Kamis, 23 Juni 2011

IHSG Terancam Kembali Longsor

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Rencana Perdana Menteri Yunani George Papandreou melakukan aksi pengencangan ikat pinggang dan memuluskan dukungan dana, mendapat dukungan 51,66% anggota parlemen. Dengan adanya mosi percaya itulah, negeri para dewa tersebut diharapkan bisa terbebas dari gagal bayar alias default.

Peristiwa ini langsung disambut hangat pelaku pasar. Kendati belum seramai sebelum muncul suasana kelabu di Eropa, perdagangan d sejumlah bursa saham mengalami penguatan yang cukup signifikan. Dow Jones Industrial Average (^DJI) yang sudah terperosok ke level 11.000-an kini sudah kembali ke tataran 12.000, tepatnya di 12.190 (22/6).

Bursa efek Indonesia, juga demikian. Pada penutupan Rabu kemarin, IHSG tercatat sudah menclok di 3.821,83. Itu berarti, dalam waktu tiga hari indeks berhasil menguat 100 poin atau sekitar 2,6%. Harga saham-saham kelas satu dan second liner, yang semula jumpalitan, kini mulai merangkak naik.

Apakah ini pertanda bullish? Nanti dulu. Sejumlah analis mengatakan penguatan ini hanya didorong oleh sentimen sesaat. Sebab akar masalahnya, krisis Yunani dan sejumlah negara di Eropa serta Amerika, belum selesai.

Pengucuran dana bantuan untuk Yunani oleh sejumlah negara di Eropa senilai 12 miliar euro misalnya, belum mencapai kata sepakat. “Indeks akan kembali terkoreksi,” ungkap seorang kepala riset. Nasib negeri para dewa ini baru akan diketahui kepastiannya pasca European Summit yang diselenggarakan 23-25 Juni.

Jika pertemuan ini tetap tak menghasilkan kesepakatan yang bersifat membantu krisis Yunani, dipastikan, pasar akan kembali terguncang. Dampaknya, tentu saja, akan merembet ke Jakarta. Itulah yang membat investor asing melakukan pembelian dengan ekstra selektif. Mereka khawatir, akan muncul sentimen negatif dari pertemuan tersebut.

Sementara di dalam negeri juga tak ada berita yang menggembirakan hati. Setelah terbitnya laporan keuangan triwulan I dan pengumuman pembagian dividen oleh sejumlah emiten, nyaris tak ada lagi sentimen positif yangbisa mendorong perdagangan saham. Bahkan, yang ada malah sebaliknya, kekhawatiran terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM.

Makanya, tidak mengherankan jika para pelaku pasar tidak terlalu antusias dalam menyikapi penguatan IHSG di hari-hari terakhir ini. Mereka memperkirakan, dalam jangka pendek, indeks akan kembali melemah ke kisaran 3.710-3.800.

Berdasarkan ramalan itu, investor disarankan tetap berada di posisi aman dengan memegang uang kontan. Tapi bagi yang ingin mengadu peruntungan, disarankan untuk mengoleksi saham-saham dari second liner yang likuid dan efek unggulan yang harganya sudah terkoreksi cukup dalam.

Pilihan yang disodorkan, antara lain; PT Asia Pacific Flbers (POLY), PT Gajah Tunggal (GJTL), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Gas Negara (PGAS) dan PT Batu Bara Bukit Asam (PTBA). Saham-saham tersebut, diperkirakan masih mampu menelurkan gain antara 2%-3%. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar