Kamis, 23 Juni 2011

Harga Minyak Merosot Dramatis

London - Harga minyak mentah dunia secara dramatis merosot seiring menguatnya dolar AS dan juga kekhawatiran berkurangnya permintaan akibat proyeksi ekonomi AS yang tidak terlalu cerah.

Pada perdagangan Kamis (23/6/2011), kontrak utama minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Agustus sempat merosot hingga US$ 92,67 per barel, sebelum akhirnya sedikit naik ke US$ 93,09 per barel atau berarti merosot 2,32 dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya.

Minyak Brent North Sea pengiriman Agustus juga merosot US$ 3,09 menjadi US$ 111,12 per barel di tengah perdagangan.

Harga komoditas dan pasar saham merosot setelah Bank Sentral AS memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Dalam pertemuannya, Federal Open Market Committe (FOMC) juga tidak memberikan pernyataan mereka akan memberikan stimulus tambahan guna mendorong perekonomian. Langkah tersebut tentu saja mengecewakan investor yang berharap ada stimulus tambahan untuk menggairahkan lagi perekonomian AS.

"Saya tidak dapat melihat apapun dari sisi bullish untuk minyak," ujar Robert Montefusco, broker dari Sucden Financial seperti dikutip dari Reuters.

"Harga sudah terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama dan semua titik findamental adalah pada pasar yang lebih lemah. Saya tidak berpikir kita akan melihat crash, tapi segala sesuatu mengatakan harga minyak terlalu tinggi," urainya.

Dolar AS tercatat menguat terhadap sebagian besar mata uang dunia, sehingga terus menekan minyak mentah yang berdenominasi dolar AS.

Data ekonomi China yang mengecewakan juga semakin menekan harga minyak. Pertumbuhan sektor pabrikan China pada Juni semakin melambat meski tekanan harga-harga berkurang. Hal itu merefleksikan dampak dari kebijakan moneter ketat dan melambatnya permintaan global.

(qom/hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar