Selasa, 06 Desember 2011

Eropa Terancam Resesi, IHSG-Rupiah Kompak Melemah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 28 poin berbarengan dengan tertekannya mata uang rupiah. Ancaman resesi uni Eropa dan melambatnya ekonomi AS membuat investor khawatir.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.085 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.030 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 6,837 poin (0,19%) ke level 3.773,956 menyusul adanya ancaman penurunan peringkat negara-negara di Eropa oleh S&P. Bursa Asia yang tertekan juga memberi sentimen negatif.

Tekanan jual terus terjadi sejak dibukanya perdagangan pagi tadi, mengantarkan indeks ke teritori negatif. Indeks sama sekali tak menyentuh zona hijau hingga siang ini.

Pada penutupan sesi I perdagangan, IHSG melemah 26,661 poin (0,71%) ke level 3.754,132 akibat tekanan jual di saham-saham lapis dua. Saham-saham ini sebelumnya sudah menguat cukup tinggi.

Posisi terbawah indeks disinggahi pada perdagangan sesi II, yaitu di level 3.736,409. Tekanan jual semakin marak terjadi di saham-saham yang sudah naik pada perdagangan sebelumnya.

Menutup perdagangan, Selasa (6/12/2011), IHSG melemah 28,119 poin (0,75%) ke level 3.752,674. Sementara Indeks LQ 45 turun 5,188 poin (0,78%) ke level 664,428.

Investor semakin menghindari aset-aset berisiko tinggi akibat krisis Eropa yang semakin panjang dan tak kunjung usai. Aksi beli semakin semakin minim karena investor berniat keluar sejenak dengan mengurangi portofolio.

Saham-saham yang terkena tekanan jual antara lain berbasis aneka industri, diikuti dengan konsumer dan properti. Hanya satu sektor industri yang menguat, yaitu indeks sektor infrastruktur.

Investor masih khawatir ekonomi dunia terimbas krisis utang Eropa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Pasalnya, sebanyak 17 negara di Eropa terancam diturunkan peringkatnya oleh lembaga rating S&P.

Tekanan jual banyak dilakukan investor lokal, saham-sahamnya kemudian ditampung oleh pemodal asing. Terlihat dari transaksi investor asing yang tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 295,723 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 94.757 kali pada volume 2,765 miliar lembar saham senilai Rp 3,417 triliun. Sebanyak 160 saham naik, sisanya 160 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) kembali memotong tingkat suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin menjadi 4,25% Pemotongan serupa juga sebelumnya dilakukan pada awal November.

Pemotongan ini dilakukan dalam rangka antisipasi penyebaran krisis Eropa dan AS yang siap menyebar kemana-mana. Tingkat inflasi Australia yang terkendali juga menjadi salah satu alasan diturunkannya tingkat suku bunga tersebut.

Pergerakan bursa-bursa di regional tidak banyak berubah hingga sore ini, masih terperangkan di zona merah. Bursa saham Jepang memimpin koreksi dengan melemah lebih dari satu persen.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 7,32 poin (0,31%) ke level 2.325,90.
  • Indeks Hang Seng anjlok 237,46 poin (1,24%) ke level 18.942,23.
  • Indeks Nikkei 225 ambles 120,82 poin (1,39%) ke level 8.575,16.
  • Indeks Straits Times melemah 7,94 poin (0,29%) ke level 2.758,29.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 500 ke Rp 108.500, Astra Agro (AALI) naik Rp 250 ke Rp 22.250, Goodyear (GDYR) naik Rp 200 ke Rp 9.200, dan Multi Prima (LPIN) naik Rp 150 ke Rp 2.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.450 ke Rp 62.850, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 900 ke Rp 38.750, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 750 ke Rp 7.100, dan Adira Finance (ADMF) turun Rp 400 ke Rp 10.700.


(ang/qom)

Lokal Jual, IHSG Sesi I Ditutup Turun Hampir 1%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Selasa (6/12) ini IHSG turun 0,68% ke level 3.754,93.

Penurunan indeks pagi ini seiring koreksi yang terjadi di bursa regional. Shanghai turun 0,78%, Hang Seng turun 1,51%, KLSE turun 0,65%, Nikkei turun 1,20%, STI turun 0,96%, dan Seoul turun 1,08%.

Aksi jual terpantau lebih banyak dilakukan investor lokal. Sementara asing malah lebih banyak melakukan aksi beli dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp149,23 miliar.

Sebanyak 154 saham tercatat turun siang ini, 41 saham naik, dan 88 saham masih stagnan.

Volume perdagangan siang ini mencapai 1,11 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,09 triliun. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,71% ke level 664,81, sementara JII turun 0,12% ke level 528,07.

Bursa AS masih berhasil ditutup di teritori positif semalam seiring sentimen positif dari optimisme langkah penghematan anggaran di Italia dan rencana Jerman serta Perancis merevisi aturan di Uni Eropa untuk lebih merekatkan integrasi fiskal di Uni Eropa. Namun demikian, sentimen negatif muncul di akhir perdagangan setelah lembaga rating S&P menyatakan akan menurunkan rating 15 negara di Uni Eropa termasuk Jerman dan Perancis jika Uni Eropa gagal merumuskan langkah konkret solusi krisis utang di summit akhir pekan ini.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah GGRM turun 2,52%, HMSP turun 1,79%, ITMG turun 1,63%, DSSA turun 3,47%, MYOR turun 1,81%, dan EMTK turun 8,47%.

Inilah Saham Layak Trading di Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG diprediksi negatif hingga penutupan seiring rencana downgrade S&P terhadap 17 negara Uni Eropa. Namun, ada saham secondliner dan bluechip yang layak trading.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti bakal melemah. “Indeks memiliki support 3.750 dan jika tembus target pelemahan berikutnya 3.720. Sementara itu, resistance indeks di level 3.780,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (6/12).

Pelemahan indeks hari ini dipicu oleh lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s Rating Service yang akan menurunkan (down grade) peringkat utang 17 negara Eropa yang bakal memasuk fase resesi dengan tingkat Gross Domestic Product (GDP) 0,6%. “Down grade itu direspon negatif oleh bursa Asia sehingga berimbas negatif juga bagi IHSG,” ujarnya.

Purwoko Faktor S&P menjadi fokus utama market hari ini. Menurutnya, tanda-tanda pelemahan indeks sudah ada sejak kemarin. Di sisi lain, pasar juga menantikan (wait and see) hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Kamis (8/12) dan Jumat (9/12).

Dalam situasi ini, Purwoko merekomendasikan positif saham-saham yang masih bergerak aktif terutama pada saham-saham second liner sehingga bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk trading. Sebab, saham-saham besar cenderung mendapat tekanan. Salah satu saham second liner pilihannya adalah saham terbitan PT Surya Semesta Internusa (SSIA). “Untuk SSIA, saya rekomendasikan buy on weakness,” ujarnya.

Saham-saham pilihan second liner lainnya adalah adalah PT ABM Investama (ABMM) yang baru listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Duta Kirana Finance (DKFT) dan PT Modernland Realty (MDLN). Untuk saham bluechipnya, direkomendasikan PT Jasa Marga (JSMR) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang lebih aman untuk trading. “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut,” imbuh Purwoko.

Tekanan Jual Bikin IHSG Melemah 26 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 26 poin akibat tekanan jual di saham-saham lapis dua. Saham-saham ini sebelumnya sudah menguat cukup tinggi.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 6,837 poin (0,19%) ke level 3.773,956 menyusul adanya ancaman penurunan peringkat negara-negara di Eropa oleh S&P. Bursa Asia yang tertekan juga memberi sentimen negatif.

Tekanan jual terus terjadi sejak dibukanya perdagangan pagi tadi, mengantarkan indeks ke posisi terendahnya di 3.757,224. Indeks sama sekali tak menyentuh zona hijau hingga siang ini.

Pada penutupan sesi I perdagangan, Selasa (6/12/2011), IHSG melemah 26,661 poin (0,71%) ke level 3.754,132. Sementara Indeks LQ 45 turun 4,810 poin (0,71%) ke level 664,806.

Mayoritas indeks sektoral di lantai bursa terkena tekanan jual sehingga terjebak di zona merah. Namun, masih ada beberapa sektor yang mampu menguat, yaitu aneka industri dan infrastruktur meski dengan poin yang tipis.

Investor makin khawatir ekonomi dunia terimbas krisis utang Eropa. Pasalnya, sebanyak 17 negara di Eropa terancam diturunkan peringkatnya oleh lembaga rating S&P.

Sentimen ini mendorong aksi jual di lantai bursa. Investor mengamankan portofolionya sebelum jatuh semakin dalam. Aksi jual banyak dilakukan di saham-saham berbasis industri dasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 52.588 kali pada volume 1,426 miliar lembar saham senilai Rp 1,885 triliun. Sebanyak 41 saham naik, sisanya 154 saham turun, dan 88 saham stagnan.

Bursa-bursa Asia mengalami tekanan yang serupa dengan IHSG. Krisis Eropa yang semakin panjang membuat para pelaku pasar menghindari pembelian di aset-aset berisiko.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 18,11 poin (0,78%) ke level 2.315,12.
  • Indeks Hang Seng anjlok 289,93 poin (1,51%) ke level 18.889,76.
  • Indeks Nikkei 225 ambles 106,61 poin (1,23%) ke level 8.589,37.
  • Indeks Straits Times melemah 24,71 poin (0,89%) ke level 2.741,52.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 300 ke Rp 22.300, Multi Prima (LPIN) naik Rp 150 ke Rp 2.150, Unilever (UNVR) naik Rp 150 ke Rp 18.050, dan Telkom (TLKM) naik Rp 100 ke Rp 7.350.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.650 ke Rp 63.650, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 700 ke Rp 38.300, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 650 ke Rp 39.000, dan Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 400 ke Rp 11.100.

(ang/qom)

Sesi I, IHSG melorot akibat tersengat sentimen global

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersengat sentimen global sepanjang sesi I. Pada pukul 12.00, indeks ditutup dengan penurunan 0,71% menjadi 3.754,132.

Sekitar 143 saham dilanda aksi jual. Sedangkan 37 saham naik dan 83 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini terbilang sepi karena hanya melibatkan 1,426 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,885 triliun.

Sembilan sektor kompak memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar adalah sektor keuangan turun 1,09%, sektor pertambangan turun 1,02%, dan sektor consumer goods turun 0,91%.

Sementara itu, saham-saham yang bercokol di posisi top losers di antaranya: PT Sat Nusapersada (PTSN) turun 10,84% menjadi Rp 74, PT Asuransi Bintang (ASBI) turun 10,17% menjadi Rp 265, dan PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) turun 8,47% menjadi Rp 2.700.

Sedangkan saham-saham yang berhasil menduduki posisi top gainers antara lain: PT Multi Prima Sejahtera (LPIN) naik 7,50% menjadi Rp 2.150, PT Summarecon Agung (SMRA) naik 4,72% menjadi Rp 1.110, dan PT Triwira Insanlestari (TRIL) naik 3,77% menjadi Rp 55.

Seperti yang diketahui, mayoritas bursa global dan regional mencatatkan penurunan setelah Standard & Poor's mengancam akan menurunkan peringkat utang 15 negara Eropa.

