Sabtu, 28 Mei 2011

Harga minyak merangkak naik khawatir perekonomian global masih sulit

Harga minyak merangkak naik khawatir perekonomian global masih sulit
DALLAS. Harga minyak di New York naik 0,5% dalam sepekan, setelah para pemimpin negara G8 menyatakan bahwa perekonomian global sedang sulit. Selain itu pelemahan mata uang dollar AS terhadap euro pun menjadi penyebab harga minyak merangkak naik.

Harga minyak mentah untuk pengiriman Juli 2011 meningkat US$ 36 sen ke posisi US$ 100,59 per barel di New York Mercantile Exchange. Para pemimpin negara G8 ini menyatakan bahwa usaha penguatan ekonomi dalam situasi yang sulit saat ini akan dilakukan dengan memangkas jumlah utang.

Menurut survei Bloomberg, harga minyak mentah minggu depan akan terus meningkat setelah Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley meningkatkan proyeksi harga minyak. Goldman memprediksi harga minyak Brent akan naik menjadi US$ 130 per barel dari US$ 107 per barel. Morgan Stanley meningkatkan estimasi harga minyak di rata-rata US$ 120 per barel tahun ini dan akan naik 24% menjadi US$ 130 per barel di 2012.

Bursa Asia anjlok tertekan krisis utang Eropa yang pangkas laba perusahaan

Bursa Asia anjlok tertekan krisis utang Eropa yang pangkas laba perusahaan
SYDNEY. Bursa Asia pekan ini rontok terseret indeks patokan regional yang mencapai pelemahan terbesarnya dalam dua tahun terakhir. Sentimen negatif datang dari kekhawatiran krisis utang Eropa dan spekulasi pemulihan perekonomian yang melambat akan memangkas pendapatan perusahaan.

Saham Esprit Holdings Ltd. Luruh 5,8% di bursa Hong Kong setelah Fitch Ratings memangkas peringkat utang Yunani dan Standard & Poor’s mengatakan perekonomian Italia pun sedang kesulitan. Bursa Austal Ltd, perusahaan perakitan perahu Australia melemah 4,4% di Sydney setelah mereka menurunkan estimasi pendapatan perusahaan. Saham Tokyo Elecktron Ltd di bursa Kepang melemah 2,4% karena kekhawatiran laba akan merosot.

“Isu sulitnya perusahaan akan mencetak laba dalam perekonomian yang tampak masih sulit ini dan ditambah krisis utang Eropa yang mengkhawatirkan mendorong para investor menjual saham mereka,” ujar Angus Gluskie analis White Funds Management Pty. di Sydney.

Indeks MSCI Asia-Pasifik melemah 0,2% ke level 134,34 minggu ini memperpanjang pelemahan keempat minggunya. Ini menjadi penurunan terbesar mingguan sejak Juni 2009. Bursa Nikkei 225 jatuh 0,9%. Bursa Kospi tergelincir 0,5% dan bursa S&P/ASX 200 Australia turun 1% minggu ini. Kemudian bursa Hang Seng anjlok 0,4%, meski saham perusahaan ritel di Hong Kong menguat setelah data pengunjung yang menunjukkan peningkatan.

Bursa AS ditutup perkasa setelah pertemuan G8 mengindikasikan pengurangan utang

Bursa AS ditutup perkasa setelah pertemuan G8 mengindikasikan pengurangan utang
NEW YORK. Bursa AS ditutup di zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (27/5). Penguatan ini memangkas penurunan yang terjadi dalam minggu ini yang menjadi pelemahan terpanjang dalam 15 bulan terakhir. Sentimen positif datang dari komentar-komentar di pertemuan G8 yang menyatakan bahwa negara anggota G8 akan terus mengusahakan penguatan ekonomi, dengan pengurangan utang. AS pun bertekad untuk menjalankan strategi pengurangan defisit anggaran pemerintah.

Bursa Standard & Poor 500 menguat 0,4% ke posisi 1.331,10 pada pukul 4:00 waktu setempat. Kemudian bursa Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,3% ke level 12.441.58. Empat minggu sebelumnya, kedua bursa AS ini terus mengalami pelemahan. Beberapa saham lembaga keuangan di AS tersengat sentimen positif dari IMF yang berencana memberi dana talangan kepada Yunani bulan depan.

