Kamis, 18 Agustus 2011

Wow.. Wall Street Dibuka Melemah

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street dilanda aksi jual pada perdagangan Kamis (18/8). Hal ini didorong sentimen negatif dengan data ekonomi yang mengecewakan sehingga menambah suram pertumbuhan global.

Indeks Dow Jones turun 4,4% ke 10.906, indeks Nasdaq turun 5,1% dan indeks S&P turun 4,7% ke 1.137. Penurunan tajam Dow dimotori saham Bank of America hingga 8,4%. Untuk indeks S&P didominasi saham teknisi dan perbankan, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

Sentimen negatif juga datang dari laporan tentang pemeriksaan pemerintah federal AS dan regulator yang mengintensifkan pengawasan bank Eropa di AS. Belum lagi pernyataan Morgan Stanley tentang ekonomi global yang nyaris resesi. Pertumbuhan global turun dari 4,2% menjadi 3,9%. Pertumbuhan di negara maju diperkirakan tidak lebih tinggi dari 1,5% di tahun ini dan berikutnya.

Sementara bursa Eropa melemah dipimpin saham perbankan dan tambang dengan kekhawatiran permintaan sebagai akit badi pengetatan fiskal di China. Indeks DAX turun 3,5%. Indeks FTSE turun tipis dengan volume penjualan yang otomotif tumbuh hanya 0,2%.

Demikian juga dengan data Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran bulan Juli naik 9.000 menjadi 408.000. Angka ini merupakan di atas ekspektasi ekonom yang hanya naik menjadi 400.000. Data indeks harga konsumen naik 0,5% pada bulan Juli. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak maret setelah jatuh 0,2% pada bulan Juni. Bulan ini, ekspektasi ekonom hanya naik 0,2%.

Yah.. Klaim Pengangguran AS Naik di Bulan Juli

Headline
INILAH.COM, New York - Pada pekan lalu data klaim pengangguran naik dan harga konsumen naik bulan Juli, yang merupakan tercepat dalam empat bulan terakhir.

Data Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran naik 9.000 menjadi 408.000. Angka ini merupakan di atas ekspektasi ekonom yang hanya naik menjadi 400.000, demikian dikutip dari yahoofinance.com.

"Klaim ini sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan. Ini menunjukkan trend lambat untuk mempekerjakan angkatan kerja meskipun masih lebih baik dari kuartal kedua lalu," kata ekonom CIBC World Markets, Avery Shenfeld di Toronto.

Laporan lain dari Depnaker AS menunjukkan indeks harga konsumen naik 0,5% pada bulan Juli. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak maret setelah jatuh 0,2% pada bulan Juni. Bulan ini, ekspektasi ekonom hanya naik 0,2%.

Harga bensih naik 4,7% dari bulan sebelumnya 6,8% yang menyumbang setelah dari kenaikan CPI bulan Juni. Tetapi CPI inti tidak termasuk makanan dan energi naik 0,2% setelah naik 0,3% di bulan Juni.

ASII Rajai Penjualan Motor Capai 361.665 Unit

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) masih merajai penjualan kendaraan roda dua mencapai 361.665 unit melalui merek Honda pada bulan Juli 2011.

Demikian dikutip dari keterangan resmi ASII, Kamis (18/8). Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, ASII hanya berhasil menjual 292.779 unit.

Untuk penjualan kendaraan roda dua selain ASII mencapai 297.152 unit yang didominasi merek Yamaha mencapai 242.571 unit, merek suzuki mencapai 43.744 unit, merek Kawasaki mencapai 9.034 unit, merek TVS mencapai 1.764 unit dan merek lain 35 unit.

Dengan demikian penjualan kendaraan roda dua pada Juli 2011 mencapai 658.817 unit atau naik tipis pada periode yang sama tahun lalu 653.390 unit.

Juli, Astra Jual Mobil Capai 47.500 Unit

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) menjelsakan penjualan mobil bulan Juli mencapai 47.500 unit dari 41.499 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan, Kamis (18/8). Dari jumlah tersebut, penjualan mobil merek Toyota terbanyak mencapai 30.188 unit, disusul merek Daihatsu mencapai 14.107 unit, merek Isuzu mencapai 2.925 unit, UD Trucks mencapai 264 unit dan Peugeot hanya 16 unit.

Sementara penjualan mobil non Astra terbanyak dialami merek Mitsubishi sebesar 13.724, merek lain sebesar 13,340 unit, merek Suzuki sebesar 9.258, merek Honda 5.234.

Dengan demikian penjualan mobil non Astra mencapai 41.556. Sedangkan total penjualan domestik mencapai 89.056 unit dari 72.100 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Indikasi Memburuk, Mata Uang Asia Terkoreksi

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Mata uang Asia melemah , dipimpin dolar Singapura dan rupiah Indonesia. Hal ini dipicu data ekonomi yang mengindikasikan prospek yang lebih lemah untuk kawasan.

Indeks Dollar Asia Bloomberg-JPMorgan pada Kamis (18/8) jatuh terdalam untuk sepekan karena beberapa faktor. Seperti laporan yang menunjukkan ekspor Jepang menyusut lebih dari estimasi ekonom, pertumbuhan ekonomi Malaysia di laju paling lambat sejak 2009 serta merosotnya penjualan luar negeri Singapura pertama kalinya dalam tiga bulan.

Morgan Stanley dan Deutsche Bank AG juga memangkas perkiraan untuk pertumbuhan China atas kekhawatiran ekspor akan melambat karena memburuknya prospek ekonomi global.

"Struktur ekonomi kita cenderung mengarah ke sektor eksternal dan ketika ada kekhawatiran tentang permintaan luar negeri, kita khawatir tentang ekspor," kata Nalin Chutchotitham, analis pasar di Kasikornbank Pcl di Bangkok. "Ini membebani mata uang regional."

Dolar Singapura turun 0,4% menjadi 1,2066 per dolar AS pada 10:45 waktu setempat, siap untuk penurunan terbesar dalam dua pekan. Rupiah turun 0,2% menjadi 8.533 dan ringgit Malaysia turun 0,1% menjadi 2,9765 per dolar AS, terkoreksi dari level tertinggi dua pekan.

Indeks saham MSCI Asia Pacific turun 0,7%, menghentikan kenaikan dalam tiga hari. Ekspor Jepang turun 3,3% pada Juli dari tahun sebelumnya. Perkiraan median dari 24 ekonom yang disurvei Bloomberg adalah penurunan 2,6%, setelah koreksi 1,6% pada Juni.

Mata uang Indonesia melemah untuk pertama kalinya dalam empat hari, karena indeks saham nasional (IHSG) naik 1,2%. "Saham Asia turun dan memberi tekanan pada rupiah," ujar Mika Martumpal, analis mata uang di Commonwealth Bank di Jakarta.

Penjualan luar negeri Singapura menyusut 2,8% bulan lalu dari tahun sebelumnya. Sementara produk domestik bruto Malaysia naik 4% pada kuartal terakhir, setelah naik 4,9% tiga bulan sebelumnya.

"Dengan PDB lebih lambat dan inflasi, kemungkinan kenaikan suku bunga telah berkurang," kata Nik M. Khairul, dealer treasury di Asian Finance Bank Bhd, Kuala Lumpur. "Ringgit tidak dapat diharapkan menguat sangat cepat sekarang."

Yuan turun 0,03% menjadi 6,3888 per dolar di Shanghai setelah Morgan Stanley memangkas perkiraan PDB 2012 untuk China menjadi 8,7% dari sebelumnya 9%, seraya mengatakan perekonomian terbesar di Asia tidak akan terisolasi dari perlambatan di AS dan Eropa. Sedangkan Deutsche Bank menurunkan prediksi untuk ekspansi tahun ini menjadi 8,9% dari 9,1%.

Pertumbuhan perdagangan China akan melambat pada semester kedua dan pengetatan fiskal di negara-negara Barat berarti permintaan mereka akan berkurang. Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan Chen Deming di Hong Kong. China merupakan eksportir terbesar dunia dan penyumbang terbesar ekspansi ekonomi global.

