Rabu, 16 November 2011

Naik Tipis, IHSG Menguat Sendirian di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat super tipis setelah adanya aksi saham-saham berbasis aneka industri di penghujung perdagangan. Indeks menjadi satu-satunya yang 'hijau' di Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.030 per dolar AS dibaningkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.020 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi ini, IHSG menipis 3,017 poin (0,08%) ke level 3.810,825 terkena imbas lesunya bursa-bursa utama di dunia. Investor masih terus menanti perkembangan krisis Eropa sebelum memutuskan berinvestasi.

Koreksi langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan, aksi jual saham mengalir deras sehingga membuat indeks terpuruk di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 31,726 poin (0,83%) ke level 3.782,116 akibat tekanan jual di saham-saham bluechip berbasis tambang dan bank. Minimnya sentimen positif membuat investor menjadi tidak pede berinvestasi.

Setelah singgah di posisi terendahnya hari ini di 3.768,526, indeks langsung mengurangi koreksinya secara perlahan. Alhasil, melambatnya pelemahan ini berujung ke berhasilnya IHSG kembali ke zona hijau.

Menutup perdagangan, Rabu (16/11/2011), IHSG naik super tipis 0,248 poin (0,01%) ke level 3.814,090. Indeks LQ 45 0,330 menguat tipis 0,330 poin (0,04%) ke level 678,516.

Aksi beli di saham-saham berbasis industri dasar, yang kebanyakan saham-saham lapis dua, berhasil mengantarkan indeks kembali ke teritori positif. Saham-saham lain yang sudah terdiskon tinggi ikut menjadi incaran.

Suasana perdagangan belum terlalu bergairah, investor masih mencermati perkembangan krisis utang di zona Eropa. Saat ini, para pemimpin Eropa masih bekerja keras untuk menghasilkan kebijakan baru untuk keluar dari masa krisis.

Nilai transaksi di lantai bursa melonjak karena ada penjualan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) oleh investor asing senilai Rp 490 miliar di pasar negosiasi. Transaksi difasilitasi oleh broker BNP Paribas (BW) dan MNC Securities (EP).

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 110.658 kali pada volume 4,643 miliar lembar saham senilai Rp 3,598 triliun. Sebanyak 81 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 95 saham stagnan.

Transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 132,427 miliar di pasar reguler. Sebanyak Rp 490 miliar merupakan penjualan MNCN di pasar negosiasi.

Bursa-bursa di regional semakin terpuruk akibat tekanan jual yang makin marak terjadi. Koreksi yang cukup tinggi terjadi di bursa saham China dan Hong Kong.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 62,80 poin (2,48%) ke level 2.466,96.
  • Indeks Hang Seng jatuh 387,54 poin (2,00%) ke level 18.960,90.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 78,77 poin (0,92%) ke level 8.463,16.
  • Indeks Straits Times turun 14,70 poin (0,52%) ke level 2.796,88.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 1.000 ke Rp 47.000, Surya Citra (SCMA) naik Rp 500 ke Rp 7.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 450 ke Rp 62.450, dan Multi Prima (LPIN) naik Rp 375 ke Rp 2.675.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.000 ke Rp 15.900, Roda Vivatex (RDTX) turun Rp 575 ke Rp 3.525, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 350 ke Rp 43.900, dan Mayora (MYOR) turun Rp 350 ke Rp 13.650.

(ang/qom)

Seiring Asia, IHSG Sesi I Melemah 0,8%

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan sesi I Rabu (16/11) melemah 31,73 poin atua 0,8% menjadi 3.782,12. Volume pedagangan mencapai 2,3 miliar saham senilai Rp1,6 triliun.

Saham yang turun tercatat 153, 46 saham naik dan 83 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp519,3 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp920,3 miliar dan pembelian asing Rp401,06 miliar.

Indeks JII turun 3,4 poin ke 528, ISSI turun 0,9 poin 122,45 dan indeks LQ45 5,7 poin 672,49. Pelemahan terdalam dialami sektor pertambangan turun 41,8 poin ke 2.600,48, disusul sektor perkebunan turun 17,5 poin ke 2.182,15.

Indeks terus melemah seiring dengan bursa regional. Level terendah sesi I di 3.77,41 dan tertinggi di 3.813,93. Bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 1,9%, indeks Shanghai turun 1,7%, indeks Nikkei turun 0,6%, indeks Kospi turun 0,5%, indeks STI turun 0,5%, indeks ASX turun 0,6% dan indeks KLSE turun 0,01%.

Saham yang menguat seperti saham GGRM naik Rp450 ke Rp62.450, INTP naik Rp200 ke Rp15.550, ROTI naik Rp200 ke Rp3.750, MREI naik Rp130 ke Rp890, KKGI naik Rp50 ke Rp5.350.

Saham yang turun seperti saham DSSA turun Rp1.200 ke Rp15.700, ASII turun Rp800 ke Rp70.500, ITMG turun Rp800 ke Rp43.450, AMFG naik Rp250 ke Rp5.900, MAPI turun Rp250 ke Rp5.300, PTBA turun Rp250 ke Rp17.650, ADMF turun Rp200 ke Rp12.500.

Cek, bluechips penggerus indeks di sesi pagi!

JAKARTA. Investor dominan melepas saham-saham, khususnya bluechips, di sesi pertama perdagangan hari ini. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terdepak ke zona merah.

Data Bloomberg mencatat, tiga bluechips yang banyak dilego dan menyebabkan indeks tergelincir, yaitu saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Akibatnya, hingga sesi pagi berakhir, saham BMRI ditutup jatuh 2,1% ke Rp 7.000. Sementara, ASII turun 1,12% ke Rp 70.500, dan BBCA melemah 1,23% ke Rp 8.050.

Aksi jual tidak saja diwarnai oleh investor asing, tapi juga domestik. Kim Eng Securities tercatat sebagai broker yang paling banyak melego saham BMRI, yaitu mencapai Rp 31,20 miliar. Disusul, CIMB Securities Indonesia Rp 22,04 miliar, dan Victoria Sekuritas sejumlah Rp 18,56 miliar.

Sementara, tiga broker terbanyak melepas ASII, yaitu Macquarie Capital senilai Rp 22,08 miliar, lalu Deutsche Securities Indonesia Rp 17,08 miliar, dan Credit Suisse Securities Indonesia sejumlah Rp 11,53 miliar.

Adapun, pada saham BBCA, Mandiri Sekuritas paling banyak menjual saham ini, yaitu sekitar Rp 3,86 miliar. Diikuti, J.P. Morgan Securities Indonesia sejumlah Rp 3,52 miliar, dan Merrill Lynch Indonesia Rp 2,79 miliar.

Menu Sesi Dua: Grup Astra, Bank dan Tambang

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG hingga penutupan diprediksi tetap di di zona negatif seiring kenaikan yield obligasi Italia, Spanyol dan Perancis. Tapi, saham grup Astra, bank dan tambang layak jadi pilihan.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (16/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 29,14 poin (0,76%) ke level 3.784,701. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 5,70 poin (0,84%) ke angka 672,491.

Laju indeks siang ini kurang ramai, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,443 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 2,399 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,142 miliar di pasar regular, total Rp1,695 triliun dan frekuensi 52.284 kali. Sebanyak 46 saham menguat, sedangkan 150 saham melemah dan 86 saham stagnan.

Pelemahan indeks, juga diwarnai aksi jual dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp519,3 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp401,06 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp920,39 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Saham sektor pertambangan memimpin penurunan 1,37%, disusul aneka industri dan properti masing-masing turun 1,17%, keuangan 1,08%, perkebunan 0,79%, perdagangan 0,70%, infrastruktur 0,47% dan manufaktur yang turun 0,31%. Hanya dua sektor yang naik, industri dasar 0,29% dan konsumsi 0,03%.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, indeks bakal bertahan pada zona negatif hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.760 dan resistance 3.840,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (16/11).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh koreksi bursa Asia. Ia menegaskan, selama pergerakan bursa Asia negatif, indeks saham domestik pun akan mengikutinya. “Yang jadi pertanyaan adalah seberapa dalam pelemahan IHSG,” ujarnya.

Tapi, lanjutnya, jika melihat pelemahan nilai tukar rupiah hari ini yang tembus ke atas 9.000, di level 9.020-an per dolar AS, sangat menekan market. Meskipun, Bank Indonesia tentu mengintervensi pasar. “Indeks mendapat sentimen negatif dari kenaikan yield obligasi Spanyol, Italia dan Perancis ke atas 7% untuk tenor 10 tahun,” tandas Cece.

Kondisi itu, kata Cece, menandakan menguatnya kecemasan pasar atas kawasan Eropa sehingga menahan laju pergerakan indeks baik di Asia maupun AS. “Sebab, level 7% menandakan kepercayaan pasar menurun. Yield obligasi Indonesia saja, masih rendah 4%, jauh di bawah Eropa,” timpalnya.

Ia mempaparkan, pelemahan yang paling dalam hari ini adalah bursa Hang Seng yang sempat melemah di atas 400 poin. Ini terutama, perusahaan eksportinya yang mendapat tekanan negatif dari Eropa. “Terlebih, emiten yang eksposur ekspornya ke kawasan Eropa sangat besar,” paparnya.

Meski begitu, Cece menggarisbawahi, pergerakan indeks hingga siang ini masih dalam kisaran yang tipis di bawah 1% meskipun sudah tembus ke bawah 3.800. “Saya berharap, indeks bisa bertahan di atas 3.800 seiring kenaikan penjulan ritel di AS pada Oktober 2011. Jika ini yang terjadi, ada harapan, indeks kembali menguat,” ucapnya. “Hanya saja, asing pun saat ini sudah berposisi net sell hingga Rp500 miliar.”

Dalam situasi ini, Cece merekomendasikan positif saham-saham yang sudah mengalami penurunan pada grup Astra, perbankan, dan saham-saham yang terimbas positif kenaikan harga minyak. Minyak mendekati level US$100 per barel, di level US$99,28 per barel saat ini.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII) di bawah Rp70.000 pada level Rp69.000-an. PT Indo Tambang Raya (ITMG) di level Rp43.000, PT Bukit Asam (PTBA) di level Rp17.000-17.200, dan PT Adaro Energy (ADRO) di bawah Rp2.000.

PT Bank Mandiri (BMRI) di level Rp6.700, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada angka Rp6.900 dan PT Bank Central Asia (BBCA) di Rp7.950. “Saya rekomendasikan buy pada level-level support tersebut, buy on support,” imbuh Cece Ridwanullah.

Sembilan sektor memerah, IHSG jatuh 0,83% di sesi I

JAKARTA. Tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut hingga sesi perdagangan pagi berakhir. IHSG ditutup tergelincir 31,7 poin atau setara 0,83% ke posisi 3.782,116.

Otot indeks tergerus akibat koreksi yang terjadi pada sembilan sektor yang diperdagangkan. Sektor pertambangan jatuh paling dalam, yaitu sebesar 1,58%, diikuti sektor keuangan yang melemah 1,21%. Adapun, satu-satunya sektor yang masih bertahan di zona hijau, yaitu sektor industri dasar yang reli 0,30%.

Sebanyak 140 saham terseret ke zona merah. Hanya 42 saham yang selamat di zona hijau, sedangkan 80 saham lainnya belum beranjak dari level penutupan kemarin.

Transaksi di sesi pertama terbilang sepi, yaitu hanya melibatkan sejumlah 2,397 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 1,827 triliun.

