Senin, 05 Desember 2011

Asing Net Buy, Sesi I IHSG Naik Tipis 0,1%

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada sesi I perdagangan Senin (5/12) naik 4,9 poin atau 0,13% ke 3.784,81. Volume perdagangan mencapai 3,2 miliar saham senilai Rp1,6 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 109 saham naik, 81 saham naik dan 91 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp116,2 miliar dengan pembelian asing sebesar Rp497,7 miliar dan penjualan asing mencapai Rp381,5 miliar.

Indeks JII naik 2,3 poin ke 530,52, indeks ISSI naik 0,5 poin ke 123,08 dan indeks LQ45 naik 1,3 poin ke 670,50. Penguatan didukung sektor misc-industri yang naik 9,6 poin ke 1.273,34 sedangkan sekror pertambangan turun paling dalam hingga 9,56 poin ke 2.565,19.

Pada awal perdagangan, indeks langsung tertekan sehingga menyentuh level terendah di 3.762,63. Namun perlahan menunjukkan penguatan sehingga menembus zona positif. Level tertinggi sesi I berada di 3.788,13.

Bursa Asia cenderung mixed seperti indeks Hang Seng naik 0,3%, indeks Shanghai turun 0,6%, indeks Nikkei naik 0,4%, indeks Kospi turun 0,09%, indeks STI turun 0,4%, indeks KLSE turun 001%, indeks ASX naik 0,7%.

Saham yang menguat seperti saham ASII naik Rp700 ke Rp71.700, INTP naik Rp400 ke Rp15.500, DKFT naik Rp370 ke Rp1.880, CNTX naik Rp350 ke Rp7.850, ACES naik Rp300 ke Rp3.900, UNVR naik Rp300 ke Rp17.900, AALI naik Rp250 ke Rp22.500, SMGR naik Rp250 ke Rp9.650, DSSA naik Rp200 ke Rp11.700.

Saham yang melemah seperti saham GGRM turun Rp850 ke Rp65.550, FASW turun Rp200 ke Rp3.850, MYOR turun Rp150 ke Rp13.750, UNTR turun Rp150 ke Rp25.250, BYAN turun Rp100 ke Rp18.100, HMSP turun Rp100 ke Rp39.200, HRUM turun Rp1oo ke Rp7.400, IMAS turun Rp100 ke Rp12.750.

Window Dressing Jelang Akhir Tahun, IHSG Siap Sentuh 4.000

Jakarta - Menyisakan kurang dari sebulan, jelang tutup tahun 2011 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat ke level 4.000, dari posisi saat ini 3.782,95. Penguatan terjadi akibat fenomena window dressing, yakni aksi dorong harga saham sampai titik tertentu guna mempercantik posisi menjelang akhir tahun.

Menurut Sn. Vice President Head of Research PT Bahana Securities, Harry Su, window dressing telah terjadi di awal Desember. Investor mulai melakukan aksi beli selektif pada emiten berkapitalisasi pasar besar. Mereka memiliki keyakinan emiten tersebut akan berkinerja baik di triwulan IV-2011.

"Window dressing sudah mulai terasa, dari transaksi terlihat sepi," kata Harry di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Senin (5/12/2011).

Ia menerangkan, akibat window dressing, indeks diprediksi akan menguat dan tutup di posisi 4.000 pada akhir Desember nanti. Selain ekspektasi investor akan kinerja emiten, pada manajer investasi akan memperbaiki susunan portofolio investasi. Mereka membeli saham dengan potensi penguatan dan melepas saham-saham yang berkinerja buruk.

"Fund manajer ingin performancenya bagus. Dan sekarang ini, fund manajer lokal masih wait and see. Mereka punya banyak casj, dan kalau ada pelemahan mereka bisa masuk (membeli)," tuturnya.

Penguatan wajar terjadi, akibat positifnya data-data ekonomi makro Indonesia, dengan tingkat bunga terjaga. Banyak emiten di sektor-sektor tertentu yang menjadi target beli para investor.

Cardig Ingin Jadi Operator 3 Bandara

Emiten yang baru mencatatkan sahamnya di BEI, PT Cardig Areo Services Tbk (CASS) ingin jadi operator bandara. Perseroan tengah mengikuti seleksi operator di tiga bandar.

Menurut Direktur Utama CASS Diono Nurjadin, tahun depan hasil seleksi sebagai operator bandara telah diketahui. "Saat ini kami tengah ikut tender untuk beberapa operator bandara dan awal tahun depan kami targetkan dapat tiga bandara untuk jadi operator," ucapnya.

Diono menambahkan, perseroan masih menunggu keputusan pemerintah sebagai regulator. Perseroan membidik bandara baru di kawasan Indonesia Timur dan Barat.

"Ada yang di Indonesia Timur dan ada yang di Barat. Tapi itu kami tidak mesti sendiri bangun baru, bisa juga jadi operasional di bandara yang sudah eksisting saat ini dan kerjasama dengan operator yang ada,"tegasnya.

Untuk mewujudkan cita-cita sebagai operator bandara, CASS membutuhkan dana Rp 100 miliar untuk pembangunan infrastruktur. Ke depan, bisnis operator bandara akan berkontribusi 30% pendapatan hingga lima tahun ke depan.

(wep/ang)

Lima Sektor Saham Pilihan Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi naik. Beberapa saham di sektor pertambangan, perkebunan, konsumsi, perbankan dan infrastruktur mendapat rekomendasi positif.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (5/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup naik tipis 4,97 poin (0,13%) ke level 3.784,81. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang menanjak 1,30 poin (0,19%) ke angka 670,802.

Laju indeks siang ini cukup sepi, hanya didukung volume transaksi yang tercatat mencapai 986,6 juta lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,276 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp885,5 miliar di pasar regular dari total Rp1,613 triliun dan frekuensi46.858 kali. Sebanyak 81 saham menguat, sedangkan 109 saham melemah dan 91 saham stagnan.

Penguatan indeks, juga diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp116,2 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp497,7 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp381,5 miliar.

Mayoritas sektor saham, mendukung penguatan indeks. Sektor industri dasar memimpin kenaikan 0,86%, disusul aneka industri yang naik 0,76%, manufaktur 0,58%, perdagangan 0,39%, konsumsi 0,26%, perkebunan 0,11%, dan keuangan 0,10%. Tapi, tiga sektor saham masih berada pada zona negatif seperti infrastruktur yang turun 0,50%, pertambangan 0,37% dan properti 0,19%.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik bakal menguat hingga penutupan sore nanti. “Indeks memiliki support 3.764 dan resistance 3.788 dengan extent resistance 3.797,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (5/12).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh data tingkat pengangguran AS yang turun drastis ke level 8,6% pada November dari bulan sebelumnya 9%. “Angka ini merupakan yang terendah selama 32 bulan terakhirsehingga seharusnya berpengaruh signifikan positif bagi IHSG,” ujarnya.