Di tempat lain, Peso Filipina turun 0,1% menjadi 42,478 per dolar dan baht Thailand turun 0,1% menjadi 29,88. Dolar Taiwan sedikit berubah pada 28,956 dan won Korea Selatan berada di 1,071.85 per dolar AS. [mdr]

Garap Wahana Hiburan, ELTY Gandeng Investor Asing

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akan menggandeng satu investor asing untuk mempersiapkan wahana hiburan di Sentul Nirwana.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), Kamis (18/8). "Kita akan kembangkan theme park di Sentul Nirwana, dan ada satu wahana dari luar yang akan kita gandeng," ujar Hiramsyah.

Lebih lanjut ia mengatakan, proses untuk menggandeng satu wahana ini memang panjang. Perseroan mengharapkan dalam satu tahun untuk menggandeng investor asing dalam wahana hiburan dapat diselesaikan. "Biasanya akan panjang sekali, persetujuan satu hingga dua tahun, sudah menggerucut, dan belum final," kata Hiramsyah.

Sebelumnya perseroan mengaku telah mempersiapkan setidaknya lima wahana hiburan untuk dibangun di kawasan yang masuk dalam tahap pertama penggarapan Bukit Jonggol Asri (BJA) tersebut. Wahana pertama yang dinamai The Jungle Land diharapkan sudah bisa beroperasi pada pertengahan 2012.

Kelima wahana tersebut diharapkan akan selesai dalam waktu lima tahun hingga tujuh tahun ke depan. [hid]

Ups! Wall Street Diprediksi Turun

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street diprediksi akan turun tajam pada perdagangan Kamis (18/8). Investor merespon negatif proses penyelidikan Departemen Kehakiman AS terhadap lembaga rating S&P.

Hari ini ada rilis data klaim pengangguran untuk pekan terakhir Agustus. Analis memprediksi klaim akan naik tipis dari 395.000 ke 400.000. Ada juga rilis data penjualan rumah untuk bulan Juli. Analis memprediksi terjadi penurunan penjualan menjadi 4.700.000 dari US$4,8 juta di bulan sebelumnya, demikian dikutip dari yahoofinance.com..

Pasar juga mencermati pernyataan Morgan Stanley tentang ekonomi global yang nyaris resesi. Pertumbuhan global turun dari 4,2% menjadi 3,9%. Pertumbuhan di negara maju diperkirakan tidak lebih tinggi dari 1,5% di tahun ini dan berikutnya.

Sementara bursa Eropa melemah dipimpin saham perbankan dan tambang dengan kekhawatiran permintaan sebagai akit badi pengetatan fiskal di China. Indeks DAX turun 3,5%. Indeks FTSE turun tipis dengan volume penjualan yang otomotif tumbuh hanya 0,2%.

Bursa Asia melemah seperti indeks Hang seng turun 1,3%, indeks Nikkei turun 1,2% ke 8.943, indeks Shanghai turun 1,65 ke 2.559, ASX turun 1,2% ke 4.251.

Saham ENRG Terbanyak Dibeli Asing, Kamis (18/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ENRG hari ini terbanyak dibeli investor asing mencapai 31,1 juta saham dari volume perdagangan 406,3 juta saham dengan total transaksi Rp82,06 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (18/8). IHSG ditutup menguat 67,67 poin atau 1,7% ke 4.020,95. Volume perdagangan mencapai 6,4 miliar saham senilai Rp6,09 triliun.

IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp25,5 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,42 triliun dan penjualan asing sebesar Rp2,21 triliun.

Urutan kedua saham BNBR mencapai 19,5 juta saham dari volume perdagangan 922,7 juta saham dengan total transaksi senilai Rp62,7 miliar. Urutan ketiga saham BMRI mencapai 17,6 juta saham dari volume perdagangan 38,7 juta saham dengan total transaksi senilai Rp284,8 miliar. Urutan keempat saham LPKR mencapai 16,8 juta saham dari volume perdagangan 158,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp127,7 miliar.

Urutan kelima saham BIPI mencapai 16,5 juta saham dari volume perdagangan 49,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp5 miliar. Urutan keenam saham DOID mencapai 16,5 juta saham dari volume perdagangan 81,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp74,06 miliar. Urutan ketujuh saham BBNI mencapai 14,3 juta saham dari volume perdagangan 26,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp115,7 miliar.

Urutan kedelapan saham BBRI mencapai 11,2 juta saham dari volume perdagangan36,6 juta saham dengan total transaksi senilai Rp248 miliar. Urutan kesembilan saham BSDE mencapai 8,5 juta saham dari volume perdagangan 16,3 juta saham dengan nilai transaksi Rp17,1 miliar. Urutan kesepuluh saham MNCN mencapai 8,07 juta saham dari volume perdagangan 22,3 juta saham dengan nilai transaksi Rp21,4 miliar.

Yen dan Kekhawatiran The Fed Bebani Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Sydney – Saham Asia jatuh pertama kalinya dalam empat hari, setelah dua pejabat The Fed mempertanyakan stimulus yang diterapkan untuk AS dan penguatan yen ke level tertinggi pascaPerang Dunia.

Indeks MSCI Asia Pacific pada perdagangan Kamis (18/8), turun 1,5% menjadi 123,45 pada pukul 3:54 di Tokyo. Dua saham turun untuk setiap yang naik. Indeks, naik 2,8% dalam tiga hari terakhir karena laba perusahaan Asia yang lebih tinggi berhasil mengimbangi keprihatinan krisis utang Eropa dan pelemahan pemulihan ekonomi AS.

"Yang ditakutkan adalah bahwa jika semua stimulasi dihapus, ekonomi AS mungkin tenggelam," kata Jason Teh di Investor Mutual Ltd, Sydney. "Ekonomi AS sangat penting bagi pertumbuhan global, demikian juga pembicaraan tentang stimulus yang akan berdampak pada persepsi investor pasar saham."

Indeks Nikkei Jepang 225 Stock Average turun 1,3% dan S & P / ASX 200 Australia turun 1,2%. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,9%. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,7%, memperpanjang kerugian setelah Morgan Stanley mengatakan ekonomi negara tersebut dapat tumbuh, kurang dari estimasi karena pelemahan konsumsi dalam negeri.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 merosot 0,9% hari ini. Di New York, S & P 500 naik 0,1% kemarin, menghapus kenaikan sebelumnya, setelah Dell Inc mengungkapkan perkiraan penjualan lemah.

Honda Motor Co, produsen mobil yang mendapat 83% dari penjualan luar negeri, turun 2,6% di Tokyo. Penguatan yen mengancam prospek pendapatan eksportir Jepang. Sony Corp, eksportir elektronik konsumen terbesar Jepang, turun 2,4%. Esprit Holdings Ltd, eksportir pakaian, turun 2,3% di Hong Kong.

Saham teknologi adalah pembeban terbesar indeks Asia Pasifik, dengan Samsung Electronics Co, yang mendapat seperlima penjualan dari AS, merosot 5,7% di Seoul. LG Electronics Inc, yang mendapat 30% pendapatan di Amerika Utara, turun 6,1%.

LG Display Co, yang menerima lebih dari 90% pendapatan dari luar negeri, turun 8,5%, setelah Shinhan

Investment Corp menurunkan estimasi harga saham 19%, memprediksi kerugian operasional perusahaan akan bertambah luas pada kuartal ketiga. Hynix Semiconductor Inc, pembuat chip memori komputer kedua terbesar dunia, anjlok 12%.

Eksportir Jepang turun karena yen dihargai untuk 76,66 yen dan menyentuh 76,41, setelah pasar saham ditutup kemarin di Tokyo, mendekati level tertinggi pascaPerang Dunia II sebesar 76,25 yen pada 17 Maret. Penguatan yen menekan saham eksportir karena memotong nilai penjualan luar negeri.

HSBC Holdings Plc, pemberi pinjaman terbesar di Eropa dari nilai pasar yang mendapat 20% pemasukan dari Amerika Utara, turun 1,7%. Hal ini terjadi setelah Wall Street Journal melaporkan regulator AS sedang meningkatkan pengawasan bank-bank Eropa yang beroperasi di negara itu.

