Selasa, 11 Oktober 2011

Sektor Tambang Sundul Bursa Menguat

INILAH.COM, Jakarta - IHSG berhasil melanjutkan penguatan hari ini dipimpin saham sektor tambang. Aliran dana asing yang kembali masuk juga mencerahkan bursa.

Pada perdagangan Selasa (11/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 80,669 poin (2,34%) ke level 3.531,753, dengan intraday tertinggi di 3.563,40 dan terendah di 3.451,63. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 16,936 poin (2,79%) ke level 622,900.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,172 miliar lembar saham senilai Rp 5,065 triliun dan frekuensi 153.727 kali. Sebanyak 214 saham naik, sisanya 30 saham turun, dan 72 saham stagnan.

Penguatan bursa didukung aksi beli asing, yang mencatatkan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp592 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli sebesar Rp1,687 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,096 triliun.

Beberapa emiten yang menguat antara lain Multi Bintang (MLBI) naik Rp 2.100 ke Rp 325.100, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.800 ke Rp 39.600, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.750 ke Rp 65.900, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 1.250 ke Rp 15.100.

Sementara emiten-emiten lain yang melemah antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 9.000 ke Rp 110.000, Goodyear (GDYR) turun Rp 200 ke Rp 9.000, Nipress (NIPS) turun Rp 200 ke Rp 3.650, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 100 ke Rp 3.500.

Mantap! Seiring Regional, IHSG Menguat 2,3%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Selasa (11/10) menguat 80,6 poin atau 2,3% ke 3.531,75. Volume perdagangan mencapai 6,1 miliar saham senilai Rp4,7 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 217 saham naik, 30 saham turun dan 71 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy hingga Rp591,2 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp1,6 triliun dan penjualan asing Rp1,06 triliun.

Indeks JII naik 13,3 poin ke 487,04, indeks ISSI naik 2,6 poin ke 113,91 dan indeks LQ45 naik 16,9 poin ke 622,90. Penguatan didukung sektor pertambangan yang memimpin kenaikan hingga 85,5 poin ke 2.452 disusul sektor industri dasar naik 30,3 poin ke 1.174.

Menjelang pengumuman BI rate, IHSG cenderung flat. Ekspektasi pasar pun akhirnya terjadi dengan penurunan BI rate menjadi 6,5% sehingga menjaga indeks bertahan di zona positif.

Penguatan IHSG juga seiring dengan penguatan bursa regional seperti indeks Hang Seng naik 2,4% ke 18.141, indeks Nikkei naik 1,9% ke 8.773, indeks Shanghai naik 0,1% ke Rp2.348 dan indeks ASX naik 0,6% ke 4.227.

Demikian juga dengan bursa Eropa seperti indeks FTSE turun 0,3% ke 5.382, indeks DAX turun 0,1% ke 5.839 dan indeks CAC turun 0,4% ke 3.148

IHSG menanjak 2,34% di penutupan sore

JAKARTA. Pergerakan positif bursa regional juga turut menjalar ke pasar saham domestik. Hingga penutupan pukul 16.00, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 2,34% menjadi 3.531,753.

Tiga sektor yang mencatatkan kenaikan di antaranya: sektor pertambangan yang naik 3,61%, sektor industri dasar yang naik 3,44%, dan sektor keuangan yang naik 2,75%.

Sementara itu, 203 saham ditransaksikan naik. Sementara, 27 saham melorot dan 67 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 6,172 miliar saham senilai Rp 5,065 triliun.

Beberapa saham yang menduduki posisi top gainers di antaranya: PT Pacific Strategic Financial (APIC) naik 24,66% menjadi Rp 455, PT Asuransi Bintang (ASBI) naik 17,39% menjadi Rp 270, dan PT Lippo Cikarang (LPCK) naik 16,77% menjadi Rp 1.810.

Sedangkan penghuni top losers sore ini antara lain: PT KMI Wire & Cable (KBLI) turun 15% menjadi Rp 85, PT Delta Djakarta (DLTA) turun 7,56% menjadi Rp 110.000, dan PT Tifa Finance (TIFA) turun 7,07% menjadi Rp 171.

Sekadar tambahan, bursa Asia juga tampak sumringah sore ini. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 2%, indeks Hang Seng Hongkong naik 2,5%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,6%, dan indeks Kospi Korea Selatan naik 1,6%.

BI Rate Turun Sentimen Positif Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan sedikit kejutan dengan penurunan BI Rate menjadi 6,5% atau turun 25 basis poin dari 6,75% pada Selasa (11/10).

Penurunan BI Rate ini dinilai memberikan sentimen positif ke bursa saham khususnya saham perbankan. "Penurunan BI Rate secara umum mempunyai efek positif karena bunga yang rendah akan mendorong perekonomian kita. Biasanya perbankan yang akan diuntungkan oleh turunnya bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ini memberikan efek positif ke bursa saham ditambah lagi sentimen positif dari kenaikan bursa saham Amerika Serikat tadi malam," ujar Kepala Riset PT Sinarmas Sekuritas Jeff Tan, saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (11/10).

Jeff menilai, BI mulai bersikap waspada terhadap goncangan dari krisis sovereign debt di Eropa dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat. Selain itu, Bank Indonesia (BI) yakin inflasi akan terkendali di bawah 5,5%. "Bank Indonesia mencuri start dulu untuk mengantipasi penurunan permintaan ekpor dengan cara menstimulasi konsumsi nasional. Ini juga membuktikan bahwa
Indonesia secara moneter masih mempunyai ruang yang cukup besar untuk melawan ancaman resesi dunia jilid kedua," tambah Jeff.

Menurut Jeff, penurunan BI Rate ini memberikan sedikit kejutan. Hal itu dikarenakan konsensus analis dan ekonom masih mengharapkan BI Rate masih ditahan di level 6,75%.

Hal senada dikatakan Analis PT Henan Putihrai Felix Sindhunata. Penurunan BI Rate ini memang sedikit mengejutkan tetapi waktu penurunan BI Rate dinilai agak terlalu dini. "Kalau saya melihat market sepertinya agak bingung karena inflasi rendah memang tindakan ini bersifat antisipasi terhadap krisis ekonomi global, cuma timingnya menurut saya terlalu dini," ujar Felix.

Menurut Felix, pasar sudah terkena eforia dari bursa global sehingga dampak ke bursa tidak terlalu terlihat karena penurunan BI Rate. Pihaknya mengharapkan kebijakan penurunan BI Rate bisa dilakukan di masa mendatang pada waktu yang tepat di saat pasar memerlukan kebijakan moneter tambahan. "Keputusan BI menurunkan suku bunga acuan itu bagus tetapi waktunya kurang pas," tegas Felix.

BI memberikan sedikit kejutan dengan menurunkan BI Rate menjadi 6,5% pada Selasa (11/10) setelah selama delapan bulan BI Rate berada di level 6,75%. IHSG pun naik 2,97% ke level 3.553,73 pada pukul 15.06 WIB.Saham perbankan juga mengalami kenaikan seperti saham BMRI naik 4% ke level Rp6.500 pada pukul 15.08 WIB, saham BBRI naik 3,31% ke level Rp6.300, saham BBCA naik 5,53% ke level Rp7.900,saham BBNI naik 2,90% ke level Rp3.550, dan saham BBTN naik 4,10% ke level Rp1.270 pada pukul 15.13 WIB. [cms]

Dana Asing Kembali Masuk, IHSG Melaju 80 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 80 poin atas aksi beli di saham-saham bank dan tambang. Investor asing kembali borong saham, nilainya hampir Rp 600 miliar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 8.995 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.950 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menanjak 60,086 poin (1,74%) ke level 3.511,170 didorong tren penguatan bursa-bursa di Asia sehingga kembali ke level 3.500. Salah satu faktor pendorongnya adalah titik cerah penyelesaian krisis utang Yunani.

Aksi beli terjadi di hampir seluruh lapisan saham, maraknya sentimen positif terus mendorong indeks meninggi hingga ke posisi puncaknya hari ini di 3.563,408.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melaju 108,202 poin (3,13%) ke level 3.559,286 atas meningginya minat beli investor. Sentimen positif datang dari bursa global dan regional menyusul keputusan Jerman dan Perancis menyelesaikan krisis utang di Eropa.

Laju indeks sedikit tertahan akibat aksi ambil untung di saham-saham yang sudah menguat di perdagangan sesi I. Namun demikian, aksi beli masih tinggi sehingga indeks bertahan di zona hijau.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (11/10/2011), IHSG ditutup melaju 80,669 poin (2,34%) ke level 3.531,753. Sementara Indeks LQ 45 menanjak 16,936 poin (2,79%) ke level 622,900.

Langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate akhirnya diturunkan 25 bps menjadi 6,5% setelah ditahan selama 8 bulan tidak terlalu direspons para pelaku pasar. Bank sentral menilai, tekanan inflasi global mereda seiring dengan melemahnya perekonomian global. Namun inflasi di emerging market termasuk Indonesia masih tinggi.

Saham-saham berbasis komoditas dan bank masih memimpin penguatan IHSG. Seluruh indeks sektoral masih mampu menghasilkan poin dengan laju yang signifikan.

Dana asing parkir di lantai bursa dengan jumlah cukup tinggi. Pada perdagangan hari ini transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 591,398 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 153.727 kali pada volume 6,172 miliar lembar saham senilai Rp 5,065 triliun. Sebanyak 214 saham naik, sisanya 30 saham turun, dan 72 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia menyambut gembira atas rencana penyelesaian krisis utang Eropa oleh Jerman dan Perancis. Hal ini membuat seluruh bursa regional bergerak di jalur hijau.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,73 poin (0,16%) ke level 2.348,52.
  • Indeks Hang Seng melonjak 430,53 poin (2,43%) ke level 18.141,59.
  • Indeks Nikkei 225 menanjak 168,06 poin (1,95%) ke level 8.773,68.
  • Indeks Straits Times menguat 35,83 poin (1,34%) ke level 2.704,13.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 2.100 ke Rp 325.100, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.800 ke Rp 39.600, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.750 ke Rp 65.900, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 1.250 ke Rp 15.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 9.000 ke Rp 110.000, Goodyear (GDYR) turun Rp 200 ke Rp 9.000, Nipress (NIPS) turun Rp 200 ke Rp 3.650, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 100 ke Rp 3.500.

(ang/qom)

Jelang Voting Slovakia, Bursa Eropa Turun

Sentimen Rekap, Saham Eropa Diprediksi Flat
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa jatuh pada awal perdangan Selasa (11/10). Pasar bertindak hati-hati menjelang pemungutan suara di Slovakia untuk memperpanjang dana bailout Eropa.

Indeks FTSE turun 0,3% ke 5.382, indeks DAX turun 0,1% ke 5.839 dan indeks CAC turun 0,4% ke 3.148, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Bursa Eropa telah mengalami reli 4 hari dengan optimisme pasar karena para pembuat kebijakan telah sepakat dalam mengatasi utang. Demikian juga dengan bursa Wall Street telah reli selama empat hari.

Seluruh sektor pada hari ini melemah seperti indeks resources turun 0,8%, indeks autos turun 0,3% setelah menguat pada empat hari perdagangan sebelumnya.

"Keputusan Slovakia bisa mendorong situasi seperti diujung tanduk kalau tidak berjalan dengan baik. Kalau mereka tidak setuju maka bisa diulang lagi untuk mendapatkan keputusan seperti keinginan Uni Eropa," kata Jeremi Batstone, analis di Charles Stanley.

Pasar bertindak hati-hati menjelang pemungutan suara di Slovakia untuk memperpanjang fasilitas penyelamatan kawasan Eropa. Slovakia adalah negara terakhir dari 17 negara yang belum memberikan suara pada kesepakatan bailout bulan Juli lalu. Kesepakatan para pemimpin Uni Eropa ini untuk menambah besaran dana dalam Fasilitas Stabilisasi Keuangan Eropa.

BI Rate Turun Jadi 6,5%

Jakarta - Setelah selama 8 bulan ditahan di 6,75%, Bank Indonesia (BI) akhirnya menurunkan BI Rate 25 bps menjadi 6,5%.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Darmin Nasution dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (11/10/2011).

"Inflasi di 2011 akan lebih rendah di bawah 5% dan juga di 2012 seiring dengan koreksi harga komoditas global," tutur Darmin.

Dikatakan Darmin, BI terus mengikuti tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global dan menurunnya pasar keuangan keuangan global karena utang di Eropa.

"Perhatian terutama ditujukan kepada dampak jangka pendek terutama bursa saham. BI memperhatikan pembalikkan modal asing di pasar keuangan domestik," kata Darmin.

Dikatakan Darmin, tekanan inflasi global mereda seiring dengan melemahnya perekonomian global. Namun inflasi di emerging market termasuk Indonesia masih tinggi.

BI menilai, ke depan pertumbuhan ekonomi negara maju akan turun yang berpengaruh pada lesunya volume perdagangan dunia.

Namun BI meyakini pertumbuhan ekonomi dan perbankan dalam negeri masih kuat. Ekonomi domestik di 2011 akan tumbuh 6,6% dan 6,5% di 2012 ditopang konsumsi yang kuat dan investasi meningkat namun ekspor akan menghadapi tantangan.

(dnl/qom)

Tunggu Rekap di Eropa, Minyak Asia di Atas US$85

Headline
INILAH.COM, Singapura - Harga minyak berada di atas $ 85 per barel Selasa (11/10) di Asia, berhenti setelah naik 13 persen pada pekan lalu, dipicu oleh harapan Eropa untuk mengatasi krisis utang dan menghindari resesi global.

AP melaporkan minyak mentah untuk pengiriman November turun 11 sen menjadi $ 85,30 per barel pada tengah hari waktu Singapura di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Kontrak naik $ 2,43 untuk menetap di $ 85,41 di New York pada Senin. Minyak mentah Brent turun 12 sen menjadi $ 108,83 per barel di bursa ICE Futures di London.

Optimisme investor didukung setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan Minggu, mereka akan merampungkan satu "respon komprehensif" untuk krisis utang Eropa pada akhir bulan. Kekhawatiran bahwa utang Yunani yang kemungkinan default dan bisa menyebabkan krisis perbankan telah mengirimkan minyak mentah ke level terendah tertingginya dalam 12 bulan ke $ 75 pekan lalu.

Tapi sekarang pedagang mengharapkan pemimpin Eropa setuju untuk memompa lebih banyak modal ke sektor bank, yang kemungkinan akan membatasi kemungkinan default. "Seminggu yang lalu, pedagang dan investor melihat Eropa 'meleleh'," kata Cameron Hanover dalam sebuah pernyataan. "Tapi Jerman dan Perancis telah sepakat untuk mengakhiri krisis di Yunani.

Pedagang minyak biasanya melihat petunjuk ke pasar saham yang sednag melonjak. Dow Jones Industrial Average melonjak 3 persen pada Senin dan pasar saham Asia naik Selasa.

Dalam perdagangan Nymex lainnya, minyak pemanas turun 0,5 persen menjadi $ 2,90 per galon dan bensin berjangka naik 0,8 persen menjadi $ 2,70 per galon. Gas alam naik 3,3 sen menjadi $ 3,57 per 1.000 kaki kubik. [cms]

Sentimen Rekap, Saham Eropa Diprediksi Flat

Headline
INILAH.COM, London - Saham Eropa diperkirakan akan flat pada pembukaan perdagangan Selasa (11/10) didukung janji Franco-Jerman untuk merekapitalisasi bank-bank zona euro bulan depan dalam upaya untuk menyelesaikan krisis utang negara Eropa.

CNBC melaporkan indeks FTSE diprediksi akan turun 8 poin, indeks DAX di Frankfurt akan naik 8 poin dan CAC 40 diprediksi mulai flat hari ini.

Selasa negara kecil zona euro Slowakia akan menjadi sorotan sekali lagi terkait suara parlemen untuk dana penyelamatan, akan mendukung tambahan dana dari Stabilitas Keuangan Dana (EFSF).

Komite anggaran dan keuangan DPR Slowakia melakukan vote Senin untuk merekomendasikan tambahan dana ke EFSF, tapi Ketua Komite mengatakan bahwa mereka mungkin telah memiliki satu suara dalam menyetujui rekomendasi seperti dilaporkan Reuters.

Secara teknis tidak mungkin untuk mempengaruhi suara parlemen Slovakia hari ini, tapi hasilnya masih tergantung pada keseimbangan suara dari mitra yunior koalisi sayap kanan, sementara Partai Kebebasan dan Solidaritas (SAS) menolak tawaran kompromi dari Perdana Menteri Iveta Radicova pada hari Senin.

Di Asia semalam, mengikuti Street di mana sebuah rally akhir menunjukkan investor tetap optimistis bahwa para pemimpin zona euro akan mengambil tindakan guna menopang sektor perbankan zona euro.

Di China, saham dibuka 2,4 persen lebih tinggi, menyusul berita bahwa sovereign wealth fund negara itu akan meningkatkan saham di empat bank negara terbesar.

Euro membuat kenaikan harian terbesar terhadap dolar selama 15 bulan di perdagangan Asia pada hari Selasa di tengah ekspektasi solusi utang zona euro. Mata uang bersama terakhir diperdagangkan pada $ 1,3627, sedikit turun dari sesi tertingginay di $ 1,3698.

Euro juga naik terhadap yen, mencapai 104,46, tertinggi dalam tiga minggu terhadap mata uang Jepang.

Parlemen Slowakia akan mulai memperdebatkan tambahan dana ke EFSF pada pukul 12:00 waktu London, dengan hasilnya diperkirakan akan keluar sore hari.

Di Prancis, demonstrasi akan dimulai di Paris pada pukul 13:00 waktu Inggris terhadap rencana penghematan pemerintah yang diumumkan pada bulan Agustus. Protes itu tidak diperkirakan akan menimbulkan gangguan besar dan akan berakhir sekitar pukul 17:00.

Yunani akan melelang T-bills berjangka 6 bulan seharga 1 miliar euro atau setara dengan $1.343 miliar pada Selasa sebagai bagian dari penjualan bulanan utang jangka pendek, sedangkan pidato Presiden Bank Sentral Eropa Jean Claude Trichet akan muncul sebelum Komite Keuangan DPR Eropa pada pukul 9:30 am waktu London. Rilis ekonomi keluar pada Selasa, termasuk angka produksi industri Inggris untuk Agustus pukul 9.30. Bank Spanyol, Banco Espaol de Crdito akan merilis hasil kuartal ketiga.

Sesi Dua : Cermati Saham Berfundamental Positif

INILAH.COM, Jakarta – Penguatan indeks siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Saham dengan fundamental positif pada kuartal ketiga dari sektor tambang, properti dan perbankan, bisa jadi pilihan.

Pada sesi pertama perdagangan Selasa (11/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tajam 108,73 poin (3,15%) ke level 3.559,817. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 22,72 poin (3,75%) ke angka 628,682.

Laju indeks siang ini sangat ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 3,101 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,431 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp2,661 miliar di pasar reguler dan total Rp2,803 miliar dan frekuensi 27.973 kali. Sebanyak 212 saham menguat, sedangkan 27 saham melemah dan 53 saham stagnan.

Kenaikan indeks, juga diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp221,5 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp748,5 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp527,03 miliar.

Semua sektor saham kompak menguat tajam. Saham sektor pertambangan memimpin kenaikan 4,13%, disusul industri dasar 3,89%, aneka industri 3,71%, keuangan 3,60%, properti 3,03%, manufaktur 3%, infrastruktur 2,53%, perdagangan 2,44%, konsumsi 1,90% dan perkebunan 1,89%.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, indeks saham dometik akan menguat hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan mengarah ke level resistance 3.615 dengan level support 3.489,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (11/10).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh ekspektasi positif atas laporan kinerja keuangan emiten untuk kuartal ketiga 2011 yang bakal dirilis pada pekan ketiga Oktober ini.

Di sisi lain, lanjutnya, dari eksternal pasar mendapat sentimen positif setelah Kanselir Jerman dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyatakan adanya rencana khusus untuk mengamankan sektor perbankan dan paket penyelamatan zona Eropa. “Karbar yang beredar, Perancis dan Jerman menyepakati rekapitalisasi perbankan,” ujarnya.

Hanya saja, ia menambahkan, soal detil rencana tersebut baru akan dipresentasikan awal November 2011 sebelum pertemuan G20 di Perancis. “Tapi, pada intinya, pasar melihat, krisis utang Uni Eropa akan memiliki jalan keluarnya. Tinggal menunggu waktu dan prosedurnya,” papar Willy.

Hanya saja, Willy menambahkan, dari sisi domestik masih cemas soal reshuffle kabinet. Pasar khawatir, pergantian menteri tidak seperti yang diinginkan pasar. “Jadi, indeks mungkin akan mendapat sedikit gangguan. Tapi, dalam waktu dekat ini pasar lebih merespon positif laporan keuangan kuartal ketiga 2011,” tandas Willy. “Reshuffle mungkin baru terjadi akhir Oktober ini.”

Di atas semua itu, ia menilai, penguatan indeks saat ini cukup solid. Apalagi, bursa regional pun sudah reversal menguat. Willy merekomendasikan positif saham-saham yang kinerja fundamentalnya diekspektasikan cukup positif pada kuartal ketiga di sektor pertambangan, properti dan perbankan. “Rekomendasi positif juga untuk beberapa saham memiliki aksi korporasi,” ucapnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Adaro Energy (ADRO), PT Bukit Sentul City (BKSL), PT Lippo Cikarang (LPCK), PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) yang cum right issue-nya jatuh pada Rabu (12/10) dan PT Bakrieland Development (ELTY) yang mendapat sentiment positif dari aksi korporasi pada grup Bakrie.

Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Jabar Banten (BJBR), PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Danamon (BDMN). “Saya rekomendasikan akumulasi beli saham-saham tersebut dengan pola buy on weakness dan target hingga rilis kinerja keuangan,” imbuhnya. [ast]

Hang Seng Pacu IHSG Sesi I Berakhir Naik 3,15%

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan sesi I Selasa (11/10) ditutup naik 3,15% ke level 3.559,82.

Penguatan indeks siang ini masih mengikuti gairah di saham regional dan global di tengah harapan penyelesaian utang di Zona Euro.

Bursa Asia siang ini menguat, di mana Hang Seng melesat 3,26% seiring aksi beli pemerintah di saham perbankan besar, Shanghai naik 0,72%, KLSE naik 0,98%, Nikkei naik 2,03%, STI naik 2,27%, dan Seoul naik 1,87%.

Sebanyak 216 saham tercatat naik siang ini, 26 saham turun, dan 52 saham stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup naik 3,74% ke level 628,68, sedang JII naik 3,44% ke level 489,97.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 3,10 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp2,66 triliun. Asing juga masih lebih banyak melakukan pembelian hingga siang ini dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp221,53 miliar.

Saham-saham yang naik tajam siang ini adalah MBLI naik 2,13%, ASII naik 3,66%, ITMG naik 3,96%, DSSA naik 10%, GGRM naik 2,24%, dan PTBA naik 8,66%.

Lonjakan 203 saham mendorong indeks naik 3% lebih di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan reli di sesi I. Pada pukul 12.00, IHSG naik 3,14% menjadi 3.559,286.

Ada 203 saham yang menanjak. Sementara, 25 saham ditransaksikan turun dan 47 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 3,422 miliar saham senilai Rp 2,797 triliun.

Seluruh sektor kompak menghijau. Sektor pertambangan mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 3,99%. Baru kemudian diikuti oleh sektor industri dasar yang naik 3,9% dan sektor industri lain-lain yang naik 3,71%.

Tiga saham yang mencatatkan kenaikan terbesar alias top gainers sesi I ini adalah: PT Lippo Cikarang (LPCK) naik 19,35% menjadi Rp 1.850, PT First Media (KBLV) naik 14,29% menjadi Rp 480, dan PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) naik 12,73% menjadi Rp 186.

Sementara itu, tiga saham yang mencatatkan penurunan terbesar (top losers) antara lain: PT Apac Citra Centertex (MYTX) yang turun 26,12% menjadi Rp 99, PT Inti Agri Resources (IIKP) turun 18,06% menjadi Rp 590, dan PT Mandala Multifinance (MFIN) naik 6,12% menjadi Rp 920.

Melesat 3%, IHSG Mampir ke Level 3.559

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 108 poin (3,13%) atas meningginya minat beli investor. Sentimen positif datang dari bursa global dan regional menyusul keputusan Jerman dan Perancis menyelesaikan krisis utang di Eropa.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menanjak 60,086 poin (1,74%) ke level 3.511,170 didorong tren penguatan bursa-bursa di Asia sehingga kembali ke level 3.500. Salah satu faktor pendorongnya adalah titik cerah penyelesaian krisis utang Yunani.

Aksi beli terjadi di hampir seluruh lapisan saham, maraknya sentimen positif terus mendorong indeks meninggi hingga ke posisi puncaknya hari ini di 3.563,408.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (11/10/2011), IHSG melaju 108,202 poin (3,13%) ke level 3.559,286. Sementara Indeks LQ 45 menguat 22,541 poin (3,71%) ke level 628,505.

