Selasa, 01 November 2011

Tekanan Krisis Eropa Kembali Pangkas IHSG 105 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 105 poin akibat adanya tekanan kembali dari krisis Eropa. Bursa-bursa Eropa yang berguguran menghantui para pelaku pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.925 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.855 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka turun 19,815 poin (0,53%) ke level 3.771,032 tertekan negatifnya Wall Street semalam. Satu lagi perusahaan keuangan AS siap bangkrut, kembali menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Indeks sempat ambles ke posisi terendahnya hari ini di 3.681,341 akibat tertekan aksi ambil untung. Laju pelemahan indeks bisa sedikit ditahan atas adanya aksi beli selektif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 18,426 poin (0,49%) ke level 3.772,421. Pengumuman deflasi Oktober belum mampu menyelamatkan indeks dari zona merah.

Aksi ambil untung semakin sore semakin deras. Investor saling berlomba mengamankan portofolionya terkait tekanan global yang semakin hebat.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (1/11/2011), IHSG ditutup anjlok 105,835 poin (2,79%) ke level 3.685,012. Sementara Indeks LQ 45 ambles 21,766 poin (3,22%) ke level 653,806.

Bursa Yunani jatuh 6,8% setelah pengumuman perdana menterinya mengenai adanya referendum terhadap kesepakatan bailout terbaru. Hal ini menekan bursa-bursa di Eropa yang akhirnya berimbas juga ke bursa-bursa regional.

Aksi ambil untung terjadi di saham-saham unggulan yang rata-rata berada di indeks LQ 45. Secara kompak, investor lokal dan asing sepakat untuk keluar sejenak dari lantai bursa.

Seluruh indeks sektoral pun 'kebakaran', dengan koreksi yang cukup hebat, rata-rata di atas dua persen. Bahkan, indeks sektor aneka industri terpangkas lebih dari empat persen.

Transaksi investor asing yang pagi tadi masih beli bersih, kini mulai balik arah dan melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 59,079 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 123.708 kali pada volume 4,888 miliar lembar saham senilai Rp 3,132 triliun. Sebanyak 30 saham naik, sisanya 236 saham turun, dan 49 saham stagnan.

Bursa regional pun tak luput dari serangan negatif bursa Eropa beserta krisis yang dibawanya. Hanya bursa saham China yang masih mampu naik tipis.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 1,77 poin (0,07%) ke level 2.470,02.
  • Indeks Hang Seng anjlok 494,91 poin (2,49%) ke level 19.369,96.
  • Indeks Nikkei 225 terpangkas 152,87 poin (1,70%) ke level 8.835,52.
  • Indeks Straits Times jatuh 61,43 poin (2,15%) ke level 2.794,34.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Hexindo (HEXA) naik Rp 400 ke Rp 8.250, Lionmesh (LMSH) naik Rp 300 ke Rp 4.800, Indosiar (IDKM) naik Rp 210 ke Rp 1.740, dan Modernland (MDRN) naik Rp 150 ke Rp 3.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 3.000 ke Rp 13.300, Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.500 ke Rp 66.500, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.700, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.100.

(ang/qom)

Regional Memerah, IHSG Melemah 2,7%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia melemah hingga 105,83 poin atau 2,7% ke 3.685,01. Volume perdagangan mencapai 4,8 miliar saham senilai Rp3,9 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 236 saham turun, 30 saham naik dan 49 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell Rp59,2 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,3 triliun dan pembelian asing Rp1,2 triliun.

Indeks JII turun 16,6 poin ke 513,57, indeks ISSI turun 3,4 poin ke 119, indeks LQ45 turun 21,7 poin ke 653,81. Pelemahan dimotori sektor pertambangan yang turun 103,88 poin ke 2.621 diikuti sektor perkebunan turun 52,9 poin ke 2.102 dan sektor industri dasar turun 44,08 poin ke 1.192.

Pelemahan juga dialami bursa Asia seperti indeks Hang Seng turun 2,4% ke 19.369, indeks Nikkei turun 1,7% ke 8.835, indeks STI turun 2,1% ke 2.794, indeks KLSE turun 1,09% ke 1.475. Namun indeks Shanghai menguat 0,07% ke 2.470 dan indeks Seoul naik 0,03% ke 1.909.

Demikian juga bursa Eropa seperti indeks FTSE turun 2,5% ke 5.401, indeks DAX turun 4,1% ke 5.889 dan indeks CAC turun 3,5% ke 3.127.

Saham yang melemah seperti saham MBAI turun Rp3.000 ke Rp13.300, ASII turun Rp2.500 ke Rp66.500, GGRM turun Rp1.700 ke Rp56.900, ITMG turrun Rp1.100 ke Rp43.550, UNTR turun Rp900 ke Rp23.700, PTBA turun Rp600 ke Rp17.750, SMGR turun Rp500 ke Rp9.000, AALI turun Rp350 ke Rp21.100, BMRI turun Rp6.800, ICBP turun Rp4.975, ADMF turun Rp300 ke Rp10.700, INDY turun Rp275 ke Rp2.575,INDF turun Rp250 ke Rp5.000, JPFA turun Rp250 ke Rp4.850.

Saham yang menguat seperti HEXA naik Rp400 ke Rp8.250, LMSH naik Rp300 ke Rp4.800, MRDN naik Rp150 ke Rp3.150, IDKM naik Rp210 ke Rp1.740.

Terpangkas 2,79%, indeks kembali ke level 3.600-an

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot semakin dalam di detik-detik akhir penutupan. Pada pukul 16.00, indeks tercatat anjlok 2,79% menjadi 3.685,012.

Sekitar 219 saham ditransaksikan menurun. Sementara, 30 saham naik dan 43 saham lainnya tak mencatatkan perubahan. Volume transaksi hari ini melibatkan 4,888 miliar saham senilai Rp 4,132 triliun.

Seluruh sektor mencatatkan penurunan. Sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah sektor industri dasar sebesar 4,55%. Baru kemudian disusul oleh sektor pertambangan dan industri lain-lain dengan penurunan masing-masing 3,81% dan 3,57%.

Tiga saham yang menghuni top losers adalah: PT Nusantara Inti Corporindo (UNIT) melorot 23,08% menjadi Rp 200, PT Multibreeder Adirama (MBAI) turun 18,40 turun 18,40% menjadi Rp 13.300, dan PT Borneo Lumbung Energi (BORN) turun 15,53% menjadi Rp 870.

Sementara itu, emiten yang menghuni posisi top gainers sore ini antara lain: PT Garda Tujuh Buana (GTBO) naik 34,52% menjadi Rp 265, PT Arthavest (ARTA) naik 14,29% menjadi Rp 320, dan PT Indosiar Karya Media (IDKM) naik 13,73% menjadi Rp 1.740.

Tekanan Menumpuk, Bursa Eropa Terpuruk

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Selasa (1/11) turun tajam setelah Yunani merencanakan referendum untuk memperoleh bailout kedua.

Indeks FTSE turun 2,5% ke 5.401, indeks DAX turun 4,1% ke 5.889 dan indeks CAC turun 3,5% ke 3.127, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Indeks saham perbankan turun 4,8% yang dimotori saham Societe Generale turun hingga 11,07%, Credit Agricole turun 10,8%, BNP Paribas turun 9,8% dan Commerzbank turun 9,7-12,9%.

Investor khawatir, krisis Eropa akan semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi di negara besar Eropa. Hal ini menjelang rilis PDB Inggris kuartal III. Data ini akan membuktikan kekhawatiran investor tersebut.

Meskipun dari ekspektasi pasar data tersebut cenderung naik menjadi 0,45 dari 0,1% di kuartal II 2011. Namun itu tidak cukup untuk mengubah pandangan ekonomi Inggris terhambat dalam kondisi yang nyaris resesi.

Dari AS, data manufaktur dan konstruksi diperkirakan turun walaupun data akan dirilis Selasa sore. Hal ini akan memberikan arah bagi keefektifan kebijakan AS.