Misalnya, saham Bank of America Corp. dan Wells Fargo & Co. menguat 1,5%. Kemudian saham Marvell Technology Group Ltd. Menguat 11% setelah penjualan perusahaan berada di atas proyeksi analis. “Bursa saham masih bertahan terkait dengan fakta bahwa AS dalam hal ini The Fed masih akan memiliki kebijakan moneter yang dianggap tidak menyulitkan bagi pasar,” ujar Bruce Bittles Kepala Strategis Investasi Robert W. Baird & Co. di Milwaukee.

Krisis Yunani Hantui Harga Emas

Ilustrasi
NEW YORK - Komoditas emas di perdagangan akhir pekan ini mencapai harga tertinggi selama akhir pekan ini masih dikarenakan kekhawatiran terhadap krisis utang Yunani. Investor juga masih mengambil langkah yang relative aman karena nilai tukar dollar (AS) terhadap Euro masih melemah.

Seperti dikutip Reuters (28/05/2011), harga emas di perdagangan Jumat kemarin tercatat USD1.538,10 per try onz. Harga ini adalah harga tertinggi sejak 4 Mei lalu. Harga emas pada perdagangan Kamis kemarin sendiri tercatat USD 1518,10 per try onz.

Emas berjangka dari benchmark COMEX untuk pengiriman Juli sendiri juga terpantau naik menjadi USD1.536,30 per try onz atau naik USD13,50.

Sementara itu, harga perak yang didukung New York iShares Silver Trust terpantau menguat di USD37,90 per try onz dari harga sebelumnya sebesas USD37,24 per try onz pada perdagangan Kamis kemarin.

Seperti diketahui, di tengah masalah keuangan yang melanda AS dan Eropa, emas masih menjadi pilihan bagi investor sebagai investasi yang kebal inflasi. Harga emas sering dipicu oleh kenaikan harga minyak. (nia)

Harga Minyak Parkir di Level USD110

Ilustrasi
NEW YORK - Harga minyak mentah pada penutupan akhir pekan ini tercatat stabil. Stabilnya harga minyak didorong oleh volatile yang terjadi karena melemahnya nilai tukar dollar (AS) terhadap Euro. Terjadinya krisis utang di kawasan Eropa juga menjadi sentimen negatif sendiri.

Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli tercatat naik 36 sen di level harga USD110,59 per barel. Sementara minyak Brent justru turun tipis 2 sen menjadi USD115,02 per barrel.

“Kami hanya melihat sedikit orang yang mendorong dan menarik posisi saham sebelum akhir pekan panjang ini,” ujar pengamat ekonomi Prestige Jason Schenker, seperti dikutip Reuters (28/05/2011).

Harga minyak pada minggu ini terpantau melemah semenjak Senin lalu karena terpuruknya nilai dolar (AS). Selain itu, kejatuhan harga minyak ini juga didorong oleh adanya indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Asia.

Namun, Selasa kemarin Goldman Sachs dan Morgan Stanley memperkirakan harga minyak mentah Brent akan mencapai USD 130 per barrel pada 2010 mendatang.

Pada 20 Mei lalu, cadangan minyak mentah AS naik menjadi 600 ribu barrel. Hal ini mengacaukan ekspektasi banyak orang yang memprediksi adanya penurunan permintaan.

Persediaan bensin di AS sendiri naik 3,8 juta barrel, mengejutkan prediksi berbagai pihak. Permintaan bensin sendiri kemungkinan akan mengalami kenaikan karena terjadi libur panjang di akhir pekan ini.

Seperti diketahui, pasar seperti tenggelam di perdagangan Kamis kemarin, setelah dua hari sebelumnya pedagang banyak menanggung untung. Data keterpurukan ekonomi AS meruntuhkan kepercayaan investor lagi. Sebelumnya, pasar begitu berharap pada kenaikan pertumbuhan ekonomi AS yang akan mencapai pertumbuhan di atas 1,8 persen di kuartal pertama, tetapi angka pertumbuhan itu tidak kunjung membaik. (nia)
(rhs)

Golden Energy Incar Rp4,37 Triliun dari IPO

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Golden Energy Mines, anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menargetkan dana Rp4,47 triliun dalam penawaran umum perdanan (IPO) pada JUli-Agustus 2011.

Rencananya perusahaan akan melepas 20% sahamnya ke publik atau sekitar 1,25 miliar saham dari total yang ingin dicatatkan di BEI sebanyak 6,25 miliar. Harga saham perdananya diperkirakan sekitar Rp2.300-3.500. PT Sinarmas Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi. "Kami menargetkan pencatatan saham perdana di BEI pada Agustus 2011," ujar Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Hermawan Tarjono.

Dia mengatakan dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan usaha Golden Energy. Pada perdagangan kemarin, saham DSSA ditutup naik 19,34% ke harga Rp16.350.

Produsen Bir Bintang Bagi Dividen Rp 448 Miliar

Jakarta - PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) akan membagikan dividen sebesar Rp 21.279 per lembar saham dengan total nilai Rp 448,34 miliar. Dividen tersebut akan dibagikan pada 7 Juli 2011.

Seperti dikutip dari laporan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (28/5/2011), dividen itu akan dibagikan kepada 21,07 juta saham yang sudah dikeluarkan perseroan.

Dividen tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham perseroan pada 7 Juli 2011. Sisa laba bersih tahun 2010 yang tidak menjadi dividen akan disimpan oleh produsen Bir Bintang itu sebagai laba ditahan.

Dividen yang dibagikan rasionya lebih tinggi dari total laba bersih tahun 2010. Laba bersih MLBI di 2010 naik 30,09% menjadi Rp 442,92 miliar dibandingkan perolehan laba tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 340,46 miliar.

Penjualan bersih perseroan juga tercatat naik menjadi Rp 1,79 triliun di tahun 2010 dari Rp 1,62 triliun di tahun 2009 lalu. Sementara kewajiban lancar MLBI di 2010 turun menjadi Rp 632,03 miliar dari Rp 852,19 miliar di 2009.

(ang/nrs)

Smartfren Restrukturisasi Utang Obligasi US$ 100 Juta

Headline
Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana merestrukturisasi utang obligasi senilai US$ 100 juta. Salah satunya dengan memperpanjang waktu jatuh tempo surat utang tersebut.

Seperti dikutip dari siaran pers perseroan yang diterima detikFinance, Sabtu (28/5/2011), obligasi tersebut sebelumnya diterbitkan Mobile-8 Telecom Finance Company BV senilai US$ 100 juta.

Surat utang tersebut tadinya dijamin dengan saham dari anak perusahaan dan assignment dari hutang dengan anak perusahaan, setelah restrukturisasi maka obligasi tersebut tidak memakai jaminan.

Jangka waktu jatuh tempo obligasi tersebut menjadi 15 tahun sejak diterbitkan setelah restrukturisasi dilakukan, dari yang sebelumnya jatuh tempo 5 tahun. Tingkat bunganya pun menjadi hanya 1-2% saja dari sebelumnya 11,25%.

Tata cara pelunasan obligasi ini pun diperbarui, yaitu menjadi 10 kali cicilan setiap tahun sebesar US$ 10 juta per tahun dari tahun 2016 sampai 2025.

Terdapat juga opsi konversi pelunasan hutang obligasi mejadi modal saham perusahaan pada setiap saat cicilan pelunasan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.

Sampai dengan tiga bulan pertama tahun 2011, jumlah pelanggan perseoran mencapai 6,8 juta dengan ARPU rata-rata sebesar Rp 14.000. Perseroan meraup pendapatan sebesar Rp 211 miliar, sementara total asetnya mencapai Rp 12,5 triliun.

(ang/nrs)

Reignwood Investment Gadaikan Saham ENRG

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Reignwood International Investment (Group) Company Limited telah melakukan perjanjian gadai saham dengan Siam Commercial Bank Public Company Limited, Hong Kong Branch pada 19 Mei 2011.

Hal ini tertuang dalam surat perjanjian gadai saham kedua perusahaan yang disampaikan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) ke BEI.

Sesuai dengan perjanjian gadai saham tersebut disebutkan gadai saham ini dilakukan Reignwood dengan menjaminkan sahamnya yang ada di ENRG sebanyak 2.769.550.304 saham.

Perjanjian ini juga mencakup efek tambahan, termasuk namun tidak terbatas pada saham perusahaan, dividen saham yang diterbitkan atas dasar penerbitan dividen, saham bonus, saham hasil dari pemecahan saham, dan saham-saham perusahaan lainnya.

IPO, Saham Salim Ivomas Ditawarkan di Rp1.100

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk akan menawarkan saham perdananya ke masyarakat di harga Rp1.100 persaham, sehingga nilai saham yang ditawarkan seluruhnya mencapai Rp3,48 triliun.

Dalam prospektus perusahaan yang diumumkan Sabtu (28/5) disebutkan perseroan akan menawarkan sebanyak 3,16 miliar saham pada saat penawaran umum saham perdana (IPO) dengan nilai nominal persaham sebesar Rp200. Rencananya perseroan akan menggunakan dana hasil IPO sekitar 51% untuk membayar utang bank, 39% untuk membiayai divisi Perkebunan untuk program penanaman baru dan pemeliharaan tanaman, dan pembangunan pengolahan beserta sarana dan prasarana Grup SIMP. Dana tersebut akan digunakan secara bertahap dan diperkirakan akan habis dalam 5 tahun. Sementara sekitar 10% akan digunakan untuk membiayai divisi Minyak dan Lemak Nabati terutama untuk penambahan fasilitas produksi dan pembelian sarana transportasi kapal.

Sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek telah ditunjuk PT Kim Eng Securities, Pt Deutsche Securities Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas.

Sofjan Wanandi Jadi Preskom FREN

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi diangkat menjadi Presiden Komisaris PT Smartfren Telecom Tbk (d/h PT Mobile-8 Telecom Tbk/FREN) dalam RUPSLB perseroan kemarin.

RUPSLB juga menetapkan Gandi Sulistyanto Soeherman dan Henry Cratein Suryanaga menjadi Wakil Presiden Komisaris. Sedang Wakil Presiden Komisaris/Independen dipegang oleh Sarwono Kusumaatmadja dan Reynold M. Batubara. Sementara Handra Karnadi diangkat sebagai Komisaris.

Untuk jajaran Direksi ditetapkan Presiden Direktur Rodolfo Pantoja,
dan Direktur terdiri dari Merza Fachys, Antony Susilo, Marco Paul Iwan Sumampouw, Yopie Widjaya, dan Lim Juliana Dotulong.

PT Smartfren Telecom Tbk (d/h PT Mobile-8 Telecom Tbk) juga akan melakukan restrukturisasi utang obligasi senilai US$100 juta.

Dalam keterangannya disebutkan beberapa syarat dalam melakukan retrukturisasi utang tersebut di antaranya perseroan harus menerbitkan obligasi baru (pengganti). Di mana, penerbit obligasi akan beralih dari sebelumnya Mobile-8 Telecom Finance Company BV ke PT Smartfren Telecom Tbk. Selain itu, obligasi baru tanpa jaminan dari sebelumnya yang menjadi jaminan adalah saham anak perusahaan.

Jatuh tempo obligasi juga menjadi lebih lama dari sebelumnya hanya 5 tahun menjadi 15 tahun sejak diterbitkan. Suku bunga obligasi juga diturunkan menjadi hanya 1-2% pertahun dari sebelumnya 11,25%. Dalam hal pelunasan utang, juga ada perubahan dari sekaligus pada 1 Maret 2013 menjadi mencicilnya sebanyak 10 kali setiap tahun sebesar US$10 juta pertahun dari 2016-2025. Opsi pelunasan juga berubah dari tanpa opsi menjadi konversi utang menjadi saham pada setiap saat cicilan pelunasan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.

FREN Restrukturisasi Utang Obligasi US$100 Jt

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (d/h PT Mobile-8 Telecom Tbk/FREN) akan melakukan restrukturisasi utang obligasi senilai US$100 juta.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (28/5) disebutkan beberapa syarat dalam melakukan retrukturisasi utang tersebut di antaranya perseroan harus menerbitkan obligasi baru (pengganti). Di mana, penerbit obligasi akan beralih dari sebelumnya Mobile-8 Telecom Finance Company BV ke PT Smartfren Telecom Tbk. Selain itu, obligasi baru tanpa jaminan dari sebelumnya yang menjadi jaminan adalah saham anak perusahaan.

Jatuh tempo obligasi juga menjadi lebih lama dari sebelumnya hanya 5 tahun menjadi 15 tahun sejak diterbitkan. Suku bunga obligasi juga diturunkan menjadi hanya 1-2% pertahun dari sebelumnya 11,25%. Dalam hal pelunasan utang, juga ada perubahan dari sekaligus pada 1 Maret 2013 menjadi mencicilnya sebanyak 10 kali setiap tahun sebesar US$10 juta pertahun dari 2016-2025. Opsi pelunasan juga berubah dari tanpa opsi menjadi konversi utang menjadi saham pada setiap saat cicilan pelunasan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.

Jelang Libur Memorial Day, Wall Street Positif

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Jumat (27/5) menjelang libur Memorial Day dipimpin sektor bahan baku.

Indeks Dow Jones naik 0,3% ke 12.441 dengan dukungan saham Bank of America naik 2,01%, Johnson & Johnson naik 1,9%. Pada oekan ini Dow turun 0,5%. Untuk indeks S&P naik 0,4% ke 1.331 dan Nasdaq naik 0,5% ke 2.796 yang ditopang sektor keuangan dan tertekan penurunan sektor energi. Pada pekan ini S&P trun 0,1% dan Nasdaq turun 0,2%, demikian dikutip dari yahoo.finance.com.

Pasar mendapat dorongan dari ekspektasi The Fed memberikan stimulus ekonomi untuk merangsang pertumbuhan. Hal ini untuk merespon data ekonomi yang cenderung membuat ekonomi melambat. "Kami mengolah berita baik dan berita buruk di pasar. Ada antisipasi dari kalangan pedagang untuk menghadapi sesuatu yang akan terjadi," kata Todd Schoenberger, managing director Landolt Trading.

Namun bulan Mei merupakan bulan terberat bagi pasar saham. Dalam siklus tahunan, bulan Juni pasar bergerak menatar atau turun di kisaran 73%.

Besaran 'Dividend Yield' RALS di Bawah BI Rate

Headline
INILAH.COM, Jakara - Pembagian dividen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sebesar 60% ini menghasilkan dividend yield sebesar 3,9%, termasuk kecil karena masih di bawah BI rate.

Demikian dikutip dari hasil riset E Trading Securities. Kalau dilihat dari siklus bisnisnya, yaitu penjualan barang-barang ritel kebutuhan sehari-hari untuk segmen bawah-menengah, margin laba usaha 2010 RALS mencerminkan sebesar 6,11%, sedangkan margin laba bersih 2010 adalah 5.85%.

Hal ini cukup kecil bila dibandingkan dengan BI rate tahun 2010 sebesar 6,5%. Dividend yield merupakan tingkat pengembalian dalam bentuk dividen atas investasi yang ditanamkan.

Kedepannya, tahun 2011 RALS berencana untuk menambah 8-10 gerai dengan target pertumbuhan pendapatan sebesar 10%. Dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, diharapkan dapat memberikan margin keuntungan yang baik. Saat ini PE RALS berada disekitar 1,62x, di bawah rata-rata PE industry sejenis sebesar 29,97x.

Pada 7 Juli 2011, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) membagikan dividen sebesar Rp30 per lembar saham sesuai hasil keputusan RUPST kemarin.

Kuasi Reorganisasi, Sinyal Investor Dapat Dividen

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Emiten yang melakukan kuasi reorganisasi belum tentu harga sahamnya langsung naik. Sebab tergantung aksi korporasi setelah menghapus defisit yang ditanggungnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan menggelar kuasi reorganisasi. Mereka adalah Barito Pacific (BRPT), Garuda Indonesia (GIAA), hingga Bakrie & Brothers (BNBR). Sementara yang sudah melakukannya adalah Holcim Indonesia (SMCB).

Kuasi reorganisasi adalah tindakan secara akuntansi/pembukuan untuk menghapus saldo laba minus atau defisit yang tercantum pada modal, yang disebabkan oleh buruknya kinerja perusahaan di masa lalu.

"Bagi investor, hal terpenting untuk ditanyakan bukanlah apa yang dimaksud dengan kuasi reorganisasi, melainkan: Bagaimana dampak dari pelaksanaan kuasi reorganisasi terhadap saham perusahaan," tulis trader independent, Teguh Hidayat dalam risetnya kemarin.

