Selasa, 28 Februari 2012

Investor Asing Agresif Beli, IHSG Rebound 42 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound 42 poin setelah investor memburu saham unggulan yang sudah murah. Investor asing kembali agresif beli dan indeks pun kembali ke level 3.900.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.070 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.125 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melaju 16,407 poin (0,42%) ke level 3.877,423 setelah terkena tekanan jual dalam beberapa perdagangan terakhir dan masuk ke area oversold. Tekanan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi mulai mereda.

Reli indeks hanya terjadi di awal perdagangan saja. Setelah naik ke posisi tertingginya, IHSG langsung jatuh ke zona merah hingga ke level 3.858,084.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 4,103 poin (0,11%) ke level 3.865,119 setelah laju penguatannya terhambat aksi ambil untung. Saham-saham unggulan yang sudah murah mulai diburu investor.

Posisi indeks yang sempat naik sebentar di awal perdagangan itu dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengambil untung dalam menutupi kerugiannya yang terjadi pada koreksi indeks sepanjang pekan lalu.

Namun, koreksi ternyata hanya sebentar, saham-saham murah langsung diburu dan indeks pun melesat ke level tertingginya hari ini di 3.907,142.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (27/2/2012), IHSG ditutup melaju 42,541 poin (1,10%) ke level 3.903,557. Sementara Indeks LQ 45 ditutup menanjak 9,032 poin (1,36%) ke level 674,315.

Seluruh indeks sektoral akhirnya kompak bergerak di zona hijau akibat aksi beli tersebut. Saham-saham yang sudah murah langsung diincar oleh investor. Secara teknikal, posisi indeks juga sudah jenuh beli.

Investor asing tak mau ketinggalan, dan memburu banyak saham-saham unggulan. Hingga sore ini transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 369,048 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 122.644 kali pada volume 6,962 juta lot saham senilai Rp 4,338 triliun. Sebanyak 169 saham naik, sisanya 71 saham turun, dan 108 saham stagnan.

Naiknya bursa-bursa di Asia juga turut memberi sentimen positif. Padahal bursa-bursa di regional ini pagi tadi masih bergerak mixed.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 4,80 poin (0,20%) ke level 2.451,86.
  • Indeks Hang Seng melonjak 350,87 poin (1,65%) ke level 21.568,73.
  • Indeks Nikkei 225 menguat 88,59 poin (0,92%) ke level 9.722,52.
  • Indeks Straits Times naik 18,83 poin (0,64%) ke level 2.965,61.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Petrosea (PTRO) naik Rp 2.250 ke Rp 43.250, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 2.150 ke Rp 53.150, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.300 ke Rp 43.200, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.100 ke Rp 69.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Surya Citra Media (SCMA) turun Rp 250 ke Rp 8.450, Myoh (MYOH) turun Rp 200 ke Rp 3.425, Fajar Surya (FASW) turun Rp 150 ke Rp 2.325, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 20.550.

(ang/dnl)

Penguatan yen dorong aksi jual bursa Jepang

Penguatan yen dorong aksi jual bursa Jepang
TOKYO. Mayoritas saham yang ditransaksikan pada bursa Jepang dilanda aksi jual. Dengan demikian, penurunan bursa Negeri Sakura ini sudah berlangsung selama dua hari terakhir.

Pada pukul 09.21 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4% menjadi 9.591,20. Sedangkan indeks Topix turun 0,5% menjadi 831,08.

Sejumlah saham dilanda aksi jual. Sebut saja Fuji Heavy Industries Ltd yang memimpin penurunan pada sektor otomotif. Lalu, sejumlah saham bahan baku dan peralatan seperti Sumco Corp dan Tokyo Electron Ltd juga anjlok.

Aksi jual yang melanda bursa Jepang seiring penguatan yen sehingga memangkas outlook kinerja eksportir. Selain itu, Elpida Memory Inc bangkrut dan menjadi perusahaan Jepang terbesar yang bangkrut dalam dua tahun terakhir.