Belum lagi rencana Credit Suisse yang akan melakukan PHK terhadap 1.500 pekerja. Langkah ini setelah kinerja kuartal III lebih rendah.

Yunani akan Referendum, Euro Layu

Yunani akan Referendum, Euro Layu
INILAH.COM, Singapura - Kurs dolar menguat terhadap euro pada perdagangan Selasa (1/11) di Asia karena investor khawatir lagi dengan beban utang di Eropa.

Dolar AS diperdagangkan relatif datar terhadap yen setelah kemarin Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang. Indeks dolar menguat terhadap enam mata uang internasional menjadi 76,536 dari 75,243 di AS pada Senin malam, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Euforia kesepakatan penanganan krisis hasil KTT Uni Eropa pekan lalu telah memudah. Bursa saham telah melemah lagi sejak awal pekan ini. Akibatnya kurs euro jatuh menjadi US$1,3824 dari US$13908 di AS pada perdagangan Senin.

Kekhawatoran baru tentang utang Eropa muncul Senin malam dengan rencana PM Yunani George Papandreou yang akan melakukan referencum untuk mendapatkan paker bantuan Uni Eropa. Hal ini untuk menentukan sikap pemilih terhadap persyaratan bailout untuk melakukan reformasi dan penghematan anggaran.

PM Yunani George Papandreou hari ini yang menyatakan sangat membutuhkan dukungan yang lebih luas untuk melakukan reformasi dan penghematan anggaran. Hal ini merupakan persyaratan bailout dari Uni Eropa dan IMF. Namun sebagian besar rakyat Yunani menentang persyaratan tersebut.

Dolar terhadap yen turun 0,8% menjadi 78,165 dari 78.05 di AS kemarin. Kurs euro turun 0,08% menjadi 108,22 yen dari 108,56.

Bursa Asia melemah seperti indeks Hang Seng turun 1,4% ke 19.584, indeks Shanghai turun 0,1% ke 2.464, indeks Nikkei turun 1,4% ke 8.855, indeks STI turun 0,6%, indeks Kospi turun 0,05% ke 1.908, indeks KLSE turun Rp0,5% ke 1.484,03.

Credit Suisse PHK 1.500 Karyawan

Credit Suisse PHK 1.500 Karyawan
INILAH.COM, Jakarta - Bank Swiss, Credit Suisse mengumumkan pengurangan 1.500 pekerja dan mengatakan itu akan memangkas aktiva tertimbang menurut risiko di pendapatan tetap.

Reuters melaporkan bank sedang mengurangi tenaga kerja di seluruh dunia sebagai aturan yang ketat dan pendapatan perdagangan yang sulit untuk kuartal ketiga untuk mempercepat unit investasi perbankan pada khususnya. Credit Suisse mengatakan Juli lalu akan mengurangi sekitar 2.000 pekerja dari total staf sebanyak 50.700 untuk menargetkan penghematan biaya sebesar 1 miliar franc.

Dikatakan pengurangan pekerja baru yang diumumkan pada Selasa harus membawa penghematan biaya hingga 2 miliar franc. Bank-bank besar Swiss lainnya, UBS mengatakan pada bulan Agustus akan mengurangi 3.500 pekerja untuk mencukur biaya sebesar 2 miliar franc dan diperkirakan akan mengurangi lebih banyak lagi pada investor day 17 November ketika mengumumkan perombakan bank investasi secara menyeluruh.

Credit Suisse mengatakan laba bersihnya naik 12 persen menjadi 683 juta franc, di bawah hasil jajak pendapat Reuters di 1,1 miliar franc.

Asia Tertekan, Bursa Eropa akan Melemah

Asia Tertekan, Bursa Eropa akan Melemah
INILAH.COM, London - Bursa Eropa pada perdagangan Selasa (1/11) diprediksi akan melemah setelah saham dan komoditi di pasar asua jatuh karena kekhawatiran investor menunggu tindakan konkrit mengatasi krisis Eropa.

Indeks FTSE diperkirakan akan turun 51 poin , indeks DAX akan turun 65 poin dan indeks CAC akan turun 29 poin, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Pasar akan terpengaruh perkembangan Credit Suisse yang akan memangkas jumlah karyawan hingga 1.500 orang. Hal ini dipicu menurunnya kinerja di kuartal III 2011.

Sementara bangkrutnya MF Global memberi peringatakan terhadap investor untuk menghindari aset berisiko dan bahaya overexposure ke obligasi Eropa. Kejatuhan ini merupakan hal penting dalam dunia keuangan AS.

Runtuhnya MF Global juga menyeret indeks Dow pada perdagangan Senin hingga 2,2%. Level ini merupakan pelemahan terbesar dalam empat pekan terakhir.

Pasar juga dikejutkan dengan rencana PM Yunani George papandreou hari ini yang menyatakan akan melakukan referendum untuk paket kedua. Dia menegaskan sangat membutuhkan dukungan yang lebih luas untuk melakukan reformasi dan penghematan anggaran.

Hal ini merupakan persyaratan bailout dari Uni Eropa dan IMF. Namun sebagian besar rakyat Yunani menentang persyaratan tersebut.

Bursa Asia melemah seperti indeks Hang Seng turun 1,4% ke 19.584, indeks Shanghai turun 0,1% ke 2.464, indeks Nikkei turun 1,4% ke 8.855, indeks STI turun 0,6%, indeks Kospi turun 0,05% ke 1.908, indeks KLSE turun Rp0,5% ke 1.484,03.

PMI China Oktober Terendah Sejak Februari 2009

PMI China Oktober Terendah Sejak Februari 2009
INILAH.COM, Jakarta - Pabrik-pabrik besar China berjalan paling lambat dalam hampir tiga tahun pada bulan Oktober akibat order baru dan ekspor melambat, tetapi perusahaan kecil menunjukkan tanda-tanda perjuangan kembali dengan latar belakang global yang memburuk, indeks manajer pembelian (PMI) menunjukkan pada Selasa (1/11).

Mengutip Reuters, data PMI China Oktober terendah sejak Februari 2009, di 50,4 dibandingkan dengan September 51,2, menurut China Federation of Logistics and Purchasing (CFLP) yang merujuk Biro Nasional Statistik.
Investor mengambil pandangan redup terhadap data PMI Ghina tersebut. Dolar Australia turun hampir setengah persen terhadap dolar AS segera setelah indeks dirilis. "Penurunan PMI pada bulan Oktober akan memperlambat ekonomi lebih lanjut di masa depan," ujar Zhang Liqun, seorang peneliti dari Development Research Centre of the State Council.

Tapi Zhang Zhiwei, kepala ekonom China di Nomura Securities mengatakan faktor musiman bisa berada di balik rendahnya data PMI. "Mengingat PMI drop sebagian besar didorong oleh musim bukan dari kelemahan ekonomi, kami mempertahankan pandangan kami bahwa persyaratan cadangan dan tingkat suku bunga akan tetap tidak berubah untuk sisa tahun 2011," tulis Zhang dalam sebuah catatan klien.

Trading Empat Saham pada Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi tetap berada pada teritori negatif. Deflasi Oktober 0,12% tak banyak membantu. Rekomendasi trading pada empat saham. Apa saja?

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, pergerakan indeks domestik akan melemah hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.760 dan resistance 3.780,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (1/11).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu oleh tekanan jual pada bursa saham global dan regional setelah Dow Jones turun 2,26% semalam. Begitu juga dengan bursa Hang Seng dan Nikkei yang mendapat tekanan jual di atas 1%. “Apalagi, bursa Eropa juga mendapat tekanan jual yang cukup tajam pada perdagangan kemarin,” ujarnya.

Semua itu, lanjutnya, dipicu oleh Perdana Menteri Yunani George Papandreou yang statement-nya memberikan sinyal referendum atas paket bailout yang ditawarkan Uni Eropa. “Karena itu, pasar melihat, jika hal itu terjadi berlarut-larut, membuka peluang besarnya default Yunani,” ungkap Purwoko.

Hanya saja, menurut Purwoko, pelemahan indeks tidak akan terlalu jauh. “Sebab, indeks mendapat dukungan dari rilis kinerja emiten di dalam negari yang cukup positif untuk kuartal III-2011,” ungkapnya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) yang hari ini merilis deflasi Oktober 0,12%, dinilainya tidak terlalu berpengaruh ke market. Menurutnya, terkendalinya inflasi sudah terdiskon di market. “Apalagi, pada bulan lalu, BI rate sudah diturunkan ke level 6,5% dari 6,75% sebelumnya dan untuk turun lagi, peluangnya sangat kecil,” paparnya.

Dalam situasi ini, Purwoko merekomendasikan positif yang secara teknikal potensial naik untuk jangka pendek. Saham-saham pilihannya adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), PT Harum Energy (HRUM), PT United Tractor (UNTR) dan PT Holcim Indonesia (SMCB). “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Indeks masih terpangkas 0,49% di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berkubang di zona merah siang ini. Pada pukul 12.00, indeks tercatat turun 0,49% menjadi 3.772,23.

Sekitar 145 saham ditransaksikan melorot. Sementara, hanya ada 48 saham yang naik dan 67 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 1,967 miliar saham senilai Rp 1,519 triliun.

Selain itu, mayoritas sektor mencatatkan penurunan. Sektor agrikultur mencatatkan penurunan terbesar yakni 0,88%. Kemudian disusul oleh sektor industri dasar yang turun 0,83% dan sektor keuangan yang turun 0,80%. Sementara, ada dua sektor yang berhasil bergerak positif, yakni sektor perdagangan dan sektor infrastruktur dengan kenaikan masing-masing 0,11% dan 0,21%.

Tiga saham yang mencatatkan penurunan terbesar adalah: PT Multibreeder Adirama (MBAI) turun 14,11% menjadi Rp 14.000, PT Tifico Fiber Indonesia (TFCO) turun 12,31% menjadi Rp 570, dan PT Eratex Djaja (ERTX) turun 9,50% menjadi Rp 181.

Sedangkan tiga saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi adalah: PT Garda Tujuh Buana (GTBO) naik 24,37% menjadi Rp 245, Indosiar Karya Media (IDKM) naik 14,38% menjadi Rp 1.750, dan Duta Pertiwi Nusantara (DPNS) naik 14,29% menjadi Rp 640.

IHSG meminimalisir penurunan setelah Indonesia mencatatkan deflasi pada Oktober

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level 3.757,17 atau turun 0,87% tadi pagi. Namun, per pukul 11.14, indeks turun 0,44% menjadi 3.774,036.

Indeks mulai menanjak naik setelah data inflasi Indonesia untuk Oktober dirilis. Asal tahu saja, data yang dirilis Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada bulan lalu, Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,12% dibanding bulan sebelumnya.

Sementara itu, rupiah masih menunjukkan pelemahan. Pada pukul 11.25, mata uang Garuda melemah 0,5% menjadi 8.893 per dollar. Sementara pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat bertengger di posisi 8.905, level paling lemah sejak 13 Oktober lalu.

Ringgit Malaysia dan dollar Singapura mencatatkan pelemahan terbesar di Asia

Ringgit Malaysia dan dollar Singapura mencatatkan pelemahan terbesar di Asia
SINGAPURA. Mata uang Asia ramai-ramai keok terhadap dollar AS pagi ini. Dollar Singapura dan ringgit Malaysia mencatatkan pelemahan terbesar di antara mata uang Asia lainnya.

Asal tahu saja, pada pukul 11.06 waktu Singapura, dollar Singapura melemah 0,8% menjadi S$ 1,2571 per dollar AS. Sementara, ringgit Malaysia melemah 0,7% menjadi 3,0965. Pelemahan juga dialami won Korea Selatan dan dollar Taiwan dengan pelemahan masing-masing 0,2% menjadi 1.112,83 dan 0,2% menjadi NT$ 30.

Keoknya mata uang Asia pagi ini terkait dengan data ekonomi Negeri Panda yang tak sesuai harapan pasar. Asal tahu saja, data menunjukkan, indeks manufaktur China mencatatkan penurunan pada bulan lalu ke level paling rendah sejak Febuari 2009. China merupakan pembeli terbesar untuk barang ekspor Indonesia.

"Kami memprediksi pelemahan mata uang Asia disebabkan adanya penarikan dana dari sejumlah portofolio. Rendahnya transaksi merefleksikan banyak faktor negatif yang mempengaruhi pasar seperti kebangkrutan MF dan paket penyelamatan bantuan Eropa," papar Dariusz Kowalczyk, currency strategist Credit Agricole CIB di Hongkong.

Sekadar tambahan saja, di sepanjang Oktober, mata uang Asia mencatatkan penguatan bulanan terbesar sejak September 2010 terkait kesepakatan dana penyelamatan bantuan untuk menangani krisis Eropa. Selain itu, investor asing banyak membeli saham-saham di Taiwan, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia pada bulan lalu dengan nilai mencapai US$ 4,2 miliar.

Deflasi Oktober Tak Mampu Selamatkan IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 18 poin akibat berlanjutnya aksi ambil untung. Pengumuman deflasi Oktober belum mampu menyelamatkan indeks dari zona merah.

Mengawali perdagangan, IHSG dibuka turun 19,815 poin (0,53%) ke level 3.771,032 tertekan negatifnya Wall Street semalam. Satu lagi perusahaan keuangan AS siap bangkrut, kembali menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Indeks langsung ambles ke posisi terendahnya hari ini di 3.757,173 akibat tertekan aksi ambil untung. Laju pelemahan indeks bisa sedikit ditahan atas adanya aksi beli selektif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (1/11/2011), IHSG melemah 18,426 poin (0,49%) ke level 3.772,421. Sementara Indeks LQ 45 turun 2,913 poin (0,43%) ke level 672,659.

Deflasi yang terjadi Oktober sebesar 0,12%, sesuai pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), belum mampu menyelamatkan indeks dair jeratan jaring negatif. Deflasi itu disumbang oleh turunnya sejumlah harga komoditas, terutama emas perhiasan hingga 0,11%.

Aksi ambil untung terus terjadi sejak dibukanya perdagangan. Saham-saham yang paling banyak dilepas diantaranya berbasis finansial, terutama saham-saham bank.

Dua sektor mencoba bertahan di zona merah, yaitu indeks sektor infrastruktur dan perdagangan. Namun, penguatan itu belum cukup membantu indeks naik ke zona hijau.

Investor asing masih masuk menempatkan dana di pasar modal. Hingga siang ini nilainya belum terlalu tinggi, karena perdagangan masih didominasi oleh investor lokal.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 50.942 kali pada volume 1,98 miliar lembar saham senilai Rp 1,534 triliun. Sebanyak 48 saham naik, sisanya 160 saham turun, dan 73 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak mixed hingga siang ini, dengan kecenderungan melemah. Sentimen negatif krisis Yunani dan bangkrutnya MF Global Holdings membuat para pelaku pasar cemas.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 0,24 poin (0,01%) ke level 2.468,49.
  • Indeks Hang Seng anjlok 280,18 poin (1,41%) ke level 19.584,69.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 101,49 poin (1,13%) ke level 8.886,90.
  • Indeks traits Times turun 18,83 poin (0,66%) ke level 2.836,94.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Lionmesh (LMSH) naik Rp 300 ke Rp 4.800, Hexindo (HEXA) naik Rp 300 ke Rp 8.150, Harum Energy (HRUM) naik Rp 250 ke Rp 8.100, dan Indosiar (IDKM) naik Rp 220 ke Rp 1.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 2.300 ke Rp 14.000, Indocement (INTP) turun Rp 300 ke Rp 16.050, Asahimas (AMFG) turun Rp 200 ke Rp 7.400, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 200 ke Rp 5.100.
(ang/ar)

Support 3.740 Kuat, IHSG Bisa Bertenger di 3.900

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Selasa (1/11) diprediksi melemah seiring krisis Eropa yang masih menyisakan kekhawatiran. Tapi, jika support 3.740 kokoh, indeks bisa kembali ke 3.900.

Pada perdagangan Senin (31/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 39,113 poin (1,03%) ke level 3.790,847, dengan intraday terendah di 3.758,49 dan tertinggi di 3.830,87. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 8,307 poin (1,22%) ke level 675,572.

Analis Riset Reliance Securities Gina Novrina Nasution mengatakan, setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa memutuskan penambahan kapasitas dana The European Financial Stability Facility (EFSF) sebesar 1 triliun euro atau US$1,4 triliun, sentiment market sempat positif. Tapi, pasar sebenarnya masih melihat adanya kekhawatiran ke depannya.

Karena itu, IHSG berpeluang melemah Selasa (1/11). “Indeks memiliki support 3.700 dan pergerakan tidak ke mana-mana dengan kisaran resistance 3.845. Ini bisa berlaku dalam sepekan ke depan. Sebab, kondisi eksternal belum stabil terutama soal kecemasan eurobonds,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (31/10).

Gina menjelaskan, pasar mengkhawatirkan perbankan Eropa yang terdampak Eurobonds terutama setelah diberlakukan haircut (pemangkasan nilai obligasi Yunani) sebesar 50%. Jadi, pasar mengantisipasi besaran dampak haircut terhadap perbankan di Eropa.

Di sisi lain, pasar juga masih mencermati masalah keuangan Yunani sendiri. Lalu, pasar juga mengkhawatirkan adanya default dari obligasi negara lain dan penurunan peringkat utang seperti Spayol dan Italia. “Karena itu, pertumbuhan Uni Eropa secara umum banyak yang meragukannya, meskipun pertumbuhan Jerman masih cukup positif,” timpal Gina.

Tapi, Gina menggarisbawahi, secara teknikal, IHSG masih oke jika bisa bertahan di atas support 3.745. “Jika kuat di atas support tersebut, indeks berpeluang besar kembali ke level 3.900,” ungkapnya.

Di atas semua itu, seiring dengan inflasi Oktober yang sudah diperkirakan terkendali, Gina merekomendasikan positif saham-saham di sektor properti dan perbankan. Apalagi, dengan BI rate yang berpeluang diturunkan dari level saat ini 6,5% ke level 6% hingga akhir tahun. “Karena itu, saham-saham di sektor properti dan perbankan semakin menarik,” ucap Gina. Begitu juga dengan saham farmasi dan sektor konsumsi ritel hingga akhir tahun.

Saham-saham pilihannya di sektor properti adalah PT Bakrieland Development (ELTY), PT Bukit Sentul City (BKSL), PT Alam Sutera Realty (ASRI), PT Lippo Karawaci (LPKR) dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE).

Di sektor perbankan, secara teknikal dia merekomendasikan buy on weakness saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), akumulasi beli PT Bank Mandiri (BMRI), akumulasi beli PT Bank Danamon (BDMN), buy on weakness PT Bank Negara Indoensia (BBNI), dan buy on weakness saham PT Bank Central Asia (BBCA).

Untuk sektor konsumsi ritel, direkomendasikan akumulasi beli saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) jika terjadi double bottom meskipun sekarang berada dalam tekanan jual. Lalu, hold untuk saham PT Unilever Indonesia (UNVR) karena masih sideways. Di sektor farmasi direkomendasikan akumulasi beli PT Kalbe Farma (KLBF) karena saat ini berada dalam tren bullish. “Untuk sektor mining dan plantation wait and see saja,” imbuhnya.

Waspadai Reversal Turun di November

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Memasuki November, pelaku pasar modal disarankan untuk mewaspadai adanya pembalikan arah bursa melemah. Saham-saham apa yang bisa jadi pilihan?

Bursa saham regional dan IHSG saat ini masih terbawa oleh sentimen positif laporan keuangan dan penyelesaian sementara krisis Yunani. Namun secara keseluruhan tren pertumbuhan global masih menurun, sehingga investor global akan melakukan sell off untuk kembali ke asset non berisiko (US t bonds)

“Hal ini didukung faktor domestik, dimana sudah sebulan rupiah diatas Rp8.500. Ini mengindikasikan kebanyakan asumsi ekononomi dan fundamental model proyeksi earnings dapat berubah,”ujar Yuganur Widjanarko dari HD Capital.

Sementara itu, secara valuasi, PER 2012 IHSG masih 13 kali, masih di atas regional Asia pada umumnya yang mencapai 9-10 kali. Adapun beberapa sektor sudah terlampau mahal, seperti Properti yang bermain di PER 2012 15 kali, “Biasanya bila sektor tersebut bermain diatas PER IHSG maka siklus reversal turun akan terjadi.”

Di tengah situasi ini, Yuga merekomendasikan beberapa emiten untuk portfolio sebulan. Seperti ASII dengan target harga Rp55.000 hingga akhir bulan. Emiten ini memiliki PER 2011 12 kali, PBV 2011 3,1 kali dan ROE 26%.

Kemudian Alam Sutera Realty (ASRI) dengan target harga Rp385 hingga akhir November. Saham properti ini memiliki PER 15 kali, PBV 3,5 kali dan ROE 29%. Lalu saham Gudang Garam (GGRM) dengan target harga Rp56.450. Emiten ini memiliki PER 22 kali, dengan PBV 4,8 kali dan ROE 33 %.

Saham lain yang menjadi jagoan Yuga berasal dari sektor perbankan. Seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Jabar (BJBR) dan Bank Central Asia (BBCA), masing-masing dengan target harga Rp5.750, Rp6.550, Rp900 dan Rp7.400 per lembarnya hingga akhir bulan. [ast]

IHSG Akan Alami Reli Palsu?

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Setelah menguat empat hari berturut-turut, IHSG kemarin ditutup di zona merah. Namun, indeks saham lokal ini diyakini akan melanjutkan reli, terdongkrak laporan kinerja emiten yang positif. Benarkah penguatan ini merupakan alamat palsu?

Yuganur Widjanarko dari HD Capital mengatakan, walaupun regional dan IHSG terbawa oleh sentimen positif laporan keuangan dan penyelesaian sementara krisis Yunani, namun secara keseluruhan tren pertumbuhan global masih melemah.

Ia pun mengkhawatirkan akan terjadinya long fund, dimana dana yang mempunyai horizon 12 bulan, akan keluar dan pindah ke aset bebas risiko (risk free asset) yang berdenominasi dolar AS. Apalagi sudah sebulan rupiah di atas Rp.8.500, sehingga kebanyakan asumsi ekononomi dan fundamental model proyeksi earnings dapat berubah.

Yuga pun menyarankan investor untuk mewaspadai reversal turun. Terutama mengingat valuasi PER 2012 IHSG saat ini cukup mahal, mencapai 13 kali, di atas regional Asia yang rata-rata 9-10 kali.

Selain return year on year di atas 5%, beberapa sektor juga sudah terlampau mahal, seperti properti yang bermain di PER 2012 15 kali, “Biasanya bila sektor tersebut bermain diatas PER IHSG maka siklus reversal turun akan terjadi,”ujarnya.

Menurutnya, Bank Eropa yang asetnya rugi 10% atas haircut Yunani 50%, mempunyai opsi mencari dana di luar atau diberikan pinjaman dari Bank Sentral Euro melalu bond rasing untuk recap dana. Diperkirakan mereka akan memilih opsi pertama, yaitu mencari dana di luar dengan menjual aset di Asia terutama Indonesia yang relatif masih profit.

“IHSG pun berpotensi breakdown dari formasi rising wedge daily, hingga target 3.350 dalam tiga pekan ke depan,”ujarnya. Yuga juga melihat, bahwa dengan kondisi AS mulai membaik, dana-dana akan ‘pulang kandang’.

Dari data-data yang dirilis, ekonomi AS memang tampak mulai pulih. Seperti data year on year GDP actual 2,6% ketimbang konsensus sebesar 2,2% dan unemployment yang turun dari 9,3 ke 9,1%.

Sayangnya, imbuh Yuga, secara teori cara yang paling cepat untuk investasi jumlah besar di suatu negara adalah melalui mata uangnya, dalam kasus ini dolar AS atau T bonds. Dengan rate AS sebesar 0,25%, berarti terbuka peluang besar bagi AS untuk menaikan suku bunga dan memperkuat mata uangnya. Bila dolar menguat, maka harga komoditas turun, terutama emas dan minyak.

Komoditas yang tinggi membuat inflasi AS secara yoy naik dari 3,5 ke 3,8%, sehingga angka ini perlu diturunkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Amerika dengan Asia, “Terutama Indonesia yang terkorelasi positif terhadap komoditas sebagai korban,” tutupnya.

Berbeda dengan pengamat pasar modal Syaiful Adrian. Menurutnya, pembalikan dana investor asing ke emerging market masih akan besar. Pasalnya, meski sudah ada solusi penyelesaian krisis Eropa dan default Yunani, namun imbal hasil di negara maju masih sangat rendah dibanding Emerging market.

“Apalagi jika melihat perbandingan pertumbuhan GDP, dimana GDP Eropa dan Amerika masih tumbuh di bawah 3%, sedang emerging market tumbuh rata-rata 7%,”katanya.

Senada dengan Norico Gaman, Kepala riset BNI Securities. Menurutnya, pasar keuangan emerging market terutama Indonesia masih akan jadi tujuan utama investor asing. Hal ini didukung posisi Ri yang selangkah lagi menuju investment grade., “Kita makin mernarik karena pamor Eropa dan AS turun,”ujarnya.

Ia menilai, situasi ekonomi dalam negeri cukup menggiurkan, dengan fundamental yang bagus dan defensif. Kemudian cadangan devisa cukup besar mencapai US$100 miliar dan kinerja emiten yang memuaskan. “Pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan 6,5% tahun, angka yang cukup tinggi untuk emerging market,”katanya. [ast]

Oktober, harga minyak mencatatkan kenaikan terbesar sejak Mei 2009

Oktober, harga minyak mencatatkan kenaikan terbesar sejak Mei 2009
NEW YORK. Harga kontrak minyak di sepanjang Oktober mencatatkan kenaikan bulanan terbesar dalam dua tahun terakhir. Tadi malam, harga kontrak minyak untuk pengantaran Desember turun 13 sen hingga bertengger di posisi US$ 93,19 per barel di New York Mercantile Exchange. Sepanjang bulan ini, harga kontrak minyak sudah naik 18%, kenaikan bulanan terbesar sejak Mei 2009 lalu.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Desember turun 0,3% menjadi US$ 109,56 per barel di ICE Futures Europe exchange London.

Kenaikan harga minyak di sepanjang bulan lalu disebabkan spekulasi bahwa pemulihan ekonomi akan mendorong permintaan energi dan mengurangi suplai minyak.

"Tingkat penawaran dan permintaan minyak terlihat menyokong kenaikan harga minyak. Apalagi, cadangan minyak industri AS mencatatkan penurunan yang cukup signifikan. Hanya diperlukan permintaan yang cukup agar seimbang," papar Katherine Spector, commodities strategist CIBC World Markets Corp di New York.

Berdasarkan data International Energy Agency, cadangan minyak di Organization for Economic Cooperation and Development turun 12,7 juta barel pada September lalu.

Emas sulit mengejar US$ 2.000 tahun ini

Emas sulit mengejar US$ 2.000 tahun ini
JAKARTA. Kemilau emas mulai redup. Usai sepekan terakhir mencoba bertahan di level US$ 1.740-an per ons troi (oz), kontrak emas di Bursa Berjangka New York turun 1,7% menjadi US$ 1.718,6 per oz, Senin (31/10). Di pasar spot, emas bahkan terperosok hingga US$ 1.705,5/oz.

Emas terbenam penguatan dollar Amerika Serikat (AS) yang melesat seiring intervensi Jepang terhadap yen. Selama ini, pergerakan emas hampir selalu berlawanan arah dengan dollar AS.

Penguatan indeks dollar AS hingga 75,998 menggiring turun harga komoditas, terutama kelompok logam berharga. "Dollar AS telah menjadi kunci yang menyetir komoditas belakangan ini, termasuk emas," ujar Sun Yonggang, analis Everbright Futures, seperti dikutip Bloomberg.

Selain emas, harga perak juga turun 2,71% menjadi US$ 34,33 per oz. Platinum melemah 2,08% menjadi US$ 1.617,3 per oz, dan palladium tergerus 2,17%.

Suluh A. Wicaksono, Kepala Riset Asia Kapitalindo Futures, menilai, koreksi emas cs hanya sementara. "Ini gara-gara intervensi Jepang di pasar valuta," kata dia, kemarin.

Level US$ 1.700/oz yang menjadi titik support psikologis emas, belum tertembus. Ini sinyal emas berpeluang mendaki lebih tinggi lagi. "Kalau angka itu tembus, emas akan tertahan seharga US$ 1.686," imbuh Suluh.

Penurunan tajam emas dua bulan terakhir, menurutnya, menjadikan emas hanya mampu menembus US$ 1.853 per oz, akhir tahun. Alwi Assegaf, analis Universal Broker, melihat secara teknikal emas akan melanjutkan koreksi, terlebih jika dollar AS terus menguat.

Harga penutupan di bawah US$ 1.730-an per oz, kemarin, mengkonfirmasi tren penurunan di jangka pendek. Namun, sentimen Eropa yang belum hilang tuntas, diprediksi bisa mengangkat emas kembali.

Alwi memprediksi, harga emas di akhir tahun mencapai US$ 1.812 per oz. Tahun depan, emas berpeluang mendaki ke kisaran US$ 1.923 hingga US$ 2.000 per oz. "Tidak ada alasan menjual emas bagi investor jangka panjang, karena tren ke depan masih naik," ujar Alwi.

Nico Omer Jonckeere, VP Research Analysis Valbury Asia Futures, mengungkapkan, tren utama emas tetap bullish. Uptrend line yang terbentuk sejak kuartal IV-2008, belum tertembus ke bawah. Jadi, koreksi harga dua bulan terakhir tidak perlu terlalu dikhawatirkan selama garis tren emas tetap utuh.

Namun, jika garis tren dipecahkan ke bawah secara signifikan dalam beberapa pekan ke depan, tren utama dapat berbalik arah menjadi bearish jangka menengah-panjang. "Jika bursa saham dunia benar anjlok di 2012, harga emas akan jatuh dan bisa merosot hingga US$ 1.030,8 per oz," kata Nico.

Inflasi RI & Manufaktur China Siap Angkat Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (1/11) diprediksi menguat. Stabilnya inflasi dan peluang positifnya data manufaktur China menjadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya karena event penting yang patut diperhatikan hari ini. Salah satunya adalah data PMI Manufaktur China yang akan dirilis hari ini.

Menurutnya,data manufaktur China sudah diperkirakan naik jadi 51,6 dari sebelumnya 51,2. "Karena itu, rupiah cenderung menguat dan akan bergerak dalam kisaran 8.820-8.900 per dolar AS," ujarnya.,” katanya kepada INILAH.COM.

Dari dalam negeri, rupiah juga mendapat dukungan dari pasar yang juga dihadapkan pada data inflasi Oktober 2011 dan akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Selasa ini juga. "Meski inflasi bulanan diperkirakan turun jadi 0,2%, tapi inflasi tahuanan (year on year) diperkirakan naik jadi 4,76% dari bulan seblumnya 4,61%," ujarnya.

Kondisi ini, lanjut Firman, bisa menimbulkan persepsi di pasar kalau Bank Indonesia akan coba mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,5% pada pertemuan November. Ini seharusnya bisa memperkuat rupiah. "Tapi, efek penguatan rupiah bukan langsung dari faktor inflasi, melainkan dari stabilnya inflasi yang berdampak positif bagi bursa saham," papar Firman.