Berkorelasi positif dengan pasar saham, harga kontrak emas melandai

Berkorelasi positif dengan pasar saham, harga kontrak emas melandai
SINGAPURA. Harga kontrak emas siang ini mengalami penurunan. Asal tahu saja, pada pukul 11.32 waktu Jakarta, harga kontrak minyak untuk pengantaran Desember melorot 18,80 poin menjadi US$ 1.711,90 per troy ounce. Sementara, harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari turun 18,60 poin menjadi US$ 1.715,90 per troy ounce.

Disinyalir, penurunan harga kontrak emas ini terkait dengan pernyataan Standard & Poor's yang mengancam untuk menurunkan peringkat rating 15 negara Eropa, termasuk di dalamnya Jerman dan Prancis. Pernyataan tersebut menyebabkan pasar saham dan komoditas global melorot pagi ini. Termasuk di dalamnya harga emas.

"Dalam jangka pendek, harga emas sepertinya akan berkorelasi negatif dengan dollar AS dan korelasi positif dengan pasar saham seperti yang kita lihat sekarang," jelas Wang Yonghong, analis Guotai Junan Futures Co.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, S&P bilang, Jerman dan Prancis kemungkinan akan kehilangan peringkat utang AAA miliknya. Sebab, krisis utang yang melanda Benua Biru memaksa S&P me-review kembali peringkat utang 15 negara Euro dengan kemungkinan penurunan peringkat.

Enam negara Eropa dengan rating AAA merupakan beberapa negara yang peringkat utangnya akan diberikan outlook negatif. Selain itu, peringkat utang mereka akan diturunkan tergantung dari hasil pertemuan Uni Eropa pada 9 Desember mendatang.

Investor antisipasi pernyataan S&P, harga kontrak minyak menyusut

Investor antisipasi pernyataan S&P, harga kontrak minyak menyusut
SYDNEY. Harga kontrak minyak dunia mencatatkan penurunan dari level tertinggi dalam tiga pekan terakhir di New York. Penyebabnya, investor berspekulasi bahwa permintaan minyak akan jeblok di tengah upaya Eropa untuk menangani krisis utangnya.

Asal tahu saja, pagi tadi, harga kontrak minyak untuk pengantaran Januari turun 61 sen menjadi US$ 100,38 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 14.47 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di level US$ 100,44. Kemarin, harga kontrak minyak sempat naik 3 sen menjadi US$ 100,99, yang merupakan level penutupan tertinggi sejak 16 November lalu. Jika dihitung, lonjakan harga minyak sudah naik 12% dalam setahun terakhir.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Januari turun 0,5% menjadi US$ 109,28 per barel di ICE Futures Europe exchange.

"Pasar sudah mengantisipasi dampak dari krisis Eropa terhadap pertumbuhan global," jelas Michael McCharthy, chief market strategist CMC Markets Asia Pacific Pty.

Goldman: Ekonomi AS-Eropa Masih Sulit di Awal 2012

Goldman: Ekonomi AS-Eropa Masih Sulit di Awal 2012
INILAH.COM, Jakarta - Kondisi pada semester pertama 2012 masih akan sulit, baik di Eropa dan di Amerika Serikat.

Hal ini disampaikan Abby Joseph Cohen, strategi investasi senior Goldman Sachs kepada CNBC. Dia juga memperkirakan bahwa kebijakan fiskal AS akan lebih ketat.

"Namun, semua hal akan mulai terlihat lebih baik pada semester kedua tahun depan," ujarnya dalam prediksi terbarunya.

Menurut Cohen, saham akan tetap undervalued sampai kepercayaan dibangun kembali. "Masih banyak masalah yang perlu diselesaikan. Walaupun kita berpikir tidak ada resesi global pada tahun 2012, dengan beberapa negara di Eropa sudah dalam menuju resesi," katanya.

"Apakah itu satu tahun dari sekarang, beberapa kuartal dari sekarang, suku bunga kemungkinan besar akan menuju ke atas," kata Cohen. Sehingga, lanjutnya, investor jangka panjang, termasuk dana pensiun, harus berfokus pada ekuitas dan komoditas. "Penilaian sudah cukup menarik," katanya seraya menambahkan bahwa saham berada dalam ekonomi yang suram dan sekenario profit.

Ini merupakan tahun sulit bagi pengelola reksa dana, banyak di antaranya telah underperformed. Untuk pertumbuhan inti fund, lebih dari 70 persen menjadi 80 persen dari fubnd manager underperformed, menurut Cohen.

Itu menunjukkan bahwa celah penilaian relatif di berbagai sektor, saham, dan pasar sedang melebar, dan itu bisa memberikan kesempatan yang baik bagi manajer portofolio untuk berhati-hati pada tahun 2012.

Meskipun ekonomi AS akan bullish, dia tidak akan memberikan jawaban pasti tentang apakah dia percaya AS akan menjadi pasar pilihan dalam 10 sampai 20 tahun mendatang.

Bursa Asia melorot, pergerakan yen perkasa atas euro

Bursa Asia melorot, pergerakan yen perkasa atas euro
TOKYO. Pergerakan yen pagi ini tampak perkasa terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pada pukul 12.42 waktu Tokyo, yen menguat 0,3% menjadi 104,01 per euro. Sementara, posisi yen terhadap dollar tak banyak berubah di level 77,82. Sedangkan euro melemah 0,3% menjadi US$ 1,3365.

Pelemahan yen terjadi setelah mayoritas indeks acuan di pasar saham Asia mencatatkan penurunan untuk kali pertama dalam tujuh hari. Pemicu penurunan adalah pernyataan Standard & Poor's yang mengancam akan menurunkan peringkat utang Jerman, Prancis, dan 13 negara Eropa lainnya. Asal tahu saja, indeks MSCI Asia Pacific turun 1,3% siang ini.

