Rabu, 01 Februari 2012

IHSG Menguat 0,5% ke 3.964,98

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia menguat 23,28 poin atau 0,5%menjadi 3.964,98 pada penutupan perdagangan Rabu (1/2/2012). Volume perdagangan mencapai 4,6 miliar saham senilai Rp4,6 triliun.

Penutupan hari ini diwarnai dengan 169 saham naik, 77 saham melemah dan 90 saham stagnan. IHSG mengalami net foriegn buy Rp5,5 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp2,074 triliun dan pembelian asing mencapai Rp2,079 triliun.

Indeks JII turun 0,1 poin ke 562,36, indeks ISSI naik 0,3 poin ke 131,08 dan indeks LQ45 naik 2,8 poin ke 695,02. Penguatan tertinggi dialami sektor pertambangan yang naik 22,5 poin ke 2.732,57 disusul sektor konsumer naik 11,33 poin ke 1.33,60.

Sedangkan sektor aneka industri mengalami pelemahan terdalam hingga 14,09 poin ke 1.385 disusul sektor perkebunan turun 9,7 poin ke 2.127.

Indeks cenderung bergerak mendatar bahkan sempat menyentuh zona negatif. Level terendah hari ini di 3.936,81 dan level tertinggi di 3.965,32.

Sementara, bursa saham Eropa menguat dengan dukungan saham sektor perbankan dan pertambangan menjelang pengumuman data manufaktur Uni Eropa. Indeks FTSE naik 0,75 menjadi 5.721, indeks DAX naik 0,75 ke 5.719 dan indeks CAC naik 1% ke 3.331.

Untuk bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,06%, indeks Nikkei naik 0,08%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi naik 0,2% dan indeks STI turun 0,4% serta indeks KLSE naik 0,5%.

Meski regional tertekan, IHSG ditutup naik 0,59%

JAKARTA. Meski mayoritas pasar saham Asia tergelincir, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mendarat di zona hijau. Pada sore ini, IHSG ditutup menguat 23,28 poin atau setara 0,59% ke level 3.964,976.

Penguatan 156 saham menggiring laju indeks. Meskipun, masih tercatat 72 saham yang tertekan, dan 83 saham lainnya tidak beranjak dari level penutupan sebelumnya.

Dari sisi sektor saham, sebanyak tujuh sektor berhasil menguat. Sektor konstruksi memimpin dengan reli sebesar 1,61%. Disusul, sektor perdagangan yang maju 1,44%. Adapun, tiga sektor yang melemah, yaitu sektor aneka industri, sektor infrastruktur, dan perkebunan.

Saham pendatang baru, Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) masih memimpin di posisi teratas top gainers, sore ini. Saham ini melejit sebesar 49,18% ke level Rp 910. Saham lain yang menempati posisi top gainers, yaitu Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) yang maju 18% ke Rp 295, dan saham Bank Bukopin Tbk (BBKP) yang naik 6,45% ke Rp 660.

Sedangkan, saham-saham yang terseret ke deretan top losers, antara lain, saham Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang jatuh 5,98% ke Rp 1.100. Kemudian, saham Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) yang tergerus 5,08% ke Rp 280.

Meskipun kebijakan sub rekening efek nasabah mulai diterapkan, namun volume transaksi hari ini terbilang masih normal. Transaksi sepanjang hari ini melibatkan sekitar 4,663 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,645 triliun.

Fluktuatif, IHSG Ditutup Menguat Tipis

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis meski sempat lesu pada pertengahan perdagangan. IHSG bergerak fluktuatif di tengah pergerakan bursa regional yang sangat variatif.

Pada perdagangan preopening, IHSG naik tipis 2,099 poin (0,05%) ke level 3.943,792. Membuka perdagangan, IHSG bertambah 4,32 poin (0,16%) ke level 3.946,013. Indeks LQ 45 naik tipis 1,421 poin (0,21%) ke level 693,578. Penguatan IHSG berjalan perlahan-lahan. IHSG sempat melemah dengan titik terendah di 3936,809.

Menjejak sesi II, pergerakan IHSG yang fluktuatif masih terus berlangsung. Data inflasi yang membaik tak cukup mendorong penguatan IHSG yang signifikan. IHSG baru bisa naik cukup besar menjelang akhir perdagangan.

Pada perdagangan Rabu (1/2/2012), IHSG menguat 23,283 poin (0,59%) ke level 3964,976. Indeks LQ 45 juga menguat 2,862 poin (0,42%) ke level 695,019.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 139.188 kali pada volume 4,662 miliar lembar saham senilai Rp 4,644 triliun. Sebanyak 156 saham naik, 72 saham turun dan 83 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain United Tractor (UNTR) naik Rp 700 menjadi Rp 29.050, BRI (BBRI) naik Rp 200 menjadi Rp 7.050, Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 50 menjadi Rp 6.750, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.100 menjadi Rp 58.100.

Sedangkan saham-saham yang turun harganya antara lain Astra International (ASII) turun Rp 1.200 menjadi Rp 77.700, Telkom (TLKM) turun Rp 100 menjadi Rp 6.750, PGN (PGAS) turun Rp 50 menjadi Rp 3.325, Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 250 menjadi Rp 20.350.

Bursa-bursa regional cukup variatif. Berikut posisi bursa regional:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 24,53 poin (1,07%) ke level 2.268,08.
  • Indeks Hang Seng menguat melemah 57,12 poin (0,28%) ke level 20.333,37.
  • Indeks Nikkei-225 menguat 7,28 poin (0,08%) ke level 8.809,79.
  • Indeks KOSPI menguat tipis 3,45 poin (0,18%) ke level 1.959,24.

(qom/dnl)

Pemisahan Rek Nasabah Belum Pengaruhi Transaksi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, penerapan pemisahan rekening dana nasabah belum mempengaruhi transaksi di pasar saham pada perdagangan Rabu (1/2).

Hal itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito, di gedung BEI, Rabu (1/2). "Kalau kami lihat saat ini transaksi masih normal," ujar Eddy.

Sementara Direktur Teknologi Informasi BEI Adikin Basirun menuturkan, investor pasar modal masih bisa bertransaksi hingga 14 hari kerja. Relaksasi waktu hingga 14 hari kerja tersebut bagi investor yang telah mengajukan aplikasi pemisahan rekening dana melalui perusahaan efek ke bank pembayar. "Ada dua relaksasi yang berlaku. Bagi broker dan nasabah. Nasabah bisa bertransaksi bagi yang telah mengajukan aplikasi tapi masih diproses di bank, atau bagi investor yang dana mereka telah dipindahkan ke rekening sementara KSEI," kata Adikin.

Menurut Adikin, dengan pemisahan rekening dana menguntungkan investor karena transaksi yang transparan dan terhindari dari manipulasi penggunaan dana investor oleh broker nakal. "Ini menjadikan transaksi lebih baik, menghindari market manipulation. Nasabah yang sudah mengajukan kan hak mereka juga bertransaksi. Bukan kesalahan mereka cuma masih di proses saja," tegas Adikin.

Lebih lanjut Adikin menuturkan, seluruh broker yang juga anggota bursa telah memproses pemisahan rekening dana nasabah ke bank pembayar. Tapi memang belum ada yang selesai 100%. "Menurut anggota bursa memang sulit 100%, karena ada kendala nasabah yang sulit dihubungi atau mereka tidak aktif di rekening tersebut karena dipakai saat IPO," kata Adikin. [cms]

Mayoritas bursa Asia mendarat di zona merah

TOKYO. Mayoritas bursa saham di kawasan Asia tergelincir, sore ini. Koreksi pasar regional terjadi setelah data pertumbuhan manufaktur China memicu spekulasi China tidak akan memangkas biaya pinjaman.

Indeks purchasing manager per Januari dirilis naik ke level 50,5, dari posisi bulan sebelumnya di 50,3. Angka tersebut melampaui perkiraan analis, yaitu di bawah level 50. Data tersebut justru menunjukkan kecenderungan adanya ekspansi ketimbang kontraksi ekonomi.

Indeks MSCI Asia Pacific tergelincir 0,3% ke level 122,59 pada pukul 16.40 di Tokyo, membalikkan penguatan sebesar 0,3% yang berlangsung di sesi pagi.

Sementara, indeks Shanghai tumbang sebesar 1,1%, indeks Hang Seng jatuh 0,3%, dan indeks S&P/ASX 200 terpangkas 0,9%. Namun, indeks Nikkei 225 masih berhasil naik tipis 0,1%, dan indeks Kospi menguat 0,2%.

"Sebagian investor mungkin kecewa karena mereka berharap pelonggaran kebijakan menoter bisa diterapkan lebih cepat. Namun, sinyal ekonomi Cina menuju soft landing merupakan skenario yang sangat baik," kata Ng Soo Nam, chief investment officer dari Nikko Asset Management Asia Ltd, di Singapura.

Sentimen pasar juga melemah, lantaran sebelumnya data ekonomi AS mengecewakan. Data tersebut meredupkan prospek pendapatan eksportir.

Sebagian Investor Sulit Lakukan Order Saham

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Beberapa investor saham mengalami kesulitan dengan penerapan pembukaan rekening dana nasabah pada perdagangan hari ini. Sebab mereka harus mengalami suspensi account sehingga tidak dapat melakukan transaksi saham.

Dari pengalaman beberapa investor, beberapa rekening di sejumlah sekuritas masih mengalami suspensi. Dengan demikian tidak dapat melakukan transaksi baik order beli maupun jual di sejumlah sekuritas.

"Investor account-nya masih dalam proses tidak bisa order. Ini saya lagi jalan-jalan di mall, karena tidak bisa trading," kata Iwan Firmansyah dari Kumunitas Saham Warungijo kepada INILAH.COM, Rabu (1/2).

Rabu ini, merupakan hari pertama penerapan aturan pemisahan rekening dana nasabah dengan perusahaan efek dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Bagi nasabah dan perusahaan efek yang telah menyampaikan aplikasi pembukaan rekening dana nasabah untuk pemisahan rekening dana nasabah dengan perusahaan efek kepada pihak bank pembayar diberikan relaksasi selama 14 hari waktu kerja.

"Dampaknya hanya perdagangan menjadi sepi. Saya kira banyak pihak yang belum siap, sekuritasnya, banknya. Account saya ada yang belum jalan, masih disuspend. Padahal saya sudah urus investor account juga," jelasnya.

Namun beruntung, beberapa saham sudah mencapai target meskipun transaksi masih terganggu. Iwan masih bisa mengambil posisi untuk trading sahamnya hari ini.

Hal yang sama juga dikatakan analis saham, Ahmad Riyadi. Menurutnya, peraturan formulir pembukaan rekening dana jadi menghambat traiding Investor. Investor yang belum mengisi akan terkena suspensi sementara.

"Jadi diperlukan sosislisasi yang intens dan cukup waktu bagi setiap broker untuk menjelaskan maksud dan tujuan rekening dana," katanya.

Menurutnya, rekening pemisahan dana sudah harss dilakukan saat ini. namun semua pihak harus mendukungnya termasuk kecepatan pihak bank pembayar untuk memproses pengajuan dari nasabah.

"Pada kasus yang saya dapati, ketelitian mengisi form dan kecocokan data menjadi hal sangat penting.Karena kalau salah satunya tidak sama akan di-avoid," jelasnya dari Milenium Danatama Securities ini.

Saham Bank dan Minyak Topang Bursa Eropa

Medium
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa menguat pada perdagangan Rabu (1/2) dengan dukungan saham sektor perbankan dan pertambangan menjelang pengumuman data manufaktur Uni Eropa.

Indeks FTSE naik 0,75 menjadi 5.721, indeks DAX naik 0,75 ke 5.719 dan indeks CAC naik 1% ke 3.331. Sementara bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,06%, indeks Nikkei naik 0,08%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi naik 0,2% dan indeks STI turun 0,4% serta indeks KLSE naik 0,5%. Demikian mengutip marketwatch.com.

Indeks Stoxx 600 naik 0,5% menjadi 255,73 dengan saham Total memimpin kenaikan hingga 1%, saham BP naik 0,2% dengan menguatnya harga minyak di AS. Sementara saham Infineon Technologies naik 3% dan saham ICAP naik.

Data PMI China untuk bulan Januari menjadi 50,5 dari Desember 50,3. Namun ketidakpastian ekonomi global berpotensi mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Data manufaktur ini mengalahkan ekspektasi pasar.

Pasar juga mengantisipasi menjelang IPO situs jejaring sosial Facebook pada Kamis besok. Facebook akan menyerahkan dokumen IPO kepada regulator pada hari ini dengan menargetkan dapat meraih dana segar US$5 miliar.

Hari ini ada rilis data manufaktur Inggris diikuti estimasi inflasi kawasan Eropa.

Inilah Daftar Pemegang Surat Utang AS Terbesar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Akibat belanja sangat besar pemerintah AS yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memperbaiki perekonomian, ada kebutuhan yang sama besar untuk mengumpulkan uang guna membayarnya.

Hal ini dilakukan melalui pinjaman, di mana negeri Paman Sam ini menjual surat utang dalam bentuk yang bervariasi. Untuk investor, tagihan pemerintah berupa notes dan bond dianggap aman karena mereka memiliki tingkat yang dijamin kembali, berdasarkan keyakinan dalam pendapatan pajak AS di masa mendatang.

Pemerintah memiliki sebagian dana operasi melalui obligasi selama beberapa dekade. Pinjaman ini menambah utang nasional, yang baru-baru ini telah melampaui US$15 triliun dan meningkat setiap detik. Jumlah utang cepat mendekati batas atas utang federal, batas hukum pinjaman yang saat ini di kisaran US$16,4 triliun.

Banyak surat utang yang dipegang oleh sektor swasta, tetapi sekitar 40% dipegang oleh entitas publik, termasuk bagian-bagian dari pemerintah.

Adapun negara-negara asing yang terdaftar dalam investor swasta dan publik, menurut data bulanan Kementerian Keuangan AS berdasarkan hasil survei CNBC adalah:

1. Swiss AS yang memegang surat utang AS sebesar US$113,9 miliar
Kepemilikan Swiss atas surat utang AS mencapai tertinggi di US$147,5 miliar atau sekitar 28% PDB negara pada Agustus 2011, tapi telah turun dalam beberapa bulan menjadi US$113,9 miliar. Kepemilikan Swiss atas surat utang AS ini pun telah mengalahkan Hong Kong, Rusia dan Kanada dalam beberapa tahun terakhir.

2. Taiwan yang memiliki surat utang AS sebesar US$149,6 miliar
Kepemilikan Taiwan atas surat utang AS relatif stabil selama setahun terakhir, tapi dalam dua tahun terakhir ini mengalahkan Rusia dan Hong Kong dalam total kepemilikan. Sampai saat ini, Taiwan memegang US$149,6 miliar di Treasury securities AS, dibandingkan dengan Rusia US$89,7 miliar. Kepemilikan Rusia telah dengan cepat menyusut akibat diversifikasi negara ini.

3. Caribbean Banking Centers yang memiliki surat utang AS sebesar US$185,3 miliar
Treasury AS mengidentifikasi grup ini sebagai lembaga di Bahama, Bermuda, Kepulauan Cayman, Antillen Belanda, Panama, dan Kepulauan Virgin Britania Raya saat ini memegang US$185,3 miliar surat utang AS, naik dari US$106,6 miliar pada Juni 2008, tetapi tetap dari grup tertinggi dari US$213,6 miliar pada Maret 2009.

4. Brasil yang memiliki surat utang AS sebesar US$206,4 miliar
Raksasa ekonomi di Amerika Selatan ini memiliki surat utang sebesar US$206,4 miliar, menurut data departemen keuangan. Investasi Brasil di surat utang AS telah berfluktuasi sedikit dalam dua tahun, dengan koleksi saat ini di bawah level tertinggi dari $211,4 miliar pada Mei 2011.

5. Oil Exporters yang memiliki surat utang AS sebesar US$232 miliar
Industri minyak besar berarti uang besar... dan investasi besar ke surat utang AS termasuk dalam kelompok eksportir minyak seperti Ekuador, Venezuela, Indonesia, Bahrain, Iran, Irak, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Aljazair, Gabon, Libya dan Nigeria. Grup ini memegang total US$232 miliar di surat utang AS, di kisaran US$204 miliar hingga US$236 miliar yang telah dipelihara selama tahun yang lalu.

6. Perusahaan asuransi yang memiliki surat utang AS sebesar US$250,1 miliar
Menurut Dewan Gubernur Federal Reserve, perusahaan asuransi memegang US$250,1 miliar di Treasury securities AS. Kelompok ini mencakup perusahaan-perusahaan asuransi properti-kecelakaan dan asuransi jiwa.

7. Depository Institutions yang memiliki surat utang AS sebesar US$284,5 miliar
Dari Juni 2011, Dewan Gubernur Federal Reserve mencatat depository institutions memegang sekitar US$284,5 miliar di surat utang AS. Kelompok ini termasuk bank komersial, bank tabungan dan credit unions. Pada tahun 2011, kepemilikan lebih dari tiga kali lipat dari 2008 sebesar US$105 miliar. Dari Juni dan September 2011, kepemilikan surat utang AS depository institutions turun hampir US$44 miliar.

