Selasa, 31 Januari 2012

Indeks mendadak bangkit di penutupan sesi II

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba saja melonjak menjelang penutupan. Pada pukul 16.00, indeks tercatat naik 0,68% menjadi 3.941,693.

Sekitar 120 saham mencatatkan kenaikan. Sedangkan 95 saham turun dan 115 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 6,672 miliar saham senilai Rp 5,318 triliun.

Sembilan sektor kompak menghijau. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi di antaranya adalah sektor industri lain-lain yang naik 1,98%, sektor industri dasar yang naik 1,44%, dan sektor manufaktur yang naik 1,39%. Sementara, satu-satunya sektor yang memerah yakni sektor agrikultur dengan penurunan 0,23%.

Saham-saham dengan kenaikan tertinggi di antaranya; PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang naik 10,59% menjadi Rp 470, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 5,8% menjadi Rp 3.650, dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) naik 4,15% menjadi Rp 11.300.

Sedangkan di posisi top losers, terdapat sejumlah saham: PT Sorini Agro Asia Tbk (SOBI) turun 8,79% menjadi Rp 2.075, PT Chandra Asri petrochemical (TPIA) turun 4,17% menjadi Rp 2.300, dan PT Astra Agro Lestari (AALI) turun 2,37% menjadi Rp 20.600.

Ikuti Bursa Regional, IHSG Tambah 26 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup menguat berkat perburuan saham-saham unggulan menjelang akhir perdagangan. IHSG menguat meski sempat terseok-seok.

Membuka perdagangan, IHSG bertambah 4,745 poin (0,12%) ke level 3.919,905 dibantu sentimen positif dari bursa Asia. Sentimen negatif dari Eropa masih membayangi akibat buntunya restrukturisasi utang Yunani.

IHSG bolak-balik dari teritori negatif ke positif meski bursa Asia terus menguat cukup signifikan. IHSG sempat mencapai posisi terendahnya di 3.902,155.

Bursa-bursa Asia sebagian besar sudah menguat merespons kesepakatan para peimpin Eropa untuk mengakhiri defisit anggaran yang sangat besar. Namun kesepakatan positif itu tergerus oleh sentimen negatif terhambatnya pembicaran restrukturisasi utang Yunani.

IHSG terus menerus mengalami tekanan, hingga akhirnya dalam beberapa menit menjelang penutupan, terjadi aksi koleksi saham unggulan yang pada akhirnya membuat IHSG menguat signifikan.

Pada perdagangan Selasa (31/1/2012), IHSG ditutup menguat hingga 26,533 poin (0,68%) ke level 3.941,693. Indeks LQ 45 menguat 5,188 poin (0,76%) ke level 692,157.

Sementara nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis ke level 9.015 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.000 per dolar AS.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 159.470 kali pada volume 6,672 miliar lembar saham senilai Rp 5,318 triliun. Sebanyak 95 saham turun, 120 saham naik dan 115 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain Astra International (ASII) naik Rp 1.800 menjadi Rp 78.900, United Tractor (UNTR) naik Rp 500 menjadi Rp 28.350, Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 50 menjadi Rp 6.700, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 450 menjadi Rp 11.300.

Sedangkan saham-saham yang turun harganya antara lain BRI (BBRI) turun Rp 50 menjadi Rp 6.850, Telkom (TLKM) turun Rp 50 menjadi Rp 6.850, PGN (PGAS) turun Rp 25 menjadi Rp 3.375, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 100 menjadi Rp 36,.700, Gema Grahasarana (GEMA) turun Rp 80 menjadi Rp 340.

Sementara bursa-bursa regional justru sudah bergerak menguat. Berikut posisi pergerakan bursa regional Selasa sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 7,57 poin (0,33%) ke level 2.292,61.
  • Indeks Hang Seng menguat 230,08 poin (1,14%) ke level 20.390,49.
  • Indeks Nikkei-225 menguat 9,46 poin (0,11%) ke level 8.802,51.
  • Indeks KOSPI menguat 15,24 poin (0,79%) ke level 1.955,79.
(qom/dnl)

Minyak Dunia Menguat di Pasar Asia

Headline
INILAH.COM, Singapura - Minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Selasa (31/1) di Asia. Kenaikan dipicu melemahnya dolar AS dan menguatnya bursa saham Asia.

Minyak AS jenis light sweet untuk pengiriman Maret naik 0,7% atau 48 sen menjadi US$99,26 per barel melalui transaksi elektronik di New York Mercantile Exchange. Demikian mengutip marketwatch.com.

Kenaikan harga minyak terjadi setelah indeks dolar AS DXY trun 0,34% dari kenaikan Senin. Sedangkan indeks Dow pada perdagangan Senin naik 12 poin ke 12.614. Pada bulan depan, harga minyak diprediksi masih berada di kisaan US$100 per barel, atau naik ke US$99,57 per barel sebelum melemah.

Sementara harga produk energi yang lain seperti benin naik 0,3%, minyak pemanas naik 0,6% menjadi US$3,06 per galon. Gas alam turun 2,2% menjadi US$2,65 per juta British thermal units.

Sementara bursa saham Asia sebagian menguat seperti indeks Hang Seng naik 0,6%, indeks Nikkei naik 0,1%, indeks Shanghai turun 0,1%, indeks ASX turun 0,2%, indeks Kospi naik 0,4%, indeks STI turun 0,3%.

IMF: Asia tak Berisiko 'Hot Money'

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Asia tidak menghadapi risiko arus masuk hot money (uang panas) disebabkan regional di posisi terbaik untuk menangani masuknya modal dibanding masa lalu.

Hal ini disampaikan Anoop Singh, Direktur IMF untuk Asia & Pasifik seperti dikutip CNBC. "Asia memiliki pengalaman yang berurusan dengan arus (arus masuk uang panas). Asia sedang membangun kerangka sehingga ketika uang kembali, itu akan masuk ke daerah-daerah yang yang membutuhkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka menengah, dan jauh dari spekulasi uang panas," katanya kepada CNBC, Selasa (31/1).

Singh menanggapi keprihatinan terhadap spekulatif modal, atau disebut hot money, membanjiri Asia akibat hasil dari langkah-langkah likuiditas baru-baru ini yang diumumkan di Barat. Empat minggu pertama tahun ini telah melihat peningkatan investasi ke dalam pasar-pasar baru, di mana minggu lalu yang merekam suntikan modal tertinggi dan pinjaman obligasi sejak April, di sekitar US$4,4 miliar.

Kelebihan likuiditas Bank Sentral telah menyalahkan aliran dana masuk spekulatif ke Asia yang terjadi pada 2009-2010, beberapa di antaranya ditarik pada tahun 2011, memberikan kontribusi bagi kemerosotan di pasar saham.

Singh percaya pihak berwenang di Asia telah belajar dari pengalaman itu, dan akan menyalurkan dana arus masuk ke daerah-daerah untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, menghindari ketidakstabilan pasar potensial. "Di banyak negara Asia, lebih banyak investasi diperlukan, lebih banyak investasi infrastruktur yang diperlukan. Ketika modal kembali ke Asia, saya pikir Anda akan menemukan bahwa Asia telah membangun kapasitas untuk menangani lebih kuat arus masuk modal yang menjadi tujuan mereka," katanya.

Berbicara tentang kondisi-kondisi ekonomi yang lebih luas di Asia, Singh mengatakan daerah sebagai keseluruhan akan tetap ulet tahun ini meskipun ada risiko eksternal yang besar, terutama krisis utang zona euro. Sementara perlambatan ekspor akan terjadi akibat gejolak ekonomi di Eropa, wilayah ekonomi negara berkembang akan terus tetap memimpin pertumbuhan tahun ini.

"Investasi di Asia dan konsumsi akan terjaga. Itu berarti bahwa pertumbuhan masih relatif kuat," katanya.

Ia mencatat penarikan dana baru-baru ini oleh bank-bank Eropa akibat dari krisis utang dan persyaratan modal baru tidak lagi mengkhawatirkan, akibat Bank di Asia dan non-Eropa yang melangkah untuk mengisi kesenjangan pendanaan.

Membahas prospek China, dia percaya Beijing akan dapat mengeksekusi soft landing untuk ekonomi terbesar Asia dan mencapai pertumbuhan di atas 8 persen pada tahun 2012. "Kami tidak melihat sedikit pun hard landing. Lami perkirakan pertumbuhan China akan tetap baik tepat di atas 8 persen, tahun ini dan tahun depan. Kami melihat inflasi di hCina telah berisiko turun. Kami melihat risiko properti yang sedang dibahas," kata Singh.

Bursa Eropa Diprediksi akan Positif

Medium
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa diprediksi akan menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (31/1). Hasil KTT Uni Eropa sepakat untuk melakukan integrasi fiskal.

Indeks FTSE berpotensi naik 19 poin, indeks DAX akan naik 32 poin dan indeks CAC diprediksi akan naik 19 poin. Sementara bursa saham Asia sebagian menguat seperti indeks Hang Seng naik 0,6%, indeks Nikkei naik 0,1%, indeks Shanghai turun 0,1%, indeks ASX turun 0,2%, indeks Kospi naik 0,4%, indeks STI turun 0,3%.

Pada KTT Uni Eropa yang pertama tahun ini, kecuali Inggris dan Republik Ceko yang menolak dukungan terhadap perjanjian soal integrasi fiskal. Langkah ini diusulkan Jerman dan Prancis pada akhir tahun lalu. Namun usulan itu dinilai melanggar hukum suatu negara dengan melakukan integrasi fiskal.

Sementara, Perdana Menteri Portugalm Pedro Passos Coelho dipaksa untuk mengatasi kekhawatiran pemegang obligasi swasta. Portugal akan harus menghadapi writedown yang sama dengan besarnya utang negara tersebut. Coelho sedang berusaha untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bailout senilai 78 miliar euro atau senilai US$103 miliar.

Pada lelang obligasi kemarin, imbal hasil untuk jatuh tempo 10 tahun mencapai rekor tertinggi hingga 17%. Selain Yunani, Portugal menjadi negara dengan imbal hasil tertinggi.

Hari ini, Belgia akan mengadakan lelang 3 dan 6 bulan.

Sesi II, Bisa Buy on Weakness Bluechip

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak pada kisaran 3.895-3.935 pada sesi II perdagangan Selasa (31/1), dengan potensi melemah terbuka lebar seiring aksi ambil untung (profit taking).

Sesi I ini, IHSG naik tipis 0,473 poin (0,01%) menjadi 3.915,633 dan Indeks LQ45 naik 0,03% ke 687,21. Sektor aneka industri memimpin penguatan dengan naik 1,01%, diikuti sektor industri dasar naik 0,82% dan sektor manufaktur naik 0,39%.

Sebanyak 103 saham naik, 117 saham stagnan, dan 98 saham turun. Nilai transaksi sepanjang sesi I tercatat sebesar Rp1,89 triliun, dengan volume 1.914.804.000. Investor asing masih melakukan aksi jual dengan net foreign sell Rp201,35 miliar, dengan foreign buy Rp651,839 miliar dan foreign sell Rp853,191 miliar.

"IHSG hari ini kalau naik, naik tipis. Kalau turun juga tidak banyak. Tapi potensinya lebih ke arah minus," tutur pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitulu kepada INILAH.COM di Jakarta, hari ini. IHSG diperkirakan akan berada pada kisaran 3.895-3.935 hingga akhir perdagangan hari kedua pekan ini.

Menurutnya, kondisi bursa saham global dan Asia menyumbang sentimen positif bagi pergerakan indeks hari ini. Namun, sentimen negatif berupa aksi ambil untung pada semua lapis saham bakal menggerogoti laju IHSG.

"Indeks langsung naik karena Dow Jones rebound dari minus banyak sebelumnya, ke minus yang lebih tipis. Indeks Hang Seng dibuka langsung naik, KOSPI positif, London positif, indeks langsung reli pagi tadi. Tapi kemudian ada profit taking," paparnya.

Sentimen negatif tersebut berupa adanya sikap pelaku pasar yang lebih memilih untuk melepas saham dan menguangkan keuntungan sebelumnya, sehubungan dengan batas waktu pembukaan rekening nasabah yang berakhir hari ini.

"Karena ada aturan yang baru soal pemisahan rekening investor. Jadi pelaku pasar yang mungkin belum membuat rekening nasabah menjual sahamnya, karena khawatir bulan depan tidak dapat melakukan trading," tuturnya.

Lalu saham apa yang direkomendasikan untuk sesi II perdagangan nanti, di sela aksi ambil untung yang marak. Ia menyatakan, saham-saham unggulan alias bluechip bisa dipertimbangkan dengan syarat melihat posisi harga dengan turun 5%-10% dari harga tertinggi perdagangan sebelumnya.

"Kalau mau beli bisa masuk ke saham-saham bluechip tapi kalau harganya turun 5-10 persen dari harga puncaknya. Karena kalau market bullish, bisa ikut naik. Buy on weakness, termasuk untuk saham perbankan yang bluechip," ungkapnya.

Saham-saham yang masuk dalam kategori top gainers antara lain, saham SMGR naik Rp300 ke 11.150, saham JSMR naik Rp150 ke Rp4.375, saham UNTR naik Rp250 ke Rp28.100, saham ASII naik Rp1.000 ke Rp78.100, saham GGRM naik Rp750 ke Rp56.250, saham HEXA naik Rp100 ke Rp5.750, saham PTBA naik Rp150 ke Rp20.150, saham HRUM naik Rp50 ke Rp7.500, saham INTP naik Rp50 ke Rp16.900, dan saham BTPN naik Rp75 ke Rp3.400.

Saham-saham yang masuk dalam kategori top losers diantaranya, saham MEDC turun Rp50 ke Rp2.300, saham UNVR turun Rp400 ke Rp19.200, saham MYOR turun Rp150 ke Rp13.950, saham IMAS turun Rp150 ke Rp14.800, saham BBRI turun Rp100 ke Rp6.800, saham AALI turun Rp400 ke Rp20.700, saham BYAN turun Rp100 ke Rp17.850, saham ITMG turun Rp250 ke Rp36.550, saham BBNI turun Rp25 ke Rp3.600, saham HMSP turun Rp400 ke Rp42.000, dan saham BUMI turun Rp25 ke Rp2.500.

Sempat terpeleset, indeks berakhir flat di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terseret ke zona merah di sesi I. Kendati begitu, pada pukul 12.00, indeks berhasil naik tipis sebesar 0,01%. Alhasil, posisi indeks saat ini tak banyak mencatat perubahan di level 3.915,633.

Terdapat setidaknya 97 saham yang naik. Sedangkan jumlah saham yang turun mencapai 88 saham dan 112 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 2,917 miliar saham senilai Rp 1,901 triliun.

Secara sektoral, ada enam sektor yang memerah. Tiga terbesar di antaranya yakni sektor agrikultur dengan penurunan 0,58%, sektor consumer goods turun 0,44%, dan sektor pertambangan turun 0,29%. Sedangkan empat sektor lainnya berhasil naik, yang dipimpin oleh sektor industri lain-lain dan industri dasar dengan kenaikan masing-masing 1,01% dan 0,82%.

Saham-saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi di antaranya: PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang naik 7,06% menjadi Rp 455, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) naik 3,55% menjadi Rp 4.375, dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) naik 2,76% menjadi Rp 11.100.

Sedangkan saham-saham yang dilanda aksi jual di antaranya: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) turun 5,21% menjadi Rp 2.275, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNII) turun 2,17% menjadi Rp 450, dan PT Medco Energi Internasional (MEDC) turun 2,13% menjadi Rp 2.300.

Asing Net Sell, IHSG Sesi I Bertahan di Zona Hijau

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Selasa (31/1) IHSG ditutup naik 0,01% ke level 3.915,63.

Penguatan indeks siang ini seiring penguatan bursa Asia dan dibayang-bayangi tekanan kekhawatiran penyelesaian utang Yunani.

Bursa AS berhasil ditutup melemah tipis meski sempat terkoreksi sekitar 1,3% di awal perdagangan terkait belum tercapainya kesepakatan terkait pemberian bail-out kepada Yunani dan kekhawatiran baru dari Portugal dengan yield obligasinya kembali naik signifikan ke level 17,4%. Sementara harga komoditas dunia relatif terkoreksi semalam dengan harga minyak turun ke level US$98,8/barel yang diikuti harga metal dunia seperti Nikel -1,8% dan Timah -1,7%.

Bursa Asia siang ini mayoritas menguat disertai tekanan kekhawatiran utang Yunanai. Shanghai naik 0,19%, Hang Seng naik 0,71%, Nikkei naik 0,21%, dan Seoul naik 0,22%, sedang STI turun 0,41%.

Sebanyak 103 saham naik siang ini, sedang 98 saham turun, dan 117 saham masih stagnan. Indeks saham LQ45 sesi I ditutup naik 0,03% ke level 687,21, sedang JII naik 0,11% ke level 557,99.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 1,91 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,72 triliun. Namun asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp201,35 miliar siang ini.

Saham-saham yang naik tajam siang ini adalah ASII yang naik 1,29%, GGRM naik 1,35%, SMGR naik 2,76%, MAYA naik 14,70%, UNTR naik 0,89%, dan JSMR naik 3,55%.

Bursa Asia Tancap Gas, IHSG Kurang Ngebut

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ketinggalan laju penguatan bursa-bursa di Asia dan hanya mampu naik super tipis. Indeks masih dibayangi kekhawatiran krisis utang Uni Eropa.

Membuka perdagangan, IHSG bertambah 4,745 poin (0,12%) ke level 3.919,905 dibantu sentimen positif dari bursa Asia. Sentimen negatif dari Eropa masih membayangi akibat buntunya restrukturisasi utang Yunani.

Awalnya, indeks berfluktuatif sebelum akhirnya bergerak datar. Sempat naik ke posisi tertingginya di 3.940,749, namun tak lama langsung turun ke zona merah hingga di posisi 3.911,211.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (31/1/2012), IHSG naik super tipis 0,473 poin (0,01%) ke level 3.915,633. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,243 poin (0,03%) ke level 687,212.

Buntunya pembicaraan restrukturisasi utang antara Yunani dan para pemegang surat utang senilai 200 miliar euro memberi sentimen negatif pada pergerakan Indeks. Gagalnya kesepakatan ini terjadi menjelang pertemuan para pemimpin Eropa.

Atas sentimen ini, indeks sektoral di lantai bursa pun bergerak mixed. Beberapa investor ada yang melakukan aksi beli dengan memanfaatkan saham-saham yang sudah murah.

Sementara itu, investor asing banyak melepas saham dalam rangka ambil untung. Hingga siang ini, transaksi asing tercatat sudah melakukan penjualan bersih dengan nilai yang signifikan.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 92.616 kali pada volume 5,835 juta lot saham senilai Rp 1,901 triliun. Sebanyak 103 saham naik, sisanya 98 saham turun, dan 117 saham stagnan.

Mayoritas bursa-bursa di regional bergerak ke zona hijau hingga siang hari ini. Hanya bursa saham Singapura yang masih ketinggalan. Bursa saham Jepang justru ikut menguat padahal produksi industrinya melambat.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 4,39 poin (0,19%) ke level 2.289,42.
  • Indeks Hang Seng menguat 144,07 poin (0,71%) ke level 20.304,48.
  • Indeks Nikkei 225 naik 17,53 poin (0,20%) ke level 8.810,58.
  • Indeks Straits Times melemah 12,13 poin (0,42%) ke level 2.876,16.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.000 ke Rp 78.100, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 56.250, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 300 ke Rp 11.150, dan Bank Mayapada (MAYA) naik Rp 250 ke Rp 1.950.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 2.000 ke Rp 136.000, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 42.000, Unilever (UNVR) turun Rp 400 ke Rp 19.200, Astra Agro (AALI) turun Rp 400 ke Rp 20.700.

(ang/qom)

Jim Rogers tak Berminat Beli Saham Facebook

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Jim Rogers, CEO dan Ketua Rogers Holdings, mengatakan tidak akan membeli saham Facebook karena harganya akan terlalu mahal.

"Tidak, semacam saham itu saya tidak beli. Harganya biasanya sangat, sangat mahal. Banyak orang ingin membeli saham yang mahal seperti itu, tapi aku tidak," ujar Rogers, investor mengikuti investor yang telah menerbitkan beberapa buku tentang investasi, pendiri Quantum Fund dengan George Soros, dan baru-baru ini sebagai pencipta Rogers Global Resources Equity Index.

Laporan menyarankan Facebook buntuk melakukan initial public offering pada hari Rabu, dan berharap bisa mengumpulkan dana lebih dari US$10 miliar.

Rogers mengatakan kepada CNBC bahwa waktu IPO minggu ini akan menjadi sebuah pergerakan yang smart dengan Facebook. "Itu telah didemonstrasikan banyak pihak, berkali-kali sebelum penjual biasanya lebih pintar daripada pembeli, dan mereka biasanya tahu kapan waktu terbaik untuk menjual, dan Facebook melakukannya," katanya.

Namun, dia mengatakan akan tertarik dengan saham teknologi yang lebih luas, tetapi untuk jangka pendek. "Saya tertarik pada teknologi dalam beberapa ukuran atau bentuk, tapi saya tidak bisa membayangkan membeli salah satu dari mereka. Saham-saham ini sedikit panas hari ini dan itu telah terjadi selama dua atau tiga bulan. Itulah mengapa saya bermain untuk jangka pendek di saham-saham ini. Saya juga tidak membeli saham-saham mahal," tukasnya.

Kreditor Swasta Yunani Bakal Rugi 70%?

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Orang yang akrab dengan negosiasi untuk pemotongan utang Yunani mengatakan kreditor swasta yang berpartisipasi dalam kesepakatan akan menghadapi kerugian total sekitar 70%.

AP melaporkan Athena dan perwakilan bank dan pendanaan investasi lainnya yang memegang obligasi pemerintah Yunani selama akhir pekan ini mendekati kesepakatan akhir yang dirancang untuk membuat utang Yunani berkelanjutan.

Itu adalah prasyarat untuk bailout lebih lanjut untuk Yunani dari zona euro dan Dana Moneter Internasional. Sumber tersebut mengatakan Senin bahwa kehilangan 70% produksi oleh pemotongan hampir setengah utang obligasi, mengurangi tingkat bunga rata-rata kurang dari 4% dan mendorong pelunasan obligasi dasawarsa ke masa depan.

Dolar melemah terkait perkembangan utang Yunani

TOKYO. Pergerakan dolar AS hari ini melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pada pukul 12.44 waktu Tokyo, mata uang AS melemah 0,3% menjadi US$ 1,0634 per euro. Sementara, dolar melemah sebesar 0,2% menjadi 76,20 yen, yang merupakan level terendah sejak 31 Oktober lalu. Mata uang Negeri Paman Sam ini juga melemah 0,2% menjadi US$ 1,5743 per poundsterling, posisi terlemah sejak 21 Desember lalu. Sedangkan posisi euro menguat 0,2% menjadi 100,53 yen.

Pelemahan dolar terjadi setelah Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos bilang, pembicaraan mengenai utang Yunani dengan para krediturnya menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal itu yang kemudian menyebabkan permintaan dolar melorot.

Sekadar informasi, Papademos menjelaskan, Yunani memiliki komitmen tinggi untuk mencapai kesepakatan pertukaran utang dengan para pemegang obligasi. Dia mengungkapkan, Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, serta Badan Moneter Internasional menginginkan adanya pengetatan fiskal dan pemangkasan upah dari Yunani.

"Kita memiliki beberapa komentar positif dari Perdana Menteri Yunani. Investor masih berharap akan ada hasil positif dari perundingan yang dilakukan. Hal ini yang memudarkan pesona dolar AS," jelas Jonathan Cavenagh, currency strategist Westpac Banking Corp di Singapura.

Dana asing deras mengalir, mata uang Asia perkasa

HONG KONG. Mata uang Asia mencatatkan penguatan awal tahun terbaik sejak 2006 silam. hal ini terlihat dari Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan dollar terhadap sepuluh mata uang Asia teraktif di luar yen Jepang. Pada pukul 11.00 waktu Hong Kong, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar naik 1,7% di Januari menjadi 117.11.

Kenaikan tersebut didorong oleh penguatan sejumlah mata uang Asia. Sebut saja rupe India perkasa 6,6% di sepanjang Januari menjadi 49,80 per dolar dan won Korea Selatan menguat 2,5% menjadi 1.124,55 per dolar. Di negara Asia lainnya, ringgit Malaysia perkasa 4,2% menjadi 3,0440 per dolar, peso Filipina menguat 2,3% menjadi 42,870 per dolar, baht Thailand menguat 1,8% menjadi 31,01, rupiah Indonesia menguat 0,7% menjadi 9.001, dan dolar Taiwan menguat 2,5% menjadi NT$ 29,545.

Salah satu faktor yang menyebabkan mata uang regional perkasa yakni arus modal asing yang banyak masuk ke kawasan regional dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari tingginya suku bunga.

"Banyak dana asing yang masuk ke pasar saham dan oblogasi regional. Ada keuntungan yield karena the Federal Reserve masih akan mempertahankan suku bunga rendah untuk sementara waktu," jelas Shigehisa Shiroki, chief trader Asian and emerging markets team Mizuho Corporate Bank Ltd di Tokyo.

Catatan saja, berdasarkan data Bloomberg, nilai pembelian investor asing di pasar saham India, Korea Selatan, dan Taiwan mencapai US$ 9,1 miliar di sepanjang Januari.

Rupiah kembali menguat di sepanjang Januari

JAKARTA. Rupiah mencatatkan penguatan bulanan awal tahun terbesar sejak 2008 lalu. Sejak awal Januari, penguatan rupiah sudah mencapai 0,6%. Pada pukul 09.30, posisi rupiah berada di level 9.014 per dolar.

Penguatan rupiah sudah berlangsung selama dua bulan berturut-turut. Adapun salah satu sentimen positif yang mempengaruhi mata uang Garuda ini yaitu Moody's Investor Service menaikkan peringkat utang Indonesia sebanyak satu level menjadi Baa3 pada 18 Januari lalu, mengikuti langkah Fitch Ratings pada Desember.

Menurut Standard Chartered Plc, lembega pemeringkat Standard & Poor's juga akan melakukan hal serupa tak lama lagi.

"Sentimen positif dan adanya konfirmasi dari perusahaan rating akan terus menyokong rupiah dan pasar obligasi. Perekonomian Indonesia masih dalam posisi baik untuk tumbuh," ujar Wiwig Santoso, head of treasury markets PT Bank DBS Indonesia. Dia memprediksi, pada kuartal ini, rupiah tak akan mencatatkan banyak perubahan antara 8.600 hingga 8.800.

Bank Sentral Asia Ragukan Fed Jaga Bunga Rendah

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Gubernur Bank sentral Asia memiliki alasan lain untuk ragu-ragu sekarang bahwa Federal Reserve AS sepertinya akan menjaga tingkat suku bunga rendah dalam waktu lebih lama.