"Kita melihat adanya akis beli atas yen seiring dilakukannya penyebaran risiko oleh investor. Peringatan S&P memicu kecemasan mengenai kenaikan biaya pinjaman dan dampak dari krisis di kawasan tersebut," papar Lee Wai Tuck, strategist Forecast Pte di Singapura.

Sekadar tambahan informasi, S&P bilang, Jerman dan Prancis kemungkinan akan kehilangan peringkat utang AAA miliknya. Sebab, krisis utang yang melanda Benua Biru memaksa S&P me-review kembali peringkat utang 15 negara Euro dengan kemungkinan penurunan peringkat.

Enam negara Eropa dengan rating AAA merupakan beberapa negara yang peringkat utangnya akan diberikan outlook negatif. Selain itu, peringkat utang mereka akan diturunkan tergantung dari hasil pertemuan Uni Eropa pada 9 Desember mendatang.

Peringatan S&P menyebabkan rupiah loyo

Peringatan S&P menyebabkan rupiah loyo
JAKARTA. Pergerakan rupiah pagi ini tampak lunglai. Pada pukul 10.16, rupiah melemah 0,3% menjadi 9.085 per dollar AS.

Pelemahan rupiah terjadi akibat kecemasan investor mengenai krisis utang Eropa yang kian memuncak sehingga akan memperlambat pertumbuhan global. Jika itu terjadi, tingkat permintaan aset-aset emerging market juga akan terpangkas.

Hal itu terbukti dari pergerakan pasar saham Asia pagi ini. Indeks MSCI Asia Pacific melorot setelah Standard & Poor's mengancam untuk menurunkan peringkat utang Jerman, Prancis, dan 13 negara Eropa lainnya.

"Pasar saham regional melorot setelah indeks S&P mengingatkan akan kemungkinan pemangkasan peringkat utang 15 engara Eropa. Bank Indonesia terus mengawasi pasar untuk memastikan pergerakan rupiah tidak terlalu volatil," jelas Mika Martumpal, senior market analyst PT Bank Commonwealth kepada Bloomberg.

Rp 1.000 Segera Berganti Menjadi Rp 1

Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan pemerintah tengah merumuskan Undang-Undang mengenai Redenominasi (penyederhanaan nilai mata uang rupiah). Namun sudah dapat dipastikan penyederhanaan rupiah akan mengurangi tiga angka nol.

"UU sedang disusun memang tidak mudah tetapi untuk penyederhanaan rupiah sudah bisa dipastikan mengurangi 3 angka nol," kata Ketua Tim Pengaturan Sistem Pembayaran BI, Puji Atmoko kepada detikFinance di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2011).

Menurut Puji, dalam pembahasan bersama pemerintah ada yang meminta angka nol dikurangi sampai empat digit. Tetapi sudah mengerucut hingga hanya 3 angka nol.

"Jadi ketika Rp. 1000 nanti akan menjadi Rp. 1," tuturnya.

Dijelaskan Puji, dalam penyusunan UU Redenominasi perlu studi khusus yang memang masih dilakukan bank sentral. Dalam UU tersebut nantinya proses sosialisasi jadi langkah inti dalam pelaksanaan redenominasi.

Sebelumnya, Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan BI bersama pemerintah telah menyelesaikan harmonisasi pasal-pasal dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi Rupiah. Setelah harmonisasi selesai, bank sentral bersama pemerintah akan mengajukan RUU tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dimasukkan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas).

"Redenominasi sedang dalam proses pengajuan RUU-nya. Ya itu nanti kan masuk dalam Prolegnas terlebih dahulu, namun proses harmonisasi sudah selesai," ungkap Darmin.

Menurutnya, proses pengajuan RUU ini memang tidak mudah karena harus berdiskusi di bawah Wakil Presiden RI langsung. "Tetapi ini kan harus dilakukan harmonisasi terlebih dahulu yang itu sudah selesai karena memang harmonisasi itu harus ada," jelasnya.

Sebelumnya, Darmin berjanji sebelum masa pensiunnya sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) selesai, proses redenominasi rupiah sudah berjalan. Masa jabatan Darmin akan berakhir di 2013.

"Sebelum masa jabatan habis saya ingin membuat BI itu lebih baik. Banknya beres, moneter beres termasuk redenominasi," ujar Darmin beberapa waktu lalu.

Proses redenominasi saat ini koordinator pelaksananya berada di tangan Wakil Presiden RI. Darmin optimistis, sebelum masa jabatannya berakhir di 2013, proses penyederhanaan mata uang rupiah ini akan berjalan lancar.

Redenominasi merupakan proses penyederhanaan nilai mata uang rupiah. Dalam kajian sebelumnya, redenominasi akan menghilangkan 3 nol dalam nominal rupiah sekarang, namun tidak akan mengurangi nilainya. Misalnya adalah uang Rp 1.000.000 nantinya menjadi Rp 1.000 namun nilainya tidak berkurang.

BI beberapa kali menegaskan, redenominasi bukanlah sanering karena nilai rupiah tidak akan berkurang setelah redenominasi. BI memperkirakan proses redenominasi akan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Tahapan pertama yang dilakukan bank sentral yakni sosialisasi yang semula dilaksanakan di tahun ini.

(dru/qom)

Kekhawatiran Rating Utang EU Hantam Saham Asia

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia pada perdagangan Selasa (6/12) diawali dengan pelemahan akibat kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa yang muncul kembali setelah Standard and Poor's memperingatkan kemungkinan akan memangkas rating utang jangka panjang 15 negara-negara zona euro.

Lembaga pemeringkat ini menempatkan 15 negara euro zona, termasuk lokomotif ekonomi Jerman dan Perancis, pada kredit dengan pandangan negatif pada hari Senin, pergeseran yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana sinyal perubahan mungkin terjadi dalam tiga bulan.