8. Inggris yang memiliki surat utang AS sebesar US$429,4 miliar
Inggris saat ini memegang 429,4 miliar di surat utang AS, tetapi investasi negara telah meningkat secara dramatis selama dua tahun. Sekarang di semua level tertinggi (dan cepat), Inggris memiliki utang terendah pada Juni 2008 sebesar US$55 miliar.

9. Negara bagian dan pemerintah daerah AS yang memiliki surat utang sebesar US$484,4 miliar
Negara bagian AS dan pemerintah daerah telah hampir memiliki setengah-triliun dolar yang diinvestasikan di surat utang AS, menurut Federal Reserve. Tingkat investasi tetap stabil sejak 2006, bergeser ke kisaran US$484 miliar dan US$576 miliar. Koleksi utang saat ini, mewakili tingkat agregat terendah untuk negara dan pemerintah daerah sejak Desember 2005, ketika mereka memegang US$481,4 miliar.

10. Perusahaan Reksa Dana yang memiliki surat utang AS sebesar US$653,5 miliar
Menurut Federal Reserve, reksa dana memegang jumlah terbesar keenam surat utang AS dibandingkan dengan kelompok lain, meskipun kepemilikan reksa dana telah berkurang sebesar lebih dari US$105 miliar sejak Desember 2008. Termasuk dana pasar uang, reksadana dan reksadana closed-end, kelompok ini menginvestasikan sekitar US$653,5 miliar di Treasury securities AS pada Juni 2011.

11. Dana Pensiun yang memegang surat utang AS sebesar US$842,2 miliar
Dana pensiun yang mengendalikan sejumlah besar uang, disediakan untuk pensiun pribadi, dan dengan demikian berkewajiban untuk melakukan investasi yang relatif aman. Kelompok ini, yang mencakup dana pensiun swasta dan lokal pemerintah, memegang US$842,2 miliar di surat utang AS. Kategori dana pensiun swasta juga termasuk Treasury securities AS yang dipegang oleh Federal Employees Retirement System Thrift Savings Plan G Fund.

12. Jepang yang memegang surat utang AS sebesar US$$1,038 triliun Satu dari mitra dagang AS terbesar, Jepang juga merupakan salah satu pemegang surat utang AS terbesar, yang saat ini memiliki US$1,038 triliun di Treasury Security.

13. Investor Lain/tabungan obligasi yang memegang surat utang AS sebesar US$1,107 triliun
Dengan memegang surat utang terbesar pada Juni 2011, kelompok yang sangat beragam ini termasuk individu, perusahaan-perusahaan yang disponsori pemerintah, broker dan dealer, bank personal trust, perkebunan, tabungan obligasi, perusahaan dan noncorporate businesses memiliki total US$1,107 triliun. Meskipun tingkat utang yang dimiliki savings bonds tetap konstan pada dasarnya sejak tahun 2000, kategori luas investor 'lainnya' telah hampir empat kali lipat sejak mencapai terendah empat tahun pada Desember 2007.

14. China yang memegang surat utang AS sebesar US$1,132 triliun
Asing terbesar pemegang sekuritas treasury AS, China saat ini telah mencapai US$1,132 triliun di surat utang AS, meskipun turun dari US$1,173 triliun pada Juli 2011.

15. Federal Reserve dan Intragovernmental Holdings yang memegang US$6,328 triliun surat utang AS
Pemegang tunggal terbesar dari utang pemerintah AS adalah Federal Reserve system. Sistem Fed bank dan intragovernmental holdings AS lainnya diperhitungkan memegang US$6,328 triliun pada utang Treasury AS paga September 2011. Jumlah ini adalah angka tertingginya akibat Federal Reserve terus meningkatkan neraca, sebagian untuk membeli surat utang pemerintah AS. Sekitar satu dekade yang lalu, kepemilikan pemerintah hanya US$2,5 triliun.

Isu Iran masih Dorong Harga Minyak di Asia

Headline
INILAH.COM, Singapura - Minyak dunia pada perdagangan rabu (1/2) di Asia menguat dengan kekhawatiran ketegangan antara Iran dengan AS beserta sekutunya. Parlemen AS mendesak sanksi yang lebih tegas kepada Teheran.

Minyak mentah AS jenis light sweet naik 27 sen menjadi US$98,75 per barel melalui transaksi elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk kontrak Maret. Sementara minyak jenis Brent naik 44 sen menjadi US$111,42 per barel di London. Demikian mengutip cnbc.com.

Pada pekan ini, harga minyak diharapkan tetap stagnan dengan fase menentukan posisi. "Ada faktor positif dari kekhawatiran pasokan dari Iran dan Sudan Selatan. Sementara harga bisa tertekan dengan ekonomi Eropa yang lesu akan menurunkan permintaan minyak," kata Ken Hasegawa, manajer penjualan komoditas di Newedge Jepang.

Para pemimpin parlemen AS sedang mempertimbangkan langkah untuk menambah sanksi ke Iran. Faktor lain adalah indeks pembelian manajer (PMI) China menunjukkan sektor manufaktur naik tipis. Indeks PMI bulan Januari menjadi 50,5 dari 50,3 dari bulan Desember 2011. Pasar memperrkirakan hanya mencapai 49,5.

Kekhawatiran tentang krissi utang Eropa dan perlambatan ekonomi AS telah menekan kenaikan harga minyak. Apalagi Yunani menghadapi situasi sulit dalam beberapa hari ke depan. Hal ini untuk mendapatkan kepastian restrukturisasi utang dengan debt swap. Dengan demikian akan menerima paket bailout dari kreditor mencapai 130 miliar euro.

Sementara bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,06%, indeks Nikkei naik 0,08%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi naik 0,2% dan indeks STI turun 0,4% serta indeks KLSE naik 0,5%.

Bursa Eropa Berpotensi Positif

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa berpotensi menguat pada perdagangan Rabu (1/2) dengan data manufaktur China lebih baik dari perkiraan semula.

Indeks FTSE diprediksi akan naik 28 poin, indeks DAX naik 39 dan indeks CAC akan naik 24 poin. Sementara bursa Asia mayoritas melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,06%, indeks Nikkei naik 0,08%, indeks Shanghai turun 0,5%, indeks ASX turun 0,8%, indeks Kospi naik 0,2% dan indeks STI turun 0,4% serta indeks KLSE naik 0,5%. Demikian mengutip yahoofinance.com.

Data PMI China untuk bulan Januari menjadi 50,5 dari Desember 50,3. Namun ketidakpastian ekonomi global berpotensi mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Data manufaktur ini mengalahkan ekspektasi pasar.

Pasar juga mengantisipasi menjelang IPO situs jejaring sosial Facebook pada Kamis besok. Facebook akan menyerahkan dokumen IPO kepada regulator pada hari ini dengan menargetkan dapat meraih dana segar US$5 miliar.

Hari ini ada rilis data manufaktur Inggris diikuti estimasi inflasi kawasan Eropa.

Emas tergelincir dari level tertinggi tujuh pekan

JAKARTA. Harga emas tergelincir setelah menyentuh level tertinggi dalam tujuh pekan. Kontrak emas untuk pengiriman April di Comex-New York jatuh 0,2% ke level US$ 1.736,6 per ons troy pada perdagangan elektronik pukul 14.40 WIB.

Sebelumnya, emas sempat bertengger di level US$ 1.750,60 per ons troy. Ini level tertinggi sejak 8 Desember lalu.

Harga emas terkoreksi di tengah sinyal Yunani yang semakin dekat dengan kesepakatan restrukturisasi utang. Kemarin, Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos mengatakan sudah ada kemajuan terkait jaminan utang dengan pemegang obligasi. Dia pun menargetkan finalisasi pembicaraan soal utang akan digelar pada pekan ini.

Asing Net Buy, IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,23%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Rabu (1/1) IHSG ditutup naik 0,23% ke level 3.951,03.

Penguatan indeks siang ini ditopang kecilnya angka inflasi Januari 2012, yang hanya mencapai 0,76%.

Sementara Bursa AS kembali ditutup melemah seiring rilis data consumer confidence di bulan Januari yang di luar dugaan turun ke level 61,1 dan data business barometer yang juga melemah di bulan Desember. Sementara bursa Eropa bergerak menguat semalam setelah KTT Uni Eropa menyepakati perjanjian kontrol defisit fiskal dan dana bail-out siaga senilai 500 miliar Euro.

Sementara di Bursa Asia siang ini saham mixed, di mana Shanghai turun 0,42%, STI turun 0,41%, sementara Hang Seng naik 0,02%, KLSE naik 0,51%, Nikkei naik 0,07%, dan Seoul naik 0,32%. Indeks di Bursa Asia ini memfaktorkan sentimen positif dari data purchasing manager index China di bulan Desember yang menguat.

Sebanyak 127 saham naik siang ini, sedang 90 saham turun, dan 92 saham masih stagnan. Indeks saham LQ45 sesi I ditutup naik 0,18% ke level 693,46, namun JII turun 0,11% ke level 561,91.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 1,72 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar R1,75 triliun. Asing pun melanjutkan net buy siang ini sebesar Rp127,47 miliar.

Saham-saham yang naik tajam siang ini adalah PSAB yang naik 438,88%, UNTR naik 3,17%, GGRM naik 1,31%, IMAS naik 3,66%, ESSA naik 49,18%, dan HEXA naik 2,60%.

Sebanyak 118 saham reli, IHSG ditutup naik 0,25%

JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan bertahan hingga sesi perdagangan pagi berakhir. IHSG ditutup menguat 9,98 poin atau setara 0,25% ke level 3.951,674.

Reli 118 saham menyokong otot indeks. Meskipun, masih terdapat 85 saham yang melemah, dan 83 saham lainnya belum menunjukkan arah pergerakan.

Enam sektor saham berhasil menguat, yang dipimpin sektor perdagangan dengan kenaikan 1,23%, dan sektor konstruksi yang maju 1,17%.

Saham yang baru saja melantai di BEI, hari ini, yaitu saham Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berhasil menempati urutan teratas saham top gainers, siang ini. ESSA melejit 49,18% ke posisi Rp 910. Selain itu, ada saham Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) yang reli 18% ke Rp 295, juga saham Intarco Penta Tbk (INTA) yang naik 6,67% ke Rp 800.

Sedangkan, beberapa saham yang terdepak ke posisi top losers, antara lain saham Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) yang tergerus 6,12% ke Rp 138, dan saham Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) yang turun 5,08% ke Rp 280.

Transaksi di sesi pagi melibatkan 2,065 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,057 triliun.

IHSG Hanya Menguat Secuil

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya bergerak tipis di tengah pergerakan bursa regional yang variatif. Keluarnya data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi tak mampu mendorong IHSG bergerak menguat cepat.

Pada perdagangan preopening, IHSG naik tipis 2,099 poin (0,05%) ke level 3.943,792. Membuka perdagangan, IHSG bertambah 4,32 poin (0,16%) ke level 3.946,013. Indeks LQ 45 naik tipis 1,421 poin (0,21%) ke level 693,578.

Penguatan IHSG berjalan perlahan-lahan. IHSG sempat melemah dengan titik terandah di 3939,714.

Menutup sesi I perdagangan Rabu (1/2/2012), IHSG tercatat menguat tipis 9,981 poin (0,25%) ke level 3.951,674. Indeks LQ 45 juga menguat tipis 1,306 poin (0,19%) ke level 693,463.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 74.781 kali pada volume 2,065 miliar lembar saham senilai Rp 2,056 triliun. Sebanyak 118 saham naik, 85 saham turun, 83 saham stagnan.

Saham-saham yang naik harganya antara lain United Tractor (UNTR) naik Rp 900 menjadi Rp 29.250, BRI (BBRI) naik Rp 150 menjadi Rp 7.000, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 50 menjadi Rp 11.350, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 menjadi Rp 57.750, Jasa Marga (JSMR) naik Rp 75 menjadi Rp 4.450.

Sedangkan saham-saham yang turun harganya antara lain Astra International (ASII) turun Rp 400 menjadi Rp 78.500, Telkom (TLKM) turun Rp 100 menjadi Rp 6.750, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 50 menjadi Rp 6.650.

Bursa-bursa regional cukup variatif hingga siang hari ini. Berikut posisi bursa regional siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah tipis 9,72 poin (0,42%) ke level 2.282,89.
  • Indeks Hang Seng menguat tipis 4,63 poin (0,02%) ke level 20.395,12.
  • Indeks Nikkei-225 menguat tipis 0,07 poin (0,00%) ke level 8.802,58.
  • Indeks Straits Times melemah 12,40 poin (0,43%) ke level 2.894,29.
  • Indeks KOSPI menguat tipis 4,91 poin (0,25%) ke level 1.961,40.

(qom/dnl)

Laju ekspor melambat, rupiah kian tertekan

JAKARTA. Meski inflasi cenderung terkendali, nilai tukar rupiah masih terus melemah. Pada pukul 11.15 di Jakarta, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) masih tertekan di level 9.027, dari posisi kemarin di 8.998.

Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis laju inflasi Januari sebesar 0,76%. Secara year on year, laju inflasi mencapai 3,65%. Namun, kenaikan ekspor di sepanjang 2011 hanya sebesar 2,2%, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8,3%.

Dealer forex Bank Rakyat Indonesia (BRI) Taufan Tito menilai, pelemahan rupiah hari ini, lebih disebabkan cenderung turunnya angka ekspor sepanjang tahun lalu. Angka inflasi yang dirilis hari ini bahkan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 3,5%.

"Angka ekspor yang melemah menekan rupiah, karena ini menjadi sinyal pelemahan ekonomi Indonesia," ujar Taufan, Rabu (1/2).

Sementara, Kepala Divisi Trasury Bank Negara Indonesia (Bank BNI) Nurul Eti Nurbaeti masih optimis, rupiah akan bisa menguat dan cenderung konsolidasi. "Meski laju peningkatan ekspor melandai, namun surplus neraca perdagangan diperkirakan masih bisa tetap tumbuh," katanya.

Nurul menganalisa, kuatnya dominasi dollar di pasar global yang saat ini membatasi pergerakan rupiah. Hal ini dilihat dari posisi LIBOR (London Interbank Offered Rate) yang saat ini sudah turun di posisi 0,54%, dari 0,58% pada pertengahan Januari 2011 lalu. Likuiditas dollar AS mulai banjir lagi mengikuti beberapa kebijakan yang telah ditempuh The Fed, termasuk mempertahankan suku bunga di posisi rendah.

Sampai akhir pekan, Taufan memperkirakan (USD/IDR) akan bergulir di posisi 8.950 - 9.050.

Sedangkan untuk hari ini, Nurul memprediksi, rupiah akan bergerak di support 8.970, dan resistance di 9.050.

Pasca reli, harga obligasi akan sedikit terkoreksi

JAKARTA. Harga obligasi pemerintah terus menanjak. Hingga penutupan perdagangan kemarin, reli harga obligasi sudah berlangsung untuk hari yang keempat. Laju harga surat utang pemerintah ini terjadi seiring penurunan Credit Default Swap (CDS).

Harga obligasi pemerintah untuk seri benchmark, seperti seri FR0061 bertenor 10 tahun, pada penutupan Selasa (31/1), bertengger di 113,38, atau naik 207 basis poin (bps) dari 111,31 di hari sebelumnya. Ini posisi tertingginya di 2012. Begitu juga dengan FR0058 bertenor 20 tahun, di periode yang sama naik 412 bps ke level 122,38, dari hari sebelumnya di 118,26.

Tak heran, Indeks Dealer Market Association (IDMA) sebagai acuan harga obligasi pemerintah juga turut naik ke posisi 113,47 kemarin (31/1), dari sebelumnya di 112,86.

Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ikhsan melihat, ekspektasi pengumuman inflasi di Januari yang masih terkendali, telah menggiring sentimen investor untuk terus ambil posisi di pasar obligasi. "Karena dengan inflasi yang terus rendah, maka kecenderungan BI Rate akan terus di posisi terendahnya saat ini di 6%," katanya, Rabu (1/2).

Selain itu, kata Ihksan, penurunan level CDS juga menjadi katalis yang mendongkrak harga obligasi. Pada penutupan kemarin (31/1), CDS bertenor lima tahun turun ke level 177,71, dari 183,64 di hari sebelumnya. Turunnya CDS menandakan kepercayaan investor terhadap kemampuan pemerintah Indonesia membayar obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS.

Lebih lanjut, Ikhsan menilai, kenaikan harga obligasi pemerintah, tidak hanya untuk yang bertenor panjang, tetapi juga untuk semua seri yang bertenor pendek. "Isu akan diberikannya peringkat Investment Grade dari Standard & Poor's turut mendukung aksi beli obligasi pemerintah," imbuhnya.

Dia memperkirakan, sampai akhir pekan ini, harga obligasi akan cendrung stabil, namun akan ada sedikit koreksi dari harga yang saat ini sudah melambung tinggi.

ESSA Listing Perdana Hari Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatatkan saham perdananya Rabu (1/1) ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga penawaran perdana saham PT Surya Esa Perkasa Tbk mencapai Rp610 per saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp100.

