Selasa, 27 Desember 2011

Asing Net Buy, IHSG hanya Turun 0,2% ke 3.789

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia melemah 7,7 poin atau 0,2% ke 3.789,43 pada penutupan perdagangan Selasa (27/12). Volume perdagangan mencapai 4,8 miliar saham senilai Rp2,3 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 139 saham turun, 98 saham naik dan 90 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy Rp106,8 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp916,4 miliar dan penjualan asing Rp809,5 miliar.

Indeks JII turun 0,2 poin ke 532,56, indeks ISSI naik 0,04 poin ke 123,88 dan indeks LQ45 turun 1,3 poin ke 670,02. Pelemahan terdalam dialami sektor konsumsi hingga 14,8 poin ke 1.292,11 dan penguatan tertinggi dialami sektor perkebunan 13,16 poin ke 2.158,10.

Sementara bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Shanghai turun 1,09%, indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Kospi turun 0,8%. Sedangkan indeks Hang Seng naik 1,3%. Untuk indeks ASX libur.

Saham yang menguat seperti saham ASII naik Rp300 ke Rp74.000, EMTK naik Rp275 ke Rp3.275, AALI naik Rp250 ke Rp21.500, BYAN naik Rp200 ke Rp17.950, SMAR naik Rp200 ke Rp6.900, AMGR naik Rp200 ke Rp10.950, PTBA naik Rp150 ke Rp17.350, UNTR naik Rp150 ke Rp25.050, ISAT naik Rp100 ke Rp5.350.

Saham yang melemah seperti saham GGRM turun Rp700 ke Rp61.100, UNVR turun Rp450 ke Rp18.300, AMDF turun Rp400 ke Rp11.000, DSSA naik Rp300 ke Rp11.000, ITMG turun Rp250 ke Rp38.000, INTP naik Rp150 ke Rp17.500.

Asing Keluar, IHSG Sesi I Ditutup Turun 0,83%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Selasa (27/12) IHSG ditutup turun 0,83% ke level 3.765,41.

Penurunan indeks siang ini seiring koreksi yang terjadi di bursa regional. Sentimen negatif regional ini berasal dari statement bank sentral Jepang yang menyatakan penurunan neraca perdagangan Jepang disebabkan oleh perlambatan ekonomi dunia dan rilis data consumer confidence Korea Selatan di bulan Desember yang melemah. Nikkei turun 0,36%, dan Seoul turun 1,14%.

Di pasar dalam negeri, investor asing pun melakukan aksi jual menyikapi hal tersebut. Tercatat siang ini, asing melakukan net foreign sell sebesar Rp69,19 miliar.

Volume perdagangan diperkirakan akan relatif sepi sepanjang pekan ini karena telah memasuki musim libur akhir tahun. Indeks hari ini diperkirakan akan bergerak sideways dengan rentang support-resistance di level 3.770 – 3.820.

Bursa AS kembali ditutup menguat di akhir pekan lalu dan melanjutkan relinya dalam 4 hari berturut-turut seiring rilis data durable goods order dan penjualan rumah baru di bulan November yang lebih baik dari ekspektasi.

Sebanyak 145 saham terpantau turun siang ini, 58 saham naik, dan 88 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,93% ke level 665,14, sedang JII turun 0,88% ke level 528,03.

Volume perdagangan siang sangat kecil hanya 736,93 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp470,28 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII turun 1,08%, GGRM turun 0,88%, ITMG turun 1,30%, IMAS turun 3,42%, ADMF turun 3,50%, dan INTP turun 1,74%.

Indeks tertekan penurunan 133 saham di sesi I

JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat melempem di sesi I. Pada pukul 12.00, indeks tercatat turun 0,84% menjadi 3.765,414.

Sekitar 54 saham naik, sementara 133 saham lainnya dilanda aksi jual. Sedangkan posisi 83 saham lain diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 1,638 miliar saham senilai Rp 1,070 triliun.

Dari sepuluh sektor yang ditransaksikan, sembilan sektor kompak memerah. Beberapa di antaranya yakni sektor industri lain-lain yang turun 1,09%, sektor pertambangan turun 1,04%, dan sektor manufaktur turun 1,03%. Sedangkan sektor agrikultur menjadi satu-satunya sektor yang berhasil naik, meski tipis, sebesar 0,06%.

Tiga saham penghuni top losers antara lain: PT SMR Utama (SMRU) yang turun 7,25% menjadi Rp 640, PT Asuransi Harta Aman (AHAP) turun 6,83% menjadi Rp 191, dan PT Titan Kimia Nusantara (FPNI) turun 6,78% menjadi Rp 165.

Sedangkan saham-saham top gainers di sesi I adalah PT Duta Anggada Realty (DART) naik 19,7% menjadi Rp 395, PT Wicaksana Overseas (WICO) naik 11,29% menjadi Rp 69, dan PT Suparma (SPMA) naik 6,52% menjadi Rp 245.

IHSG di Persimpangan: Follow

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG hari ini jadi penentuan. Jika support 3.775 ditembus, laju indeks bakal mendatar antara support 3.600-3.75 hingga resistance 3.800-3.875. Follow the market!

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, market saat ini masih menunggu apakah menembus resistance atas support. Pasar masih wait and see apakah ‘year eend rally’ akan terjadi atau tidak. “Semua itu, masih ditunggu-tunggu,” katanya kepada di Jakarta, Selasa (27/12).

Menurutnya, hingga hari ini, signal IHSG masih belum jelas. Indeks Dow Jones Industrial (DJI) Jumat (23/12) malam memang masih ditutup di bawah resistance 12.303. IHSG juga masih ditutup di bawah resisten 3.811. “Mau nembus ke atas, mau melanjutkan trend, mau rally sampai minggu pertama-kedua Januari, semua memang masih menunggu penentuan,” ujarnya.

Dan, kata dia, penentuannya memang hari-hari ini. Menurutnya, arah pergerakan harga ada tiga: naik, turun, atau flat. Kalau mau naik, IHSG harus menembus resistance. Tapi kalau suport 3.775 yang ditembus, berarti memang marketnya masih flat. “Flat dengan support di kisaran 3.600-3.675 dan resisten di 3.800-3.875,” ungkap Satrio.

Karena itu, baik naik atau turun, pelaku pasar lebih baik follow the market. Kalau tembus resistance, berarti bakal nambah posisi, bahkan menggunakan margin jika diperlukan. “Tapi kalau suport yang ditembus, berarti saya akan kembali ke posisi minim,” timpalnya.

Nanti kalau IHSG di bawah 3.700, pelaku pasar baru kembali belanja saham. “Trend naik jangka pendek sedang berada di persimpangan. Lanjut atau tidak, tergantung Eropa mau ke mana. Semoga lanjut ke atas deh,” imbuhnya.

Rupiah tertekan tipisnya likuiditas dollar

Rupiah tertekan tipisnya likuiditas dollar
JAKARTA. Rupiah kembali tertekan ke titik terendah satu minggu. Nilai tukar mata uang Garuda tergerus spekulasi para importir yang tengah memburu dollar untuk membayar tagihan yang jatuh tempo.

Nilai tukar rupiah tergelincir 0,4% dari posisi 23 Desember ke Rp 9.093 per dolar AS pada 9:30 waktu Jakarta. Rupiah sempat menyentuh Rp 9.200, titik terlemah sejak 15 Desember. Pasar setempat ditutup kemarin dalam rangka cuti bersama.

"Likuiditas dollar umumnya tipis di akhir tahun," jelas Saktiandi Supaat, kepala riset valas di Malayan Banking Bhd, Singapura. Ia memprediksi, rupiah kembali tertekan dollar AS ke Rp 9.150 pada akhir Maret 2012.

China Rencana Tambah Emas di Cadangan Devisa

Headline
INILAH.COM, Jakarta - China akan membeli emas untuk lebih diversifikasi dan melindungi cadangan devisa.

Hal ini disampaikan Kepala Riset Bank Sentral China Zhang Jianhua dalam komentarnya yang diterbitkan kemarin. "Emas telah menjadi safe heaven untuk menghindari risiko investor ketika aset lain dari obligasi pemerintah untuk properti kehilangan nilai," ujarnya dalam tulisannya di koran Bank Sentral 'Financial News' seperti dikutip Reuters.

"Pemerintah China perlu lebih mengoptimalkan portofolio aset valuta asing dan mencari titik entri yang relatif rendah untuk membeli emas," tukas Zhang.

Beijing telah menghabiskan dana sebesar US$3,2 triliun untuk cadangan devisa emas seperti diungkapkan para analis.

Yi Geng, Kepala Administrasi Devisa Negara mengatakan awal tahun ini pasar emas terlalu kecil dan terlalu fluktuatif untuk cadangan devisa China. Menurut Bank Sentral China, china saat ini memegang 33,89 juta ons emas pada cadangan, tidak berubah sejak april 2009.

zhang menulis bahwa sebagian besar bank sentral dunia diperkirakan akan memompa likuiditas yang lebih tinggi ke pasar uang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negaranya yang kendur - seperti Bank of England yang mulai kembali meredakan program kuantitatif - emas hanya akan terlihat lebih menarik. "Itu tidak diketahui apakah penyuntikan dana baru akan membantu meningkatkan kepercayaan investor yang lagi rapuh, tetapi itu cukup dapat diprediksi bahwa likuiditas akan banjir lagi untuk menciptakan tambahan tekanan inflasi," katanya.

Emas dalam pembelian tradisional sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan telah reli ke level tertingginya karena bank sentral telah terlibat dalam kebijakan moneter dan mencetak uang untuk mulai kembali bangkit dari krisis keuangan di tahun 2008 / 2009.

Perdagangan Sepi, Saham Asia Dibuka Mixed

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia stabil pada hari Selasa (27/12) dengan volume perdagangan sangat tipis akibat investor menepi sejenak hingga pasar AS kembali dibuka setelah pekan panjang dan keluarnya data yang dapat memberikan petunjuk atas prospek pertumbuhan ekonomi AS.

Reuters melaporkan pasar di Selandia baru, Australia, dan Hong Kong masih tutup untuk liburan Natal yang diperpanjang dan perdagangan diperkirakan akan tetap tenang dengan volume yang kecil.

Nikkei average Jepang dibuka turun 0,43 persen ke 8.443. Saham Sony naik 0,3 persen ke 1.398 yen setelah perusahaan setuju untuk menjual sahamnya di perusahaan patungan LCD ke Samsung seharga $940 juta. Saham Samsung di Korea Selatan juga diperdagangkan lebih tinggi, hampir 1 persen setelah berita ini.

Keio Corp Jepang beringsut naik 0,2 persen ke level tertinggi dalam dua bulan ke 551 yen setelah Harian Bisnis Nikkei mengatakan operator kereta api berencana untuk mengakuisisi anak usaha real estat, Tokyo Electric Power co (Tepco) awal bulan depan. Sementara, saham Tepco diperdagangkan turun 0,9 persen ke 211 yen.

Di Korea, saham Seoul naik, di mana investor mengabaikan data ekonomi yang negatif.

Indeks sentimen konsumen Korea Selatan jatuh tajam pada bulan Desember akibat kekhawatiran tentang krisis utang dan perlambatan ekonomi global, menurut survei bank sentral yang dirilis pada hari Selasa. Indeks harga saham gabungan Kores (KOSPI) naik 0,2.

Ini dia daftar saham pencetak untung di 2011

JAKARTA. Tahun ini kinerja pasar saham Indonesia terbilang loyo. Bila dihitung sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan pekan lalu (23/12), kinerja IHSG hanya tumbuh sekitar 2,53%.

Meski bursa suram, masih ada, lo, saham yang mampu mencetak keuntungan fantastis tahun ini. Tengok saja daftar saham top gainers 2011.

Di urutan pertama ada saham PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO). Di awal tahun, saham ini masih dilego Rp 64 per saham. Akhir pekan lalu, harga saham ini sudah naik jadi Rp 570 per saham.

GTBO sudah memberi keuntungan 819,35%. Bahkan, harga saham ini sempat mencapai Rp 640 (15/12), 10 kali lipat dari harga awal tahun.

Harga saham perusahaan batubara ini mulai bergerak liar setelah berhasil mencetak laba bersih Rp 86,9 miliar di kuartal tiga, setelah tahun sebelumnya merugi Rp 21,9 miliar. Perseroan untung lantaran bisnis batubaranya mulai memberikan keuntungan.

Saham lain yang masuk daftar top gainers tahun ini adalah PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Sepanjang tahun ini, saham perusahaan teknologi ini naik 380,30%. Saham MYOH bergerak tajam setelah perusahaan ini melakukan serangkaian aksi korporasi, termasuk mengumumkan rencana masuk bisnis batubara.