Para pemimpin Uni Eropa akan melakukan pertemuan pada hari Kamis dan Jumat untuk mencari kesepakatan mengenai rencana penyelamatan, sementara Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menurunkan bunga pada pertemuan kebijakan rutin pada Kamis.

Reuters melaporkan FTSE CNBC Asia 100 indeks, yang mengukur pasar di Asia turun 0,1 persen. Benchmark Nikkei average Jepang turun setelah reli selama 3 hari setelah pernyataan Standar & Poor's. Nikkei average dibuka turun 0,6 persen ke 8.644,97, sementara yang lebih luas Topix turun 0,41 persen menjadi 745.55.

Saham Seoul menyelinap juga disebabkan berita Standar & Poor's yang memperingatkan kemungkinan akan memangkas peringkat kredit negara di zona euro. Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 0,3 persen menjadi 1.917,4.

Saham Australia jatuh 0,4 persen pada perdagangan awal, mengakhiri reli enam sesinya karena kekhawatiran pada utang zona Euro. Benchmark S & P/ASX 200 indeks turun 16,9 poin ke 4.306,3. Indeks naik 0,8 persen pada hari Senin untuk keuntungan keenam. Saham tambang emas Newcrest menyelinap 2,2 persen ke $34,60 setelah emas turun 1,5 persen dalam semalam akibat kekhawatiran utang di Zona Euro.

Indeks benchmark Selandia Baru NZX 50 indeks turun 0,3 persen menjadi 3.291,9.

Ancaman penurunan rating negara Benua Biru menyebabkan bursa Asia memerah

Ancaman penurunan rating negara Benua Biru menyebabkan bursa Asia memerah
TOKYO. Sejumlah indeks acuan di kawasan Asia ditransaksikan melorot. Sebut saja, indeks Nikkei Stock Average yang turun 0,4%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,2%, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%.

Alhasil, indeks acuan di kawasan Asia ikut melorot. Pada pukul 09.33 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% menjadi 118,01. Dari sepuluh sektor yang diperdagangkan, hanya ada dua sektor yang berhasil naik. Sementara, delapan lainnya menurun.

Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia antara lain: Toyota Motor Co yang turun 0,7% di Tokyo, Tosoh Corp turun 3,5% di Tokyo, dan Newcrest Mining Ltd turun 2,5% di Sydney.

Sentimen negatif yang mewarnai pergerakan bursa Asia pagi ini adalah pernyataan Standard & Poor's yang mengancam akan menurunkan peringkat uatng 15 negara Eropa, termasuk di dalamnya Prancis dan Jerman seiring kian memburuknya krisis utang di Benua Biru tersebut.

Bursa Jepang pagi ini memerah setelah pernyataan S&P

Bursa Jepang pagi ini memerah setelah pernyataan S&P
TOKYO. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa Jepang mencatatkan penurunan pagi ini. Pada pukul 09.05 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2%. Sedangkan indeks Topix turun 0,5%.

Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Toyota Motor Corp yang turun 1,5%, Kyocera Corp turun 1%, dan Ricoh Co turun 1%.

Aksi jual yang melanda bursa Negeri Sakura itu terjadi setelah S&P menyatakan akan memangkas rating utang negra-negara besar Eropa dari level AAA seiring memburuknya krisis utang di kawasan tersebut.

"Keputusan S&P memang sudah diprediksi. Ada kecemasan defisit anggaran akan memburuk di sejumlah negara Eropa seperti Italia dan Spanyol. Dan hal itu juga akan mendorong penurunan rating dari obligasi pemerintah," jelas Fumiyuki Nakanishi, analis SMBC Friend Securities Co.

Penguatan Wall Street Tertahan Rencana S&P

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (5/12) meskipun tertahan dengan keputusan S&P ntuk memasukan semuan negara Uni Eropa dala downgrade.

Indeks Dow naik 0,6% e 12,097, indeks Nasdaq naik 1,1% ke 2.655 dan indeks S&P naik 1,03% ke 1.257. Indeks masih bisa reli dari pekan lalu setelah Prancis dan para pemimpin Jerman menyelesaikan kesepakatan soal solusi krisis Eropa.

Saham JPMorgan yang naik 3,6% masih menopang penguatan Dow disusul saham Bank of America yang naik ,6%. Sementara S&P didukung penguatan sektor keuangan dan teknisi, demikian mengutip yahoofinance.com.

Lembaga pemeringkat S&P rencananya akan memasukan 17 negara Eropa dalam menurunkan peringkat. Alasannya akibat krisis utang yang makin mendalam. Langkah ini mengisyaratkan downgrade dalam 90 hari.

"Ini adalah konsekuensi jika Prancis dan Jeran menalangi semua karena Uni Eropa merupakan kesatuan fiskal dan moneter," kata Brian Battle, dari Trust Capital Partners.

Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy dan Kanslir Jerman Angela Merkel melakukan pertemuan untuk menyiapkan usulan integrasi fiskal. Rencananya usulan ini akan disampaikan daam KTT Uni Eropa, Jumat pekan ini.

BI Rate dan KTT Eropa Masih Perlemah Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (6/12) diprediksi melemah. Pasar masih meragukan hasil KTT Eropa dan antisipasi pemangkasan BI rate.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir memperkirakan, rupiah akan mengalami pelemahan terbatas. Salah satunya, karena hari ini, ada pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya ke level 4,25% dari level 4,50%.

Karena itu, rupiah akan melemah. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.030-9.100 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Tapi, kata Firman, pada awal sesi, rupiah cenderung menguat. Sebab, semalam ada pidato dari Gubernur Fed of Chicago, Charles L Evans yang sedikit dovish sehingga memperlemah dolar AS. "Dovish adalah sebuah outlook ekonomi moneter yang secara umum mendukung suku bunga lebih rendah," ujarnya.

