Kamis, 19 Januari 2012

'Investment Grade' Hanya Sentimen Jangka Pendek

INILAH.COM, Jakarta – Peringkat investment grade dari Moody’s dinilai hanya sentiment positif jangka pendek bagi IHSG. Untuk jangka menengah-panjang, fokus pasar tetap pada faktor eksternal.

Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata mengatakanhal itu kepada INILAH.COM. Menurutnya,peringkat ini melegitimasi iklim dan mengonfirmasi kelayakan investasi Indonesia.Tapi, gelar itu tidak mengubah ekonomi Indonesia secara signifikan.

Artinya, kata dia, ekonomi Indonesia tetap pada kondisi saat ini dengan outlook yang stabil. Karena itu, sentiment positif dari investment grade bersifat jangka pendek.“Dalam jangka menengah-panjang, investor akan kembali fokus pada tataran makro ekonomi, kondisi eksternal, dan perkembangan krisis utang di Eropa,” katanya.

Pada perdagangan Rabu (18/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 23,37 poin (0,59%) ke level 3.978,128 dengan intraday tertinggi 3.978,455 dan terendah 3.947,855. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 5,25 poin (0,75%) ke level 701,206.Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah Fitch Rating, kini Moody's Investor Service yang menyematkan gelar ‘investment grade’ bagi Indonesia. Seberapa optimistis pengaruhnya pada pergerakan IHSG?
Investment grade yang diraih Indonesia dari Moody's Investor Service kemarin tetap harus dilihat sebagai berita positif jangka pendek. Peringkat ini melegitimasi iklim dan mengonfirmasi kelayakan investasi Indonesia.Tapi, gelar itu tidak mengubah ekonomi Indonesia secara signifikan. Artinya, ekonomi Indonesia tetap pada kondisi saat ini dengan outlook yang stabil. Karena itu, sentiment positif dari investment grade bersifat jangka pendek.

Bagaimana dengan respon pasar yang tercermin pada penguatan IHSG kemarin?
Ya. Kenaikan IHSG kemarin, juga semata faktor peringkat itu. Jika tidak ada investment grade, IHSG cenderung tertekan bahkan bisa melamah kemarin. Sebab, secara teknis, momentum penguatan market juga berkurang. Apalagi, IHSG sudah rally dalam 5 pekan terakhir. Karena itu, market sebenarnya sangat terbuka untuk mencari alasan koreksi. Tapi, karena momentum kenaikan rating ke investment grade, penguatan indeks terjadi.

Untuk itu,market tak perlu euforia atas investment grade yang diraih. Pasar harus melihat bagaimana tataran fundamental dan kondisi eksternal. Tidak ada perubahan yang luar biasa dari sisi ekonomi Indonesia.

Tidak luar biasa bagi IHSG?
Memang, gelar ini merupakan legitimasi yang terjaga dan momentum pertumbuhan ekonomi pun akan membaik ke depannya dengan potensi mengalirnya Foreign Direct Investment (FDI) yang besar. Tapi, dalam jangka menengah-panjang, investor akan kembali pada tataran makro ekonomi, kondisi eksternal, dan perkembangan krisis utang di Eropa. Kenaikan rating bisa menahan indeksdari koreksi yang dalam, tapi IHSG tetap tergantung pada pergerakan bursa global dan regional.

Kalau begitu, bagaiamana Anda melihat arah pergerakan IHSG Kamis (19/1) ini?
Bursa Eropa cenderung melemah sejak kemarin sore walaupun tidak terlalu besar. Terlepas dari faktor investment grade, potensi pelemahan IHSGcukup terbuka dan ini merupakan koreksi yang wajar terjadi.

Sekarang,tinggal seberapa kuat sentiment investment grade bisa mengimbangi (offset) situasi eksternal. Menurut saya, kecenderungan pelemahan cukup besar. Kecuali, jika bursa AS dan Eropa menguat tajam. Jika bursa global terutama Dow Jones turun 1-2%, berita investment grade akan diabaikan pasar. Tapi, jika Dow Jones hanya tutup melemah 0,2%, investment grade masih bisa menopang penguatan IHSG.

Level support dan resistance-nya?
Saya melihat potensi pelemahan IHSG lebih besar dari potensi penguatan. IHSG akan bergerak dalam kisaran support 3.920 dan resistance 4.015.

Saham-saham pilihan Anda?
Jika bursa Eropa menguat atau paling tidak stabil, saya suka pada saham-saham tambang seperti PT Bukit Asam (PTBA), PT Bumi Resources (BUMI) dan PT International Nickel Indonesia (INCO).Tapi, jika bursa Eropa melemah, saham-saham yang berbasis domestic demand yang menarik seperti PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Gudang Garam (GGRM). Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar