Senin, 09 Januari 2012

Seiring Regional, IHSG Melemah 0,3%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia melemah 14,6 poin atau 0,3% ke 3.854,75 pada sesi I perdagangan Senin (9/1). Volume perdagangan sebesar 1,7 miliar saham senilai Rp1,1 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 116 saham turun, 78 saham naik dan 114 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell Rp19,6 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp715,7 miliar dan pembelian asing Rp696,05 miliar.

Indeks JII turun 2,09 poin ke 545,52, indeks ISSI turun 0,5 poin ke 127 dan indeks LQ45 turun 2,6 poin ke 680,27. Pelemahan terdalam dialami sektor aneka industri hingga 24,6 poin ke 1.345,54, disusul sektor perkebunan turun 19,18 poin ke 2.114,61.

IHSG sempat mendekati zona positif saat berada di level tertinggi di 3.868,91. Namun tertekan lagi hingga penutupan sesi I. Level terendah berada di 3.848,34.

Bursa saham sebagian melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,9%, indeks Shanghai naik 1,4%, indeks ASX naik 0,01%, indeks Kopsi turun 1,1%, indeks STI turun 0,9%.

Saham yang menguat seperti saham HERO naik Rp1.500 ke Rp13.000, UNVR naik Rp450 ke Rp19.650, GDYR naik Rp400 ke Rp10.300, HMSP naik Rp250 ke Rp39.800, INTP naik Rp250 ke Rp18.350, BDMN naik Rp225 ke Rp4.575.

Saham yang melemah seperti saham ASII turun Rp1.550 ke Rp75.750, GGRM turun Rp950 ke Rp60.450, ITMG turun Rp300 ke Rp38.800, AALI turun Rp250 ke Rp21.500, SMAR turun Rp250 ke Rp5.900, HEXA turun Rp200 ke Rp8.650.

IHSG Tembus 3.821, Wajib Bersihkan Posisi!

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSG diprediksi sulit kembali ke teritori positif. Tapi, selama support 3.821 belum ditembus, berlaku strategi buy on weakness lalu hold!

Pada sesi pertama perdagangan Senin (9/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 16,07 poin (0,42%) ke level 3.853,341. Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 juga turun 2,65 poin (0,39%) ke angka 680,274.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,3 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 1,7 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,13 triliun di pasar regular dari total Rp1,19 triliun dan frekuensi 50.277 kali.

Sebanyak 77 saham menguat, sedangkan 115 saham melemah dan 114 saham stagnan. Pelemahan indeks juga diwarnai aksi jual dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp19,6 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp696,05 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp715,7 miliar.

Mayoritas sektor saham, mendukung pelemahan indeks. Saham sektor aneka industri memimpin pelemahan 1,79%, perkebunan 0,88%, manufaktur 0,67%, pertambangan 0,52%, perdagangan 0,33%, industri dasar 0,32%, properti 0,15%, dan keuangan 0,11%. Hanya dua sektor yang menguat, konsumsi 0,10% dan infrastruktur 0,02%.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, sentimen dari krisis Eropa kembali merebak. Berita-berita bearish dari dalam dan luar negeri, masih terus masuk. “Itu masih ditambah mendung yang masih menyelimuti langit (bursa) Jakarta,” katanya, di Jakarta, Senin (9/1).

Bad mood ini, lanjut Satrio, masih berlanjut dengan indeks Hang Seng yang masih meluncur turun. Padahal, koreksi yang terjadi pada indeks Dow Jones Industrial (DJI) sebenarnya juga relatif tidak dalam. “Kondisi itu, diperparah dengan nilai tukar rupiah yang sempat di atas 9.200per dolar AS,” ujarnya.

Pelemahan rupiah, menurutnya, dipicu oleh Bank Indoensia (BI) dan beberapa pihak yang secara ‘prematur’mengatakan, meski ada pembatasan konsumsi, harga premium masih bisa naik kalau harga minyak mencapai US$150 per barrel. “Hopeless. Itu adalah satu kata yang bisa melukiskan kondisi pagi ini,” timpalnya.

IHSG, kata Satrio, masih susah naik. Terutama setelah kemarin, indeks justru memberikan signal bearish dengan ditutup di bawah suport pertama 3.893. “IHSG memang memiliki potensi pelemahan ke 3.821-3.850,” ungkapnya.

Tapi, Satrio menegaskan, yang paling penting sebenarnya adalah suport di 3.821. Menurutnya, suport ini adalah suport dari trend naik jangka menengah. “Selama suport ini masih bertahan, IHSG masih ada ‘peluang’ atau ‘harapan’ untuk bergerak ke 4.000 – 4.050,” tutur Satrio. “Dengan kata lain, kalau IHSG ditutup di bawah 3.821, marketnya bearish.”

Sekarang, pasar tinggal melihat apakah support 3.821 bisa bertahan atau tidak. Kalau gagal bertahan, berarti harus bersih posisi lagi. “Harus realistis untuk cut loss. Tapi selama support 3.821 masih bertahan, saya masih akan Buy on Weakness dan hold posisi,” imbuhnya.

Penurunan 108 saham bikin indeks tak berkutik di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tak berkutik di penutupan sesi I. Pada pukul 12.00, indeks ditutup dengan penurunan 0,38% menjadi 3.854,752.

