Kamis, 23 Juni 2011

Harga Minyak Merosot Dramatis

London - Harga minyak mentah dunia secara dramatis merosot seiring menguatnya dolar AS dan juga kekhawatiran berkurangnya permintaan akibat proyeksi ekonomi AS yang tidak terlalu cerah.

Pada perdagangan Kamis (23/6/2011), kontrak utama minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Agustus sempat merosot hingga US$ 92,67 per barel, sebelum akhirnya sedikit naik ke US$ 93,09 per barel atau berarti merosot 2,32 dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya.

Minyak Brent North Sea pengiriman Agustus juga merosot US$ 3,09 menjadi US$ 111,12 per barel di tengah perdagangan.

Harga komoditas dan pasar saham merosot setelah Bank Sentral AS memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Dalam pertemuannya, Federal Open Market Committe (FOMC) juga tidak memberikan pernyataan mereka akan memberikan stimulus tambahan guna mendorong perekonomian. Langkah tersebut tentu saja mengecewakan investor yang berharap ada stimulus tambahan untuk menggairahkan lagi perekonomian AS.

"Saya tidak dapat melihat apapun dari sisi bullish untuk minyak," ujar Robert Montefusco, broker dari Sucden Financial seperti dikutip dari Reuters.

"Harga sudah terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama dan semua titik findamental adalah pada pasar yang lebih lemah. Saya tidak berpikir kita akan melihat crash, tapi segala sesuatu mengatakan harga minyak terlalu tinggi," urainya.

Dolar AS tercatat menguat terhadap sebagian besar mata uang dunia, sehingga terus menekan minyak mentah yang berdenominasi dolar AS.

Data ekonomi China yang mengecewakan juga semakin menekan harga minyak. Pertumbuhan sektor pabrikan China pada Juni semakin melambat meski tekanan harga-harga berkurang. Hal itu merefleksikan dampak dari kebijakan moneter ketat dan melambatnya permintaan global.

(qom/hen)

TRIM bakal tangani obligasi terbaru Bank Exim senilai Rp 3 triliun

JAKARTA. PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) akan menjadi penjamin untuk penerbitan obligasi Bank Exim senilai Rp 3 triliun.

"Listed-nya kemungkinan di bulan November," ujar Direktur Investment Banking TRIM Karman Pamurahardjo, Kamis, (23/6).

Saat ini TRIM tengah mempersiapkan berkas-berkas untuk diajukan kepada otoritas Bursa Efek Indonesia dan Bapepam-LK. TRIM bakal memasukkan permohonan untuk obligasi Bank Exim pada Agustus 2011. Adapun tujuan penerbitan obligasi tersebut adalah untuk ekspansi kredit.

Selain mempersiapkan obligasi Bank Exim, TRIM juga tengah menjadi financial advisor untuk sebuah perusahaan non-publik yang bergerak di sektor manufaktur. "Perusahaan ini berpotensi untuk go public sekitar satu atau dua tahun lagi. Kami dampingi dari awal dan harapannya nanti setelah go public juga tetap di-maintain, " ujar Karman.

Ia menambahkan, jasa finansial advisor untuk perusahaan-perusahaan non publik memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan bagi TRIM.

"Ada beberapa perusahaan lagi yang ada dalam pipe line kami, tapi belum bisa disebutkan dulu sekarang," pungkas Karman.

TRIM akan bagi dividen 20% dari laba bersih tahun lalu

JAKARTA. PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) akan membagikan dividen tunai sebesar 20% dari laba bersih tahun lalu atau sekitar Rp 3,4 miliar.

Dividen senilai Rp 1 per saham tersebut direncanakan bakal dibayarkan pada 3 Agustus 2011. Sekedar catatan, tahun lalu TRIM membukukan laba bersih sebesar Rp 16 miliar.

"Setelah dipakai untuk dividen, sisa laba bersih akan digunakan untuk memperkuat permodalan dan menyiapkan capex tahun depan," ujar Direktur Keuangan TRIM Ubaidilah Nugraha, Kamis (23/6).

Perseroan merencanakan belanja modal untuk pengembangan infrastruktur di pasar modal dan asset management. Dalam dua tahun ke depan, TRIM menganggarkan belanja modal sebesar US$ 1 juta - US$ 1,5 juta.

Cek, tiga bluechips yang menyelamatkan IHSG di sesi sore!

Cek, tiga bluechips yang menyelamatkan IHSG di sesi sore!
JAKARTA. Selama perdagangan sesi kedua hari ini, tiga saham bulechips yaitu Astra International Tbk (ASII), Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) paling banyak diminati investor.

Maka, reli ASII sebesar 1,33%, BBCA yang naik 1,37%, dan kenaikan BDMN sebesar 1,69%, berhasil menyelamatkan IHSG ke zona hijau, pada sore ini.

Data Bloomberg menunjukkan, volume saham ASII yang diperdagangkan mencapai 4,41 juta. CLSA Indonesia menjadi broker yang paling banyak memboyong saham ini, yaitu mencapai Rp 61,65 miliar. Diikuti, Credit Suisse Securities Indonesia dengan pembelian Rp 54,24 miliar, dan UBS Securities Indonsia senilai Rp 49,45 miliar.

Sementara, total saham BBCA yang diperdagangkan pada hari ini mencapai 10,3 juta. Tiga broker yang plaing banyak mengoleksi saham ini, yaitu Credit Suisse Securities Indonesia dengan pembelian senilai Rp 39,29 miliar, lalu Bahana Securities Rp 29,89 miliar, dan Merril Lynch Indonesia sejumlah Rp 3,65 miliar.

Sedangkan, jumlah saham BDMN yang diperdagangkan sebanyak 3,89 juta saham. Mandiri Sekuritas sebagai broker yang paling banyak membeli saham ini, yaitu senilai Rp 14,59 miliar. Lalu, UBS Securities Indonesia dengan pembelian Rp 4,23 miliar, dan Credit Suisse Securities Indonesia sejumlah Rp 1,48 miliar.

Aneka industri selamatkan IHSG ke zona hijau sore ini

Aneka industri selamatkan IHSG ke zona hijau sore ini
JAKARTA. Meski diperdagangkan melemah sejak sesi pagi, namun menjelang penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali ke zona hijau. Sore ini, IHSG ditutup naik tipis 0,05% ke 3.823,650.

Tiga sektor tercatat menguat, sementara tujuh sektor lainnya masih terbenam di zona merah. Namun, kenaikan sektor aneka industri sebesar 1,55% berhasil menopang indeks. Dua sektor lagi yang reli yaitu sektor barang konsumsi dengan kenaikan 0,20%, dan keuangan yang menguat 0,09%.

Sedangkan, sektor konstruksi dengan pelemahan 0,48% memimpin tujuh sektor yang masih tertekan.

Sejumlah 103 saham berhasil reli, berbanding jumlah yang sama yaitu 103 saham melemah. Sedangkan, 104 saham lainnya masih stagnan.

Transaksi hari ini diramaikan perdagangan 7,648 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,943 triliun.

Saham yang berhasil menempati top gainers sore ini, diantaranya Kimia Farma Tbk (KAEF) yang melesat 24,93% ke Rp 255. Lalu, Ekadharma International Tbk (EKAD) yang reli 23,81% ke Rp 520, dan Polychem Indonesia Tbk (ADMG) yang naik 21,57% ke Rp 620.

Sementara, saham pengisi top losers yaitu Centrin Online Tbk (CENT) tumbang 13,57% ke Rp 121. Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) yang jatuh 8,54% ke Rp 375, dan Ever Shine Tex Tbk (ESTI) yang anjlok 8,33% ke Rp 110.

KREN Genjot Bisnis Penjaminan Emisi Hingga 15%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Kresna Securities Tbk (KREN) akan menggenjot bisnis penjaminan emisi sebesar 12%-15% pada 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya 5%.

Direktur PT Kresna Securities Tbk Suryandy Jahja menuturkan, penjamin emisi akan tumbuh signifikan pada 2011. Hal ini didukung dari mandat yang didapatkan perseroan untuk penjaminan emisi penawaran umum saham perdana dan obligasi. Suryandy mengatakan, perseroan akan menangani dua calon emiten untuk melakukan penawaran umum saham perdana pada kuartal ketiga 2011. "Diharapkan kita menjadi lead underwriter untuk dua penawaran umum saham perdana tersebut," tambah Suryandy, Kamis (23/6).

Sementara itu, Direktur Utama PT Kresna Securities Tbk Michael Steven mengatakan, perseroan akan menangani dua penawaran umum saham perdana yang bergerak di bidang ritel dan keuangan. Total dana yang diraup sebesar Rp500 miliar-Rp600 miliar untuk penawaran umum saham perdana pada kuartal ketiga 2011.

Selain itu, perseroan akan menangani dua penerbitan obligasi. Tapi perseroan belum dapat menjelaskan lebih detil. Sebelumnya perseroan telah menangani dua penerbitan obligasi antara lain FIF dan Indomobil Finance pada semester pertama 2011. Perseroan juga menangani placement rights issue PT Indomobil Sukses Makmur Tbk (IMAS) sebesar US$300 juta.

Suryandy mengatakan, perseroan menargetkan laba bersih sebesar 15%-20% dan pendapatan sebesar 10%-15% pada 2011. Pendapatan ini masih didukung dari keuntungan portofolio, penjamin emisi sebesar 12%-15%, perantara pedagang efek, pembiayaan margin, jasa manajer investasi, dan fixed income. [cms]

Kresna Securities Bagi Dividen Rp5,49 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Kresna Securities Tbk (KREN) menyetujui membagikan total dividen 2010 sebesar Rp5,49 miliar atau 20% dari laba bersih 2010 Rp27,49 miliar.

"Pembagian dividen 2010 sebesar Rp9,05 per saham dibandingkan dividen 2009 sebesar Rp3,2 per saham," ujar Direktur Utama PT Kresna Securities Tbk Michael Steven, Kamis (23/6).

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk recording date dilakukan pada 10 Agustus 2011 dan pembayaran dividen akan dilakukan pada 25 Agustus 2011. Sisa laba bersih 2010 akan digunakan sebagai dana cadangan sebesar Rp50 juta dan laba ditahan sebesar Rp21,9 miliar.

Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,49 miliar pada 2010 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp12,44 miliar. Pendapatan perseroan sebesar Rp122,73 miliar pada 2010 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp69,01 miliar. [cms]

Market Terpukul Revisi Turun GDP AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Rupiah melemah meskipun IHSG mendarat di teritori positif. Market mendapat pukulan telak setelah Bank Sentral AS The Fed merevisi turun PDB AS ke level 2,7%-2,9% untuk 2011.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh investor global yang kembali fokus pada krisis utang Yunani setelah Pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke tentang outlook kebijakan moneter Amerika Serikat.

The Fed menyatakan, perlambatan ekonomi AS di bawah ekspektasi. Artinya, ekonomi AS lebih lambat dibandingkan perkiraan. Apalagi, lanjutnya, The Fed juga merevisi negatif target pertumbuhan ekonomi AS untuk 2011 dari 3,1%-3,3% menjadi 2,7%-2,9%.

Akibatnya, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama. "Tapi, rupiah bergerak terbatas dengan level terkuat 8.595 dan terlemahnya 8.605 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/6).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (23/6) ditutup melemah 8 poin (0,09%) ke level 8.595/8.605 per dolar AS dari posisi kemarin 8.587/8.592.

Pada saat yang sama, lanjut Firman, The Fed belum memberikan sinyal akan adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. "Semalam, memang dolar AS sempat melemah setelah Fed mempertahankan suku bunga rendah," imbuhnya.

Tapi, lanjutnya, setelah Bernanke tidak memberikan indikasi stimulus lanjutan, market melakukan profit taking setelah dolar AS melemah. "Pada akhirnya dolar kembali mendarat di teritori positif," ucapnya.

Apalagi, dolar AS semakin kokoh setelah pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi AS yang cukup menjadi pukulan telak bagi bursa saham global. "Dolar AS semakin kokoh dan jadi tekanan bagi rupiah," tandasnya.

Di sisi lain, pasar kembali fokus pada krisis utang Yunani sebelum parlemen negeri Para Dewa itu akan kembali melakukan voting untuk menyetujui penghematan fiskal. "Bentuknya, pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan beberapa aset negara," ungkapnya.

Kondisi itu, lanjut Firman, diperburuk oleh salah satu surat kabar Jerman yang memberitakan, keinginan salah satu anggota parlemen Jerman untuk mengeluarkan Yunani dari zona Euro. "Kondisi itu memicu tekanan jual bagi euro," ucapnya.

Tapi, pelemahan rupiah hari ini terbatas. Sebab, komitmen The Fed untuk mempertahankan stimulus moneter seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, membuat outlook dolar AS tetap melemah dalam jangka panjang. "Apalagi, parlemen AS belum setuju untuk menaikkan batas utang negera itu," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4262 dari sebelumnya US$1,4332 per euro," imbuh Firman.

Sementara itu, analis Infovesta Utama Praska Putrantyo penguatan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 1,82% (0,05%) ke level 3.823,65 dipicu oleh faktor pembelian investor asing di pasar domestinya. Lihat saja, asing berposisi beli bersih (net buy) sebesar Rp696,3 miliar.

Namun, penguatan indeks terbatas, karena terjadi profit taking investor lokal setelah pasar Asia merespon negatif pernyataan Gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke Kamis (23/6) dinihari tadi. The Fed belum memberikan sinyal adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. “Karena itu, pasar masih bersikap wait and see atas situasi makro ekonomi AS,” imbuhnya.

Jika tidak ada stimulus lanjutan, menurutnya, kecenderungan dolar AS akan menguat dan harga komoditas akan kembali tertekan. Jadi, hari ini fokus pasar adalah The Fed. “Sentimen negatif dari AS bersamaan dengan momentum profit taking IHSG jelang akhir pekan di market domestik mengingat kenaikan indeks dua hari berturut-turut sebelumnya yang signifikan,” paparnya.

Praska melanjutkan, sentimen negatif dari Yunani dinilai pasar sudah selesai. Sebab, Perdana Menteri Yunani George Papandreou sudah mendapatkan mosi percaya dari parlemen. Sekarang, tinggal menunggu melakukan penghematan fiskal berupa pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan aset-aset negara. “Setelah itu, pasar tinggal menunggu realisasi bailout pada awal Juli 2011 senilai US$12 miliar euro,” ungkapnya. [mdr]

Investor Masih Jengkel, Wall Street Bakal Turun

Headline
INILAH.COM, New York - Indeks saham AS futures menunjukkan pelemahan pada pembukaan Wall Street Kamis (23/6), dengan investor masih merasa jengkel setelah Federal Reserve menurunkan prospek untuk ekonomi AS, tetapi tidak menawarkan panduan yang jelas pada pelonggaran moneter lebih lanjut.

Mengutip CNBC, saham Asia berakhir lebih rendah menyikapi pernyataan Fed, sedangkan pasar Eropa memerah Kamis (23/6) pagi.

Dennis Gartman, penulis Gartman Letter mengatakan kepada CNBC bahwa Bernanke "quietly risk negative". Di Eropa, pertumbuhan di sektor swasta melambat tajam, sementara pertumbuhan manufaktur China melambat di bulan Juni.

Dalam berita korporasi, AS memiliki jalan yang jelas untuk menjual sahamnya di General Motors, menurut seorang pejabat di pemerintahan Obama. Di sisi ekonomi, data pengangguran mingguan akan dirilis pada pukul 8:30 am waktu New York, dan diperkirakan berada di kisaran 415.000, sama seperti pekan lalu.

Laba semester I-2011 semakin dekat dan investor akan melihat hasil perusahaan untuk mengukur kekuatan pemulihan. Di antara perusahaan-perusahaan melaporkan laba sebelum pembukaan bursa adalah Conagra, Discover, Lennar dan Rite Aid. Di dunia politik, dua anggota kongres diperkirakan mengungkap sebuah RUU untuk memungkinkan negara mengatur hukum mereka sendiri terhadap ganja.

The Fed Pangkas Ekonomi, Bursa Asia Terjungkal

Headline
INILAH.COM, Sydney – Saham Asia jatuh, membawa indeks acuan kawasan terkoreksi di hari pertama dalam tiga hari, setelah The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi terbesar dunia dan di tengah kekhawatiran China akan menaikkan suku bunga.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8% menjadi 130,84, penurunan harian tertajam dalam sepekan. Sekitar dua saham turun untuk setiap yang naik. Indikator ini telah terkoreksi selama tujuh pekan terakhir dan terjerembab 7,1% dari level tertinggi pada 2 Mei, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi AS, krisis utang Eropa dan langkah-langkah China mengekang inflasi.

"Perkiraan baru The Fed tidak memiliki nilai kejutan untuk pasar, tetapi mengkonfirmasi lambatnya pemulihan yang mungkin mengecewakan beberapa pihak," kata Tim Schroeders, di Pengana Capital Ltd, Melbourne .

Indeks S & P / ASX 200 Australia turun 0,7%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,4%, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,3% dan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,6%. Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 merosot 0,4% hari ini, setelah di New York kemarin, kehilangan 0,7% menjadi 1,287.14 kemarin.

