Rabu, 22 Desember 2010

BI menilai dana asing di SUN berkurang karena profit taking

Date : Dec 22 2010, 16:25
Title : News Story
Header : BI menilai dana asing di SUN berkurang karena profit taking


Story
=======================================================================================

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatatakan, seiring meningkatnya aksi
profit taking menjelang akhir tahun maka pasar saham dan Surat Utang Negara
(SUN) mengalami koreksi. Namun, BI menilai, aksi profit taking tersebut masih
dalam batas normal.
"Meski terdapat outflows dana asing pada SUN dan saham, investor asing
masih berminat melakukan penanaman sebagaimana terindikasi pada tetap
terdapatnya inflows pada SBI," kata Kepala Biro Humas BI Difi Ahmad Johansyah,
dalam penjelasan tertulisnya mengenai hasil Operasi Pasar Terbuka (OPT) Minggu
ke-3 Desember, kepada KONTAN, Rabu (22/12).
Ia menuturkan, menjelang akhir tahun, ditengah terdapatnya sentimen
negatif terutama dari kawasan regional, investor asing mulai melikuidasi
portofolio saham dan melakukan switching sebagian likuiditas dari SUN pada SBI.
Perkembangan tersebut, lanjutnya, berdampak pada total outflow penanaman asing
selama sepekan sebesar Rp 3,26 triliun.
"Meningkatnya aksi profit taking di pasar saham terindikasi pada
tercatatnya net jual saham asing sebesar Rp 3,15 triliun seiring meningkatnya
aktifitas trading saham oleh asing dari 33,51% menjadi 44,12% dari total
transaksi saham," jelasnya.
Sementara itu, portofolio investor asing pada SUN turun sebesar Rp 854
miliar dan portofolio SBI naik sebesar Rp 737 miliar. Dengan demikian, katanya,
pangsa SBI asing terhadap total outstanding SBI naik menjadi 27,48% dari
27,11%, dan pangsa SUN asing terhadap total outstanding SUN turun menjadi
30,83% dari sebelumnya 30,96%.
Ia pun mengungkapkan, perilaku profit taking juga terindikasi pada
terdapatnya koreksi harga di pasar SUN yang selama pekan laporan secara
rata-rata cenderung melemah 260 bps dimana minggu sebelumnya menguat 40 bps.
Dengan memperhitungkan outstanding SUN yang memiliki perbankan untuk jenis
trading sebesar Rp13,7 triliun, maka penurunan harga rata-rata mingguan SUN
tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perbankan sebesar Rp 0,36
triliun.
"Secara kumulatif, sejak awal November 2010 harga rata-rata mingguan SUN
telah turun sebesar 5,05%, sehingga menimbulkan potensi kerugian secara
akumulasi bagi perbankan sebesar Rp 0,69 triliun. Meningkatnya aksi profit
taking investor menjelang akhir tahun juga tercermin dari volatilitas harga
yang meningkat, dimana VaR harga SUN naik dari 0,613% menjadi 0,684%,"
tandasnya.
Namun, menurutnya stabilitas sistem keuangan masih relatif terjaga.
Pasalnya, "Terjaganya stabilitas sistem keuangan didukung oleh peningkatan
fungsi intermediasi perbankan yang turut diimbangi dengan peningkatan sumber
dana yang relatif memadai," tutupnya.
[ Irma Yani ]

KONTAN Wed, 22 Dec 2010 ( 16:17:28 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar