Rabu, 14 Desember 2011

IHSG Melemah ke 3.751 Seiring Regional

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG akhirnya melemah 11,98 poin atau 0,3% menjadi 3.751,60 pada penutupan Rabu (14/12). Volume perdagangan mencapai 5,7 miliar saham senilai Rp3,2 triliun.

Pada penutupan hari ini tercatat 121 saham melemah, 107 saham naik dan 94 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp88,9 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp1,4 triliun dan pembelian asing sebesar Rp1,3 triliun.

Indeks JII turun 4,8 poin ke 522,93, indeks ISSI turun 0,9 poin ke 122,20, indeks LQ45 turun 2,8 poin ke 659,52. Pelemahan terdalam dialami sektor misc-industry hingga 41,6 poin ke 1.276,04 diikuti sektor perkemunan hingga 14,89 poin ke 2.094,79. Sedangkan penguatan tertinggi dialami sektor industri dasar hingga 6,2 poin ke 396,92.

Indeks sempat menembus zona positif namun hanya sesaat. Level tertinggi hari ini di 3.765,09 dan terendah di 3.741,72.

Bursa Asia memerah seperti indeks Hang Seng turun 0,5%, indeks Shanghai turun 0,8%, indeks Nikkei turun 0,3%, indeks Kospi turun 0,3%, indeks STI turun 0,3%, indeks KLSE turun 0,8% dan indeks ASX turun 0,07%.

Tergerus 0,32%, IHSG dipaksa mendarat di level 3.751

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian tertekan di sepanjang sesi perdagangan kedua, hari ini (14/12). Enam sektor tumbang, sehingga memaksa IHSG mendarat di zona merah, dengan penurunan 0,32% ke posisi 3.751,604.

Dari enam sektor yang jatuh, sektor aneka industri tergerus paling tajam yaitu sebesar 3,16%. Diikuti, sektor perdagangan yang jatuh 0,85%, juga sektor infrastruktur yang melemah 0,72%.

Sedangkan, empat sektor masih mampu menguat. Kenaikan terbesar pada sektor industri dasar yaitu mencapai 1,82%.

Sejumlah 109 saham tiarap pada sore ini, berbanding 100 saham yang berhasil naik. Sedangkan, 85 saham lainnya tidak beranjak dari posisi penutupan kemarin.

Transaksi hari ini terbilang ramai, yaitu melibatkan sekitar 5,785 miliar saham. Nilai transaksi mencapai Rp 3,935 triliun.

Saham Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) yang jatuh 11,21% ke level Rp 95, terseret ke posisi teratas saham top losers, sore ini. Diikuti, saham Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) yang tumbang 10,9% ke Rp 106, dan saham Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang tergerus 10,87% ke Rp 4.100.

Sementara, deretan saham yang berhasil melompat ke posisi top gainers, yaitu saham Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) yang meroket 23,8% ke Rp 260. Disusul, saham Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) yang melejit 23,23% ke Rp 610, dan saham Renuka Coalindo Tbk (SQMi) yang maju 23,1% ke Rp 560.

Sepi Transaksi, IHSG Menipis 11 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal bertahan di zona hijau dan akhirnya ditutup menipis 11 poin di tengah perdagangan yang sepi. Situasi ekonomi global yang belum kondusif membuat investor kurang bergairah.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.090 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp 9.120 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG berkurang 12,004 poin (0,32%) ke level 3.751,575 mengikuti tren negatif bursa Asia. Pernyataan bank sentral AS yang tidak akan memberikan stimulus tambahan membayangi pelaku pasar.

Setelah sempat terpuruk hingga ke level terendahnya di 3.743,453, indeks sempat singgah ke zona hijau meski hanya sekejap. Indeks pun hanya naik hingga ke level 3.765,091 sebelum akhirnya kembali jatuh ke teritori negatif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menipis 8,980 poin (0,23%) ke level 3.754,599. Investor masih belum bergairah karena dibayangi krisis utang Eropa.

Tekanan jual semakin marak terjadi di perdagangan sesi sore. Saham-saham lapis dua menjadi yang terkoreksi paling dalam, ditambah dengan beberapa saham-saham unggulan.

Menutup perdagangan, Rabu (14/12/2011), IHSG menipis 11,975 poin (0,32%) ke level 3.751,604. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 1,615 poin (0,24%) ke level 660,729.

Investor masih ragu untuk menempatkan dananya di pasar modal karena krisis Eropa masih menghantui, ditambah dengan prediksi melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.

Para pelaku pasar masih menghindari aset-aset berisiko atas ketidakpastian ini. Investor lokal dan asing secara bertahap mengurangi portofolionya di pasar saham.

Transaksi investor asing melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 88,927 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Para pemodal asing ini terlihat kurang agresif dalam perdagangan hari ini.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 122.281 kali pada volume 5,784 miliar lembar saham senilai Rp 3,935 triliun. Sebanyak 106 saham naik, sisanya 121 saham turun, dan 93 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia tidak banyak berubah sejak memasuki perdagangan sesi II, masih tak berdaya di zona merah. Bursa saham Hong Kong memimpin jatuhnya bursa hari ini.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 20,06 poin (0,89%) ke level 2.228,53.
  • Indeks Hang Seng turun 92,74 poin (0,50%) ke level 18.354,43.
  • Indeks Nikkei 225 turun tipis 33,68 poin (0,39%) ke level 8.519,13.
  • Indeks Straits Times menipis 8,60 poin (0,32%) ke level 2.677,14.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 1.200 ke Rp 110.000, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 500 ke Rp 10.750, Indocement (INTP) naik Rp 350 ke Rp 16.250, dan Goodyear (GDYR) naik Rp 300 ke Rp 9.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.950 ke Rp 72.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 900 ke Rp 36.850, Sumber Alfaria (AMRT) turun Rp 500 ke Rp 4.100, dan Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 400 ke Rp 11.500.

(ang/qom)

2012,Penerbitan Obligasi Global Korporat Masih Oke

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Prospek penerbitan obligasi dolar AS di 2012 masih cukup menjanjikan bagi korporat, di tengah-tengah krisis global yang mencekam.

Analis obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, dengan adanya krisis global justru menekan suku bunga obligasi ke tingkat yang rendah. "(Penerbitan obligasi) cukup menarik, karena dengan adanya krisis global ini suku bunga cukup rendah. Ini kemungkinan akan terus berlanjut dalam periode yang cukup panjang bahkan The Fed ngomong sampai pertengahan 2013 mereka akan pertahankan suku bunga yang rendah di bawah 5 persen," paparnya di Jakarta.

Di sisi lain, BI rate yang rendah menyebabkan biaya bunga (cost of fund) untuk penerbitan obligasi korporasi akan lebih murah. Ditambah lagi kondisi perekonomian Indonesia yang hanya tinggal selangkah lagi menuju kategori investment grade juga menunjang prospek penerbitan obligasi korporasi dalam bentuk dolar AS.

"Karena rating story kalau sudah investment grade harusnya potensi untuk dapatkan return yang bagus di dolar bond seharusnya sangat-sangat terbuka. Ini bisa dijadikan momentum untuk emiten-emiten untuk menerbitkan di dolar AS," paparnya.

Menurutnya, penerbitan obligasi dolar AS ini akan semakin menarik bila aset dan neraca keuangan suatu perseroan didominasi menggunakan dolar AS. Selain penerbitan obligasi dolar AS yang masih menjanjikan, obligasi rupiah pun juga tidak kalah menarik tahun depan. "Obligasi rupiah juga cukup menarik karena dari sisi yield (imbal hasil) yang ditawarkan rupiah juga masih rendah," tuturnya.

Berdasar data Mandiri Sekuritas, obligasi korporasi yang jatuh tempo pada 2011 mencapai Rp10 triliun, dengan obligasi korporasi total yang diterbitkan emiten multifinance sudah sekitar Rp37 triliun. Diperkirakan pada 2012, obligasi korporasi yang akan jatuh tempo mencapai Rp26 triliun. "Jumlah nominal penerbitan obligasi korporasi di 2012 nanti akan sama dengan penerbitan di tahun ini," ungkapnya.

Sedangkan berdasar data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai penerbitan obligasi korporasi pada 2012 diperkirakan mencapai Rp35-40 triliun pada 2012. Dan hingga awal November 2011, penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp30,81 triliun

Seperti diketahui, beberapa perseroan ternama akan melakukan penerbitan obligasi baik dalam denominasi dolar AS ataupun rupiah di antaranya, PT Pertamina (Persero), PT Bakrie and Brotehers Tbk (BNBR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Waskita Karya, PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), dan beberapa emiten sektor riil. "Momen ini bagus untuk bond issuer (penerbit obligasi) mumpung yield-nya rendah," tandasnya.

Ekonomi Lambat, China Tunda Naikkan CAR Bank

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Pengawas perbankan China telah memutuskan untuk menunda aturan kecukupan modal bank baru hingga waktu yang belum bisa ditentukan di tengah peningkatan perhatian tentang ekonomi yang melambat.

Hal ini dilaporkan Economic Information Daily Rabu (14/12) seperti dikutip Reuters.

China Banking Regulatory Commission (CBRC) telah mengatakan sebelumnya bahwa China akan menerapkan modal perbankan yang ketat dan aturan likuiditas, yang bahkan lebih ketat daripada rekomendasi Basel III, dan akan diperkenalkan secara bertahap mulai 1 Januari 2012.

Tapi surat kabar yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Xinhua ini mengutip sumber CBRC yang mengatakan Beijing telah memutuskan untuk menunda rencana tersebut.

"Karena pertumbuhan ekonomi melambat, bank membutuhkan modal dasar yang cukup sehingga mereka dapat mendukung sektor ekonomi riil," kata sumber itu.

Liu Mingkang, ketua mantan CBRC yang mundur beberapa minggu yang lalu, adalah seorang pendukung peraturan perbankan yang berhati-hati dan diikuti reformasi Basel.

Menurut aturan yang diterbitkan, bank-bank besar China, atau yang dianggap penting bagi sistem keuangan, tunduk pada adequacy ratio modal minimum sebesar 11,5 persen sementara yang lain harus menjaga persyaratan modal minimum sebesar 10,5 persen, di samping persyaratan counter-cyclical tambahan hingga 2,5 persen.

Banyak eksekutif bank dan analis mengatakan aturan itu terlalu keras.

Menurut rencana semula CBRC itu, bank-bank besar harus memenuhi aturan pada akhir tahun 2013, dan bank kecil harus memenuhi aturan pada akhir 2016.

Tapi Economic Information Daily mengatakan belum ada jadwal dan tenggat waktu sekarang untuk menerapkan aturan baru tersebut.

Redenominasi, Rp 500 Berubah Jadi 50 Sen

Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sudah merampungkan RUU Redenominasi yang akan menghilangkan tiga nol dalam nilai rupiah. Bagaimana dengan Rp 500?

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, banyak kekhawatiran di masyarakat akan terjadinya inflasi karena jika redenominasi ini dilakukan dengan mengubah Rp 1.000 menjadi Rp 1, maka barang dengan harga Rp 500 tidak bisa menjadi Rp 0,5 sehingga dibulatkan menjadi Rp 1 dan ini bakal memicu inflasi.

"Anda tenang saja, karena kami sudah menyiapkan itu. Nanti akan digunakan sistem sen, semua sudah kami persiapkan," kata Darmin di kantornya, Selasa malam (13/12/2011).

Dikatakan Darmin, dirinya dulu juga sempat merasakan pecahan sen di Indonesia. "Saya dulu ada benggol jadi ini sudah tidak asing sebenarnya," imbuh Darmin.

Mantan Dirjen Pajak ini menyatakan masih menunggu amanat Presiden SBY untuk melakukan penyederhanaan atau redenominasi rupiah dengan menghilangkan tiga nol dalam nilai mata uang rupiah. RUU dan naskah akademik terkait redenominasi ini sudah selesai yang dikoordinasikan oleh Wakil Presiden Boediono.

Dalam melakukan kajian redenominasi, Darmin mengatakan pihaknya sudah belajar dari beberapa negara yang melakukan redenominasi. Dari mulai negara yang gagal melakukannya sampai yang berhasil seperti Turki.

"Kita bukan pertama, sudah banyak negara dari yang berhasil sampai yang gagal. Jadi kita tahu yang harus dilakukan. Staf kita sudah dikirim ke negara-negara yang melakukan redenominasi dan mempelajarinya secara detil. Jadi tidak hanya membaca dari buku," kata Darmin.

Menurut Darmin, masyarakat tak perlu khawatir terhadap rencana ini. Karena semua langkah aturan telah dipersiapkan dengan baik dalam RUU yang siap dikirim ke DPR apabila telah direstui presiden.

"Masyarakat kita positif kok. Yang aneh-aneh sekarang adalah perusahaan real estate yang menjual rumah dengan mengatakan beli rumah sekarang sebelum redenominasi," ucap Darmin sambil tertawa.

Darmin optimistis, sebelum masa jabatannya berakhir di 2013, proses penyederhanaan mata uang rupiah ini akan berjalan lancar.

Redenominasi merupakan proses penyederhanaan nilai mata uang rupiah. Dalam kajian sebelumnya, redenominasi akan menghilangkan 3 nol dalam nominal rupiah sekarang, namun tidak akan mengurangi nilainya. Misalnya adalah uang Rp 1.000.000 nantinya menjadi Rp 1.000 namun nilainya tidak berkurang.

BI beberapa kali menegaskan, redenominasi bukanlah sanering karena nilai rupiah tidak akan berkurang setelah redenominasi. BI memperkirakan proses redenominasi akan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Tahapan pertama yang dilakukan bank sentral yakni sosialisasi yang semula dilaksanakan di tahun ini.

(dnl/qom)

IHSG Menipis 12 Poin Buntuti Bursa Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 12 poin mengikuti tren negatif bursa Asia. Pernyataan bank sentral AS yang tidak akan memberikan stimulus tambahan membayangi pelaku pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 9.120 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.110 per dolar AS.

Pada perdagangan preopening, IHSG turun tipis 12,100 poin (0,33%) ke level 3.751,479. Sedangkan Indeks LQ 45 melemah tipis 3,045 poin (0,45%) ke level 659,299.

Membuka perdagangan, Rabu (14/12/2011), IHSG berkurang 12,004 poin (0,32%) ke level 3.751,575. Indeks LQ 45 menipis 3,021 poin (0,45%) ke level 659,323.

Hingga pukul 9.35 waktu JATS, koreksi IHSG sedikit berkurang, turun tipis 6,762 poin (0,18%) ke level 3.756,817. Sementara Indeks LQ 45 menipis 1,263 poin (0,19%) ke level 661,081.

Kemarin, IHSG ditutup melemah 28 poin akibat sentimen negatif rencana pemangkasan peringkat negara-negara di Eropa. IHSG ikut terseret oleh pelemahan bursa-bursa di regional yang terpuruk.

Bank Sentral AS dalam pertemuannya mempertahankan kebijakan suku bunga rendahnya dan menyatakan gejolak pasar finansial mengancam pertumbuhan ekonomi. Namun, The Fed tidak memberikan indikasi apakah akan ada stimulus ekonomi baru.

Ketidakpastian ini sempat menghajar pergerakan bursa-bursa regional yang dibuka melemah, tapi secara perlahan beberapa berhasil menanjak ke zona hijau, seperti bursa saham China dan Korea.

Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 4,57 poin (0,20%) ke level 2.253,16.
  • Indeks Hang Seng turun tipis 18,08 poin (0,10%) ke level 18.429,09.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 32,99 poin (0,39%) ke level 8.519,82.
  • Indeks Straits Times berkurang 4,78 poin (0,18%) ke level 2.680,96.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di posisi Rp 9.120 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.110 per dolar AS.

(ang/ang)

Trading Saham Semen, Konstruksi & Properti

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG hingga penutupan sore diprediksi variatif seiring penantian pasar pada perkembangan krisis Eropa. Saham-saham sektor semen, konstruksi dan properti layak trading.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti bakal variatif (mixed). “Indeks memiliki support 3.725 dan resistance 3.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (14/12).

Menurutnya, variatifnya pergerakan indeks hari ini dipicu oleh penantian pasar pada perkembangan krisis utang di Eropa. “Tapi, posisi indeks saat ini masih kuat meskipun saat ini juga masih melaju mendatar alitas flat seperti ini dalam kisaran support dan resistance tadi yang sempit,” ujarnya.

Jadi, Satrio menegaskan, market saat ini belum memberikan arah sinyal yang jelas. Saham-saham yang mengalami penguatan seperti sektor properti juga hari ini sudah mulai terkena profit taking. “Karena itu, pelaku pasar hati-hati. Apalagi, laju bursa regional pun berada dalam tren turun,” paparnya.

Begitu juga dengan saham PT Astra Internasional (ASII) sebagai index mover. Hari ini, ASII mulai mendapat tekanan jual setelah kemarin sempat menyentuh level psikologis Rp75.000. “Tapi, posisi saat ini sudah running di bawah support kedua Rp73.500,” paparnya.

Karena itu, orang saat ini sangat berhati-hati pada tren kenaikan IHSG. Pasar takut, alih-alih meneruskan kenaikannya, indeks justru turun. “Market menunggu sinyal positif dari bursa regional,” tandasnya.

Dalam situasi ini, Satrio melihat positif saham-saham yang aktif pergerakannya saat ini di sektor semen, konstruksi dan properti. Menurutnya, potensi kenaikan saham semen cukup signifikan seprti PT Semen Gresik (SMGR). Menurutnya, jika tembus resistance Rp10.350-10.500, bisa lari ke 11.500-12.500.

Begitu juga dengan potensi kenaikan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dan PT Holcim Indonesia (SMCB). Tapi, Satrio mengingatkan bahwa saham-saham pada ketiga sektor itu hanya cocok untuk trading jangka pendek.

Karena itu, dia menegaskan, untuk investasi jangka panjang, investor harus benar-benar hati-hati. Sebab, pergerakan saham-saham ini sangat jarang dan secara fundamental pun tidak ada yang istimewa. “Karena itu, lebih baik membuat trading plan yang benar seperti arah target harga dan stop loss-nya,” imbuh Satrio.

Delapan sektor jatuh, IHSG terdepak ke zona merah

JAKARTA. Hingga perdagangan sesi pagi berakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan. IHSG terdepak ke zona merah setelah jatuh 0,24% ke posisi 3.754,60.

Koreksi yang menerpa delapan sektor menggerus otot indeks. Tekanan terbesar terjadi pada sektor aneka industri yaitu turun hingga 1,56%. Sedangkan, dua sektor yang masih bertahan di zona hijau, yaitu industri dasar yang naik 0,97%, dan sektor barang konsumsi yang maju 0,27%.

Sesi pertama ditutup dengan penurunan sebanyak 94 saham. Sementara, 87 saham berhasil menguat, dan 83 saham lainnya belum beranjak dari level penutupan kemarin.

Transaksi hingga siang ini melibatkan sebanyak 3,148 miliar saham, dengan nilai transaksi sekitar Rp 1,754 triliun.

Saham PT Ini Agri Resources Tbk (IIKP) yang tumbang 10% ke Rp 720, terseret ke posisi teratas saham top losers, siang ini. Diikuti, saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang jatuh 7% ke Rp 465, dan saham Lippo General Insurance Tbk (LPGI) yang turun 5,92% ke Rp 1.590.

Sementara itu, deretan saham yang berhasil menempati posisi top gainers, yaitu saham PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) yang melejit 23,1% ke Rp 560. Disusul, saham SMR Utama Tbk (SMRU) yang maju 18,33% ke Rp 710, dan saham Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) yang reli 17,2% ke Rp 580.

Asing Jual, IHSG Sesi I Ditutup Turun 0,23%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Rabu (14/12) IHSG ditutup turun 0,23% ke level 3.754,6.

Pelemahan indeks siang ini masih memfaktorkan koreksi yang terjadi di bursa regional. Shanghai turun 0,13%, Hang Seng turun 0,18%, KLSE turun 0,87%, Nikkei turun 0,76%, STI turun 0,32%, dan Seoul turun 0,60%.

Bursa AS bergerak cukup volatile dan ditutup melemah pada perdagangan semalam setelah sempat dibuka menguat sekitar 1,1% di awal perdagangan memfaktorkan naiknya data optimisme investor di Jerman dan kesuksesan lelang utang baru Spanyol. Koreksi signifikan terjadi di akhir perdagangan setelah The Fed membantah akan kembali melakukan stimulus moneter seiring pertumbuhan ekonomi AS yang dipandang cukup stabil.

Sebanyak 103 saham turun siang ini, 97 saham naik, dan 89 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,24% ke level 660,71, sedang JII turun 0,47% ke level 525,24.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 2,49 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,43 triliun. Asing pun masih melakukan aksi jual hingga siang ini dengan mencatatkan net foreign sell sebesar Rp29,21 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII turun 1,86%, DSSA turun 3,36%, ITMG turun 1,05%, PTBA turun 1,17%, AMFG turun 2,32%, dan TOWR turun 1,46%.

Pasar Pantau Pertemuan OPEC

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Minyak mentah menggelegak naik menjelang pertemuan OPEC Rabu (14/120, namun anggotanya tidak mungkin untuk mengambil tindakan apapun untuk mengubah produksi.

Laporan bahwa Iran dapat menghalangi Selat Hormuz dalam latihan militer, dan rumor ini mendorong minyak melonjak Selasa. "Ada banyak rumor yang berputar-putar sekitar yang tidak ada hubungannya dengan OPEC," kata Addison Armstrong dari Tradition Energy seperti dikutip CNBC. "Ada rumor The Fed akan tidak mengumumkan langkah stimulus baru, ada rumor bahwa China akan membuat pengumuman akan melakukan pelonggaran moneter malam ini. Jika Anda memiliki hal-hal menarik terjadi dengan Iran dan pembali minyak China, itu cukup untuk menjaga harga melambung tinggi. "
Addison mengatakan Iran tidak mungkin untuk memblokir Selat Hormuz meskipun melaporkan akan mengancam karena itu bergantung pada pengiriman produk olahan ke Iran. Sekitar sepertiga dari pengiriman minyak mentah dilakukan melalui Selat itu.

Pertemuan OPEC adalah salah satu peristiwa yang lebih besar untuk pasar pada Rabu, dan pedagang juga akan memperhatikan Eropa akibat euro terus melemah akibat kekecewaan tentang tanggapan terhadap krisis utang negara.

Pertemuan OPEC terakhir enam bulan lalu berakhir dengan perpecahan sengit antara Arab Saudi dan produsen seperti Venezuela dan Iran. Menteri perminyakan Arab Saudi meninggalkan rapat dengan mengatakan kerajaan itu akan menghasilkan lebih banyak minyak untuk menebus hilangnya produksi Libya, meskipun ada keberatan dari anggota lain.

"Mereka lebih mengarah dalam suasana hati untuk kompromi setelah terakhir kali berkumpul. Mereka tidak ingin pertemuan lainnya gagal," kata Bhushan Bahree, Direktur Senior IHS CERA.

OPEC kemungkinan akan kembali ke output ceiling tidak tidak diperkirakan untuk mengatur kuota pada pertemuan Rabu.

"Indikasi terbaik adalah bahwa mereka akan menetapkan batas atas produksi sekitar 30 juta barel per hari pada semester pertama tahun ini. Permintaan minyak OPEC sepanjang tahun (2012) diperkirakan menjadi sedikit lebih dari 30 juta dan kemudian mereka akan kembali ketika mereka bertemu lagi pada bulan Juni, "kata Bahree.

Minyak mentah NYMEX naik 2,4 persen Selasa ke $ 100,14 per barel dan minyak mentah Brent, patokan untuk minyak mentah internasional, naik $ 2,42 menjadi $ 109,68 per barel.

Addison mengatakan Iran dan Venezuela mengagitasi pemotongan produksi untuk menaikkan harga minyak, tetapi mereka tidak akan berhasil. "Tampaknya mereka ingin menjaga harga kira-kira di mana mereka berada," kata Bahree dari OPEC.

Selain OPEC, pasar energi Rabu menunggu data persediaan minyak yang akan dirilis pada pukul 10:30 EST.

Rilis data hanya ekonomi seperti data impor untuk November akan keluar pukul 8:30 am, dan lelang obligasi 30 tahun pada pukul 1 p.m.

Ekonomi China Berisiko Turun Lebih Dalam

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Sebuah indikator terkemuka China jatuh, memicu kekhawatiran bahwa negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini lagi menghadapi perlambatan lebih dalam akibat krisis utang Eropa yang menurunkan ekspor dan menjatuhkan penjualan rumah.

Indeks turun 0,1 persen menjadi 160,1 pada bulan Oktober, The Conference Board mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini seperti dikutip Bloomberg. Pada September indeks naik 0,4 persen.

Pejabat top China telah bertemu di Beijing pekan ini untuk memetakan prioritas ekonomi untuk tahun depan. Politburo berjanji pekan lalu untuk menyempurnakan kebijakan yang diperlukan dan mencari stabilitas dan pertumbuhan yang relatif cepat. Bank sentral telah memotong rasio cadangan bank untuk pertama kalinya sejak 2008 untuk memacu pertumbuhan pinjaman akibat output industri uang melemah.

"Risiko yang lebih substantif dari perlambatan pertumbuhan ekonomi China dari yang diantisipasi sejauh ini meningkat," ujar Andrew Polk, seorang ekonom di The Conference Board dalam pernyataannya itu. "Target melonggarkan pasar kredit harus memberikan bantuan untuk perusahaan, tetapi melewati kebijakan langkah-langkah pengetatan sebelumnya akan berlanjut akibat kemandegan ekonomi," katanya.

Ekspansi China melambat menjadi 9,1 persen pada kuartal ketiga, setidaknya dalam dua tahun, setelah pemerintah menaikkan suku bunga, memperketat kredit dan memperluas curbs pasar properti. Transaksi perumahan menurun di 27 dari 35 kota selama seminggu 5-11 Desember, menurut Soufun Holdings Ltd, operator real-estate terbesar negara itu dalam websitenya.

Komponen indeks terkemuka termasuk pinjaman, pasokan bahan baku, pesanan ekspor, ekspektasi konsumen, dan floor space mulai, dari data yang dirilis oleh bank sentral dan biro statistik. Pertama kali diterbitkan pada Mei 2010, indeks telah berhasil mengisyaratkan titik balik dalam siklus ekonomi China jika diplot kembali ke 1986, The Conference Board mengatakan.

Proyeksi pemulihan AS menekan harga emas

Proyeksi pemulihan AS menekan harga emas
Singapura. Emas masih melanjutkan pelemahan di hari ketiga pekan ini. Di pasar Commodities Exchange, Nymex, Rabu (14/12), harga untuk pengiriman Februari 2012 sebesar US$ 1.640,30 per ons troi, pukul 10.30.

Harga emas melorot 1,37% dibanding kemarin, dan 4,46% dibanding akhir pekan lalu. (9/12). Pada perdagangan intrahari, emas sempat menyentuh level 1.625,30 pada pukul 06.25 WIB.

Selain penguatan dollar Amerika Serikat (AS), penurunan harga emas dipicu pernyataan bank sentral AS Federal Reserves kemarin, yang akan menahan diri melakukan aksi baru di tengah upaya pemulihan ekonomi AS.

Dennis Gartman, seorang ekonom yang memprediksi kejatuhan komoditas tahun 2008 silam mengatakan, kini logam kembali memasuki pasar bearish dan meningkatkan peluang untuk melakukan "pencairan besar-besaran".

Tom Price, analis UBS AG Sydney mengatakan, saat ini pasar tengah menimbang faktor dominan penggerak harga emas: pemulihan ekonomi AS atau kondisi utang Eropa. "Dan setidaknya untuk pekan depan, harga emas masih berjuang karena prospek pasar AS yang membaik," kata dia.

Price memprediksi, harga emas tahun depan bisa mencapai US$ 2.000 per ons troi. Pemicu harga emas makin tinggi adalah kondisi Eropa yang diperkirakan masih buruk.

Ekonom Makin Yakin Resesi Global Terjadi 2012

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Beberapa ekonom bersedia untuk bertaruh lebih banyak terhadap resesi global lain akan terjadi pada tahun 2012.

Para ekonom ini melihat prospek ekonomi dunia saat ini jauh lebih gelap daripada yang terjadi di awal musim gugur beberapa waktu lalu.

Mengutip Financial Times, krisis zona euro telah diperparah dengan penularan hingga ke Italia dan Spanyol dan sekarang menuju Prancis. Pemulihan tetap lemah di negara maju lainnya. Dan pasar negara berkembang mulai merasakan tekanan.

Pembuat kebijakan khawatir. Christine Lagarde, managing director Dana Moneter Internasional berulang kali memperingatkan pada bulan September bahwa perekonomian dunia telah memasuki "fase berbahaya". Pada Desember, dia mengatakan ancaman-ancaman itu sedang terwujud. "Prospek ekonomi global akan lebih rendah, dan dalam bagian-bagian tertentu jauh lebih rendah daripada apa yang awalnya kita pertimbangkan," katanya kepada wartawan bulan ini di Brasil.

Kemuraman yang lebih dalam telah mengusik Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, terutama dengan respon terhadap kemajuan ekonomi politik. Pier Carlo Padoan, kepala ekonom, mengatakan: "Kami prihatin bahwa para pembuat kebijakan gagal melihat pentingnya mengambil tindakan tegas untuk mengatasi risiko yang nyata dan berkembang ke ekonomi global."

Dan bahwa penilaian suram dilntarkan para ekonom di sektor swasta. Seperti Goldman Sachs yang menurunkan proyeksi ekonomi globalnya baru-baru ini. Jan Hatzius, kepala ekonom di AS, mengatakan, pertumbuhan yang sedang berkembang saat ini di negara maju lebih banyak dipicu pajak yang lebih tinggi dan upaya untuk membayar kembali utang rumah tangga dan perusahaan. "Itu kombinasi cenderung yang sepertinya terlihat dalam dua tahun ke depan di negara maju utama," tegasnya.

Putusan Eswar Prasad, dari Brookings Institution, bahkan suram. "Pada awal 2009, sulit untuk mendatangkan secercah harapan. Di sini kita lagi. Tapi apa yang berbeda sekarang adalah bahwa krisis tahun 2008 telah menciptakan beban utang yang besar, sehingga kendala pada kebijakan lebih ketat sekarang. "

Meskipun proyeksi sedang direvisi turun secara mingguan, ekonom umumnya masih memperkirakan ekonomi dunia tumbuh lebih dari 3% pada tahun 2012 - hanya turun 1 persen poin dari 4 persen pada 2011, dengan sebagian besar berasal dari ekspansi yang muncul di pasar.

Pusat dari krisis saat ini adalah Eropa, di mana perekonomian baik di dalam dan sekitar zona euro muncul di ambang resesi.

Beberapa memperkirakan zona euro pulih dengan cepat, dengan perkiraan kontraksi dalam ekonomi zona euro pada awal tahun 2012 dan stagnasi mendekati negara-negara, seperti Inggris, sekitar daerah mata uang tunggal.

Kekhawatiran besar adalah bahwa penurunan ekonomi akan memperburuk tekanan dalam utang dan pasar pendanaan bank, yang jauh dari terpecahkan, menciptakan sebuah spiral ke bawah mirip dengan 2008 dan potensi runtuhnya euro.

Dengan kontraksinya jumlah uang beredar pada tingkat tercepat sejak awal 2009, Neville Hill, dari Credit Suisse, mengamati, bahwa untuk lembaga yang mengatur cadangan besar dengan indikator moneter - Bank Sentral Eropa dan Bundesbank misalnya - menjadi sinyal yang mengkhawatirkan.

Kebanyakan pengamat masih mengharapkan euro bisa bertahan, tetapi bukan karena pembuat kebijakan telah memecahkan masalah nyata.

Rupiah anjlok ke level terlemah dalam dua pekan

Rupiah anjlok ke level terlemah dalam dua pekan
JAKARTA. Rupiah anjlok ke level terlemah dalam dua pekan terakhir. Mata uang Garuda ini tergerus sebesar 0,7% ke posisi Rp 9.135 per dollar AS pada pukul 09.01 di Jakarta. Bahkan, rupiah pagi tadi sempat menyentuh Rp 9.145 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak 30 November lalu.

Otot rupiah tertekan karena kekhawatiran investor asing akan mengurangi pembelian aset domestik. Ini lantaran, investor keluar dari pasar negara berkembang di tengah kekhawatiran krisis utang Eropa memburuk.

Asing tercatat menjual saham domestik sejumlah US$ 108 juta dalam dua hari pertama di pekan ini. Pasar saham tertekan karena Federal Reserve meredam spekulasi yang menyebutkan pihaknya akan meningkatkan stimulus guna mendukung pemulihan ekonomi AS. Sementara, dari Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel menolak menaikkan batas atas dana bailout permanen Eropa, pada saat ia berbicara dengan anggota parlemen koalisi, kemarin.

Kepala treasury ANZ Panin Bank Wiling Bolung menyebut, pasar masih mengamati apa yang terjadi di Eropa, dan menjual apapun yang memungkinkan dalam jangka pendek supaya secara keseluruhan posisi tetap positif. "Bank sentral akan mengambil langkah jika diperlukan, dan ini tergantung pada volatilitas mata uang," ujarnya, di Jakarta.

Michael Buchanan, kepala ekonom Goldman Sachs Group Inc. untuk kawasan Asia Pasifik di Hong Kong, mengatakan Indonesia dan India adalah dua negara yang paling berisiko terhadap resiko krisis global, jika pendanaan di Eropa memburuk.

Pada pekan ini, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono menyebut, bank sentral menginginkan mata uang di perdagangkan di kisaran 8.900 hingga 9.000, di tahun depan.

Wall Street Menguat Ditopang Sinyal The Fed

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (13/12) setelah The Fed tidak memberikan petunjuk langkah-langkah stimulus baru untuk mengimbangi efek dari krisis utang Eropa memburuk.

Indeks Dow Jones turun 66,45 poin atau 0,55% ke level 11.954,94. Indeks S&P 500 turun 10,74 poin atau 0,87% ke level 1.225,73. Indeks Nasdaq turun 32,99 poin atau 1,26% ke level 2.579,27.

The Fed tidak membiarkan pintu terbuka untuk lebih pelonggaran tahun depan seperti yang telah dilakukan setelah pertemuan terakhir, seperti yang telah dilakukan setelah pertemuan terakhir. The Fed meninggalkan kebijakan moneter ditahan dan mengatakan gejolak pasar keuangan menjadi ancaman pertumbuhan ekonomi.

Hal ini ditandai ekonomi Amerika Serikat berkembang cukup jelas meskipun perlambatan pertumbuhan global. Sisi lain pengganguran tetap tinggi dan aktifitas perumahan mengalami depresi.

"The Fed memberi upgrade ekonomi sangat sedikit, tapi itu semacam angin keluar dari ekuitas dalam negeri. Mungkin karena ada yang berharap The Fed akan petunjuk seperti program," ujar Director at Per Stirling Capital Management Robert Phipps, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Kekecewaan dengan The Fed datang menjelang penutupan sesi perdagangan saham Ameirka Serikat. Sebagian besar pelaku pasar juga fokus terhadap Eropa terutama setelah Kanselir Jerman Angela Merkel menolak setiap usulan menaikkan batas atas dana bailout Eropa.

Investor telah mengamati perkembangan era mengenai dana khusus European Stability Mechanism (ESM) yang akan mulai berlaku pertengahan tahun depan dan menggantikan EFSF. ESM akan memiliki kapasitas pinjaman efektif dari 500 miliar euro.

"Perkembangan di Eropa tidak mengatasi masalah likuiditas kawasan ini dalam jangka pendek sehingga langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu," tutur Randy Frederick, Director of Trading and Derivatives for Charles Schwab.

Adapun saham yang mengalami penurunan antara lain saham Best Buy turun 15,5% menjadi US$23,73 setelah perseroan melaporkan laba kuartalan di bawah harapan. The S&P consumer discreationary sector turun 2%. Selain itu, The S&P energy index turun 0,5%. Minyak mentah berjangka AS naik lebih dari 2%.

Volume perdagangan saham kecil sekitar 7,28 miliar yang diperdagangkan di bursa saham New York, bursa saham Amerika, dan Nasdaw di bawah rata-rata harian saham sebesar 8,47 miliar saham.

IHSG menurun, investor masuk reksadana saham

IHSG menurun, investor masuk reksadana saham
JAKARTA. Volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru membuat pasar reksadana saham makin marak. Satu indikasinya, unit penyertaan (UP) reksadana saham per akhir November 2011 mencapai 23,9 miliar unit, bertambah 12 miliar atau melesat 100,67%, dari posisi per akhir 2010.

Investor masuk ke reksadana saham karena ingin memanfaatkan momentum penurunan IHSG dalam beberapa bulan terakhir. "Dari Juli sampai November 2011, unit penyertaan naik 65%. Investor sudah mulai belajar dan berani. Meski indeks saham turun, investor justru membeli reksadana saham," tutur Edbert Suryajaya, analis Infovesta Utama, perusahaan riset reksadana, Selasa (13/12).

Infovesta Utama mencatat, UP reksadana saham naik paling tinggi dibandingkan UP reksadana yang lain. UP reksadana pasar uang, misalnya, hanya naik 99 juta unit menjadi 8,71 miliar per akhir November 2011. UP reksadana campuran juga hanya naik 1,56 miliar unit menjadi 9,12 miliar unit.

Sedangkan reksadana pendapatan tetap mencatatkan kenaikan UP paling tipis atau hanya naik 44 juta unit menjadi 14,71 miliar unit.

Prospek cerah

Edbert memprediksi prospek reksadana saham masih cerah pada tahun depan. IHSG berpotensi bergerak di rentang 4.300 hingga 4.600 selama 2012. "Angka 4.300 bisa diraih apabila kondisi pasar masih sama seperti sekarang. Tapi apabila kondisi lebih baik dari sekarang dan krisis Eropa mereda, IHSG bisa mencapai 4.600," ujar dia.

Presiden Direktur Panin Asset Management, Winston Sual, juga memprediksi kinerja reksadana saham pada tahun depan masih positif. Dia optimistis imbal hasil atau return reksadana saham sepanjang tahun depan bisa tumbuh 15% hingga 30%.

Investor asing sudah banyak keluar pada tahun ini, sehingga di tahun depan diperkirakan akan masuk lagi. "Jika dana investor asing masuk secara signifikan, IHSG diperkirakan bisa di atas level 4.000," tutur Winston.

Per akhir November 2011, Panin mencatatkan dana kelolaan Rp 8,9 triliun dan diproyeksikan mencapai Rp 10 triliun di akhir tahun ini.

Panin menargetkan dana kelolaan pada tahun depan bisa mencapai Rp 20 triliun, atau tumbuh 100% ketimbang proyeksi akhir tahun ini.

Eropa Masih Jadi Kiblat Sentimen Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (14/12) diprediksi melemah. Pasalnya, Eropa yang terancam down grade masih jadi kiblat sentimen.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini, salah satunya dipicu oleh pasar yang masih menjadikan Eropa sebagai kiblat sentimen. Pasar masih menghadap lurus mengarah ke Eropa sehingga mau tidak mau rupiah bakal terbawa hembusan negatif krisis utang Eropa.

Menurutnya, Eropa sendiri masih diwarnai pesimisme pasar atas hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dan isu down grade massal. Kata Daru, rupiah berpotensi melemah dan menembus level psikologis 9.100 per dolar AS. "Tapi, sepanjang perdagangan rupiah cenderung bergerak ranging dalam kisaran 9.000-9.100 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Secara teknikal pun, lanjutnya, rupiah hari ini diperkirakan masih tertekan jika mengacu pada daily technical. Menurutnya, indikator stochastic menunjukkan rupiah berada dalam dalam posisi up trend yang berarti pelemahan bagi rupiah.

"Jika tembus 9.100, rupiah berpotensi melemah ke level 9.140 dan titik ekstrem di level 9.200 yang belum pernah disentuh sejak 28 November 2011," ujarnya.

Lebih jauh, Daru menjelaskan, semalam, ada event Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang sudah diperkirakan pasar kembali menghembuskan isu Quantitative Easing (QE) tahap ketiga.

Karena itu, pasar hari ini mencermati apakah proposal tersebut diputuskan atau ditunda terlebih dahulu. "Jika ini diluncurkan akan memperlemah dolar AS," ujarnya. Dan, jika itu yang terjadi, bisa jadi pelemahan rupiah hanya terbatas.

Di sisi lain, terbatasnya pelemahan bisa saja terjadi jika ada pertemuan-pertemuan yang tak terjadwalkan antara para pemimpin Uni Eropa seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy atau dengan Perdana Menteri Italia Mario Monty dan Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos. "Apalagi, jika pertemuan itu menghasilkan keputusan yang positif bagi market. Jadi, bisa saja rupiah menguat," parpanya.

Lalu, pada Rabu (14/12) ini juga akan dirilis data industrial production zona euro untuk Oktober 2011. "Jika dirilis memburuk, akan memberberat beban euro dan jadi tekanan negatif bagi rupiah," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (13/12) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 9.060/9.080 per dolar AS.

Bursa Melemah, Trading Saham Lapis Dua

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham pada Rabu (14/12) diprediksikan melemah terpengaruh bursa regional. Trading jangka pendek dengan saham lapis kedua dan pilih sektor perbankan untuk jangka panjang.

Pengamat pasar modal Reza Priyambada dari Indosurya Sekuritas memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah karena respon negatif pelemahan bursa kawasan. Terutama setelah KTT Eropa.

“Meski ada kemajuan, investor berpikir ulang karena Inggris dan beberapa negara belum menyatakan ikut serta dalam penanganan krisis,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Sikap Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya memicu kembali kekhawatiran investor akan kegagalan penanganan krisis. Akibatnya, resiko premi naik lagi seiring meningkatnya imbal hasil obligasi-obligasi Eropa.

Meski ada perkembangan di Eropa dan data-data perekonomian Amerika Serikat (AS) membaik, indeks Hang Seng di Hongkon dan bursa saham China melemah, di tengah kenaikan bursa.

“Ini disebabkan masalah internal, menyusul turunnya kegiatan manufaktur dan industri di China serta pengetatan likuiditas,” lanjutnya.

Mengenai kemungkinan window dressing yang biasa terjadi di penghujung tahun, Reza memperkirakan kenaikan takkan terlalu tinggi. Kenaikan di pasar tertahan karena masih banyak sentimen negatif dari luar negeri.

Reza menyatakan, akan ada tendensi dari fund manager untuk melakukan window dressing karena posisi IHSG di akhir tahun diperkirakan berada pada 3.703. Mereka harus memaksimalkan nilai portfolio, setidaknya hingga IHSG sentuh level 3.850 di akhir 2011.

Hal ini didukung posisi para fund manager asing yang masih net buy di beberapa saham perbankan berkapitalisasi besar serta saham otomotif. Motor penggerak window dressing dimungkinkan dari saham-saham yang diposisikan net buy oleh fund manager asing.

Investor ritel domestik, lanjutnya, bisa memanfaatkan koreksi di dua pekan terakhir trading tahun ini. Yakni dengan mengakumulasi beli bertahap di harga bawah. Untuk jangka pendek, jika ada rebound maka bisa melakukan aksi ambil untung.

“Untuk jangka panjang, bisa hold hingga rilis laporan keuangan 2012 pada Maret 2012 dan rilis kuartal pertama pada April tahun depan,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, Reza menyarankan beli saham perbankan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Danamon (BDMN).

Untuk short term, pilih saham lapis kedua. Yakni Central Omega Resources (DKFT), Colorpak Indonesia (CLPI), Chandra Asri Petrochemical (TPIA), Indomobil Sukses Internasional (IMAS) dan Wijaya Karya (WIKA).

“Saham-saham lapis kedua ini posisi teknikalnya masih di batas bawah dan tengah Bollinger band. Jadi, masih ada kemungkinan rebound,” pungkasnya.

Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, BI Masih Tunggu Restu SBY

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengaku masih menunggu amanat Presiden SBY untuk melakukan penyederhanaan atau redenominasi rupiah dengan menghilangkan tiga nol dalam nilai mata uang rupiah.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Selasa malam (13/12/2011).

"Kita sudah persentasi ke presiden dan wapres yang mengkoordinir redenominasi. RUU dan naskah akademik sudah selesai tinggal tunggu amanat presidenn," kata Darmin.

Mantan Dirjen Pajak ini menyatakan BI bekerjasama dengan pemerintah dalam menggodok rencana redenominasi dengan koordinasi Wakil Presiden Boediono. Dalam kajian akhir, memang BI akan menghilangkan tiga nol dalam nilai mata uang rupiah atau mengubah Rp 1.000 menjadi Rp 1.

Dalam melakukan kajian redenominasi, Darmin mengatakan pihaknya sudah belajar dari beberapa negara yang melakukan redenominasi. Dari mulai negara yang gagal melakukannya sampai yang berhasil seperti Turki.

"Kita bukan pertama, sudah banyak negara dari yang berhasil sampai yang gagal. Jadi kita tahu yang harus dilakukan. Staf kita sudah dikirim ke negara-negara yang melakukan redenominasi dan mempelajarinya secara detil. Jadi tidak hanya membaca dari buku," kata Darmin.

Menurut Darmin, masyarakat tak perlu khawatir terhadap rencana ini. Karena semua langkah aturan telah dipersiapkan dengan baik dalam RUU yang siap dikirim ke DPR apabila telah direstui presiden.

"Masyarakat kita positif kok. Yang aneh-aneh sekarang adalah perusahaan real estate yang menjual rumah dengan mengatakan beli rumah sekarang sebelum redenominasi," ucap Darmin sambil tertawa.

Proses redenominasi saat ini koordinator pelaksananya berada di tangan Wakil Presiden RI. Darmin optimistis, sebelum masa jabatannya berakhir di 2013, proses penyederhanaan mata uang rupiah ini akan berjalan lancar.

Redenominasi merupakan proses penyederhanaan nilai mata uang rupiah. Dalam kajian sebelumnya, redenominasi akan menghilangkan 3 nol dalam nominal rupiah sekarang, namun tidak akan mengurangi nilainya. Misalnya adalah uang Rp 1.000.000 nantinya menjadi Rp 1.000 namun nilainya tidak berkurang.

BI beberapa kali menegaskan, redenominasi bukanlah sanering karena nilai rupiah tidak akan berkurang setelah redenominasi. BI memperkirakan proses redenominasi akan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Tahapan pertama yang dilakukan bank sentral yakni sosialisasi yang semula dilaksanakan di tahun ini.

(dnl/qom)

Indeks saham Asia sudah tergerus 15%

Indeks saham Asia sudah tergerus 15%
JAKARTA. Bursa saham di kawasan Asia Pasifik, sepanjang tahun ini, menjadi bulan-bulanan krisis utang Eropa. Rata-rata indeks saham utama di Asia sudah anjlok di atas 15% sejak awal tahun.

Selasa kemarin (12/12), bursa saham di kawasan ini masih mengalami tekanan lanjutan akibat krisis kronis yang membekap Eropa. Indeks MSCI Asia APEX 50, yang mengukur rata-rata pergerakan indeks saham di kawasan Asia Pasifik, anjlok hingga 1,21% ke posisi 734,89.

Hang Seng, indeks di Hong Kong, bursa saham terbesar di Asia, tergerus 0,69% menjadi 18.447. Sementara Kospi, indeks saham di Seoul, merosot 1,88% ke posisi 1.864. Nikkei 225 di Tokyo turun 1,17% menjadi 8.552.

Perkembangan penyelesaian krisis di Eropa sampai detik ini masih serba mengambang. Pelaku pasar menjadi sangat rentan dengan kabar negatif. Investor pun semakin meragukan berita positif yang beredar.

Terakhir, lembaga pemeringkat Moody\'s melontarkan rencananya meninjau lagi peringkat utang negara-negara Eropa. Risiko pengguntingan peringkat terbuka. Moody\'s tengah mengawasi 10 korporasi Spanyol yang dianggap mulai terseret krisis.

Fitch Ratings menilai hasil pertemuan Uni Eropa pekan lalu, tidak komprehensif menyuguhkan solusi penanganan krisis. "Eropa hanya memikirkan pengetatan anggaran. Namun, aspek penting terkait bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi, tidak disinggung," kata Angus Gluskie, Analis White Funds Management, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Masih akan buruk
Apelles RT Kawengian, analis Monex Investindo Futures, menuturkan, Situasi yang membelit negara-negara Eropa merupakan penentu utama arah pasar saham di hampir penjuru dunia, tidak terkecuali bursa di Asia.

Jika dihitung sejak awal tahun, Nikkei telah merosot 16,4%. Indeks Shanghai terjun hingga 19,7%. Indeks Kospi tergerus hingga 8,9%. Adapun Hang Seng mencatat penurunan terbesar di antara indeks saham Asia, hingga 20,16% year to date. Indeks MSCI Asia APEX 50 sudah tergerus sebesar 15,15%.

Suluh A. Wicaksono, analis Asia Kapitalindo Futures, menilai, performa bursa-bursa di Asia bahkan lebih buruk jika dibandingkan bursa di Amerika Serikat yang notabene masih bergelut dengan resesi.

Namun jika dibandingkan dengan indeks saham di episentrum krisis, yakni Eropa, bursa Asia masih lebih baik. "Asia tertolong konsumsi domestik yang menyokong pertumbuhan," kata dia.

Kendati secara umum, ketahanan Asia terhadap krisis masih positif, Suluh mengingatkan, investor tetap harus mencermati emiten-emiten penggerak bursa.