Kyocera Corp, pembuat ponsel dan panel surya yang mendapat lebih dari 20% penjualan dari AS, turun 1,7% di Tokyo. LG Electronics Inc, yang mendapat 30% pendapatan di Amerika Utara, turun 0,6% di Seoul. James Hardie Industries SE (JHX), perusahaan bahan bangunan Australia yang mendapat lebih dari 70% penjualan dari AS, turun 0,7% di Sydney.

Nikon Corp, pembuat kamera yang memfaktorkan Amerika Utara sebagai pasar terbesar, turun 4,9%. Fujifilm Holdings Corp turun 2,2%, setelah Goldman Sachs Group Inc menghapus mesin fotokopi dan printer dari daftar ‘beli’, karena melemahnya outlook penjualan peralatan kantor.

Pejabat Fed menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan dan lapangan kerja AS tahun ini dan berikutnya. Ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 2,7%-2,9% tahun ini, turun dari perkiraan April sebesar 3,1%-3,3%. Inflasi, kecuali makanan dan energi, akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Mereka mengatakan laju pemulihan kemungkinan akan terjadi pada kuartal mendatang.

"Pemulihan ekonomi terus pada kecepatan moderat, meskipun agak lebih lambat dari estimasi," kata Komite Pasar Terbuka Federal dalam sebuah pernyataan. "Komite akan menyelesaikan pembelian surat berharga jangka panjang Treasury sebesar US$ 600 miliar akhir bulan ini dan akan mempertahankan kebijakan menginvestasikan kembali pembayaran pokok dari kepemilikan surat berharga."

"Meskipun Bernanke setuju perekonomian telah mencapai landasan yang lunak dan harus melakukan percepatan kembali, Fed tidak memangkas proyeksi pertumbuhan pada 2011 dan 2012," kata James Holt, yang berbasis di Sydney direktur Investasi BlackRock Management (Australia) Ltd.

Semua kelompok industri pada indeks MSCI Asia Pacific turun hari ini. BHP Billiton turun 1% di Sydney. Woodside Petroleum Ltd, produsen migas terbesar kedua Australia, turun 1,7%. PetroChina Co, produsen migas terbesar Asia dari nilai pasar, turun 1,1% di Hong Kong. Minyak mentah untuk pengiriman Agustus turun 1,8% pada perdagangan elektronik di New York hari ini. Tembaga untuk pengiriman tiga bulan turun 0,7% di London kemarin.

Aluminum Corp of China Ltd kehilangan 1,7% dan Industrial & Commercial Bank of China Ltd, bank terbesar di Asia dari kapitalisasi pasar, turun 1,4% di Hong Kong setelah China Securities Journal mengatakan pemerintah harus menaikkan suku bunga untuk mendinginkan pasar kredit. BHP Billiton Ltd (BHP), perusahaan pertambangan utama dunia, turun 1% karena harga minyak dan tembaga jatuh.

Belle International Holdings Ltd, peritel alas kaki perempuan di China, turun 2,8%. New World Department Store Cina, operator departemen store yang menerima semua pendapatan dari China, turun 1,3%.

Kangwon Land Inc, yang menjalankan kasino Korea Selatan khusu penduduk setempat, kehilangan 3,7% di Seoul. Kementerian pariwisata berusaha membuka kesempatan bagi masyarakat Korea ke tempat perjudian, yang sebelumnya hanya terbuka untuk orang asing. Jubir kementrian pariwisata menolak berkomentar. [mdr]

Trimegah Securities Bagi Dividen Rp16 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Trimegah Securities Tbk (TRIM) menyetujui membagi dividen 2010 sebesar Rp1 per saham atau 20% dari laba bersih 2010 sebesar Rp16 miliar.

Direktur PT Trimegah Securities Tbk Ubaidilah Nugraha mengatakan, perseroan akan membagikan dividen 2010 sebesar Rp1 per saham. Total dividen 2010 yang dibagikan sebesar Rp3,4 miliar. Ubaidilah menuturkan, perseroan menggunakan sisa laba bersih 2010 untuk permodalan dan belanja modal. "Kita akan bagikan dividen 2010 pada 3 Agustus 2011," kata Ubaidilah, Kamis (23/6).

PT Trimegah Securities Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp16 miliar pada 2010 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp21,98 miliar. Sedangkan pendapatan perseroan sebesar Rp171,65 miliar pada 2010 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp188,51 miliar.

Perseroan akan menggunakan belanja modal untuk infrastruktur dan aset management. Ubaidilah mengatakan, perseroan telah mendapatkan pinjaman sebesar Rp350 miliar dari enam bank antara lain BCA, Bank Mandiri, Bank Permata, dan Bank Niaga.

Pinjaman ini akan digunakan untuk kepentingan bisnis perseroan. "Pinjaman digunakan untuk bisnis margin dan trading," tutur Ubaidilah. Selain itu, perseroan akan menganggarkan belanja modal sebesar US$1 juta hingga US$1,5 juta pada tahun depan. [cms]

Tak Ada Sinyal Stimulus Lanjutan AS, Rupiah Tiarap

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (23/6) ditutup melemah 8 poin (0,09%) ke level 8.595/8.605 per dolar AS dari posisi kemarin 8.587/8.592.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh investor global yang kembali fokus pada krisis utang Yunani setelah Pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke tentang outlook kebijakan moneter Amerika Serikat.

The Fed menyatakan, perlambatan ekonomi AS di bawah ekspektasi. Artinya, ekonomi AS lebih lambat dibandingkan perkiraan. Apalagi, lanjutnya, The Fed juga merevisi negatif target pertumbuhan ekonomi AS untuk 2011 dari 3,1%-3,3% menjadi 2,7%-2,9%. Akibatnya, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama. "Tapi, rupiah bergerak terbatas dengan level terkuat 8.595 dan terlemahnya 8.605 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/6).

Pada saat yang sama, lanjut Firman, The Fed belum memberikan sinyal akan adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. "Semalam, memang dolar AS sempat melemah setelah Fed mempertahankan suku bunga rendah," imbuhnya.

Tapi, lanjutnya, setelah Bernanke tidak memberikan indikasi stimulus lanjutan, market melakukan profit taking setelah dolar AS melemah. "Pada akhirnya dolar kembali mendarat di teritori positif," ucapnya.

Apalagi, dolar AS semakin kokoh setelah pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi AS yang cukup jadi pukulan telak bagi bursa saham global. "Dolar AS semakin kokoh dan jadi tekanan bagi rupiah," tandasnya.

Di sisi lain, pasar kembali fokus pada krisis utang Yunani sebelum parlemen negeri Para Dewa itu akan kembali melakukan voting untuk menyetujui penghematan fiskal. "Bentuknya, pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan beberapa aset negara," ungkapnya.

Kondisi itu, lanjut Firman, diperburuk oleh salah satu surat kabar Jerman yang memberitakan, keinginan salah satu anggota parlemen Jerman untuk mengeluarkan Yunani dari zona Euro. "Kondisi itu memicu tekanan jual bagi euro," ucapnya.

Tapi, pelemahan rupiah hari ini terbatas. Sebab, komitmen the Fed untuk mempertahankan stimulus moneter seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, membuat outlook dolar AS tetap melemah dalam jangka panjang. "Apalagi, parlemen AS belum setuju untuk menaikkan batas utang negera itu," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4262 dari sebelumnya US$1,4332 per euro," imbuh Firman.

Inilah 10 Top Foreign Sell Saham Kamis (23/6)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Penjualan yang dilakukan investor asing hari ini mengurangi penguatan IHSG yang ditutup naik 0,05% ke level 3.823,86.

Investor asing tercatat menjual 294,8 juta saham senilai Rp736,29 miliar. Dari data yang dihimpun INILAH.COM, 10 saham terbesar yang dijual asing pada perdagangan hari ini adalah TRUB, menduduki posisi teratas yang dijual atau sebanyak 12,61 juta saham. Urutan kedua terbesar saham yang dijual asing adalah ASRI sebanyak 11,16 juta saham.

Urutan ketiga terhadap saham BLTA yang dijual asing sebanyak 7,14 juta saham, diikuti BSDE sebanyak 5,19 juta saham, BUDI 5 juta saham, UNSP 4,41 juta saham, INTA 4,26 juta saham, CMNP 3,92 juta saham, TINS 3,45 juta saham dan POLY 3,22 juta saham.

Inilah 10 Top Foreign Buy Saham Kamis (23/6)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pembelian investor asing hari ini mendukung penguatan IHSG yang naik 0,05% ke level 3.823,86.

Investor asing tercatat membeli 1,38 miliar saham senilai Rp1,43 triliun atau terjadi net foreign buy senilai Rp696,33 miliar. Dari data yang dihimpun INILAH.COM, 10 saham terbesar yang diborong asing pada perdagangan hari ini adalah LPKR menduduki posisi teratas yang dibeli sebanyak 66,65 juta saham. Urutan kedua terbesar saham yang dibeli asing adalah ENRG sebanyak 46,05 juta saham.

