Indosurya.

Silahkan 'Mantain Buy' Adaro!

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Adaro Energy (ADRO) menyiapkan dana sekitar US$230 juta untuk mendanai proyek PLTU 2x1000 MW di Pemalang, Jawa Tengah.

Namun perseroan belum menyelesaikan financial closing untuk PLTU Pemalang tersebut. ADRO memiliki 34% saham pada perusahaan gabungan yang akan membangun PLTU tersebut, sisanya adalah J-Power (34%) dan Itochu Corporation (32%). Pembangunan PLTU akan dilakukan pada Agustus 2012 dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2016-2017.

Selain itu, ADRO juga tengah mengincar PLTU 2x100 MW di Kalimantan Selatan, yang bernilai US$350 juta, dan telah bekerja sama dengan East West Power Co Ltd (EWP) untuk PLTU tersebut sebagai pengganti Mitsui & Co Ltd (Jepang). Namun perseroan masih menunggu hasil prakualifikasi tender. "Kami pun merekomendasikan mantain buy untuk saham ADRO," ujar Samuel Sekuritas dalam ulasan pasarnya, Kamis (22/9).

Hati-hati Terhadap Saham Sensitif Nilai Tukar

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Penurunan tajam rupiah pagi ini membuat analis memperingatkan investor untuk mengamati saham-saham yang sensitif terhadap nilai tukar.

Menurut Samuel Sekuritas, beberapa sektor yang sensitif terhadap nilai tukar tersebut seperti ASII, UNTR dan beberapa saham sektor consumer seperti KLBF, INDF, UNVR.

IHSG pada perdagangan Kamis (22/9) ini diperkirakan akan kembali mengalami tekanan koreksi seiring sentimen negatif dari bursa global dan diperparah oleh pelemahan tajam nilai tukar Rupiah pagi ini.

Pagi ini Rupiah dibuka anjlok ke level 9.360. Level support indeks diprediksi berada di 3.600.

Bursa AS ditutup melemah signifikan semalam sekitar 2,5% seiring penurunan rating 3 bank besar AS yakni Bank of America, Citigroup dan Wells Fargo & Co. oleh Moody’s. Pesimisme investor juga kembali muncul seiring pernyataan The Fed bahwa ekonomi AS berada dalam risiko perlambatan meski kemudian diikuti dengan kebijakan stimulus pembelian SUN bertenor
panjang senilai US$400 miliar untuk menekan suku bunga pinjaman di AS.

Harga komoditas melanjutkan koreksinya dengan harga minyak terkoreksi ke level US$85.9/barel diikuti harga metal dunia seperti Nikel -3,8% dan Timah -4,4%.

Bursa Asia dibuka melemah cukup signifikan pagi ini dengan Hangseng dan Kospi terkoreksi sekitar 3% seiring sentimen negatif dari bursa AS dan diperparah dengan koreksi signifikan yang terjadi di pasar valas di Asia seperti Won Korea -2,2%. Rupiah sendiri pagi ini dibuka melemah signifikan ke level Rp9.360/US$ (+3,3%).

Regional terbakar, IHSG dibuka anjlok hingga 4,3%

Regional terbakar, IHSG dibuka anjlok hingga 4,3%
JAKARTA. Seirama dengan pergerakan bursa regional yang memerah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun dibuka anjlok hari ini. Pada Kamis (22/9) pukul 9.47 WIB, IHSG sudah tumbang 4,38% ke level 3.535,402.

Sebanyak 191 saham jatuh, dan hanya 2 saham yang masih bertahan menguat. Sementara 13 saham lainnya masih diam di tempat.

Semua sektor terbenam, dengan pelemahan terbesar terjadi pada sektor aneka industri yaitu sebesar 5,95%. Diikuti, sektor Manufaktur yang terjun 5,14%.

Saham PT Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) yang anjlok 16,67% ke posisi Rp 200 menempati posisi teratas deretan top losers pagi ini. Diikuti, saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) yang tumbang 9,76% ke Rp 185, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang jatuh 9,56% ke Rp 3.076.

Sedangkan, deretan top gainers ditempati saham Equity Development Investment (GSMF) yang naik 22.92% ke Rp 118, dan saham PT First Media Tbk (KBLV) yang reli 1,67%.

BI Intervensi, Dolar Ditahan di Rp 8.950

Jakarta - Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sehingga tidak jatuh lebih dari Rp 8.950 per dolar AS. Bank sentral sudah mengeluarkan dana sekitar US$ 100 juta.

"BI jaga rupiah supaya tidak lebih dari Rp 8.950 per dolar AS. Pagi ini sudah intervensi sekitar US$ 100 juta," kata salah satu pialang kepada detikFinance, Kamis (22/9/2011).

Pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di posisi Rp 8.950 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.900 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah dalam beberapa perdagangan terakhir, dipicu oleh suramnya prospek ekonomi global terutama akibat krisis utang di zona Eropa.

Bank sentral dalam negeri terus melakukan upaya penjagaan nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi. Hal ini membuat cadangan devisa (cadev) RI tergerus US$ 2 miliar dalam beberapa hari.

(ang/ang)

Lonjakan harga emas dunia memicu inflasi Asia

Lonjakan harga emas dunia memicu inflasi Asia
SINGAPURA. Lonjakan harga emas dunia turut mendongkrak tingkat inflasi di Asia, mulai dari India hingga Indonesia. Kondisi ini membuat badan statistik Asia bingung dalam menentukan apakah perhiasan emas masih masuk dalam pengukuran indeks harga konsumen.

Di Korea Selatan, perhiasan emas tidak dimasukkan dalam hitungan inflasi untuk kali pertama sejak 1975. Hal itu diungkapkan oleh Bang Tae Kyoung, Deputy Director Badan Pusat Statistik Korsel. "Alasan masyarakat saat ini membeli emas adalah untuk investasi. Sehingga, hal itu bisa diklasifikasikan sebagai aset dibanding anggaran belanja," jelas Bang.

Di Indonesia, perhiasan emas memberikan kontribusi terbesar indeks harga konsumen pada Agustus sebesar 0,93% dibanding bulan sebelumnya. India juga menetapkan perhitungan yang sama.

Namun, sejumlah analis berpendapat, emas seharusnya tidak dimasukkan dalam perhitungan inflasi. "Pembelian emas oleh investor lebih masuk kepada aset, bukan item konsumsi," jelas Prasanna Ananthasubramaniam, chief economist ICCI Securities Ltd. Dia menambahkan, sebagai aset spekulatif, emas harus dikeluarkan dari perhitungan inflasi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Fauzi Ichsan, ekonom Standard Chartered Plc. Fauzi menjelaskan, mengeluarkan emas dari perhitungan indeks harga konsumen Indonesia merupakan hal yang logis secara teoritis. "Pada saat yang bersamaan, hal tersebut bisa memicu spekulasi bahwa badan statistik di bawah tekanan politis," jelasnya.

Isu ini tidak muncul di sejumlah negara maju, seperti Jepang, AS dan Inggris. Demikian pula di sejumlah negara Asia seperti Singapura. Vietnam, dan Hongkong karena perhitungan inflasi memang tidak melibatkan harga emas atau perhiasan hanya memberikan dampak terbatas atas inflasi di negara itu.

Asal tahu saja, harga emas sudah meroket sebesar 27% sepanjang tahun ini seiring terjadinya guncangan di pasar saham dan pasar mata uang. Faktor lain yang juga mempengaruhi pergerakan harga emas adalah pencetakan uang oleh bank sentral.

Pada pukul 13.50 waktu London, kemarin, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat berada di level US$ 1.799,57 per troy ounce.