Saham komoditas jatuh, dengan tembaga berjangka dan minyak mentah di New York terkoreksi 0,6% hari ini. BHP Billiton Ltd, perusahaan tambang utama dunia dan produsen minyak terbesar Australia, turun 1,8% di Sydney dan rivalnya Rio Tinto Group turun 1,5%. Woodside Petroleum Ltd, produsen migas terbesar kedua Australia, turun 2,4% dan eksplorer minyak Jepang Inpex Corp merosot 2,3% di Tokyo.

Esso Malaysia Bhd, kilang minyak dan pengecer, jatuh 17% di Kuala Lumpur setelah San Miguel Corp yang berbasis di Manila sepakat membeli saham pengendali Exxon Mobil Corp pada harga diskon.

Perusahaan makanan dan minuman terbesar Filipina kemarin mengatakan akan mengakuisisi 65% saham Exxon di Esso Malaysia Bhd senilai US$206 juta atau 3,50 ringgit per saham. San Miguel, yang juga membeli dua unit Exxon di Malaysia dengan gabungan US$ 403 juta, naik 2,4%. [mdr]

Inilah Daftar "Top Foreign Sell' Kamis (18/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham BRAU hari ini terbanyak dijual investor asing mencapai 74,7 juta saham dari volume perdagangan 414,1 juta saham dengan total transaksi Rp225,09 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (18/8). IHSG ditutup menguat 67,67 poin atau 1,7% ke 4.020,95. Volume perdagangan mencapai 6,4 miliar saham senilai Rp6,09 triliun.

IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp25,5 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,42 triliun dan penjualan asing sebesar Rp2,21 triliun.

Urutan kedua saham PGAS mencapai 40,5 juta saham dari volume perdagangan 174,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp589,1 miliar. Urutan ketiga saham BUMI mencapai 34,7 juta saham dari volume perdagangan 111,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp304,09 miliar. Urutan keempat saham ELTY mencapai 30,2 juta saham dari volume perdagangan 182,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp27,1 miliar.

Urutan kelima saham KIJA mencapai 29,3 juta saham dari volume perdagangan 187,1 juta saham dengan total transaksi senilai Rp36,1 miliar. Urutan keenam saham ASRI mencapai 19,3 juta saham dari volume perdagangan 106,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp45,8 miliar. Urutan ketujuh saham BORN mencapai 11,5 juta saham dari volume perdagangan 18,3 juta saham dengan total transaksi senilai Rp23,5 miliar.

Urutan kedelapan saham SIMP mencapai 10,8 juta saham dari volume perdagangan 21,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp27,02 miliar. Urutan kesembilan saham ADRO mencapai 9,06 juta saham dari volume perdagangan 43,4 juta saham dengan nilai transaksi Rp103,9 miliar. Urutan kesepuluh saham IPOL mencapai 7,4 juta saham dari volume perdagangan 25,1 juta saham dengan nilai transaksi Rp4,2 miliar.

BEI bakal tambah instrumen investasi berupa structured warrants

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mengembangkan sejumlah produk baru guna memperkaya instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan bagi investor. Salah satunya structured warrants.

Direktur Pengembangan BEI Frederica Widyasari Dewi mengatakan, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan para ahli structured warrants dari sejumlah negara seperti Hong Kong, Singapura dan Malaysia. Saat ini pihaknya telah menyiapkan draf peraturan tentang pencatatan, perdagangan dan keanggotaan structured warrants.

Jika biasanya warrants diterbitkan oleh perusahaan tercatat, maka strucutred warrants diterbitkan oleh pihak ketiga, yaitu sekuritas. "Sudah ada empat hingga lima AB (anggota bursa) yang sudah komit menjadi penerbit structured warrants," ujarnya, Kamis (18/8).

Direktur IT Bursa Efek Indonesia (BEI) Adhikin Basirun mengatakan, pihaknya berharap infrastruktur produk baru tersebut bisa rampung tahun ini. "Kalau untuk pengembangan produknya akan dilakukan dari waktu ke waktu," tuturnya.

Nantinya, otoritas pasar modal juga akan melakukan diskusi dengan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) yang membahas peraturan terkait structured warrants. Sekedar informasi, warrants merupakan opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah saham tertentu pada harga yang telah ditentukan selama suatu jangka waktu tertentu.

Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Herman mengatakan, pihaknya belum tertarik untuk menerbitkan structured warrants. Hal senada disampaikan President Director BNI Securities Jimmy Nyo. Menurut Jimmy, pihaknya belum mempelajari terkait penerbitan structured warrants.

"Prosesnya kan panjang. Saat ini masih dibuat aturannya, lalu nanti bagaimana standard operating procedure (SOP)-nya. Kami sampai sekarang belum sampai ke sana," tuturnya.

Tambah infrastruktur logistik, BYAN beli kapal seharga US$ 55,4 juta

Tambah infrastruktur logistik, BYAN beli kapal seharga US$ 55,4 juta
JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melalui anak usahanya PT Muji Lines membeli satu kapal dari Favor Sum Investments Limited (Favor Sum) seharga US$ 55,4 juta.

Direktur BYAN Low Yi Ngo menyebut, perseroan dan Favor Sum telah meneken perjanjian jual beli kapal pada 16 Agustus 2011. Berdasarkan perjanjian itu, kapal akan dibangun, diluncurkan, dilengkapi dan diselesaikan di Dalian, China.

"Kapal akan dikirimkan kepada Muji Lines pada akhir November 2012," kata Yi Ngo dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini (18/8).

Manajemen BYAN bilang, kapal itu nantinya berfungsi sebagai terminal pengiriman mengambang kedua untuk Bayan Group. Pembelian ini sebagai salah satu belanja modal perseroan dengan tujuan lebih meningkatkan infrastruktur logistik perseroan dan kemampuan penanganan batubara.

Jika mendesak, BEI gunakan PP Bapepam sebagai acuan regulasi IPF

Jika mendesak, BEI gunakan PP Bapepam sebagai acuan regulasi IPF
JAKARTA. Rumusan penjaminan dana nasabah atau Investor Protection Fund (IPF) tidak tercantum dalam UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 dan masih harus menunggu revisi. Padahal, kebutuhan adanya jaminan kepada nasabah ini merupakan hal yang mendesak.

Oleh karena itu, Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi menyebut, jika mendesak, BEI mungkin akan menggunakan alternatif aturan lain, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

"Jika revisi UU Pasar Modal masih memerlukan waktu yang cukup lama, sementara kebutuhan ini mendesak, maka kami akan luncurkan IPF melalui PP Bapepam," kata Friderica, Kamis (18/8).

IPF merupakan lembaga penjamin dana nasabah ritel atas kepemilikan sahamnya. Lembaga ini akan berada di bawah pengawasan tiga Self Regulator Officer (SRO), yaitu Bursa Efek Indonesia(BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).

Nantinya, dana yang dijamin oleh IPF adalah dana nasabah ritel yang hilang karena disalahgunakan oleh broker atau pihak pengelola aset saham, bukan kerugian nasabah atas investasi sahamnya.

Diharapkan dengan adanya IPF ini, kenyamanan nasabah dalam bertransaksi saham bisa terjamin, sehingga menambah jumlah investor yang masuk ke pasar modal Indonesia.

Sst.. ELTY Tambah Direksi Baru

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menyetujui perubahan susunan direksi pada Kamis (18/8).

Susunan direksi yang telah menyetujui perubahan dengan penambahan direksi baru yaitu Feb Sumandar sebagai Direktur. Sehingga susunan direksi baru antara lain Presiden Direktur dan CEO Hiramsyah Thaib, posisi direktur dijabat oleh A.Amri Aswono Putro dan Feb Sumandar.

Susunan Komisaris antara lain dijabat oleh Presiden Komisaris Bambang Hendradi, Komisaris Independen dijabat oleh Lukman Purnomosidi dan Kanaka Puradireja, dan Komisaris dipegang oleh Supartono dan Armansyah Yamin.

Sebelumnya Direktur Keuangan ELTY, Ferdinand Sadeli telah mengundurkan diri beberapa waktu lalu. "Perubahan direksi dilakukan seiring dengan perkembangan perusahaan yang memerlukan manajemen yang lebih kuat dan profesional sehingga dapat terus meningkatkan nilai bagi pemegang saham," ujar Presiden Direktur ELTY, Hiramsyah Thaib, dalam siaran pers, Kamis (18/8).

Selain itu, hasil RUPSLB juga menyetujui perubahan dana hasil penawaran umum terbatas yaitu dari PT Bakrie Toll Road maka akan dialihkan kepada PT Bukit Jonggol Asri sebesar Rp200 miliar.

"Dana untuk PT Bukit Jonggol Asri akan lebih besar,karena PT Bakrie Toll Road akan melakukan penawaran umum terbatas pada akhir tahun, sehingga dananya dialihkan kepada Bukit Jonggol Asri sebesar Rp200 miliar," tutur Hiramsyah. [hid]

Saham GOLD Teraktif Diperdagangkan Kamis (18/8)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Gold teraktif diperdagangkan pada hari ini dengan transaksi mencapai 17.616 kali senilai Rp56,9 miliar dengan volume 112,5 juta saham.

Demikian dikutip dari data BEI, Kamis (18/8). IHSG ditutup menguat 67,67 poin atau 1,7% ke 4.020,95. Volume perdagangan mencapai 6,4 miliar saham senilai Rp6,09 triliun.

IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp25,5 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,42 triliun dan penjualan asing sebesar Rp2,21 triliun.

Urutan kedua saham LMPI dengan transaksi sebanyak 10,002 kali senilai Rp15,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 43,9 juta saham. Urutan ketiga saham TIFA dengan transaksi sebanyak 6.709 kali senilai Rp14,7 miliar dengan volume perdagangan mencapai 40,9 juta saham. Urutan keempat saham PGAS dengan transaksi sebanyak 4.885 kali senilai Rp589,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 174,2 juta saham.

Urutan kelima saham MDLN dengan transaksi sebanyak 4.512 kali senilai Rp86,6 miliar dengan volume perdagangan mencapai 241,2 juta saham. Urutan keenam saham ASII dengan transaksi sebanyak 3.441 kali senilai Rp443,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 6,1 juta saham. Urutan ketujuh saham MNCN dengan transaksi sebanyak 3.098 kali senilai Rp21,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 22,3 juta saham.

Urutan kedelapan saham BBRI dengan transaksi sebanyak 2,816 kali senilai Rp248,8 miliar dengan volume perdagangan mencapai 36,6 juta saham. Urutan kesembilan saham BUMI dengan transaksi sebanyak 2.791 kali senilai Rp304,09 miliar dengan volume perdagangan mencapai 111,2 juta saham. Urutan kesepuluh saham BHIT dengan transaksi sebanyak 2.735 kali senilai Rp18,3 miliar dengan volume perdagangan mencapai 85,9 juta saham.

ADB sokong biaya konsultasi pembentukan Investor Protection Fund

JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) berkontribusi dalam proses legalisasi lembaga penjamin dana nasabah di pasar modal (Investor Protection Fund/IPF).

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Friderica Widyasari Dewi menyebut, bantuan yang diberikan ADB berupa pembiayaan konsultasi sistem pelaksanaan regulasi yang dijalankan pada IPF. Namun, berapa besar biaya konsultasi regulasi itu, Friderica mengaku belum memiliki data resmi mengenai besarannya.

Dalam pembentukan IPF ini, ADB sebagai lembaga keuangan International mendukung upaya Indonesia untuk menyempurnakan pelaksanaan transaksi pasar modal terutama untuk perlindungan nasabah. "Hubungan ADB adalah dengan pemerintah Indonesia, sedangkan relasi BEI adalah hanya dengan pihak Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)," ujar Friderica.

Menurutnya, ADB sangat meyakini prospek positif dari pasar modal di Indonesia. Salah satunya karena Indonesia merupakan negara yang selama setahun ini mengalami kenaikan harga saham tertinggi di dunia. Oleh karena itu,untuk pengembangan pasar modal Indonesia, ADB sangat membantu teknikal sistemya.