Urutan ketiga terhadap saham ELTY yang dibeli asing sebanyak 35,94 juta saham, diikuti KAEF sebanyak 18,25 juta saham, BHIT 15,69 juta saham, SIMP 15,25 juta saham, BUMI 9,55 juta saham, CPIN 9,29 juta saham, IPOL 8,94 juta saham, dan BBRI 8,66 juta saham.

Saham JTPE Teraktif Diperdagangkan Hari Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Jasvindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) teraktif diperdagangkan pada hari ini dengan transaksi mencapai 3.658 kali senilai Rp18,1 miliar dengan volume 12,2 juta saham.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (25/4). IHSG ditutup menguat 1,82 poin (0,05%) ke level 3.823,65. IHSG mengalami net foreign buy mencapai angka Rp696 miliar. Rinciannya adalah nilai transaksi beli sebesar Rp1,432 triliun dan nilai transaksi jual sebesar Rp736 miliar.

Urutan kedua saham IPOL dengan transaksi sebanyak 3.613 kali senilai Rp21,7 miliar dengan volume perdagangan mencapai 96,4 juta saham. Urutan ketiga saham INDS dengan transaksi sebanyak 3.377 kali senilai Rp55,8 miliar dengan volume perdagangan mencapai 11,5 juta saham. Urutan keempat saham CLPI dengan transaksi sebanyak 3.259 kali senilai Rp32,3 miliar dengan volume perdagangan mencapai 16,9 juta saham.

Urutan kelima saham ADMG dengan transaksi sebanyak 3.126 kali senilai Rp55,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 93,8 juta saham. Urutan keenam saham ENRG dengan transaksi sebanyak 2.863 kali senilai Rp120,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 572,9 juta saham. Urutan ketujuh saham INAF dengan transaksi sebanyak 2.301 kali senilai Rp10,9 miliar dengan volume perdagangan mencapai 116,9 juta saham.

Urutan kedelapan saham EKAD dengan transaksi sebanyak 2.231 kali senilai Rp22,3 miliar dengan volume perdagangan mencapai 46,8 juta saham. Urutan kesembilan saham BHIT dengan transaksi sebanyak 2.150 kali senilai Rp12,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 51,4 juta saham. Urutan kesepuluh saham KLBI dengan transaksi sebanyak 2.096 kali senilai Rp1,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 10,3 juta saham.

Dana Asing Bawa IHSG Naik Tipis

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Koreksi di sesi awal akhir berhasil mereda. Setelah bergerak volatile menjelang penutupan, derasnya aliran dana asing berhasil menenangkan IHSG di area positif,melanjutkan apresiasi signifikan 3 hari terakhir.

Pada Kamis (23/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,82 poin (0,05%) ke level 3.823,65, dengan intraday tertinggi di 3.829,62 dan terendah di 3.801,70. Demikian pula indeks saham unggulan yang naik 0,87 poin (0,13%) ke 676,75.

Koreksi di awal perdagangan mulai berangsur mereda. Setelah dibuka melemah 0,45% di level 3.804, indeks masih bertahan di area negatif 3.816 pada sesi pertama, meski tekanan jual berkurang. Fluktuasi terjadi pada sesi dua, dengan indeks berayun antara positif dan negatif, sebelum IHSG akhirnya dapat ditutup dengan tenang di angka 3.823.

Satrio Utomo dari Universal Broker Indonesia mengatakan, IHSG hari ini berhasil ditutup menguat. Namun, apresiasi ini cenderung tipis karena variatifnya bursa regional Asia, mengikuti bursa Wall Street yang negatif. “Investor tampaknya cenderung wait and see, karena masih ragu-ragu masuk ke pasar,” ujarnya.

Bursa AS mengakhiri rally-nya selama 4 hari terakhir dan ditutup melemah semalam, setelah Ben Bernanke menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi AS di 2011 menjadi 2,7-2,9% dan angka pengangguran tetap di 8,6-8,9%. The Fed juga akan terus menstimulus perekonomian AS dengan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi 7,648 miliar lembar saham, senilai Rp3,942 triliun dan frekuensi 105.728 kali. Sebanyak 109 saham naik, 109 saham turun, dan 112 saham stagnan.

Masuknya dana asing mendukung penguatan bursa, dimana nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) mencapai angka Rp696 miliar. Rinciannya adalah nilai transaksi beli sebesar Rp1,432 triliun dan nilai transaksi jual sebesa Rp736 miliar.

Sektor-sektor saham terpantau variatif sore ini. Sektor aneka industri memimpin penguatan, dengan naik 1,5%, manufaktur 0,5%, konsumsi 0,2% dan finansial naik 0,08%. Sedangkan sektor-sektor lainnya masih memerah.

Beberapa emiten yang menguat antara lain Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.050 ke Rp 29.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 800 ke Rp 60.800, Mandom (TCID) naik Rp 550 ke Rp 8.900, dan Asahimas (AMFG) naik Rp 450 ke Rp 7.400.

Sedangkan emiten-emiten lain yang melemah antara lain Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 20.500, Nipress (NIPS) turun Rp 150 ke Rp 3.000, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 150 ke Rp 15.250, dan Axiata (EXCL) turun Rp 150 ke Rp 6.100.

Bursa regional Asia sore ini bergerak variatif. Indeks Hang Seng melemah 100,83 poin (0,46%) ke level 21.759,14, indeks Nikkei 225 turun 32,69 poin (0,34%) ke level 9.596,74 dan indeks Kospi di Seoul turun 0,39% ke level 2.055,86. Sementara indeks Komposit Shanghai naik 38,27 poin (1,44%) ke level 2.687,59 dan indeks Straits Times naik 0,10% ke level 3.043,19. [mdr]

Penjualan naik, laba bersih ADES melejit 94% di akhir 2010

JAKARTA. PT Akasha Wira International Tbk (ADES) mengantongi laba bersih sejumlah Rp 31,659 miliar pada tahun lalu. Jumlah tersebut tumbuh 94% dari laba tahun sebelumnya, yang hanya Rp 16,321 miliar.

Bertumbuhnya laba perseroan karena ditopang naiknya penjualan di tahun lalu sebesar 63%, menjadi Rp 218,748 miliar.

Tak heran, laba kotor perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi ini melonjak hingga 66% mencapai Rp 80,499 miliar di akhir 2010. Dus, kenaikan laba usahanya pun mencapai lima kali lipat dari tahun 2009, yaitu menjadi Rp 28,321 miliar.

Adapun, selama tiga bulan pertama di tahun ini, ADES sudah membukukan penjualan senilai Rp 67,622 miliar, atau tumbuh 90% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, laba bersihnya turun tipis sekitar 10% dibanding kuartal pertama 2009, yaitu menjadi Rp 3,540 miliar di kuartal satu tahun ini.

CMNP Rencana Lunasi Utang Rp25 M Tahun Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) berencana untuk melunasi utangnya tahun ini.

Menurut Direktur Keuangan PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk Indrawan Sumantri, tahun ini perseroan akan melunasi utang perusahaan induk sebesar Rp25 miliar. "Utang tersebut berdasarkan yang terdapat pada perusahaan induk saja, bukan yang terdapat pada anak perusahaan kami," ujarnya saat ditemui di kantor PT Citra Marga Nusapala Persada, Kamis (23/6).

Utang perusahaan induk atau pusat PT Citra Marga Nusapala Persada tersebut hanya kepada pihak perbankan, yakni Bank BCA yang akan jatuh tempo pada tahun ini, dan akan dilunasi pada akhir semester kedua nanti.

Indrawana menambahkan, pada saat ini utang anak perusahaan yang terdapat di Surabaya sebesar Rp800 miliar dan itu yang sudah dikonsolidasikan kisaran besarannya. "Utang tersebut akan jatuh tempo pada 2014 nantinya," tambahnya. [cms]

Sektor Industri Dasar Topang IHSG Naik Tipis

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan Kamis (23/6) IHSG akhirnya bisa bertahan di zona hijau dengan naik 0,05% ke level 3.823,86.

Sektor industri dasar mendukung penguatan indeks sore ini dengan naik 1,54%. Selain itu, keberadaan asing di pasar juga menopang kenaikan IHSG sore. Tercatat asing melakukan net foreign buy sebesar Rp696,33 miliar.

Indeks LQ45 naik 0,14% ke level 883,36, sedang JII naik 0,16% ke level 524,94. Volume perdagangan sore ini mencapai 3,25 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp2,88 triliun.

saham-saham yang naik tajam adalah MBAI naik 3,75%, ASII naik 1,33%, TCID naik 6,58%, AMFG naik 6,56%, INDS naik 8,79%, dan AUTO naik 1,84%.

Dana Asing Mengalir Masuk, IHSG Cuma Naik 1 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cuma bisa naik 1 poin saja padahal investor asing banyak memborong saham dengan pembelian bersih cukup tinggi, hampir Rp 700 miliar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 8.605 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.595 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun tipis 7,404 poin (0,20%) ke level 3.814,428 berbarengan dengan ambruknya bursa-bursa Asia merespons kekhawatiran perlambatan ekonomi global setelah pengumuman The Fed soal ekonomi AS.

Di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti itu, investor menjadi tidak 'pede' untuk menanamkan modalnya. IHSG pun tak mampu bergerak ke atas dan hanya bisa terpuruk di zona merah dengan posisi terendahnya di level 3.801,700.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menipis 5,020 poin (0,14%) ke level 3.816,812 meski mayoritas bursa regional sudah mampu balik arah ke jalur hijau. Profit taking di saham-saham komoditas masih marak terjadi.

Aksi beli selektif terhadap saham-saham unggulan akhirnya mengangkat IHSG balik ke teritori positif dan sempat naik sampai ke posisi tertingginya di 3.829,627. Namun, investor belum yakin benar untuk berinvestasi dan cenderung pilih menunggu.

Akibatnya, IHSG bergerak fluktuatif menjelang penutupan perdagangan. Beberapa kali, indeks terpantau bolak-balik antara zona merah dan hijau. Sebelum akhirnya ditutup menguat.

Menutup perdagangan, Kamis (23/6/2011), IHSG naik tipis 1,818 poin (0,04%) ke level 3.823,650. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,874 poin (0,12%) ke level 676,752.

Dana asing terus mengalir deras masuk lantai bursa, kali jumlahnya lebih besar ketimbang perdagangan hari sebelumnya. Investor asing melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 696,324 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 105.728 kali pada volume 7,648 miliar lembar saham senilai Rp 3,942 triliun. Sebanyak 109 saham naik, 109 saham turun, dan 112 saham stagnan.

Rata-rata pergerakan bursa-bursa di Asia hari ini berada di jalur hijau meski didera banyaknya sentimen negatif pagi tadi. Namun samapi sore ini bursa Hong Kong dan Jepang terjebak di zona merah.

Berikut situasi di bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melonjak 38,27 poin (1,44%) ke level 2.687,59.
  • Indeks Hang Seng melemah 100,83 poin (0,46%) ke level 21.759,14.
  • Indeks Nikkei 225 turun 32,69 poin (0,34%) ke level 9.596,74.
  • Indeks Straits Times naik tipis 3,02 poin (0,10%) ke level 3.045,85.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.050 ke Rp 29.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 800 ke Rp 60.800, Mandom (TCID) naik Rp 550 ke Rp 8.900, dan Asahimas (AMFG) naik Rp 450 ke Rp 7.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 20.500, Nipress (NIPS) turun Rp 150 ke Rp 3.000, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 150 ke Rp 15.250, dan Axiata (EXCL) turun Rp 150 ke Rp 6.100.

(ang/qom)

Konsumsi obat domestik diprediksi naik, KAEF dan INAF melesat tajam

Konsumsi obat domestik diprediksi naik, KAEF dan INAF melesat tajam
JAKARTA. Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) reli tajam setelah konsumsi obat-obatan domestik diperkirakan naik 11% menjadi US$ 4,4 miliar di tahun ini.

KAEF melesat 24% ke level Rp 255 per saham, pada pukul 15.30 di Jakarta. Sementara, perusahaan afiliasinya INAF melonjak 13,41% ke posisi Rp 93 per saham.

Kepala perdagangan Ciptadana Securities John Teja menyebut, peningkatan fundamental pada saham berkapitalisasi kecil seperti KAEF akan membantu menaikkan harga sahamnya.

RBS: Euro berpeluang jatuh ke US$ 1,30 hingga awal 2012

RBS: Euro berpeluang jatuh ke US$ 1,30 hingga awal 2012
LONDON. Royal Bank of Scotland Group Plc (RBS) memprediksi mata uang euro akan jatuh ke level US$ 1,30 hingga awal 2012.

Prediksi tersebut didasarkan pada pertimbangan melambatnya inflasi Eropa, dan perekonomian Spanyol kehilangan momentum. Sementara, Amerika Serikat mengalami pertumbuhan.

Kepala strategi mata uang dari RBS Robert Sinche dan Paul Robson menyebut, tekanan inflasi yang melambat dan meningkatnya risiko stagnasi ekonomi di Spanyol menunjukkan kurangnya kebijakan pengetatan. Hal ini memperbarui risiko utang di kawasan Euro.

"Sementara, pada semester kedua tahun ini bakal ada tekanan kuat yang bisa memicu ekspektasi suku bunga AS lebih tinggi," ujar keduanya, dalam laporan yang dirilis kemarin.

Sinche dan Robson menyarankan investor melepas euro di harga US$ 1,4420, dengan perkiraan mata uang ini akan melemah 9,8% ke level US$ 1,30 pada awal 2012," ujar keduanya.

Adapun, pairing EUR/USD di pasar spot berada di level 1,4274 hingga pukul 15.10 WIB, atau melemah 0,6% dari posisi kemarin di level 1,4357.

TINS anggarkan capex Rp 1,4 triliun di tahun ini

TINS anggarkan capex Rp 1,4 triliun di tahun ini
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,4 triliun pada tahun ini.

"Pendanaannya kita pertimbangkan 50:50 dari ekuitas dan fasilitas perbankan," ujar Direktur Keuangan TINS Krishna Syarief, Kamis (23/6).

Menurut Krishna, perseroan saat ini memiliki fasilitas standby loan perbankan yang cukup besar mencapai Rp 3 triliun. Sebagian diperoleh dari Bank Mandiri dan Bank of Tokyo Mitsubishi. Adapun kondisi kas TINS per Mei sebesar Rp 600 miliar.

Alokasi terbesar dari anggaran tersebut untuk pembangunan bucket wheel dredges (BWD) tahap pertama senilai Rp 480 miliar.

Keperluan lainnya adalah untuk penyelesaian modifikasi kapal menjadi BWD, pembukaan empat unit tambang besar di Bangka-Belitung, pembangunan pabrik tin chemical tahap II, pembangunan teknologi pengolahan pemurnian, pembesaran kapasitas galangan kapal, dan penggantian alat produksi.

Biayai Proyek, Timah Maksimalkan Pinjaman

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) akan memaksimalkan pinjaman perbankan untuk membiayai proyek perseroan.

Direktur Keuangan PT Timah Tbk (TINS) Khrisna Syarif mengatakan, perseroan akan mengkombinasikan kas internal dan fasilitas pinjaman perbankan untuk membiayai sejumlah proyek. Perseroan menganggarkan belanja modal 2011 menjadi Rp1,4 triliun. Dana belanja modal ini akan digunakan sebagian besar untuk alat produksi. "Indikasi pinjaman perbankan sebesar 50% dan sisa equity," ujar Khrisna, Kamis (23/6).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abrun Abubakar menuturkan, perseroan memiliki fasilitas pinjaman sebesar Rp3 triliun. Pinjaman tersebut berasal dari bank dalam negeri dan luar negeri. "Penarikan pinjaman itu bergantung dari eksekusi proyek perseroan," tutur Abrun.

Abrun mengatakan, perseroan akan membuka tambang besar baru, membangun bucket wheel dredge (BWD), serta kapal isap produksi (KIP) pada 2011. Untuk pembangunan BWD tersebut, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp480 miliar pada tahap pertama untuk satu unit BWD. "Kita berencana membangun tiga hingga empat unit BWD. Untuk tahap pertama akan selesai pada 2012, dan ini pendanaannya multi years," kata Abrun.

Selain itu, perseroan akan membuka tambang besar baru di Bangka Belitung. Abrun menuturkan, perseroan akan membuka empat tambang besar baru. [cms]

Kecewa Hasil Fed, Bursa Eropa Melemah Kamis Pagi

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Kamis (23/6) pagi turun dengan tidak adanya tanda-tanda dukungan kebijakan moneter dari The Fed untuk ekonomi AS.

Indeks FTSE turun 0,6% ke 5.734, indeks DAX turun 0,8% ke 7.217 dan indeks CAC turun 0,8% ke 3.837. Penurunan ini merupakan lanjutan selama 12 hari terakhir.

"Investor ragu-ragu mengambil keuntungan pad apekan terakhir sehingga mendorong koreksi sehingga mempercepat indeks ke level terendah di tahun 2010," kata wakil kepala IG Market di Prancis, Arnoud Poutier.

Shaam yang turun seperti saham Total 0,9% dan saham Rio Tinto turun 1,3%. Saham Holcim diperkirakan turun setelah Exane BNP Paribas diisukan akan menjual saham kepemilikan di perusahaan semen terbesar tersebut.

Sementara para pemimpin Uni Eropa memulai pertemuan puncak selama dua hari di Brussels untuk membahas kebutuhan pembiayaan terhadap Yunani. Pasar saham Eropa akan menunggu hasil dari pertemuan tersebut untuk memberikan kepastian penyelamatan Yunani dari potensi gagal bayar.

Pemimpin oposisi di parlemen Yunani, Antonis Samaras mengatakan partainya akan mendukung pemerintah yang melakukan langkah-langkah baru untuk melakukan penghematan. Uni Eropa sudah menyerukan kepada semua partai politik Yunani mendukung paket pemotongan anggaran dak kenaikan pajak.

Pasar Fluktuatif, Investor Harus Bermain Cepat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Investor disarankan untuk bermain cepat di pasar di tengah kondisi yang berfluktuatif.

Hal ini disampaikan analis Corfina Capital Deni Hamzah saat dikonfirmasi apa yang harus dilakukan investor di tengah kepanikan pasar saat ini. "Lihat 1-2 jam perdagangan, misalnya belum jelas tren pasarnya jangan berisiko mengambil posisi," ujarnya. Apalagi, lanjutnya, jika Bursa Regional belum mendukung, sementara BEI minim sentimen dalam negeri.

Dia melihat dalam jangka pendek pasar masih sangat volitile dan cenderung mengikuti arah Dow Jones. Karenanya, dia menyarankan agar investor melakukan take profit kala ada profit dan tunggu dilu kira-kira ada yang koreksi tajam langsung akumulasi. "Jadi investor sepertinya harus bermain cepat dan jangan lama," tukasnya.

Indeks di Bawah 3.800, Pegang Dulu Cash

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Investor disarankan untuk memegang cash jika indeks berada di bawah level 3.800 lagi.

Menurut analis Corfina Capital Deni Hamzah, kondisi pasar saat ini dan untuk beberapa hari ke depan tidak menunjang tren yang konsisten alias tidak jelas arahnya. Namun, dia masih memprediksi support indeks di 3.800-an masih kuat secara teknikal. "Tapi kalau 3.800 terkoreksi lagi, mendingan (investor) pegang cash," jelasnya.

Untuk besok, dia juga masih melihat pasar masih fluktuatif. Tapi, dia memprediksi kalaupun menguat, indeks akan menguat tipis.

Bagi dividen 50% dari laba bersih, TINS melejit 4,2%

Bagi dividen 50% dari laba bersih, TINS melejit 4,2%
JAKARTA. Saham PT Timah Tbk (TINS) mengalami reli terbesarnya dalam dua bulan terakhir, setelah memutuskan pembagian dividen.

TINS melejit 4,2% ke level Rp 2.500, pada pukul 14.25 di Jakarta. Ini laju terbesarnya sejak 8 April lalu.

Hari ini, produsen timah terbesar di tanah air ini menyetujui pembayaran dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun lalu.

Indosat Lunasi Utang Obligasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) telah melakukan pelunasan pokkok dan bunga Obligasi Indosat IV dan Obligasi Ijarah Tahun 2005.

Dalam keterbukaannya ke BEI disebutkan nilai pelunasan obligasi tersebut mencapai Rp1,133 triliun.

Pelunasan utang obligasi ini dilakukan pada 21 Juni 2011 melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Fed Siap-siap Pukul Bursa Eropa

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Eropa diperkirakan bakal dibuka melemah pada Kamis (23/6) setelah ditutup melemah pada hari Rabu menjelang pertemuan Federal Reserve yang berakhir dengan Ben Bernanke mengumumkan prakiraan pertumbuhan direvisi 2,7-2,9 persen tahun ini, turun dari perkiraan April 3,1-3, 3 persen.

Mengutip Reuters, FTSE diperkirakan akan dibuka turun 30 poin ke level 5.743, DAX Jerman diperkirakan akan turun 32 poin ke 7.246 dan CAC 40 di Paris turun 23 poin ke 3.848. London FTSE ditutup turun 2,32 poin di 5.772,99 Rabu, indeks DAX turun 7,32 poin ke 7.278,19 dan Perancis CAC 40 juga turun 5,70 poin ke 3.871,37. Semua indeks utama Eropa turun untuk dua dari tiga hari perdagangan terakhir. Saham Philips terjadi penjualan besar setelah perusahaan mengeluarkan peringatan keuntungan.

Saham Asia juga diperdagangkan lebih rendah pada hari Kamis di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi AS, dengan para investor mengambil penilaian terhadap Ben Bernanke sebagai sinyal untuk menjual saham setelah rally empat hari. Saham AS jatuh pada jam terakhir perdagangan untuk ditutup lebih rendah Rabu akibat ketua Fed tidak memberikan indikasi rencana stimulus lebih lanjut.

Euro jatuh ke $ 1,4305 pada hari Kamis, juga off dari level tertingginya mendekati $ 1,4441 Rabu, sementara sterling Inggris mencapai titik terendah dalam tiga bulan di Asia setelah Bank of England menaikkan prospek pelonggaran kuantitatif lebih lanjut, kontras dengan Federal Reserve. Sterling jatuh ke $ 1,6047, level terendah sejak 1 April dan juga melemah terhadap euro, yang naik ke level tertingginya dalam dua minggu di 89,53 pence.

Kepala negara Uni Eropa akan menghadiri makan malam pada hari Kamis, diikuti dengan konferensi pers menjelang pertemuan Dewan Eropa pada hari Jumat di mana kebijakan ekonomi, migrasi dan aksesi Kroasia ke Uni Eropa diperkirakan menjadi agenda.

Sebuah sesi pleno Parlemen Eropa juga akan berlangsung untuk menetapkan Kepala Bank of Italy Mario Draghi menggantikan Jean Claude Trichet di Bank Sentral Eropa.

Dewan IMF akan bertemu dengan Menteri Keuangan Prancis Christine Lagarde pada hari Kamis di Washington DC, sementara pesaingnya Agustin Carstens bertemu dengan dewan pada Selasa. Proses seleksi diharapkan akan selesai pada 30 Juni dengan pertemuan anggota dewan pada 28 Juni untuk membahas dua kandidat menjelang suara.

Laba bersih IPOL tumbuh 83% menjadi Rp 170 miliar di tahun lalu

JAKARTA. PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar 83% pada tahun lalu. Keterbukaan informasi perseroan menunjukkan, laba bersihnya mencapai Rp 170 miliar, dibanding tahun sebelumnya senilai Rp 93 miliar.

Pertumbuhan laba ini ditopang naiknya penjualan sebesar 32% menjadi Rp 1,625 triliun di akhir 2010. Angka tersebut, disumbang dari hasil penjualan di dalam negeri sekitar 61%, sementara penjualan di China berkontribusi 39%.

Akibatnya, laba kotor perusahaan yang bergerak di industri kemasan ini pun terdongkrak 65% dibanding 2009, yaitu menjadi Rp 440 miliar. Laba usaha juga naik 106% menjadi Rp 278 miliar pada akhir tahun lalu.

Adapun, pada kuartal pertama tahun ini, perseroan sudah membukukan penjualan sebesar Rp 411 miliar, yang disumbang 57% dari penjualan dalam negeri, dan 43% dari hasil penjualan di China. Sementara, laba bersihnya mencapai Rp 30 miliar.

Timah Bagi Dividen Rp473,96 Miliar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Timah Tbk (TINS) menyetujui pembagian dividen 2010 sebesar Rp473,96 miliar.

Pembagian dividen ini sebesar 50% dari laba bersih 2010 sebesar Rp947,9 miliar. Pembagian dividen ini antara lain sebesar Rp308,07 miliar untuk pemerintah dan sebesar Rp165,88 miliar kepada publik. "Dividen tunai 2010 yang dibagikan sebesar Rp94,17 per saham," ujar Direktur Utama, Wachid Usman di Jakarta, Kamis (23/6).

Sisa laba bersih akan digunakan untuk program kemitraan sebesar Rp9,47 miliar atau 1%, dana bina lingkungan 2% atau Rp18,95 miliar, dan cadangan sebesar 47% atau Rp445,52 miliar.

Selain itu, dalam RUPST TINS juga mengangkat Suhendro sebagai anggota dewan komisaris menggantikan Wimpy Tjetjep.

Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp947,9 miliar pada 2010 dibandingkan periode sama sebelumnya Rp313,8 miliar. Pendapatan perseroan dari Rp7,7 triliun pada 2009 menjadi Rp8,3 triliun pada 2010. [hid]

TINS bagikan dividen hinga 50% dari laba 2010

TINS bagikan dividen hinga 50% dari laba 2010
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) membagikan dividen tunai sebanyak 50% dari laba bersih 2010 atau Rp 473,968 miliar.

Rincian pembagian dividen tersebut adalah kepada negara RI sebesar Rp 308,079 miliar dan kepada publik Rp 165,888 miliar.

"Nilai dividen tunai Rp 94,17 per saham," ujar Direktur Utama TINS Wachid Usman, Kamis, (23/6).

Tahun lalu laba bersih TINS sebesar Rp 947,9 miliar. Setelah dipotong dividen, sebanyak 47% atau Rp 445,5 ,miliar dari laba bersih akan dimasukkan sebagai cadangan. Sisanya, untuk dana program kemitraan dan dana bina lingkungan masing-masing 1% dan 2%.

Timah Setor Dividen Rp 473 Miliar

Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) membagikan dividen Rp 473,96 miliar atau 50% dari laba bersih tahun buku 2010, Rp 947,93 miliar. Dividen tunai mencapai Rp 94,17 per lembar.

Demikian hasil RUPS Tahunan perseroan, di Hotel Ritz Calton, Pacific Place, SCBD, Jakarta, Kamis (23/6/2011).

Menurut manajemen, total dividen yang disetor kepada pemerintah RI sekitar Rp 308,079 miliar. Sisanya, Rp 165,88 miliar untuk publik.

Sisanya laba akan digunakan untuk dana program kemitraan Rp 9,47 miliar dan dana bina lingkungan, Rp 18,95 miliar. Kemudian Rp 445,529 miliar sebagai dana cadangan dalam rangka ekspansi.

Tahun lalu TINS mencatat laba bersih naik tiga kali lipat di tahun 2010 menjadi sebesar Rp 947,9 miliar, sementara perolehan laba tahun 2009 hanya sebanyak 313,8 miliar.

Dengan adanya kenaikan laba bersih itu maka laba bersih per saham dasar perseroan pun naik menjadi 188,3 per lembar di tahun 2010, dari tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 62 per lembar.

Lebih tingginya laba bersih Perseroan pada tahun 2010 tersebut disebabkan naiknya harga logam timah dunia terutama pada tengah tahun kedua 2010.

(wep/ang)

Aksi jual saham EXCL, BMRI, dan BNII menggerus IHSG di sesi I

JAKARTA. Tiga saham bluechips, yaitu XL Axiata Tbk (EXCL), Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan Bank International Indonesia Tbk (BNII) paling banyak dilepas investor pada sesi pertama perdagangan hari ini.

Koreksi saham EXCL sebesar 2,4%, juga tumbangnya BMRI 0,71%, dan pelemahan BNII hingga 3,51%, telah menggerus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada siang ini.

Data Bloomberg menunjukkan, volume transaksi saham EXCL hingga sesi pagi berakhir mencapai 1,03 juta saham. RBS Asia Securities paling banyak melego saham ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 19,58 miliar. Lalu, J.P. Morgan Securities Indonesia dengan penjualan Rp 2,01 miliar, dan Bahana Securities sejumlah Rp 1,73 miliar.

Sementara, total saham BMRI yang ditransaksikan sebanyak 4,02 juta. Tiga broker yang paling banyak melepas saham ini, yaitu Kresna Graha Securities senilai Rp 7,41 miliar, Kim Eng Securities dengan penjualan Rp 4,38 miliar, Credit Suisse Securities Indonesia sejumlah Rp 4,16 miliar.

Adapun, jumlah saham BNII yang diperdagangkan hingga siang ini sejumlah 136.500 saham. Phillip Securities Indonesia berada di posisi teratas broker yang paling banyak menjual BNII, yaitu mencapai Rp 27,89 miliar. Diikuti, ETrading Securities dengan nilai penjualan Rp 22,18 miliar, dan Mandiri Sekuritas senilai Rp 11,20 miliar.

Koreksi delapan sektor menyeret IHSG turun 0,13% di sesi pagi

JAKARTA. Koreksi tipis melanda IHSG siang ini. Hingga perdagangan sesi pertama berakhir, indeks melorot tipis 0,13% ke posisi 3.816.812.

Koreksi indeks disebabkan pelemahan delapan dari 10 sektor yang diperdagangkan. Penurunan terbesar dicatat sektor perkebunan, yaitu sebesar 0,82%. Sedangkan, aneka industri menjadi penopang indeks setelah berhasil naik 0,90%.

Total ada 102 saham yang memerah, berbanding 90 saham yang menghijau. Sedangkan, 94 saham lainnya memilih tidur.

Perdagangan hingga siang ini tak terlalu ramai, terlihat dari total nilai perdagangan yang hanya Rp 1,696 triliun. Sementara volume saham yang ditransaksikan mencapai 3,06 miliar.

Beberapa saham penghuni top losers adalah Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) yang anjlok 20,77% ke RP 1.450. Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) turun 10,37% ke Rp 121. Ever Shine Tex Tbk (ESTI) melemah 8,33% ke Rp 110. Pudjiadi Prestige Limited Tbk (PUDP) turun 7,61% ke RP 425. Jakarta International Hotel & Development Tbk (JIHD) terkoreksi 7,59% ke Rp 730.

Sedangkan, top gainers dihuni antara lain Kimia Farma Tbk (KAEF) yang melesat 24,39% ke Rp 255. Ekadharma International Tbk (EKAD) menguat 23,81% ke Rp 520. Indofarma Tbk (INAF) naik 17,07% ke Rp 96. Pyridam Farma Tbk (PYFA) reli 14,53% ke Rp 205. Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) menguat 14% ke Rp 570.

Asing Beli, IHSG Ditutup Turun hanya 0,1%

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada perdagangan Kamis (23/6) sesi I ditutup turun 5,02 poin atau 0,1% ke 3.816,81. Volume perdagangan sebesar 3,06 miliar saham senilai Rp1,5 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 110 saham turun, 96 saham naik dan 98 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp331,1 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp632,5 miliar dan penjualan asing sebesar Rp301,4 miliar.

Indeks JII turun 0,2 poin ke 523,86, indeks ISSI turun 0,08 poin ke 121,80 dan indeks LQ45 turun 0,4 poin ke 675,48. Pelemahan ditopang sektor perkebunan hingga trun 18,8 poin ke 2.288,36. Namun perlawanan ditunjukan sektor industri dasar yang naik 9,7 poin ke 1.092 disusul sektor manufaktur yang naik 1,6 poin ke 880,77.
Meski banyak sentimen negatif, sejak pembukaan indeks terus melakukan perlawanan menuju zona ositif hingga penutupan sesi I. Level terendah sesi I berada di 3.801,70 dan level tertinggi di 3.821,55.

Sesi Dua, Pilih Saham Incaran Asing

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi bursa siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Investor sebaiknya fokus pada saham yang diincar asing. Apa saja pilihannya?

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (23/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 5,02 poin (0,13%) ke level 3.816,812. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun terbatas 0,40 poin (0,06%) ke angka 675.48.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 3,060 miliar lembar saham, senilai Rp1,526 triliun dan frekuensi 50.606 kali. Sebanyak 96 saham menguat, sedangkan 110 saham melemah dan 98 saham stagnan.
Namun, pelemahan indeks sesi pertama, justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp 331.1 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 632.5 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp 301.4 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor perkebunan memimpin koreksi 0,69%, disusul infrastruktur 0,47%, pertambangan dan industri dasar masing-masing 0,29%, perdagangan 0,25%, properti 0,24%, keuangan 0,06% dan konsumsi 0,04%. Hanya dua sektor yang menguat, manufaktur 0,18% dan aneka industri 0,89%.
Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah. “Indeks akan mengarah ke level support 3.795 dan resistance 3.831,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/6).

Pelemahan indeks hari ini, menurutnya, dipicu oleh pasar Asia yang merespon negatif pernyataan Gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke Kamis (23/6) dinihari tadi. The Fed menyatakan,perlambatan ekonomi AS di bawah ekspektasi. “Artinya, ekonomi AS lebih lambat dibandingkan perkiraan,” ujarPraska.

Apalagi, lanjutnya, The Fed juga merevisi negatif target pertumbuhan ekonomi AS untuk 2011 dari 3,1%-3,3% menjadi 2,7%-2,9%. Pada saat yang sama, The Fed belum memberikan sinyal akan adanya stimulus lanjutan setelah Quantitative Easing (QE) tahap dua senilai US$600 miliar berakhir Juni 2011 ini. “Karena itu, pasar masih bersikap wait and see atas situasi makro ekonomi AS,” imbuhnya.

Jika tidak ada stimulus lanjutan, menurutnya, kecenderungan dolar AS akan menguat dan harga komoditas akan kembali tertekan. Jadi, hari ini fokus pasar adalah The Fed. “Sentiment negatif dari AS itu bersamaan dengan momentum profit taking IHSG jelang akhir pekan di market domestik mengingat kenaikan indeks dua hari berturut-turut sebelumnyayang signifikan,” paparnya.