Reuters mencatat Indonesia, Thailand, Australia dan Filipina telah memangkas suku bunga setidaknya sekali dalam tiga bulan pada waktu lalu untuk mencoba menaikkan pertumbuhan ekonomi, dan banyak ekonom memprediksi suku bunga yang lebih rendah akan datang tahun ini dari India dan Korea Selatan.

Tapi akibat bank sentral AS memperluas cakrawala untuk menaikkan bunga pertama kali, itu mengubah persamaan Asia. Alih-alih menurunkan suku bunga, yang dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan ketika Fed bertahan untuk memperpanjang, itu mungkin lebih masuk akal untuk beberapa ekonomi untuk bermain-main dengan nilai tukar mata uang.
Perkiraan yang dirilis minggu lalu dari pejabat Fed menunjukkan bahwa hal itu mungkin akan terjadi akhir 2014 sebelum bunga naik dari tingkat saat ini mendekati nol yang jauh lebih lama daripada komitmen yang dibuat bank sentral November lalu untuk tetap mempertahankan bunga rendah hingga 2013.

Itu bisa memberikan 'nafas kebijakan' bagi pasar negara berkembang jika membantu mempertahankan pertumbuhan AS, yang sangat penting untuk ekspor yang sensitif bagi Asia seperti disampaikan Gubernur Bank Sentral Filipina Amando Tetangco Kamis lalu.

Namun, perkiraan Fed bersyarat. Ekonomi AS menguat lebih dari yang diperkirakan atau inflasi mengancam untuk bertambah. Fed tidak bergantung pada obligasi pada akhir tahun 2014 untuk memperketat moneter. "Ada masih banyak kebingungan tentang apa yang Fed lakukan atau tidak lakukan," kata Thomas Lam, Kepala ekonom OSK-DMG di Singapura.

"Itu akan menambah lapisan kompleksitas lain untuk kebijakan Asia."

Bankir Bank Sentral Asia biasanya menetapkan suku bunga dengan berpatokan pada nilai mata uang karena begitu banyak wilayah ekonomi yang didorong oleh ekspor. Sebuah pelonggaran Fed mungkin berarti dolar melemah, yang mana harga ekspor Asia menguntungkan.

Itu sebabnya Lam memperkirakan pejabat Asia mengandalkan intervensi pasar mata uang lebih dari penurunan bunga untuk mencoba meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di Singapura, di mana ekspor lebih besar daripada seluruh hasil tahunan negaranya, nilai tukar adalah alat utama kebijakan. "Ada pernah memutuskan antara minat dan nilai tukar, khususnya di Asia," katanya.

"Sebagian besar ekonomi Asia berbasis ekspor, sehingga meskipun mereka memiliki kebijakan tingkat suku bunga, nilai tukar selalu memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan mereka."

IMF: Risiko 'Hard Landing' China Turun

Medium
INILAH.COM, Washington - Seorang pejabat senior Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan China sedang mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko gelembung properti dan mengatakan itu memiliki ruang untuk menambahkan stimulus fiskal jika kondisi memburuk.

"China dapat pindah dari ketergantungan pada permintaan eksternal dan kebutuhan untuk membangun permintaan domestik," kata Anoop Singh, Direktur IMF untuk Asia dan Pasifik pada konferensi pers Senin (30/1) waktu setempat seperti dikutip Reuters.

Dia mengatakan Beijing sedang mengerjakan langkah-langkah untuk merangsang permintaan. "Kita tidak melihat risiko pendaratan keras (hard landing)," tukas Singh seraya mencatat harga properti sedang moderat dan volume penjualan menurun.

"Rasanya, risiko ini sedang dibahas dan prediksi kami jelas bahwa pertumbuhan akan tetap di atas 8 persen di baseline dan bahwa jika ada risiko eksternal yang lebih besar, China memiliki cukup ruang fiskal untuk menanggapinya."

IHSG Masih Dibayangi Kelesuan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah 71 akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan. Koreksi ini membuat IHSG jatuh paling dalam diantara bursa-bursa Asia.

Pada perdagangan Senin (30/1/2012), IHSG ditutup jatuh 71,250 poin (1,79%) ke level 3.915,160. Sementara Indeks LQ 45 ditutup anjlok 15,653 poin (2,23%) ke level 686,969.

Pelemahan IHSG diprediksi masih akan berlanjut meski tipis-tipis saja. Pada perdagangan Selasa (31/1/2012), IHSG diprediksi bergerak fluktuatif cenderung melemah. Investor akan memilih konsolidasi menjelang keluarnya data inflasi BPS.

Bursa Wall Street tadi malam ditutup melemah tipis seiring pembicaraan utang Yunani yang mengalami kebuntuan. Namun saham-saham menunjukkan ketangguhannya sehingga ditutup hanya melemah tipis.

Indeks saham sempat melemah lebih dari 1% menyusul kebuntuan pembicaraan restrukturisasi utang antara pemerintah Yunani dan para pemegang surat utang senilai 200 miliar euro. Kegagalan kesepakatan terjadi menjelang pertemuan para pemimpin Eropa. Namun pada sesi sore, pelemahan saham-saham tertahan.

Pada perdagangan Senin (30/1/2012), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 6,74 poin (0,05%) ke level 12.653,72. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 3,32 poin (0,25%) ke level 1.313,01 dan Nasadq melemah 4,61 poin (0,16%) ke level 2.811,94.

Bursa-bursa regional juga masih melemah. Berikut posisi bursa regional Selasa pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 melemah 11,05 poin (0,13%) ke level 8.782,00.
  • Indeks KOSPI melemah 1,25 poin (0,06%) ke level 1.939,30.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan kemarin IHSG terkoreksi dengan Candlestick membentuk Bearish Marubozu sekalipun berhasil ditutup di atas garis Supportnya di level 3907. Dari pergerakan indiaktor teknikal, perlu diperhatikan MACD yang membentuk deathcross dengan MACD histogram yang bergerak memanjang di area negatif. Pada perdagangan Selasa (31/1), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3875-3948.

Panin Sekuritas:
IHSG kemarin bergerak melemah seiring dengan sentimen negatif dari angka pertumbuhan ekonomi K4-12 Amerika Serikat yang dibawah ekspektasi. Investor diindikasikan juga memilih untuk menunggu hasil dari KTT Uni Eropa. Selain itu proyeksi BI dan BPS akan tingginya inflasi Januari juga menahan pergerakan indeks. Hari ini kami proyeksikan indeks akan bergerak fluktuatif dengan kisaran support-resistance 3.890-3.950.

(qom/qom)

KOSPI Selamatkan Saham Asia ke Zona Positif

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia rangebound dalam awal perdagangan Selasa (31/1), setelah pembicaraan untuk merestrukturisasi utang Yunani utang dengan pemegang Obligasi swasta tersendat.

Reuters mencatat FTSE CNBC Asia 100 indeks, yang mengukur pasar di Asia, naik 0,2 persen. Nikkei average Jepang keluar dari kerugian yang didorong kenaikan saham Sumitomo Mitsui Financial Group yang naik 2,1 persen.

Nikkei naik 0,3 persen ke 8.819,5, sementara indeks Topix naik 0,1 persen ke 757,8.

Saham Seoul dibuka lebih tinggi. Indeks harga saham gabungan Korea (KOSPI) naik 0,6 persen ke level 1.951,1.

Saham Australia flat pada perdagangan awal, setelah pembicaraan untuk merestrukturisasi utang Yunani dengan pemegang Obligasi swasta tersendat, tetapi pasar menemukan dukungan dari keuntungan dalam jaringan supermarket ternama Woolworths. Saham Woolworths naik 1,6 persen setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menjual bisnis elektroniknya, Dick Smith. Benchmark S&P/ASX 200 indeks menuju flat di 4.271,2. Tapi, Selandia Baru benchmark NZX 50 indeks jatuh 0,5 persen menjadi 3.289,6 dalam perdagangan awal.

Pertama dalam tiga hari, bursa Jepang menanjak

TOKYO. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa Jepang mencatatkan kenaikan. Ini merupakan lonjakan pertama dalam tiga hari terakhir.

Pada pukul 09.44 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,4% menjadi 8.825,92. Sedangkan indeks Topix naik 0,2% menjadi 758,59. Dalam setiap sembilan saham yang naik, terdapat lima saham yang turun.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Advantest Corp naik 4,5%, East Japan Railway Co naik 2,6%, dan Fanuc Corp naik 1,1%.

Aksi beli yang melanda bursa Jepang terdorong sentimen Yunani. Perdana Menteri Yunani menjelaskan, pembicaraan dengan pemegang obligasi sudah menemui kemajuan yang sangat pesat.

Masalah Utang Yunani Masih Tekan Wall Street

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup negatif pada perdagangan saham Senin (30/1).

Hal itu dipengaruhi pembicaraan utang Yunani sempat macet, tetapi rally yang terjadi membuat penurunan indeks saham tertahan.

Indeks Dow Jones turun 6,74 poin atau 0,05% ke level 12.653,72. Indeks S&P 500 turun 3,31 poin atau 0,25% ke level 1.313,02. Indeks Nasdaq turun 4,61 poin atau 0,16% ke level 2.811,94.

Indeks utama telah jatuh lebih dari 1% sebagai negoisasi antara pemerintah Yunani dan pemegang obligasi swasta atau pribadi atas restrukturisasi dari 200 miliar euro dari utang gagal mencapai kesepatan sebelum memulai pertemuan puncak para pemimpin Eropa. Menjelang sore, penurunan tersebut terpotong tajam. Optimisme pasar, Amerika Serikat dapat menghindari masalah Eropa telah memicu keuntungan pada 2012 dengan kenaikan indeks S&P sebesar 4,7% pada bulan ini.

Indeks S&P berada di jalur terbaik sejak Oktober. Hal itu didorong dari data ekonomi Amerika Serikat lebih kuat dan mengurangi sentimen dalam sistem keuangan Eropa berikut dukungan dari bank sentral global.

"Tindakan yang dilihat hari ini sangat mirip dengan apa yang telah kita lihat sepanjang tahun sejauh ini. Kita melihat ketahanan di pasar Amerika Serikat, dan itu adalah tema yang kita lihat pada 2012," kata Head of Equity di RBC Global Asset Management Ryan Larson, seperti dikutip dari Reuters.

Sektor saham keuangan mengalami penurunan karena perkembangan di Eropa. GSPF turun 1%,dan itu penurunan terbesar dalam indeks S&P. Saham Bank of America turun 3% menjadi US$7,06. Sedangkan sektor saham material, teknologi, dan telekomunikasi memimpin kenaikan setelah penutupan pasar saham Eropa. Sektor material di S&P yaitu GSPM naik di atas 11% sepanjang tahun ini.

Sementara itu, saham Apple naik 1,3% menjadi US$453,01. Hal itu dipengaruhi setelah Morgan Stanley mengatakan, Apple dapat menambah China Telecom dan China Mobile sebagai distributor selama setahun. Selain itu, kelompok ABB Swiss engineering setuju untuk membeli komponen pembuat listrik Thomas dan Betts Corp sebesar US$3,9 miliar sehingga membuat saham perusahaan menjadi US$71,31.

Sentimen Eropa yang mempengaruhi bursa saham antara lain Jerman berusaha untuk melemahkan laporan sehingga mendorng Yunani untuk melepaskan kontrol atas kebijakan anggaran untuk lembaga-lembaga Eropa. Yunani tidak mungkin menerima skenario tersebut, sehingga menyajikan kendala lain untuk paket bailout kedua untuk Athena.

Selain itu, meskipun data menunjukkan awal yang lambat untuk belanja pada 2012, ekonom optimis, membaiknya pasar tenaga kerja akan mendukung permintaan. Chief Invesment Officer di Regent Atlantic Capital Chris Cordaro menuturkan, saham akan naik tajam pada tahun ini. Hal itu didorong dari masalah Eropa akan diselesaikan dan investor membeli saham yang telah mengalami penurunan tahun lalu. "Kami yakin saham akan jauh lebih tinggi pada akhir tahun ini, dan kami telah mendukung ekuitas dalam portofolio kami, dan baru saja meningkatkan eksposur terhadap pasar negara berkembang," tegas Chris.

Volume perdagangan saham mencapai 6,2 miliar saham di NYSE, Amex, dan Nasdaq. Hal itu menunjukkan partisipasi investor rendah. [cms]

Emas berpotensi mengukir rekor baru

JAKARTA. Fluktuasi harga emas belakangan ini tak terduga. Bayangkan, selama sepekan penuh di minggu lalu, harga kontrak emas di bursa COMEX melompat US$ 68,9 menjadi US$ 1.735,40 per ons troi (28/1). Bila dibandingkan dari posisi terakhir harga kontrak emas tahun lalu di US$ 1.569,4, harga emas dalam sebulan menanjak sekitar 10%.

Namun, kemarin, harga emas terkoreksi 0,67%, mengerem reli kencang selama empat hari berturut-turut. Harga emas bertahan di atas US$ 1.700, tepatnya di US$ 1.723,8 per ons troi. Kondisi ini membuat investor harus merenungkan kembali status komoditas ini sebagai aset safe haven.

Kepala Analis Askap Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, koreksi harga ini wajar karena investor melakukan aksi profit taking. Secara fundamental, harga emas tersengat penguatan dollar AS terhadap euro menjelang pertemuan pemimpin Uni Eropa di Brussel.Lantaran harga emas dipatok dalam dollar AS, penguatan dollar AS akan menggerus harga emas. Dan, kemarin, indeks dollar menguat 0,51% menjadi 79,33 dari hari sebelumnya.

Jika tidak ada kabar negatif yang mengejutkan dari Eropa, koreksi emas tak akan terlalu pekan ini. Suluh memprediksi, level bawah emas atau support di level US$ 1.715.

Dengan lambannya penguatan indeks dollar, ia optimistis tren harga emas masih naik. "Pekan ini, semoga bisa tembus US$ 1.758," ujar dia. Ini sejalan dengan survei mingguan yang diadakan situs investasi emas www.kitco.com yang menyatakan 76% analis menyatakan pekan ini tren emas masih menguat.

Beberapa faktor pendukung penguatan emas adalah ekspektasi pasar bahwa the Fed akan menambah stimulus dan mencetak uang (quantitaive easing 3). "Kalau terjadi dan bank sentral negara lain juga melancarkan stimulus, harga emas bisa melampaui rekor tahun lalu," kata Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures, kemarin.

Ia melihat, sinyal Quantitative Easing 3 mulai terlihat. Dengan begitu, investor yang tahun lalu telanjur membeli emas di harga US$ 1.900 bisa balik modal.

Cermati level koreksi
Tapi hati-hati, pergerakan harga emas pun sangat tergantung kondisi Eropa. Ini tergantung apakah Uni Eropa mampu menyelesaikan masalah utang, mulai dari Yunani hingga Portugal. "Jika memburuk, dollar AS akan kembali menguat dan emas anjlok," kata Nizam Hilmy, Analis Soe Gee Futures.

Dalam jangka pendek, kata dia, harga emas bisa mencapai level psikologis baru jika sudah menyentuh harga US$ 1.750. Namun, kalau koreksi berlanjut, emas bisa tersungkur ke US$ 1.690 per ons troi. "Minggu ini dan minggu depan rawan koreksi karena kenaikan sudah tajam," tuturnya .

Bagi para investor kontrak emas, Ibrahim menyarankan agar menanti harga bergerak mendekati US$ 1.700 bahkan ke bawahnya untuk membeli. Saran ini berlaku juga bagi investor emas fisik ditambah dengan mencermati level kurs rupiah terhadap dollar AS. Ketika rupiah menguat terhadap dollar AS itulah waktu yang baik untuk masuk. Kemarin, harga emas batangan 1 gram di Logam Mulia Rp 555.000 per gram.

Kupon obligasi dollar makin mini

JAKARTA. Kenaikan peringkat Indonesia menjadi investment grade meniupkan angin segar bagi penerbitan obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) di tahun ini. Kupon untuk penerbitan obligasi dollar AS baru diprediksi akan melandai seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah berdenominasi the greenback di pasar sekunder.

Analis Obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra, memprediksi, kupon penerbitan baru obligasi korporasi dalam dollar AS bertenor 5-10 tahun bisa turun 20-30 basis poin (0,2%-0,3%) dibandingkan tahun lalu. Prediksi ini mengacu pada imbal hasil atau yield global bond pemerintah dan korporasi yang kian merosot di pasar sekunder.

Yield global bond pemerintah yang bertenor 15 tahun, kemarin, sebesar 3,08%. Angka itu turun 0,172% daripada posisi per 9 Januari 2011 yang sebesar 3,2%. Contoh lain, yield obligasi korporasi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam dollar AS, yang memiliki tenor sama, turun 0,25% menjadi 4,42%.

Imbal hasil global bond yang memiliki jangka waktu panjang juga melandai. Misalnya yang akan jatuh tempo tahun 2021, turun sekitar 19 basis poin menjadi 3,84% dibandingkan 9 Januari yang sekitar 4,03%. Demikian juga dengan obligasi dollar PT Pertamina yang jatuh tempo pada tahun 2021, turun 26,3 basis poin menjadi 4,6%.

Suplai masih minim

Made menyimpulkan, kenaikan peringkat suatu negara akan menguntungkan penerbitan obligasi perusahaan di negara itu, terutama perusahaan pelat merah. "Karena perusahaan yang mayoritas sahamnya dipegang oleh pemerintah, juga menikmati kenaikan peringkat utang," jelas dia, Senin (30/1).

Yang jelas, penurunan imbal hasil tersebut akan membuat biaya dana atau cost of fund perusahaan untuk menerbitkan obligasi menjadi lebih murah. Dengan demikian, penerbitan obligasi korporasi dalam dollar AS diperkirakan akan makin ramai tahun ini.

Made memperkirakan, banyak emiten berniat menerbitkan obligasi denominasi dollar bertenor 5-10 tahun. "Prospeknya menarik karena permintaan dari dalam dan luar negeri untuk denominasi dollar masih besar sedangkan suplai minim," tutur dia.

Vice President Investment PT CIMB Principal Asset Management Syuhada Arief sepakat bahwa kupon obligasi dollar korporasi masih bisa turun tahun ini. Penurunannya bervariasi sesuai tenor dan peringkat perusahaan.

Namun, tak semua perusahaan memilih untuk menerbitkan obligasi dollar. "Mereka yang menerbitkan obligasi dollar AS, memang membutuhkan pendanaan dalam dollar AS untuk kegiatan operasionalnya," tutur dia.

Catatan KONTAN, beberapa emiten obligasi berniat menerbitkan obligasi dollar tahun ini. Mereka antara lain PT Medco Energi International Tbk dan PT Pertamina.

Pergerakan rupiah menanti hasil Eropa

Awal pekan ini, rupiah melemah tipis. Merujuk kurs tengah Bank Indonesia (BI), mata uang garuda turun lima poin ke level Rp 8.985 per dollar Amerika Serikat (AS).

Kemarin, dollar AS akhirnya mengakhiri pelemahannya dan menguat seiring pelemahan euro menjelang pertemuan Uni Eropa di Brussel.
Mochamad Doddy Arifianto, pengamat pasar valuta, menilai sampai akhir semester I tahun ini, rupiah tidak menguat tinggi. Penguatan yang terjadi sebelumnya, kata dia, lebih karena euforia investment grade Indonesia. "Saya prediksi, kurs mungkin melemah menjadi Rp 9.200 per dollar AS lagi," tutur dia.

Sedikit berbeda, Head of Analyst Askap Futures, Suluh Adil Wicaksono melihat rupiah sebenarnya cukup kuat. "Apalagi dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun hampir 2%," ujarnya.

Ia berkata, pelemahan rupiah hari ini sedikit banyak terpengaruh oleh pemodal yang sedang fokus ke pertemuan pemimpin Uni Eropa. "Hampir semua bursa di Asia dan Eropa dibuka melemah," kata Suluh.

Suluh memprediksi pairing USD/IDR, hari ini berkisar 8.900-9.050. Proyeksi Mochamad pasangan USD/IDR berada di rentang 8.980-9.030.

Bursa emerging market tergerus isu Yunani

NEW YORK. Pasar saham emerging market dilanda aksi jual kemarin (30/1). Pada pukul 17.00 waktu New York, indeks MSCI Emerging Markets Index melorot 1% menjadi 1.006,17. Sekadar mengingatkan, indeks acuan negara berkembang ini sempat melonjak ke level tertinggi sejak September pada 27 Januari lalu. Sementara itu, indeks Bovespa Brazil turun 0,2%. Sedangkan indeks Sensex India turun 2,2% dan Shanghai Composite Index turun 1,5%.

Penurunan yang terjadi pada pasar emerging market dipicu oleh isu di Eropa, di mana Yunani memberikan sinyal bahwa negaranya akan menolak persyaratan terhadap anggaran belanjanya untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Diberitakan, Menteri Keuangan Yunani Evangelos Venizelos menolak rencana untuk menunjuk komisioner untuk mengawasi implementasi pemangkasan anggaran belanja negara tersebut dengan alasan harga diri negara.

Selain itu, faktor lainnya adalah data yang menunjukkan anggaran belanja konsumen AS diam di tempat pada Desember lalu. Faktor tadi memicu kecemasan bahwa petumbuhan ekonomi global akan melambat.

"Market terus mengawasi perkembangan yang terjadi di Eropa. Investor sedikit cemas dengan tingginya kenaikan pada pasar saham emerging market sepanjang tahun ini," jelas Michael A Gayed, chief investment strategist di Pension Partners LLC, New York.

Catatan saja, indeks MSCI Emerging Market sudah melonjak 9,7% di sepanjang tahun ini. Sementara, kenaikan pada indeks MSCI World hanya sebesar 4,5% dan indeks Standard & Poor's 500 naik 4,4% pada periode yang sama.

Pilih Saham Lapis Dua, 'Bluechips' Dua Hari Lagi!

INILAH.COM, Jakarta – Laju indeks saham domestik diprediksi melemah pada Selasa (31/1) menyusul kenaikan sebelumnya. Mainkan saham-saham second liner dan dua hari lagi, baru untuk bluechips!

Pada perdagangan Senin (30/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 71,25 (1,79%) ke level 3.915,16 dengan intraday tertinggi 3.896,4 dan terendah 3.986,14. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 15,65 poin (2,23%) ke level 686,969.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, untuk jangka pendek, IHSG memasuki tahapan konsolidasi setelah kenaikan. Kondisi ini,menurutnya, bukan hanya terjadi pada indeks domestik, tapi juga bursa regional Asia dan global. “Setelah mengalami kenaikan yang cukup, terjadilah profit taking,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (30/1).

Tapi,lanjut Irwan, dilihat dari grafik hariannya, koreksi indeks saat ini bersifat temporer. Belum ada tanda-tanda IHSG bakal crash.Berita-berita dari Eropa pun masih on the track walaupun beberapa negara di zona euro, baru saja di-down grade oleh Fitch Rating termasuk Spanyol dan Italia.

Sedangkan soal alotnya negosiasi Yunani dengan para kreditor swasta, menurut Irwan, sudah terjadi lama sehingga sudah masuk dalam hitungan pasar. “Tapi, bad news baru yang lain dari Yunani tetap akan jadi alasan untuk IHSG turun,” paparnya.

Dari sisi grafik pun, koreksi indeks bersifat temporer. Pasalnya, profit taking lebih ditunjukkan pada grafik hourly dan 4 jam. “Karena itu, indeks membutuhkan situasi untuk cooling down terlebih dahulusecara temporer,” timpalnya.Karena itu, untuk grafik harian masih ada ruang konsolidasi dalalm beberapa hari ke depan.

Tapi,Irwan mengaskan, dalam grafik weekly, IHSG masih bullish. Untuk Selasa (31/1) peluang penurunan dan penguatan IHSG masih 50:50. Sebab, bursa AS dan Eropa cenderung mengalami tekanan turun. “Support indeks Senin (30/1) berada di level 3.900. Jika bursa global dan regional tidak mendukung, IHSG akan menguji support berikutnya di level 3.850 pada Selasa (31/1) ini,” ujarnya.

Tapi, lanjut dia, pada kisaran 3.900-3.850merupakan daerah di mana buyer muncul. “Saya tidak tahu pasti, apakah IHSG akan bertahan lamadalam kisaran 3.850-3.900 atau menguat lagi, jika indeks Selasa ini melemah. Tapi, resistance indeks saat ini di level 3.950,” tuturnya.

Sementara itu, dari AS, pasar masih menuggu data penting yang akan dirilis Rabu (1/2) yakni ISM Manufacturing Index. “Data ini bisa saja menjadi trigger indeks dan mengakhiri fase konsolidasinya jika data tersebut dirilis positif,” ungkap Irwan.

Untuk jangka menengah-panjang,Irwan memastikan, IHSG masih tetap dalan tren bullish. “Kecuali, jika IHSG tembus support 3.580. Jika ini yang terjadi tren bullish indeks untuk jangka menengah-panjang terpatahkan atau batal. Selama indeks berada di atas 3.580, status IHSG masih tetap bullish,” imbuhnya.

Di atas semua itu, Irwan merekomendasikan positif beberapa saham second lineryang dinilainya masih oke. Apalagi,saham yang sudah turun 10-20% terutama jika masih ada aksi korporasi yang masih ditunggu. “Saham-saham second liner dalam kategori ini cukup menarik,” timpalnya.

Tapi,kata dia, bisa juga langsung trading pada saham yang secara grafik masih menunjukkan kenaikan dengan pola trading tetap di-hold. “Tapi, yang menunjukkan penurunan, tunggu saja dulu hingga konsolidasinya usai,” ucap dia.

Saham-saham second liner pilihannya adalah PT Bhuwanatala Indah Permai (BIPP) dan Triwira Insanlestari (TRIL). Tapi,menurutnya, laju kedua saham tersebut tidak diketahui karena faktor apa sehingga rawan dan spekulatif. “Ada kemungkinan Selasa ini masih mengalami kenaikan tapi hati-hati saja. Orang yang senang spekulatif, main cepat saja di saham ini karena rawan profit taking,” ungkap Irwan.

Tapi, untuk saham second liner yang memiliki aksi korporasi ke depannya, cenderung aman dikoleksi seperti PT Indofarma (INAF) yang akan diakuisisi oleh PT Kimia Farma (KAEF). Menurutnya, harga minimum akuisisinya di level Rp250 atau bahkan lebih sehingga upside potential-nya cukup signifikan dari level saat ini Rp195 per saham. “Begitu juga dengan saham PT Laguna Cipta Griya (LCGP)yang sudah masuk pada industri migas,” kata Irwan menegaskan.

Sedangkan untuk saham bluechip,kata Irwan, tinggal dilihat saham yang cooling down-nya sudah cukup jauh antara 5-10%. Saham-saham bluechip dalam kategori ini boleh dikoleksi (buy back). “Saham-saham bluechip baru sehari mengalami koreksi sehingga butuh 1-2 hari lagi menunggu untuk masuk,” ucapnya.