Terdapat 108 saham yang turun ke zona merah. Sementara, saham yang naik sebanyak 70 dan 105 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 1,736 miliar saham senilai Rp 1,520 triliun.

Sejumlah sektor yang mencatatkan penurunan paling tinggi di antaranya: sektor industri lain-lain turun 1,80%, sektor agrikultur turun 0,89%, dan sektor manufaktur turun 0,67%. Sementara itu, ada dua sektor yang berhasil naik yakni sektor infrastruktur dan sektor consumer goods dengan kenaikan masing-masing 0,03% dan 0,11%.

Tiga saham yang mencatatkan penurunan paling dalam (top losers) hari ini antara lain: PT Fortune Mate Indonesia (FMII) turun 22,12% menjadi Rp 81, PT Trimegah Securities (TRIM) turun 7,95% menjadi Rp 81, dan PT Toba Pulp Lestari (INRU) turun 7,69% menjadi Rp 1.200.

Sementara, saham-saham yang berhasil mencatatkan kenaikan paling tinggi (top gainers) di antaranya: PT Minna Padi Investama (PADI) naik 25,31% menjadi Rp 495, PT Bank ICB Bumiputera (BABP) naik 16,04% menjadi Rp 123, dan PT Kedawung Setia Industri (KDSI) naik 15,56% menjadi Rp 260.

Investor Menanti Pertemuan Eropa, IHSG Turun 14 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 14 atas aksi tunggu investor menjelang pertemuan petinggi Eropa. Transaksi di lantia bursa pun kurang bergairah dan didominasi tekanan jual.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG berkurang 8,946 poin (0,24%) ke level 3.860,469 atas kekhawatiran investor terhadap krisis utang Eropa. Para petinggi Uni Eropa saat ini melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan fiskal EU.

Aksi jual terjadi seiring dengan melemahnya bursa-bursa di Asia. Indeks yang tak pernah menyentuh zona hijau hari ini sempat terperosok ke posisi terendahnya di level 3.848,343.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (9/1/2012), IHSG melemah 14,663 poin (0,38%) ke level 3.854,752. Sementara Indeks LQ 45 turun 2,652 poin (0,39%) ke level 680,274.

Meski sempat terjadi aksi beli, namun langkah tersebut tak mampu mengangkat IHSG ke jalur hijau. Investor masih menunggu hasil pertemuan para petinggi Eropa dalam membahas krisis utang setempat.

Saat ini, investor masih fokus pada krisis utang Eropa dan kebijakan moneter AS dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarcozy akan bertemu untuk menyempurnakan aturan baru keseragaman fiskal Eropa hari ini.

Pertemuan ini merupakan lanjutan hasil 9 Desember 2011 lalu dan pertemuan puncak antara pemimipin Eropa akan dilakukan pada 30 Januari di Brussel.

Saham-saham di sektor aneka industri terkoreksi paling tinggi, memimpin mayoritas indeks lainnya di teritori negatif. Hanya dua sektor yang menguat, yaitu konsumer dan infrastruktur.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 50.301 kali pada volume 1,736 miliar lembar saham senilai Rp 1,520 triliun. Sebanyak 78 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 113 saham stagnan.

Bursa saham China berhasil menanjak ke zona hijau setelah pada perdagangan sebelumnya terkena koreksi akibat ambil untung. Pasar modal negeri tirai bambu itu menjadi satu-satunya yang menguat di Asia.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menanjak 31,17 poin (1,44%) ke level 2.194,57.
  • Indeks Hang Seng melemah 170,83 poin (0,92%) ke level 18.422,23.
  • Indeks Straits Times turun 25,38 poin (0,93%) ke level 2.690,21.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Hero Supermarket (HERO) naik Rp 1.500 ke Rp 13.000, Unilever (UNVR) naik Rp 450 ke Rp 19.650, Goodyear (GDYR) naik Rp 400 ke Rp 10.300, dan Indocement (INTP) naik Rp 250 ke Rp 18.350.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.550 ke Rp 75.750, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 950 ke Rp 60.450, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 38.800, dan Astra Internasional (ASII) turun Rp 250 ke Rp 21.500.

(ang/qom)

Keok 1,4%, rupiah catatkan pelemahan terbesar pada mata uang Asia

Keok 1,4%, rupiah catatkan pelemahan terbesar pada mata uang Asia
JAKARTA. Mata uang Asia ramai-ramai melemah atas dollar AS. Pagi ini, rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia mencatatkan pelemahan terbesar di antara mata uang di kawasan regional lainnya.

Hal itu tercermin dari pergerakan Asia Dollar Index yang turun selama empat hari belakangan. Hari ini, Asia Dollar Index turun sebesar 0,2%. Sementara, rupiah keok 1,4% menjadi 9.218 per dollar AS pada pukul 10.11 waktu Jakarta. Sedangkan ringgit Malaysia melemah 0,5% menjadi 3,1601 dan peso Filipina melemah 0,3% menjadi 44,270. Pelemahan juga terjadi pada baht Thailand sebesar 0,4% menjadi 31,80.

Aksi jual mata uang Asia seiring kekhawatiran investor bahwa krisis utang AS akan semakin memburuk sehingga mendorong investor lebih memilih aset-aset yang aman ketimbang aset-aset emerging market.

"Trader dan investor saat ini lebih fokus pada situasi di Eropa yang hingga saat ini belum juga menemukan langkah bersama penanganan krisis," jelas Lito Mercao, head of trading Rizal Commercial Banking Corp di Manila. Dia menambahkan, kondisi itu akan menjadi masalah bagi pertumbuhan, tidak hanya di Eropa, melainkan secara global. "Hal itu juga akan berdampak pada ekonomi negara kita dan pasar mata uangnya," jelas Lito.

Dollar AS perkasa, harga emas mulai turun gunung

Dollar AS perkasa, harga emas mulai turun gunung
SINGAPURA. Harga emas dunia kembali mencatatkan penurunan di hari kedua. Pagi tadi, harga emas di pasar spot melorot 0,7% menjadi US$ 1.606,80 per troy ounce. Pada pukul 09.59 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di posisi US$ 1.608,10 per troy ounce. Pada pekan lalu, harga emas sudah naik 3,5%. Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari turun 0,5% menjadi US$ 1.608,50 per troy ounce di COmex, New York.

Penurunan harga emas dipicu oleh krisis utang Eropa yang semakin memperkuat posisi dollar AS atas euro. Kondisi itu menyebabkan permintaan emas sebagai investasi haven semakin menurun.

"Harga emas memang ditransaksikan bertolakbelakang dengan surat utang AS dan dollar. Dengan tingkat yield yang rendah, penurunan harga emas sepertinya akan terbatas. Apalagi, investor masih memburu emas sebagai haven pada masa-masa sulit," ujar Zhang Lei, analis CES Futures Brokerage Co dari Shanghai.

Sekadar tambahan, harga emas turun 0,3% pada 6 Januari lalu setelah sebelumnya menyentuh posisi US$ 1.631,46 per troy ounce, level tertinggi sejak 21 Desember lalu. Sebaliknya, dollar AS menguat 0,4% versus enam mata uang utama dunia dan perkasa 0,6% versus euro.

Bursa Asia Cenderung Melemah

Medium
INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia pada perdagangan Senin (9/1) melemah karena investor mash berhati-hati menjelang penjualan obligasi Italia dan Spanyol pada pekan ini.

Indeks Hang Seng turun 1,2% ke 18.361, indeks Shanghai turun 0,1% ke 2.161, indeks ASX turun 0,4% ke 4.091, indeks Kospi turun 1,3% ke 1.818, indeks STI turun 1,03% ke 2.687.

Volume perdagangan masih tipis dari biasanya. Untuk indeks Nikkei masih libur. Bursa Seoul dipengarui kekhawatiran krisis utang Eropa. Pada awal perdagangan, pelemahan dipimpin saham produsen baja seperti POSCO yang turun hingga 1,8% dan Hyundai Steel turun 1,5%.

Bursa Australia juga cenderung melemah karena kekhawatiran krisis utang Eropa yang mencuat lagi.

Pasar juga menantikan pertemuan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dengan kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin. Pertemuan dilakukan pada Senin ini untuk mendiskusikan persiapan pertemuan para pimpinan Eropa pada akhir bulan ini guna membahas kelanjutan penyelesaian krisis tersebut.

Pasar Semringah atas Tenaga Kerja AS

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (9/1) diprediksi konsolidasi cenderung menguat. Pasar semringah atas rilis data tenaga kerja AS akhir pekan lalu.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, peluang konsolidasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS awal pekan ini, salah satunya dipicu oleh rilis data non-farm payroll AS akhir pekan lalu yang angkanya jauh di atas ekspektasi. Hal ini menjadi sentimen positif di market yang menunjukkan keberlanjutan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.

Tapi, lanjutnya, kondisi ini juga mendorong penguatan dolar AS sehingga jadi tekanan bagi euro dan laju rupiah terkonsolidasi. "Karena itu, rupiah akan konsolidasi alias tidak banyak mengalami pergerakan dalam kisaran 9.050-9.150 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Dollar AS melesat ke level terkuat 15-bulan versus Euro pascarilis sebuah data yang menunjukkan, sektor swasta AS menambah pekerjaan lebih banyak
dibandingkan perkiraan. "Hal ini mendongkrak optimisme terhadap pemulihan perekonomian terbesar di dunia itu," timpalnya.

Greenback juga berhasil memperpanjang dominasinya versus euro untuk 5 minggu berturut-turut. Apalagi, euro mendapat tekanan seiring merosotnya kepercayaan Eropa terhadap prospek ekonomi kawasan itu.

Data Non Farm Payrolls AS bulan Desember menunjukkan pertumbuhan 200.000 lapangan pekerjaan baru pada sektor swasta AS. Angka ini meningkat dari prediksi 150 ribu dan pertumbuhan 100.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, tingkat pengangguran AS juga memperlihatkan penurunan ke level terendah sejak Februari 2009 menjadi 8,5% dari sebelumnya 8,7%.

Lebih jauh Firman menjelaskan, positifnya non-farm payroll AS, memang memicu penguatan dolar AS, tapi juga memicu risk appetite (hasrat pasar pada aset-aset berisiko). "Karena itu, rupiah akan diuntungkan dari sisi penguatan bursa saham Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga konsolidasi rupiah menjadi cenderung menguat," tandasnya.

Di lain pihak, kata dia, optimisme menjelang pertemuan Jerman, Perancis, dan Italia nanti malam, juga harusnya menopang performa rupiah. Karena itu, meski konsolidasi kecenderungannya adalah penguatan tipis. "Tapi, penguatan rupiah masih bersifat sementara mengingat belum adanya solusi krisi utang zona Euro sehingga euro terkena aksi jual," timpalnya.

Terlebih lagi, Firman menambahkan, pada pekan ini pasar dihadapkan pada pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yakni pada Kamis (12/1) yang kemungkinan dapat melonggarkan kebijkan moneternya lebih lanjut. Dari dalam negeri, Bank Indonesia juga mengagedakan rapat Dewan Gubernur yang juga diperkirakan cenderung pelonggaran moneter seiring landainya inflasi 2011 di level 3,79% (Januari-Desember).

Selain itu, pasar juga dihadapkan pada lelang obligasi Spanyol dan Italia pekan ini sehingga dolar AS akan semakin menarik. Alhasil, rupiah masih konsolidasi.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (6/1) ditutup menguat 20 (0,21%) ke level 9.090/9.110 per dolar AS.

Bursa Asia memulai awal pekan dengan wajah muram

Bursa Asia memulai awal pekan dengan wajah muram
SINGAPURA. Mayoritas bursa Asia, di luar bursa Jepang, memerah pagi ini. Pada pukul 08.56 waktu Hongkong, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6% menjadi 393,84. Pada pekan lalu, bursa Asia mencatatkan kenaikan 0,9% seiring peningkatan data manufaktur di AS, Australia, China, dan India.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 1,5%. Sedangkan pasar Jepang ditutup pada hari ini karena libur nasional.

Sejumlah saham berkapitalisasi besar dilanda aksi jual. Ambil contoh, Samsung Electronics Co turun 2% di Seoul setelah penjualan ritel di Eropa mencatatkan penurunan melebihi estimasi pada bulan lalu. Selain itu, James Hardie Industries SE turun 1,5%.

Salah satu faktor yang mempengaruhi bursa Asia adalah pernyataan Federal Bank St Louis President James Bullard. Bullard mengatakan, the Fed kemungkinan tidak akan menggelontorkan kembali kebijakan pembelian obligasi baru di tengah data ekonomi AS yang positif.

"Perekonomian AS yang kian membaik tidak berarti kondisi ekonomi global benar-benar pulih. Pertanyaannya adalah, berapa lama kondisi ini bisa terus dipertahankan. Risiko di Eropa masih ada. Bahkan kemungkinan akan ada berita negatif sebelum akhirnya dikeluarkan resolusi baru," urai Lee King Fuei, fund manager Schroders Plc di Singapura.

Saham Potensi Apresiasi di Awal Pekan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Senin (9/1) masih berpotensi menguat. Inilah beberapa saham pilihan di awal pekan.

Yuganur Widjanarko, analis pasar modal dari HD Capital mengatakan, awal pekan ini indeks akan bergerak menguat, “IHSG akan bergerak di kisaran level 3820 – 3980,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, dukungan apresiasi bursa berasal dari permintaan domestik dalam negeri masih tinggi. Sementara koreksi yang sempat terjadi, dinilai Yuga masih wajar, terutama karena January effect di bursa global mulai kehilangan momentum akibat kenaikan yang terlalu kencang.

Ia pun menyarankan investor memanfaatkan kejadian tersebut untuk akumulasi, “Ini karena pasar masih optimis akan hasil kinerja laporan keuangan kuartal empat 2011 yang belum keluar,”imbuhnya.

Sementara penurunan permintaan yang terjadi di hampir sebagian besar pasar negara maju Eropa dan Amerika, diakui Yuga memicu ekspektasi pasar akan adanya kebijakan kuantitative easing yang akan melonggarkan likuiditas global.

Namun ia menilai, hal ini belum akan diimplementasikan oleh Bank Sentral Amerika. Terutama karena penurunan permintaan menyebabkan tidak adanya tekanan inflasi, “Sehingga tidak ada urgensi untuk melakukan kuantitatif easing jilid ketiga.”

Di tengah situasi ini, Yuga merekomendasikan beberapa saham. Salah satunya AKR Corporindo (AKRA). Menurutnya, naiknya harga minyak mentah dan pertumbuhan ekonomi domestik yang kuat akan menjadi katalis positif untuk distributor BBM seperti AKRA.

“Rekomendasi akumulasi pada koreksi pullback pasca rally yang cukup tajam sebelumnya dengan target harga mencapai Rp3.450,”ucapnya.

Sementara emiten consumer otomotif dengan market cap terbesar di indeks, Astra International (ASII)juga diberi rekomendasi beli dengan target harga Rp78.500.

Ia menilai, proses koreksi minor untuk mengurangi gejala jenuh beli yang dapat membawa singgah ASII di price gap bawah di Rp74.950, hanya proses konsolidasi biasa dalam pattern minor dan medium uptrend.

Saham sektor perbankan juga menjadi pilihannya, seperti Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Mandiri (BMRI), masing-masing dengan target harga Rp3.950 dan Rp6.850,”Rekomendasi beli untuk kedua emiten ini,”pungkasnya. [nat]

Indosurya: Sentimen global negatif, waspada pelemahan lanjutan IHSG

JAKARTA. Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan lonjakan 1,24%. Alhasil, pada akhir pekan, indeks berada di posisi 3.869,41 bila dibandingkan penutupan minggu lalu pada level 3.821,99.

Dalam hasil riset yang dirilis hari ini (9/1), Indosurya Asset Management memprediksi, diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.822-3.846 dan resistance 3.899-3.935.

Indosurya menulis, IHSG membentuk candle hanging man dimana sebelumnya membentuk doji. Posisi candle masih di sekitar upper bollinger bands. MACD mulai terbatas kenaikannya dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai berbalik arah dari atas area overbought.

"Secara teknikal, posisi IHSG sedang melakukan konsolidasi untuk mereposisi agar berada di bawah area overbought. Kondisi global yang mulai banyak sentimen negatif menjadi perhatian pelaku pasar. Waspadai koreksi lanjutan dari IHSG," jelas Reza Priyambada, Managing Resarch Indosurya.

Kecemasan akan krisis Eropa kembali menekan harga minyak

Kecemasan akan krisis Eropa kembali menekan harga minyak
NEW YORK. Harga kontrak minyak dunia ditransaksikan mendekati level terendah dalam seminggu terakhir di New York. Pukul 11.04 waktu Sydney, harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari berada di posisi US$ 101,45 per barel atau turun 11 sen di New York Mercantile Exchange.

Pada 6 Januari lalu, harga kontrak minyak turun 0,3% menjadi US$ 101,56 sebarel, yang merupakan level terendah sejak 30 Desember lalu. Sepanjang 2011, harga minyak sudah naik 8,2%, yang merupakan kenaikan tahunan untuk ketiga kalinya.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Febuari naik 0,5% menjadi US$ 113,56 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Penurunan harga minyak pagi ini dipicu oleh kecemasan investor mengenai situasi ekonomi Eropa. Jika situasi kian memburuk, hal itu akan memangkas tingkat permintaan minyak dunia. Kecemasan tersebut mampu mengimbangi faktor pendongkrak harga minyak, seperti kekhawatiran akan terpangkasnya suplai minyak akibat ketegangan antara Iran dan negara Barat.

Sekadar tambahan informasi, Kanselir Jerman German Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy akan bertemu hari ini untuk menyamakan langkah dalam rangka menyepakati rencana besar penyelamatan Zona Euro dalam tiga bulan ke depan. Dua pemimpin negara utama Zona Euro ini akan bertemu di Berlin untuk menyempurnakan panduan baru bagi disiplin fiskal yang sudah dibahas dalam KTT Uni Eropa 9 Desember lalu.

Sementara, AS menyatakan siap memberi sanksi atas Iran jika negara tersbeut benar-benar menutup Selat Hormuz. Menurut Join Chief off Staff Chairman AS Jenderal Martin Dempsey, AS akan menjalankan aksi serangan untuk membuka kembali selat tersebut. "Iran memang memiliki kemampuan untuk menutup selat Hormuz. Tapi hanya untuk waktu yang singkat saja," jelas Dempsey.

Wall Street memulai pekan pertama 2012 dengan sangat baik

Wall Street memulai pekan pertama 2012 dengan sangat baik
NEW YORK. Sepanjang pekan lalu, sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa AS melaju. Indeks Standard & Poor's 500 naik 1,6% menjadi 1.277,81 dalam empat hari perdagangan pertama tahun ini. Ini merupakan transaksi permulaan tahunan terbaik dalam enam tahun terakhir setelah kenaikan 2,4% di 2010. Sedangkan indeks Dow Jones naik 1,2% menjadi 12.359,92 sepanjang minggu lalu.

Saham-saham berkapitalisasi besar dilanda aksi beli. Beberapa di antaranya: Bank of America Corp dan Microsoft Corp melompat lebih dari 8,3% sehingga memimpin lonjakan pada indeks Dow Jones. Selain itu, Netflix Inc meroket 25%. Kendati demikian, ada juga sejumlah saham yang dilanda aksi jual seperti Sears Holdings Corp dan AutoNation Inc jatuh lebih dari 8,1%.

Aksi beli yang melanda bursa AS itu terdongkrak data manufaktur dari Amerika hingga China yang meningkatkan optimisme mengenai perekonomian global.

"Laju pertumbuhan ekonomi global memang melambat, namun kita masih melihat adanya pertumbuhan kinerja perusahaan. Perekonomian AS bergerak cukup baik. Jika faktor negatif Eropa bisa dihilangkan, pasar bisa lebih melaju lagi," jelas Peter Jankovkis dari Oakbrook Investments di illinois.

Rupiah dihantui momok BI rate

Rupiah dihantui momok BI rate
JAKARTA. Sepekan lalu pergerakan rupiah cenderung tertekan di level bawah akibat masih sepinya pasar dan rendahnya risk appetite investor. Depresiasi rupiah mencapai 0,6% hingga sempat anjlok menjadi Rp 9.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, rupiah berhasil bangkit, Jumat (6/1), menjadi Rp 9.160.

Apressyanti Senthaury, analis valuta Bank BNI, memproyeksi, kurs rupiah masih akan di bawah tekanan, pekan ini. Selain terpicu faktor eksternal yakni prospek penguatan indeks dolar AS akibat ketidakpastian Eropa, rupiah akan terombang-ambing spekulasi pengguntingan bunga acuan Bank Indonesia (BI).

BI akan mengumumkan bunga acuan Januari, Kamis pekan ini. Investor kemungkinan banyak yang menahan posisi menunggu kepastian BI rate. "Rupiah akan bergerak di Rp 9.050-Rp 9.225 dengan kecenderungan bearish," ujar dia.

Tonny Mariano, analis Harvest International Futures, berujar, sejatinya potensi penguatan rupiah cukup terbuka misalnya dari pergerakan bursa saham yang mendekati 4.000. Namun, isu BI rate akan menjadi momok pergerakan rupiah pekan ini. "Sepanjang pekan ini, dollar AS akan bergerak di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 9.200," kata Tonny.

IHSG Lanjutkan Konsolidasi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menutup pekan lalu di teritori positif. Sempat 'malas-malasan' di awal tahun, IHSG akhirnya bisa positif, bahkan sempat mencicipi level 3.900 sebelum akhirnya terkoreksi di akhir pekan.

Mengawali perdagangan tahun 2012, IHSG bahkan melemah karena lesunya sentimen dan posisi sebagian besar bursa utama dunia yang masih libur. Namun seiring mulai aktifnya bursa-bursa global, IHSG pun ikut menderu. Namun IHSG akhirnya terkoreksi di akhir pekan, berbarengan dengan koreksi bursa utama dunia.

Berikut pergerakan IHSG pada pekan lalu:
  • Senin (2/1/2012), IHSG terpangkas 12,852 poin (0,34%) ke level 3.809,140.
  • Selasa (3/1/2012), IHSG melesat 48,742 poin (1,27%) ke level 3.857,882.
  • Rabu (4/1/2012), IHSG ditutup menanjak 49,539 poin (1,28%) ke level 3.907,421.
  • Kamis (5/1/2012), IHSG turun tipis 1,157 poin (0,03%) ke level 3.906,264.
  • Jumat (6/1/2012), IHSG ditutup jatuh 36,849 poin (0,95%) ke level 3.869,415.

Sementara Bursa Wall Street menutup pekan pertama 2012 dengan positif, dibantu oleh membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS), salah satunya adalah tingkat pengganguran yang hampir menyentuh titik terendah dalam tiga tahun.

Namun pada perdagangan Jumat (6/1/2012), indeks Dow Jones ditutup melemah 55,78 poin (0,45%) ke level 12.359,92. Indeks S&P 500 Index turun 3,25 poin (0,25%) 1.277,81. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 4,36 poin (0,16%) ke level 2.674,22.

IHSG masih akan meneruskan konsolidasi pada Senin (9/1/2012) awal pekan ini. Hadirnya emiten baru, PT Minna Padi Tbk diharapkan bisa memberikan angin segar di tengah koreksi yang mewarnai sebagian besar bursa.

Bursa Jepang masih libur transaksi, namun bursa Korsel dibuka melemah. Mengawali perdagangan Senin, indeks KOSPI dibuka melemah 26,78 poin (1,45%) ke level 1.816,36.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, IHSG pada perdagangan jumat (6/1) bergerak terkoreksi dengan Candlestick IHSG yang membentuk pola evening star mengindikasikan sinyal Bearish Reversal sementara indikator stochastic membentuk deathcross di area overbought dengan RSI yang bergerak downtrend meninggalkan area overbought. Pada perdagangan Senin (9/1), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3821-3907.

Indosurya:
Pada perdagangan Senin (9/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.822-3.846 dan resistance 3.899-3.935. IHSG membentuk candle hanging man dimana sebelumnya membentuk doji . Posisi candle masih di sekitar upper bollinger bands. MACD mulai terbatas kenaikannya dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai berbalik arah dari atas area overbought. Secara teknikal, posisi IHSG sedang melakukan konsolidasi untuk mereposisi agar berada di bawah area overbought. Kondisi global yang mulai banyak sentimen negatif menjadi perhatian pelaku pasar. Waspadai koreksi lanjutan dari IHSG.

(qom/qom)

Euro loyo sebelum Merkel dan Sarkozy menggelar pertemuan

Euro loyo sebelum Merkel dan Sarkozy menggelar pertemuan
SYDNEY. Euro masih saja loyo. Bahkan pergerakannya melemah ke level terendah dalam 11 tahun terakhir dan mendekati level terendah 16 bulan versus dollar.

Pada pukul 08.28 waktu Sydeny, euro keok 0,4% menjadi 97,54 yen. Sebelumnya, mata uang 17 negara ini menyentuh posisi 97,83, terlemah sejak Desember 2000. Sedangkan jika berhadapan dengan dollar, euro melemah 0,2% menjadi US$ 1,2687 dan sempat bertengger di posisi US$ 1,2671, level paling lemah sejak Semptember 2010. Posisi dollar sendiri berada di level 76,89 yen dari sebelumnya 76,97 yen.