Sementara itu, menurut Praska, sentimen negatif dari Yunani dinilai pasar sudah selesai. Sebab, Perdana Menteri Yunani George Papandreou sudah mendapatkan mosi percaya dari parlemen. Sekarang, tinggal menunggu mosi percaya parlemen untuk melakukan penghematan fiskal berupa pemangkasan anggaran, kenaikan pajak dan penjualan aset-aset negara. “Setelah itu, pasar tinggal menunggu realisasi bailout pada awal Juli 2011 senilai US$12 miliar euro,” ungkapnya.

Dalam situasi ini, dia menyarankan agar pasar fokus pada saham saham-saham yang dilirik investor asing. Sebab, asing saat ini hingga pukul 11.09 WIB masih melakukan net buy senilai Rp261 miliar. “Tapi, investor lokal banyak melakukan profit taking, karena khawatir investor asing justru akan melakukan aksi jual besok, sehingga koreksi IHSG jauh lebih dalam,” ucapnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bumi Resources (BUMI), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Semen Gresik (SMGR). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut. Jika tidak mendapatkan harga rendah hari ini akibat belum meredanya profit taking, bisa melakukan pembelian besok,” imbuhnya.[ast]

Minyak Fluktuatif, Saham Batu Bara Tetap Moncer

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kendati harga minyak mentah bergerak fluktuatif, saham sektor batu bara masih tetap moncer. Hal ini didukung ekspektasi permintaan komoditas ini ke depannya.

Edwin Sebayang dari MNC Sekuritas merekomendasikan sektor batu bara. Sentimen positif berasal dari demand yang akan meningkat jelang musim panas. Hal ini didukung kenaikan permintaan untuk pembangkit listrik, “Karena sejumlah negara melakukan switching dari reaktor nuklir ke tenaga baru bara,” katanya kepada INILAH.COM.

Edwin menambahkan, permintaan terbesar akan datang dari China. Pasalnya, dengan harga batu bara domestik China yang sama dengan harga di luar negeri atau pasar spot, maka permintaan ekspor dari negeri Tirai Bambu ini akan meningkat,”Terutama karena harga batu bara domestik China bisa naik terus,” paparnya.

Untuk sektor tambang, Edwin masih melihat ada peluang penguatan untuk saham TB Bukit Asam (PTBA) dan Indika Energy (INDY), “Rekomendasi beli untuk emiten-emiten ini,”katanya.

PTBA menarik karena proyek rel kereta api ganda yang rampung pada 2012. Selain itu, perseroan juga mendirikan anak usaha baru berbasis kontraktor batubara, PT Bukit Asam Bangko, yang akan menggarap tambang Bangko di Sumatera Selatan. Pengoperasian tambang baru ini akan dilakukan seiring selesainya proyek kereta api yang dikelola Bukit Asam Transpacific Railway (BATR) pada 2013.

Sementara Pardomuan Sihombing, Kepala Riset Recapital Securities mengatakan, saham pertambangan masih menarik terkait kinerjanya yang diperkirakan positif. Merujuk pada tahun lalu. Domu meyakini kinerja emiten sektor ini bisa meningkat pada akhir tahun. “Return on equity (ROE) emiten sektor ini bisa mencapai 43,4%, tertinggi ketimbang sektor lain,” katanya.

Salah satu saham pilihannya untuk sektor tambang adalah Adaro Energy (ADRO). Hal ini didukung proyeksi pertumbuhan earning per share (EPS) perseroan yang bisa mencapai 93,2% sehingga PER berpotensi menuju 16,2 kali pada akhir 2011.

Saham lain pilihannya adalah Bayan Resources (BYAN) yang menarik karena proyeksi pertumbuhan EPS bisa mencapai 222,3%. Sedangkan PER diperkirakan bisa mencapai sebesar 29,1 kali. “Kedua emiten ini masih memiliki peluang menarik,” katanya.

Sedangkan Yuganur Wijanarko, Periset Senior HD Capital lebih menjagokan saham Bumi Resources (BUMI), karena grafik mingguan secara teknikal mulai menunjukkan sedikit perbaikan. Menurutnya, koreksi yang terjadi akibat kekecewaan pasar, menyusul kenaikan rasio hutang perseroan, akan menutup price gap bawah di Rp3.100 dan support berikutnya di Rp2.975, “Rekomendasi BUMI dengan target harga bisa mencapai Rp3.300,”katanya.

BUMI telah merilis laporan keuangan kuartal pertama 2011 dengan laba bersih turun 13,3% YoY menjadi US$123.3 juta, sementara pendapatan tumbuh 21% YoY menjadi US$850 juta. Penurunan laba bersih ini lebih disebabkan pencatatan kerugian atas pembatalan penjualan anak usaha yakni Gallo Oil senilai US$35.9 juta dan normalisasi tarif pajak menjadi 45% dari 30% di kuartal pertama 2010.

Dari sisi operasional, produksi batubara perseroan tercatat 11,7% YoY menjadi 15 juta ton. Sementara penjualan batubara hanya mencapai 14 juta ton dengan rata-rata harga jual US$87.7/ton (naik 39,4% YoY). Stripping ratio juga naik menjadi 11,9 kali dibandingkan 10,3 kali pada periode yang sama 2010.

BUMI saat ini berencana menurunkan jumlah utang sebesar US$1 miliar tahun ini dari posisi saat ini sebesar US$3.78 miliar. Caranya adalah dengan melakukan percepatan pembayaran utang tranche pertama kepada CIC senilai US$600 juta pada Oktober.

Terkait obligasi konversi (Convertible Bond) yang akan diterbitkan Vallar Plc. sebagai kompensasi pemindahan kepemilikan 75% saham PT Bumi Resources Mineral (BRMS), BUMI berencana menawarkan obligasi konversi tersebut ke beberapa pihak, salah satunya adalah CIC, sebagai pembayaran utang tranche pertama Oktober.

Obligasi konversi senilai US$2.07 miliar yang diterbitkan Vallar Plc. memiliki tenor 5,5 tahun dengan kupon 2% per tahun. Obligasi ini juga dapat dikonversi menjadi saham Vallar Plc. dengan harga konversi15.8841/saham.

Berdasarkan kinerja BUMI kuartal pertama, Christine Salim, Head of Research dari Samuel Sekuritas masih melihat peluang kenaikan pada saham BUMI. “Maintain buy untuk emiten ini,” ungkapnya. [mdr]

ursa Asia Mulai Pulih, IHSG Masih Melemah 5 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu cetak 5 poin dan turun tipis 6 poin meski mayoritas bursa regional sudah mampu balik arah ke jalur hijau. Profit taking di saham-saham komoditas masih marak terjadi.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun tipis 7,404 poin (0,20%) ke level 3.814,428 berbarengan dengan ambruknya bursa-bursa Asia merespons kekhawatiran perlambatan ekonomi global setelah pengumuman The Fed soal ekonomi AS.

Di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti itu, investor menjadi tidak 'pede' untuk menanamkan modalnya. IHSG pun tak mampu bergerak ke atas dan hanya bisa terpuruk di zona merah dengan posisi terendahnya di level 3.801,700.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (23/6/2011), IHSG menipis 5,020 poin (0,14%) ke level 3.816,812. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 0,398 poin (0,06%) ke level 675,480.

Aksi beli selektif mulai terjadi secara perlahan sehingga laju pelemahan IHSG bisa sedikit ditahan. Dua indeks sektoral berusaha menarik IHSG keluar dari jeratan jaring merah, yaitu indeks aneka industri dan manufaktur.

Namun profit taking di saham-saham berbasis komoditas, terutama perkebunan, membuat IHSG semakin kehilangan poin. Harga minyak dunia yang naik tinggi menekan harga-harga komoditas lainnya.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 50.606 kali pada volume 3,060 miliar lembar saham senilai Rp 1,696 triliun. Sebanyak 96 saham naik, 110 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Mayoritas bursa-bursa di Asia mampu balik arah ke zona hijau dengan penguatan tipis walaupun pagi tadi merespon negatif pernyataan The Fed soal ekonomi AS dan melemahnya Wall Street semalam. Hanya bursa Hong Kong dan BEI yang masih ketinggalan.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 6,38 poin (0,24%) ke level 2.655,70.
  • Indeks Hang Seng melemah 171,90 poin (0,79%) ke level 21.688,07.
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 8,37 poin (0,09%) ke level 9.637,80.
  • Indeks Straits Times menguat tipis 3,44 poin (0,11%) ke level 3.046,27.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 500 ke Rp 60.500, Mandom (TCID) naik Rp 450 ke Rp 8.800, Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 350 ke Rp 16.650, dan Indospring (INDS) naik Rp 325 ke Rp 4.875.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Asuransi Ramayana (ASRM) turun Rp 380 ke Rp 1.450, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 20.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 250 ke Rp 45.100, dan Adira Finance (ADMF) turun Rp 200 ke Rp 13.000.

(ang/qom)