"Investor akan berbondong-bondong menjual saham seiring penguatan yen. Saat ini, investor akan menghindari saham-saham elektronik seiring lemahnya kondisi finansial akibat kebangkrutan Elpida," papar Takero Inaizumi, head of equity research Mizuho Investors Securities Co di Tokyo.

Sekadar informasi, ten terapresiasi ke posisi 80,13 terhadap dolar AS tadi malam di Tokyo. Jika berhadapan dengan euro, yen menguat menjadi 107,19 dari 109,13.

Bursa Saham, Tergantung Nyali Investor

INILAH.COM, Jakarta - Ramalan para analis yang mengatakan indeks masih akan perkasa, ternyata meleset jauh. Lihat saja, sepekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot 81,98 poin. Artinya, dalam waktu yang sangat pendek itu terjadi penurunan indeks sebesar 2,06%.

Penurunan tersebut tampaknya masih akan terjadi pekan ini. Soalnya, Senin ini (27/2) indeks kembali ditutup melemah 33,55 poin (0,86%) ke level 3.861,02.

Potensi inflasi tinggi, setelah pemerintah mengumumkan rencana kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) akhir Maret mendatang, ditenggarai sebagai menjadi pemicu kaburnya investor dari Bursa Efek Indonesia (BEI). “Pemerintah terlalu ragu-ragu mengambil keputusan kenaikan harga BBM, sehingga memicu spekulasi pasar,” kata Edwin Sebayang, Kepala Riset PT MNC Securities.

Apalagi para menteri keuangan Eropa telah sepakat mengucurkan dana talangan untuk mengatasi krisis utang Yunani. Edwin dan sejumlah analis optimis, longsornya indeks tidak akan berlangsung lama. Alasannya, fundamental ekonomi Indonesia masih menarik.

Pertumbuhan ekonomi yang diperkirtakan masih tinggi dan politik yang stabil, merupakan dua faktor yang membuat negeri ini tetap menjadi lahan subur untuk membiakan uang. Yang menjadi pertanyaan, kapan indeks akan kembali menguat?

Untuk jangka pendek, itu baru akan terjadi pada saat emiten menerbitkan laporan keuangan 2011 awal Maret mendatang. Tetapi untuk jangka menengah tergantung laporan ekonomi Amerika dan rencana kenaikan harga BBM dan TDL.

Nah, karena kondisinya belum stabil, sejumlah analis menyarankan investor untuk menerapkan strategi selective buy. Seorang analis dari PT Kresna Securities menyarakan investor untuk membeli saham unggulan yang penurunannya cukup tajam.

Saham bank, seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA) termasuk yang disarankan untuk dikoleksi. Pertimbangannya, sektor perbankan bakal mencatat kenaikan laba bersih yang tinggi sepanjang 2011. Saham lainnya adalah PT Astra Internasional (ASII) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).

Namun demikian, sebelum terjadi kenaikan, indeks diperkirakan akan mengalami penurunan dulu. “Saya perkirakan pekan ini indeks akan mengalami konsolidasi,” kata Edwin. Ia memperkirakan indeks akan melorot ke level 3.750. Jadi? Ya, semuanya tergantung nyali para investor. Berani masuk sekarang atau tidak? [mdr]

Silahkan cek rekomendasi pilihan analis hari ini

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah saham yang direkomendasikan analis pagi ini.

- Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
SSIA berada dalam tren turun. Penutupan SSIA kemarin (27/2) di Rp 880 berada di bawah MA15. Indikator RSI juga menunjukkan SSIA masih dalam momentum pelemahan.
Rekomendasi : Sell
Support : Rp 820
Resistance : Rp 910
Analis : Andy Gunawan, Reliance Securities Sekuritas

- PT Panin Financial Tbk (PNLF)
Berdasarkan indikator Stochastic mingguan, PNLF telah di area overbought sehingga masih fase koreksi bearish dan akan menguji level 133,25. Jika tembus, harga akan ke Rp 133,00.
Rekomendasi : Netral
Support : Rp 133
Resistance : Rp 142
Analis : Albertus Christian, Monex Investindo Futures Sekuritas

- Intiland Development Tbk (DILD)
DILD berpotensi rebound. Berdasarkan garis trend line, harga berada pada level support dari tren kenaikannya. Berdasarkan indikator Stochastic harga ini sudah memasuki wilayah oversold.
Rekomendasi : Trading buy
Support : Rp 275
Resistance : Rp 295
Analis : Deni Hamzah- Corfina Capital Sekuritas

- PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapatkan kontrak untuk memasok batubara ke salah satu perusahaan di India selama 10 tahun. perolehan kontrak penjualan selama sepuluh tahun kedepan ini akan mengamankan posisi penjualan perusahaan setidaknya mulai tahun 2014. Oleh karena itu, perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan potensi pendapatan maupun produksinya selama masa tersebut. Kendati memiliki tren kinerja yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, perusahaan sendiri saat ini diperdagangkan pada PE 38x dengan PE industri 20x.
Rekomendasi : Sell
Target Harga : Rp 8.275
Analis : Betrand Reynaldi, eTrading Securities

IHSG Bisa Koreksi, 4 Saham Layak Trading

INILAH.COM, Jakarta – Secara teknikal, laju IHSG Selasa (28/2) diprediksi melanjutkan pelemahan. Antisipasi pasar atas KTT Uni Eropa akhir pekan ini jadi pemicunya. Tapi, ada empat saham layak trading.

Pada perdagangan Senin (27/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 33,55 poin (0,86%) ke level 3.861,016 dengan intraday tertinggi 3.894,757 dan terendah 3.838,539. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 6,37 poin (0,95%) ke level 665,283.

Analis Sinarmas Securities, Jansen Kustianto memperkirakan, indeks saham domestik bakal melanjutkan pelemahan hari ini. “Pada perdagangan hari Selasa (28/2), secara teknikal indeks berpotensi untuk melanjutkan pelemahan pada kisaran support 3.830 dan resistance 3.910,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (27/2).

Menurut Jansen, pasar mengantisipasipertemuan petinggi uni Eropa akhir pekan ini. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) itu akan membahas penambahan dana talangan. Selaini itu, KTT juga akan membahasas rencana European Central Bank (ECB)untuk mengadakan fasilitas pinjaman berbiaya rendah tahap kedua. “Semua itu, dapat memberikan sentimen terhadap indeks,” ujarnya.

Di atas semua itu, Jansen merekomendasikan positif empat saham dari dua sektor berbeda-sektor otomotif pada grup Astra, dan saham-saham consumer goods.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Gudang Garam (GGRM), PT Mayora Indah (MYOR), dan PT Unilever Indonesia (UNVR). “Itulah saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading,” imbuhnya.

Faktor Teknikal dan Yunani, Rupiah Masih Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Selasa (28/2) diprediksi melemah setelah rupiah menembus formasi Triangle-nya di level 9.150 per dolar AS.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya tampak jelas pada indikator teknikalnya. Menurutnya, Selasa ini, rupiah berpeluang melanjutkan pelemahan setelah secara teknikal posisinya menembus di atas formasi Triangle.

Penembusan tersebut, lanjut dia, mengindikasikan adanya pola sinyal technical bullish yang berarti pelemahan bagi rupiah. "Karena itu, pelemahan rupiah berikutnya adalah mengincar 9.205 per dolar AS dengan rentang support 9.150 dan resistance 9.200 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Apalagi, Christian menggarisbawahi, selain faktor teknikal, pelemahan rupiah juga dipicu oleh masih banyaknya kecemasan pasar. "Salah satunya menunggu voting Jerman soal bailout Yunani," ucap dia.

Selain itu, pasar juga menantikan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa untuk mengizinkan apakah dana talangan European Financial Stability Facility (EFSF) dan European Stability Mechanism (ESM) dikucurkan secara paralel atau tidak. "Ini lebih penting untuk bisa mendongkrak kapasitas dana talangan zona Eropa," timpal Christian.

Pada pekan ini juga, kata dia, isu portugal akan mencuat lagi. Memang, Portugal hanya mengagendakan untuk me-review program bailout sebelumnya. "Tapi, Portugal diperkirakan akan terpaksa harus meminta bailout tahap kedua. Meskipun, angkanya masih kecil sekitar 30 miliar euro," imbuh Christian.

Dari internal, lanjutnya, rupiah masih terpengaruh negatif oleh kecemasan pasar atas lonjakan inflasi seiring rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). "Faktor harga BBM jadi sentimen utama dari dalam negeri," tuturnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Senin (27/2) ditutup melemah 120 poin (1,3%) ke level 9.163/9.174 per dolar AS.

Analis meneropong, tekanan jual IHSG masih lanjut

Analis meneropong, tekanan jual IHSG masih lanjut
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi belum akan selesai menghadapi tekanan jual pada transaksi perdagangan Selasa (28/2). Beberapa analis melihat, IHSG masih akan melanjutkan pelemahan.

Faktor yang melemahkan bursa dalam negeri kali ini tidak hanya berasal dari sentimen besaran kenaikan harga BBM. Namun sentimen was-was juga datang lagi dari Uni Eropa. Kondisi ini dilihat dari penutupan bursa Eropa yang negatif pada perdagangan kemarin (27/2).

"Antisipasi akan pertemuan petinggi uni Eropa yang akan membahas penambahan dana talangan serta rencana ECB untuk mengadakan fasilitas pinjaman berbiaya rendah tahap kedua dapat memberikan sentimen terhadap indeks," kata Jansen Kustianto, Analis Sinarmas Sekuritas, Selasa (28/2).

Sementara Purwoko Sartono,Research Analyst Panin Sekuritas membaca bahwa tekanan pada harga saham di perdagangan hari ini, akan mereda. Hal ini ditengarai dari secara historikal bahwa reaksi negatif pasar terhadap sentimen kenaikan harga BBN ini biasanya hanya sementara. "Memang kenaikan harga BBM selalu diikuti oleh inflasi yang tinggi dan juga reaksi negatif dari pasar finansial. Namun begitu inflasi kembali melandai, biasanya indeks akan kembali bergerak menguat," tuturnya.

Analis MNC Securities, Edwin Sebayang, Selasa (28/2), memprediksi adanya "perang urat saraf" akan adanya inkonsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) atas BI Rate sebagai tanggapan tingkat inflasi kedepannya sebagai dampak kenaikan harga BBM subsidi.

Namun di tengah tekanan pasar, lanjut Edwin, kabar baik juga telah melanda di pasar dalam negeri, dengan rilis laporan keuangan akhir tahun 2011 beberapa emiten seperti ASII dan UNTR yang lebih bagus dari prediksi awal.

Edwin meneropong untuk pergerakan IHSG hari ini (28/2), berada di kisaran 3.835-3.921. Tidak berbeda jauh, Purwoko memprediksi IHSG akan mengalir di kisaran support-resistance 3.832-3.900.

"Anda bisa memperhatikan untuk day trading, antara lain ASII, GGRM, MYOR, UNVR," tutup Jansen.

Saatnya BoW Saham Pilihan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Selasa (28/2) diperkirakan masih akan tertekan. Namun, beberapa saham pilihan bisa diakumulasi dengan rekomendasi buy on weakness (BoW).

Andy Ferdinand, analis Batavia Securities mengatakan, kekhawatiran tekanan inflasi akibat kenaikan BBM bersubsidi April 2012 masih membayangi sentimen bursa Indonesia, terutama dampaknya pada saham otomotif Astra International (ASII). “Tekanan jual di saham ASII masih berlanjut,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, kenaikan harga BBM sebesar 33% pada 2012 memang cukup tinggi. Namun, situasi ekonomi tahun ini jauh lebih baik ketimbang 2005, ketika BBM subsidi naik dua kali dengan total kenaikan 150%.

Sementara penurunan IHSG saat ini justru menjadi ruang untuk buy on weakness saham-saham unggulan, karena koreksi sifatnya temporer. “Indikator teknikal juga memperlihatkan level 3850 menjadi level support yang sangat kuat,”imbuhnya.

Investor pun disarankan untuk mengakumulasi saham-saham big cap yang bisa meneruskan efek inflasi kepada konsumen. Seperti sektor consumer good dan pertambangan.

Di tengah situasi ini, Andy merekomendasikan saham Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Adaro Energy (ADRO),”Investor bisa buy on weakness saham-saham ini,”pungkasnya.

Pada perdagangan Senin (27/2) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan berakhir pada level 3.861,016 atau turun 33,546 poin (0,86%) dan Indeks indeks saham unggulan LQ45 turun 0,94% ke 665,28.

Sektor industri dasar memimpin pelemahan dengan turun 2,54%, diikuti sektor properti turun 2,07% dan sektor infrastruktur 1,36% Sebanyak 75 saham naik, 89 saham stagnan, dan 186 saham turun.

Volume perdagangan mencapai 2,1 miliar lembar saham, dengan nilai transaksi Rp3,08 triliun. Investor asing tetap melakukan aksi jual dengan net foreign sell Rp495,38 miliar [nat]

Yen perkasa terhadap mayoritas mata uang dunia

Yen perkasa terhadap mayoritas mata uang dunia
NEW YORK. Tadi malam, pergerakan yen menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Pada pukul 17.00 waktu New York, yen perkasa 1,1% menjadi 107,99 per euro. Bahkan pada transaksi sebelumnya, yen sempat perkasa 1,8%, penguatan terbesar sejak 9 November lalu.

Sementara itu, yen juga menguat 0,7% menjadi 80,61 per dolar, setelah sebelumnya menyentuh posisi 81,67, level terlemah sejak 31 Mei lalu. Nilai tukar euro sendiri melemah 0,4% menjadi 1,3398.

Penguatan yen dipicu oleh lonjakan harga minyak pada bulan ini. Sentimen lainnya adalah krisis utang Eropa belum dapat diselesaikan sehingga dicemaskan akan memberatkan proses pemulihan ekonomi global. Hal itu yang kemudian mendongkrak tingkat permintaan aset-aset teraman.

Sementara, euro masih terus melemah terhadap yen setelah Standard & Poor's menyematkan outlook negatif bagi badan dana penyelamatan Eropa, yakni European Financial Stability Facility. S&P juga memangkas peringkat utang Yunani menjadi selective default.

"Kita masih memiliki banyak risiko yang mengintai, khususnya menyangkut masalah utang Yunani," jelas Ray Attrill, senior currency strategist BNP Paribas SA di New York.

Inilah Menu Saham Pilihan Selasa (28/2)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (28/2/2011), IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran support-resistennya di level 3.831 dan 3.903.

Demikian dikatakan pelaku pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, kemarin. Untuk sementara support 3.831 diperkirakan akan cukup kuat menahan kejatuhan IHSG. Sebab, di level tersebut terdapat garis MA 200 yang akan cukup kuat untuk menahan penurunan indeks. "IHSG akan mengalami bottom reversal jika mampu bertahan minimal di level 3878, dengan target pullback sementara ada di level 3900-3924," katanya.

Pada perdagangan Senin kemarin, IHSG ditutup turun 33,546 poin atau 0,86% ke level 3.861.01. Investor asing mencatatkan net sell sekitar Rp500 miliar. Volume perdagangan mencapai 2,7 miliar saham senilai Rp3,2 triliun.

Bursa global mengawali pekan ini dalam keadaan tertekan setelah investor mengkhawatirkan kenaikan harga minyak dunia yang dapat menekan pendapatan perusahaan serta pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, G20 mengatakan akan mempertimbangkan untuk memberikan bantuan pinjaman kepada Eropa jika Uni Eropa bisa mengucurkan dana bailout lebih banyak lagi. Namun, keputusannya akan ditentukan pada KTT Uni Eropa pada akhir pekan ini.

Dari dalam negeri, ketidakpastian waktu dan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi makin menekan IHSG dan rupiah. Secara TA, potensi koreksi lebih lanjut mulai terbatas. Tanda-tanda IHSG akan tertahan koreksinya terlihat dari minimnya volume perdagangan pada kemarin.

Untuk saham yang dapat diperhatikan adalah BBRI. Penurunan saat ini tertahan oleh support di level 6.550 dan garis MA 200 nya. Berpotensi mengalami minor rebound ke level 6.800-6.900. Jika mampu bertahan dari support tersebut. Namun jika gagal bertahan, maka BBRI akan turun menguji level support berikutnya di level 6.350. Spekulasi buy di 6.350-6.550, stop loss jika close dibawah 6.350.

Sementara, pengamat pasar modal, Jeremiah Rio Rizaldi merekomendasikan saham INTP dan SMGR. Untuk saham INTP dengan strategi sell on strength namun juka break di 16.300 dengan strong sell. Untuk saham SMGR tidak mampu bertahan di 10.900 dan siap menuju target penurunan di 10.350 dengan rekomendasi jual.

ASII membagi dividen Rp 1.980 per saham

ASII membagi dividen Rp 1.980 per saham
JAKARTA. Pemegang saham PT Astra International Tbk (ASII) akan mendapatkan rezeki tambahan. Pasalnya, ASII bakal membagikan dividen final tahun buku 2011 sebesar Rp 1.380 per saham. Jumlah ini naik 22,12% dari dividen final 2010 yang tercatat Rp 1.130 per saham.

ASII juga akan membagikan dividen interim Rp 600 per saham, naik 27,66% dari dividen interim 2010 yang Rp 470 per saham. Alhasil, total dividen yang akan dibagikan ASII untuk tahun buku 2011 naik 24% menjadi Rp 1.980 per saham.

Mengacu harga ASII kemarin Rp 68.700 per saham, maka dividend yield ASII sebesar 2,88%. Manajemen ASII akan mengajukan usulan ini pada Rapat Umum Pemegang Saham pada April 2012 mendatang.

Penetapan pembagian dividen didasarkan pada perolehan kinerja keuangan ASII sepanjang 2011 yang memuaskan. ASII mencetak pendapatan sekitar Rp 162,6 triliun, naik 26% dibandingkan pendapatan 2010 senilai Rp 129 triliun.

Kenaikan pendapatan ini berimbas positif pada perolehan laba bersih ASII. Di 2011, ASII mencetak laba bersih Rp 17,8 triliun, naik 24% dari 2010 senilai Rp 14,4 triliun. Sementara laba per saham ASII naik 24% menjadi Rp 4.393 dari tahun 2010 yang sebesar Rp 3.549 per saham. "Grup Astra menunjukkan kinerja memuaskan di semua lini bisnisnya, sehingga ASII dapat melaporkan laba bersih dan nilai aset bersih perusahaan yang tertinggi sepanjang Astra berdiri," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, dalam keterangan resmi, Senin (27/2).

Kontribusi pendapatan dan laba bersih seluruh lini bisnis ASII mengalami pertumbuhan. Sektor otomotif, misalnya, sepanjang 2011 menyumbang pendapatan Rp 81,23 triliun, naik dibandingkan 2010 yang sebanyak Rp 69,26 triliun. Imbasnya, kontribusi laba bersih divisi otomotif naik 13% year-on-year (yoy) menjadi Rp 8,3 triliun.

Kontribusi alat berat
Kontribusi divisi otomotif banyak ditopang pertumbuhan penjualan mobil dan sepeda motor ASII. Sepanjang 2011, ASII mencetak kenaikan penjualan mobil untuk lima merek yang dipasarkannya sebesar 13% yoy menjadi 483.000 unit.

Namun, pangsa pasar mobil ASII turun menjadi 54% dari 2010 yang masih 56%. Hal ini akibat berkurangnya pasokan mobil akibat bencana tsunami Jepang dan banjir di Thailand. Padahal, dua negara itu menjadi pemasok utama mobil yang dijual ASII.

Kontribusi divisi otomotif juga ditopang penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM) yang naik 25% yoy menjadi 4,3 juta unit. Kapasitas produksi AHM sepanjang 2011 naik 23% yoy menjadi 4,3 juta unit per tahun, disertai peluncuran enam model baru dan facelift delapan model yang sudah ada.

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) turut menopang kontribusi divisi otomotif terhadap kinerja keuangan Grup Astra. AUTO menyumbangkan laba bersih senilai Rp 1 triliun, yang 69% di antaranya merupakan kontribusi dari perusahaan asosiasi dan perusahaan patungan.

Sektor alat berat dan pertambangan menjadi kontributor terbesar kedua, yaitu mencapai Rp 55,05 triliun. Bandingkan dengan kontribusi sektor ini di 2010 yang masih Rp 37,32 triliun. Kontribusi laba bersih sektor ini juga naik 52% yoy menjadi Rp 3,6 triliun.

Hal tersebut banyak ditopang anak usaha ASII, yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR). Perusahaan ini membukukan peningkatan laba bersih 52% yoy menjadi Rp 5,9 triliun yang ditopang oleh kenaikan penjualan alat berat bermerek Komatsu sebesar 57% menjadi 8.467 unit.

Budi Rustanto, Analisis Valbury Asia Securites, menyebutkan, pertumbuhan kinerja keuangan Grup Astra ini sudah sesuai dengan perkiraan. Seluruh lini bisnis ASII memang terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu diyakini bakal menjadi salah satu sentimen positif pada pergerakan harga saham ASII. "Apalagi, ASII akan melakukan stock split dan membagikan dividen, sehingga saya pikir target harga ASII sebesar Rp 85.000 per saham bisa dicapai lebih cepat dalam beberapa bulan ini," pungkas Budi.

IHSG Akan Bearish Secara Zigzag

INILAH.COM, Jakarta – Setelah level 3.875 pecah ke bawah, support IHSG berikutnya adalah 3.600-3.630. Target koreksi dalam beberapa bulan ke depan adalah 2.275-3.009 yang terjadi secara zigzag.

Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan hal itu kepada INILAH.COM. Menurutnya, secara teknikal, IHSG saat ini baru memasuki wave C, yang merupakan gelombang turun dan akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.

Pasalnya, jika dilihat dari sisi valuasi maupun aliran dana yang terjadi saat ini menunjukkan IHSG akan cenderung turun ke depannya. Koreksi akan berlangsung dalam beberapa pekan bahkan bulan ke depan. Menurutnya, koreksi akan terjadi secara zigzag. “Wave 1 turun, wave 2 naik, wave 3 turun, wave 4 naik, dan wave 5 turun. Sekarang, baru wave 1 turun,” kata Nico Omer.

Pada perdagangan Senin (27/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 33,55 poin (0,86%) ke level 3.861,016 dengan intraday tertinggi 3.894,757 dan terendah 3.838,539. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 6,37 poin (0,95%) ke level 665,283. Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG melemah ke level 3.861,016. Bagaimana Anda melihat arah berikutnya?
Jika masih bisa bertahan di atas 3.875, IHSG akan bergerakdalam kisaran 3.875-4.030.Tapi, karena level 3.875 pecah ke bawah, support berikutnya di level 3.600-3.630.Target koreksi saya, dalam beberapa bulan ke depan masihtetap di level 2.275-3.009.Dalam beberapa bulan ke depan, IHSG jelas cenderung bearish.

Bagaimana penjelasannya?
Secara teknikal, IHSG saat ini baru memasuki wave C, yang merupakan gelombang turun dan akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, jika dilihat dari sisi valuasi maupun aliran dana yang terjadi saat ini menunjukkan IHSG akan cenderung turun ke depannya. Koreksi akan berlangsung dalam beberapa pekan bahkan bulan ke depan.

Penurunan secara bertahap?
Ya. Koreksi itu tidak seperti garis lurus (akan terus turun).Artinya, kalau terjadi koreksi akan terjadi secara zigzag, wave 1 turun, wave 2 naik, wave 3 turun, wave 4 naik, dan wave 5 turun. Sekarang, baru wave 1 turun.

Dalam kondisi market seperti ini, bagaimana strategi investasinya?
Untuk investasi jangka panjang, 3-5 tahun, di saham-saham bluechips saya rekomendasikan PT Bukit Asam (PTBA),PT London Sumatera Plantation (LSIP), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Alam Sutera Realty (ASRI),dan PT Intraco Penta (INTA).

Saham-saham lapis dua?
Saham-saham second liner PT Lippo Cikarang (LPCK), PT Tunas Baru Lampung (TBLA),PT Panin Life (PNLF), PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG) dan PT Clipan Finance Indonesia (CFIN).Semua ada 10, bluechip maupun second liner direkomendasikan untuk jangka panjang.Dalam situasi market saat ini, lebih baik dalam posisi cash seiring IHSG yang akan turun cukup jauh.

Untuk trading jangka pendek?
Terus, secara teknikal yang momentumnya lagi bagus adalah PT Indika Energy (INDY) yang secara valuasi cukup murah, PT Energi Mega Persada (ENRG) juga menarik karena kenaikan harga minyak belakangan ini. Di sektor consumers good, PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) juga masih cukup oke. Tiga saham terakhir untuk trading jangka pendek, sepekan hingga dua pekan ke depan. Tapi, tetap memperhatikan momentum dan volume transaksinya.

Harga Minyak Mulai Surut, Wall Street Kembali Naik

New York - Indeks acuan S&P 500 ditutup bertahan di posisi tertingginya sejak tahun 2008 lalu pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat. Indeks tersebut menguat untuk hari ketiganya setelah lonjakan harga minyak mulai mereda ditambah data perumahan Amerika Serikat (AS) yang lebih baik.

Indeks S&P and Nasdaq keduanya berhasil cetak poin, sementara indeks Dow Jones ditutup melemah tipis. Data industri perumahan AS menyatakan penjualan rumah menembus posisi tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Selain itu, turunnya harga minyak sekitar satu persen membuat para pelaku pasar sedikit lega. Sehingga harga minyak yang tidak terlalu tinggi itu tidak akan menghajar perekonomia AS yang sedang pemulihan. Harga minyak jenis Brent ditutup US$ 124,17 per barel, turun US$ 1,30.

"Jika harganya di atas US$ 120 atau US$ 130 sudah jelas akan membuat perekonomian global makin sulit dan terbatas untuk tumbuh," kata Natalie Trunow, Kepala Investasi di Calvert Investment Management, Bethesda, Maryland, dikutip dari Reuters, Selasa (28/2/2012).

Indeks S&P 500 sudah melaju 9% sejak awal tahun ini. Menanjak hingga ke posisi 1.371,94 kemarin, tertinggi sejak Juni 2008.

Pada perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones turun tipis 1,44 poin (0,01%) ke level 12.981,51. Indeks Standard & Poor's 500 naik 1,85 poin (0,14%) ke level 1.367,59. Indeks Komposit Nasdaq menguat 2,41 poin (0,08%) ke level 2.966,16.

(ang/ang)