Dalam prospektusnya yang dipublikasi Selasa (24/1) lalu dijelaskan Perseroan akan melepas sebanyak 250 juta saham biasa atau sekitar 25% saham perdananya yang akan dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam hal ini Perseroan akan meraup dana sebesar Rp152,5 miliar saat IPO.

Sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Equator Securities. Sementara sebagai penjamin emisi efek terdiri dari PT Danatama Makmur, PT Lautandana Securindo, PT Mega Capital Indonesia, PT Panca Global Securities Tbk, PT Panin Sekuritas Tbk, dan PT Victoria Sekuritas.

Kekhawatiran Ekonomi Kembali Pukul Saham Asia

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pasar saham Asia melemah pada perdagangan awal Rabu (1/2) akibat skala data AS kembali melemah baru-baru ini.

Reuters melaporkan FTSE CNBC Asia 100 indeks, yang mengukur pasar di seluruh Asia, diperdagangkan datar. Average Nikkei Jepang turun setelah online ritel raksasa Amazon.com memperingatkan kerugian kuartal pertama, sementara data ekonomi AS memunculkan lagi kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi AS. Benchmark Nikkei turun 0,2 persen ke 8.786,24, sementara Topix datar di 755,11.

Saham Seoul juga dibuka melemah mengikuti Wall Street akibat investor mewaspadai krisis utang yang belum terpecahkan di Eropa, dan di tengah data ekonomi domestik Amerika Serikat yang lebih buruk dari perkiraan. Kejatuhan saham dipimpin saham ban. Indeks harga saham gabungan Korea (KOSPI) turun 0,3 persen ke level 1.950,13.

Saham Australia juga turun pada perdagangan awal, dipimpin saham bank. Benchmark S & P/ASX 200 indeks turun 3 poin ke 4.259,3 setelah harga tembaga jatuh dan Wall Street melemah.

Selandia Baru benchmark NZX 50 indeks datar di 3.296. Di Asia Tenggara, Singapura IMS turun 0,1 persen, sementara Malaysia's KLCI naik 0,5 persen.

Bursa Asia menguat terpicu angin segar dari Eropa

TOKYO. Sentimen positif dari Eropa menjadi angin segar bagi pergerakan bursa di kawasan Asia, hari ini (1/2). Mayoritas bursa regional menguat karena tersokong optimisme kemajuan dalam kesepakatan utang Yunani.

Indeks MSCI Asia Pacific bergulir tipis ke posisi 122,89 pada pukul 09.45 di Tokyo. Setiap tiga saham naik, berbanding setiap dua saham yang jatuh. Sementara itu, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,04%, dan indeks Kospi menguat 0,22%,. Namun, indeks S&P/ASX 200 masih melemah 0,36%.

Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos menegaskan, kesepakatan restrukturisasi utang akan difinalkan pada pekan ini. Selain itu, Uni Eropa berhasil mencapai kesekapatan pakta fiskal di antara 25 negara UE. Hal ini meredakan kekhawatiran pasar dan ECB terhadap disiplin fiskal di kawasan tersebut.

Faktor dari Eropa ini pun berhasil menutupi sentimen negatif berupa proyeksi pendapatan dari perusahaan-perusahaan seperti Honda Motor Corp. dan Mitsui OSK Lines Ltd. yang diperkirakan lebih rendah.

Andrew Pease, kepala analis Russell Investment Group untuk Asia Pasifik menuturkan, saat ini, mencari arah pergerakan selanjutnya di pasar merupakan hal yang cukup menantang. "Prospek ekonomi AS tidak begitu besar, dan kinerja laba akan lesu di tahun ini," ujarnya, di Sydney.

Saham CPO Digoyang Isu Embargo

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Amerika memang bukan pasar utama CPO (crude palm oil) Indonesia. Tahun lalu, negara adi daya itu hanya menyerap 80 ribu ton CPO Indonesia atau 0,5% dari total ekspor CPO.

Namun begitu, keputusan Amerika menyetop minyak sawit dari Indonesia membuat investor panik dengan melepas saham-saham perkebunan. Akibatnya, Senin (30/1) harga 10 saham sektor perkebunan yang tercatat di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung berjatuhan.

Beruntung, pada Selasa (31/1) keesokan harinya, beberapa saham perkebunan berhasil mencatatkan kenaikan harga. Saham Sampoerna Agro (SGRO) misalnya, hari ini mengalami penguata Rp50 (1,61%) ke level Rp3.150. Kenaikan juga ditoreh saham BW Plantion (BWPT), PP Londong Sumatera Indonesia (LSIP), Salim Ivomas Pratama (SIMP) serta Tunas Baru Lampung (TBLA).

Tapi sayang, beberapa saham lainnya justru terperosok cukup dalam. Sebut saja saham Astra Agro Lestari (AALI) dan Smart (SMAR). Salam AALI misalnya, kembali ditutup melemah Rp500 (2,37) ke level Rp20.600. Sedangkan saham SMAR melemah Rp 50 (0,90%) dan ditutup di harga Rp5.500. “Para investor masih menungggu perkembangan harga CPO beberapa hari ke depan, terutama permintaan dari China,” kata Ivy Ng, analis CIMB Group Holding.

Bisa dimaklumi, memang. Kendati Amerika bukan importir CPO terbesar, namun keputusannya mengembargo CPO Indonesia membuat harga minyak sawit untuk pengiriman April mendatang turun 1,6% ke US$1.008 per ton. Ini merupakan harga terendah sejak 22 Desember 2011.

Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian, khawatir kebijakan Amerika itu akan berdampak buruk terhadap pemasaran CPO Indonesia ke China, India dan Timur Tengah. Amerika memberikan waktu 30 hari kepada Indonesia untuk memberikan jawaban atas tudingan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh perkebunan sawit.

“Masih ada waktu 22 hari lagi bagi kami untuk menjelaskan bahwa CPO Indonesia telah memenuhi standar gas rumah kaca,” kata Asmar Arsyad, Sekjen Asosisasi Petani Kelapa sawit Indonesia (Apkasindo). Jadi, kita tunggu saja hasilnya. [mdr]

Bursa Jepang pun Melemah

Headline
INILAH. COM, Los Angeles - Saham Jepang bergerak melemah pada Rabu (1/1). Koreksi pada penutupan di Wall Street dan laba yang mengecewakan membebani pasar.

Indeks Nikkei Stock Average tergelincir 0,2% ke level 8.782,78, sedangkan indeks Topix flat. Investor cenderung menilai negatif, setelah rilis beberapa kinerja keuangan kuartalan emiten pascapenutupan pasar kemarin.

Di sektor keuangan, broker dari Daiwa Securities Group Inc turun 1,5% setelah melaporkan kerugian empat kali beruturt-turut, sementara Shinsei Bank Ltd turun 3,5%. Honda Motor Co, yang mengalami penurunan keuntungan lebih dari 40% karena penguatan yen dan banjir Thaliand, anjlok 2,4%.

Saham yang juga terpukul adalah Toshiba Corp, yang jatuh 1,2%, Renesas Electronics Corp, yang turun 1,9%, dan Fujitsu Ltd, yang diperdagangkan turun 3%. Demikian juga saham farmasi besar Daiichi Sankyo Co turun 1,2% pada awal perdagangan. [ast]

Indosurya: IHSG tersokong angin segar dari Eropa

JAKARTA. Pada perdagangan Rabu (1/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada level support 3.888 - 3.915, dengan resistance di kisaran 3.954 - 3.986.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada memproyeksikan, adanya sentimen positif dari Eropa, diharapkan bisa memberi angin segar bagi pergerakan IHSG, sehingga memungkinkan untuk lanjut menguat.

Uni Eropa berhasil mencapai kesekapatan pakta fiskal di antara 25 negara UE. Hal ini meredakan kekhawatiran pasar dan ECB terhadap disiplin fiskal di Eropa. Selain itu, PM Yunani Lucas Papademos menyatakan kesepakatan restrukturisasi utang akan difinalkan pada pekan ini.

Menurut Reza, rilis data inflasi juga akan menjadi perhatian pasar. "Jika, hari ini, pasar relatif sepi, ada kemungkinan karena nasabah yang belum membuka rekening efek terpisah, tidak bisa bertransaksi," ujarnya.

Adapun, secara teknikal, IHSG membentuk pola menyerupai bullish harami. Posisi candle masih di sekitar middle bollinger bands. MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic terlihat berupaya reversal dari area jenuh jual (oversold).

Januari Terbaik Bursa AS Dalam Satu Dekade

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Penutupan bursa saham AS di Wall Street berhasil mencatatkan Januari terbaik selama lebih dari satu dekade.

Indeks Dow Jones Industrial Average dan S & P 500 mencatat persentase terbaik pada Januari, dengan lonjakan sejak 1997.Sedangkan indeks komposit Nasdaq mencatatkan Januari terbaik sejak 2001.

"Pasar mengambil sedikit jeda setelah awal yang hebat tahun ini," kata Art Hogan, strategis ekuitas Lazard Capital Markets.

Turun untuk sesi keempat berturut-turut, indeks Dow Jones Industrial Average pada Selasa (31/1) kemarin ditutup melemah 20,81 poin, atau 0,2% ke level 12.632,91. Exxon Mobil turun 2,1%, menjadi beban terbesar Dow, setelah raksasa minyak melaporkan produksi kuartal keempat di bawah estimasi.

Namun, selama sebulan, indeks Dow Jones naik 3,4%, atau 415,35 poin, lompatan terbesar Januari dalam sejarah.

Adapun indeks S & P 500 melemah 0,6 poin, atau 0,1% menjadi 1.312.,41, dengan saham energi anjlok terdalam dan utilitas mencatatkan kinerja terbaik dari 10 sektor industri.

Indeks saham kapitalisasi besar AS naik 4,4%, atau 54,81 poin selama Januari, apresiasi terbesar dalam sejarah.Sektor sumber daya alam, keuangan dan teknologi menjadi yang terbaik untuk bulan tersebut.

Sementara indeks komposit Nasdaq naik hampir 2 poin, atau 0,1%, ke 2.813,84, memberikan gain 8% untuk Januari. [ast]

Investor harus punya rekening terpisah!

JAKARTA. Siap tidak siap, para broker harus sudah memisahkan rekening dana nasabah dengan rekening mereka, Rabu (1/2). Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menegaskan, aturan pemisahan rekening tetap berlaku, kendati banyak broker yang mengeluh tidak siap.

Dalam surat edaran Nomor SE-01/BL/2012 tanggal 30 Januari 2012, para broker alias perantara pedagang efek (PPE) wajib membuka rekening dana di bank atas nama setiap nasabahnya paling lambat 31 Januari 2012.

Hanya saja, Bapepam-LK memberi kelonggaran 14 hari. Tapi ini cuma berlaku bagi perusahaan efek yang telah menyampaikan aplikasi pembukaan rekening baru kepada bank. Dana nasabah yang belum masuk ke rekening terpisah itu untuk sementara akan disimpan di Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI).

Jika setelah tenggat waktu terlampaui masih ada nasabah yang belum memiliki rekening dana terpisah, broker dilarang menjalankan transaksi efek si nasabah tersebut. Selain itu, dana bebas nasabah tersebut, bakal menjadi faktor yang akan mengurangi Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) si broker.

Tak pelak, aturan ini dapat memukul para broker bandel. MKBD broker yang selama ini bergantung pada dana nasabah bakal anjlok. Jika tak segera menambah dana, suspensi bakal menantinya.

Sistem belum sinkron
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Ananta Wiyogo, optimistis, pelaksanaan pemisahan rekening nasabah tidak menemui kendala. "Broker harus aktif karena investor tidak dapat melakukan transaksi kalau belum membuka rekening," ujarnya.

Di sisi lain, perusahaan efek justru mengeluhkan sistem yang belum siap. Rudy Utomo, Direktur Utama Evergreen Capital, mencontohkan ketidaksiapan sistem bank pembayar. "Beberapa justru ada yang masih melakukan pemisahan rekening dana secara manual sehingga butuh waktu lama," tutur dia.

Ia mengaku, dari total nasabah Evergreen, baru 50% nasabahnya yang memiliki rekening terpisah. "Yang besar-besar sudah semua. Ada juga rekening yang kosong dan tidak pernah trading. Menurut saya, belum ada sekuritas yang sudah 100% melakukan pemisahan rekening dana," tutur dia, Selasa (31/1).

Direktur Utama Trimegah Securities, Omar S. Anwar, juga menilai sistem ini belum siap secara keseluruhan. "Memang perlu transisi," ujarnya.
Saat ini, Trimegah memiliki sekitar 12.000 nasabah. Dari total nasabah itu, pemisahan rekening milik 5.000 nasabah aktif yang berisi Rp 180 miliar menjadi prioritasnya. Hingga kemarin, "Baru 3.000 yang mengirimkan kembali formulir rekening," ujarnya.

IHSG Menanjak, Empat Saham Dijagokan

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG, Rabu (1/2) diprediksi menguat. Komitmen Yunani tuntaskan negosiasi utang pekan ini jadi salah satu katalisnya. Empat saham dapat rekomendasi layak trading.

Pada perdagangan Selasa (31/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 26,53 poin (0,68%) ke level 3.941,693 dengan intraday tertinggi 3.941,6693 dan terendah 3.902,155. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 5,19 poin (0,76%) ke level 692,157.

Analis Sinarmas Securities, Jansen Kustianto memperkirakan, indeks saham domestik bakal menguat pada perdagangan Rabu (1/2). “Secara teknikal indeks diperkirakan akan bergerak menguat dengan kisaran support 3.915dan resistance 3.968,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (31/1) petang.

Potensi penguatan indeks hari ini, salah satunya mendapat dukungan dari antisipasi pasar atas hasil dari proses negosiasi restrukturisasi utang Yunanidengan para kreditor swasta. Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos sudah menyatakan, kesepakatan negosiasi utang itu akan final pekan ini.

Sejauh ini, meski para kreditor swasta sudah menyetujui debt swap (penukaran obligasi lama dengan obligasi baru) yang nilainya dipangkas (hair cut) 50%, mereka belum setuju soal yield obligasi sebesar 3,5% seperti yang dinginkan Athena dan petinggi Uni Eropa. “Meskipun, tujuan UE agar Yunani bisa mengurangi rasio utangnya ke level 120% hingga 2020,” ucapnya. “Para kreditor ingin yield 4%.”

Di sisi lain, indeks juga mendapat sentiment positif dari kesepakatan pakta fiskal dari hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)Uni Eropa. “Setidaknya, ini bisa meredakan kekhawatiran Bank Sentral Eropa (ECB) terhadap disiplin fiskal di Eropa. Hanya Inggris dan Republik Ceko yang tidak menyetujui pakta fiskal tersebut," ujarnya.

Pada saat yang sama, pasar mengantisipasi positif atas pengumuman inflasi Indonesia yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Inflasi menurut Jansen, dapat memberikan sentimen terhadap indeks.

Di atas semua itu, saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day tradinghari ini menurut dia adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Jasa Marga (JSMR), PT AKR Corporindo (AKRA), dan PT Indo Tambang Raya (ITMG). “Saya rekomendasikan trading buy untuk keempat saham tersebut,” imbuh Jansen.

Bursa Australia Dibuka Turun

Headline
INILAH.COM, Sydney – Bursa saham Australia mengawali bulan ini dengan pembukaan perdagangan yang melemah.

Pada Rabu (1/2), indeks S&P/ASX 200 turun 0,1% ke level 4.258,30.

Perusahaan terkait logam terpantau terkoreksi, dengan Aquarius Platinum Ltdjatuh 12,2% setelah melaporkan penurunan 4% pada fiskal kuartal kedua akibat produksi.

BHP Billiton Ltd.juga melemah 0,5%, Energy Resources of Australia Ltd.turun 4,2%.

Sementara Fairfax Media Ltd.berhasil berbalik arah, dengan naik 10,1% setelah laporan bahwa investor miliuner Gina Rinehart akan membeli 9,9% saham lagi. [ast]

Harga minyak mendekati level terendah sepekan

NEW YORK. Minyak mentah diperdagangkan mendekati level terendah dalam sepekan di New York. Harga emas hitam tertekan karena investor berspekulasi permintaan akan turun, akibat melemahnya perekonomian AS dan peningkatan stok minyak.

Kemarin, sebuah laporan menunjuukan kepercayaan konsumen AS secara tak terduga turun pada Januari lalu. Aktivitas bisnis pun melambat. Di sisi lain, American Petroleum Institute melaporkan, persediaan minyak mentah AS naik untuk pekan yang kedua. Kedua faktor ini pun memicu sentimen negatif di pasar minyak.

Kontrak minyak mentah untuk pengiriman Maret turun 2 sen ke level US$ 98,46 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 10.05 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yang sama jatuh 0,3% ke posisi US$ 98,48 per barel. Ini level terendah sejak 20 Januari.

Sementara minyak Brent untuk pengiriman Maret naik 23 sen menjadi US$ 110,98 per barel di bursa ICE Futures Europe, di London, kemarin.

IHSG Flat Menunggu Data Inflasi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin akhirnya ditutup menguat berkat perburuan saham-saham unggulan menjelang akhir perdagangan. IHSG menguat meski sempat terseok-seok.