Saham-saham bluechip pilihannya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Jasa Marga (JSMR), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

Untuk beli saham bluechips bisa pada Selasa (31/1) ini atau Rabu (1/2). Jika hari ini turun dan bursa Eropa dibuka merah, tunggu hingga Rabu pagi untuk melakukan pembelian. “Untuk trader tetap mengunakan pola trading jangka pendek dengan memanfaatkan volatilitas yang terjadi saat ini,” imbuhnya.

Jangan Grogi, Profit Taking IHSG Cuma Sesaat

INILAH.COM, Jakarta - Keputusan The Fed mempertahankan suku bunga rendah hingga 2014 agaknya tak banyak berpengaruh terhadap perdagangan saham. Lihat saja pergerakan indeks di bursa Asia Senin (29/1). Seperti dikomando, mereka ramai-ramai turun.

Indeks Hang Seng misalnya, turun sebesar 1,66%. Pelemahan juga dialami indeks Kospi (1,24%), Nikkei (54%) dan Straits Times (1,11%). Bagaimana dengan Bursa Efek Indonesia (BEI)? Ah, sami mawon, turun 71,25 poin (1,79%) dan akhirnya ditutup di level 3.915,16.

Aksi jual yang terjadi di bursa Asia sungguh mengejutkan. Bagaimana tidak? Sebelumnya para analis yakin, indeks saham di kawasan ini diperkirakan bullish menyusul keputusan The Fed mempertahankan bunga murah.

Di bursa dalam negeri pun berseliweran sentiment positif, mulai dari pemberian investment grade dari Fitchs Rating dan Moody’s, inflasi yang rendah, hingga rapor para emiten yang dipenuhi angka biru. Jadi, tak heran bila pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal tembus 4.000.

Tapi, ya itu tadi, ternyata kejadian di pasar modal berbeda dengan perkiraan para analis. Ada yang bilang, penurunan itu terjadi karena bursa Asia sudah overbought alias jenuh beli. Makanya, yang terjadi di awal pekan ini adalah aksi profit taking. Sebab, jika dihitung sejak awal tahun, indeks Hang Seng telah mengalami penguatan hampir sebesar 8%.

Begitu pula dengan sahaam-saham di BEI, yang selama satu bulan terakhir mencatat penguatan 4,65%. “IHSG pekan ini bakal dibayangi aksi profit taking, karena IHSG dalam sebulan ini sudah naik cukup tinggi,” kata Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia.

Kendati begitu, para analis tetap optimis dalam jangka menengah dan panjang indeks masih akan menguat. Soalnya, diperkirakan dana asing akan semakin deras masuk ke Indonesia menyusul keputusan The Fed mempertahankan suku bunga murah (0-0,25%).

Sementara dari dalam negeri, tampaknya, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Makanya, perdagangan saham di hari-hari mendatang akan kembali bergairah. Apalagi jika laporan keuangan emiten (yang diprediksi bakal mengkilap) mulai terbit pekan-pekan ini.

Dalam kondisi seperti ini, menurut Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, ada beberapa saham yang layak dilirik. Mereka adalah Astra International (ASII), Unilever (UNVR), Perusahaan Gas Negara (PGAS), yang dalam waktu dekat diperkirakan akan menerbitkan laporan keuangan 2011. [mdr]

Inflasi & GDP RI Melambat, Rupiah Konsolidasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (31/1) diprediksi konsolidasi. Ekspektasi melambatnya inflasi dan GDP menjadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya rupiah hari ini terutama karena pasar cenderung menahan diri jelang rilis data-data penting Indonesia pada Rabu (1/2). Antara lain, inflasi Januari dan neraca perdagangan.

Menurutnya, inflasi diprekirakan tidak begitu positif bagi rupiah. Sementara itu, memang data trade balance diprediksi meningkat tapi data ekspornya diperkirakan turun. "Karena itu, rupiah berpeluang konsolidasi dalam kisaran 8.950-9.050 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Inflasi year on year untuk Januari 2012 diprediksi melambat. Memang, inflasi month to month diprediksi masih stabil naik ke level 0,7% dari 0,57% tapi year on yearnya diprediksi turun ke level 3,64% dari sebelumnya 3,79% dengan core inflatian yang juga diprediksi melambat.

Sementara itu, lanjutnya, surplus neraca perdagangan Indonesia diprediksi naik sebesar US$1,7 miliar pada Januari 2012 dari bulan sebelumnya yang hanya naik US$1,52 miliar. "Hanya saja, angka ekspor diperkirakan melambat hampir setengahnya menjadi 4,1% dari sebelumnya 8,25%," paparnya.

Dilihat dari data Indonesia yang akan dirilis itu, lebih jauh Firman menegaskan, akan membuka peluang penurunan suku acuan Bank Indonesia (BI rate). "Apalagi, dengan GDP Indonesia pada kuartal IV-2011 yang akan dirilis pada pertengahan Februari, juga diprediksi melambat jadi 6,4% dari 6,5%," paparnya.

Firman menegaskan, kombinasi melambatnya PDB dan melandainya tekanan inflasi Januari 2012, akan mendorong BI untuk menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan Februari ini.

"Meskipun, tekanan inflasi masih akan tetap ada terutama seiring tingginya harga minyak dunia dan antisipasi penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)," imbuhnya. Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (30/1) ditutup melemah 20 poin (0,22%) ke level 8.980/9.000 per dolar AS.

Yen bergerak perkasa atas dolar AS dan euro

NEW YORK. Pergerakan yen perkasa terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia. Pada pukul 17.00 waktu New York, mata uang Negeri Sakura terapresiasi 1% menjadi 100,34 per euro. Bahkan pada transaksi sebelumnya, yen sempat bertengger di posisi 99,99 per euro, yang merupakan level terendah sejak 23 Januari lalu. Sedangkan jika berhadapan dengan dolar, yen mencatatkan penguatan sebesar 0,5% menjadi 76,35 per dolar.

Isu Yunani kembali menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan mata uang dunia. Kali ini, para investor cemas, negosiasi mengenai bailout Yunani akan menghambat upaya dalam menyelesaikan krisis finansial. Alhasil, permintaan aset-aset haven ikut terdongkrak.

"Semua pihak menunggu apa yang akan terjadi pada sektor privat. Hari ini (30/1), market memiliki tren penyebaran risiko atau risk aversion," jelas Mary Nicola, currency strategist BNP Paribas SA di New York.

Investor cemaskan Yunani, harga minyak tertekan

NEW YORK. Harga kontrak minyak dunia bergerak turun di sepanjang transaksi tadi malam di New York. Asal tahu saja, harga kontrak minyak untuk pengantaran Maret turun 78 sen atau 0,8% menjadi US$ 98,78 per barel di New York Mercantile Exchange. Dengan demikian, sepanjang bulan Januari, penurunan harga minyak hanya mencapai 5 sen.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Maret turun 0,6% menjadi US$ 110,75 sebarel di ICE Futures Europe Exchange.

Sejumlah faktor turut mempengaruhi penurunan harga si emas hitam ini. Yang paling anyar adalah pimpinan Eropa memiliki pandangan berbeda dengan Yunani mengenai program penyelamatan kedua. Sekadar informasi, menurut Kanselir Jerman Angela Merkel, program bantuan terhadap Yunani tidak akan difinalisasi pada hari ini (1/2). Sebab, pembicaraan mengenai penurunan beban utang dengan sejumlah perbankan belum kelar dilakukan.

"Pasar minyak mendapatkan tekanan karena kecemasan mengenai Eropa. Tidak hanya itu, anggaran belanja konsumen AS diam di tempat sehingga memicu kecemasan bahwa pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar minyak akan melambat," papar Phil Flynn, analyst PFGBest di Chicago.

IHSG Masih Koreksi, Cari Saham 'Murah'

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Selasa (31/1) diperkirakan masih melanjutkan koreksi. Trading di saham-saham yang relatif murah valuasinya.

Pengamat pasar modal Edwin Sebayang dari MNC Securities memprediksikan, koreksi pasar masih akan berlangsung pada perdagangan hari ini. Sebab, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah relatif tinggi.

“Selama capital flow dari luar negeri belum masuk ke pasar modal, IHSG masih sulit untuk menembus 4.000,” katanya kepada INILAH.COM.

Meskipun upgrade rating sudah dilakukan, saat ini yang dominan di pasar saham Indonesia masih investor-investor jangka pendek dengan karakter trader. Sehingga, IHSG akan bergerak di kisaran 3.900-4.000.

Memasuki Februari, pasar keuangan akan fluktuatif karena ada jadwal pembayaran obligasi Yunani dan Italia yang jatuh tempo. Situasi dilematis masih dihadapi masih dihadapi Eropa. Sebab, ada kemungkinan Yunani dan Italia kesulitan refinancing.

