Kamis, 29 Desember 2011

Rebound 39 Poin, IHSG Melesat Paling Tinggi di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound 39 poin akibat perburuan saham-saham yang sudah murah. Indeks menjadi yang naik paling tinggi di Asia dan berhasil menembus level 3.800.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.120 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.210 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka ambles 29,589 poin (0,79%) ke level 3.739,625 terkena sentimen negatif kekhawatiran krisis utang Eropa. Berita buruk juga datang dari Wall Street dan nilai tukar euro.

Tekanan jual langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan. Indeks sempat meluncur ke posisi terendahnya di 3.736,227 sebelum koreksinya bisa sedikit melambat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 11,767 poin (0,32%) ke level 3.757,447. Krisis Eropa kembali membayangi ditandai dengan anjlok nilai tukar euro.

Pada pertengahan perdagangan sesi II, indeks mulai balik arah. Indeks berhasil rebound setelah mencapai area oversold sehingga saham-saham unggulan terdiskon cukup banyak.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (29/12/2011), IHSG ditutup melesat 39,558 poin (1,05%) ke level 3.808,772. Sementara Indeks LQ 45 ditutup melaju 7,415 poin (1,12%) ke level 671,107.

Posisi tertinggi yang bisa diraih indeks berada di level 3.813,091 tepat sesaat sebelum penutupan perdagangan. Aksi beli mulai marak terjadi setelah indeks mencapai posisi terendahnya pada perdagangan hari ini.

Hampir seluruh saham-saham di lantai bursa diburu oleh investor. Hasilnya seluruh indeks sektoral di lantai bursa 'menghijau', dipimpin oleh sektor infrastruktur.

Investor asing masih konsisten untuk masuk ke pasar modal sejak awal pekan ini, justru investor lokal yang banyak mengambil untung. Transaksi investor asing hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 281,988 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 80.546 kali pada volume 3,796 miliar lembar saham senilai Rp 2,536 triliun. Sebanyak 176 saham naik, sisanya 53 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi pasar modal yang naik paling tinggi di regional hari ini di tengah bursa-bursa Asia yang rata-rata terkoreksi. Hanya bursa saham China yang berhasil mengekor IHSG.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,55 poin (0,16%) ke level 2.173,56.
  • Indeks Hang Seng melemah 120,75 poin (0,65%) ke level 18.397,92.
  • Indeks Nikkei 225 turun 24,73 poin (0,29%) ke level 8.398,89.
  • Indeks Straits Times turun tipis 0,54 poin (0,02%) ke level 2.665,71.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.650 ke Rp 61.750, Astra Internasional (ASII) naik Rp 750 ke Rp 74.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 550 ke Rp 37.900, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 550 ke Rp 25.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 500 ke Rp 13.000, Adira Finance (ADMF) turun Rp 250 ke Rp 11.200, Ace Hardware (ACES) turun Rp 225 ke Rp 3.925, dan Inti Agri (IIKP) turun Rp 120 ke Rp 950.

(ang/qom)

Dihantui Eropa, IHSG Sesi I Ditutup Turun 0,31%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Kamis (29/12) IHSG ditutup turun 0,31% ke level 3.757,45.

Pelemahan indeks siang ini dipicu kekhawatiran investor terhadap masalah baru utang Eropa yang disinyalir bisa menghambat pertumbuhan ekonomi global. Investor akan mengantisipasi pergerakan bursa Eropa yang dibuka sore nanti seiring sentimen kuat lebih banyak datang dari Eropa.

Bursa AS dan Eropa ditutup terkoreksi semalam memfaktorkan sentimen negatif dari pelemahan nilai tukar Euro akibat kenaikan neraca bank sentral Eropa (ECB) ke level tertingginya setelah memberikan pinjaman dalam jumlah besar kepada bank-bank di Eropa. Investor juga mengantisipasi hasil lelang utang jangka panjang Italia yang akan dilakukan sore ini meski lelang utang jangka pendek yang dilakukan kemarin terbilang cukup sukses dengan penurunan bunga menjadi 3,25% dibandingkan 6,5% di bulan lalu.

Bursa Asia siang ini mixed, di mana Shanghai naik 0,33%, KLSE naik 0,31%, dan STI naik 0,07%, sementara Hang Seng turun 0,91%, Nikkei turun 0,72%, dan Seoul turun 0,03%.

Sebanyak 97 saham turun siang ini, 83 saham naik, sementara 94 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,45% ke level 660,67, sedang JII turun 0,79% ke level 525.

Volume perdagangan siang ini sangat tipis hanya 829,01 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp572,87 miliar. Namun asing terpantau sedang berada di pasar siang ini dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp52,76 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII turun 1,29%, ADMF turun 3,93%, AMTX turun 13,63%, UNTR turun 0,59%, BFIN turun 1,78%, dan UNVR turun 0,54%.

Window Dressing Belum Terkonfirmasi Batal

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi melemah terbatas. Namun, koreksi tersebut belum mengkonfirmasi tak terjadinya window dressing seiring tipisnya nilai traksaksi.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (29/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 11,77 poin (0,31%) ke level 3.757,447. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 3,02 poin (0,45%) ke angka 660,673.

Laju indeks siang ini sangat sepi, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 829 juta lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 1,27 miliar. Sementara itu, nilai transaksi hanya mencapai Rp572,8 miliar di pasar regular dari total Rp761,9 miliar dan frekuensi 32.136 kali.

Sebanyak 83 saham menguat, sedangkan 97 saham melemah dan 94 saham stagnan. Hanya saja, pelemahan indeks, justru diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp52,7 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp297,1 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp244,3 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor aneka industri memimpin pelemahan 1,08%, disusul manufaktur 0,57%, industri dasar 0.43%, perdagangan 0,32%, inrastruktur 0,29%, konsumsi 0,23%, keuangan 0,21%, perkebunan 0,10%, dan pertambangan 0,01%. Hanya sektor properti yang menguat 0,06%.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah terbatas hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.750 dan resistance 3.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (29/12).

Menurutnya, koreksi indeks hari ini dipicu oleh fund manager kelas menengah yang baru akan selesai melakukan penyesuaian portifolio. “Karena itu, koreksi indeks hari ini belum mengonfirmasi, bahwa window dressing tak terjadi pada penghujung perdagangan saham 2011,” ujarnya.

Sebab, kata Irwan, nilai transaksi dan volume perdagangan hari ini masih tipis dan sudah terjadi dalam sebulan terakhir. “Begitu juga dengan perdagangan hari ini. Seperti BMRI yang nilai transaksinya hanya Rp44 miliar, begitu juga dengan saham-saham bluechip lainnya seperti BBRI yang nilai transaksinya hanya Rp36 miliar,” papar dia.

Selebihnya, nilai transaksi masih di bawah Rp30 miliar seperti ASII dan GGRM yang biasanya menjadi index mover. “Dengan tipisnya nilai transaksi, justru mengindikasikan window dressing akan terjadi pada detik-detik terakhir perdagangan,” timpalnya.

Irwan menegaskan, para fund manager institusi besar, bakal melakukan window dressing pada sesi dua perdagangan terakhir tahun ini. Jadi, tipisnya transaksi ada unsur kesengajaan. “Kecuali, jika tekanan jual hari ini diikuti dengan volume dan nilai transaksi yang besar. Itu baru menandakan window dressing tak terjadi tahun ini,” tandasnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bumi Resources (BUMI), PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Adaro Energy (ADRO), PT United Tractor (UNTR), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Timah (TINS).

“Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut dengan target January Effect. Kecuali BUMI dan ENRG, bisa untuk target window dressing pada sesi dua perdagangan besok yang merupakan hari terakhir bursa saham untuk 2011,” imbuhnya.

Penutupan sesi I, IHSG masih berenang di zona merah

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berenang di zona merah di sesi I. Pada pukul 12.00, indeks turun 0,31% menjadi 3.757,447.

Hanya ada 78 saham yang naik. Sedangkan 86 saham turun dan 88 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini benar-benar sepi dengan melibatkan 1,272 miliar saham. Nilai transaksinya pun hanya Rp 852,278 miliar.

Sembilan sektor kompak memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor industri lain-lain turun 1,08%, sektor manufaktur turun 0,58%, dan sektor industri dasar turun 0,43%. Satu-satunya sektor yang naik adalah sektor konstruksi yang naik 0,06%.

Sementara, saham-saham penghuni top losers di antaranya: PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) turun 13,64% menjadi Rp 2.850, PT Asuransi Harta Aman (AHAP) turun 10% menjadi Rp 180, dan PT Asuransi Ramayana (ASRM) turun 9,09% menjadi Rp 800.

Di penghuni top gainers, terdapat saham-saham: PT First Media (KBLV) naik 14,81% menjadi Rp 620, PT Intikeramik Alamasri (IKAI) naik 11,03% menjadi Rp 151, dan PT Bintang Mitra Semesta (BMSR) naik 9,76% menjadi Rp 225.

Transaksi Kurang dari Satu Triliun, IHSG Turun 11 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 11 poin akibat sepinya transaksi menjelang tutup tahun 2011. Krisis Eropa kembali membayangi ditandai dengan anjlok nilai tukar euro.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka ambles 29,589 poin (0,79%) ke level 3.739,625 terkena sentimen negatif kekhawatiran krisis utang Eropa. Berita buruk juga datang dari Wall Street dan nilai tukar euro.

Tekanan jual langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan. Indeks sempat meluncur ke posisi terendahnya di 3.736,227 sebelum koreksinya bisa sedikit melambat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (29/12/2011), IHSG terpangkas 11,767 poin (0,32%) ke level 3.757,447. Sementara indeks LQ 45 melemah 3,019 poin (0,46%) ke level 660,673.

Meski terkena tekanan jual cukup tinggi, dana asing terus mengalir masuk ke lantai bursa. Hingga siang ini asing tercatat melakukan pembelian bersih meski nilainya masih tipis.

Hampir seluruh indeks sektoral memerah, hanya dua yang masih mampu menguat yaitu sektor tambang dan properti. Kekhawatiran atas krisis Eropa kembali mencuat setelah Italia diragukan bisa memperbaiki kondisi fiskalnya.

Maraknya sentimen negatif dari pasar global tersebut membuat investor kurang bergairah dalam bertransaksi. Apalagi libur tahun baru sudah di depan mata.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 32.136 kali pada volume 1,272 miliar lembar saham senilai Rp 852,278 miliar. Sebanyak 83 saham naik, sisanya 97 saham turun, dan 94 saham stagnan.

Bursa-bursa saham di Asia bergerak mixed hingga siang ini. Sentimen krisis Eropa dan AS masih menahan bursa saham Hong Kong dan Jepang di zona merah.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 7,22 poin (0,33%) ke level 2.177,23.
  • Indeks Hang Seng melemah 168,77 poin (0,91%) ke level 18.349,90.
  • Indeks Nikkei 225 turun 49,38 poin (0,59%) ke level 8.374,24.
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,78 poin (0,07%) ke level 2.668,03.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 500 ke Rp 60.600, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 500 ke Rp 111.500, Inovisi (INVS) naik Rp 450 ke Rp 5.900, dan Ace Hardware (ACES) naik Rp 250 ke Rp 4.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 950 ke Rp 72.300, Adira Finance (ADMF) turun Rp 450 ke Rp 11.000, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 450 ke Rp 2.850, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 150 ke Rp 25.100.

(ang/qom)

Kecemasan akan krisis Eropa kembali memperlemah posisi rupiah

Kecemasan akan krisis Eropa kembali memperlemah posisi rupiah
JAKARTA. Pergerakan rupiah mencatatkan pelemahan hari ini. Pada pukul 09.36, rupiah melemah 0,6% menjadi Rp 9.130 per dollar. Jika dihitung, mata uang Garuda ini sudah keok 1%.

Pelemahan rupiah terjadi seiring peningkatan kecemasan akan krisis utang Eropa. Hal itu secara otomatis memangkas permintaan aset-aset emerging market, tak terkecuali Indonesia. Asal tahu saja, data Kementrian Keuangan menunjukkan, kepemilikan asing atau surat utang Indonesia turun menjadi Rp 222,76 triliun atau US$ 24,4 miliar per 23 Desember lalu, dari sebelumnya Rp 223,7 triliun pada pekan sebelumnya.

Penurunan permintaan aset emerging market juga tercermin dari penurunan bursa Asia untuk hari ketiga. Dengan demikian, penurunan indeks MSCI Asia Pacific di sepanjang tahun ini mencapai 18,5%.

"Pelemahan rupiah pada tahun ini sejalan dengan pelemahan mata uang Asia. Penyebabnya, krisis utang Eropa menyebabkan penarikan dana oleh asing dari kawasan regional. Sepertinya, hal ini masih akan terus berlangsung pada kuartal pertama tahun depan karena situasi di Eropa belum dapat diselesaikan," urai Dariusz Kowalczyk, strategist Credit Agricole CIB di Hongkong.

Kowalczyk juga memprediksi, rupiah akan keok hingga ke level Rp 9.300 pada kuartal pertama.

Pemerintah memilih 24 calon agen penjual sukuk ritel

Pemerintah memilih 24 calon agen penjual sukuk ritel
JAKARTA. Pemerintah menetapkan 24 calon agen penjual surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk ritel untuk penerbitan tahun 2012 mendatang. Agen penjual tersebut diantaranya, PT Bank Mandiri tbk, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT Mega Capital Indonesia, PT Danareksa Sekuritas dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.

Lainnya, PT Bahana Securities, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT Trimegah Securities Tbk,Standard Chartered Bank, PT Reliance Securities Tbk, serta PT Bank BRI Syariah. Juga PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, PT Bank Syariah Mandiri,PT Sucorinvest Central Gani, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas.

Agen penjual lainnya, PT Bank UOB Indonesia, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd (HSBC), PT Bank OCBC NISP Tbk, Pt Kresna Graha Sekurindo tbk, PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Pt Ciptadana Securities, PT Lautandhana Securindo, serta Citibank N.A.

Direktur Utama Danareksa sekuritas Marciano Herman mengatakan pihaknya mengajukan indikasi kupon Sukri diatas suku bunga deposito saat peluncuran Sukri tahun mendatang.

"Karena bunga deposito saat ini dikisaran 6%, kami mengajukan di atas itu. Namun apabila saat peluncuran Sukri nanti suku bunga berubah misalnya naik menjadi 9%, maka indikasi kupon Sukri kami akan berubah menyesuaikan karena benchmarknya deposito," ujar Marciano, Jakarta, Rabu (28/12).

Pihaknya menargetkan penjualan Sukri tahun depan bisa mencapai Rp 1 triliun atau sama dibandingkan penjualan tahun ini.

Direktur PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Jimmy Randiatmoko mengatakan pihaknya menargetkan bisa menjual Sukri sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 300 miliar.

"Sukri itu produk yang cukup menarik, investor ritel yang menempatkan dananya di deposito, dia akan melirik Sukri. Selain itu, sukri juga memiliki rating yang tinggi dan bunga relatif lebih tinggi dibandingkan deposito. Risikonya juga kecil karena dijamin oleh pemerintah. sukri juga bisa dicairkan kapan saja karena bisa diperjualbelikan di pasar," papar dia.

Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra menduga Made menduga kupon sukuk ritel akan ditetapkan sebesar 6,85% hingga 7% dengan asumsi instrumen tersebut akan diterbitkan pada Januari atau Februari dan tenor tiga tahun.

"Kalau tenor obligsi ritel tidak terlalu panjang atau dikisaran tiga tahun atau empat tahun maka investor masih akan berminat," ujar Made, Jakarta, Selasa (27/12).

Perdagangan Sepi, Saham Asia Dibuka Mixed

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia stabil pada hari Selasa (27/12) dengan volume perdagangan sangat tipis akibat investor menepi sejenak hingga pasar AS kembali dibuka setelah pekan panjang dan keluarnya data yang dapat memberikan petunjuk atas prospek pertumbuhan ekonomi AS.

Reuters melaporkan pasar di Selandia baru, Australia, dan Hong Kong masih tutup untuk liburan Natal yang diperpanjang dan perdagangan diperkirakan akan tetap tenang dengan volume yang kecil.

Nikkei average Jepang dibuka turun 0,43 persen ke 8.443. Saham Sony naik 0,3 persen ke 1.398 yen setelah perusahaan setuju untuk menjual sahamnya di perusahaan patungan LCD ke Samsung seharga $940 juta. Saham Samsung di Korea Selatan juga diperdagangkan lebih tinggi, hampir 1 persen setelah berita ini.

Keio Corp Jepang beringsut naik 0,2 persen ke level tertinggi dalam dua bulan ke 551 yen setelah Harian Bisnis Nikkei mengatakan operator kereta api berencana untuk mengakuisisi anak usaha real estat, Tokyo Electric Power co (Tepco) awal bulan depan. Sementara, saham Tepco diperdagangkan turun 0,9 persen ke 211 yen.

Di Korea, saham Seoul naik, di mana investor mengabaikan data ekonomi yang negatif.

Indeks sentimen konsumen Korea Selatan jatuh tajam pada bulan Desember akibat kekhawatiran tentang krisis utang dan perlambatan ekonomi global, menurut survei bank sentral yang dirilis pada hari Selasa. Indeks harga saham gabungan Kores (KOSPI) naik 0,2.

Gara-gara Italia, Euro Jatuh ke Titik Terendah dalam 11 Bulan

New York - Mata uang tunggal euro terjatuh ke titik terendahnya dalam 11 bulan atas dolar AS di bawah level US$ 1,30, dipicu kekhawatiran terhadap kemampuan Italia menjaga stabilitas finansialnya.

Pada perdagangan Rabu (28/11/2011), euro terpuruk setelah pasar finansial AS dibuka hingga ke titik US$ 1,2912 sebelum akhirnya sedikit pulih. Euro akhirnya diperdagangkan di level US$ 1,2934, melemah dibandingkan sebelumnya di US$ 1,3070.

"Dengan kekhawatiran seputar masalah krisis utang Eropa terus membayangi, pembukaan perdagangan saham AS membuka aliran ke investasi yang aman dan pergerakan ke mata uang safe haven seperti yen dan dolar AS," jelas Mark Deans, analis dari MoneyCorp seperti dikutip dari AFP, Kamis (29/12/2011).

Lelang surat berharga Italia sebelumnya berhasil meraup dana hingga 9 miliar euro (US$ 11,8 miliar) dengan tingkat bunga 3,251% untuk surat utang 6 bulan, atau setengah dari yang dibayar Italia pada November sebesar 6,504%. Namun analis menduga bank-bank Eropa membuat biaya surat utang Italia terliat murah dengan menggunakan uang pinjaman dari Bank Sentral Eropa.

Sentimen menjadi masam ketika imbal hasil untuk surat utang Italia berjangka 10 tahun melonjak hingga 6,9%, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas rencana Roma menjual lagi surat berharganya pada Kamis.

"Kekhawatiran pasar masih ada disana setelah mempertimbangkan lelang surat berharga berjangka 10 tahun untuk sesi perdagangan besok (Kamis)," jelas Deans.

Ia menambahkan, kondisi perdagangan yang tipis menjelang akhir tahun juga turut memicu pergerakan di pasar valas.

Euro tercatat melemah ke 100,80 yen dari sebelumnya di 101,77 yen. Dolar AS berada di 77,90 yen, naik dibandingkan sebelumnya di 77,88.

(qom/qom)

Situasi Eropa memburuk, harga emas mencatatkan penurunan

Situasi Eropa memburuk, harga emas mencatatkan penurunan
NEW YORK. Harga kontrak emas melorot kemarin malam. Asal tahu saja, harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari turun 2% menjadi US$ 1.564,10 per troy ounce pada pukul 13.47 waktu New York di Comex, New York.

Tidak hanya itu, harga kontrak perak juga dilanda aksi jual sehingga melorot ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Harga kontrak perak untuk pengantaran Maret anjlok 5,2% menjadi US$ 27,234 per troy ounce di Comex, New York. Sebelumnya, harga perak sempat bertengger di posisi US$ 27,10 per troy ounce, yang merupakan level terendah sejak 26 September lalu.

Penurunan harga komoditas ini terjadi seiring dengan kian memburuknya krisis utang Eropa. Seperti yang diberitakan sebelumnya, neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

"Apa yang terjadi di Eropa sangat mencemaskan. Penguatan dollar menyebabkan harga komoditas melorot, termasuk didalamnya harga emas," jelas James Dailey dari TEAM Financial Management LLC di Pennsylvania.