Firman menegaskan, manufaktur China dan stabilnya inflasi Indonesia seharusnya bisa memberikan sentimen positif bagi rupiah pada sesi Asia hari ini dan bisa diterjemahkan terhadap penguatan rupiah.

Di sisi lain, pasar juga fokus pada keputusan suku bunga Bank Central Australia. Meski bank sentral Australia mungkin masih memberikan isyarat untuk pelonggaran moneter, efek berita dari China bisa lebih dominan berpengaruh positif di market secara global. "Karena itu, rupiah seharusnya bisa menguat," imbuhnya.

Data lain yang perlu dicermati pasar adalah Chicago Manufacturing PMI yang dirilis semalam. Angkanya sudah diperkirakan turun jadi 59 dari sebelumnya 60,4. "Data ini akan memperkuat pertimbangan The Fed untuk memberikan siyal mempertahankan kebijakan moneter longgar pada pertemuan Rabu (2/11)," ungkapnya.

Tapi, lanjutnya, pergerakan rupiah akan sempit. Sebab, pekan ini banyak event penting yang akan berpengaruh pada pergerakan rupiah. Selain banyak pertemuan bank sentral, juga ada pertemuan bank sentral AS, The Fed, pada Rabu (2/11). Lalu, European Central Bank (ECB) juga mengagendakan pertemuan serupa pada Kamis (3/11).

Lalu, pada akhir pekan, Jumat (4/11) merupakan pertemuan terakhir negara-negara kelompok G20 di Perancis. "Karena itu, investor tidak akan begitu agresif," imbuh Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (31/10) ditutup melemah 65 poin (0,73%) ke level 8.850/8.855 per dolar AS.

Pilih Saham dengan Kinerja Positif

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham domestik pada Selasa (1/11) berpeluang untuk menguat. Saham yang memiliki kinerja keuangan positif, bisa menjadi pilihan.

Pengamat pasar modal Syaiful Adrian mengatakan, sentimen positif dalam negeri cukup kuat untuk menahan aksi profit taking yang terjadi kemarin. Hal ini didukung net buy asing yang besar, menunjukkan asing siap balik ke emerging market.

“Jika indeks bisa bertahan di atas 3800, resistan kuat IHSG, maka trend bullish akan terbentuk lagi karena uptrend line IHSG untuk jangka panjang di level 3.300 – 3.800,” katanya kepada INILAH.COM.

Di tengah situasi ini, ia merekomendasikan investor untuk beli saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Hal ini karena kinerja kuartal ketiga yang impresif, dengan pertumbuhan earning jauh di atas BBCA yang market capnya lebih besar. Apalagi pertumbuhan kredit masih besar.“Saham BBRI masih berpeluang naik dengan target harga Rp8600,” ujarnya.

Sementara Mustafa Kemal Wirjawan dari Erdhika Elit mengatakan, chart harian IHSG memang menunjukkan stochastic dalam posisi overbought. Namun, karena IHSG bisa ditutup di 3790, maka peluang turun ke 3750 bisa terhindarkan.

Ia menilai, level 3750 adalah support kritikal IHSG utuk trend jangka pendek. Pengujian level 3750 ini akan berlanjut hari ini. Jika IHSG bisa bertahan di atas 3800, maka akan membentuk hanging man yang mengindikasikan pola bearish reversal. “Tapi jika gagal mempertahankan level 3750, support 3725 akan menjadi target pergerakan IHSG berikutnya,” ucapnya.

Berdasarkan indikator chart harian IHSG, maka Mustafa merekomendasikan trading buy jangka pendek. Salah satu saham pilihannya adalah Energi Mega Persada (ENRG). Laporan keuangan yang dirilis mengatakan laba bersih naik. Chart membentuk triangle, dengan dua kali test resistant di 178. “Karena sudah 2 kali turun, jika hari ini ada gap up, harga saham ENRG akan mencoba lagi konfirmasi level 178,”ujarnya.

Saham Garuda Indonesia (GIAA) juga direkomendasikan, karena laba bersih pada kuartal tiga masih naik. Secara teknikal, chartnya sudah tembus 425 untuk resistant, konfirmasi bullish ke 460. Itu jika hari ini tidak membentuk doji. “Tapi, kalau membentuk doji, dimana harga penutupan dan pembukaan sama, akan ada peluang koreksi,” katanya.

Pada perdagangan Senin (31/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 39,113 poin (1,03%) ke level 3.790,847, dengan intraday terendah di 3.758,49 dan tertinggi di 3.830,87. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,499 miliar lembar saham, senilai Rp 3,538 triliun dan frekuensi 121.231 kali.

Sebanyak 74 saham naik, sisanya 186 saham turun, dan 66 saham stagnan. Asing mengkontribusi pelemahan bursa, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,44 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,479 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,477 triliun. [ast]

Tekanan Global Bikin IHSG Menciut 19 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 19 poin tertekan negatifnya Wall Street semalam. Satu lagi perusahaan keuangan AS siap bangkrut, kembali menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 8.890 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.855 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG melemah 18,593 poin (0,49%) ke level 3.772,254. Sedangkan Indeks LQ 45 turun 4,621 poin (0,68%) ke level 670,951.

Mengawali perdagangan, Selasa (1/11/2011), IHSG dibuka turun 19,815 poin (0,53%) ke level 3.771,032. Indeks LQ 45 dibuka melemah 4,912 poin (0,72%) ke level 670,660.

Hingga pukul 9.35 waktu JATS, IHSG berkurang 26,046 poin (0,69%) ke level 3.764,801. Sementara Indeks LQ 45 turun 5,178 poin (0,77%) ke level 670,394.

Kemarin, IHSG melemah 39 poin akibat aksi ambil untung di seluruh sektor saham, terkecuali sektor agribisnis. Meski laporan keuangan perusahaan yang dirilis cukup baik, namun sentimen regional terus menggerogoti IHSG.

Bursa Wall Street tadi malam melemah setelah perusahaan perdagangan MF Global Holdings akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan karena membuat pertaruhan besar pada surat utang Eropa.

Bursa-bursa di regional menyambut sentimen tersebut dengan melemah di zona merah. Hanya bursa saham China yang masih mampu menguat, meski poin yang dicetaknya tidak besar.

Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 9,19 poin (0,37%) ke level 2.477,44.
  • Indeks Hang Seng anjlok 389,28 poin (1,96%) ke level 19.475,59.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 67,53 poin (0,75%) ke level 8.920,86.
  • Indeks Straits Times jatuh 37,20 poin (1,30%) ke level 2.818,57.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di posisi Rp 8.890 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.855 per dolar AS.

(ang/ang)

Pemerintah Negeri Sakura memberi sinyal melanjutkan intervensi

Pemerintah Negeri Sakura memberi sinyal melanjutkan intervensi
TOKYO. Pemerintah Jepang memberikan sinyal untuk terus melakukan intervensi. Hal itu dilakukan sebagai upaya Jepang untuk menekan aksi spekulan dalam melakukan aksi beli yen setelah mata uang Negeri Sakura itu mencatatkan apresiasi yang cukup besar.

Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi menjelaskan, "Saya akan terus melakukan intervensi sampai saya puas." Sementara itu, kemarin, Credit Suisse Group AG mengestimasi penjualan yen akan melampaui US$ 50 miliar. Intervensi ini merupakan yang pertama sejak Agustus, dimana Pemerintah Jepang menggunakan dana senilai 4,51 triliun yen atau US$ 57 miliar untuk mengerem laju penguatan yen ke rekor tertinggi paska Perang Dunia II terhadap dollar AS.

Kebijakan tersebut mendapat dukungan dari Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda. Pasalnya, penguatan yen mendorong sejumlah perusahaan eksportir, seperti Panasonic Corp dan Honda Motor Co, memangkas prediksi pendapatannya.

Sekadar informasi, kemarin, penjualan yen menyebabkan yen mengalami pelemahan harian terbesar atas dollar sejak Oktober 2008. Yen keok 2,9% menjadi 78,05 per dollar AS pada pukul 09.25 waktu New York. Bahkan sebelumnya, posisi yen sempat bertengger di posisi 79,53 per dollar.

Yen juga mencatatkan pelemahan 1,9% atas euro ke posisi 109,33. Padapukul 08.10 waktu Tokyo pagi ini, yen Jepang diperdagangkan pada level 78,30 per dollar dan 108,35 per euro.

Inilah Menu Saham Pilihan Selasa (1/11)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Selasa (1/11) diprediksi akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas di kisaran 3.745-3.820.

"Berakhirnya euforia laporan keuangan juga menjadikan pasar relatif minim sentimen," kata analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono kemarin.

IHSG kemarin ditutup melemah 39,11 poin atau 1,02% menjadi 3.790,85. Volume perdagangan 4,4 miliar saham senilai Rp3,4 triliun. IHSG mengalami net foreign sell Rp1,4 miliar dengan pembelian asing sebesar Rp1,477 triliun dan penjualan asing mencapai Rp1,479 triliun.

Pelemahan IHSG kemarin akibat profit taking yang dilakukan investor setelah sebelumnya mengalami kenaikan 4 hari berturut-turut. Transaksi sendiri relatif sangat sepi. "Tampaknya pasar masih menanti data inflasi besok, serta data makro ekonomi dari AS seperti initial jobless claim dan unemployment report," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko. IHSG diperkirakan akan mengalami tekanan jual akibat regional dan pertumbuhan ekonomi global yang melemah. Salah satu contoh GDP year on year Cina turun dari konsensus. "Bila itu terjadi bisa digunakan sebagai kesempatan untuk buy on weakness," katanya.

Saham yang menjadi pilihan seperti saham BUMI dengan rekomendasi beli. Strategi masuk pertama di 2.250 dan kedua di 2.175 dengan cut loss di 2.050. Saham ASII disarankan beli dengan strategi masuk pertama di 67.500 dan kedua di 66.500 dengan cut loss di 65.500.

Saham BBRI disarankan beli dengan strategi masuk pertama di 6.350 dan kedua di 6.250 dengan cut loss di 6.150. Untuk saham PGAS disarankan beli dengan strategi masuk pertama di 2.875 dan kedua di 2.725 dengan cut loss di 2.625.

Inflasi Terkendali, Saham Properti-Bank Menarik

INILAH.COM, Jakarta – Inflasi Oktober diprediksi terkendali di level rendah. BI rate pun diperkirakan turun ke level 6% hingga akhir tahun. Saham-saham di sektor properti dan bank jadi pilihan.

Analis Riset Reliance Securities Gina Novrina Nasution mengatakan, seiring inflasi Oktober yang sudah diperkirakan terkendali, direkomendasikan positif saham-saham di sektor properti dan perbankan. Apalagi, dengan BI rate yang berpeluang diturunkan dari level saat ini 6,5% ke level 6% hingga akhir tahun.

“Karena itu, saham-saham di sektor properti dan perbankan semakin menarik. Begitu juga dengan saham farmasi dan sektor konsumsi ritel hingga akhir tahun,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Senin (31/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 39,113 poin (1,03%) ke level 3.790,847, dengan intraday terendah di 3.758,49 dan tertinggi di 3.830,87. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 8,307 poin (1,22%) ke level 675,572.Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah 1,03%, bagaimana Anda melihat arah IHSG berikutnya?
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa sudah memutuskan penambahan kapasitas dana The European Financial Stability Facility (EFSF) sebesar 1 triliun euro atau US$1,4 triliun. Ini memang telah membuat sentimen market sempat positif. Tapi, pasar sebenarnya masih melihat adanya kekhawatiran ke depannya. Karena itu, IHSG berpeluang melemah Selasa (1/11) ini.

Level support dan resistance-nya?
Indeks memiliki support 3.700 dan pergerakan tidak ke mana-mana dengan kisaran resistance 3.845. Ini bisa berlaku dalam sepekan ke depan. Sebab, kondisi eksternal belum stabil terutama soal kecemasan Eurobonds.

Maksud Anda?
Pasar mengkhawatirkan perbankan Eropa yang terdampak Eurobonds terutama setelah diberlakukan haircut (pemangkasan nilai obligasi Yunani) sebesar 50%. Jadi, pasar mengantisipasi besaran dampak haircut terhadap perbankan di Eropa.

Di sisi lain, pasar juga masih mencermati masalah keuangan Yunani sendiri. Lalu, pasar juga mengkhawatirkan adanya default dari obligasi negara lain dan penurunan peringkat utang seperti Spayol dan Italia. Pada saat yang sama, pertumbuhan Uni Eropa secara umum banyak yang meragukannya, meskipun pertumbuhan Jerman masih cukup positif.

Bagaimana dengan faktor teknikal?
Secara teknikal, IHSG masih oke jika bisa bertahan di atas support 3.745. Jika kuat di atas support tersebut, indeks berpeluang besar kembali ke level 3.900.

Lantas, saham apa saja yang jadi pilihan Anda?
Seiring inflasi Oktober yang sudah diperkirakan terkendali, saya rekomendasikan positif saham-saham di sektor properti dan perbankan. Apalagi, dengan BI rate yang berpeluang diturunkan dari level saat ini 6,5% ke level 6% hingga akhir tahun. Karena itu, saham-saham di sektor properti dan perbankan semakin menarik. Begitu juga dengan saham farmasi dan sektor konsumsi ritel hingga akhir tahun.

Spesifik sahamnya?
Di sektor properti adalah PT Bakrieland Development (ELTY), PT Bukit Sentul City (BKSL), PT Alam Sutera Realty (ASRI), PT Lippo Karawaci (LPKR) dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE).

Di sektor perbankan, secara teknikal saya rekomendasikan buy on weakness saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), akumulasi beli PT Bank Mandiri (BMRI), akumulasi beli PT Bank Danamon (BDMN), buy on weakness PT Bank Negara Indoensia (BBNI), dan buy on weakness saham PT Bank Central Asia (BBCA).

Bagaimana dengan saham konsumsi ritel dan farmasi?
Untuk sektor konsumsi ritel, direkomendasikan akumulasi beli saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) jika terjadi double bottom meskipun sekarang berada dalam tekanan jual. Lalu, hold untuk saham PT Unilever Indonesia (UNVR) karena masih sideways. Di sektor farmasi saya rekomendasikan akumulasi beli PT Kalbe Farma (KLBF) karena saat ini berada dalam tren bullish. Untuk sektor mining dan plantation wait and see saja.

IHSG Kembali Dapat Tekanan Jual

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah 39 poin akibat aksi ambil untung di seluruh sektor saham, terkecuali sektor agribisnis. Meski laporan keuangan perusahaan yang dirilis cukup baik, namun sentimen regional terus menggerogoti IHSG.

Pada perdagangan awal pekan, Senin (31/10/2011), IHSG terpangkas 39,113 poin (1,03%) ke level 3.790,847. Sementara Indeks LQ 45 turun 8,307 poin (1,22%) ke level 675,572.

Sentimen negatif kembali datang dari merosotnya bursa Wall Street menyusul bangkrutnya MF Global. Pada perdagangan Selasa (1/11/2011), IHSG diprediksi akan kembali mengalami tekanan jual.

Bursa Wall Street tadi malam melemah setelah perusahaan perdagangan MF Global Holdings akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan karena membuat pertaruhan besar pada surat utang Eropa. Penguatan dolar AS terhadap yen akibat intervensi pemerintah Jepang juga memberikan sentimen negatif.

Pada perdagangan Senin (31/10/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot hingga 276,10 poin (2,26%) ke level 11.955,01. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 31,79 poin (2,47%) ke level 1.253,30 dan Nasdaq merosot 52.74 poin (1,93%) ke level 2.684,41.