Pelemahan euro terjadi sebelum pemimpin Jerman dan Prancis menggelar pertemuan untuk membahas krisis utang Eropa yang memukul pertumbuhan global. Pelemahan mata uang Benua Biru ini juga terjadi sebelum Spanyol dan Italia menerbitkan obligasinya pekan ini setelah terjadi peningkatan tingkat yields.

"Kita akan melihat lebih banyak lagi kecemasan yang disebabkan oleh isu politik. Hal itu menjadi batu sandungan bagi euro, yang secara relatif menyebabkan outlook pertumbuhan Eropa melambat," jelas Mike Jones, currency strategist Bank of New Zealand Ltd di Wellington. Dia menambahkan, selama pertumbuhan Eropa melambat, euro akan terus melemah terhadap dollar AS, yen, dan kemungkinan sejumlah mata uang utama dunia lainnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kanselir Jerman German Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy akan bertemu hari ini untuk menyamakan langkah dalam rangka menyepakati rencana besar penyelamatan Zona Euro dalam tiga bulan ke depan.

Dua pemimpin negara utama Zona Euro ini akan bertemu di Berlin untuk menyempurnakan panduan baru bagi disiplin fiskal yang sudah dibahas dalam KTT Uni Eropa 9 Desember lalu.

Inilah Saham Pilihan Senin (9/1)

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengalami koreksi pada perdagangan saham Senin (9/1). Hal itu dipengaruhi January Effect di bursa global dinilai telah mulai kehilangan momentum akibat kenaikan yang terlalu kencang.

Hal itu disampaikan Analis Senior PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko, seperti dikutip dari website PT HD Capital Tbk, akhir pekan ini." Koreksi wajar terjadi karena January effect di bursa global mulai kehilangan momentum akibat kenaikan yang terlalu kencang. Tetapi gunakan kejadian tersebut untuk akumulasi karena pasar masih optimis akan hasil kinerja laporan keuangan kuartal keempat 2011 yang belum keluar," kata Yuganur.

Yuganur memprediksikan level support IHSG berada di level 3.820-3.765-3.680 dan level resistance 3.980-4.050 pada Senin (9/1). Hal senada dikatakan, Analis PT Capital Price Eddy Ertanto, di mana akan ada aksi profit taking pada perdagangan saham Senin (9/1). Meski begitu, IHSG masih ada tren bullish karena didukung fundamental ekonomi Indonesia yang baik. "IHSG akan berada di level 3.880-3.860," ujar Deddy.

Analis PT Sinarmas Sekuritas James Wahjudi menuturkan, secara teknikal indeks akan berada di ksiaran 3.820-3.900. Data-data ekonomi Amerika Serikat yang akan diumumkan seperti data payrolls dan data tingkat pengangguran pada Desember 2011 akan memberikan sentimen terhadap indeks. Selain itu, investor masih tetap perlu mewaspadai perkembangan krisis utang di Eropa.

Untuk rekomendasi saham, Yuganur memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)."Saya merekomendasikan buy untuk saham-saham tersebut," tutur Yuganur.

Sedangkan James mengingatkan investor memperhatikan saham untuk day trading seperti saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN), saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan saham PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).

Deddy merekomendasikan saham ASII, UNTR, saham PT Unilever Tbk (UNVR), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA),saham BMRI, dan saham PT Mayora Tbk (MYOR).

January Effect Belum Pasti Akan Terjadi

INILAH.COM, Jakarta – January effect 2012 dinilai belum sepenuhnya bakal terjadi seiring tidak jelasnya penyelesaian krisis utang Eropa. Karena itu, kalau berani, liriklah saham-saham second liner.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, January Effect kadang terjadi kadang tidak. Menurutnya, pada 2008 terjadi krisis Subprime Mortgage di AS sehingga berimbas pada tiadanya Januari effect 2009. Lalu, pada Januari 2010 January effect tak terjadi karena terimbas negatif penyelesaian krisis AS.

Pada Januari 2011, terganggu oleh mulai terlihatnya krisisi utang Uni Eropa. Januari 2012, krisis utang Uni Eropa semakin tidak jelas penyelesaiannya. Itulah yang membuat January Effect tidak bertahan sepenuhnya. “Saya pun belum melihat January Effect 2012 akan terjadi sepenuhnya,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (6/1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 36,85 poin (0,94%) ke level 3.869,415 dengan intraday tertinggi 3.906,676 dan terendah 3.852,75. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 8,76 poin (1,27%) ke level 682,926.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG kembali melemah ke bawah 3.900. Seberapa yakin Anda terhadap peluang terjadinya January Effect awal 2012?
Saham-saham yang berpotensi terkena January Effect adalah saham-saham berkapitalisasi besar. Apalagi, jika ditunjang oleh positifnya kondis global. Secara historis,jelang libur Natal, indeks mengalami koreksi selama dua hari. Setelah libur Natal, indeks menguat hingga akhir tahun untuk mengantisipasi window dressing.

Pada awal tahun, bursa mengalami rally yang biasa disebut January Effect. Pada pekan pertama, biasanya rally cukup tinggi. Pada pekan kedua atau ketiga Januari,investor mulai profit taking sehingga indeks mengalami koreksi hingga pertengahan Februari, meskipun secara hariannya bisa saja mengalami penguatan tipis.