Tapi, ia tidak menafikan bahwa saat ini pasar banyak pertimbangan. Selain Dow Jones Futures yang positif tipis, pasar masih harap-harap cemas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa, Jumat, 9 Desember 2011. “Pasar masih harus menunggu apakah ada hasil yang positif atau tidak bagi market,” papar Alfiansyah.

Karena itu, lanjutnya, indeks diwarnai pelemahan di sesi pertama. Tapi, beberapa indiaktor teknikal, menunjukkan bahwa indeks berpeluang menguat hingga penutupan sore. Apalagi, sejauh ini, sentimen market sebenarnya masih positif dengan inflasi Indonesia yang masih terkendali di level 0,34% (month to month). “Sentimen-sentimen yang muncul pekan ini pun diharapkan akan membawa katalis positif bagi pergerakan indeks,” ujarnya.

Di atas semua itu, seiring dengan kenaikan harga komoditas beberapa hari terakhir, ia merekomendasikan positif saham-saham di sektor pertambangan baik metal maupun batu bara. Begitu juga dengan saham-saham di sektor perkebunan.

Alfian juga merekomendasikan saham-saham di sektor konsumsi yang secara historis selalu mengalami peningkatan penjualan jelang akhir tahun. Sektor perbanakan dan infrastruktur juga direkomendasikan.

Spesifik saham pilihannya adalah PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT International Nickel Indonesia (INCO). Secara teknikal pun, kedua saham ini sudah oversold (jenuh jual). Lalu, PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Bukit Asam (PTBA), PT London Sumatera Plantation (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari (AALI).

Lalu, PT Indika Energy (INDY) dan PT Unilever Indonesia (UNVR). Di sektor perbankan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI). Di sektor infrastruktur direkomendasikan PT Jasa Marga (JSMR). “Saya rekomendasikan trading buy saham tersebut untuk jangka pendek, dan buy untuk jangka panjang,” imbuhnya.

Pergerakan liar IHSG berakhir positif di sesi I

JAKARTA. Pergerakan indeks di sepanjang sesi pertama cukup liar. Setelah beberapa kali keluar masuk zona hijau dan merah, pada penutupan sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 0,13% menjadi 3.784,810.

Sekitar 77 saham ditransaksikan naik. Sementara, jumlah saham yang turun mencapai 99 saham dan 84 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 3,275 miliar saham senilai Rp 1,618 triliun.

Tujuh sektor tampak menghijau. Adapun sektor-sektor yang mencatatkan kenaikan terbesar siang ini antara lain: sektor industri dasar naik 0,86%, sektor industri lain-lain naik 0,77%, dan sektor manufaktur naik 0,58%.

Saham-saham yang berada di posisi top gainers di antaranya: PT Central Omega resources (DKFT) naik 24,50% menjadi Rp 1.880, PT Myoh Technology (MYOH) naik 18,18% menjadi Rp 780, dan PT Asia Pacific Fibers (POLY) naik 17,86% menjadi Rp 495.

Sedangkan tiga saham yang berada di posisi top losers di antaranya: PT First Media (KBLV) turun 5,88% menjadi Rp 480, PT Fajar Surya Wisesa (FASW) turun 4,94% menjadi Rp 200, dan PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) turun 4,76% menjadi Rp 600.

Aksi Beli Selektif Giring IHSG ke Zona Hijau

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil balik arah ke zona hijau setelah digiring aksi beli selektif di saham-saham lapis dua. Namun, investor masih belum bergairah karena krisis utang Eropa yang berkepanjangan.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menipis 0,196 poin (0,01%) ke level 3.779,640. Investor masih wait and see terhadap perkembangan krisis utang Eropa.

Indeks langsung bergerak fluktuatif dengan poin yang tipis. Aksi masih minim di tengah kekhawatiran investor terhadap krisis utang Eropa.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (5/12/201), IHSG naik tipis 4,974 poin (0,13%) ke level 3.784,810. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 1,301 poin (0,19%) ke level 670,802.

Indeks saham terus bergerak naik-turun antara zona merah dan hijau. Perdagangan di lantai bursa masih sangat sepi, investor belum terlalu bergairah.

Nilai dan volume transaksi sedikit melonjak karena adanya transaksi tutup sendiri di saham perdana PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) di pasar negosiasi sebesar Rp 607 miliar. Transaksi ini difasilitasi PT Bahana Securities (DX).

Indeks-indeks sektoral di pasar modal dalam negeri ikut bergerak mixed dengan mayoritas menguat ke teritori positif. Sedikit lebih baik dari pagi tadi saat lebih banyak sektor yang terkoreksi.

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 46.858 kali pada volume 3,275 miliar lembar saham senilai Rp 1,618 triliun. Sebanyak 81 saham naik, sisanya 109 saham turun, dan 91 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia masih bergerak mixed hingga siang ini. Belum ada sentimen positif yang bisa menggiring bursa-bursa regional ke teritori positif.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 14,88 poin (0,63%) ke level 2.345,78.
  • Indeks Hang Seng naik tipis 74,39 poin (0,39%) ke level 19.114,78.
  • Indeks Nikkei 225 menguat 33,07 poin (0,38%) ke level 8.676,82.
  • Indeks Straits Times turun 10,25 poin (0,37%) ke level 2.763,11.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 700 ke Rp 71.700, Indocement (INTP) naik Rp 400 ke Rp 15.500, Central Omega (DKFT) naik Rp 370 ke Rp 1.880, dan Century Textille (CNTX) naik Rp 350 ke Rp 7.850.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 850 ke Rp 65.550, Fajar Surya (FASW) turun Rp 200 ke Rp 3.850, Mayora (MYOR) turun Rp 150 ke Rp 13.750, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 150 ke Rp 25.150.

(ang/qom)

Kecemasan meningkat, mata uang Asia kembali terdepresiasi

Kecemasan meningkat, mata uang Asia kembali terdepresiasi
KUALA LUMPUR. Mayoritas mata uang Asia hari ini mencatatkan pelemahan. Ringgit malaysia dan dollar Taiwan merupakan dua mata uang yang melemah paling dalam.

Asal tahu saja, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index mencatatkan penurunan di hari kedua. Sementara, pada pukul 10.50 waktu Kuala Lumpur, ringgit Malaysia melemah 0,6% menjadi 3,1385 per dollar. Pada 2 Desember lalu, ringgit sempat bertengger di posisi 3,1155, yang merupakan level paling perkasa sejak 9 November lalu. Sementara, dollar terdepresiasi 0,2% menjadi NT$ 30,204. Sedangkan yuan melemah 0,1% menjadi 6,3655.

Pelemahan mata uang Asia terjadi seiring kecemasan investor bahwa krisis utang Eropa akan memukul tingkat ekspor di kawasan regional, sehingga akan memangkas permintaan aset-aset emerging market.

"Risiko pelemahan masih mengintai mata uang Asia yang terpengaruh dari arus dana asing dan volatilitas dari Eropa. Dari segi ekonomi, kita akan mengalami penurunan permintaan juga," jelas Teck Kin Suan, ekonom United Overseas Bank Ltd di Singapura.

Italia Setuju Penghematan untuk 3 Tahun

Medium
INILAH.COM, Roma - Pemerintah Italia menyetujui rencana penghematan untuk tiga tahun ke depan dalam pembahasan Minggu malam (4/12).

Keputusan penting menjelang pekan krusial untuk kampanye para pemimpin Eropa dalam menyelamatkan Uni Eropa dari kehancuran. Pada 9 Desember, mereka akan melakukan pertemuan di Brussels.

"Hal ini penting untuk memperkuat kredibilitas pada perekonomian Italia. Tetapi juga dapat mengontrol lagi beban utang yang sangat tinggi dan mengurangi beban krisis generasi yang akan datang di Italia," kata Wakil Presiden Komisi Eropa, bidang ekonomi moneter dan euro, Olli Rehn, demikian mengutip marketwatch.com.

Paket penghematan tersebut berisi pemangkasan belanja, kenaikan pajak dan reformasi pensiun. Hal ini sangat penting untuk menjamin momentum dalam reformasi ekonomi dan pembaruan politik.

Investor 'Switching' Second Liner ke Bluechips

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG sepekan ke depan, diprediksi fluktuatif mengikuti laju bursa eksternal. Di sisi lain, investor juga mulai beralih (switching) dari second liner ke bluechip.

Pada perdagangan Jumat (2/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 1,26 poin (0,03%) ke level 3.779,836. Harga intraday tertingginya mencapai 3.781,468 dan terendah 3.757,451. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 0,41 poin (0,06%) ke level 669,501.

Analis dari Capital Bridge Indonesia Aji Martono memprediksi, IHSG bakal fluktuatif dalam sepekan ke depan. “Support IHSG di level 3.635 dan resistance 3.857,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Aji menilai perdagangan Jumat (2/12) sangat menjemukan, karena faktor akhir pekan di mana orang cenderung profit taking dan sebagian wait and see. Tapi, menurutnya, saham-saham di sektor pertambangan yang diwakili oleh PT Harum Energy (HRUM) dan PT Bukit Asam (PTBA) memberikan bargaining untuk penguatan.

Kondisi itu, lanjutnya, dibantu oleh saham besar PT Gudang Garam (GGRM) PT HM Sampoerna (HMSP), PT United Tractor (UNTR) dan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP). Tipisnya pelemahan indeks akhir pekan lalu, juga karena penguatan indeks mover nomor 2 yakni PT Telkom (TLKM) walaupun hanya naik 1 poin (Rp50). “Karena itu, indeks hanya melemah tipis 1,26 poin,” timpalnya.

Sementara itu, menurutnya, fluktuasi indeks pekan ini dipicu oleh posisinya yang sudah memasuki awal Desember. “Bargaining akan terjadi pada saham-saham bluechip yang berfundamental kuat. Jadi, perburuan saham akan terjadi pada saham berkapitalisasi besar,” ujarnya.

Di antaranya adalah HMSP, PT Astra Internasional (ASII), UNTR, dan PT Unilever Indonesia (UNVR) sebagai pelarian dari saham-saham second liner yang dilanda profit taking. Menurutnya, investor beralih ke saham big cap yang jauh lebih aman.

Seperti pekan lalu, lanjut Aji, kecenderungan laju indeks pekan ini akan mengikuti laju market (follow the market) di bursa global. “Awal pekan, terjadi bargaining position di bursa Eropa sehingga IHSG pun ijo royo-royo. Begitu juga sebaliknya. Karena itu, pola trading jangka pendek masih dilakukan oleh investor global,” papar Aji.

Secara internal, Aji menegaskan, fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus. Hanya saja, indeks domestik terkena getah eksternal sehingga turut menerapkan pola trading jangka pendek. “Jadi, follow global market tetap menjadi acuan bagi sebagian besar investor di pekan ini,” ujarnya.

Dia menjelaskan, karena positifnya faktor internal itulah, investor tidak sepenuhnya buang saham melainkan switching (beralih) ke saham bluechip. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi laporan keuangan emiten akhir 2011 dan berpeluang memberikan dividend yield pada 2012. “Tapi, saham-saham bluechip juga tetap dibayangi oleh aksi dari trader jangka pendek,” kata Aji menegaskan.

Di atas semua itu, Aji merekomendasikan positif saham-saham di sektor pertambangan batu bara, infrastruktur, dan perbankan.

Menurutnya, sektor pertambangan masih menarik seperti PT Bumi Resources (BUMI). Sebab, di level Rp2.100-2.075 merupakan posisi akumulasi beli. Begitu juga dengan PT Adaro Energy (ADRO) yang potential upside ke level Rp2.000; dan saham second liner-nya, PT Borneo Lumbung Energi (BORN) karena rentang Rp790-840 juga merupakan harga akumulasi beli.

Di sektor infrastruktur, Aji merekomendasikan buy saham PT Jasa Marga (JSMR), yang memungkinkan menguat ke Rp4.000; Begitu juga dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang menarik untuk buy on support di level Rp3.050 dengan target resistance Rp3.425.

Di sektor perbankan, saham PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Negara Indoensia (BBNI), harganya masih di level middle sehingga potensi menguat dalam sepekan ke depan dan jadi penopang pergerakan IHSG. “BMRI bisa mengarah ke Rp7.200; BBRI Rp7.000 dan BBNI Rp4.200. Akumulsi beli untuk saham-saham perbankan,” imbuh Aji Martono.

IHSG Cenderung Sideways

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan Senin (5/12) ini IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah seiring potensi profit taking setelah indeks menguat sekitar 4% selama pekan kemarin.