Sebelum kuasi, pada neraca SMCB terdapat defisit sebesar Rp4 triliun kemudian dihapus dengan cara memasukan peningkatan Rp2,7 triliun hasil penilaian ulang asetnya. Kemudian ditambah tambahan modal disetor Rp1,3 triliun (2.7 + 1.3 = 4 triliun). SMCB sendiri sebelum kuasi memang sudah memiliki tambahan modal disetor sebesar Rp3,9 triliun. Pasca-kuasi, tambahan modal disetor tersebut terpangkas Rp1,3 triliun menjadi Rp2,6 triliun, namun hasilnya defisit sebesar Rp4 triliun tadi terhapuskan. Alhasil, catatan modal SMCB sudah bersih dari defisit, dan sudah mulai mencatat saldo laba.

Namun yang terpenting adalah setelah defisit bersih perusahaan harus gencar berinvestasi. Kalau tidak maka tidak akan memberikan pengaruh apapun. Sebab kuasi reorganisasi tidak mengubah fundamental perusahaan.

Perusahaan hanya lebih leluasa mendapatkan pinjaman bank untuk ekspansi. Bagi investor berpeluang mendapatkan pembagian dividen kalau perusahaan tersebut sudah untung. "Masalahnya, ketika perusahaan sudah bisa membagikan dividen, maka itu bukan berarti mereka akan benar-benar membagikannya, alias masih belum tentu."

Induk Harum Energy Lepas Saham US$ 301 Juta

Jakarta - Salah satu perusahaan tambang, PT Karunia Bara Perkasa, berniat menjual 270 juta lembar atau setara 10% saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) ke pasar. Dana yang bisa diraup dari aksi korporasi ini sebesar US$ 301,7 juta.

Seperti dikutip dari dokumen yang didapat detikFinance, Sabtu (28/5/2011), Macquarie Capital Securities Indonesia akan bertindak sebagai agen penjual alias selling agent dalam penjualan saham tersebut.

Saat ini, Karunia Bara menguasai sebanyak 79,72% saham di emiten berkode HRUM itu. Harga penawaran dipatok di kisaran Rp 9.055-9.550 per lembar.

Harga terendah dalam penawaran tersebut diskon 5,24% dari harga penutupan kemarin di Rp 9.550 per lembar.

Proses bookbuilding sudah dilakukan perseroan pada hari Jumat (28/5/2011) kemarin berdasarkan dokumen tersebut. Penjualan saham ini diperkirakan akan dilakukan pada 2 Juni 2011 mendatang.

(ang/nrs)

Wall Street Melemah Selama Empat Pekan Berturut-turut

New York - Indeks Dow Jones dan S&P 500 kembali melemah untuk pekan keempatnya secara berturut-turut meski ditutup menguat pada perdagangan Jumat waktu setempat. Penguatan tipis ini dibantu oleh melemahnya dolar dan naiknya harga komoditas.

Perdagangan di bursa Wall Street berjalan sepi menjelang libur bursa menyambut Memorial Day hari Senin besok. Volume perdagangan tercatat paling minim kedua tahun ini.

Saham-saham tambang menyambut naiknya harga-harga komoditas sehingga indeks sektor material di S&P bertambah hingga 1,03%. Harga komoditas membaik akibat nilai tukar dolar yang turun.

"Korelasi terbalik antara dolar dan pasar modal sepertinya menjadi tren yang sangat diperhatikan investor akhir-akhir ini," kata Kepala Strategi Pasar RDM Financial Michael Sheldon di Westport, Connecticut, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/5/2011).

"Logikanya begini, melemahnya dolar justru membantu tumbuhnya ekspor, pendapatan dan laba perusahaan multinasional di Amerika Serikat," ujarnya.

Indeks Dow Jones bertambah 38,82 poin (0,31%) ke level 12.441,58. Indeks Standard & Poor's 500 tumbuh 5,41 poin (0,41%) ke level 1.331,10. Indeks Komposit Nasdaq naik 13,94 poin (0,50%) ke level 2.796,86.

Dalam sepekan, Indeks Dow Jones kehilangan 0,56%, Indeks S&P terpangkas 0,16% dan Indeks Nasdaq jatuh 0,23%.

(ang/ang)