Saham PT Myoh Technology Tbk (MYOH) yang anjlok 16,22% ke Rp 620, menduduki posisi teratas saham top losers, siang ini. Disusul, saham PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) yang tumbang 11,86% ke Rp 260, dan saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang jatuh 8,77% ke Rp 520.

Sementara itu, deretan saham yang berhasil melaju ke posisi top gainers, yaitu saham PT Maskapai Reasuransi Tbk (MREI) yang reli 17,11% ke Rp 890. Diikuti, saham PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) yang maju 16,67% ke Rp 210, dan saham PT Verena Multi Finance Tbk (VRNA) yang naik 9,38% ke Rp 140.

Koreksi Saham Tambang & Bank Jegal IHSG 31 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 31 poin akibat tekanan jual di saham-saham bluechip berbasis tambang dan bank. Minimnya sentimen positif membuat investor menjadi tidak pede berinvestasi.

Membuka perdagangan pagi ini, IHSG menipis 3,017 poin (0,08%) ke level 3.810,825 terkena imbas lesunya bursa-bursa utama di dunia. Investor masih terus menanti perkembangan krisis Eropa sebelum memutuskan berinvestasi.

Koreksi langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan, aksi jual saham mengalir deras sehingga membuat indeks terpuruk di zona merah. Posisi terendah IHSG hari ini di posisi 3.777,410.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (16/11/2011), IHSG melemah 31,726 poin (0,83%) ke level 3.782,116. Sementara Indeks LQ 45 turun 5,695 poin (0,84%) ke level 672,491.

Saham-saham berbasis tambang dan bank menjadi yang paling banyak dilepas hari ini. Indeks sektoral keduanya pun terkoreksi paling dalam, memimpin jatuhnya bursa.

Hanya indeks sektor industri dasar yang masih bisa menguat. Saham-saham di sektor ini menjadi incaran investor karena sudah terdiskon cukup tinggi pada perdagangan kemarin.

Investor masih mencermati perkembangan krisis utang di zona Eropa. Saat ini, para pemimpin Eropa masih bekerja keras untuk menghasilkan kebijakan baru untuk keluar dari masa krisis.

Nilai transaksi di lantai bursa melonjak karena ada penjualan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) oleh investor asing senilai Rp 490 miliar di pasar negosiasi. Transaksi difasilitasi oleh broker BNP Paribas (BW) dan MNC Securities (EP).

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 38.832 kali pada volume 2,291 miliar lembar saham senilai Rp 998 miliar. Sebanyak 54 saham naik, sisanya 125 saham turun, dan 91 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia belum mampu keluar dari jeratan zona negatif. Koreksi terjadi setelah investor mengurangi portofolionya di tengah tingginya risiko global.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 43,64 poin (1,73%) ke level 2.486,12.
  • Indeks Hang Seng jatuh 375,37 poin (1,94%) ke level 18.973,07.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 53,74 poin (0,63%) ke level 8.488,19.
  • Indeks Straits Times turun 14,54 poin (0,52%) ke level 2.797,04.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 450 ke Rp 62.450, Sari Roti (ROTI) naik Rp 200 ke Rp 3.750, Indocement (INTP) naik Rp 200 ke Rp 15.550, dan Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 130 ke Rp 890.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.200, Astra Internasional (ASII) turun Rp 800 ke Rp 70.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 800 ke Rp 43.450, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 17.650.

(ang/qom)

Indosurya: IHSG berpeluang menguat terbatas

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (16/11) akan bergerak dalam rentang tipis, dengan kecenderungan menguat terbatas.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada memperkirakan, IHSG akan bergulir pada support 3.781 - 3.797, dengan resistance di kisaran 3.831 - 3.849.

Menurut Reza, secara teknikal, indeks akan membentuk hammer, di mana sebelumnya membentuk white marubozu. Posisi sedikit menjauhi middle bollinger bands. MACD bergerak tipis dan mendatar, dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R dan Stochastic gagal mendekati area jenuh beli (overbought).

Lanjutnya, belum pulihnya kondisi global akan memengaruhi pergerakan indeks. "Namun, diharapkan bursa AS yang ditutup positif bisa membawa angin segar bagi IHSG," sebut Reza.

Mayoritas bursa Asia bergerak fluktuatif

Mayoritas bursa Asia bergerak fluktuatif
TOKYO. Mayoritas bursa saham Asia bergerak di dua arah (fluktuatif) dengan kecenderungan melemah. Fluktuasi terjadi setelah pasar diwarnai sentimen negatif dan positif sekaligus. Indeks MSCI Asia Pasifik tercatat turun tipis 0,1% ke 117,60 pada pukul 9.56 WIB waktu Tokyo.

Sementara, indeks Nikkei 225 tergelincir 0,02%. Lalu, indeks Hang Seng terkoreksi 0,64%, indeks Shanghai melemah 0,42%. Adapun, indeks Kospi masih reli 1,05%, dan indeks S&P/ASX 200 naik tipis 0,02%.

Sentimen positif di pasar muncul setelah rilis penjualan ritel Amerika Serikat (AS) melampaui perkiraan pasar. Namun, sentimen tersebut tergerus sebab yield obligasi Italia melonjak karena kekhawatiran pemerintahan baru Italia harus berjuang untuk memangkas utang dan mencegah penyebaran krisis utang.

Prasad Patkar dari Platypus Asset Management Ltd. menilai, AS sepertinya akan kembali di jalur pemulihan. Ini akan sangat membantu karena merupakan ekonomi terbesar di dunia dan memperbaiki sentimen utama di pasar. "Investor di seluruh dunia akan senang jika Eropa tidak menularkan racun krisis," ungkapnya di Sydney, Rabu (16/11).

Bank Terbesar Italia PHK 5.200 Karyawan

Milan - Krisis terus memaksa bank-bank di Eropa melakukan efisiensi. Di tengah ancaman krisis utang, bank terbesar Italia, UniCredit mengumumkan rencananya untuk mem-PHK 5.200 karyawannya dalam beberapa tahun ke depan.

UniCredit juga akan meningkatkan modalnya US$ 10,3 miliar. Keputusan itu diumumkan bersamaan dengan pengumuman angka kerugian sebesar 10,6 miliar euro pada kuartal III-2011, termasuk write-down 10,2 miliar euro.

Bank itu menyatakan, jika hasilnya disesuaikan hingga mengecualikan 1 waktu item, maka kerugian kuartal 3 akan mencapai 474 juta euro. UniCredit mencatat pendapatan 334 juta euro selama kuartal III-2011.

Menghadapi krisis utang di Eropa, UniCredit secara signifikan mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan modalnya. Dalam bagian dari rencana perombakan strategis, UniCredit mengatakan telah memutuskan untuk menyederhanakan dan mengurangi aktivitas di pasar yang sudah jenuh dan fokue kembali di Eropa Tengah dan bagian Timur.

UniCredit mengatakan akan mengeliminasi 5.200 karyawan, atau sekitar 12% dari seluruh karyawannya pada hingga tahun 2015. Langkah itu akan membuat biaya perorangan berkurang 8% pada tahun depan. Bank terbesar itu juga membatalkan pemberian dividen untuk tahun fiskal 2011.

"Review didasarkan pada skenario makro ekonomi baru dan kerangka yang berhubungan dengan peraturan dipicu penghapusan aktiva dalam neraca, termasuk pada akuisisi di Ukraina dan Kazakhstan dimana seluruh aktiva dalam neraca seluruhnya sudah dihapus ," ujar UniCredit dalam pernyataannya seperti dikutip dari New York Times, Rabu (16/11/2011),

Dari total hapus buku 10,2 miliar, sekitar 9,8 miliar euro tidak memiliki dampak pada cash. UniCredit juga tercatat menghapuskan pembukan surat utang Yunani sebesar 135 juta euro.

Mengingat banyaknya institusi finansial yang memiliki surat utang, Otoritas Perbankan Eropa dan Uni Eropa pada bulan lalu telah meminta bank-bank menaikkan rasio modal tier 1 menjadi 9% pada akhir Juni. Panduan baru itu membuat UniCredit kekurangan modal hingga 7,4 miliar euro.

"Neraca keuangan kami sekarang lebih sejalan dengan valuasi terkini. Ini lebih solid dan tidak menimbulkan kejutan di masa depan." ujar chief executive UniCredit Federico Ghizzoni.

Bank yang berbasis di Milan itu ingin meningkatkan modal dengan menawarkan saham tambahan hingga 7,5 miliar euro. Dengan tambahan modal baru ini, maka rasio modal tier 1 di bawah kesepakatan Basel III akan lebih dari 9%, naik dibandingkan 8,74% pada akhir Desember.

Saham UniCredit tercatat sudah turun sekitar 48% pada tahun ini, dan turun lagi 6% pada perdagangan Senin.

(qom/qom)

Sst.. Hari Ini IHSG Cenderung Flat

INILAH.COM, Jakarta - Hari ini bursa regional dan IHSG diperkirakan akan berjalan flat, cenderung menguat tipis. Secara TA, IHSG akan bergerak dalam range 3770-3859.

Demikian dikutip dari hasil riset pengamat pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, Rabu (16/11). Pergerakan IHSG didorong penguatan tipis indeks Dow Jones serta naiknya kembali harga minyak mentah dan membaiknya data-data ekonomi AS serta cepatnya pembentukan kabinet baru di Italia.

Sentimen negatif dari penyebaran krisis utang di Eropa, membuat pelaku pasar masih belum berani untuk menambah portofolio mereka. "Hal ini yang membuat likuiditas di market menjadi kering, sehingga transaksi cenderung sepi," katanya.

Dalam situasi market yang kekeringan likuiditas seperti ini, disarankan agar tidak terlalu over trade. Untuk saham-saham yang layak diperhatikan hari ini adalah AALI dan ICBP.

Pada perdagangan Selasa kemarin, IHSG ditutup turun 19,198 poin (-0,51%) ke level 3.813,842. Posisi investor asing mencatatkan net buy tipis sebesar Rp4 miliar. Sedangkan semalam bursa eopa ditutup turun, namun bursa Wall Street mampu ditutup menguat.

Melonjaknya yield obligasi Italy yang kembali menembus 7% menjadi kekhawatiran bagi investor. Apalagi yield surat utang Spanyol dan Prancis juga ikut-ikutan meningkat.

"Ini menjadi indikasi bahwa masih butuh waktu untuk menyelesaikan krisis hutang di Eropa. Namun membaiknya data-data ekonomi US mampu membuat Bursa Wall Street berbalik arah menguat meski tipis," paparnya.

Sepi berita, Wall Street ditutup menguat

Sepi berita, Wall Street ditutup menguat
JAKARTA. Meski terseok-seok di awal pembukaan, Wall Street ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 17,18 poin atau 0,14% ke 12.096,16. Sedangkan S&P500 menguat 6,03 poin atau 0,48% ke 1.257,81. Lalu bursa teknologi AS yaitu Nasdaq positif 28,98 poin atau 1,09% ke 2.686,20.

Walls Street berhasil menguat meski tipis lantaran tak banyak investor yang turun ke lantai bursa. Hampir sebagian besar pemilik modal melakukan wait and see. Minimnya berita juga membuat pelaku pasar memilih waspada ketimbang mempertaruhkan dananya pada jurang risiko dan kondisi market yang tak pasti.

Perkembangan penyelesaian krisis Eropa, masih menjadi katalis penggerak bursa. Rencana Perdana Menteri Italia, Mario Monti bertemu Presiden dalam rangka membentuk pemerintahan baru masih ditunggu pasar.

"Kondisi ini seperti tarik tambang. Kami punya tantangan besar menghadapi Eropa. Di sisi lain, bottom line ekonomi Amerika masih bagus karena memiliki pertumbuhan, meskipun tidak agresif. Tapi angka-angka rilis ekonomi pekan ini sedikit memberikan keberanian," ujar Michael Strauss, chief investment strategist Commonfund Wilton, Connecticut

Ekspektasi Data Ekonomi, Wall Street Bergigi

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup positif pada perdagangan saham Selasa (15/11) didorong dari langkah-langkah cepat menuju pembentukan pemerintah Italia baru dan perkiraan laporan ekonomi lebih kuat.

Indeks Dow Jones naik 17,18 poin atau 0,14% ke level 12.096,16. Indeks S&P naik 6,03 poin atau 0,48% ke level 1.257,81. Indeks Nasdaq naik 28,98 poin atau 1,09% ke level 2.686,20.

Saham sensitif terhadap kabar pertumbuhan ekonomi sehingga bergerak reli khususnya saham teknologi dan industri. Saham Apple naik lebih dari 2,5%. Selain itu, pasar telah gelisah karena krisis utang zona euro berada dalam bahaya di luar kendali.

Biaya pinjaman melonjak lagi di Italia. Perancis yang hingga kini tidak dipandang sebagai bermasalah, juga terkena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.

Mario Monti, Perdana Menteri Italia yang ditunjuk diharapkan untuk menyelesaikan proses pembentukan pemerintah dalam waktu kurang dari tiga hari, jauh lebih cepat dari biasanya. Italia diharapkan menangkal krisis keuangan dan politik utama dipertahankan yang telah mendorong pinjaman untuk dipertahankan tingkatnya.

"Ini sangat penting dalam membentuk pemerintahan baru untuk memberikan bantuan pasar. Selama berita keluar dari Eropa kurang dramatis, maka memberikan kesempatan pasar Amerika Serikat untuk fokus pada data dalam negeri," kata Quincy Krosby, Market Strategist Prudential Financial di Newark.

Penjualan ritel Amerika Serikat naik secara luas pada Oktober, dan merupakan ukuran dari manufaktur di negara bagian new York pada November menunjukkan ekonomi bisa mempertahankan momentum melalui kuartal keempat.

Selain itu, sentimen yang mempengaruhi bursa saham di mana dengan imbal hasil obligasi Italia di atas 7% dan hasil Spanyol dan Perancis lebih tinggi. Setiap stabilitas pasar dapat menguap jika rencana Italia untuk membentuk kabinet baru tidak membuat pasar utang tenang.

Volume perdagangan saham yang diperdagangkan di bursa saham New York, NYSE, dan Nasdaq sekitar 6,3 miliar saham jauh di bawah rata-rata harian tahun ini sekitar 8 miliar saham.

Sentimen Zona Euro Masih Setir Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Nilai tukar rupiah, Rabu (16/11), diprediksi masih akan melanjutkan pelemahan. Sentimen zona euro masih menjadi faktor utama terhambatnya penguatan nilai tukar terhadap dolar AS.

"Rupiah hari ini akan tertekan pelemahan terbatas. Kisarannya 8.950-9.050," ungkap Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir kepada INILAH.COM di Jakarta.

Menurutnya, pergerakan rupiah masih didominasi kondisi utang zona euro sehubungan dengan naiknya imbal hasil (yield) obligasi 5 tahun Italia yang menembus 6%. "Obligasi Spanyol juga naik lebih dari 6 persen. Level krusial untuk Spanyol 7 persen," ujarnya.

Ia melanjutkan, terpilihnya Mario Monti untuk menggantikan Berlusconi sebagai Perdana Menteri Italia ternyata belum cukup meredam gejolak kekhawatiran investor. "Monti belum melewati vote of confident parlemen. Parlemen belum memberi persetujuan atas penunjukan dirinya, yang akan dilakukan Jumat (18/11) nanti. Baru sesudahnya mungkin akan berkurang kekhawatiran. Hal ini terlihat dari pelemahan euro terhadap dolar AS dan berdampak ke rupiah," paparnya.

Investor juga menanti gebrakan Perdana Menteri Yunani yang baru terpilih Lucas Papademos untuk menyelesaikan utang di negaranya. "Apakah Papademos bisa melakukan reformasi anggaran? Ini mengingat Jerman dan Perancis telah membatalkan bailout lanjutan untuk Yunani," tuturnya.

Data pertumbuhan ekonomi Perancis dan Jerman yang baru saja dirilis kemarin rupanya juga tidak cukup untul menenangkan investor. "Mereka masih fokus pada krisis utang," imbuhnya.

Dari AS, investor tengah menanti data penjualan ritel dan manufaktur yang akan dipublikasikan malam ini. "Juga ada pidato salah satu petinggi The Fed yang dikabarkan terkait rencana memperkuat dolar AS," pungkasnya.

Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah melemah ke level 8.995 per dolar AS atau turun 30 poin (0,33%) terseret mata uang regiona lainnya yang juga terdepresiasi oleh penguatan dolar AS. Bahkan rupiah sempat menyentuh level di atas 9.000 pada perdagangan hari kedua pekan ini. [mdr]

IHSG Tertekan, Fokus di Saham Unggulan

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham domestik Rabu (16/11) diperkirakan tak mampu memanfaatkan sentimen positif. Investor disarankan bertahan dengan saham unggulan PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT United Tractors (UNTR).

Pengamat pasar modal Alwi Assegaf dari Universal Broker memprediksikan, terjadi periode konsolidasi yang cukup panjang di hampir semua bursa saham. Hal ini disebabkan situasi penanganan krisis Eropa yang menghantui bursa dunia.

Sentimen positif yang ada tak mampu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level resistan 3.875 sebagai syarat konfirmasi perubahan tren kembali ke bullish jangka pendek dan menengah dengan target penguatan ke level 3.950-4.050.

“Meski begitu, koreksi IHSG akan terjaga di level support 3,730,” katanya, saat dihubungi kemarin. Dalam kondisi ini, Alwi merekomendasikan trading harian pada saham-saham yang sedang bergerak mendekati support dan didukung fundamental kuat.

Yakni Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan United Tracktor (UNTR). “Buy on weakness pada saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Ia menjelaskan untuk ASII, ada gap di area 60.900 yang menyebabkan saham ini berpotensi untuk mengisi gap itu terlebih dahulu sebelum berlanjut ke rebound. Sedangkan UNTR, akan mencapai support pada level 25.750.

Saham perbankan BMRI dan BBRI, terpengaruh pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin (bsp) ke 6%. Hal ini memicu pelemparan kredit karena situasi perang funding rate masih ketat.

Sementara bank masih harus menanggung biaya bunga yang tinggi agar marjin positifnya juga tetap tinggi. Alwi menilai bank harus cepat meningkatkan volume kreditnya. Bank seperti BMRI dan BBRI, dengan pangsa pasar kredit yang besar, akan mudah melakukan akselerasi pelemparan kredit. “BBRI support pada 6.700 dan BMRI pada 7.000,” tandasnya. [mdr]

Menunggu arah angin

JAKARTA. Analis memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini bergerak mix. Pasalnya, tak ada sentimen khusus untuk menggerakkan bursa. Pelaku pasar masih mengamati perkembangan di kawasan Eropa.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia melihat, IHSG akan bergerak sempit dalam kisaran support 3.800-3.750 hingga resistance 3.825-3.850. Mata investor akan mengikuti perkembangan lelang surat utang Spanyol yang akan digelar pekan ini. "Kalau pelaku pasar merespon positif, indeks berpeluang naik," imbuhnya.

Irwan Ariston, pengamat pasar modal melihat, volume transaksi di bursa saham beberapa hari belakangan tidak terlalu besar. Investor cenderung mengambil sikap wait and see. Prediksi dia, IHSG bergerak flat di kisaran 3.875 hingga 3.748, mengekor pergerakan bursa regional.

Kemarin (15/11), IHSG melemah 0,5% ke level 3.813,84 seiring kondisi bursa Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang juga memerah.

Seperti halnya bursa saham, kurs rupiah juga diprediksi bergerak mendatar cenderung melemah terhadap dollar AS. Rahadiyo Anggoro, Treasury Business Telkom Sigma memprediksi, rupiah bergerak di kisaran Rp 8.950-Rp 9.020 per dollar AS hari ini.

Pelaku pasar kini menanti aksi Perdana Menteri Yunani dan Italia baru dalam menangani krisis. "Jika ada langkah signifikan, euro bisa menguat terhadap dollar AS, begitu juga dengan rupiah," katanya.

Dia yakin, Bank Indonesia akan menjaga rupiah di bawah level psikologis 9.000. Kemarin, pairing USD/IDR ditutup melemah ke Rp 8.995.

IHSG Flat Mencermati Krisis Eropa

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah 19 poin dalam transaksi yang sangat sepi. Investor kurang bergairah karena masih menunggu kebijakan baru dari para petinggi Eropa dalam menyelesaikan krisis utangnya.

Pada perdagangan, Selasa (15/11/2011), IHSG ditutup menipis 19,198 poin (0,51%) ke level 3.813,842. Sementara Indeks LQ 45 ditutup melemah 4,733 poin (0,70%) ke level 678,186.

Krisis Eropa yang belum menentu seperti terlihat dari terus meningkatnya imbal hasil surat utang, akan membuat investor terus waspada. Namun penguatan di bursa Wall Street diharapkan bisa memberikan angin segar, sehingga IHSG pada perdagangan Rabu (16/11/2011) diprediksi bergerak fluktuatif cenderung menguat.

Bursa Wall Street tadi malam berbalik arah menguat meski tipis, didorong oleh sentimen positif terbentuknya pemerintahan baru Italia dan juga data ekonomi positif AS. Data positif dari AS adalah dari angka penjualan ritel yang meningkat selama Oktober, berkat meningkatnya penjualan berang-barang elektronik dan terapan. Indeks manufaktur kunci di New York juga melonjak pertama kalinya dalam 6 bulan, sehingga memperlihatkan membaiknya kondisi bisnis.

Pada perdagangan Selasa (15/11/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 17,18 poin (0,14%) ke level 12.096,16. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 6,03 poin (0,48%) dan Nasdaq menguat 28,98 poin (1,09%) ke level 2.686,20.

Bursa-bursa regional juga bergerak flat. Berikut pergerakan bursa regional pada Rabu pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 naik 7,58 poin (0,09%) ke level 8.550,03.
  • Indeks KOSPI naik 10,30 poin (0,55%) ke level 1.896,42.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
IHSG kemarin bergerak melemah menyusul sentimen negatif dari bursa regional Eropa. Investor terlihat masih khawatir akan menyebarnya krisis hutang Eropa. Kembali melonjaknya yield Italia merupakan indikasi bahwa masih butuh waktu untuk menyelesaikan krisis hutang di Eropa. Investor masih belum berani untuk menambah portofolio mereka, seperti terlihat dari rendahnya nilai transaksi beberapa pekan terakhir. Kami proyeksikan hari ini indeks akan bergerak mixed dengan kisaran support-resistance 3.770-3.840.

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan kemarin IHSG terkoreksi dan gagal untuk menguji Resistancenya terdekatnya di 3857. Candlestick terakhir membentuk pola hanging man mengindikasikan sinyal Bearish Reversal, dilihat dari pergerakan indikator tampak stochastic berpotensi membentuk golden cross sementara RSI kembali bergerak downtrend. Pada perdagangan besok (16/11), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3748-3836 dengan kecenderungan terkoreksi. Sementara itu, saham-saham yang dapat diperhatikan a.l BWPT, JSMR, dan ANTM.

Indosurya:
Pada perdagangan Rabu (16/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.781-3.797 dan resistance 3.831-3.849. IHSG membentuk hammer dimana sebelumnya membentuk white marubozu. Posisi sedikit menjauhi middle bollinger bands. MACD bergerak tipis dan mendatar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal mendekati area overbought. Belum pulihnya kondisi global akan mempengaruhi perdagangan IHSG. Diharapkan positifnya bursa saham AS bisa membawa angin segar bagi IHSG. Kemungkinan IHSG akan bergerak dalam rentang tipis dengan kecenderungan menguat terbatas.

(qom/qom)

Inilah Saham Pilihan Rabu (16/11)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG masih diwarnai volume yang tipis karena investor cendeung wait and see. IHSG akan begerak di kisaran 3.770-3.840.

"Kami proyeksikan besok (hari ini) indeks akan bergerak mixed," kata analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono kemarin.

IHSG kemarin ditutup turun 0,70% ke level 3.805,95. Volume perdagangan sore ini sebanyak 2,24 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,99 triliun. Namun, asing terlihat masih bertahan di pasar hingga sore ini dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp3,17 miliar.

IHSG bergerak melemah pada perdagangan kemarin, menyusul sentimen negatif dari bursa regional Eropa. Investor terlihat masih khawatir akan menyebarnya krisis hutang Eropa. "Kembali melonjaknya yield Italia merupakan indikasi masih butuh waktu untuk menyelesaikan krisis hutang di Eropa," jelasnya.

Sementara analis saham AM Capital, Andre Mahardika merekomendasikan saham INTP dan BBTN untuk hari ini. Saham INTP masih bullish dengan beli di 14.350 dan jual di 15.900-16.200 dengan stop loss di 15.150. Saham INTP bagi yang belum beli dapat membeli pada perdagangan selanjutnya, karena saham INTP kembali mengkonfirmasi sinyal bullish jangka pendek.

Saham BBTN memiliki sinyal beli di 1.430 dan jual di 1.480 dengan stop loss di 1.410. Saham BBTN masih spekulasi bullish karena trend masih ragu-ragu untuk bullish menunggu tekanan beli selanjutnya.

Manfaatkan momentum dengan mengerek produksi

Manfaatkan momentum dengan mengerek produksi
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk merupakan salah satu emiten yang mampu mencatatkan kinerja kinclong selama sembilan bulan pertama tahun ini. Emiten berkode saham ITMG itu mencetak pertumbuhan pendapatan 35,3% dibanding periode sama 2010 menjadi US$ 1,6 miliar. Sementara laba bersihnya juga terdongkrak naik 94,3% menjadi US$ 361,2 juta.

Menurut Bagus Hananto, analis Onix Capital, ITMG bisa meraih kinerja tersebut berkat kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata (ASP). Hingga kuartal III 2011, perusahaan tersebut mampu menjual 17,6 juta ton batubara dengan ASP US$ 94,6 per ton.

Bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ITMG menjual 16,4 juta ton batubara dengan ASP US$ 73,9 per ton. "Otomatis pendapatan jadi terkatrol naik," imbuhnya. Kenaikan harga jual itu juga menutup pembengkakan ongkos produksi.

Asal tahu saja, produksi batubara ITMG di kuartal III mencapai 6,8 juta ton. Ini merupakan volume tertinggi sepanjang tahun ini. Sementara total volume produksi Januari - September 2011 mencapai 17,8 juta ton batubara.

Robby Hafil, analis Sucorinvest Central Gani, yakin Indo Tambangraya mampu memenuhi target yang dibuat manajemen, yaitu memproduksi 25 juta ton selama 2011. Menurut dia ada sejumlah faktor yang dapat mendorong peningkatan produksi. Yaitu penambahan peralatan, penyelesaian instalasi enam conveyor di tambang Indominco, dan peningkatan kapasitas di tambang Jurong.

Produksi batubara ITMG diperkirakan masih akan terus meningkat. Perusahaan ini akan mendapat tambahan produksi dari dua tambang baru di Tandung Mayang dan Bharinto di Kalimantan.

Tandung Mayang dan Bharinto masing-masing memiliki cadangan batubara sebesar 10 juta ton dan 45,5 juta ton. Keduanya memiliki kandungan batubara kalori tinggi, sekitar 6.600-6.800 kilokalori (kkal).

Prospek cerah

Menurut hitungan Robby, cadangan batubara ITMG hanya cukup untuk 13 tahun. Jadi, perusahaan tersebut perlu melakukan akuisisi tambang baru agar pertumbuhan kinerja tetap terjaga.

Sejatinya, kondisi keuangan ITMG memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dalam catatan Syaiful Adrian, analis Ciptadana Securities, kas ITMG hingga kuartal III 2011 mencapai US$ 579 juta. Kondisi keuangan yang relatif sehat karena bersih dari utang.

Syaiful menilai, dengan kondisi kas yang baik serta bebas dari utang merupakan kelebihan ITMG untuk mengakuisisi tambang baru. "Hanya, hingga saat ini belum ada keterangan lebih lanjut soal rencana akuisisi tersebut," tandasnya.

Melihat kinerja dan prospek tersebut, ketiga analis merekomendasikan beli saham ITMG. Syaiful memasang target harga Rp 59.000, yang mencerminkan potensi kenaikan 36% dari harga saat ini.

Robby memperkirakan volume penjualan dan harga batubara cenderung stabil. Laba bersih ITMG berpeluang tumbuh rata-rata 13% selama tiga tahun mendatang. Dia mematok target harga Rp 49.650 per saham. Bagus memasang target harga Rp 53.500 per saham. Kemarin, harga saham ITMG melorot 1,12% menjadi Rp 44.250 per saham.

Perusahaan keuangan membanjiri pasar obligasi

JAKARTA. Perusahaan jasa keuangan mendominasi penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Analis memprediksi, dominasi serupa juga akan berlanjut tahun depan.