China yang mulai meriang karena kinerja ekspornya cepat atau lambat terinfeksi Eropa, lebih berisiko menghadapi tekanan lebih lanjut. Ini akan berimbas pada Hang Seng dan Shanghai. "Level saat ini belum titik support, jadi masih bisa turun hingga akhir tahun," katanya.

Apelles menilai, situasi belum akan membaik dalam waktu dekat. Bursa-bursa di kawasan Asia kemungkinan besar akan terjebak di zona merah akhir tahun ini.

Bursa Asia jatuh karena pertemuan The Fed mengecewakan

Bursa Asia jatuh karena pertemuan The Fed mengecewakan
TOKYO. Bursa saham Asia jatuh untuk hari yang kedua. Indeks MSCI Asia Pasifik tergerus 0,6% ke 113,64 pada pukul 9.18 waktu Tokyo. Sekitar tiga saham tumbang berbanding setiap satu saham yang menguat.

Sementara, indeks Nikkei 225 turun 0,25%. Lalu, indeks Kospi melemah 0,21%, dan indeks S&P/ASX 200 terkoreksi sebesar 0,38%.

Pasar regional tertekan setelah Federal Reserve menahan diri untuk mengambil langkah-langkah baru yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, rilis data penjualan ritel AS per November naik di laju paling lambat dalam lima bulan terakhir. Sentimen ini membenamkan prospek pendapatan bagi eksportir di kawasan Asia.

"Tidak ada hasil signifikan dari pertemuan The Fed, dan ini berimbas negatif pada pasar saham," ujar Shintaro Takeuchi, investment group manager dari Tokio Marine & Nichido Fire Insurance Co.

Beberapa saham terkoreksi tajam. Antara lain saham Sony Corp, yang 20% penjualannya di AS, tergerus 1,5% di Tokyo. Kemudian, saham Samsung Electronics Co, eksportir produk elektronik konsumen terbesar Korea Selatan turun 1,9% di Seoul. Saham perusahaan pertambangan terbesar dunia, BHP Billiton Ltd. tergelincir 1,3% di Sydney, setelah harga logam turun.

Indosurya: Tak ada katalis kuat, IHSG masih sideways

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (14/12), masih akan bergerak sideways. Managing Research Indosurya Asset Management (ISAM) Reza Priyambada memperkirakan, IHSG akan berada pada support 3.717 - 3.740, dan resistance di kisaran 3.789 - 3.814.

Menurut Reza, secara teknikal, IHSG membentuk menyerupai hammer, namun dengan body yang lebih panjang. Posisi candle sedikit di atas middle bollinger bands. MACD sedikit meleman dan tertahan kenaikannya dengan histogram positif yang memendek. RSI, Wlliam's%R, dan Stochastic berbalik arah turun setelah menyentuh area jenuh beli (overbought).

Lanjutnya, sentimen pasar yang masih bervariatif diperkirakan masih akan memengaruhi pasar, sehingga IHSG terus bergerak sideways. "Belum adanya faktor penggerak signifikan menyebabkan laju indeks masih akan tertahan," ujar Reza.

Inilah Saham Pilihan Rabu (14/12)

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia masih tren koreksi terbatas pada perdagangan Rabu (14/12) dengan kisaran 3.749-3.899.

Menurut analis saham AM Capital, Andre Mahardika, dari sthocastic, IHSG masih berpotensi koreksi jangka pendek. "Secara teknikal IHSG masih sangat spekulasi, karena memang secara teknikal IHSG masih trend koreksi seperti apa yang telah saya analisa. sedangkan besok (hari ini) IHSG masih spekulasi namun koreksi terbatas di 3.749," katanya.

Dari DMI, IHSG masih berpotensi kembali mengalami koreksi karena terjadi dead cross pada D+ dan D- dengan tekanan beli lebih kecil dari tekanan jual. "Saya menyimpulkan wait and see, buy saham dengan risiko rendah yang sudah jenuh jual karena IHSG berada di range saat ini 3.749-3.825," jelasnya.

IHSG kemarin ditutup melemah 28,57 poin atau 0,7% ke 3.763,58. Volume perdagangan mencapai 5,4 miliar saham senilai Rp4,7 triliun. IHSG mengalami net foriegn sell mencapai Rp796,7 miliar.

Saham yang direkomendasikan seperti saham UNTR dengan sinyal beli. Saham ini disarankan beli di 24.500 dan jual di 24.900-25.200 dengan stop loss di 24.300. Secara teknikal saham UNTR ada potensi naik untuk perdagangan selanjutnya karena telah mengkonfirmasi adanya sinyal bullish.

Saham ADRO dengan strategi trading buy. ADRO disarankan beli saat koreksi di 1.860 dan jual di 1.920-1.960 dengan stop loss di 1.830. Secara teknikal saham ADRO ada potensi naik namun jangka pendek, dengan trend saham ADRO sudah mengkonfirmasi sinyal bullish lemah jangka pendek. Namun dengan disiplin stop loss.

Tembus 3.700, IHSG 'Nyelonong' ke 3.500-an

INILAH.COM, Jakarta – Sejak awal Desember, IHSG sideways dalam kisaran 3.700-3.800. Jika tembus 3.700, indeks berada dalam bahaya. Sebab, bisa melemah 200 poin ke level 3.500-an.

Technical analyst dari Jsxpro.com Tommy Yu mengatakanhal itu. Menurutnya, IHSG sideways setelah mental dari level resistance. Biasanya, indeks melanjutkan pelemahannya. Sebaliknya, jika kuat menembus3.800, resistance tersebut otomatis menjadi level support-nya.

Dalam pekan ini, Tommy memperkirakan, akan tampak apakah IHSG akan berubah arah jadi bullish atau bearish. Tapi, untuk Rabu ini, arah indeks belum tampak apakah ke arah support atau resistance. “Kecuali, jika ada berita positif yang menghebohkan pasar dari Eropa atau AS sehingga bisa mendobrak level resistance-nya atau justru berita yang sangat buruk,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Selasa (13/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 28,57 poin (0,75%) ke level 3.763,579 dengan intraday tertinggi 3.791,426 dan terendah 3.742,59. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 7,84 poin (1,17%) ke level 662,344. Berikut iini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah ke level 3.763, bagaimana Anda melihat arah IHSG berikutnya?
Posisi IHSG saat ini sedang sideways(mendatar) yang sudah terjadi dalam dua pekan terakhir.Indeks bergerak naik dan turun dalam kisaran yang sempit.Tapi,secara trend, indeks berada dalam short term down trend.Sebab, tren resistance-nya di level 3.780-3.800 tidak jebol jika ditarik garis sejak awal Desember.Meski sempat tercolek ke level 3.803 pada Senin (12/12) tapi kembali koreksi.

Di sisi lain, level support-nya pun tidak terlalu lebar karena tertahan di level 3.750-an. Inilah yang jadi cirri-ciri, indeks sedang sideways.Sebab, belum diketahui kapan trend sideways ini selesai. Bisa dalam pekan ini atau tidak. Arah market saat ini mendatar.

Level berapa yang jadi patokan, IHSG mengakhiri fase sideways-nya?
Jika resistance 3.800 ditembus, besar peluang bagi indeks untuk melanjutkan penguatannya ke level 3.900 atau lebih tingga hingga akhir 2011.Sebaliknya, jika justru level support 3.725-3.700 yang ditembus, ini level bahaya. Sebab, indeks berpeluang nyelonong turun 200 poin ke level 3.500-an.

Meski sideways, apakah ada kecenderungan kea rah support atau resistance?
IHSG sideways setelah mental dari level resistance. Biasanya, indeks melanjutkan pelemahannya. Sebaliknya, jika kuat menembus resistance, resistance tersebut otomatis menjadi level support-nya. Dalam pekan ini, mungkin akan tampak apakah IHSG akan berubah arah jadi bullish atau bearish.

Jadi, untuk Rabu ini, arah indeks belum tampak apakah ke arah support atau resistance. Kecuali, jika ada berita positif yang menghebohkan pasar dari Eropa atau AS sehingga bisa mendobrak level resistance-nya.Atau berita yang sangat buruk. Sebab, pola pergerakan bursa Dow Jones pun masih tidak jelas sehingga jika ditarik garisnya masih sideways.

Apa saran Anda untuk pelaku pasar?
Dalam kondisi market sideways,saya wanti-wanti agar para trader tetap hati-hati jika masih punya posisi.Jika tembus support 3.700, trader harus sudah berada dalam exit position.Tapi, selama arahnya masih sideways, bisa dalam posisi hold hingga ada penentuan apakah tren turun atau naik.

Bagi yang belum punya posisi, lebih baik wait and see saja. Kecuali, trader yang mengabil saham-saham properti dan infrastruktur jalan tol.Saya melihat positif saham-saham di sektor properti dan infrastruktur jalan tol.

Apa rekomendasi Anda untuk saham-saham di sektor properti dan infrastrutkur jalan tol?
Untuk masuk pada kedua sektor ini, sudah telat untuk beberapa saham seperti PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Adhi Karya (ADHI), PT Jasa Marga (JSMR), PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Pembangunan Perumahan (PTPP).Saya melihat peluang pada saham properti dan semen yang masih terkait erat dengan infrastruktur.

Spesifik saham pilihan Anda?
Saham pilihandi sektor properti adalah PT Bakrieland Development (ELTY), PT Bukit Sentul City (BKSL), PT Lippo Karawaci (LPKR), PT Ciputra Development (CTRA) dan PT Ciputra Property (CTRP). Di luar properti ada PT AKR Corporindo (AKRA).

Untuk saham-saham sektor jalan tol, tidak direkomendasikan beli karena harganya sudah berlari. Investor bisa melirik sektor terkait infrastruktur yaitu semen seperti PT Holcim Indonesia (SMCB) dan PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP)yang harganya baru mulai bangkit.

Strategi trading-nya?
Saya rekomendasikan trading, bermain cepat pada saham-saham tersebut sesuai target price masing-masing. Jika target 8%, tapi jelang level tersebut menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih baik jual dulu.

Wall Street terpuruk dilanda aksi jual

Wall Street terpuruk dilanda aksi jual
NEW YORK. Wall Street kembali melanjutkan penurunan. Kemarin (13/12) bursa Amerika Serikat (AS) kompak ditutup terbakar.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) mundur 66,45 poin atau 0,55% ke 11.954,94. Indeks S&P 500 minus 10,74 poin atau 0,87% ke 1.225,73. Bursa teknologi AS, Nasdaq terjun paling dalam yaitu 32,99 poin atau 1,26% ke 2.579,27.

Wall Street dilanda aksi jual besar-besaran di akhir sesi setelah The Federal Reserve menyatakan tak banyak memberikan harapan ke pasar. Bank Sentral AS itu tak berjanji bisa melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat setelah data penjualan ritel pada hari libur kemarin memburuk. Penjualan ritel AS naik tipis 0,2% November 2011, jauh di bawah ekspektasi pasar di level 0,5%.

Pasar memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pertemuan terakhir Fed tahun ini. Namun aura suram dan minimnya indikasi bahwa bank sentral berencana melakukan pelonggaran kebijakan tambahan membubarkan reli yang cukup stabil di awal sesi.

Pasar juga merespon ucapan Kanselir Jerman, Angela Merkel yang tak mau menambah dana talangan bagi negara-negara krisis. Tapi, suksesnya lelang obligasi di Spanyol paling tidak memberikan harapan bahwa investor lebih optimis terhadap pasar obligasi Eropa. Melalui lelang tersebut, yield berhasil diturunkan 1% dibanding sebulan lalu, meski investor menilai masih tinggi.

IHSG Masih Diselimuti Sentimen Negatif

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah 28 poin akibat sentimen negatif rencana pemangkasan peringkat negara-negara di Eropa. IHSG ikut terseret oleh pelemahan bursa-bursa di regional yang terpuruk.

Pada perdagangan, Selasa (13/12/2011), IHSG ditutup terkoreksi 28,570 poin (0,75%) ke level 3.763,579. Sementara Indeks LQ 45 ditutup terpangkas 7,837 poin (1,17%) ke level 662,433.

Sentimen negatif masih menaungi pergerakan IHSG, setelah pertemuan Bank Sentral AS yang mengecewakan. Pada perdagangan Rabu (14/12/2011), IHSG diprediksi kembali bergerak fluktuatif cenderung melemah.

Bursa Wall Street tadi malam kembali melemah, setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) tidak memberikan petunjuk adanya stimulus baru untuk menghadang dampak krisis Eropa yang terus memburuk.

Bank Sentral AS dalam pertemuannya mempertahankan kebijakan suku bunga rendahnya dan menyatakan gejolak pasar finansial mengancam pertumbuhan ekonomi. The Fed memang membuka kemungkinan untuk kebijakan moneter yang lebih longgar pada tahun depan seperti yang telah dilakukan dalam beberapa pertemuan terakhir. Namun The Fed tidak memberikan indikasi apakah akan ada stimulus ekonomi baru.

Pada perdagangan Selasa (13/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 66,45 poin (0,55%) ke level 11.954,94. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 10,74 poin (0,87%) ke level 1.225,73 dan Nasdaq melemah 32,99 poin (1,26%) ke level 2.579,27.

Bursa-bursa regional langsung ikut terkoreksi. Berikut pergerakan bursa regional pada Rabu pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 48,80 poin (0,57%) ke level 8.504,01.
  • Indeks KOSPI melemah 8,53 poin (0,46%) ke level 1.855,53.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
Kemarin indeks bergerak melemah didorong oleh sentimen negatif dari rencana lembaga pemeringkat internasional mereview rating negara-negara Asia dan Eropa. Melemahnya data ekspor China untuk periode November mengindikasikan dampak dari krisis hutang Eropa yang menjalar ke Asia. Sementara hari ini kami proyeksikan indeks akan bergerak volatile pada kisaran support-resistance 3.740-3.810. Faktor eksternal tampaknya masih akan menjadi faktor penggerak indeks di jangka pendek. Saham pilihan : CTRA, APLN, SMGR, ADHI, ADRO, ITMG.

eTrading Securities:
Secara teknikal pada perdagangan Selasa (13/11), koreksi IHSG tertahan oleh garis Support MA 200 nya. Perlu diwaspadai, Indikator Stochastic yang membentuk deathcross di area overbought dengan MACD histogram yang bergerak memendek di area positif. Pada perdagangan Rabu (14/12), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3715-3793 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. IMAS, INTP, dan BJBR.

Indosurya:
Pada perdagangan Rabu (13/12) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.717-3.740 dan resistance 3.789-3.814. IHSG membentuk menyerupai hammer namun, dengan body yang lebih panjang. Posisi candle sedikit di atas middle bollinger bands. MACD sedikit melemah dan tertahan kenaikannya dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic berbalik arah turun setelah menyentuh area overbought. Sentimen pasar yang masih bervariatif diperkirakan masih akan mempengaruhi pasar. IHSG pun terus bergerak sideways . Belum adanya faktor penggerak signifikan membuat laju IHSG masih akan tertahan.

(qom/qom)

Mendung di Eropa

JAKARTA. Tekanan dari Eropa tidak kunjung reda. Sejumlah kabar tidak sedap beredar dan mengancam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, indeks saham masih memiliki peluang menguat.

Alwi Assegaf, analis Universal Broker Indonesia melihat, ada peluang penguatan, meski indeks diperkirakan bergerak flat di kisaran 3.730 hingga 3.800 hari ini, Rabu (14/12). "Penguatan didukung aksi bargain hunting," kata dia.

Edy Kho, analis UOB Kay Hian Securities menambahkan Stochastic menampilkan pola dead cross, namun Moving Average Convergence-Divergence(MACD) masih menampilkan golden cross. Ini berarti indeks akan bergerak sideways, dan cenderung menguat.Prediksi Edy, hari ini IHSG berkisar 3.738 - 3.875.

IHSG, Selasa (13/12) melemah 0,75% menjadi 3.763. Pemicunya adalah rencana Moody\'s menurunkan peringkat utang Eropa di 2012. Alwi melihat, pasar kembali khawatir, keluar dari pasar, dan memilih wait and see.

Jika indeks masih memiliki peluang menguat, rupiah masih diprediksi melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Apressyanti Senthaury, analis Bank BNI memprediksi, pasangan USD/IDR di kisaran 9.050-9.100 hari ini.

Pelemahan dipicu pesimisme pelaku pasar dengan kondisi utang Eropa, setelah digelar KTT Uni Eropa akhir pekan lalu, sehingga pasar kembali memilih the greenback.

Kebutuhan dollar dalam negeri untuk akhir bulan juga meningkat. Di pasar spot kemarin, (13/12) rupiah melemah 0,6% menjadi Rp 9.105 per dollar AS.