Pada perdagangan Selasa (31/1/2012), IHSG ditutup menguat hingga 26,533 poin (0,68%) ke level 3.941,693. Indeks LQ 45 menguat 5,188 poin (0,76%) ke level 692,157.

Pergerakan IHSG yang serba flat diprediksi akan berlangsung pada perdagangan Rabu (1/2/2012). Investor akan menunggu rilis data inflasi dari BPS siang ini. Kehadiran emiten baru, PT Surya Eka Perkasa Tbk diharapkan bisa memberikan angin segar.

Sementara bursa Wall Street menutup bulan Januari pada titik terbaiknya sejak Oktober 2011. Indeks saham di Wall Street menguat selama Januari berkat laporan keuangan dan data perekonomian AS yang membaik. Namun di akhir Januari, indeks saham ditutup melemah karena negatifnya data perekonomian.

Pada perdagangan Selasa (31/1/2012), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 20,81 poin (0,16%) ke level 12.632,91. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah tipis 0,60 poin (0,05%) ke level 1.312,41, namun Nasdaq menguat 1,90 poin (0,07%) ke level 2.813,84.

Bursa-bursa regional juga dibuka flat. Berikut posisi bursa regional Rabu pagi ini:
  • Indeks Nikkei-225 menguat tipis 1,03 poin (0,01%) ke level 8.803,54.
  • Indeks KOSPI melemah tipis 0,66 poin (0,03%) ke level 1.955,13.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:
Secara teknikal, pada perdagangan kemarin IHSG berhasil rebound dengan candlestick membentuk pola Bullish Marubozu mengindikasikan sinyal Bullish Reversal. Sementara dari pergerakan indikator, Stochastic bergerak downtrend mencoba memasuki area oversold dengan RSI yang mencoba bergerak reversal. Pada perdagangan Rabu (1/2), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3907-3992 dengan kecenderungan menguat. Sementara itu, saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. GGRM, SMGR, dan JSMR.

Panin Sekuritas:
IHSG kemarin ditutup menguat setelah sepanjang hari bergerak fluktuatif. Kenaikan IHSG didorong oleh sentimen positif dari bursa regional Asia sehubungan dengan kesepakatan pemimpin Eropa untuk mengurangi defisit. Disisi lain pergerakan indeks juga dibayangi oleh kecemasan investor akan angka inflasi Januari serta bola liar wacana pembatasan BBM serta kenaikan tarif dasar listrik per 1 April mendatang. Kami proyeksikan hari ini IHSG masih akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas pada kisaran support-resistance 3.926-3.989.

Indosurya:
Pada perdagangan Rabu (1/2) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.888-3.915 dan resistance 3.954-3.986. IHSG membentuk pola menyerupai bullish harami . Posisi candle masih di sekitar middle bollinger bands. MACD maish bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic terlihat berupaya reversal dari area oversold . Adanya sentimen positif dari Eropa diharapkan bisa memberikan angin segar bagi pergerakan IHSG sehingga dimungkinkan untuk melanjutkan penguatannya. Rilis inflasi turut menjadi perhatian pasar. Jika hari ini pasar relatif sepi, ada kemungkinan terkait dengan pemisahan dana rekening investor dimana nasabah yang belum membuka rekening tidak bisa melakukan transaksi.

(qom/qom)

Pilih Saham Lapis Dua & Tiga yang Punya Cerita!

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Rabu (1/2) diprediksi menguat seiring rilis inflasi Januari 2012. Saham-saham second-third liners yang punya cerita fundamental dapat rekomendasi positif.

Pada perdagangan Selasa (31/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 26,53 poin (0,68%) ke level 3.941,693 dengan intraday tertinggi 3.941,6693 dan terendah 3.902,155. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 5,19 poin (0,76%) ke level 692,157.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, secara teknikal, IHSG berada dalam teritori bullish. Karena itu, Rabu (1/2) ini terbuka lebar indeks saham domestik menguat. Kalaupun terjadi koreksi, merupakan koreksi wajar. “Support indeks berada di level 3.905 dan resistance 4.005 setelah mencapai resistance 3.975,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (31/1).

Penguatan indeks, menurutnya, salah satunya mendapat dukungan dari pasar yang akan merespon positif angka inflasi Januari yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini. Inflasi diprediksi di level 0,6-0,7% dari inflasi Desember 2011 0,57%.

Menurutnya, meski angka tersebut lebih tinggi dari Desember, tapi dalam 5 tahun terakhir rata-rata inflasi Januari di atas 1%. Karena itu, inflasi tak jadi sentiment negatif di market. Sebab, angka inflasi yang di bawah 1% merupakan hal yang luar biasa. “Apalagi di tengah kenaikan beberapa kebutuhan pokok terutama beras,” ujarnya.

Namun demikian, Willy mengakui, market mengalami sedikit gangguan dari aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) perihal pemisahan sub rekening dana nasabah dengan perusahaan efek yang tetap diberlakukan pada 1 Februari 2012. “Investor yang belum memiliki sub rekening tidak akan bisa melakukan transaksi saham pada Rabu (1/2) ini,” tandasnya.

Sejauh ini, kata dia, baru 60% investor yang sudah memiliki sub rekening dana dan 40%-nya belum punya sub rekening. Tapi, karena kemarin merupakana hari terakhir pemasukan data, bisa saja angka 40% sudah berkurang drastis sehingga yang punya sub rekening mendekati 100%. “Tapi, jika nasabah sudah memasukkan data ke bank, masih diberi kesempatan 14 hari sejak 1 Februari ini,” paparnya.

Sisi positifnya, lanjut Willy, nasabah yang ingin jual saham, tidak bisa melakukannya karena tidak memiliki sub rekening. Karena itu, bisa saja terjadi penarikan harga ke atas karena tidak ada offer yang bisa dipasang.

Misalnya seorang nasabah pemegang saham PT Bumi Resources (BUMI) sebesar 5 ribu lot dan berkeinginan menjualnya. Tapi, karena belum punya sub rekening, hal itu tidak bisa dilakukan. “Sisi negatifnya, nasabah dengan dana besar tapi belum punnya sub rekening, juga tidak bisa melakukan pembelian,” imbuhnya.

Di atas semua itu, Willy merekomendasikan positif saham-saham lapis dua dan tiga yang memiliki cerita fundamental yang menarik. Salah satu saham pilihannya adalah PT Laguna Cipta Griya (LCGP) yang core business-nya dialihkan ke minyak dan gas dan melepas bisnis propertinya.

Aksi korporasi ini sudah diajukan ke Bapepam-LK. Karena itu, perusahaan ini boleh diperhatikan. Di sisi lain, kemungkinan besar, emiten akan melakukan rights issue yang kabarnya pada harga Rp148 per saham dengan rasio 1:5 dan Saga Group akan menjadi standby buyer-nya.

Willy memperkirakan, LCGP akan bermain di level harga Rp125 dalam jangka pendek. “Jika benar rights issue di level Rp148, otomatis saham ini harus bergerak ke level Rp125 dengan target jangka menengah Rp150 tipis di atas harga rights issue-nya,” ujar Willy.

PT Krakatau Steel (KRAS). Menurutnya, Februari merupakan bulan rilis laporan keuangan emiten BUMN untuk full year 2011 dan akan melaporkan berapa nilai dividen yang akan dibagikan. Termasuk juga saham KRAS. Apalagi, harga saham ini masih bertenger pada kisaran harga IPO. “Karena itu, KRAS menjadi incaran investor. Dalam waktu tidak lama, KRAS berpeluang bertenger di level Rp950 per saham,” katanya.

Lalu, PT Bank Negara Indoensia (BBNI) yang baru saja melakukan placement di level Rp3.600-3.650. Karena itu, saham ini menjadi favorit. “Target harga BBNI di level Rp3.800,” timpalnya.

PT Kimia Farma (KAEF) dan PT Indofarma (INAF). Menurutnya, dua saham ini menarik karena akan di-merger. “Target harga KAEF di level Rp500 dan INAF pada angka Rp225,” tuturnya.

PT Nusantara Infrastructure (META) dan PT Duta Graha Indah (DGIK) yang keduanya bergerak di sektor infrastruktur. META mendapatpakan proyek air bersih di Lampung sehingga akan berkontribusi positif pada fundamental emiten ke depannya. Harga sahamnya berpotensi naik ke level Rp520 dalam waktu dekat.

DGIK juga diekspektasikan akan merilis kinerja keuangan yang kinclong untuk full year 2011. Harga sahamnya ditargetkan naik ke Rp220 karena laba bersihnya bisa naik drastis. “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut karena saham-saham itu dalam posisi sangat aman untuk masuk. Memang saham-saham tersebut dalam kategori lapis dua bahkan lapis tiga seprti LCGP tapi punya cerita fundamental yang menarik,” imbuhnya.

Data AS Bawa Wall Street Negatif

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Wall Street melemah pada perdagangan Selasa (31/1). Hal itu dipengaruhi dari laporan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan pelaku pasar setelah data ekonomi positif dalam beberapa bulan.

Indeks Dow Jones turun 20,81 poin atau 0,16% ke level 12.632,91. Indeks S&P 500 turun 0,61 poin atau 0,05% ke level 1.312,40. Indeks Nasdaq naik 1,90 poin atau 0,07% ke level 2.813,84.

Selama Januari 2012, indeks saham S&P naik 4,4%. Indeks Dow Jones naik 3,4%, dan indeks Nasdaq naik 8%.

Saham telah reli sejak akhir tahun lalu. Hal itu dipicu dari harapan ekonomi Amerika Serikat akan terhindar dari efek resesi Eropa. Tetapi harga rumah Amerika Serikat dan aktifitas bisnis di Midwest Amerika Serikat yang tidak sesuai harapan dan kepercayaan konsumen menurun ke level 61,1 turut mempengaruhi bursa saham.

"Setelah mendapatkan beberapa angka negatif, terutama di sektor konsumer itu meminjamkan argumen, pertumbuhan PDB tidak benar-benar ada dan akan kembali ke nol," tutur Managing Director Wedbush Morgan Stephen Massoca, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Laporan keuangan juga masih turut mempengaruhi bursa saham di mana saham Exxon Mobil Corp turun 2% menjadi US%83,74. Hal itu dipengaruhi keuntungan perusahaan energi Amerika Serikat yang sedikit dan produksi perseroan yang turun dari perkiraan.

Saham McKesson Cor naik hampir 3,9% menjadi US$81,72. Kenaikan ini dipicu dari laporan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan pendapatan per kuartal. Saham Pfizer turun 0,8% menjadi US$21,40 setelah memangkas prospek 2012 sedangkan saham Lily and Co naik 1,2% menjadi US$39,74.

Sementara itu, saham United Parcel Service turun 0,7% menjadi US$75,65. Indeks PHLX perumahan turun 1,4% dan indeks konstruksi rumah Amerika Serikat turun 1,7%. Hal ini dipicu setelah laporan S&P mengenai harga rumah Amerika Serikat. Saham Lennar Corp turun 3% menjadi US$21,47.

Selain itu, sentimen awal yang mempengaruhi bursa saham harapan Yunani akan mencapai kesepakatan dengan kreditor swasta untuk swap utang dan menerima bailout untuk menghindari default.

Volume perdagangan saham sebesar 7,07 miliar saham di bursa saham New York, Amex, dan Nasdaq dibandingkan rata-rata harian sebesar 7,76 miliar saham. [hid]

Inflasi RI & Manufaktur China Gerogoti Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (1/2) diprediksi melemah terbatas. Melandainya inflasi RI dan manufaktur China jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya karena pasar dihadapkan pada data ekonomi domestik yakni inflasi Januari 2012 dan neraca perdagangan. Kedua data ini akan menjadi katalis utama pergerakan rupiah hari ini.

Memang, menurutnya, inflasi month to month diprediksi masih stabil naik ke level 0,7% dari 0,57% tapi year on year-nya diprediksi turun ke level 3,64% dari sebelumnya 3,79% dengan core inflatian yang juga diprediksi melambat. "Karena itu, rupiah cenderung bergerak melamah terbatas dalam kisaran 8.950-9.030 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Sementara itu, lanjutnya, surplus neraca perdagangan Indonesia diprediksi naik sebesar US$1,7 miliar pada Januari 2012 dari bulan sebelumnya yang hanya naik US$1,52 miliar. "Hanya saja, angka ekspor diperkirakan melambat hampir setengahnya menjadi 4,1% dari sebelumnya 8,25%," paparnya.

Dilihat dari data Indonesia yang akan dirilis itu, lebih jauh Firman menegaskan, akan membuka peluang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). "Jika sesuai prediksi, akan menggerogoti performa rupiah," tandasnya.

Di lain pihak, kata dia, pasar juga akan fokus pada rilis data PMI Manufacturing Index China yang angkannya diprediksi melemah jadi 49,5 dari sebelumnya 50,3 untuk Januari 2012. "Jika angkanya memang dirilis melemah, akan semakin menggerogoti performa rupiah," ujarnya.

Pada hari ini juga akan dirilis PMI Manufacturing Index dari AS. Angkanya memang diprediksi naik ke level 54,5 dari sebelumnya 50,3. Begitu juga dengan data manufaktur Inggris.

Tapi, Firman menegaskan, manufaktur China dirilsi lebih awal (pagi) sehingga akan direspon negatif terlebih dahulu dibandingkan data AS (malam). "Apalagi, China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS," ungkapnya.

Jadi, lanjutnya, secara umum, rupiah akan sedikit tertekan. "Tapi, pelemahan tersebut akan tipis mengingat market yang enggan mendorong penguatan dolar AS sambil menanti pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke pada pada Kamis (2/2) dan rilis non-farm Payrolls pada Jumat (3/2)," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (31/1) ditutup melemah 20 poin (0,22%) ke level 9.000/9.010 per dolar AS.

Data ekonomi mengecewakan, Wall Street pun tumbang

NEW YORK. Laporan indikator ekonomi yang mengecewakan memicu Wall Street tumbang untuk hari yang keempat. Indeks Dow Jones Industrial Average pun tercatat mengalami koreksi terpanjang sejak Agustus.

Pada penutupan perdagangan pukul 4 sore di New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% ke level 1.312,41. Padahal, di awal perdagangan, indeks acuan bursa saham AS ini sempat menguat 0,6%. Sementara itu, Indeks Dow Jones ditutup jatuh 0,2% ke posisi 12.632,91.

Pergerakan bursa saham AS kemarin terbilang fluktuatif. Indeks sempat menguat lantaran reli saham-saham sektor keuangan. Misalnya, Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group Inc. yang sedikitnya naik 1,5%. Sentimen positif muncul setelah sebagian besar negara di Eropa sepakat untuk memperketat kontrol anggaran, dan ada kemajuan dalam pembicaraan utang Yunani.

Namun, kemudian pasar melemah, setelah data kepercayaan konsumen AS di luar dugaan turun pada Januari. Ini menjadi sinyal perekonomian AS bakal mendingin, setelah tumbuh di laju tercepat sejak kuartal kedua 2010.

John Carey, manajer Pioneer Investments menuturkan, investor menahan diri karena ingin melihat apakah perekonomian akan bertumbuh atau justru melambat. "Kami ingin melihat kepastian pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," ujarnya, di Boston.

Wall Street Menutup Januari dengan Flat

New York - Wall Street menutup bulan Januari pada titik terbaiknya sejak Oktober 2011. Indeks saham di Wall Street menguat selama Januari berkat laporan keuangan dan data perekonomian AS yang membaik.

Investor juga seakan-akan mulai kebal dengan perkembangan krisis Eropa yang tak juga berkesudahan. Mereka memilih merespons sentimen negatif dari korporasi dan perekonomian AS.

Saham-saham di bursa AS sudah menguat sejak akhir tahun 2011 lalu, dengan harapan perekonomian AS bisa tahan menghadapi resesi di Eropa. Namun data yang menguji teori tersebut menunjukkan harga rumah dan aktivitas bisnis tidak mencapai ekspektasi, bahkan kepercayaan konsumen merosot secara tidak terduga.

Meski demikian, pasar berbalik arah cepat setelah merosot tajam akibat publikasi data tersebut.

"Sekali Anda mulai mendapatkan angka yang negatif, terutama terkait konsumen, maka akan memicu argumen pertumbuhan ekonomi tidak benar-benar disana dan akan kembali ke nol," ujar Stephen Massocca, managing director Wedbush Morgan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/2/2012).

Pada perdagangan Selasa (31/1/2012), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 20,81 poin (0,16%) ke level 12.632,91. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah tipis 0,60 poin (0,05%) ke level 1.312,41, namun Nasdaq menguat 1,90 poin (0,07%) ke level 2.813,84.

Laporan keuangan yang buruk dari Exxon Mobil Corp turut memberikan sentimen negatif. Saham Exxon merosot 2% menjadi US$ 83,74 setelah melaporkan keuntungannya yang sedikit melebihi ekspektasi.

Volume sangat tipis sepanjang perdagangan, sebelum akhirnya meningkat tajam pada sesi terakhir karena para manajer melakukan penyesuaian portofolio pada akhir bulan. Perdagangan di NYSE mencapai 7,07 miliar lembar saham, lebih rendah dari rata-rata pergerakan dalam 200 hari yang mencapai 7,76 miliar lembar saham.

(qom/qom)