Apakah penembusan IHSG ke atas level 3.900 pekan lalu sudah merefleksikan January Effect?
Terjadi tidaknya January Effect baru bisa dihitung setelah bulan Januari berakhir. Karena itu, penembusan IHSG ke 3.900 di pekan pertama 2012 ini belum jadi kesimpulan terjadinya January Effect.

Kalau begitu, apa tanda-tanda yang lebih pasti soal January Effect?
Jika dilihat dari siklus bursa, setelah libur akhir tahun terjadi rally di bursa saham yang didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi besar atau saham-saham yang terdaftar dalam indeks saham unggulan LQ45 . Sebab, investor menyesuaikan posisi pada awal tahun. Yang jadi pertimbangan adalah faktor likuiditas saham yang kuat.

Kalau begitu, untuk awal 2012, saham-saham apa saja yang bakal jadi sasaran January Effect?
PT Astra Internasional (ASII), PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Gudang Garam (GGRM), PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Jasa Marga (JSMR), PT AKR Corporindo (AKRA), PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR). Saham-saham itu mengalami pergerakan yang cukup kencang pada awal tahun.

Apa saran Anda untuk saham-saham tersebut?
Saham-saham tersebut sudah naik signifikansehingga potensi gain yang mungkin didapat oleh trader sudah tipis. Karena itu, kalau berani, trader lebih baik beralih ke saham-saham second liner yang Bollinger band-nya sudah di bawah batas atas.

Apa konsekuwnsinya jika masuk pada saham-saham tersebut?
Kalaupun mau masuk pada saham-saham yang potensial jadi sasaran January effect lebih baik menunggu koreksi 10-20% dari saham-saham itu. Itupun tetap harus diperhatikan Bollinger Band-nya. Jika sudah turun, tapi masih dalam batas atas Bollinger Band, jangan dulu masuk.Selama sentiment positif masih beredar di bursa, penguatan itu pasti akan berlanjut. Kecuali, jika ada berita negatif dari kondisi global seperti Uni Eropa penguatan pada awal tahun akan terhalang.

Kalau begitu, January Effet 2012 ini belum tentu terjadi?
Ya. January Effect kadang terjadi kadang tidak. Pada 2008 terjadi krisis Subprime Mortgage di AS sehingga berimbas pada tiadanya Januari effect 2009. Pada Januari 2010 January effect tak terjadi karena terimbas negatif penyelesaian krisis AS. Pada Januari 2011, terganggu oleh mulai terlihatnya krisisi utang Uni Eropa. Januari 2012, krisis utang Uni Eropa semakin tidak jelas penyelesaiannya. Itulah yang membuat January Effect tidak bertahan sepenuhnya.

Saya pun belum melihat January Effect 2012 akan terjadi sepenuhnya. Sebab, dalam situasi global yang tidak menentu, pelaku pasar susah untuk mengambil posisi 1-3 bulan. Mereka lebih bermain cepat.

Hati-hati, koreksi membayangi IHSG

JAKARTA. Sepekan pertama di tahun baru 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membuktikan keperkasaannya sampai level Rp 3.869,41. Namun, para analis memprediksi nasib baik IHSG belum tentu berlanjut.

Memasuki pekan kedua, IHSG diprediksi rawan koreksi. Tujuh dari sepuluh analis yang disurvei KONTAN memprediksi hari ini IHSG cenderung melemah alias bearish. Sedangkan tiga lainnya memperkirakan IHSG bisa menanjak atawa bullish.

Nilai tengah atau median IHSG dari polling proyeksi 12 sekuritas antara 3.832 sampai 3.909. Muhammad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas, memperkirakan, IHSG terancam koreksi setelah naik cukup tajam. Apalagi, rencana penjualan obligasi negara Eropa membuat para pemodal menjadi waspada. "Senin saya prediksi indeks di kisaran 3.806-3.880," ujarnya, Jumat (6/1).

Sedangkan secara teknikal, Managing Research Asset Management, Reza Priyambada, memprediksi, indeks saham akan berada di zona merah di pembukaan perdagangan pekan depan. Level support IHSG berada di kisaran 3.845-3.860, sedangkan level resistance antara 3.899-3.945. "Secara teknikal IHSG dalam posisi jenuh beli (overbought), sehingga investor melanjutkan profit taking," urainya.

Bahkan, ia menduga selama sepekan depan IHSG dan semua sektor akan cenderung terkoreksi kecuali ada kejadian luar biasa yang bisa mengangkat bursa. Jika mengalami rebound, ujar dia, IHSG memiliki level resistance di 3.930-3.985 seminggu ini.

Berita dari Eropa yang kemungkinan akan dicermati pelaku pasar saham sepekan depan antara lain hasil lelang obligasi pemerintah Italia dan Spanyol yang untuk pendanaan pelunasan utangnya. "Jika hasil lelang tidak sesuai keinginan pasar, tentu mata uang Euro akan tertekan dan menjadi sentimen negatif bagi pasar global," tambah Reza.

Pendapat berbeda disampaikan Fadilah Qudsi. Analis Mega Capital Indonesia ini memperkirakan IHSG masih bisa bergerak naik. "Ada sentimen-sentimen positif seperti bursa regional yang cukup baik," ujarnya. Ia memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 3.920-3.830 hari ini.