Euro keok atas yen ke level terlemah dalam sepuluh tahun

Euro keok atas yen ke level terlemah dalam sepuluh tahun
NEW YORK. Pergerakan euro pagi ini melemah terhadap yen ke posisi terendah sejak 2001. Pada pukul 15.17 waktu New York, euro keok 1% menjadi 100,75 yen. Sebelumnya, posisi euro sempat menyentuh level 100,73 yen, yang merupakan level terlemah sejak 2001 silam. Sedangkan jika berhadapan dengan dollar, euro melemah 1,1% menjadi US$ 1,2933. Posisi dollar tak banyak berubah di level 77,90 yen.

Pelemahan euro terjadi setelah kecemasan mengenai krisis utang Eropa kian meningkat karena dikhawatirkan akan memangkas pertumbuhan ekonomi global. Sementara, penguatan dollar terjadi seiring penurunan pasar saham yang mengakibatkan kenaikan permintaan aset-aset haven. Yen perkasa setelah laporan Departemen Keuangan AS mengkritik langkah permintaan Jepang terkait intervensi di pasar mata uang.

"Saat ini, perekonomian global masih jauh dari kata stabil. Euro akan terus mencatatkan pelemahan. Kenaikan pada neraca Bank Sentral Eropa cukup tajam. Kecemasan mengenai Eropa juga semakin meningkat," papar David Mann, regional head of research Standard Chartered Plc di New York.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

Cermati Eropa, Wall Street Melemah

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street ditutup melemah lebih dari 1% pada perdagangan saham Rabu (28/12). Hal itu dikarenakan pelaku pasar kembali fokus pada keuangan zona Euro.

Indeks Dow Jones turun 139,94 poin atau 1,14% ke level 12.151,41. Indeks S&P turun 15,79 poin atau 1,25% ke level 1.249,64. Indeks Nasdaq turun 35,22 poin atau 1,34% ke level 2.589,98.

Aksi jual saham mengikuti penurunan euro terhadap dolar AS. Hal itu memicu kekhawatiran utang zona euro sehingga terjadi aksi jual dengan perdagangan kecil. "Kelihatannya pelemahan euro telah mematahkan level US$1,30 sehingga investor pun melakukan aksi jual," ujar Ryan Detrick, Senior Technical Strategist with Scheffer Investment Research.

Pergerakan rally di Wall Street didukung oleh data ekonomi AS yang positif sehingga memindah fokus mereka dari kekhawatiran krisis utang zona Euro. Investor pun optimis ekonomi AS akan kembali pulih sesuai jalur. Tetapi tanpa berita ekonomi domestik maka kebanyakan fokus kembali ke Eropa.

Selain itu, sentimen yang mempengruhi bursa saham AS yaitu pelemahan euro ke level US$1.2939.

Pelaku pasar pun akan konsentrasi pada krisis utang Eropa dan perlambatan Asia,serta dampak resesi Eropa terhadap pemulihan Amerika Serikat pada 2012.

Sebelumnya sektor yang mengalami kenaikan tertinggi dalam lima hari lalu seperti sektor material dan energi. Tetapi saham ini mendorong pelemahan indeks saham pada Rabu (28/12) dikarenakan harga komoditas turun. Indeks sektor material turun 2,2%.

Sepanjang tahun ini, Dow naik 5%, S&P turun 0,6%, dan Nasdaq turun 2,4%.

Saham Medicis Pharmaceutical Corp turun 1,2% ke level US$33,35 setelah memotong outlook pendapatan kuartal keempat. Saham Citigroup Inc ke level US$26,13 setelah regulator memenangkan delay securities fraud lawsuit dengan bank. Dengan US Securities and Exchange Commission menolak transaksi US$285 juta dengan bank.

Volume perdagangan saham kecil dengan nilai sekitar 4,31 miliar saham di New York Stock Exchange, Nasdaq dan Amex dibandingkan rata-rata harian saham 7,9 miliar saham. [hid]

Fokus Data Ritel AS, Rupiah Siap Menanjak

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Kamis (29/12) diprediksi sideways cenderung menguat. Pasar merespon positif data penjualan ritel AS semalam.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, volatilitas rupiah masih rendah. Sebab, secara keseluruhan volume transaksi sangat tipis.