Meski kinerja dahsyat, analis menilai pergerakan saham-saham tadi lantaran ada bandar yang menggerakkan. "Mereka menggoreng saham tersebut sehingga peningkatannya signifikan," kata Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, Senin (26/12).

Karena itu, bila dilihat secara fundamental, belum tentu saham-saham top gainers tadi bakal kembali mencetak prestasi yang sama tahun depan. Meski begitu, investor bisa menjadikan saham-saham tadi sebagai alternatif membiakkan dana di saat pasar saham tidak bergairah.

Sebagian besar saham yang masuk daftar top gainers memang saham tidur. Tapi ada juga saham yang memang memiliki fundamental bagus, seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Jumat lalu (23/12) harga SSIA sudah naik jadi Rp 720, dari Rp 225 di awal tahun. Analis OSK Nusadana Securities Arief Budiman memprediksi harga saham ini masih bisa naik jadi Rp 1.000 per saham tahun depan.

Namun, jika Anda mau memburu saham top gainers yang terhitung saham tidur, Reza menyarankan agar investor mengetahui terlebih dulu penyebab pergerakan tajam harga saham tersebut.

Selain itu, investor tidak boleh serakah. Investor harus siap keluar jika sudah mendapatkan keuntungan lumayan. Reza menyarankan investor sebaiknya keluar bila sudah raih keuntungan 15%-20%.

Dollar melemah, harga emas di London mencatatkan kenaikan

Dollar melemah, harga emas di London mencatatkan kenaikan
NEW YORK. Harga kontrak emas mencatatkan kenaikan di London. Pada pukul 16.54 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 60 sen menjadi US$ 1.606,95 per troy ounce. Sementara, transaksi pada perdagangan Comex di New York ditutup karena libur Natal.

Kenaikan harga kontrak emas terjadi setelah dollar ditransaksikan melemah terhadap euro. Hal ini mendongkrak pesona emas sebagai aset alternatif.

Jika dihitung, di sepanjang tahun ini, harga kontrak emas sudah melaju 13%. Investor memburu emas karena mencemaskan pertumbuhan ekonomi global akan melambat sehingga mendongkrak permintaan si kuning kinclong sebagai haven. Kendati begitu, harga emas masih turun 1% sejak 30 September lalu.

"Pasar emas sepertinya mengalami rebound. Harga emas kemungkinan akan terus menanjak tahun depan seiring pelemahan dollar," jelas Rich Ilczyszyn, chief market strategist and founder liftrader.com di Chicago.

Catatan saja, dollar ditransaksikan melemah 0,3% terhadap euro selama masa liburan kemarin.

Bauran Teknikal-Fundamental Maksimalkan Profit

INILAH.COM, Jakarta – Market masuki momentum window dressing, disusul Januari Effect 2012. Strategi yang membaurkan indikator teknikal dan fundamental dinilai bisa memaksimalkan profit.

Pada perdagangan Jumat (23/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat tipis 1,71 poin (0,05%) ke level 3.797,151 dengan intraday tertinggi 3.821,988 dan terendah 3.777,024. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 0,41 poin (0,06%) ke level 671,388.

Analis dari Capital Bridge Indonesia Aji Martono mengatakan, window dressing menjadi momentum bagi para fund manager untuk memperbaiki performance portofolio pada tutup buku 2011. Karena itu, menurutnya, banyak harga saham-saham yang akan lebih baik dari harga sebelumnya.

Akibatnya, kata dia, hingga akhir 2011, IHSG berpotensi ditutup di level 3.850-3.900 yang merupakan titik resistance dengan sisa perdagangnan 4 hari lagi untuk 2011. “Tapi, dengan apresiasi dari Fitch Rating yang memberikan gelar investment grade dan bakal disusul oleh Moody’s dan S&P, akan membuat semakin atraktifnya investasi di lantai bursa,” katanya kepada INILAH.COM.

Lalu, lanjut Aji, pada momentum January Effect 2012, level 3.900 bakal ditembus sebelum mencapai target resistance 4.000 pada Januari. “Indeks akan kembali pada titik psikologis 4.000 dengan asumsi investment grade,” tandasnya.

Di sisi lain, dia menilai, krisis utang Eropa, justru akan membuat investor mengalihkan dana-dana segarnya ke Asia dan melihat grade yang bagus yang tidak lain adalah Indonesia. “Memang, January Effect tidak akan terjadi pada awal-awal bulan, melainkan setelah para fund manager selesai berlibur akhir 2011,” tuturnya.

Para fund manager, menurutnya, akan melirik saham-saham yang berfundamental kuat, terutama saham-saham bluechip yang pada 2011 memberikan profit signifikan. Mereka akan mengakumulasi kembali saham-saham tersebut sehingga terefleksi positif pada pergerakan IHSG.

Selain itu, lanjutnya, para fund manager juga berburu dividend yield pada saham-saham yang berfundamental kuat. Apalagi, mereka juga melihat laju invetasi di Indonesia cukup bagus sehingga memberikan ruang besar bagi capital gain pada 2012. “Inilah yang akan dilakukan pada Januari 2012,” timpalnya.

Secara historis, ucap Aji, January effet, dilakukan pada pekan kedua bulan Januari. Itu juga yang mungkin terjadi pada Januari 2012. “Bahkan, sangat mungkin hingga pekan pertama Februari, mereka bargaining position,” tandas Aji.

Adapun, saham-saham yang berpeluang terdongkrak window dressing dan January Effect, menurutnya, adalah saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi index mover dan saham-saham berfundamental bagus BUMN. Di antaranya PT Telkom (TLKM), PT Semen Gresik (SMGR), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). “Hampir semua saham BUMN cukup menarik karena punya good will yang menarik,” tuturnya.

Termasuk juga, saham-saham di sektor konstruksi seperti PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Adhi Karya (ADHI). Begitu juga dengan PT Jasa Marga (JSMR) yang mendiversifkasi usahanya ke sektor properti.

Lalu, seiring konversi minyak ke gas dan UU Agraria, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) akan lebih mudah menyalurkan gasnya. “Karena itu, jika terjadi technical correction pada saham-saham tersebut sebaiknya investor jeli mengakumulasi saham-saham tersebut,” paparnya.

Di atas semua itu, Aji menyarankan, agar pelaku pasar tetap hati-hati dalam trading. Ia menyarankan untuk membaurkan strategi teknikal dan fundamental. Tindakan ini dinilainya bisa memaksimalkan profit dan mengurangi kerugian. “Seiring investment grade, januari Effect 2012 bisa jauh lebih atraktif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Resesi Swiss Hantui Laju Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (27/12) diprediksi menguat tipis. Pasar merespon Monetary Policy Minutes Bank Sentral Jepang (BoJ).

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini karena pagi ini, ada data Monetary Policy Minutes Bank Sentral Jepang (BoJ) sehingga bisa memberikan sedikit sentimen positif. Pasalnya, Bank of Japan (BoJ) sudah berkomitmen untuk tetap menegaskan menopang perekonomian negeri sakura itu.

Tapi, lanjut Firman, rupiah tidak akan mengalami pergerakan berarti karena faktor libur Natal 2011. "Karena itu, rupiah akan bergerak sideways dengan kecenderung menguat (tipis) dalam kisaran 9.000-9.100 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, dia menegaskan, perdagangan Selasa (27/12) masih akan sepi karena yang buka baru pasar Jepang, Korea, dan Swiss. "Karena itu, seharusnya rupiah bergerak sideways," ujarnya.

Apalagi, pasar juga mencemaskan kondisi Eropa yang masih dibayangi ancaman pemangkasan peringkat kredit. "Pada saat yang sama, siang hari ini akan dirilis juga Indeks Konsumsi Swiss versi UBS yang diperkirakan melambat dari data sebelumnya -5,8%," ungkapnya.

Data tersebut, lanjut Firman, sudah diperkirakan semakin memburuk. Sebab, Swiss tengah dibayangi ancaman resesi seiring memburuknya ekonomi di Eropa dan berlanjutnya penguatan mata uang franc Swiss sehingga mengancam performa ekspor.

Memang, kata Firman, nilai franc Swiss sudah dipatok terhadap euro. Tapi, menurut pengusaha Swiss dan pemerintah, nilai tukar Swiss terlampau kuat. "Kalau kita lihat pada chart-nya, franc Swiss stabil di level penguatannya meski bukan di level rekor-nya, tapi masih lebih tinggi dibandingkan pembukaan tahun 2011," timpalnya.