Saham-saham berbasis komoditas yang sebelumnya terkena tekanan jual sekarang memimpin penguatan bursa. Harganya yang sudah murah merangsang investor untuk mengkoleksi sahamnya.

Tak satu pun indeks sektoral yang melemah. Seluruhnya berada di teritori positif dengan rata-rata penguatan lebih dari dua persen.

Minat beli saham ini tak hanya berada di pihak investor domestik, tetapi juga para pemodal asing. Hingga siang ini, nilai beli bersih asing sudah cukup tinggi.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 87.803 kali pada volume 3,422 miliar lembar saham senilai Rp 2,797 triliun. Sebanyak 213 saham naik, sisanya 26 saham turun, dan 53 saham stagnan.

Bursa saham Hong Kong melesat tinggi dan memimpin penguatan bursa Asia mengalahkan bursa saham China yang pagi tadi melesat tinggi. Investor semakin percaya diri dan menepis kekhawatiran krisis utang Eropa.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 16,80 poin (0,72%) ke level 2.361,58.
  • Indeks Hang Seng melesat 576,88 poin (3,26%) ke level 18.287,94.
  • Indeks Nikkei 225 menanjak 176,63 poin (2,05%) ke level 8.782,25.
  • Indeks Straits Times melonjak 60,30 poin (2,26%) ke level 2.728,60.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 6.900 ke Rp 329.900, Astra Internasional (ASII) naik Rp 2.350 ke Rp 66.500, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.500 ke Rp 39.300, dan Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 1.300 ke Rp 14.300.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 200 ke Rp 9.000, Inti Agri (IIKP) turun Rp 130 ke Rp 590, Mandala Multifinance (MFIN) turun Rp 60 ke Rp 920, dan Inovisi (INVS) turun Rp 50 ke Rp 5.600.

(ang/qom)

Pemerintah China Borong Saham Bank, Indeks Melesat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham China naik hampir 2 persen pada awal perdagangan Selasa (11/10), didorong oleh unit sovereign wealth fund pemerintah yang meningkatkan sahamnya di bank "Big Four" sebagai tanda dukungan pemerintah untuk pasar saham yang telah anjlok beberapa hari lalu.

Mengutip Reuters, Central Huijin Investment pada Senin mulai menambahkan sahamnya di bank negara tersohor untuk menjadi pengendali, media pemerintah mengumumkan setelah pasar ditutup pada Senin, sinyal eksplisit pertama dari pemerintah yang berusaha untuk menopang pasar yang telah berjuang selama dua tahun terakhir.

Shanghai Composite naik 1,8 persen ke 2.385,9, setelah ditutup pada level terendah sejak Maret 2009 pada hari Senin, sebelum berita pembelian saham Huijin dirilis. "Sementara saham Huijin bergerak membantu sentimen, yang dibutuhkan untuk membuat pasar berbalik dari kejatuhan sekitar 30 persen sejak awal 2010 karena upaya pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan ketidakpastian di pasar global," kata analis.

Reaksi Selasa jauh lebih diam daripada langkah serupa tiga tahun lalu. Sehari setelah pengumuman IPO Huijin, pada September 2008, indeks Shanghai naik 9,5 persen, meskipun jatuh kembali dalam minggu-minggu setelah krisis keuangan karena kekhawatiran keuangan yang berlama-lama. "Ini adalah psikologis lebih dari apa pun yang mendasar. Jika 2008 menawarkan indikasi, kita bisa melihat harga saham merosot setelah dorongan awal," kata Cheng Yi, analis senior di Xiangcai Securities di Shanghai. "Untuk pembalikan tren, kebijakan moneter mungkin perlu dilonggarkan dan investor perlu diyakinkan berdasarkan pertumbuhan pendapatan."

Saham yang terdaftar di saham-saham bank unggulan seperti Industrial and Commercial Bank of China naik 2,3 persen pada awal perdagangan, sementara Agricultural Bank of China naik 2,4 persen pada Senin.

Respon di Hong Kong jauh lebih kuat, dengan saham AgBank Hong Kong Kong naik lebih dari 10 persen pada awal perdagangan dan saham bank lain yang termasuk "Big Four" juga meningkat sangat tajam, membantu menaikkan indeks Hang Seng ke 3,6 persen.

Beberapa analis mengatakan pemerintah dapat menindaklanjuti dengan langkah-langkah tambahan untuk mendukung pasar saham, seperti dengan memperlambat persetujuan calon IPO baru.

"Terlalu dini untuk mengatakan pasar telah bottom out, dengan ketidakpastian ekonomi global termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa," kata Zheng Weigang, trader senior di Shanghai Securities. "Investor juga gelisah terhadap dampak melemahnya pasar properti yang diperkirakan di China dalam beberapa bulan mendatang."

Mengekor pasar saham yang positif, mata uang Asia perkasa

Mengekor pasar saham yang positif, mata uang Asia perkasa
SEOUL. Mayoritas mata uang Asia menguat pada transaksi pagi ini. Won Korea Selatan mencatatkan kenaikan tertinggi diantara mata uang lainnya. Asal tahu saja, kemarin, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index mendaki ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Kenaikan tersebut mengikuti pergerakan indeks MSCI Asia Pacific yang mencatatkan kenaikan 2,7% di sepanjang bulan ini.

Pada pukul 11.03 waktu Seoul, won menguat 0,7% menjadi 1.163,25 per dollar. Sementara, dollar Taiwan menguat 0,6% menjadi NT$ 30,305, ringgit Malaysia menguat 0,6% menjadi 3,1095, dan peso Filipina menguat 0,5% menjadi 43,188. Yuan juga menguat 0,1% menjadi 6,3420.

Keperkasaan mata uang Asia terjadi setelah Jerman dan Prancis menyepakati untuk melakukan rekapitalisasi perbankan Eropa. "Pengambilan risiko (risk appetite) investor mulai pulih seiring optimisme krisis utang Eropa akan segera teratasi. Kondisi itu yang kemudian menyokong mata uang regional," jelas Tohru Nishihama, ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc.

Kendati begitu, dia menambahkan, sentimen yang terjadi sekarang hanya bersifat jangka pendek karena masalah utang Eropa belum diselesaikan secara fundamental," tambahnya.

Reminder Cum Date Dividen PUDP,MTLA 11/10/2011

Berikut ini kami informasikan bahwa pada hari ini 11 October 2011adalah Cum Date untuk pelaksanaan kegiatan Corporate Action sebagai berikut:

No.

Kode Efek

Nama Efek

Jenis Kegiatan

1.

PUDP

PUDJIADI PRESTIGE Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp 5.- per saham

2.

MTLA

METROPOLITAN LAND Tbk

Dividen Tunai Rasio Rp 1.32.- per saham

IHSG Bisa Naik, Tapi Terancam Longsor

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Selasa (11/10) akan konsolidasi cenderung naik. Namun, status siaga satunya menunjukkan potensi longsor. Inilah saham-saham yang masih bertenaga naik.

Pada perdagangan Senin (10/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )ditutup menguat 25,40 poin (0,74%) ke 3.451,08, dengan intraday tertinggi di 3.452,42 dan terendah di 3.413,26. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 5,73 poin (0,96%) ke level 605,96.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, penguatan indeks saham domestik kemarin, belum mengonfirmasi penguatan berikutnya. Sebab, pergerakan market saat ini sangat tergantung pada perkembangan krisis utang di Eropa dan perekonomian AS.

Hanya saja, ia menggarisbawahi, sentimen bearish dari Eropa sudah mulai mereda saat ini. Apalagi, data-data ekonomi AS yang dirilis sepekan terakhir juga positif. “Karena itu, Selasa (11/10) ini, indeks bakal konsolidasi dengan kecenderungan menguat dengan support di level 3.410 dan jika tembus support berikutnya 3.390. Sedangkan resistance di level 3.525 dan 3.580 sebagai resistance keduanya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (10/10).

Namun demikian, menurutnya, apakah penguatan indeks masih bisa berlanjut, hal itu masih membutuhkan sentimen baru. Atau, paling tidak, orang juga menunggu apakah ada sentimen negatif yang baru. “Jika memang tidak ada sentiment negatif, down trend jangka menengah bisa terpatahkan,” paparnya.

Sejauh ini, ia menjelaskan, tren jangka pendeknya masih naik tapi tren jangka menengah indeks masih turun. Diharapkan, indeks bisa menembus resistance 3.525-3.580. “Jika itu yang terjadi, indeks memiliki kesempatan untuk penutupan akhir tahun di level 3.700-3.750,” ungkap dia.

Sebaliknya, jika resistance tersebut masih susah untuk ditembus ke atas, market harus mencermati apakah ada sentimen negatif regional yang baru. “Jika itu yang terjadi, tinggal dilihat, penurunan indeks hingga level berapa. Tapi, untuk Selasa (11/10) ini, indeks berpeluang konsolidasi cenderung menguat,” ucapnya.

Hanya saja, Satrio menyarankan agar pasar mencermati bursa AS yang mentok di area resistance-nya. Begitu juga dengan perkembangan bursa Asia yang belum sepenuhnya kuat. “Memang sih, indeks bisa naik tapi statusnya masih siaga 1 jika tiba-tiba terjadi longsor yang tajam kembali di market,” tandas Satrio.

Tapi, dia optimistis, selama tidak ada berita bearish, IHSG tidak akan melemah. Dan sola itu, tinggal melihat perkembangannya seperti apa. IHSG memang ada peluang menguat. “Tapi, karena penutupan kemarin masih berada di bawah resistance 3.525, tidak terlalu memberikan harapan,” timpalnya.

Dalam situasi ini, Satrio merekomendasikan positif saham-saham yang masih memiliki potensi kenaikan. Saham-saham pilihan pertama adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI). “Saham-saham tesebut bisa jadi pilihan pertama,” ujar dia.

Lalu, untuk pilihan kedua, dia merekomendasikan saham PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Untuk pilihan ketiga, PT Mitra Adi Perkasa (MAPI), PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan PT Gajah Tunggal (GJTL). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tesebut,” imbuh Satrio. [ast]

Analis: Meski ada ruang untuk naik, waspadai aksi profit taking

Analis: Meski ada ruang untuk naik, waspadai aksi profit taking
JAKARTA. Pada perdagangan Senin (10/10), indeks Dow Jones ditutup naik 330 point (2,97%) ke level 11.433,20. Kenaikan terjadi setelah Prancis dan Jerman menyatakan komitmen mereka untuk menjaga stabilitas ekonomi Uni Eropa.

Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 25 point (0,74%) ke level 3.451,08 dengan asing tercatat melakukan net buy pada pasar regular sebesar Rp 3,4 miliar. Adapun saham yang paling banyak di beli adalah BMRI, ACES, ASII, BORN dan BBNI.

"Secara teknikal, IHSG kemarin (10/10) berhasil menguat tipis dan mencoba break dari garis resistance mid-term downtrend-nya. Indikator stochastic masih bergerak uptrend dan mencoba meninggalkan area oversold sementara MACD berhasil membentuk golden cross," jelas Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi.

Dia memprediksi, pada perdagangan hari ini (11/10), IHSG diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat pada kisaran 3.409-3.513 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan adalah LSIP, BMRI dan KIJA.

Sedangkan Indosurya Asset Management dalam hasil risetnya memprediksi, pada perdagangan Selasa (11/10), IHSG akan berada pada support 3.399-3.425 dan resistance 3.465-3.478. IHSG masih di bawah middle bollinger bands. MACD mencoba mengkonfirmasi pembentukan golden cross dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih tertahan untuk menjauhi area oversold.

"Penguatan yang terjadi kemarin belum sepenuhnya memperlihatkan buying power yang ada. Meski sentimen positif mulai beredar namun, investor masih ragu untuk mengakumulasi saham lebih banyak. IHSG masih memiliki ruang untuk kenaikan namun, tetap waspada akan adanya aksi profit taking," papar Reza Priyambada, Managing Research Indosurya.

ORI008 Laku Rp 3,292 Triliun dalam 2 Hari

Gb
Jakarta - Penjualan obligasi ritel Indonesia (ORI) seri 008 (ORI008) masih laris manis. Dalam dua hari, penjualan ORI008 ini mencapai Rp 3,292 triliun.

"Hari ini penjualan Rp 1,396 triliun, secara kumulatif (dua hari) Rp 3,929 triliun," jelas Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto kepada detikFinance, Selasa (11/10/2011).

Rahmat sebelumnya mengatakan, untuk situasi krisis ORI merupakan instrumen investasi paling aman karena dijamin negara. Selain itu, kupon atau bunga ORI008 sebesar 7,3% lebih tinggi dari rata-rata deposito dan pajaknya hanya 15%, lebih kecil dibanding deposito yang pajaknya 20%.

Keuntungan lain dari ORI ini, lanjut Rahmat adalah bisa dibeli maksimal Rp 3 miliar dan semuanya dijamin penuh oleh negara. "Tapi taruh uang di deposito yang dijamin hanya Rp 2 miliar dengan bunga penjaminan lebih rendah yaitu 7,25%," tukas Rahmat.

Seperti diketahui, ORI008 mulai ditawarkan sejak 7 Oktober hingga 21 Oktober 2011.Kemenkeu sebelumnya telah menunjuk 25 agen penjual yakni:
  1. Bank UOB Indonesia
  2. Citibank, N.A
  3. PT ANZ Bank Panin
  4. PT Bank Bukopin Tbk
  5. PT Bank Central Asia Tbk
  6. PT Bank CIMB Niaga Tbk
  7. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
  8. PT Bank Internasional Indonesia Tbk
  9. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
  10. PT Bank Mega Tbk
  11. PT Bank Negara Indonesia Tbk
  12. PT Bank OCBC NISP Tbk
  13. PT Bank Panin Tbk
  14. PT Bank Permata Tbk
  15. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
  16. PT Ciptadana Securities
  17. PT Danareksa Sekuritas
  18. PT Kresna Graha Securindo
  19. PT Lautandhana Securindo
  20. PT Mega Capital Indonesia
  21. PT Reliance Securities Tbk
  22. PT Sucorinvest Central Gani
  23. PT Trimegah Securities Tbk
  24. Standard Chartered Bank
  25. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
Sebelumnya pemerintah telah lima kali menerbitkan ORI hingga ORI 007 pada Agustus 2010 lalu. Dana penerbitan ORI tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

(dnl/qom)

Sentimen Positif Eropa Amankan Wall Street

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat ditutup positif pada perdagangan saham Senin (10/10) didorong harapan dari pemimpin Jerman dan Perancis, kalau krisis utang Eropa dapat diselesaikan.

Saham sektor keuangan yang mengalami penurunan tajam selama beberapa hari terakhir, memimpin rally ada perdagangan saham Senin (10/10). Indeks KBW Bank naik 5,3% dengan saham JP Morgan Chase and Co naik 5,2% ke level US$32,30 dan Bank of America naik 6,4% ke level US$6,28. Kenaikan saham juga dipengaruhi aksi beli oleh fund manager untuk mengejar rally karena berita dari Eropa.

"Ada dasarnya sebuah rally datang dari tingkat yang sangat oversold," kata Fred Dickson, Chief Market Strategist The Davidson Cos, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Kenaikan saham didorong dari pernyataan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang menyatakan akan mengungkap paket baru yang menyeluruh untuk mengurangi krisis utang zona Eropa. Selain itu, laporan keuangan kemungkinan akan menjadi penggerak indeks pada pekan depan.

Indeks Dow Jones naik 330,06 poin atau 2,97% ke level 11.433,18. Indeks S&P 500 naik 39,43 poin atau 3,41% ke level 1.194,89. Indeks Nasdaq naik 86,70 poin atau 3,50% ke level 2.566,05.

Sektor saham energi dan material juga mencatatkan kenaikan cukup besar. Indeks transportasi Dow Jones naik 3,9%. Saham Alcoa naik 3,9% ke level US$10,09.

Volume perdagangan saham relatif kecil karena ada hari libur. Kantor pemerintah dan pasar obligasi tutup. Volume perdagangan saham sekitar 6,82 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex, dan Nasdaq di bawah rata-rata harian saham tahunan sebesar 8,03 miliar. [cms]

Eksportir dan Teknologi Angkat Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney - Bursa saham Asia naik pada Selasa (11/10), dengan saham eksportir dan teknologi memimpin kenaikan.

Indeks Nikkei Stock Average Jepang naik 2,0%, di Korea Selatan, indeks Kospi naik 2,2% dan di Australia, indeks S & P / ASX 200 naik 0,4%.

Penguatan di Asia menyusul reli 3% untuk saham AS semalam, di mana sentimen positif didukung janji yang dibuat para pemimpin Jerman dan Perancis selama akhir pekan untuk mendukung perbankan Eropa. Rencana ini dijadwalkan akan diresmikan akhir bulan nanti.

"Meskipun kurang rincian pada tahap ini, kedua pemimpin telah menaruh tenggat waktu yang ketat untuk membuat kemajuan. Hal ini menunjukkan perhatian menyambut urgensi," kata ahli strategi di BNP Paribas.

Eksportir membukukan keuntungan yang solid di Jepang. Toshiba Corp naik 4,4%, TDK Corp meningkat 3,2% dan Honda Motor Co Ltd naik 4,0%.

Saham Toyota Motor Corp menguat 2,2% setelah melaporkan kenaikan penjualan China pada September.

Saham teknologi juga bergerak menguat di perdagangan Tokyo, dengan Sony Corp naik 4,5% dan Sharp Corp naik 3,8%.

Media mengungguli saham di sesi perdagangan Sydney, dengan Fairfax Media Ltd dan Seven West Media Ltd masing-masing naik 3,6%, dan APN News & Media Ltd memperoleh 3,5%. [ast]

Kenali Risiko Reksadana Anda!

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Cara bijak investasi adalah mengenal karakteristik risiko diri sendiri. Karena itu, kenali nyali risiko Anda, reksadana saham, pasar uang, campuran, terproteksi, atau pendapatan tetap.

Analis Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, mana reksadana yang paling baik jadi pilihan saat ini sangat tergantung pada karakteristik risiko investor. Menurutnya, bagi penakut lebih baik memilih reksadana pendapatan tetap, terproteksi, campuran, atau reksadana pasar uang seperti deposito dan lain-lain.

Tapi, lanjutnya, bagi investor yang agresif dan terbiasa bermain di pasar saham, bisa memilih reksadana saham. Sebab, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) saat ini sudah kembali ke atas 3.400. “Jadi sangat tergantung pada kesanggupan investor seberapa besar menanggung risikonya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebagai lembaga riset pasar modal independen, PT Infovesta Utama mencatat data kinerja reksadana untuk periode 30 September hingga 7 Oktober 2011. Dari 81 jenis reksadana saham yang ada, mencatatkan penurunan return 3,8%.

Begitu juga dengan reksadana campuran. Dari 97 reksadana jenis ini mencatatkan penurunan kinerja 2,16%. Hanya reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja positif. Dari 89 reksadana pendapatan tetap mencatatkan rata-rata return yang positif sebesar 0,25%.

Bagi yang berani mengambil risiko, kembali Edbert mengatakan, tinggal mencari timing masuknya yang tepat sesuai prediksi analis di pasar saham. “Jika nyali kecil,bahkan di saat pergerakan saham bagus, jangan masuk terlalu agresif,” timpal Edbert.

Begitu juga jika dana yang disimpan di reksadana untuk tujuan lain seperti sekolah anak. Menurutnya, dana jenis ini jangan disimpan pada reksadana saham karena akan berisiko, jika saat dana akan digunakan, ternyata nilainya justru turun. “Jadi, faktor karakteristik risiko merupakan pertimbangan utama dalam menentukan jenis reksadana apa yang akan diambil sekaligus kapan masuk dan kapan keluar,” paparnya.

Edbert menegaskan, pada dasarnya, berinvestasi adalah mengenali karakteristik risiko diri sendiri. Bagi yang menginginkan return menarik, bisa masuk di reksadana saham. Tapi, dia mengingatkan berinvestasi pada reksadana saham berbeda dengan bermain saham. “Reksadana saham tidak bisa menentukan valuasi fundamental atau teknikal untuk memproyeksikan ke mana arah saham,” ujarnya.

Reksadana saham sangat tergantung pada manajer investasinya (MI). Karena itu, meski saham sektor tertentu sedang bagus, belum tentu MI masuk pada saham-saham tersebut. Menurutnya, MI hanya bisa membuka posisinya ke publik 5-10 besar saham dari total portofolionya. “Karena itu, tidak bisa menentukan reksadana mana yang bagus,” timpalnya.

Ia menjelaskan, investor hanya bisa menganalisa data-data historis, untuk mendapatkan MI yang bagus sehingga bisa berharap MI memegang saham yang memberikan return yang positif.

Pada dasarnya, lanjut Edbert, untuk masuk reksadana saham, sama dengan masuk ke saham. Artinya, berinvestasi pada reksadana jenis ini tergantung pada situasi marketnya. “Untuk saat ini, reksadana saham arahnya masih volatile seiring ketidakpastian krisis utang di Eropa,” ungkapnya.

Isu perlambatan ekonomi AS belum selesai, sekarang muncul isu perlambatan ekonomi China karena negatifnya data manufaktur. Begitu juga dengan Bank Dunia yang merevisi turun pertumbuhan dunia. “Sekarang saatnya masuk reksadana saham, tapi masuk secara bertahap,” ucapnya.

“Investor bisa averaging baik naik ataupun turun tergantung situasinya, dimulai 10% dari total portofolio, lalu 10% lagi ke depanya. Tapi, jika dalam sebulan turun, jangan masuk dulu. Apalagi, reksadana tidak bisa keluar masuk seperti saham,” timpal dia.

Pasalnya, fee transaksi saham hanya 0,2-0,3% sedangkan reksadana baik fee beli maupun jual bisa mencapai 2%. “Penempatan di reksadana saham dengan tujuan untuk jangka panjang, tapi transaksinya sering seperti investor jangka pendek,” paparnya. “Bursa saham untuk jangka yang lebih panjang tetap positif outlooknya.”

Menurutnya, dana kelolaan reksadana yang paling besar saat ini adalah reksadana terproteksi dan reksadana saham sehingga diasumsikan kedua reksadana jenis ini paling banyak diminati. “Outlook reksadana saham sama dengan outlook IHSG,” tandasnya.

Sementara itu, untuk reksadana campuran, maksimal 80% di saham dan 20% pada obligasi. Lalu, bulan berikutnya bisa sebaliknya, obligasi 80% dan 20% saham. Sebab, batasannya menurut aturan seperti itu.

Sedangkan reksadana terproteksi sangat unik karena faktor pembagian dividen dan tidak terpengaruh oleh pergerakan pasar. Reksadana jenis ini hampir sama dengan membeli obligasi yang dipegang hingga jatuh tempo 2-3 tahun.

Dia menegaskan, selama penerbit obligasi masih kuat membayar kupon dan dana pokok kembali pada saat jatuh tempo, reksadana jenis ini juga menguntungkan. Selebihnya, investor bisa mendapatkan dividen dalam jangka 3 bulan atau 6 bulan (tergantung jenis obligasinya). “Satu-satunya risiko dalam reksadana jenis ini adalah jika emiten, mengalami gagal bayar. Itu saja!” imbuhnya. [mdr]

Bursa Asia masih bergerak positif terdogkrak optimisme Eropa

Bursa Asia masih bergerak positif terdogkrak optimisme Eropa
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia pagi ini menanjak. Dengan demikian, bursa Asia sudah melaju selama empat hari berturut-turut. Pada pukul 09.25 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 1,1% menjadi 114,94. Dari setiap empat saham yang naik, hanya ada satu saham yang ditransaksikan melorot.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,4%, indeks Kospi Korea Selatan naik 2,2%, dan indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang naik 2%.

Saham-saham yang berorientasi ekspor serta saham-saham pertambangan memimpin lonjakan pada bursa Asia pagi ini. Beberapa penyebabnya, harga komoditas yang menanjak serta langkah pimpinan Eropa yang sepakat untuk melakukan rekapitalisasi perbankan.

Saham-saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa Asia antara lain: Rio Tinto Group yang naik 1,6% di Sydney, Korea Zinc Co naik 6,5% di Seoul, Mitsubishi Corp naik 2,9% di Tokyo, serta Sony Corp yang naik 5,2% di Tokyo.

"Investor dan pelaku pasar berharap akan adanya paket komprehensif penyelamatan Eropa. Guncangan pada ekonomi riil bisa jadi lebih kecil dari prediksi semula. Hal itu merupakan kabar baik bagi pertumbuhan global serta permintaan komoditas," urai Belinda Allen, senior investment analyst Colonial First State Global Asset Management di Sydney.

Catatan saja, sepanjang tahun ini hingga kemarin, indeks MSCI Asia Pacific sudah anjlok 17%. Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 turun 5% dan Stoxx Europe 600 Index turun 14%.

Saham Batu Bara Menggiurkan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Setelah mengalam tekanan jual yang tajam, gain saham-saham batu bara dinilai menggiurkan. Jika reversal, kenaikannya bakal signifikan.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyarankan agar pasar memperhatikan saham-saham batu bara yang tiga hari terakhir terus mengalami tekanan jual. "Pasar harus jeli, apakah saham-saham ini bisa mengakhiri tren turunnya atau tidak," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (10/10).

Menurutnya, jika reversal naik, potensi kenaikan pada saham-saham batu bara sangat signifikan sehingga menguntungkan bagi investor. Dia mencontohkan saham PT Bukit Asam (PTBA). "Karena berada di atas support yang kuat, potensi penguatan saham PTBA, bisa jadi double bottom dan kembali ke level Rp15.000-an lagi dalam waktu yang tidak lama," ujarnya.

Begitu juga dengan PT Indo Tambang Raya (ITMG). Menurutnya, jika menembus resistance 37.850, saham ini bisa dengan mudah lari ke level Rp42.000-44.000. "Itu akan dicapai dengan gampang. Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tesebut,” imbuhnya.

Asal tahun saja, pada perdagangan Senin (10/10) saham PTBA ditutup melemah Rp150 (1,07%) ke level Rp13.850. Semeentara itu, saham ITMG naik Rp200 (0,53%) ke level Rp37.800 per saham.

Masalah Likuiditas Sirna, Rupiah Terus Bangkit

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (11/10) diprediksi menguat. Pasar tak lagi khawatir keringnya likuiditas dolar AS.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya karena pasar sudah mulai tenang dari kecemasan likuiditas dolar AS yang dibutuhkan jika skenario kebangkrutan Yunani menjadi kenyataan. Sebab, menurutnya, dengan jalur swap yang disediakan untuk peminjaman antar bank sentral, menunjukkan masalah likuiditas sudah tidak ada.

Karena itu, lanjutnya, rupiah berpeluang melanjutkan rebound terhadap dolar AS. "Jika tembus support 8.860 penguatan rupiah beriktunya ke level 8.790 per dolar AS. Kalaupun melemah, akan terbatas di level 8.935 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Christian menjelaskan, penguatan dolar AS sebelumnya karena ditopang oleh spekulasi permintaan likuiditas dolar AS yang tinggi seperti kebangkrutan Lehman Brothers pada 2008. "Belajar dari pengalaman tersebut, para pengambil kebijakan Eropa dan internasional mengantisipasinya dengan menyediakan jalur swap (saling tukar arus kas)--peminjaman yang cukup masif antar bank sentral di dunia," paparnya.

Karena itu, dia menegaskan, sentimen saat ini sudah mulai stabil karena ada harapan juga rekapitalisasi perbankan jadi resolusi. "Ini berlaku bukan hanya bagi bank-bank di Eropa tapi juga di luar Eropa," ujarnya.

Di sisi lain, ada kabar bahwa banyak perbankan di Eropa yang akan menukarkan mata uang euro ke mata uang Asia untuk menjaga nilainya. "Langkah ini untuk menjaga kekuatan modal bank-bank bersangkutan agar tidak turun drastis nilianya saat pemangkasan (haircuts) nilai obligasi Yunani yang dipegangnya berlaku. Apalagi, jika haircuts mencapai 40-60%," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (10/10) ditutup menguat tipis 2 poin (0,02%) ke level 8.888/8.898 per dolar AS.

IHSG Siap Ikuti Penguatan Bursa Regional

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup naik 25 poin berkat aksi beli selektif di saham-saham bank. Namun kenaikan IHSG terjadi dalam perdagangan yang sepi dengan nilai transaksi Rp 2 triliun.

Pada perdagangan Senin (10/10/2011), IHSG ditutup menguat 25,400 poin (0,74%) ke level 3.451,084. Sementara Indeks LQ 45 ditutup naik 5,733 poin (0,95%) ke level 605,964.

Penguatan bursa Wall Street yang tajam dan diikuti bursa regional, berkat sentimen positif dari penyelesaian krisis Eropa, diharapkan bisa menjadi motor yang menggerakkan IHSG ke teritori positif. Pada perdagangan Selasa (11/10/2011), IHSG diprediksi akan bergerak menguat beriringan dengan bursa regional.

Bursa Wall Street tadi malam melonjak hingga 3% didorong oleh sentimen positif kesepakatan para pemimpin Jerman dan Prancis untuk menyediakan paket baru guna menangani krisis utang Eropa. Namun penguatan indeks terjadi dalam volume perdagangan yang tipis.

Pada perdagangan Senin (11/10/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melesat hingga 330,06 poin (2,97%) ke level 11.433,18. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 39,43 poin (3,41%) ke level 1.194,89 dan Nasdaq menguat 86,70 poin (3,50%) ke level 2.566,05.

Bursa-bursa regional pagi ini langsung ikut menguat. Berikut pergerakan bursa regional pagi ini:
  • Indeks S&P/ASX naik 44,4 poin (1,06%) ke level 4.245,4.
  • Indeks Nikkei-225 naik 127,92 poin (1,49%) ke level 8.733,54.
  • Indeks KOSPI naik 43,92 poin (2,49%) ke level 1.810,36.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Perdagangan IHSG Senin (10/10) ditutup naik 25 point (+0.74%) ke level 3,451.08 dengan jumlah transaksi sebanyak 5 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp2.1 triliun. Hampir seluruh sektor saham pada perdagangan hari ini mengalami penguatan kecuali sektor agriculture (-0.63%), mining (-0.09%), consumer (-0.32%) dan infrastructure (-0.03%). Tercatat sebanyak 107 saham mengalami penguatan, 80 saham mengalami penurunan, 80 saham tidak mengalami perubahan dan 187 saham tidak diperdagangkan sama sekali.

Saham-saham yang menjadi pendorong bursa a.l. ASII, BMRI, BBRI, BBCA dan KIJA, sementara yang menjadi pemberat bursa a.l. BUMI, TLKM, TRAM, PTBA dan PGAS. Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 3.4 miliar dengan saham yang paling banyak di beli adalah BMRI, ACES, ASII, BORN dan BBNI. Rupiah diperdagangkan kembali menguat 62 point ke level Rp8,902 per US Dollar.

Secara teknikal, Pada kemarin (10/10) IHSG berhasil menguat tipis mencoba break dari garis Resistance mid term downtrendnya. Indikator Stochastic masih bergerak uptrend mencoba meninggalkan area oversold sementara MACD berhasil membentuk goldencross. Pada perdagangan hari ini (11/10) Diperkirakan IHSG akan bergerak bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dan akan bergerak pada range 3409-3513 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l LSIP, BMRI, dan KIJA.

(qom/qom)

Pergerakan euro perkasa atas dollar dan yen

Pergerakan euro perkasa atas dollar dan yen
NEW YORK. Pergerakan euro kemarin malam mulai menguat terhadap dollar. Asal tahu saja, pada pukul 17.00 waktu New York, euro menguat 2% menjadi US$ 1,3642. Bahkan pada transaksi sebelumnya, euro sempat bertengger di posisi US$ 1,3699, level paling perkasa sejak 21 September lalu.

Sementara itu, euro juga menguat terhadap mata uang Jepang sebesar 1,9% menjadi 104,59 yen. Sedangkan yen ditransaksikan tak banyak perubahan atas dollar di posisi 76,68 per dollar.

Sebaliknya, pergerakan dollar melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Dollar Index, yang digunakan untuk mengukur si hijau terhadap enam mata uang utama dunia, turun 1,5% menjadi 77,557.

Keperkasaan euro terjadi setelah Kanselir Jerman dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sepakat untuk menyusun rencana program rekapitalisasi perbankan dan solusi utang Yunani pada 3 November mendatang.

"Sekarang, kita tengah berlomba-lomba dalam menyusun rencana untuk menyokong kawasan Eropa. Pasar masih terus menunggu hingga ada aksi nyata dari rencana tersebut," jelas Alan Ruskin, global head og Group-10 foreign-exchange strategy Deutsche Bank AG di New York.

Ciptadana akan Tangani IPO Sektor Infrastruktur

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Ciptadana Securities akan menangani satu penawaran umum saham perdana perusahaan sektor infrastruktur dengan target dana senilai Rp300 miliar pada kuartal I 2012.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Ciptadana Securities, Ferry B. Tanja saat dihubungi, Senin (10/10). "Kita akan menangani satu penawaran umum saham perdana perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur, dan kita sudah mendapatkan mandat sebagai penjamin emisi efek. Target dana penawaran umum saham perdana sekitar Rp300 miliar," ujar Ferry.

Lebih lanjut ia mengatakan, penawaran umum saham perdana untuk perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur tersebut dapat dilaksanakan pada kuartal pertama 2012. Dana hasil penawaran umum saham perdana akan digunakan untuk ekspansi usaha. Selain itu, perseroan kemungkinan akan menangani dua penawaran umum saham perdana.

Kemungkinan penawaran umum saham perdana tersebut dapat dilakukan pada semester kedua 2012. Tetapi Ferry belum dapat menjelaskan lebih detil mengenai penawaran umum saham perdana tersebut.

PT Ciptadana Securities bersama PT Danatama Makmur juga sedang menangani penawaran umum saham perdana PT Visi Media Asia pada 2011. [hid]

Sektor Bank & Saham Fokus Domestik Masih Oke

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik Selasa (11/10) masih akan fluktuatif. Namun, sektor perbankan dan sektor lain yang kuat pasar domestiknya, masih bisa jadi pilihan.

Felix Sindhunata, analis dari Henan Putihrai Sekuritas mengatakan, volatilitas masih akan terjadi di pasar, meskipun relatif kecil. Kendati koreksi beberapa hari lalu sudah membuat valuasi saham dengan fundamental kuat, menjadi menarik. “Namun PE IHSG yang mencapai 13 kali, relatif tinggi dibanding PER-nya di Asia,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, investor masih mengenakan harga premium atas saham-saham di Indonesia, karena risiko emerging market belum hilang. Meskipun PE masih bisa turun lagi dengan banyaknya emiten Indonesia yang diperkirakan mencatat pertumbuhan laba di kuartal tiga 2011. “Faktor premium karena risiko Emerging Market itulah yang membuat PE IHSG masih akan relatif tinggi ketimbang indeks Asia lainnya,” paparnya.

Felix menilai, masalah Eropa tidak akan selesai dalam waktu cepat, karena apa yang dilakukan sekarang, cenderung proteksi untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Sehingga perbankan Eropa mayoritas diinjeksi dana untuk mencegah keringnya likuiditas antar bank.

Risiko default pada negara-negara Eropa periferal (Yunani, Spanyol, Italia, Portugal), diperkirakan sudah diantisipasi oleh investor. “Namun, dengan rata-rata pertumbuhan 1,1 %, Eropa masih akan sulit untuk memulihkan ekonominya,” ujarnya.

Ia menilai, semua negara memproteksi ekonomi dalam negeri dan ketahanan sektor keuangannya, sehingga hampir dipastikan situasi pelonggaran likuiditas terjadi di mana-mana. “Ini yang mengakibatkan investor wait and see dan terus berhitung risk and return di setiap pasar,”jelasnya.

Di tengah situasi ini, saham bigcap di Indonesia yang menarik relatif terbatas, sehingga akhirnya didominasi oleh sektor perbankan. Selain sektor yang kuat pasar domestiknya.

Pilihannya adalah Astra International (ASII), Bank rakyat Indonesia (BBRI), bank Central Asia (BBCA), dan Bank Mandiri (BMRI),”Rekomendasi beli untuk emiten-emiten ini,”tutupnya.

Pada perdagangan Senin (10/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 25,40 poin (0,74%) ke 3.451,08, dengan intraday tertinggi di 3.452,42 dan terendah di 3.413,26. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 2,536 miliar lembar saham, senilai Rp 2,19 triliun dan frekuensi 74.062 kali.

Sebanyak 110 saham naik, sisanya 84 saham turun, dan 91 saham stagnan. Kendati menguat, asing mencatatkan aksi jual, dengan transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai sebesar Rp5 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp765 miliar dan transaksi beli mencapai Rp760 miliar. [ast]

Optimisme Eropa kembali menyokong pergerakan harga minyak

Optimisme Eropa kembali menyokong pergerakan harga minyak
NEW YORK. Kemarin malam, harga kontrak minyak dunia menanjak ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Asal tahu saja, harga kontrak minyak untuk pengantaran November naik US$ 2,43 menjadi US$ 85,41 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan level tertinggi sejak 21 September lalu. Dalam empat hari terakhir, harga kontrak minyak sudah melonjak hingga 13%. Namun, turun 6,5% di sepanjang tahun ini.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent naik 2,9% menjadi US$ 108,95 per barel di ICE Futures Europe exchange.

Lonjakan harga kontrak minyak terjadi setelah Kanselir Jerman dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sepakat untuk menyusun rencana program rekapitalisasi perbankan dan solusi utang Yunani pada 3 November mendatang.

"Optimisme atas pasar minyak kembali naik. Kecemasan investor mengenai krisis utang Eropa serta default Yunani mulai mereda. Itu yang mendorong kenaikan harga minyak karena ada sinyal permintaan minyak akan naik," jelas Tom Bentz, broker BNP Paribas Commodity Futures Inc di New York.

Penanganan masalah Eropa menyokong reli Wall Street

Penanganan masalah Eropa menyokong reli Wall Street
NEW YORK. Mayoritas saham di bursa AS ditutup dengan lonjakan kemarin malam. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 ditutup dengan lonjakan 3,4% menjadi 1.194,89. Dengan demikian, dalam lima hari terakhir, lonjakan indeks S&P 500 mencapai 8,7%, yang merupakan reli lima harian tertinggi sejak Maret 2009. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 3% menjadi 11.433,18.

Sepuluh sektor yang ditransaksikan dalam indeks S&P 500 menghijau. Sementara itu, sejumlah saham yang mempengaruhi pergerakan bursa AS antara lain: Bank of America Corp dan JPMorgan Chase & Co yang melonjak lebih dari 5,2%.

Selain itu, ada pula Chevron Corp dan Alcoa Inc yang naik lebih dari 3,9%, serta Caterpillar Inc dan Boeing Co yang reli lebih dari 3,5%. Sementara, Nextel Corp anjlok 7,9% setelah tujuh analis memangkas rating saham perusahaan.

Salah satu sentimen positif yang mendongkrak pergerakan bursa AS adalah kemajuan penanganan masalah krisis utang di Eropa. Seperti yang diketahui, Prancis dan Jerman sepakat untuk mengeluarkan program untuk menyokong perbankan Eropa.

"Eropa sudah mengambil langkah yang sangat baik. Investor sudah membicarakan kemungkinan mengenai default Yunani. Tapi yang dicemaskan bukan yang terjadi di Yunani melainkan perbankan yang memegang surat utangnya. Selama sitem perbankan dapat selamat, hal itu tidak akan menjadi masalah besar," papar Peter Jankovskis dari Oakbrook Investments di Lisle, Illinois.

Catatan saja, sepanjang bulan lalu, indeks S&P 500 sudah naik 5,6%. Lonjakan dipimpin oleh saham-saham di sektor komoditas, consumer goods, dan industri.

Kabar Baik dari Eropa Kembali 'Meriahkan' Wall Street

New York - Bursa Wall Street melonjak hingga 3% didorong oleh sentimen positif kesepakatan para pemimpin Jerman dan Prancis untuk menyediakan paket baru guna menangani krisis utang Eropa.

Kesepakatan yang dicapai Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy pada Minggu (9/10/2011) itu berhasil mengangkat sentimen positif pada investor.

Pada perdagangan Senin (11/10/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melesat hingga 330,06 poin (2,97%) ke level 11.433,18. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 39,43 poin (3,41%) ke level 1.194,89 dan Nasdaq menguat 86,70 poin (3,50%) ke level 2.566,05.

Saham-saham sektor finansial yang sebelumnya mengalami tekanan hebat, kemarin berhasil memimpin reli penguatan. Indeks bank KBW melonjak hingga 5,3%, saham JPMorgan Chase & Co naik 5,2%, Bank of America naik 6,4%.

Namun kenaikan indeks saham terjadi dalam volume perdagangan yang tipis sehingga tidak mengindikasikan trend jangka panjang. Kenaikan didorong oleh short-covering dan para manajer membeli saham-saham karena mereka mencoba meraup kenaikan dengan reli tajam dengan dorongan sentimen dari Eropa.

"Dasar reli datang dari level yang sudah sangat oversold," jelas Fred Dickson, chief market strategist The Davidson Cos seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/10/2011).

"Apa yang terjadi adalah para pialang mengambil posisi short untuk dolar dan menggunakan dana-dana itu disana dan menumpuknya pada aset-aset yang berbasis risiko termasuk saham," imbuhnya.

Volume perdagangan sangat tipis, kemungkinan berhubungan dengan liburan hari Columbus. Kantor-kantor pemerintahan tutup dan pasar surat utang juga ditutup karena libur. Volume perdagangan di New York Stock Exchange hanya sebesar 6,82 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 8,03 miliar lembar saham.

(qom/qom)