Bursa-bursa regional langsung ikut melemah. Berikut posisi bursa-bursa regional Selasa pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 107,64 poin (1,20%) ke level 8.880,75.
  • Indeks KOSPI melemah 6,53 poin (0,34%) ke level 1.902,50.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
IHSG kemarin bergerak melemah menyusul profit taking yang dilakukan investor setelah sebelumnya mengalami kenaikan 4 hari berturut-turut. Transaksi sendiri relatif sangat sepi. Tampaknya pasar masih menanti data inflasi besok, serta data makro ekonomi dari AS seperti initial jobless claim dan unemployment report. Kami proyeksikan hari ini indeks akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas. Berakhirnya euforia laporan keuangan juga menjadikan pasar relatif minim sentimen. Proyeksi support-resistance 3.745-3.820.

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan kemarin IHSG bergerak melemah dengan candlestick yang membentuk pola hanging man sementara indikator stochastic membentuk deathcross di area overbought dan RSI kembali bergerak reversal. Pada perdagangan hari ini (1/11), diperkirakan IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksinya dan akan bergerak pada range 3735-3836. Sementara itu, saham-saham yang dapat diperhatikan a.l UNVR dan MEDC.

(qom/qom)

Aksi profit taking masih berlanjut

Aksi profit taking masih berlanjut
JAKARTA. Koreksi yang terjadi di bursa regional menyeret Indeks Harga Saham Gabungan ke zona merah. IHSG, Senin (31/10), ditutup melemah 1,02% menjadi 3.790,85.

Analis menilai, penekan utama indeks kemarin adalah banyaknya pemodal yang merealisasikan keuntungan alias profit taking. Deni Hamzah, analis Corfina Capital, memprediksi, aksi ambil untung akan berlanjut di hari ini.

Proyeksi Deni, IHSG hari ini bergerak antara 3.700-3.800. "Meski terkoreksi, IHSG masih berada dalam tren naik," papar dia, Senin (31/10).

Analis Citi Pacific Securities Hendri Effendi juga menilai IHSG akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah. Namun ia menilai penurunan IHSG wajar, selama tidak jatuh di bawah support 3.740.

Hal ini terlihat dalam indikator teknikal. Candlestick membentuk pola evening star yang memberi sinyal pelemahan jangka pendek.

Analis juga memprediksi hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akan melemah. Taufan Tito, dealer valas Bank Rakyat Indonesia memprediksi nilai tukar selama akan bergerak di kisaran Rp 8.850 hingga Rp 8.900 per dollar AS.

Menurut Taufan, keputusan Bank of Japan (BoJ) mengintervensi demi melemahkan nilai tukar yen meniupkan sentimen negatif di pasar. Penguatan dollar AS terhadap valuta Negeri Matahari Terbit itu, memicu penguatan the greenback terhadap mata uang asing lainnya.
Di pasar spot, rupiah, kemarin, melemah 0,43% menjadi Rp 8.853 per dollar AS.

Investor kembali mencemaskan Eropa, bursa AS ditutup merosot

Investor kembali mencemaskan Eropa, bursa AS ditutup merosot
NEW YORK. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa AS anjlok kemarin malam. Pada pukul 16.00, indeks Standard & Poor's 500 turun 2,5% menjadi 1.253,30. Jika dihitung, indeks acuan AS ini melonjak 11% di sepanjang Oktober, kenaikan bulanan terbaik sejak 1991. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 2,3% menjadi 11.955,01.

Penurunan indeks acuan Negeri Paman Sam itu juga disebabkan aksi jual yang melanda sejumlah saham berkapitalisasi besar. Beberapa di antaranya: Morgan Stanley dan Citigroup Inc yang turun masing-masing 7,5%. Ada pula Alcoa Inc dan Chevron Corp anjlok 4,1%.

Penurunan bursa AS kali ini disebabkan oleh kecemasan investor bahwa pimpinan Eropa akan bekerja keras dalam menaikkan dana bailout yang bakal digunakan untuk mengatasi krisis utang Eropa.

Menjelang akhir transaksi perdagangan, bursa saham semakin tertekan setelah Perdana Menteri Yunani George Papandreou bilang, dia akan melaksanakan referendum terhadap hasil kesepakatan pimpinan Eropa atas negaranya.

"Sentimen negatif kembali menyerbu pasar. Eropa sudah mendapatkan strategi penyelamatan yang memberikan mereka waktu. Namun mereka tidak sedikit pun mendekati resolusi krisis tersebut," urai Jeffrey Saut, chief investment strategist Raymond James & Associates di Florida.

Catatan saja, bursa AS menanjak pada pekan lalu setelah pimpinan Eropa sepakat untuk menaikkan dana bailout. Selain itu, pertumbuhan ekonomi AS juga mencatatkan kenaikan.

MF Global Bangkrut Gara-gara Krisis Eropa, Wall Street Merosot

New York - Krisis Eropa kembali menelan korban sehingga memukul kembali bursa Wall Street. Perusahaan perdagangan MF Global Holdings akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan karena membuat pertaruhan besar pada surat utang Eropa.

MF Global mendaftarkan perlindungan kebangkrutan Chapter 11, sekaligus menjadi perusahaan terbesar AS yang terkena dampak dari krisis Eropa. Perdagangan saham MF Global langsung dihentikan sementara.

Kebangkrutan MF Global tersebut kembali memicu kekhawatiran terhadap luasnya dampak krisis Eropa terhadap sektor finansial. Saham-saham sektor finansial mengalami tekanan berat, dengan Morgan Stanley merosot hingga 8,6% menjadi US$ 17,64.

Dan kemarin di tengah masalah krisis yang belum usai, imbal hasil surat utang Italia dan Spanyol melonjak tajam sehingga memaksa Bank Sentral Eropa membeli surat utang itu, sementara saham-saham sektor perbankan mengalami tekanan jual hebat.

"Kita memulai hari dengan pertanyaan lagi tentang Uni Eropa. Pertanyaan yang serius terus muncul dan kemudian masalah MF Global datang. MF terlibat dalam semua jenis pasar dan kegagalan dari mereka sehingga menjadi bangkrut tidak diketahui," ujar Mark Grant, managing director Fort Lauderdale seperti dikutip dari Reuters, Selasa (1/11/2011).

Pada perdagangan Senin (31/10/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot hingga 276,10 poin (2,26%) ke level 11.955,01. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 31,79 poin (2,47%) ke level 1.253,30 dan Nasdaq merosot 52.74 poin (1,93%) ke level 2.684,41.

Tekanan jual bertambah seiring penguatan dolar AS yang cukup tajam terhadap yen hingga ke posisi tertingginya dalam 3 bulan terakhir, menyusul aksi intervensi besar-besaran oleh pemerintah Jepang untuk meredam penguatan yen yang dikhawatirkan bisa mengganggu perekonomian negara yang tergantung pada ekspor tersebut.

Penguatan dolar AS yang cukup tajam menyebabkan saham-saham sektor energi dan sumber daya alam merosot tajam. Indeks energi S&P tercatat merosot hingga 4,4% dan merupakan sektor yang terpukul paling besar.

Meski menutup perdagangan Oktober dengan penurunan tajam, namun sepanjang bulan tersebut, indeks S&P 500 tercatat naik 11% dan merupakan kenaikan terbesar sejak Desember 1991. Namun jika ditotal untuk keseluruhan tahun 2011, indeks S&P 500 masih flat.

Bruce Bittles, chief investment strategist Robert W. Baird & Co mengatakan, kenaikan tajam dalam pada bulan terakhir ini memicu sejumlah aksi jual. Namun ia memrediksi pasar akan naik lagi, dengan indeks S&P 500 diprediksi mempertahankan kisaran perdagangannya saat ini di 1.250.

"Pasar telah mencatat kenaikan besar pada Oktober, jadi pasar menjadi overbought pada hari ini," ujarnya.

Saham-saham sektor perbankan mencatat kinerja terburuknya dengan indeks bank KBW merosot 4,1%. Hal itu terjadi meski sebagian analis mengatakan kebangkrutan MF Global tidak cukup besar untuk menyebabkan kegagalan sistemik di sektor perbankan.

Perdagangan berjalan moderat, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 7,7 miliar lembar saham, di bawah rata-rata tahun lalu yang sebesar 8,1 miliar lembar saham.

(qom/qom)