Di atas semua itu, Firman menegaskan, dalam sitausi market yang mayoritas masih libur, apapun data yang keluar akan jadi petunjuk pasar untuk trading. "Itulah faktor-faktor yang berpengaruh pada laju rupiah Selasa ini," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (23/12) ditutup menguat 10 poin (0,11%) ke level Rp9.050/9.060 per dolar AS.

IHSG Positif, Koleksi Saham Favorit

INILAH.COM, Jakarta – Perdagangan saham domestik pada Selasa (27/12) diprediksikan masih positif, meski investor cenderung wait and see. Trading dengan saham-saham favorit fund manager berikut ini.

Berdasarkan riset CLSA, data-data ekonomi yang keluar di Amerika Serikat (AS) cukup baik sebelum libur natal. Meski reaksi di pasar relatif minim karena volume perdagangan memang sudah menipis.

Namun, outlook Indonesia pada 2012 amat menarik investor karena upgrade rating oleh Fitch. Valuasi harga saham yang dipersepsi premium dinilai CLSA sebagai pertumbuhan return of equity yang tinggi.

“Pertumbuhannya tinggi, bahkan yang tertinggi di Asia. Apalagi, ditopang tingginya net interest margin (NIM) perbankan Indonesia,” demikian CLSA.

Harga saham domestik saat ini diperdagangkan dengan valuasi 13 kali proyeksi earning 2012. Dengan NIM perbankan tertinggi di Asia, Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk melonggarkan likuiditas.

Inflasi relatif lunak dengan dukungan rupiah yang stabil dan defisit fiskal hanya 1,5% terhadap PDB. “Sementara total utang terhadap PDB hanya 25%,” lanjut CLSA.

Sedangkan pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu menilai, tanda-tanda di pasar masih bagus. Namun, investor masih cenderung wait and see. “Meski begitu, masih ada juga yang tetap akumulasi,” ujarnya, kepada INILAH.COM.

Secara teknikal, selama IHSG belum menembus level 3.875, tren masih berada di kisaran 3.850-3.875. Jika sudah pecah, maka bisa bergerak ke level 4.195. Banyak saham BC Indonesia yang sudah terlalu murah.

Seperti saham perbankan yang rata-ratanya 10-11 kali seperti perbankan.”Sebab jika dibandingkan pertumbuhan NIM yang tinggi, maka PE menjadi lebih murah,” lanjutnya.

Potensi window dressing di pekan terakhir perdagangan tahun ini, besar kemungkinan akan terjadi. Ini terlihat dari grafik yang saat menunjukkan Eropa banyak alami penurunan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah bisa naik.

Menurut Irwan, sudah ada yang mengakumulasi dengan menjaga kejatuhan indeks agar tidak terlalu dalam. Selain kepentingan fund manager, dana pensiun, perusahaan asuransi dan investor institusi untuk memaksimalkan return akhir tahun sangat besar.

IHSG sejak awal 2011 hanya naik 5%, bagi pengelola dana minimal profit tahunan harus di atas return deposito yang 6-10%. “Jadi, window dressing merupakan momen terakhir untuk memaksimalkan return,” lanjutnya.

Bagi trader yang masih ingin berdagang di pekan terakhir ini, lanjut Irwan, direkomendasikan mengikuti langkah fund manager yang akan melakukan window dressing.Terutama di saham-saham favorit fund manager, ringan untuk ditarik dan sedikit di pasar.

Irwan merekomendasikan Unilever (UNVR), Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Pembangunan Perumahan (PTPP) dan Adhi Karya (ADHI). “Beli saham-saham tersebut di atas,” ujarnya.

Inilah Menu Saham Hari Ini

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan usai hari libur Natal ini. Saham-saham kapitalisasi besar (big caps) bisa menjadi pertimbangan untuk dikoleksi.

Pengamat pasar modal Satrio Utomo mengatakan, bursa regional yang berakhir di zona hijau pada Senin (26/12) lalu, memberi sentimen positif bagi pergerakan IHSG pada hari ini. Kendati krisis utang Eropa masih akan terus membayangi. "Tidak ada sentimen negatif ya, jadi IHSG masih bisa menguat hari ini walau krisis di Eropa masih bisa untuk menyeret IHSG," tuturnya kepada INILAH.COM di Jakarta, kemarin.

Ia memperkirakan, IHSG akan bergerak pada kisaran resisten 3.800-3.811 dan support di kisaran 3.750-3.725. "Kalau hari ini bisa tembus ke 3.811 saja, diperkirakan akan terus menguat hingga sekitar 1-2 minggu pada bulan Januari 2012. Window dressing akan terjadi pada tahun ini," paparnya.

Saat ini beberapa fund manager masih melakukan penyeimbangan (rebalancing) portofolio sehingga volume perdagangan cenderung tipis. Sementara asing masih aktif melakukan pembelian saham, walau hanya tipis saja.

Adapun saham yang direkomendasikannya dalam memulai perdagangan pada pekan terakhir tahun ini adalah saham-saham kapitalisasi besar dengan rekomendasi speculative buy. "Saham-saham big caps seperti GGRM, ASII, BMRI, UNTR. Saham mid caps dan small caps juga akan menguat karena adanya window dressing nanti," tandasnya.

Analis: IHSG berpeluang menguat, rupiah berpeluang perkasa

JAKARTA. Meski volume dan nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia cenderung menyusut, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menanjak pada hari ini (27/12).

Alwi Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia, melihat kondisi perekonomian Amerika Serikat menunjukkan perbaikan. Klaim pengangguran turun, data konsumer di AS menanjak di atas ekspektasi sehingga kekhawatiran resesi di Negeri Uwak Sam berkurang.

Indeks Dow Jones Industrial Average, Jumat (23/12) lalu, ditutup menguat 1,02% menjadi 12.294. Kenaikan Dow Jones berefek positif bagi IHSG pada hari ini.

Dari sudut pandang analisis teknikal, IHSG berpotensi melaju. Indikator stochastic masih bullish, demikian pula dengan indikator moving average yang memperlihatkan indeks bergerak uptren.

Ancaman utama laju IHSG masih berasal dari Eropa. Tapi Alwi melihat sentimen krisis utang Eropa sedikit mereda menjelang akhir tahun. Dia menebak, IHSG pekan ini berkisar 3.700-3.875 dengan kecenderungan menanjak. Pada Jumat lalu, IHSG naik tipis 0,05% menjadi 3.797.

Sejalan dengan IHSG, posisi rupiah terhadap dollar AS juga bisa menguat. Rahadiyo Anggoro, Treasurry Business Telkom Sigma, menilai rupiah bergerak stabil dan cenderung naik. Proyeksi dia, hari ini rupiah di rentang Rp 9.000-Rp 9.075 per dollar AS.

Hingga akhir tahun ini, menurut Rahadiyo, rupiah berpeluang ke Rp 9.000 per dollar AS. Satu pemicunya adalah predikat investment grade Indonesia. “Angka itu adalah level yang nyaman bagi rupiah," ucap dia. Pendorong rupiah antara lain, sentimen investment grade masih memberi energi bagi penguatan rupiah dan indikator APBN 2011 yang dibuat pemerintah semuanya memenuhi target. Kemarin, Senin (26/12), rupiah menguat 0,49% jadi Rp 9.055 per dollar AS.

Bursa dunia menanjak seiring optimisme ekonomi Negeri Uwak Sam

Bursa dunia menanjak seiring optimisme ekonomi Negeri Uwak Sam
TOKYO. Mayoritas saham dunia mencatatkan lonjakan kemarin. Itu artinya, MSCI All Country World sudah reli selama lima hari belakangan. Pada pukul 13.34 waktu New York, indeks acuan saham dunia itu naik 0,1%. Hal itu tidak mengherankan mengingat lonjakan dialami oleh bursa Jepang, India, Rusia, dan Brazil yang naik lebih dari 0,1%.

Aksi beli yang melanda bursa dunia seiring optimisme investor mengenai perekonomian AS yang kian membaik. Data yang bakal dirilis hari ini diprediksi akan menunjukkan adanya penurunan harga rumah di 20 kota AS dan kenaikan tingkat kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

"Perekonomian AS tumbuh lebih baik ketimbang prediksi. Rasa pesimisme konsumen AS juga mulai mereda seiring pulihnya pasar tenaga kerja dan kestabilan di pasar saham," urai Hideyuki Ishiguro, assistant manager Okasan Securities Co di Tokyo.

Kondisi itu juga menyebabkan posisi dollar kian melemah. Dollar keok 0,2% menjadi US$ 1,3074 per euro. Sedangkan yuan menyentuh level 6,3160 versus si hijau, yang merupakan level paling perkasa sejak 1993.