Support indeks berada di level 3.765. Bursa AS kembali ditutup mixed meski sempat dibuka menguat di awal perdagangan setelah rilis data payroll AS yang lebih baik dari ekspektasi. Data pengangguran AS di bulan November secara mengejutkan turun signifikan menjadi 8,6%, terendah sejak April 2009. Harga komoditas dunia masih cenderung bergerak menguat dengan harga minyak tetap bertahan di level US$100,9/barel di akhir pekan kemarin sementara harga Nikel melonjak 5,9% ke level US$17.740/ton.

Bursa Asia mengawali pekan ini dengan dibuka menguat tipis memfaktorkan sentimen positif dari rilis data pengangguran AS yang lebih baik dari ekspektasi. Pasar diperkirakan masih akan menantikan berita dari Uni Eropa terkait penyelesaian krisis utang di pekan ini. Sementara harga minyak dunia pagi ini kembali menguat dan mencapai level US$101,2/barel.

eTrading: Bersiap, IHSG akan bergerak mixed dikisaran 3.729-3.833

JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (2/12), indeks Dow Jones ditutup turun tipis 1 poin (0,01%) ke level 12.019,40. Penurunan itu terjadi di tengah keluarnya angka pengangguran AS yang secara mengejutkan mengalami penurunan.

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat lalu (2/12) juga ditutup turun tipis 1 poin (0,03%) ke level 3.779,84. Adapun investor asing tercatat melakukan net sell di pasar regular sebesar Rp 34 miliar dengan saham yang paling banyak di jual adalah ASII, TLKM, EXCL, ADRO dan GGRM.

Menurut Betrand Reunaldi, Kepala Riset eTrading Securities, secara teknikal, pergerakan IHSG tertahan oleh garis resistance-nya di level 3.779 dengan candlestick yang membentuk pola bearish harami mengindikasikan sinyal bearish reversal.

Dari pergerakan indikator, stochastic masih bergerak uptrend dan MACD berpotensi membentuk golden cross dengan histogram yang mulai memasuki area positif.

"Pada perdagangan hari ini (5/12), IHSG diperkirakan akan bergerak mixed dikisaran 3.729-3.833 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain HRUM, ROTI dan LPCK," jelasnya.

Sentimen Eropa Buat Saham Asia Lebih Kokoh

INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia pada perdagangan Senin (5/12) diawali dengan penguatan di tengah harapan pemimpin Eropa yang menyetujui rencana penyelamatan definitif untuk memecahkan krisis utang zona euro pada KTT penting minggu ini, diiringi sentimen pelaksanaan langkah-langkah penghematan awal dari Italia.

Reuters melaporkan investor diperkirakan akan melangkah dengan hati-hati dan khawatir pasar akan berbalik seperti kejadian minggu lalu, juga menyusul hasil pertemuan akhir tahun kebijakan moneter Bank Sentral Eropa yang akan dilakukan Kamis mendatang, dengan perkiraan akan memangkas proyeksi 2012.

FTSE CNBC Asia 100 indeks, yang mengukur pasar di Asia, naik 0,3 persen. Nikkei average Jepang naik, didukung oleh peningkatan sentimen terhadap situasi utang Eropa, tetapi ketidakpastian kondisi Eropa akhir pekan ini memungkinkan pasar akan berbalik negatif.

Nikkei naik 0,6 persen ke 8,694.91, sementara Topix naik 0,7 persen ke 748,90. Saham dari tiga perusahaan pengiriman terkemuka Jepang jatuh setelah harian bisnis Nikkei mengatakan Nippon Yusen, Kawasaki Kisen, dan Mitsui O.S.K. menyingkirkan 10% dari supertanker mereka setelah lari dari lemahnya pertumbuhan permintaan minyak mentah yang telah melemahkan harga barang. Nippon Yusen jatuh 0,6 persen, Kawasaki Kisen turun 1,5 persen, dan Mitsui O.S.K melemah 1,5 persen.

Saham Seoul dibuka naik tipis dibantu data pekerja AS yang positif, tapi kenaikan dibatasi peristiwa utama di Eropa minggu ini dan mengikuti reli tajam minggu lalu. Samsung Electronics naik 1,4 persen setelah Apple gagal meyakinkan hakim AS untuk memblokir Samsung dari menjual smartphone Galaxy dan tablet di pasar AS. Indeks harga saham gabungan Korea (KOSPI) naik 0,5 persen ke level 1.926,26.

Saham Australia naik untuk hari keenam, naik 0,6 persen setelah melompat 7,6% minggu lalu, didorong oleh langkah-langkah penghematan Italia dan perkiraan Australia yang akan menurunkan bunga. Perdana Menteri Italia Mario Monti meluncurkan 30 miliar euro ($ 40,3 miliar) sebagai paket langkah-langkah penghematan pada hari Minggu, menaikkan pajak dan meningkatkan usia pensiun. Benchmark S&P/ASX 200 indeks naik 25,6 poin ke 4.313,6. Indeks benchmark naik 1,4 persen pada hari Jumat.

Indeks saham benchmark Selandia Baru NZX 50 naik 0,1 persen ke 3.286,4. Di Asia Tenggara, indeks bencmark Singapura Straits Times turun 0,5 persen, sementara Malaysia KLCI diperdagangkan flat.

Bursa Asia tampak bersemangat akibat kebijakan penghematan Italia

Bursa Asia tampak bersemangat akibat kebijakan penghematan Italia
TOKYO. Sebagian besar indeks acuan di Asia melaju pada transaksi pagi. Sebut saja, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,46%, indeks Hang Seng naik 0,20%, dan indeks S&P/ASX 200 naik 0,56%.

Alhasil, indeks MSCI Asia Pacific pun menanjak. Pada pukul 09.27 waktu Tokyo, indeks acuan di kawasan Asia ini naik 0,2% menjadi 117,85. Di sepanjang pekan lalu, indeks MSCI Asia melompat 8%, kenaikan mingguan terbesar sejak 24 Agustus 2007.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia pagi ini antara lain: Sony Corp yang naik 0,8% dan Mitsubishi Corp yang naik 0,6%.

"Merupakan hal yang sangat menggembirakan melihat Italia mendukung pemerintahan baru untuk memberlakukan kebijakan penghematan. Italia juga terlihat bersungguh-sungguh memenuhi persyaratan yang ditetapkan Uni Eropa. Bagaimana reaksi publik nantinya, kita hanya tinggal menunggu saja," jelas Tim Schroeders dari Pengana Capital Ltd di Melbourne.

Italia Terancam Resesi, PM Monti Rela Tidak Digaji

Roma - Italia meluncurkan program penghematan bernilai 20 miliar euro atau sekitar US$ 27 miliar untuk mencegah kebangkrutan negara terbesar di kawasan Eropa tersebut. PM Italia Mario Monti bahkan berkorban menanggalkan gajinya di tengah resesi yang mengancam negaranya.

Program penghematan bernilai 20 miliar euro itu adalah untuk tahun 2012 dan 2014. Selain itu ada juga 10 miliar euro tambahan untuk mendorong pertumbuhan.

Program penghematan atau austerity programme itu nantinya akan termasuk pajak untuk barang-barang mewah dan pengenaan kembali pajak pada hunian utama, serta memangkas pengeluaran negara.

Pajak untuk barang mewah seperti kapal yang panjangnya lebih dari 10 meter, pesawat pribadi dan mobil-mobil sport akan dinaikkan. Sementara pajak properti akan dimodifikasi sehingga menghasilkan tambahan pajak lebih dari US$ 10 miliar.

Usia minimum pensiunan bagi wanita juga akan dinaikkan mulai tahun depan, sementara jumlah tahun pembayaran dana pensiun kaum pria juga akan dinaikkan. Usia pensiun untuk pria dan wanita akan menjadi 66 tahun pada 2018.

"Keputusan ini akan menyelamatkan Italia," ujar Perdana Menteri Italia Mario Monti dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Senin (5/12/2011).

PM Monti yang baru saja menggantikan Silvio Berlusconi memang tengah menghadapi tekanan untuk segera mengimplementasikan program reformasi yang keras untuk mengatasi kebangkrutan negara tersebut.

Ia menyatakan, Italia akan menempatkan defisit dan utang di bawah kontrol yang sangat ketat, sehingga negara tersebut tidak akan menjadi titik sorotan yang dicurigai oleh Eropa.

Kebijakan itu diambil dalam sidang kabinet yang semula dijadwalkan berlangsung Senin, namun dipercepat untuk segera difinalisasi sebelum pembukaan perdagangan di awal pekan yang sangat krusial untuk Eropa ini.

Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Italia juga memperkirakan perekonomian negara tersebut akan masuk ke resesi pada tahun depan dengan kontraksi sebesar 0,4-0,5%. Angka itu lebih buruk ketimbang proyeksi semula, pertumbuhan sebesar 0,6%.

Monti meminta masyarakat Italia bersedia untuk 'berkorban'. Untuk itu, ia memulainya dengan meninggalkan sebagai perdana menteri dan menteri ekonomi sebagai bentuk solidaritas.

"Kita harus berbagi pengorbanan, tapi kita harus membuat usaha yang besar untuk berbagi dengan mereka secara adil," ujarnya.

Menteri kesejahteraan Italia, Elsa Fornero bahkan menangis saat mengumumkan reformasi program pensiun. Ia menyatakan mereka telah mengambil kebijakan yang berdampak psikologis padanya karena secara efektif akan memangkas pendapatan dari para pensiunan.

"Kita harus... dan itu membawa banyak efek psikologis... untuk...," ujar Fornero sambil menangis tanpa bisa menyelesaikan kalimatnya.

PM Monti pun harus menyelesaikan kalimat tersebut, dengan mengatakan 'pengorbanan' yang tidak bisa dikatakan oleh Fornero.

Italia, negara terbesar ketiga di Eropa kini memang sedang diambang krisis. Imbal hasil surat utang Italia berjangka 10 tahun melonjak hingga 7% atau menyamai level negara-negara yang mendapatkan bailout.

(qom/qom)

Investor kembali optimistis akan Eropa, bursa Jepang dilanda aksi beli

Investor kembali optimistis akan Eropa, bursa Jepang dilanda aksi beli
TOKYO. Sebagian besar bursa Jepang mencatatkan kenaikan di hari ketiga. Pada pukul 09.04 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,6% menjadi 8.692,59. Sedangkan indeks Topix naik 0,5% menjadi 747,66.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Honda Motor Co dan Sony Corp dengan kenaikan masing-masing 1,2%. Selain itu, Mitsubishi Corp juga naik 0,6% setelah kenaikan harga logam dan minyak.

Aksi beli yang melanda bursa Jepang terjadi seiring optimisme investor akan hasil pertemuan pimpinan Eropa yang akan digelar pada pekan ini. Pertemuan tersebut memang ditujukan untuk menangani krisis yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun.

Sementara itu, indeks futures Standard & Poor's 500 naik 0,7% pagi ini. Pada 2 Desember lalu, indeks S&P 500 turun tipis kurang dari 0,1%.

Upaya Eropa keluar dari krisis mengerek harga minyak

Upaya Eropa keluar dari krisis mengerek harga minyak
SINGAPURA. Harga kontrak minyak di New York menanjak pagi ini. Pagi tadi, harga kontrak minyak untuk pengantaran Januari naik 0,7% menjadi US$ 101,69 per barel di posisi US$ 101,69 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 07.14 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di level US$ 101,69 per barel.

Disinyalir, kenaikan harga kontrak minyak terjadi di tengah upaya pimpinan Eropa dalam menangani krisis di kawasan tersebut yang mengancam tingkat permintaan minyak.

Asal tahu saja, Perdana Menteri Italia Mario Monti kemarin mengumumkan penghematan anggaran senilai 30 miliar euro atau US$ 40 miliar. Upaya itu untuk menekan tingkat utang Eropa.

Pertemuan bank sentral Eropa akan digelar pada 8 Desember dan rapat pimpinan Eropa dihelat pada 9 Desember mendatang.

Euro perkasa jelang pertemuan pimpinan Eropa

Euro perkasa jelang pertemuan pimpinan Eropa
TOKYO. Pergerakan euro pagi ini menguat atas dollar AS. Pada pukul 07.42 waktu Tokyo, euro menguat 0,2% menjadi US$ 1,3418 dari sebelumnya US$ 1,3391 pada 2 Desember lalu. Euro juga menguat 0,2% menjadi 104,67 yen. Sementara itu, dollar diperdagangkan tak banyak perubahan atas yen di posisi 78,02 yen.

Penguatan euro terjadi sebelum digelarnya pertemuan pimpinan Eropa pada pekan ini, di mana para pimpinan berupaya mencari solusi atas krisis utang di kawasan tersebut.

Dua sumber Bloomberg mngungkapkan, nilai dana proposal Eropa untuk menyalurkan pinjaman bank sentral melalui International Monetary Fund (IMF) diprediksi mencapai 200 miliar euro atau US$ 270 miliar.

Sang sumber juga mengungkapkan, pada pertemuan 29 November yang dihadiri oleh Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi, menteri keuangan Eropa menyetujui mengenai proposal tersebut.

Proposal tersebut menuliskan, bank sentral nasional akan melakukan recycle pendanaan melalui IMF. Sejumlah negara yang berpotensi mendapatkan pendanaan tersebut antara lain Italia atau Spanyol. Perekonomian kedua negara ini dinilai paling buruk saat ini.

"Bank Sentral Eropa tengah bersiap lebih lama seiring politisi berupaya menetapkan peraturam. Jadi sepertinya, sesuatu yang besar akan dirilis pada pertemuan minggu ini," jelas Khoon Goh, head of market economics and strategy ANZ National Bank Ltd di Wellington.

Koleksi Saham Bank dan Energi

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menduduki level 3.900 pada akhir tahun. Saham-saham apa saja yang layak untuk dikoleksi menutup tahun ini?

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya menyatakan, saat ini IHSG berada dalam posisi relatif aman. "Saat dimana para emiten yang punya kesempatan untuk tahan harga, untuk ganti nilai buku dan penyesuaian buku baru," paparnya kepada INILAH.COM akhir pekan lalu di Jakarta.

Ia memperkirakan, indeks diperkirakan akan mampu mencapai level 3.900 pada akhir tahun nanti. "Hingga akhir tahun bisa ke 3.900," tambahnya.

Menurutnya, kondisi global terutama di Eropa sudah mensinyalkan sentimen positif usai adanya kesepakatan untuk para pemimpin zona euro untuk bersama-sama menyelesaikan krisis utang. "Eropa sudah membaik. Kalau KTT nanti itu hanya untuk memastikan saja," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, data-data ekonomi AS juga mulai menunjukkan pemulihan serta sikap pemerintah China yang menurunkan besar giro wajib minimum (GWM) sebesar 50 bps ke 21% juga turut menyumbang sentimen positif."Saat ini indeks sedang dalam kondisi bullish. Profit taking pasti ada tapi tidak tepat kalau saat bullish begini," ujarnya.

Ia merekomendasikan saham-saham yang layak untuk dikoleksi seiring dengan prediksi IHSG yang berpeluang menduduki level 3.900. "Saham-saham sektor energi seperti PGAS, BORN, HRUM, BIPI. Juga saham bank, BBRI, BBCA, BMRI," tandasnya.

Selama sepekan, pergerakan IHSG selama pekan lalu mengalami penurunan sebesar 4,74 point (0,12%) dan ditutup di level 3.779,83. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan penutupan pekan lalu pada level 3.783,62.

Dari sisi sektoral, yang mengalami kenaikan selama sepekan ini hanya konsumen (consumer) sebesar 1,59% dan sisanya mengalami penurunan. Sektor yang mengalami penurunan terbesar industri dasar (basic industry) yaitu 5,10%.

Jangan Serakah pada Saham Multifinance!

INILAH.COM, Jakarta – Meski berkinerja kinclong, saham-saham mulfinance tak likuid. Hanya ADMF yang bisa di-trading-kan. Karena itu, jangan serakah masuk pada saham sektor ini.

Pada perdagangan Jumat (2/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 1,26 poin (0,03%) ke level 3.779,836. Saham PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) turun Rp50 (0,44%) ke level Rp11.100; PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) stagnan di level Rp250; CFIN turun Rp10 (2,29%) ke Rp425; dan PT Tunas Ridean (TURI) turun Rp10 (1,61%) ke level Rp610.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, beberapa emiten di sektor industri pembiayaan (multifinace) yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja yang kinclong. Tapi, hanya ADMF yang kinerja sahamnya likuid.

Selebihnya, menurut Reza, kurang likuid. Bahkan, saham yang baru IPO pun seperti PT HD Finance (HDFA) tidak likuid sehingga kurang atraktif. “Karena itu, saham-saham sektor ini sangat tidak cocok untuk trading (harian) karena pergerakannya yang tidak begitu aktif,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pergerakan saham sektor ini, hanya memanfaatkan momen-momen tertentu saja seperti kenaikan atau penurunan suku bunga. “Dari 13 saham multfinance, hanya ADMF yang pergerakannya aktif sementara WOMF tidak terlalu sering diperdagangkan,” ujarnya.

Begitu juga dengan PT BFI Finance (BFIN). Meski secara teknikal saat ini sudah berada pada area oversold (jenuh jual), secara teknikal, tidak ada potensi reversal (balik arah) menguat. “Nilai transaksi pun tipis,” papar Reza.

Padahal, kata dia, investor harus melihat likuiditas dalam transaksi untuk melihat potensi gain dalam jangka pendek. “Jadi, kalaupun masuk pada saham multifinance, susah keluar dan kalaupun mau nunggu, butuh waktu yang sangat lama,” ungkap dia.

Sementara itu, soal pembatasan kredit konsumsi oleh Bank Indonesia (BI), menurutnya, tidak berpengaruh pada emiten di sektor multifinance. Sebab, hal itu hanya berlaku bagi kredit di perbankan.

Di sisi lain, dana multifinance tidak murni dari perbankan. Menurutnya, kredit yang disalurkan berasal dari modalnya sendiri. “Meskipun, bisa juga multifinance meminjam ke bank untuk diputar dengan penyaluran kredit mereka. Suku bunga bank misalnya 5-6%, multifinance bisa membebankan ke konsumen 7-10%. Jadi, multifinace memiliki selisih spread 2-3%,” tuturnya.

Tapi, pendapatan rutin 2-3% itu, mengandaikan semua konsumen mampu bayar. Jika tidak, casflow multifinance akan terganggu juga sehingga pembayaran ke bank pun terhambat. Tapi, kredit ke multifinance, perbankan pun sudah punya kriterianya sendiri seperti Debt to Equity Ratio (DER), modal dasar, dan nilai total asetnya.

Pada saat yang sama, kata Reza, kalaupun perbankan membatasi kredit ke multifinance, emiten sektor ini masih bisa menerbitkan obligasi seperti yang sering dilakukan ADMF dan WOMF untuk menopang penyaluran kredit ke masyarakat. “Untuk masyarakat, tentu dengan bunga lebih tinggi dibandingkan yield obligasinya,” urainya.

Namun demikian, Reza menegaskan, kinerja saham sektor ini lebih banyak stagnannya. Lihat saja, ADMF yang satu grup dengan PT Bank Danamon (BDMN) saja, lebih aktif BDMN. “Karena itu, kalaupun mau masuk harus memanfaatkan momentum, baik penurunan suku bunga atau market sedang bullish. Jadi, harus benar-benar selektif,” ucap Reza.

Di atas semua itu, Reza melihat peluang pada saham-saham yang masih mengalami pergerakan seperti ADMF, WOMF dan CFIN. Menurutnya, bisa trading buy saham-saham tersebut dengan melihat besarnya likuiditas dan target gain 10-20 poin.

