Senin, 12 Desember 2011

Saham Unggulan Diburu, IHSG Rebound 32 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound 32 poin akibat perburuan saham-saham unggulan. Sentimen positif datang dari Eropa yang berniat memperketat anggaran demi melawan krisis.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis di posisi Rp 9.045 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu di posisi Rp 9.030 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menanjak 20,891 poin (0,55%) ke level 3.780.500 menyambut rencana pengetatan anggarajn oleh negara-negara Eropa dalam menghadapi krisis. Bursa-bursa di Asia juga mayoritas menguat.

Angin segar dari kesepakatan pengetatan anggaran yang terintegrasi di Eropa membuat para pelaku pasar optimistis. Aksi beli marak terjadi di saham-saham unggulan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melaju 41,014 poin (1,09%) ke level 3.800,623 akibat perburuan di saham-saham unggulan berbasis properti, bank dan konsumer.

Setela mencapai puncaknya di posisi 3.803,705, laju penguatan indeks sedikit tertahan. Pasalnya, terjadi beberapa aksi ambil untung memanfaatkan posisi indeks yang sudah tinggi.

Menutup perdagangan awal pekan, Senin (12/12/2011), IHSG menanjak 32,540 poin (0,87%) ke level 3.792,149. Sementara Indeks LQ 45 melaju 6,724 poin (1,01%) ke level 670,181.

Seluruh indeks sektoral pun kompak menguat, dipimpin oleh indeks saham properti. Rata-rata penguatan sektor industri ini lebih dari satu persen.

Aksi beli tak hanya dilakukan investor lokal, tetapi juga asing. Namun sayangnya, perburuan saham hari ini tidak mampu mempertahankan posisi indeks di level 3.800.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 133.386 kali pada volume 4,951 miliar lembar saham senilai Rp 4,501 triliun. Sebanyak 139saham naik, sisanya 74 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional akhirnya bergerak mixed sore ini, padahal pagi tadi mayoritas masih menguat. Bursa saham China terkoreksi cukup dalam hingga lebih dari satu persen.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 23,73 poin (1,02%) ke level 2.291,54.
  • Indeks Hang Seng turun tipis 10,57 poin (0,06%) ke level 18.575,66.
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 117,36 poin (1,37%) ke level 8.653,82.
  • Indeks Straits Times naik tipis 5,49 poin (0,20%) ke level 2.700,09.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.900 ke Rp 74.950, Waran Central Omega (DKFT-W) naik Rp 709 ke Rp 710, Century Textille (CNTX) naik Rp 700 ke Rp 8.100, dan Mayora naik Rp 400 ke Rp 13.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sumi Indo (IKBI) turun Rp 140 ke Rp 1.060, Chandra Asri (TPIA) turun Rp 125 ke Rp 2.175, Fajar Surya (FAZW) turun Rp 125 ke Rp 3.775, dan BFI Finance (BFIN) turun Rp 100 ke Rp 5.700.

(ang/qom)

BI : 2012, rupiah berpotensi melemah

BI : 2012, rupiah berpotensi melemah
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tahun depan, rupiah bakal bergerak di bawah asumsi APBN 2012, yakni antara Rp 8.900 hingga Rp 9.000 per dollar AS.

“Asumsi di APBN 2012 yang Rp 8.800 per dollar AS belum memasukkan krisis yang terjadi pada September 2011. Jadi, mungkin ada sedikit pelemahan dari sana. Tapi tidak akan bergerak jauh dari Rp 8.900 atau maksimal Rp 9.000 per dollar AS untuk rata-rata per tahun. ” kata Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, Senin (12/12).

Hartadi menuturkan pelemahan yang dialami rupiah sepanjang tahun ini masih lebih baik dibandingkan pada saat krisis 2008. Ketika itu, rupiah pernah menyentuh titik terendah hingga Rp 12.000 per dollar AS. Namun, tahun ini rupiah melemah maksimal di level Rp 9.100 per dollar AS.

Rupiah rata-rata melemah sebesar 3,74% ke level Rp 8.933 per dollar AS pada kuartal keempat 2011. Namun, secara keseluruhan sepanjang tahun 2011 nilai tukar rupiah secara rata-rata mengalami apresiasi sebesar 3,87% (ytd) ke level Rp 8.742 dari Rp 9.080 per dolar AS pada akhir tahun sebelumnya.

Berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) rata-rata volatilitas rupiah tercatat turun menjadi 0,46% dibandingkan kuartal keempat 2011 dari 0,49% pada kuartal sebelumnya. Rupiah rata-rata melemah sebesar 3,74% ke level Rp 8.933 per dollar AS pada kuartal keempat 2011. Namun, secara keseluruhan sepanjang tahun 2011 nilai tukar rupiah secara rata-rata mengalami apresiasi sebesar 3,87% (ytd) ke level Rp 8.742 dari Rp 9.080 per dolar AS pada akhir tahun sebelumnya.

Euforia KTT Reda, Bursa Eropa Memerah

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa melemah pada perdagangan Senin (12/12) karena kekhawatiran hasil KTT Uni Eropa yang mengharuskan penghematan anggaran akan menekan pertumbuhan ekonomi.

Indeks FTSE turun 0,3% ke 5.509, indeks CAC turun 0,3% ke 3.162 dan indeks DAX turun 0,7% ke 5.942. Pada pekan lalu indeks saham Eropa telah naik 1,3%. Kenaikan itu dipicu kesepakatan Uni Eropa melakukan aturan disiplin anggaran dn menyediakan dana 200 miliar uero untuk pinjaman bilateral.

"Langkah pertama telah disepakati, namun jalan masih panjang dan berliku terhadap pelaksanaan penghematan. Sebab dampaknya sangat negatif terhadap pertumbuhan ekonomi 2012," kata Philippe Gijsels, kepala riset di BNP Paribas Fortis Global Markets yang dikutip dari yahoofinance.com.

Kondisi ini diperkirakan kalangan swasta akan menyebabkan sulit mencapai target pertumbuhan dan laba perusahaan. Indeks sektor saham turun 0,3% dengan banyaknya bank yang memiliki eksposur obligasi negara Uni Eropa. Penurunan dipimpin saham Societe Generale hingga 3,1%.

Bursa Eropa bergerak mixed seperti indeks Hang Seng turun 0,06%, indeks Nikkei aik 1,3%, indeks Shanghai turun 1,02%, indeks ASC naik 1,1%, indeks Kospi naik 1,3%, indeks STI naik 0,2%, indeks KLSE turun 0,8%.

Ekonomi Dunia Tak Menentu, Indonesia Bisa Jadi Safe Haven

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyebut, perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia punya posisi menguntungkan di tengah situasi ekonomi dunia yang tak menentu. Indonesia paling menjanjikan imbal hasil investasi, dibandingkan Eropa atau Amerika Serikat (AS).

"Perekonomian AS sendiri lambat tumbuh. Eropa tidak bisa menjanjikan apa-apa. Surat-surat berharga negara-negara Eropa sudah keluar dari Eropa, dan memang safe haven masih di surat berharga Amerika," kata Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono di Jakarta, Senin (12/12/2012).

"Emerging market, seperti Indonesia masih punya kesempatan. Kalau kita bisa memanfaatkan kesempatan ini sebagai safe haven, salah satu dampak Eropa pada surat-surat berharga pemerintah dan nilai tukar," tambahnya.

Hartadi menjelaskan, melemahnya ekonomi dunia menjadikan ekspektasi rendah atas pertumbuhan dunia. Beragam analisa dari lembaga keuangan menyebut, ekonomi dunia hanya dapat tumbuh 5% di 2012. Pelemahan ekonomi global diikuti oleh turunnya harga komoditas dan inflasi yang menurun.

"Dampak negatif dari situasi global ini, di financial sector. Kami di BI, bersama-sama pemerintah memfokuskan diri bagaimana financial sector tetap tahan. Meski kita tahu ini tercermin pada fluktuasi, tekanan depresiasi di pasar surat berharga karena sebagian investor keluar dan keluar dari Indonesia," tuturnya.

Saat ini, kebijakan yang telah dan akan dilakukan bank sentral adalah menjaga pasar SBN dan nilai tukar rupiah. "Kami terapkan strategi stabilkan bonds market agar investor confident untuk stay longer di Indonesia meski kondisi luar memburuk," tuturnya.

"Setelah kita beli bonds, kita serap kembali dengan valas. Kita jual valasnya, kita serap rupiahnya. Dengan dual strategi yang kita lakukan, ini bisa stabilkan bonds market bersama-sama dengan menstabilkan nilai tukar," ucap Hartadi.

Lanjutnya, pelemahan nilai tukar masih cukup besar. Ini terjadi karena permintaan valas tidak hanya dari investor pasar obligasi, melainkan juga untuk membayar utang, repatriasi profit. "Ini biasanya terjadi di kuartal akhir," tegasnya.

(wep/ang)

Reli 1,09%, IHSG mendarat di level 3.800 pada sesi pagi

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup sumringah di sesi perdagangan pagi ini. Laju penguatan seluruh sektor mendongkrak otot indeks, sehingga berhasil reli 1,09% ke posisi 3.800,623.

Sektor konstruksi memimpin dengan kenaikan sebesar 3,35%. Diikuti, sektor aneka industri yang naik 1,90%, juga sektor industri dasar yang maju 1,44%.

Tercatat 153 saham bergerak naik. Sementara 45 saham masih tertekan, dan 75 saham lainnya belum bergerak dari posisi penutupan akhir pekan lalu.

Transaksi di sesi pagi melibatkan sekitar 2,736 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 1,703 triliun.

Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang melejit 25% ke level Rp 600, dan saham PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) yang juga maju 25% ke Rp 500 menduduki peringkat teratas saham top gainers, siang ini. Disusul, saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang maju 24,62% ke Rp 405.

Sementara, saham-saham yang terdepak ke posisi top losers, yaitu saham Eratex Djaja Tbk (ERTX) yang tumbang 15% ke Rp 170. Lalu, saham Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) yang jatuh 11,67% ke Rp 1.060.

Melaju 41 Poin, IHSG Rehat di 3.800

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 41 poin akibat perburuan di saham-saham unggulan berbasis properti, bank dan konsumer. Indeks berhasil nongkrong di level 3.800.

Membuka perdagangan awal pekan, IHSG menanjak 20,891 poin (0,55%) ke level 3.780.500 menyambut rencana pengetatan anggarajn oleh negara-negara Eropa dalam menghadapi krisis. Bursa-bursa di Asia juga mayoritas menguat.

Angin segar dari kesepakatan pengetatan anggaran yang terintegrasi di Eropa membuat para pelaku pasar optimistis. Aksi beli marak terjadi di saham-saham unggulan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (12/12/2011), IHSG melaju 41,014 poin (1,09%) ke level 3.800,623. Sementara Indeks LQ 45 menanjak 8,058 poin (1,21%) ke level 671,515.

Saham-saham yang paling banyak diburu pada perdagangan hari ini berbasis bank dan konsumer. Setelah satu pekan terakhir berjalan di zona merah, kini IHSG melenggang di teritori jalur positif.

Aksi beli oleh investor asing pun berlanjut, hingga siang ini investor asing telah melakukan pembelian bersih dengan nilai yang belum terlalu tinggi.

Seluruh indeks sektoral pun kompak menguat, dipimpin oleh indeks saham properti. Rata-rata penguatan sektor industri ini lebih dari satu persen.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 70.412 kali pada volume 2,736 miliar lembar saham senilai Rp 1,702 triliun. Sebanyak 165 saham naik, sisanya 46 saham turun, dan 81 saham stagnan.

Rata-rata bursa-bursa di Asia masih bisa mempertahankan penguatannya di zona hijau. Namun sayang, bursa saham China masih terjebak di teritori negatif.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 10,47 poin (0,45%) ke level 2.304,80.
  • Indeks Hang Seng menanjak 264,47 poin (1,42%) ke level 18.850,70.
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 140,14 poin (1,64%) ke level 8.676,60.
  • Indeks Straits Times menguat 19,27 poin (0,72%) ke level 2.713,87.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.600 ke Rp 74.650, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 950 ke Rp 63.450, Waran Central Omega (DKFT-W) naik Rp 749 ke Rp 750, dan Century Textille (CNTX) naik Rp 700 ke Rp 8.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sumi Indo (IKBI) turun Rp 140 ke Rp 1.060, Chandra Asri (TPIA) turun Rp 125 ke Rp 2.175, Duta Pertiwi (DPNS) turun Rp 40 ke Rp 690, dan MNC (MNCN) turun Rp 30 ke Rp 1.370.

(ang/qom)

Net Foreign Buy, IHSG Kembali ke Level 3.800

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada penutupan sesi I perdagangan hari ini.

IHSG ditutup ke 3.801,126 atau naik 41,517 poin (1,1%) dan indeks LQ45 naik 1,21% ke 671.52. Semua sektor bertahan di zona hijau, dengan sektor properti memimpin kenaikan sebesar 3,34% diikuti sektor aneka industri sebesar 1,89%.

Jumlah saham naik 166, saham turun 47, dan saham stagnan 81. Nilai transaksi yang tercatat cenderung sepi yaitu sebesar Rp1,45 triliun dengan volume 2.166.809.500. Asing kembali masuk dan memborong saham dengan nilai transaksi net foreign buy sebesar Rp108,84 miliar.

Tiga Sektor Saham Pilihan Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi bakal bertahan pada teritori positif seiring integrasi fiskal Uni Eropa. Rekomendasi saham infrastruktur, semen, dan alat berat.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik bakal bertahan pada teritori positif hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan mengarah ke level resistance 3.820 dan support 3.777,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (12/12).

Menurutnya, penguatan indeks hari ini dipicu oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)Uni Eropa akhir pekan laludi mana 26 negara Eropa telah menyetujui terobosan baru dalam integrasi fiskal.“Memang, integrasi fiskal ini berupa pengetatan fiskal sehingga mengurangi pertumbuhan,” ujarnya.

Tapi, Purwoko menegaskan, keputusan KTT itu tetap jadi sentiment positif. Pasalnya, pengetatan fiskal menjadi salah satu syarat untum mendapatkan bailout. “Jadi, dalam situasi krisis, kebijakan ini memang yang harus diambil,” papar Purwoko.

Di sisi lain, lanjutnya, indeks juga mendapat dukungan positif dari data Consumer Confidence Index AS yang angkanya dirilis di atas ekspektasi. “Karena itu, bursa regional hari ini mendarat di teritori positif rata-rata 1%. Straits Times Singapura positif 0,74%,” ujarnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, level 3.800 merupakan level resistance psikologis dan sudah ditembus pada sesi pertama perdagangan. Jika volume perdagangan masih terus membesar pada perdagangan sesi dua yang menandakan kuatnya daya beli indeks akan bertahan kuat pada teritori positif. “Apalagi, jika pembukaan bursa Eropa pada teritori positif,” tuturnya.

Dalam situasi, Purwoko merekomendasikan positif saham-saham di sektor infrastruktur BUMN seiring ekspektasi window dressing. Di sisi lain, Undang-undang Pertanahan yang baru, juga akan berpengaruh positif pada saham-saham tesebut.“Selain itu, sektor semen dan alat berat juga direkomendasikan,” paparnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (PTPP), PT Adhi Karya (ADHI), PT Semen Gresik (SMGR) dan PT United Tractor (UNTR). “Saya rekomendasikan trading buy saham-saham tersebut, karena situasi market belum benar-benar aman,” imbuh Purwoko.

IMF:Kesepakatan Baru Bukan Solusi Total Krisis

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) menilai, kesepakatan yang telah dicapai pemimpin negara-negara Eropa bukanlah solusi komplit untuk menuntaskan krisis Eropa.

"Saya sebenarnya lebih optimis pada bulan lalu, saya pikir telah ada kemajuan," ungkap Kepala Ekonom IMF Olivier Blanchard dalam konferensi bisnis Globes di Tel Aviv, seperti dikutip dari CNBC.com, Senin (12/12).

"Apa yang terjadi di minggu terakhir ini penting: itu bagian dari solusi, tapi bukan solusi total." tambahnya. Sayangnya, ia tidak mengatakan langkah lebih lanjut yang dibutuhkan.

Pada hari Jumat (9/12) lalu, para pemimpin Eropa sepakat untuk menyusun perjanjian baru terkait integrasi ekonomi yang lebih dalam di zona euro. Meski Inggris, negara ekonomi terbesar ketiga di kawasan ini, menolak untuk bergabung dengan 17 negara euro dan 9 negara Uni Eropa lainnya dalam serikat fiskal.

Ketiak dikonfirmasi, apakah pernyataan yang beragam dari para pembuat kebijakan di Eropa menyebabkan volatilitas di pasar, ia mengatakan bahwa banyak volatilitas yang berasal dari laporan di Eropa. "Hal ini menunjukkan berbagai pendapat dan ketidakmampuan untuk mendapatkan keputusan yang logis." tuturnya.

Para pemimpin Uni Eropa juga sepakat negara-negara zona euro dan lain-lain harus menyediakan hingga 200 miliar euro atau sekitar US$270 miliar dalam bentuk pinjaman bilateral kepada IMF untuk membantu mengatasi krisis, dengan 150 miliar euro disumbang dalam mata uang euro.

"Komitmen untuk memberikan 200 miliar euro membuat perbedaan besar dalam arti bahwa kita sekarang dapat pergi keluar dan berbicara dengan negara-negara lain sembari berujar 'Orang Eropa telah memberikan kami uang, Anda bisa bantu?".Apakah ini memberi kita bazoka keseluruhan atau tidak, saya harap begitu."

Kemudian ketika dikonfirmasi apakah keputusan Inggris untuk mengisolasi dirinya langkah yang tepat bagi perekonomian, ia enggan menjawab detil. "Saya pikir itu masalah bagi orang Eropa untuk memutuskan." tandasnya.

Harga emas tergerus karena investor memburu dollar

Harga emas tergerus karena investor memburu dollar
SINGAPURA. Harga emas tergelincir, seiring menguatnya dollar AS. Mata uang safe haven ini perkasa di tengah kekhawatiran krisis utang Eropa masih bertahan, bahkan setelah para pemimpin menyepakati soal fiskal di Eropa. Penguatan dollar meredupkan daya tarik emas sebagai sebagai investasi alternatif.

Emas untuk pengiriman segera turun 0,2% ke level US$ 1.707,65 per ons troy, dan diperdagangkan di US$ 1.709,85 pada pukul 10.21 waktu Singapura. Sementara, kontrak emas untuk pengiriman Februari di Comex, New York, tergerus 1,2% ke posisi US$ 1.696,3 per ons troy pada pukul 11.30 di Jakarta.

Pekan lalu, Uni Eropa dipimpin Jerman dan Perancis menyepakati aturan pengetatan anggaran dan menmabah dana talangan senilai 200 miliar euro (US$ 267 miliar) untuk kawasan Euro.

Namun, analis Everbright Futures Co. Sun Yonggang menilai, pasar belum melihat Eropa membuat rencana yang bisa efektif menyelesaikan inti permasalahan di Eropa, yaitu mengurangi utang negara. "Isu yang belum terselesaikan di Eropa akan menjaga dollar tetap kuat terhadap euro, sehingga ini akan menekan harga emas," ujarnya.

Meski begitu, Everbright Futures menyebut, permintaan investasi emas masih kuat, seperti terlihat pada exchange-traded funds (ETF). Kepemilikan emas di ETF mencapai rekor tertinggi yaitu sebanyak 2.358,206 metrik tons pada 6 Desember lalu.

Dollar AS menguat 0,2% terhadap enam mata uang utama dunia, setelah tertekan 0,3% pada 9 Desember.

Dana Rp 225 Triliun Keluar dari Negara Berkembang Akibat Krisis Eropa

Zurich - Krisis utang yang terjadi di Eropa berdampak ke negara-negara berkembang, terutama di kawasan Eropa Timur. Dana-dana keluar dari kawasan tersebut mencapai US$ 25 miliar atau sekitar Rp 225 triliun hanya untuk periode Agustus-September.

Investor melakukan repatriasi dananya dari negara-negara berkembang ke tempat-tempat investasi yang dianggap lebih aman. Demikian hasil studi dari Bank for International Settlements (BIS) seperti dikutip dari AFP, Senin (12/12/2011).

Harga saham-saham di negara berkembang juga turun tajam selama September. Menurut peneliti BIS, hal itu menunjukkan investor menjual aset-aset yang berisiko untuk mengurangi volatilitas portofolio.

Negara-negara berkembang yang terkena pukulan keras akibat risk aversion atau penarikan dana-dana adalah negara-negara di Eropa Tengah dan Timur.

Repatriasi dana-dana dari negara-negara berkembang itu berhubungan dengan aliran dana masuk ke kawasan Eropa sebesar US$ 85 miliar, yang merupakan hasil dari pengurangan aset di luar Uni Eropa dan sebagian besar mengalir ke Prancis.

Menurut laporan BIS, trend tersebut mengkhawatirkan analis karena setiap pengurangan di wilayah kredit bank Eropa ke perusahaan-perusahaan dan ruma tangga di pasar negara berkembang dapat memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Sementara bank-bank besar --yang terkena dampak krisis Yunani termasuk Commerzbank Jerman dan Unicredit Italia yang mengambil porsi hingga sepertiga dari kerugian sebesar 10,6 miliar-- juga telah mengatakan mereka akan mengurangi kredit baru ke kawasan tersebut.

Austria juga telah menerapkan disiplin yang lebih besar pada perbankan, terutama yang memiliki kredit besar ke Kroasia, Republik Ceko, Hongaria dan Rumania.

Sementara Sydney Morning Herald menuliskan, kawasan-kawasan di Asia menjadi bagian yang rentan dari masalah modal perbankan global. Riset BIS menunjukkan negara berkembang Asia akan terkena ekspose yang besar jika terjadi krisis kredit.

BIS menyatakan, negara-negara Asia mendapatkan utang lebih jauh dari kreditor asing dibandingkan kawasan lain dan sebagian besar berupa utang jangka pendek. Berdasarkan dua hal, Asia Pasifik sepertinya menjadi kawasan yang paling terekspos oleh penarikan dana tiba-tiba.

"Hingga akhir Juni 2011, hampir dua pertiga dari seluruh klaim internasional di kawasan tersebut masih memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun," jelas BIS.

Meski menghadapi risiko-risiko tersebut, namun BIS menilai kredit ke Asia masih tumbuh cepat hingga Juni, dengan ekspansi mencapai US$ 108 miliar atau 9%, berkat pertumbuhan yang cepat di China.

(qom/qom)

Minyak reli sebelum OPEC menggelar pertemuan

Minyak reli sebelum OPEC menggelar pertemuan
SYDNEY. Kontrak minyak mentah diperdagangkan di level tertinggi dua hari, di New York. Reli harga minyak terjadi di saat Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) bersiap melakukan pertemuan untuk membahas kuota produksi. Sementara itu, pemimpin Eropa memperkenalkan kesepakatan fiskal baru untuk meredam krisis utang dan melawan resesi.

Minyak WTI untuk pengiriman Januari naik 16 sen ke posisi US$ 99,57 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 10.41 waktu Sydney. Sebelumnya, pada 9 Desember lalu, kontrak yang sama maju 1,1% ke level US$ 99,41 per barel. Ini kenaikan terbesar lebih dari sepekan terakhir.

Adapun, minyak Brent untuk pengiriman Januari bertahan di level US$ 108,62 per barel di ICE Futures Europe, London.

Menteri Perminyakan Iran Rostam Qasemi menyebut, beberapa anggota OPEC harus mengurangi produksi untuk mengakomodasi kembalinya suplai minyak mentah Libya dan peningkatan produksi Irak. OPEC akan bertemu di Wina pada 14 Desember mendatang.

Dari Eropa, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan, pembuat kebijakan di Eropa akan fokus melaksanakan perjanjian yang disepakati pada pekan lalu, yaitu memperketat aturan-aturan anggaran dan memberikan tambahan dana talangan 200 miliar euro ke zona Euro secepat mungkin.

Bursa Asia rebound seiring optimisme terhadap Eropa & AS

Bursa Asia rebound seiring optimisme terhadap Eropa & AS
TOKYO. Bursa saham Asia rebound, mengakhiri koreksi dua hari berturut-turut yang terjadi pada pekan lalu. Investor kembali membeli aset berisiko, setelah para pemimpin Eropa meningkatkan dana talangan dalam pertemuan di Brussels pada akhir pekan lalu. Apalagi, indeks kepercayaan konsumen AS melebihi ekspektasi pasar.

Indeks MSCI Asia Pacific reli 0,9% ke 116,11 pada pukul 09.20 waktu Tokyo. Sekitar 11 saham naik berbanding setiap satu saham yang jatuh. Pada pekan lalu, indeks acuan bursa regional ini tumbang 2,2%. Ini terjadi setelah Standard & Poor's menyebut akan memangkas peringkat utang Jerman, Perancis dan 13 negara di tengah kian mendalamnya krisis utang di zona Euro.

Sementara, pagi ini, indeks Nikkei 225 sudah maju 1,45%. Lalu, indeks Kospi naik 1,5%, dan indeks S&P/ASX 200 menguat 1,25%.

Shane Oliver, kepala strategi investasi dari AMP Capital Investors Ltd. menilai, situasi di Eropa bergerak dalam arah yang benar. Namun, pasar perlu melihat lebih banyak kabar positif dari Eropa sebelum bisa meyakini itu. "Ini saat yang tepat untuk meningkatkan taruhan di pasar, apalagi jelang akhir tahun, di mana biasanya harga saham bergerak naik," ujarnya di Sydney.

Beberapa saham berkapitalisasi besar menyokong bursa. Di antaranya, saham Sony Corp, yang mengandalkan 21% penjualannya ke Eropa, naik 1,9% di Tokyo. Lalu, saham produsen mesin konstruksi dengan pasar terbesar di China, Komatsu Ltd. maju 2%, karena spekulasi China akan melonggarkan kebijakan moneter. Saham perusahaan tambang dan minyak terbesar di Australia, BHP Billiton Ltd. juga reli 2,3% di Sydney, setelah harga tembaga dan minyak mentah naik.

Rupiah bisa menguat tipis

Rupiah bisa menguat tipis
JAKARTA. Sentimen positif mulai berembus di pasar keuangan Indonesia. Setelah pekan lalu cenderung bergerak melemah, analis memperkirakan pekan ini rupiah bisa menguat.

Leo Putra Rinaldy, ekonom Bank Mandiri, menganalisis hasil pertemuan para pemimpin Eropa akhir pekan lalu akan mendorong optimisme pelaku pasar. Dalam pertemuan tersebut, anggota Uni Eropa sepakat melakukan penyatuan fiskal.

Langkah European Central Bank (ECB) memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 0,75% akan berimbas positif bagi mata uang regional, termasuk rupiah. "Langkah tersebut diharapkan dapat menggerakkan kembali roda perekonomian di Eropa," kata Leo, akhir pekan lalu.

Rupiah juga akan mendapat energi dari pasar saham. Analis memprediksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga akan menguat pekan ini.

Selain itu Leo menilai masih ada peluang investor asing kembali menempatkan dana di pasar efek Indonesia. Buktinya, sampai saat ini asing masih mencatatkan net buy di pasar saham. Porsi asing di SUN juga besar. "Ini artinya minat asing terhadap Indonesia masih tinggi," tandas Leo.

Meski akan cenderung menguat, analis memprediksi hari ini mata uang Indonesia ini hanya akan menguat tipis. Pengamat ekonomi David Sumual memprediksi hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 9.100 per dollar Amerika Serikat. Pasalnya, meski kondisi di Eropa saat ini lebih kondusif, pelaku pasar tetap waspada terhadap ancaman krisis.

Sekadar mengingatkan, akhir pekan lalu rupiah ditutup di Rp 9.050 per dollar AS.

Inilah Tiga Saham Ritel yang Atraktif

INILAH.COM, Jakarta – Faktor Natal dan tahun baru dinilai membuat saham-saham di sektor ritel atraktif. Tapi, hanya MAPI, RALS, dan MPPA yang dapat rekomendasi positif. Mengapa?

Pada perdagangan Jumat (9/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 22,15 poin (0,59%) ke level 3.759,609 dengan intraday tertinggi 3.781,027 dan terendah 3.728,734. Saham PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) stagnan di level Rp580; PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) turun Rp100 (1,86%) ke level Rp5.250 dan PT Matahari Putra Prima (MPPA) stagnan di level Rp920 per saham.

Analis dari Asosiasi Ananlis Efek Indonesia (AAEI) Ukie Jaya Mahendra mengatakan, saham-saham di sektor ritel, secara historis, selalu terpengaruh positif oleh spending konsumsi pada hari raya termasuk Natal dan Tahun Baru. Tapi, menurutnya, hanya tiga saham di sektor ini yang menarik yakni RALS, MAPI, dan MPPA.

Pasalnya, menurut Ukie, pertumbuhan laba ketiga emiten itu masih cukup tinggi. Dia menegaskan, secara teknikal, saham-saham tersebut bisa dibeli untuk target akhir 2011. “Tapi, horisonnya short term saja 1-2 pekan. Paling lama 1 bulan. Sebab, dari sisi likuiditas kurang bagus juga untuk dijadikan trading harian,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ukie kembali menegaskan, peningkatan penjualan pada saham-saham di sektor ritel, hanya terjadi pada momentum hari raya keagamaan seperti Idul Fitri, Natal dan Tahun Ajaran Baru sekolah. “Terjadi penjualan besar, biasanya hanya terjadi pada Lebaran dan Tahun Ajaran baru sekolah yang menyebabkan konsumsi di sektor ritel meningkat,” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, ketiga emiten itu terus ekspansi dengan membuka gerai baru. Bagi tipikal investor yang suka dengan dividend yield, bisa membeli saham MAPI. “Tapi, untuk tipikal investor yang berburu capital gain cermati saham MPPA dan RALS karena pergerakan harganya lebih fluktuatif,” paparnya. “Jadi, koleksi saja untuk jangka pendek.”

Hanya saja, Ukie menegaskan, untuk masuk pada saham-saham di sektor ini benar-benar didasarkan pada pertimbangan cyclical yakni saat hari raya keagamaan datang dan tahun ajaran baru. “Pada saat momentum datang, langsung sell on news (jual di hari H momentum hari raya),” ucapnya.

Biasanya, kata Ukie, volume penjualan emiten naik 2-3 kali lipat pada setiap hari raya keagamaan seperti Desember dan Juni atau Lebaran.

Sementara itu, lanjutnya, yang paling bagus valuasi Price Earnings Ratio (PER) adalah RALS di level 9 kali; MAPI 27 kali; dan MPPA lebih mahal 51 kali. “Meski valuasi mahal, tapi pertumbuhannya kencang. Sebab, pertumbuhan untuk 2012 akan semakin meningkat,” paparnya.

Di atas semua itu, dia menargetkan harga MAPI di level Rp6.000 untuk middle term--hingga kuartal pertama 2012. Lalu, RALS di level Rp620; dan MPPA di level Rp1.010. “Tapi, saham-saham ini tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor window dressing dan January Effect,” tuturnya.

Sementara itu, laju anak usaha MPPA, PT Matahari Departement Store (LPPF) diperkirakan Ukie tidak akan jauh berbeda dengan induknya. “Tapi, karena likuiditasnya tipis, saya tidak merekomendasikan untuk LPPF, lebih baik hindari saja,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, analis fundamental dari BNI Securities Achmad Nurcahyadi mengatakan, faktor Natal dan tahun baru, tidak sekuat Lebaran dan Bulan puasa dalam mendongkrak pendapatan sektor ritel. “Natal dan Tahun baru, memang biasanya jadi pemicu kenaikan penjualan di sektor ritel. Tapi, tidak sesignifikan pada puasa dan lebaran,” tandasnya.

Tapi, Achmad menggarisbawahi, yang perlu dilihat oleh investor saat ini adalah bagaimana pergerakan pertumbuhan emiten di akhir tahun dibandingkan awal tahun. “Jadi, evaluasi target awal tahun, apakah target penjualannya tercapai pada 2011 ini atau tidak,” timpalnya.

Jika tercapai, kata dia, merupakan indikasi bahwa pada 2012, target harganya sesuai. Artinya, investor bisa percaya pada saham tersebut dan bisa dihitung berapa valuasi wajarnya. “Jika targetnya meleset, berarti target untuk 2012 juga harus dipotong,” ucapnya.

Pasalnya, target pada tahun sebelumnya juga meleset. Karena itu, taget untuk 2012 juga terdiskon baik target penjualan maupun target laba bersih. “Tapi, saya perkirakan, target harga sahamnya, hingga akhir tahun sepertinya tidak akan mengalami perubahan yang berarti,” imbuh Achmad Nurcahyadi.

IHSG Positif, Beli Saham Perbankan

INILAH.COM, Jakarta – IHSG pada awal pekan Senin (12/12) berpotensi menembus resistan seiring kabar baik dari Amerika dan Eropa. Pilih saham blue chips, terutama perbankan yang belum ikut rally IHSG.