“Hal tersebut akan terjadi jika dalam lelang obligasi investor masih meminta imbal hasil yang tinggi. Sebab, Eropa juga harus menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Pasar saham lebih banyak didominasi aktivitas trader, bukan hanya lokal namun juga hedge fund asing. Maka pola-pola trading jangka pendek ini masih akan berlangsung. Investor jangka panjang, kata Edwin, masih melihat perkembangan Februari dengan bond repayment Eropa.

Penurunan harga saham-saham berkapitalisasi besar yang belum maksimal juga menjadi salah satu penyebab koreksi indeks masih berlangsung. Valuasi murah inilah yang dinantikan oleh hedge fund atau trader asing.

Dalam kondisi ini, Edwin merekomendasikan trading di saham-saham yang sudah relatif murah valuasinya dan tertinggal (lagging). Diantaranya Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Gas Negara (PGAS), Intraco Penta (INTA) dan Charoen Pokphand Indonesia (CPIN).

“Beli saham-saham berikut di atas,” tandasnya. [nat]

Inilah Saham Pilihan Selasa (31/1)

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan saham Selasa (31/1), IHSG diperkirakan akan berada di kisaran 3.858-3.939 dengan kecenderungan menguji level support di 3.858.

Demikian dikatakan analis saham dari Komunitas Warungijo, Iwan Firmansyah, kemarin. IHSG pada perdagangan Senin kemarin melemah 71,25 poin atau 1,7% ke 3.915,16. Volume perdagangan mencapai 4,04 miliar saham senilai Rp4,1 triliun. IHSG mengalami net foreign sell hingga Rp757,3 miliar.

Sementara analis saham AM Capital, Andre Mahardika mengatakan secara teknikal IHSG masih melanjutkan koreksi mendekati area jenuh jual.

Dari sthocastic, IHSG masih mengkonfirmasi koreksi yang sudah terbatas mendekati area jenuh jual. Sedangkan dari DMI, IHSG mulai mengkonfirmasi adanya peningkatan tekanan jual dalam satu hari ini.. dan kondisi IHSG kembali mengkonfirmasi bullish lemah.

Sementara dari MACD, IHSG telah mengkonfirmasi dead cross dan ada indikasi koreksi jangka menengah. Dari William R%, IHSG masih akan mengkonfirmasi koreksi terbatas, namun ada indikasi bullish kembali.

"Saya menyimpulkan bahwa IHSG masih akan berpotensi koreksi jangka pendek. Saran saya jangan terlalu aktif melakukan one day trading, melainkan buy saham blue chip pada saat koreksi," jelasnya.

Andre merekomendasikan saham BSDE dengan spekualsi buy di 1.040 dan jual di 1.070-1.090 dengan stop loss di 1.020. Saham BSDE boleh untuk jangka pendek pada pekan ini.

Sementara Iwan merekomendasikan saham ASRI untuk beli di 465 dengan targer price di 520. Saham SSIA beli di 840-870 dengan target price di 1.000. Saham ASII beli di 75.550 dan target price di 77.700. Saham GGRM beli di 54.000 dengan target price di 56.500.

Belum Ada Tanda-tanda Market Crash

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi tajam IHSG kemarin dinilai bersifat temporer. Karena itu, tren bullish jangka menengah-panjang belum terpatahkan. Belum ada tanda-tanda market bakal crash.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, untuk jangka pendek, IHSG memasuki tahapan konsolidasi setelah kenaikan.Dari sisi grafik pun, koreksi indeks bersifat temporer. Pasalnya, profit taking lebih ditunjukkan pada grafik hourly dan 4 jam. Tapi,dalam grafik weekly, IHSG masih bullish.

Karena itu, untuk jangka menengah-panjang,IHSG masih tetap dalan tren bullish. Kecuali, jika IHSG tembus support 3.580yang jadi pertanda tren bullish jangka menengah-panjang terpatahkan atau batal. “Selama indeks berada di atas 3.580, status IHSG masih tetap bullish,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (30/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 71,25 (1,79%) ke level 3.915,16 dengan intraday tertinggi 3.896,4 dan terendah 3.986,14. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 15,65 poin (2,23%) ke level 686,969.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG melemah tapi tutup di atas 3.900. Bagaimana Anda melihat arah market berikutnya?
Untuk jangka pendek, IHSG memasuki tahapan konsolidasi setelah kenaikan. Kondisi ini,bukan hanya terjadi pada indeks domestik, tapi juga bursa regional Asia dan global. Setelah mengalami kenaikan yang cukup, terjadilah profit taking.

Koreksi tersebut bersifat sementara?
Dilihat dari grafik hariannya, koreksi indeks saat ini bersifat temporer. Belum ada tanda-tanda IHSG bakal crash.Berita-berita dari Eropa pun masih on the track walaupun beberapa negara di zona euro, baru saja di-down grade oleh Fitch Rating termasuk Spanyol dan Italia.

Sedangkan soal alotnya negosiasi Yunani dengan para kreditor swasta, sudah terjadi lama sehingga sudah masuk dalam hitungan pasar. Tapi, bad news baru yang lain dari Yunani tetap akan jadi alasan untuk IHSG turun.

Dari sisi grafik bisa dielaborasi lebih jauh?
Dari sisi grafik pun, koreksi indeks bersifat temporer. Pasalnya, profit taking lebih ditunjukkan pada grafik hourly dan 4 jam. Karena itu, indeks membutuhkan situasi untuk cooling down terlebih dahulusecara temporer. Karena itu, untuk grafik harian masih ada ruang konsolidasi dalalm beberapa hari ke depan.Tapi,dalam grafik weekly, IHSG masih bullish.

Artinya, untuk Selasa (31/1) ini, IHSG berpotensi melemah?
Untuk Selasa (31/1) peluang penurunan dan penguatan IHSG masih 50:50. Sebab, bursa AS dan Eropa cenderung mengalami tekanan turun.

Level support dan resistance-nya?
Support indeks Senin (30/1) berada di level 3.900. Jika bursa global dan regional tidak mendukung, IHSG akan menguji support berikutnya di level 3.850 pada Selasa (31/1) ini. Tapi, pada kisaran 3.900-3.850merupakan daerah di mana buyer muncul. Saya tidak tahu pasti, apakah IHSG akan bertahan lamadalam kisaran 3.850-3.900 atau menguat lagi, jika indeks Selasa ini melemah. Tapi, resistance indeks saat ini di level 3.950.

Sementara itu, dari AS, pasar masih menuggu data penting yang akan dirilis Rabu (1/2) yakni ISM Manufacturing Index. Data ini bisa saja menjadi trigger indeks dan mengakhiri fase konsolidasinya jika data tersebut dirilis positif.

Kalau begitu, penembusan support di level berapa yang membatalkan tren bullish IHSG?
Untuk jangka menengah-panjang,IHSG masih tetap dalan tren bullish. Kecuali, jika IHSG tembus support 3.580. Jika ini yang terjadi tren bullish indeks untuk jangka menengah-panjang terpatahkan atau batal. Selama indeks berada di atas 3.580, status IHSG masih tetap bullish.

Saham-saham apa saja yang Anda rekomendasikan?
Saya rekomendasikan positif beberapa saham second lineryang masih oke. Apalagi,saham yang sudah turun 10-20% terutama jika masih ada aksi korporasi yang masih ditunggu. Saham-saham second liner dalam kategori ini cukup menarik. Tapi,bisa juga langsung trading pada saham yang secara grafik masih menunjukkan kenaikan dengan pola trading tetap di-hold. Tapi, yang menunjukkan penurunan, tunggu saja dulu hingga konsolidasinya usai.

Saham-saham second liner pilihanadalah PT Bhuwanatala Indah Permai (BIPP) dan Triwira Insanlestari (TRIL). Tapi,laju kedua saham tersebut tidak diketahui karena faktor apa sehingga rawan profit taking dan spekulatif. Ada kemungkinan Selasa ini, kedua saham itu masih mengalami kenaikan tapi hati-hati saja. Orang yang senang spekulatif, main cepat saja di saham ini karena rawan profit taking.

Tapi, untuk saham second liner yang memiliki aksi korporasi ke depannya, cenderung aman dikoleksi seperti PT Indofarma (INAF) yang akan diakuisisi oleh PT Kimia Farma (KAEF). Harga minimum akuisisinya di level Rp250 atau bahkan lebih sehingga upside potential-nya cukup signifikan dari level saat ini Rp195 per saham. Begitu jugadengan saham PT Laguna Cipta Griya (LCGP)yang sudah masuk pada industri migas.

Saham-saham bluechip bagaiamana?
Untuk saham bluechip,tinggal dilihat saham yang cooling down-nya sudah cukup jauh antara 5-10%. Saham-saham bluechip dalam kategori ini boleh dikoleksi (buy back). Saham-saham bluechip baru sehari mengalami koreksi sehingga butuh 1-2 hari lagi menunggu untuk masuk.

Saham-saham bluechip pilihan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Jasa Marga (JSMR), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

Untuk beli saham bluechips bisa pada Selasa (31/1) ini atau Rabu (1/2). Jika hari ini turun dan bursa Eropa dibuka merah, tunggu hingga Rabu pagi untuk melakukan pembelian. Untuk trader tetap mengunakan pola trading jangka pendek dengan memanfaatkan volatilitas yang terjadi saat ini.