Tapi, dia mewanti-wanti, jika volume transaksi kecil, jangan paksakan masuk. Hingga akhir tahun, ADMF ditargetkan Rp12.000, WOMF Rp270 dan CFIN Rp495. “Jadi, jangan terlalu greedy di saham-saham ini, 5-7% dari total portopolio sudah cukup maksimal penempatan di saham sektor multifinance,” imbuhnya.

KTT Eropa dan Data AS Dukung Laju Rupiah

KTT Eropa dan Data AS Dukung Laju Rupiah
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (5/11) diprediksi menguat. Faktor teknikal, KTT Uni Eropa dan data tenaga kerja AS menjadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi penguatan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh faktor teknikal. Menurutnya, jika berpegang pada technical analysis berdasarkan indikator stochastic-nya, menandakan bearish (turun) yang artinya penguatan rupiah.

Sebab, lanjutnya, semakin turun angkanya, semakin kuat nilai tukarnya. "Paling tidak, rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.000-an. Jika cukup kuat, rupiah berpeluang menguat ke arah 8.950 dan level atasnya 9.100,” katanya kepada INILAH.COM.

Begitu juga dengan indikator teknikal lainnya. Menurut Daru, Moving Average (MA) 7, 14 dan 30 sudah menunjukkan kurva penurunan. Hanya saja, belum konfirmasi berpotongan. "Karena itu, secara teknikal, pergerakan rupiah cenderung menguat seperti pola pergerakan akhir pekan lalu dan sehari sebelumnya," ujarnya.

Hanya saja, lebih jauh ia menjelaskan, pergerakan rupiah masih lebar. Sebab, dua candle terakhir juga diiringi oleh volume perdagangan yang besar.

Sementara itu, secara fundamental, volatilitas pergerakan rupiah masih terpengaruh oleh faktor eskternal termasuk penguatan dan pelemahan mata uang utama. "Rupiah berpeluang menguat, juga karena pasar mengatisipasi hasil dari pertemuan petinggi Uni Eropa pada Jumat (9/12)," paparnya.

Secara historis, kata Daru, jelang beberapa pertemuan penting seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), pasar menyambut positif. "Tapi, setelah itu, jika tidak ada hasil yang sesuai harapan pasar seperti tidak adanya penanganan krisis utang yang komprehensif dan penyelesaian yang bersifat estafet, akan dianggap sebagai sentimen negatif," timpalnya.

Apalagi, lanjutnya, kalau dalam pertemuan itu kembali ada ketidakcocokan di antara beberapa petinggi Uni Eropa seperti yang terjadi sebelumnya antara Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dengan Kanselir Jerman Angela Merkel yang sangat alot dalam perdebatan pemberian bantuan.

Faktor lain yang memperkuat rupiah adalah positifnya rilis data tingkat pengangguran dan non-fram payrolls AS akhir pekan lalu. Bukan hanya di Indonesia tapi juga bursa Asia secara umum. "Rilis data tersebut, juga diiringi oleh pernyataan dari pejabat tentang prospek pengguran ke depan dari Departemen Tenaga Kerja," ucapnya.

Data non-farm payrolls AS bertambah 120 ribu untuk bulan November dan tingkat pengangguran turun ke level 8,6%. "Meningkatnya pertumbuhan lapangan kerja AS bulan November dan tingkat pengangguran yang turun, semakin membuktikan jika pemulihan ekonomi AS tengah memperoleh momentum," ujarnya.

Tapi, Daru menggarisbawahi, jelang akhir tahun, volatilitas rupiah memang semakin besar untuk likuidasi perusahaan asing yang tutup buku. Tujuannya likuidasi itu untuk berlibur jelang akhir tahun. "Bahkan, hari kerjanya pun pada bulan Desember lebih pendek dibandingkan bulan-bulan biasa," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (2/12) ditutup melemah 5 poin (0,05%) ke level 9.010/9.020 per dolar AS.

IHSG Rally, Bluechips Andalan Awal Pekan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik di awal pekan, Senin (5/12) diprediksikan berpeluang rally. Investor disarankan berbelanja beberapa saham bluechips unggulan.

Prediksi dari JPMorgan Riset menyebutkan, hampir sepanjang November Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam tren konsolidasi pada kisaran 3.637-3.7857 atau turun 2% dibanding pergerakan bulan sebelumnya.

Penurunan harga saham ini, lanjutnya, juga dibarengi koreksi rupiah hingga 2,9% dibandingkan Oktober. Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi besar di pasar valas, guna mencegah kejatuhan rupiah lebih dalam.

Transaksi harian bursa saham turun 27%. Sementara imbal hasil obligasi 10 tahunan pemerintah melonjak ke 6,9 % setelah sebelumnya sempat di level terendah 6,2%. Namun MSCI Indonesia Index masih outperform.

“Meski terjadi tekanan jual di pasar valas dan obligasi, market domestik masih bertahan di tengah aksi jual investor asing pada aset-aset yang dinilai beresiko,” demikian JPMorgan.

Sementara analis Yuganur Widjanarka dari HD Capital memprediksikan, peluang IHSG menembus 3.800 terbuka setelah akhir pekan lalu ditutup di atas 3.775. Namun konfirmasi penerusan rally baru terjadi setelah IHSG memecah level 3.850.

“Sebab, indikator stochastic sudah menunjukkan oversold. IHSG pekan ini diperkirakan bergerak di kisaran 3.703-3.875,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Meski begitu, retrachment indicator masih netral di Fibonacci 50%. Artinya, sinyal pembalikan tren jangka pendek dari downtrend ke uptrend belum kuat. Situasi oversold juga belum menghindarkan pasar dari aksi tekanan jual maupun profit taking

“Aksi ambil untung oleh asing bisa digunakan sebagai momen untuk akumulasi. Sebab, suku bunga BI masih tetap di 6%, dapat mendongkrak likuiditas di pasar,” lanjut Yuganur.

Ia memperkirakan, BI akan tetap mempertahankan suku bunga di level ini karena inflasi diperkirakan naik di atas 5% tahun depan. Selain BI rate 6% yang masih bisa menopang kekuatan permintaan domestik dan menjadi target inflasi jangka menengah di 5%.

Situasi ini menyebabkan Yuganur merekomendasikan saham Bumi Resources (BUMI), Adaro Energy (ADRO), Astra International (ASII) dan Alam Sutera Realty (ASRI). “Beli saham-saham ini,” ujarnya.

Untuk BUMI, bila terjadi koreksi untuk menutup price gap bawah Rp2.050-2.000, bisa dijadikan sebagai kesempatan akumulasi di emitten batubara dengan market cap tebesar dan valuasi PER/PBV termurah di sektornya ini untuk antisipasi technical rebound kembali. Target harga Rp2.300. Entry (1) Rp.2.050, Entry (2) Rp.2.000, cut loss point Rp.1.950.

Harga wajar ADRO wajar secara fundamental di atas Rp.2.400. Diperkirakan dalam waktu dekat akan mencoba adjust ke atas. Beberapa sentimen negatif seperti produksi turun dan tidak tercapainya target kinerja keuangan sudah diserap dalam koreksi harga kemarin. Target harga Rp2.050, Entry (1) Rp.1.940, Entry (2) Rp.1.910, cut loss point Rp.1.840.

Koreksi ASII akibat overbought untuk menutup price gap di Rp71.200-70.900 telah selesai. Jika bertahan diatas support minor uptrend channel (Rp70.400), maka ada skenario kembali ke high Rp72.500-73.500. Target harga Rp72.500, Entry (1) Rp.70.900, Entry (2) Rp.70.400, cut loss point Rp.69.900.

Suku bunga yang kondusif untuk pertumbuhan kredit dan penjualan residential menyebabkan ASRI diperkirakan memiliki net asset value 2012 (NAVS) sekitar Rp.840 dan net profit margin (NPM) 40%, tertinggi di sektornya. Target harga Rp465, Entry (1) Rp.440, Entry (2) Rp.430, cut loss point Rp.415.

IHSG dan rupiah berpotensi menguat

Pekan ini analis memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang melanjutkan penguatan. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga cenderung menanjak.

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, menilai pelaku pasar akan mulai mengambil posisi untuk memperbaiki kinerja menjelang akhir tahun. "Desember, biasanya mereka akan tambah portofolio," ujar Edwin, akhir pekan lalu (2/12).

Selain itu, ada beberapa sentimen positif dari luar negeri. Akhir pekan lalu, pemerintah Negeri Paman Sam mengumumkan tingkat pengangguran melandai hingga 8,6%, rekor terendah sejak Maret 2009. Hal ini membuat bursa kembali optimistis.

Secara teknikal, IHSG juga masih berada dalam tren positif. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, candle-stick membentuk pola doji yang mengindikasikan tekanan jual dan beli seimbang. Sedangkan indikator stochastic membentuk pola golden cross, menunjukkan peluang naik masih ada.

Alwi Assegaf, analis Universal Broker Indonesia, memperkirakan IHSG bergerak antara 3.750 hingga 3.830. Sementara rupiah masih berada dalam fase konsolidasi. Meski begitu, mata uang Indonesia ini masih memiliki kecenderungan menguat terhadap dollar AS.

Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Divisi Treasury BNI, menilai apresiasi euro terhadap dollar AS akan mendorong rupiah menguat. Prediksi Nurul, minggu ini rupiah akan bergerak antara Rp 8.975 sampai Rp 9.150 per dollar AS. Jumat lalu, rupiah dilego sebesar Rp 9.025 per dollar

IHSG Fluktuatif Cermati Krisis Eropa

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pekan yang cukup bersemangat pada minggu lalu. Investor secara perlahan mulai melakukan aksi beli selektif didorong kenaikan bursa global.

Investor mendapatkan semangat, terutama setelah adanya komitmen dari bank sentral dari berbagai belahan dunia untuk membantu mengatasi krisis Eropa. IHSG hanya sekali kehilangan poin di akhir pekan. Berikut pergerakan IHSG pekan lalu:
  • Senin (28/11/2011), IHSG naik tipis 9,857 poin (0,27%) ke level 3.647,049.
  • Selasa (29/11/2011), IHSG menanjak 40,720 poin (1,11%) ke level 3.687,769.
  • Rabu (30/11/2011), IHSG menanjak 27,311 poin (0,74%) ke level 3.715,080
  • Kamis (1/12/2011), IHSG melesat 66,019 poin (1,77%) ke level 3.781,099.
  • Jumat (2/12/2011), IHSG turun tipis 1,263 poin (0,04%) ke level 3.779,836.

Sementara bursa Wall Street akhir pekan berakhir flat, namun secara mingguan mencetak kenaikan hingga 3%. Wall Street flat setelah data menunjukkan tingkat pengangguran AS turun ke titik terendahnya dalam 2,5 tahun terakhir.

Pada perdagangan Jumat (2/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 0,61 poin (0,01%) ke level 12.019,2. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah tipis 0,30 poin (0,02%) ke level 1.244,28, sementara Nasdaq menguat tipis 0,73 poin (0,03%) ke level 2.626,93.

Krisis Eropa akan memasuki fase krusial minggu ini. Investor dari berbagai belahan dunia akan menantikan babak baru dari penyelesaian krisis Eropa yang sudah berkepanjangan. IHSG pada perdagangan Senin (5/12/2011) diprediksi akan bergerak tipis cenderung menguat, bersamaan dengan pergerakan bursa regional lainnya.

Bursa-bursa regional pagi ini bergerak menguat tipis. Berikut pergerakan bursa regional Senin pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 menguat 38,59 poin (0,45%) ke level 8.682,34.
  • Indeks KOSPI menguat 3,72 poin (0,19%) ke level 1.919,76.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, Candlestick IHSG membentuk Bearish Harami yang mengindikasikan sinyal Bearish Reversal. Namun dari pergerakan indikator, stochastic masih bergerak uptrend dan MACD berpotensi membentuk golden cross dengan Histogram dengan memasuki area positif. Pada perdagangan Senin (5/12), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3729-3833 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. HRUM, ROTI, dan LPCK.

Panin Sekuritas:
Terlihat kenaikan sepanjang pekan lalu mulai tertahan di hari Jumat. Investor memanfaatkan momentum akhir pekan untuk melakukan profit taking. Meski demikian kami melihat sepanjang pekan lalu mulai ada akumulasi baik dari investor lokal maupun asing. Stabilnya kondisi makro ekonomi, dimana inflasi dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan sesuai dengan target membuat Indonesia menjadi alternatif investasi ketika kondisi di Eropa penuh ketidakpastian. Dukungan dari konsumsi dalam negeri membuat hingga saat ini perekonomian Indonesia masih cenderung stabil meski ada kecenderungan menurunnya angka ekspor akibat dampak dari krisis hutang Eropa. Mengawali pekan ini kami proyeksikan indeks akan bergerak mixed dengan kisaran support-resistance 3.740-3.809.

(qom/qom)