Apalagi, sebagian bursa regional baru dibuka kembali hari ini setelah libur Natal. Tapi, ini tidak begitu berarti karena kebanyakan investor sudah mengambil cuti hingga akhir tahun. "Karena itu, rupiah cenderung sideways-menguat dan akan bergerak dalam kisaran 9.040-9.122 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Hanya saja, rupiah juga punya peluang terimbas profit taking akibat penguatan dolar AS yang terjadi sebelumnya. Namun secara keseluruhan, masih ada sinyal untuk penguatan rupah lebih lanjut. "Karena itu, untuk Kamis (29/12), rupiah bakal sideways cenderung menguat," tuturnya.

Apalagi, kata Christian, semalam dirilis data penjualan ritel AS selama musim belanja Natal 2011. Angkanya sudah diperkirakan terjadi kenaikan signifkan sebesar US$72 miliar dari US$62 miliar pada tahun lalu. "Penjualan ritel jadi fokus market saat ini," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Rabu (28/12) ditutup stagnan di level 9.070 per dolar AS.

IHSG Beresiko, 'Wait and See'

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Kamis (29/12) diperkirakan beresiko. Investor disarankan untuk wait and see.

Pengamat pasar modal Ridwan Novayanto dari Bumiputra Capital memprediksikan, sentimen negatif dari pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak mentah membuat bursa yang sudah menipis transaksinya menjadi rentan.

“Pasar terpengaruh tekanan jual. Terutama karena aksi jual besar-besaran di saham yang sensitif terhadap kenaikan harga minyak mentah dan depresiasi nilai tukar,” ujarnya ketika berbincang dengan INILAH.COM.

Sementara sentimen positif di pasar yang bisa memicu rebound teknikal sudah menipis. Meski kemungkinan window dressing masih ada, Ridwan menilai hal tersebut takkan melambungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“IHSG akan sulit menembus level 3.800,” lanjutnya.

Window dressing kemungkinan terbatas hanya pada saham-saham yang sudah sangat lagging dan tertekan harganya, dengan valuasi/PE relatif terhadap IHSG di bawah 1%. Seperti saham infrastruktur dan pertambangan logam yang banyak diburu lokal.

“Misalnya saham Wijaya Karya (WIKA), Jasa Marga (JSMR) dan PT Gas Negara (PGAS),” katanya, memberi contoh saham-saham yang tertunda kenaikannya ini.

Namun, lanjut Ridwan, karena PE relatif indeks untuk sektor yang lagging ini di bawah 1%, dampak window dressing takkan banyak berpengaruh pada apresiasi IHSG. Yakni kemungkinan untuk ditutup di atas level 3.800.

“Saya merekomendasikan untuk wait and see, karena valuasi harga saham masih bisa turun lagi. Perdagangan selama dua hari terakhir ini sangat beresiko,” ujarnya.

Rekomendasi Ridwan agar investor menunggu bukan karena ekspektasi pertumbuhan EPS atau earning korporasi. Namun karena sentimen pasar yang masih didominasi isu negatif akibat krisis Eropa.

Sehingga, katanya, investor mengurangi porsi di pasar saham dan cendering melakukan aksi untuk menghindari resiko (risk aversion). Pertumbuhan EPS 2012 diperkirakan mencapai 18-19% yang bisa memicu penurunan PE/valuasi.

“Jadi, PE IHSG bisa mencapai 14 kali jika mencapai 4.200. Dengan sentimen negatif dari Eropa, PE bisa mengarah ke 10 kali,” tandasnya.

Harga kontrak minyak catatkan penurunan pertama dalam tujuh hari

Harga kontrak minyak catatkan penurunan pertama dalam tujuh hari
NEW YORK. Harga kontrak minyak ditransaksikan melorot untuk kali pertama dalam tujuh hari terakhir. Harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari turun US$ 1,98 menjadi US$ 99,36 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan level terendah sejak 21 Desember lalu. Tidak hanya itu, penurunan tersebut juga merupakan yang terbesar sejak 14 Desember. Sepanjang tahun ini, harga kontrak minyak sudah naik 8,7%. Sedangkan tahun lalu, harga minyak mencatatkan kenaikan sebesar 15%.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent turun US$ 1,71 atau US$ 1,6% menjadi US$ 107,56 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Penurunan harga kontrak minyak terjadi setelah neraca Bank Sentral Eropa (ECB) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini memberikan sinyal kenaikan risiko dari krisis utang Eropa sehingga mengancam tingkat permintaan minyak dunia.

"Berita terbesarnya saat ini adalah penguatan euro yang terlalu besar. Ini saatnya terjadi koreksi setelah menguat selama enam hari," jelas Tom Bentz, director BNP Paribas Prime Brokerage Inc di New York.

Sekadar informasi, neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

Neraca ECB menembus rekor, bursa AS dilanda aksi jual

Neraca ECB menembus rekor, bursa AS dilanda aksi jual
NEW YORK. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa AS ditutup dengan penurunan kemarin malam. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor\'s 500 turun 1,3% menjadi 1.249,64. Penurunan tersebut menghapus seluruh kenaikan di 2011 karena indeks melorot di bawah harga rata-ratanya dalam 200 hari terakhir.

Sejumlah saham yang mempengaruhi bursa AS antara lain: Alcoa Inc dan Chevron Corp yang turun masing-masing sebesar 1,8%. Lalu ada saham Morgan Stanley Cyclical Index yang melorot 1,9% seiring penurunan Caterpillar Inc dan Ford Motor Co yang melorot lebih dari 2,3%. Sedangkan Bank of America Corp masih melanjutkan penurunan pada transaksi sebelumnya sebesar 3,6%.

Aksi jual yang melanda bursa AS dipengaruhi oleh neraca Bank Central Eropa (ECB) meningkat ke rekor tertinggi setelah kenaikan pengucuran pinjaman untuk perbankan dalam mengatasi krisis utang Eropa.

"Perekonomian mendapatkan tekanan dari pinjaman Bank Sentral Eropa kepada perbankan. Dengan kondisi Eropa yang akan jatuh ke jurang resesi, perbankan sulit menggelontorkan pinjaman," jelas Timothy Ghriskey, chief investment officer Solaris Group LLC di New York.

Catatan saja, bursa saham melempem setelah neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

Euro Merosot, Wall Street Terpangkas 1%

New York - Saham-saham di bursa Wall Street kembali melemah hingga 1% setelah reli berturut-turut. Kekhawatiran tentang masalah baru di krisis Eropa membuat investor melepas saham-saham menjelang tutup tahun.

Pelemahan saham-saham terjadi berbarengan dengan melemahnya euro ke titik terendah dalam 11 bulan atas dolar AS. Volume yang rendah terus memicu volatilitas yang tinggi.

"Ini sepertinya pelemahan euro yang menembus level US$ 1,30, benar-benar membuat investor menekan tombol 'jual'," ujar Ryan Detrick, analis senior dari Schaeffer's Investment Research seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2011).

"Tapi bagaimanapun ini bukanlah pergerakan yang tidak usah dibesar-besarkan dengan mempertimbangkan tidak banyak volume dan bisa berakhir sebagai aksi jual harian," tambahnya.

Pada perdagangan Rabu (28/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah hingga 129,94 poin (1,14%) ke level 12.151,41. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 15,79 poin (1,25%) ke level 1.249,64 dan Nasdaq melemah 35,22 poin (1,34%) ke level 2.589,98.

Indeks saham di Wall Street terus menguat dalam beberapa hari sebelumnya didorong data ekonomi AS yang positif. Investor bisa mengalihkan perhatian sejenak dari masalah krisis Eropa.

"Tapi tanpa berita ekonomi domestik untuk menuntun langkah, sebagian besar fokus kini di Eropa," ujar Frederic Ruffy, analis dari WhatsTrading.com.

Saham Citigroup Inc turun hingga 2,9% menjadi US$ 26,13 setelah regulator AS memenangkan penundaan gugatan terhadap pembobolan surat utang terhadap bank. Bapepam AS tengah melawan keputusan hakim yang menolak penyelesaian dengan bank senilai US$ 285 juta.

Volume perdagangan sangat tipis dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 4,31 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 7,9 miliar lembar saham.

(qom/qom)