Pengamat bursa saham Yuganur Widjanarko dari HD Capital memprediksikan, beberapa data ekonomi Amerika yang positif seperti kenaikan indeks kepercayaan konsumen serta upaya Bank Sentral Eropa (ECB) untuk membereskan krisis, berpengaruh positif. “Ini bisa menjadi pendorong IHSG untuk menembus resistan di garis tren turun 3.803,” kata Yuganur.

Pada perdagangan Jumat (8/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 3.759,84 atau turun 11,48 (0,30%) dengan valuasi Rp3,6 triliun. Support pada hari ini 3.703-3.625-3.550 dan resistan 3.875-3.950-4.050.

Emiten perbankan yang big maupun small cap serta properti, lanjut Yuganur, patut dilirik untuk akumulasi. Seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). “Sebab, emiten-emiten di sektor itu belum mengikuti rally bursa saham.”

BMRI, emiten dengan mix di korporasi dan ritel ini diuntungkan dari penguatan rupiah. Target harganya pada Rp6.900. Sedangkan BBRI yang spesialis kredit mikro, relatif imun terhadap krisis global. Targer harga pada Rp6.950.

Yuganur juga merekomendasikan beli saham Astra International (ASII) di harga Rp74.500 karena daya beli masyarakat tetap kuat. Juga saham Alam Sutera Realty (ASRI) yang memiliki land bank terbesar di Jonggol, di harga Rp285.

Sementara perkembangan positif dari Eropa dan menguatnya sentimen konsumen di Amerika ke level tertinggi sejak Juni 2011, membuat bursa global menguat. Sejumlah sekuritas asing seperti Nomura Securities juga masih optimis dengan RI.

Nomura memperkirakan, perekonomian Indonesia masih kuat hingga 2012 karena stabilitas nilai tukar rupiah dan menurunnya resiko investasi karena inflasi dan suku bunga yang terus dalam kecenderungan turun.

Situasi ini didukung kuatnya sistem perbankan Indonesia karena penyaluran kredit dan pertumbuhan dana hampir semuanya di pasar domestik. NPL relatif rendah di kisaran 2,7% hingga November 2011, ekspansi kredit bank mencapai 23-26% dalam dua tahun terakhir.

Porsi penyaluran kredit bank ke pasar offshore relatif kecil, sehingga kualitas aset perbankan tidak rentan terhadap penurunan pasar kredit dunia (global funding market). Selain itu, GWM valas yang ditetapkan BI relatif tinggi, 8% dari total dana pihak ketiga perbankan

RI juga diuntungkan stabilnya harga komodtias dunia. Meski sudah di kisaran harga yang tinggi, belum memicu tekanan inflasi karena harga komoditas yang stabil di level tinggi ini mendorong pertumbuhan pendapatan sejumlah daerah produsen komoditas. Sehingga tingkat consumer spending di daerah masih terus menyumbang besar kepada pertumbuhan ekonomi nasional.

KTT Sepakati Disiplin Fiskal, Rupiah Konsolidasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin diprediksi konsolidasi. Pasar merespon positif sekaligus negatif kesepakatan disiplin fiskal KTT Eropa. Mengapa?

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa yang tidak mengalami perubahan signifikan dari sentimen negatif ke positif. Apalagi, sudah cukup jelas apa yang dipaparkan petinggi Eropa akhir pekan lalu.

Meskipun, kata dia, hasil pertemuan Eropa tetap menentukan pergerakan rupiah awal pekan ini. Karena itu, rupiah hanya bergerak konsolidasi. Sebab, hasil KTT tidak seoptimistis perkiraan pasar. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 9.000-9.090 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Dalam KTT akhir pekan lalu, 26 negara Eropa menyetujui terobosan baru dalam integrasi fiskal. Usulan itu hanya ditolak oleh Inggris, yang tidak termasuk Uni Eropa. Para pemimpin Eropa menyepakati aturan anggara ketat dalam pertemuan puncak tersebut.

Namun, di sisi lain, KTT telah gagal menyetujui perubahan mekanisme bailout. Mereka juga memutuskan untuk mekanisme European Financial Stability Facility (EFSF) sebagai dana bailout permanen yang berlaku pada Juli 2012 dan 2013. Nilainya mencapai 500 miliar euro atau setara dengan US$666 miliar.

Karena itu, menurut Firman, apa yang sudah dihasilkan oleh KTT Eropa dan Bank Sentral Eropa (ECB) sebelumnya, seharusnya bisa cukup untuk meredakan kepanikan pasar. ECB telah memangkas suku bunga acuan 25 basis poin ke level 1% dan melonggarkan cakupan aset keuangan yang digunakan sebagai jaminan untuk mengakses fasilitas likuiditas Bank Sentral itu.

ECB juga menerbitkan fasilitas likuiditas dengan durasi yang lebih panjang, tenor 3 tahun. "Karena itu, pergerkaan rupiah akan cukup stabil dan tidak mengalmi gejolak yang signifikan. Volume perdagagangan pun tidak signifikan," papar Firman.

Perlu diketahui, kata Firman, walaupun tidak ada perubahan positif, tapi zona Euro sudah menyetujui proposal Jerman dan Perancis soal penyatuan disiplin fiskal, dapat membuka peluang European Central Bank (ECB) untuk meningkatkan intervensi pembelian obligasi Uni Eropa. "Ini tentunya dapat meredam pelemahan ekonomi kawasan itu meskipun krisis mungkin masih akan terus berlangsung," ucapnya.

Jadi, Firman menegaskan, langkah ECB itu seharusnya bisa meredakan lonjakan yield pemerintah zona euro yang bermasalah. Jika yield obligasi Eropa tidak begitu melonjak, sentimen globalnya sudah sedikit stabil.

Alhasil, lanjut Firman, sentimen negatif dan positif menjadi seimbang. Sentimen negatifnya adalah, ekspektasi ekonomi dunia terus memburuk. "Sebab, jika Eropa memberlakukan disiplin fiskal, otomatis, tenaga pemulihan Eropa semakin berkurang," timpal Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta,Jumat (9/12) ditutup melemah 50 poin (0,55%) ke level 9.040/9.060 per dolar AS.

Inilah Saham Pilihan Senin (12/12)

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat dengan level 3.730-3.875 pada perdagangan saham Senin (12/12). Data ekonomi Amerika Serikat positif ditambah upaya bank sentral Eropa untuk menyelesaikan krisis utang Eropa dapat menjadi pendorong IHSG.

Vice President Research PT Valbury Asia Securities Nico Omer J menuturkan, IHSG akan berada di kisaran 3.730-3.875. Penyelesaian krisis utang Eropa masih menjadi sentimen IHSG pada Senin ini.

Hal senada dikatakan Analis Senior PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko, seperti dikutip dalam situs PT HD Capital Tbk, akhir pekan ini. "Beberapa data ekonomi Amerika Serikat yang positif seperti kenaikan indeks kepercayaan konsumen serta upaya ECB untuk membereskan masalah krisis utang Eropa dapat menjadi pendorong IHSG untuk menembus resistance di garis tren turun 3.803," ujar Yuganur.

Yuganur memprediksikan, IHSG berada di level support 3.703-3.625-3.550 dan level resistance 3.875-3.950-4.050. Ia merekomendasikan untuk melirik saham perbankan yang berkapitalisasi besar dan kecil termasuk sektor saham properti. "Sektor saham tersebut patut dilirik untuk akumulasi karena belum mengikuti rally IHSG selama ini," tambah Yuganur.

Yuganur merekomendasikan buy beberapa saham antara lain saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan saham PT Alam Sutera Tbk (ASRI).

Sementara itu, Nico merekomendasikan saham pilihan BBRI, BMRI, ASRI, INTP, SMGR, JSMR,PGAS,TLKM, ASII,dan UNTR.

IHSG Ikut Respons Positif Hasil KTT Eropa

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu bergerak lesu dalam perdagangan yang sangat fluktuatif. Investor terus menunggu hasil dari pertemuan para pemimpin Uni Eropa, sehingga tidak banyak aksi yang mereka lakukan sepanjang pekan lalu.

Mengawali perdagangan pekan lalu, IHSG hanya bergerak tipis. IHSG sempat menguat tajam didorong sentimen positif tercapainya kesepakatan di Eropa. Berikut pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu:
  • Senin (5/12/201), IHSG ditutup naik tipis 0,957 poin (0,02%) ke level 3.780,793.
  • Selasa (6/12/2011), IHSG melemah 28,119 poin (0,75%) ke level 3.752,674.
  • Rabu (7/12/2011), IHSG ditutup melompat 40,561 poin (1,08%) ke level 3.793,235.
  • Kamis (8/12/2011), IHSG menipis 11,474 poin (0,30%) ke level 3.781,761.
  • Jumat (9/12/2011), IHSG ditutup terkoreksi 22,152 poin (0,59%) ke level 3.759,609.

Penguatan bursa-bursa global setelah Uni Eropa mencapai kesepakatan kembali akan membawa sentimen positif. IHSG pada perdagangan Senin (12/12/2011) diprediksi bergerak menguat mengikuti irama penguatan regional.

Bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat, didorong oleh kesepakatan Uni Eropa untuk penanganan krisis utang. Dalam voting tersebut, hanya Inggris yang menolaknya. Para pemimpin Uni Eropa dalam pertemuan di Brussel sepakat untuk menjalin kerjasama yang akan membawa keseragaman disiplin pada belanja pemerintah.

Para pemimpin Uni Eropa telah menyepakati pengetatan anggaran tetapi gagal untuk mengamankan dukungan dari 27 negara anggota untuk menyetujui perubahan mekanisme bailout. Mereka juga memutuskan untuk mekanisme EFSF sebagai dana bailout permanen yang berlaku pada Juli 2012 dan 2013 senilai €500 miliar (US$666 miliar).

Pada perdagangan Jumat (9/12/2011), indeks Dow Jones industrial averaga ditutup menguat hingga 186,56 poin (1,55%) ke level 12.184,26. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 20,84 poin (1,69%) ke level 1.255,19 dan Nadaq menguat 50,47 poin (1,94%) ke level 2.646,85.

Bursa-bursa regional langsung ikut menguat. Berikut posisi bursa regional pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 menguat 103,37 poin (1,21%) ke level 8.639,83.
  • Indeks KOSPI menguat 18,16 poin (0,97%) ke level 1.892,91.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, IHSG sepanjang perdagangan minggu lalu bergerak sideways di area mid Bollinger Bandnya. Indikator stochastic bergerak uptrend di area overbought sementara MACD masih bergerak landai. Pada perdagangan Senin (12/12), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3729-3811 dengan kecenderungan menguat tipis. Sementara itu, saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. GJTL, ICBP dan INAF.

Indosurya:
Pada perdagangan Senin (12/12) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.704-3.732 dan resistance 3.784-3.808. IHSG membentuk hammer . Posisi candle kembali menyentuh middle bollinger bands . MACD masih tertahan kenaikannya dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic reversal setelah gagal menembus area overbought. Meski secara indikator teknikal, IHSG masih berada di sekitar area overbought namun, dengan bertahannya sentimen positif diharapkan bisa membuat IHSG masuk dalam tren bullishnya yang sebelumnya selalu tertahan.

(qom/qom)