Hanya saja, lanjut Firman, hingga penutupan, pelemahan rupiah masih akan terjaga. Sebab, pasar ragu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Kamis (8/12) hingga Jumat (9/12) akan menghasilkan solusi jitu atas krisis utang Eropa. "Sebab, pasar berkaca pada pertemuan-pertemuan sebelumnya," paparnya.

Di sisi lain, kata Firman, pasar juga mengantisipasi kemungkinan Bank Indonesia memangkas BI rate sebesar 25-50 basis poin dari level saat 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (8/12).

Sementara itu, Firman menambahkan, data-data yang dirilis di AS sudah diprediksi variatif sehingga pengaruhnya netral ke market. "Indeks sektor jasa AS memang diprediksi meningkat, tapi angka pesanan pabriknya diperkirakan turun," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (5/12) ditutup melemah 50 poin (0,55%) ke level 9.060/9.075 per dolar AS.

Saatnya Main di 'Second Liners' Properti

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Selasa (6/12) diperkirakan masih menguji peluang rally , meski ada kemungkinan koreksi. Rekomendasinya, trading jangka pendek saham-saham lapis kedua.

Pengamat pasar modal OSK Nusadana, Tasrul Tanar memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mengkonfirmasi rally yang temporer. Sebab, indeks menguat tipis tanpa didukung kenaikan volume perdagangan.

“Setidaknya, kenaikan IHSG harus bertahan lama di atas level 3.800 dan menguji level 3.850,” ujarnya ketika berbincang dengan INILAH.COM.

Peluang IHSG ke level 3.850, lanjutnya, akan menemui hambatan yang berarti dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan sebagian besar saham-saham berkapitalisasi besar sudah dalam posisi overbought. "Setiap kenaikan IHSG akan lebih banyak dimanfaatkan investor untuk aksi ambil untung,” lanjut Tasrul.

Tren konsolidasi, kata Tasrul, masih akan berlangsung pada pergerakan IHSG di jangka pendek. Dengan kemungkinan terjadi koreksi mengarah ke 3.750. Indikator teknikal indeks Dow Jones, sinyal koreksinya cukup kuat untuk pergerakan harian dan mengarah ke 11.800.

Ia memperkirakan, second liners sektor properti diperkirakan akan menjadi saham-saham yang aktif diperdagangkan untuk jangka pendek. Dengan katalis, suku bunga Bank Indonesia (BI) akan dipertahankan. “Apalagi, beberapa bank besar sudah menurunkan suku bunga kredit,” imbuhnya.

Dalam kondisi ini, Tasrul merekomendasikan beberapa saham seperti Alam Sutera Realty (ASRI), Kawasan Industri Jababeka (KIJA), Ciputra Development (CTRA) dan Sentul City (BKSL). “Beli saham-saham properti ini,” tandasnya.

Untuk kali pertama dalam tiga hari, harga kontrak minyak menurun

Untuk kali pertama dalam tiga hari, harga kontrak minyak menurun
SYDNEY. Harga kontrak minyak ditransaksikan melorot untuk kali pertama dalam tiga hari. Pagi tadi, harga kontrak minyak untuk pengantaran Januari turun 0,6% menjadi US$ 100,41 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 10.10, kontrak yang sama berada di level US$ 100,60 sebarel.

Penurunan harga minyak terjadi setelah Standard & Poor's bilang pihaknya berkemungkinan mencabut peringkat utang AAA dari Prancis dan Jerman. Selain itu, badan pemeringkat internasional ini juga mempertimbangkan untuk menurunkan peringkat utang 15 negara Eropa.

Inilah Saham Pilihan Selasa (6/12)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (6/12) diperkirakan mixed dengan kecenderungan menguat dengan kisaran 3.720-3.805.

Demikian mengutip hasil riset analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, kemarin. IHSG kemarin ditutup stagnan di 3.780,79 setelah naik 0,96 poin atau 0,03%. Volume perdagangan mencapai 5,1 miliar saham senilai Rp3,01 triliun. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp287,9 miliar.

"Kami melihat investor masih cenderung wait and see terkait pertemuan European Summit dalam rangka mencari penyelesaian masalah krisis hutang di regional tersebut," katanya.

Pasar Eropa kemarin sore dibuka menguat pascapersetujuan Italia terkait langkah penghematan anggaran sebesar 30M Euro.

Sementara analis saham AM Capital, Andre Mahardika merekomendasikan saham IGAR dengan saran beli di 470 dan jual di 480-495 dengan stop loss di 460. Secara teknikal saham IGAR masih akan berspekulasi bullish mendekati resistence, lakukan trading jangka pendek.

Saham BJBR disarankan beli di 900 dan jual di 930-970 dengan stop loss di 880. Saham BJBR belum mengkonfirmasi tekanan beli yang meningkat dan status bullish lemah menunggu konfirmasi perdagangan selanjutnya. Saham BJBR masih boleh trading buy jangka pendek.

Menurutnya, IHSG secara teknikal masih akan ada koreksi dulu, nNamun koreksi masih terbatas. IHSG masih akan melanjutkan kenaikan kembali setelah ada koreksi. "Saya menyimpulkan IHSG masih berada di status bullish dengan range 3.730-3.899," katanya.

IHSG Dibayangi Ancaman Penurunan Peringkat Eropa

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak sideways untuk kedua kalinya, ditutup hanya naik super tipis tak sampai satu poin. Investor belum berani menempatkan dana di aset-aset yang berisiko.

Pada perdagangan awal pekan, Senin (5/12/201), IHSG ditutup naik tipis 0,957 poin (0,02%) ke level 3.780,793. Sementara Indeks LQ 45 ditutup menguat tipis 0,115 poin (0,01%) ke level 669,616.

Ancaman penurunan peringkat negara-negara besar di Eropa akan membayangi pergerakan bursa regional. Mengikuti pelemahan bursa regional, IHSG pada perdagangan Selasa (6/12/2011) diprediksi kembali bergerak melemah.

Kemarin Saham-saham di bursa Wall Street ditutup menguat. Namun penguatan itu dibayangi oleh ancaman penurunan peringkat negara-negara besar di Eropa.

Pada perdagangan Senin (5/12/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat 78,41 poin (0,65%) ke level 12.097,83. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 12,80 poin (1,03%) ke level 1.257,08 dan Nasdaq menguat 28,83 poin (1,10%) ke level 2.655,76.

Lembaga pemeringkat Standard & Poor's 500 mengumumkan telah menempatkan peringkat Jerman, Prancis dan sejumlah negara Eropa lainnya pada 'Credit Watch Negative', sebuah langkah untuk penurunan peringkat.

Pengumuman itu langsung menggerus pergerakan bursa regional. Berikut posisi bursa regional Selasa pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 51,01 poin (0,59%) ke level 8.644,97.
  • Indeks KOSPI melemah 7,21 poin (0,37%) ke level 1.915,69.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
Indeks kemarin bergerak sideways pada perdagangan kemarin. Kami melihat investor masih cenderung wait and see terkait pertemuan European Summit dalam rangka mencari penyelesaian masalah krisis hutang di regional tersebut. Pasar Eropa kemarin sore dibuka menguat pasca persetujuan Italia terkait langkah penghematan anggaran sebesar 30M Euro. Kami perkirakan hari ini indeks bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dengan kisaran support-resistance 3.720-3.805

eTrading Securities:
Secara teknikal, IHSG kembali bergerak terkonsolidasi dengan candlestick membentuk pola doji. Garis MA 5 dan MA 20 berpotensi membentuk golden cross sementara MACD telah berhasil membentuk golden cross. Pada perdagangan Selasa (6/12), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3729-3833 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. UNVR, JSMR, dan PTPP.

(qom/qom)

Jalan Tol dan Properti, Ada Simbiosis Mutualisme

INILAH.COM, Jakarta –Saham-saham sektor infrastruktur jalan tol dinilai sangat prospektif. Apalagi, emiten yang merambah properti seperti JSMR. Sebab, ada simbisis mutualisme jalan tol-properti.

Analis dari Capital Bridge Indonesia Aji Martono mengatakan, sektor infrastruktur jalan tol dengan properti merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Properti akan bagus, jika infrastruktur jalannya tersedia dengan baik.

Menurutnya, pengembang properti, akan dengan mudah menjualnya jika akses jalan tolnya juga mudah. “Jika tidak ada jalan tol, apa mau orang tinggal di Cibubur, Bekasi atau Tangerang dengan penghidupan di Jakarta. Jadi, ada simbiosis mutualisme antara properti dengan jalan tol,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Senin (5/12), saham PT Jasa Marga (JSMR) stagnan di level Rp3.800; PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) naik Rp10 (0,67%) ke level Rp1,490; PT Bakrieland Development (ELTY) turun Rp1 (0,92%) ke level Rp107; dan PT Rukun Raharja (RAJA) naik Rp130 (25%) ke level Rp630 per saham. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Hingga akhir tahun, bagaimana Anda melihat prospek saham-saham sektor infrastruktur jalan tol?
Saham BUMN yakni JSMR menjadi leader di sektor jalan tol, diikuti CMNP dan RAJA. Tapi, ELTY juga sudah menggarap jalan tol selain properti. Kinerja emiten sektor ini cukup baik sehingga harga sahamnya sangat prospektif. Sebab, hingga saat ini masih tidak seimbang antara load dari kendaraan dengan lebarnya jalan. Karena itu, ruas-ruas lain yang dikerjakan JSMR dan emiten tol lainnya akan memberikan revenue yang signifikan.

Selain itu?
Dengan kenaikan tarip tol tiap tahunnya yang disesuaikan dengan inflasi, tentu mumpuni menambah cash perusahaan di sektor ini. Termasuk RAJA, meski dalam kategori saham lapis kedua, Jumat (2/12), mengalami autoreject karena kenaikan 23%. Semua saham di sektor ini sangat prospektif.

Bagaimana dengan JSMR yang sudah mulai merambah ke sektor properti?
Itu sangat positif. Sebab, infrastruktur jalan tol dengan properti merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Properti akan bagus, jika infrastruktur jalannya tersedia dengan baik. Pengembang properti, akan dengan mudah menjualnya jika akses jalan tolnya mudah.

Jika tidak ada jalan tol, apa mau orang tinggal di Cibubur, Bekasi atau Tangerang dengan penghidupan di Jakarta. Jadi, ada simbiosis mutualisme antara properti dengan jalan tol. Karena itu, jalan tol yang dibangun JSMR akan membuka akses dengan mudah ke pengembang properti emiten ini. Dari sisi kinerja pun, JSMR masih kinclong, leader dan jadi mesin uang pemerintah sebagai operator tol Jagorawi maupun Cikampek.

Bagaimana dengan faktor valuasi?
Dari sisi valuasi Price Earnings Ratio (PER) 2011, memang CMNP paling murah 5,75 kali; sedangkan JSMR 18,24 kali; ELTY 21,67 kali; dan RAJA 28,89 kali. CMNP juga berencana Right Issue tanpa HMETD (pemesanan efek terlebih dahulu) di level Rp1.200. Memang, CMNP paling murah, tapi leader di sektor ini tetap saja JSMR karena total asetnya yang luar biasa.

Kalau begitu, berapa target harga saham-saham tersebut hingga akhir 2011?
Hingga akhir 2011, saya targetkan, harga JSMR akan kembali ke harga tertingginya Rp4.225 yang sekaligus sebagai resistance dan support di level Rp3.675. Begitu juga dengan CMNP yang akan terus bergerak menuju level tertingginya Rp1.740 dengan PER yang kecil dan support di angka Rp1.440.

Sementara itu, fluktuasi saham ELTY tidak pasti. Target resistance Rp124 dengan support Rp98. Sedangkan RAJA naik ke level resistance Rp520 pada Jumat (2/12) yang merupakan titik balik di level resistance. Resistance selanjutnya sebenarnya adalah Rp640 dengan support Rp460.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan buy untuk JSMR dan CMNP. Penurunan saham JSMR dan CMNP justru memberikan potential up yang signifikan. Sedangkan untuk ELTY dan RAJA, dengan pola trading jangka pendek, saya rekomendasikan speculative buy. Terutama RAJA yang ujug-ujug meroket dengan volume transaksi cukup besar.

Indeks futures AS melaju tersokong optimisme Eropa

Indeks futures AS melaju tersokong optimisme Eropa
TOKYO. Indeks futures AS mencatatkan kenaikan pagi ini. Pada pukul 08.47 waktu New York, indeks futures S&P 500 yang habis masa berlakunya bulan Desember naik 1,4% menjadi 1.260,50. Sepanjang pekan lalu, indeks S&P sudah reli 7,4%. Sementara, indeks futures Dow Jones naik 1,2% menjadi 12.144.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa AS adalah: Bank of America, JPMorgan Chase & Co, dan Morgan Stanley yang naik masing-masing 2,4%. Selain itu, MetLife Inc juga reli 3,8% dan Dollar General Corp naik 1%.

"Ini merupakan pekannya Eropa. Ada beberapa ekspektasi dan kabar baik yang berasal dari Eropa untuk menyelesaikan krisisnya," jelas James Paulsen, chief investment strategist Wells Capital Management.

Optimisme investor atas pertemuan Uni Eropa di Paris, Senin (5/12), menjadi salah satu pemicu kenaikan Wall Street. Seperti yang diketahui, Pertemuan antara Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel dianggap bisa menghasilkan solusi bagi krisis utang negara-negara Eropa.

IHSG menanti mufakat Eropa

JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah hari ini tidak akan jauh berbeda dengan kemarin. Analis memprediksi hari ini IHSG dan rupiah hanya bergerak datar dengan kecenderungan naik tipis.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai minimnya sentimen membuat pelaku pasar kembali mengambil posisi wait and see. Selain itu, pelaku pasar masih menunggu kelanjutan penyelesaian krisis utang di kawasan Eropa.

Akhir pekan ini, para pemimpin Eropa akan kembali bertemu di Brussel. Pertemuan ini penting lantaran hasil pertemuan ini akan menentukan arah penanganan krisis dan masa depan mata uang Euro. "Sentimen positif dari pertemuan ini bisa membawa IHSG kembali bergerak naik," kata Satrio, Senin (5/12).

Muhammad Alfatih, analis Samuel Sekuritas menambahkan, IHSG masih berpeluang menguat hingga akhir tahun karena dorongan window dressing. "Akhir tahun biasanya ada window dressing, sehingga IHSG bisa terdorong naik," kata Alfatih.

Analis juga memperkirakan rupiah akan terus berada dalam fase konsolidasi hingga akhir pekan. "Sampai hasil dari perundingan pemimpin Eropa muncul, rupiah cenderung konsolidasi," kata Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures.

Analis memprediksi hari ini IHSG bergerak dalam kisaran support 3.725-3.750 dan resistance 3.800-3.815. Sementara nilai tukar rupiah bergerak di kisaran sempit, dari Rp 9.010 hingga Rp 9.090 per dollar Amerika Serikat (AS).

Ancaman Rating Eropa Bayangi Wall Street

New York - Saham-saham di bursa Wall Street ditutup menguat. Namun penguatan itu dibayangi oleh ancaman penurunan peringkat negara-negara besar di Eropa.

Investor semula optimistis setelah Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan Jerman dan Prancis akan mencapai kesepakatan untuk mengontrol fiskal Eropa lebih ketat, yang akan divoting pada Jumat mendatang.

Namun kabar baik itu tergerus setelah Financial Times melaporkan potensi penurunan peringkat dari sebagian besar negara-negara Eropa. Dan setelah penutupan perdagangan, Standard & Poor's 500 mengumumkan telah menempatkan peringkat Jerman, Prancis dan sejumlah negara Eropa lainnya pada 'Credit Watch Negative', sebuah langkah untuk penurunan peringkat.

"Pasar merasa telah meninggalkan kekhawatiran untuk beberapa waktu dan sekarang mereka harus menemuinya lagi," jelas Bruce Zaro, analis dari Delta Global Asset Management seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/12/2011).

Pada perdagangan Senin (5/12/2011), indeks Dow Jones ditutup menguat 78,41 poin (0,65%) ke level 12.097,83. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 12,80 poin (1,03%) ke level 1.257,08 dan Nasdaq menguat 28,83 poin (1,10%) ke level 2.655,76.

Indeks sektor finansial GSPF naik 2,1% dan memimpin penguatan. Saham Citigroup tercatat naik 5,9% menjadi US$ 29,83, Morgan Stanley naik 6,8% ke level US$ 16,57.

Salah satu yang mencetak penurunan terbesar adalah MetLife Inc yang naik hingga 3,7% ke level US$ 32,92, setelah perusahaan asuransi jiwa AS itu mengumumkan proyeksi pertumbuhan pendapatan hingga 7% meski pada kuartal IV di bawah ekspektasi.

Namun perdagangan tidak terlalu ramai dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 7,18 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 7,96 miliar lembar saham.

(qom/qom)