Kabar terbaru, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk siap menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai total Rp 6 triliun. Di tahap pertama, anak usaha Bank Danamon ini mengharapkan menghimpun dana maksimal Rp 2 triliun.

Kepastian Adira merilis obligasi semakin mengukuhkan dominasi perusahaan finansial di pasar obligasi korporasi. Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menunjukkan, selama Januari-September 2011, perusahaan yang telah mengantongi pernyataan efektif Bapepam untuk merilis obligasi sebanyak 27 perusahaan senilai total Rp 29,41 triliun.

Data itu belum termasuk obligasi Adira, Clipan Finance, Bank Himpunan Saudara dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Clipan dan Bank Saudara bermaksud merilis obligasi masing-masing Rp 500 miliar dan Rp 200 miliar. Adapun LPEI siap menjual surat utang maksimal Rp 10,5 triliun. Di tahap pertama, LPEI akan merilis obligasi Rp 2,5 triliun.

Pembiayaan utang

Dus, hingga kini ada 31 perusahaan yang telah dan akan melepas obligasi sepanjang 2011 senilai total Rp 34,61 triliun. Dari jumlah itu, hanya dua emiten yang berasal dari luar sektor keuangan, yakni Fast Food Food Indonesia dan Agung Podomoro Land. Jadi, 29 emiten lain adalah perusahaan keuangan, seperti perusahaan pembiayaan, perbankan dan sekuritas.

I Made Adi saputra, analis obligasi NC Securities, menduga penerbitan obligasi korporasi tahun depan masih didominasi perusahaan finansial. Pasalnya, sebagian besar obligasi milik perusahaan keuangan atau finansial itu jatuh tempo pada 2012.

Nah, mereka akan merilis lagi obligasi untuk pembiayaan kembali utangnya (refinancing). Total obligasi korporasi yang jatuh tempo 2012 mencapai Rp 16 triliun. "Lebih dari Rp 10 triliun adalah obligasi sektor keuangan," ujar Made kepada KONTAN.

Jadi penerbitan obligasi korporasi di tahun depan akan semakin ramai. Satu pemicunya adalah penurunan BI rate menjadi 6%. Kondisi ini turut mengerek penurunan imbal hasil surat utang negara yang menjadi acuannya. "Biaya dana jadi lebih rendah sehingga emiten banyak menerbitkan obligasi," ujar Made.

Minat investor asing terhadap obligasi korporasi juga kian tinggi. Ini sejalan proyeksi Indonesia masuk predikat investment grade.

Yuniar Restanto, Associate Director Standard Chartered Securities Indonesia, menyebutkan, pihaknya telah mendapat order menjadi penjamin emisi obligasi dua perusahaan multifinance di kuartal pertama 2012 senilai total Rp 4 triliun. "Tren penerbitan obligasi masih bagus karena suku bunga di level rendah. Jika bunganya rendah, pemodal akan meningkatkan investasinya di obligasi," imbuhnya.

Karman Pamurahardjo, Direktur Trimegah Securities, menduga, penerbitan obligasi multifinance bisa lebih dari Rp 10 triliun. "Yang refinancing saja Rp 10 triliun, apalagi penerbitan baru," ujarnya.

Wall Street Terangkat Data Positif AS

New York - Bursa Wall Street berbalik arah menguat meski tipis, didorong oleh sentimen positif segera terbentuknya pemerintahan baru Italia dan juga data ekonomi positif AS.

Saham-saham yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi memimpin reli, dengan saham sektor teknologi dan industri mencatat kinerja terbaiknya. Saham Apple naik lebih dari 2,5%.

Pasar sempat mengkhawatirkan memburuknya krisis di Eropa menyusul meningkatnya imbal hasil surat utang Italia hingga kembali menembus 7%. Prancis yang selama ini dinilai tidak bermasalah, juga ikut-ikutan kena imbas kenaikan imbal hasil surat utang.

Namun terbentuknya pemerintahan baru di bawah pimpinan Perdana Menteri Mario Monti memberikan harapan baru. Monti diperkirakan merampungkan proses pembentukan kabinet baru kurang dari 3 hari, atau lebih cepat dari kondisi normal.

"Rasa darurat dalam membentuk pemerintahan baru telah memberikan kelegaan di pasar," ujar Quincy Krosby, analis dari Prudential Financial seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/11/2011).

"Selama kabar yang keluar dari Eropa kurang dramatis, hal itu akan memberikan kesempatan kepada pasar di AS untuk fokus pada data domestik. Dan angka ritel telah memberikan korelasi yang sangat positif di pasar," tambahnya.

Pada perdagangan Selasa (15/11/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 17,18 poin (0,14%) ke level 12.096,16. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 6,03 poin (0,48%) dan Nasdaq menguat 28,98 poin (1,09%) ke level 2.686,20.

Data positif dari AS adalah dari angka penjualan ritel yang meningkat selama Oktober, berkat meningkatnya penjualan berang-barang elektronik dan terapan. Indeks manufaktur kunci di New York juga melonjak pertama kalinya dalam 6 bulan, sehingga memperlihatkan membaiknya kondisi bisnis.

Namun positifnya Wall Street dibayangi oleh terus meningkatnya tingkat imbal hasil surat utang Eropa. Setelah Italia, imbal hasil atau yield surat utang Spanyol dan Prancis juga meningkat. Hal itu menunjukkan stabilitas pasar dapat menguap jika rencana Italia membentuk kabinet baru tak mampu meredam kekhawatiran pasar.

"Yang berbahaya adalah bahwa krisis ini, seperti kebanyakan, berbalik menjadi uang receh dan meledak dengan sangat, sangat cepat," ujar Oliver Pursche, president Gary Goldberg Financial Services.

Perdagangan berjalan sepi dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 6,3 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 8 miliar lembar saham.

(qom/qom)