BEI sudah menunjuk Robert C Richardon dari Securities Investor Protection Corporation (SIPC), Amerika Serikat (AS) sebagai konsultan. Saat ini , Robert masih dalam proses mempelajari proposal IPF yang dibuat BEI yang telah dikirimkan dua bulan lalu kepadanya. "Selain itu, Robert juga harus mempelajari regulasi dan tata cara perdagangan di pasar modal Indonesia," imbuh Friderica.

Hingga sesi sore, ASII, TLKM, dan UNVR paling banyak dikoleksi

JAKARTA. Pada perdagangan sesi kedua, saham-saham bluechips kembali menjadi incaran. Astra International Tbk (ASII), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih menjadi tiga bluechips yang paling banyak dikoleksi investor.

Tak heran, reli ASII sebesar 3,93%, penguatan TLKM 3,47%, dan reli UNVR 3,27%, menopang otot Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga melaju 1,7% sore ini.

Bloomberg mencatat, mayoritas asing masih mendominasi pembelian ketiga saham ini.

Hingga sesi sore berakhir, sebanyak 6,20 juta saham ASII telah ditransaksikan. Merrill Lynch Indonesia menjadi broker teraktif pembeli saham ini, yaitu mencapai Rp 90,85 miliar. Diikuti, Credit Suisse Securities Indonesia senilai Rp 69,47 miliar, dan Bahana Securities sekitar Rp 66,22 miliar.

Sedangkan, volume saham TLKM yang diperdagangkan hari ini mencapai 29 juta saham. Tiga broker yang paling banyak memboyong TLKM yaitu, Kim Eng Securities senilai Rp 59,78 miliar, Macquarie Capital Securities Indonesia Rp 55,24 miliar, dan Credit Suisse Securities Indonesia sejumlah Rp 35,53 miliar.

Adapun, total saham UNVR yang diperjualbelikan sejumlah 4,33 juta. UBS Securities Indonesia menempati posisi teratas broker yang paling getol mengoleksi saham ini, yaitu mencapai Rp 15,25 miliar. Lalu, Kim Eng Securities Indonesia senilai Rp 13,58 miliar, dan Bahana Securities Rp 13,47 miliar.

Meski pasar Asia memerah, IHSG berhasil ditutup rebound 1,7%

JAKARTA. Meski mayoritas pasar saham Asia tertekan, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan hari ini. Bahkan, hingga sesi kedua berakhir, IHSG kembali ke level 4.020,994 setelah reli 1,71%.

Laju sembilan sektor menopang otot indeks. Adapun, sektor yang mencatat kenaikan paling pesat, yaitu aneka industri yang naik sebesar 3,43%. Diikuti manufaktur yang reli 2,42%, juga sektor infrastruktur dengan penguatan 2,36%. Sedangkan, satu-satunya sektor yang masih tertekan yaitu konstruksi dengan koreksi tipis 0,08%.

Sebanyak 148 saham melaju ke zona hijau. Sementara 81 saham masih tertahan di zona hijau, dan 86 saham lainnya belum beranjak dari posisi penutupan sebelumnya.

Volume perdagangan hari ini cukup ramai yaitu melibatkan 6,407 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,099 triliun.

Saham Central Omega Resources Tbk (DKFT) yang meroket 24,21% ke Rp 1.180 menempati posisi teratas top gainers sore ini. Selanjutnya, ada saham Renuka Coalindo Tbk (SQMI) yang maju 23,26% ke Rp 265, dan Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) yang reli Rp 22,50% ke Rp 245.

Sedangkan, saham pengisi deretan top losers, diantaranya Centrin Online Tbk (CENT) yang tumbang 25% ke Rp 90. Lalu, Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) yang jatuh 11,54% ke Rp 1.380, juga Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (SOBI) yang melemah 10,20% ke Rp 2.200.

Perlambatan ekonomi global berpeluang menekan harga CPO

Perlambatan ekonomi global berpeluang menekan harga CPO
KUALA LUMPUR. Kekhawatiran melambatnya perekonomian global bisa menekan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Sentimen tersebut mungkin akan menutupi ekspektasi positif kenaikan permintaan ekspor yang bisa memperpanjang reli minyak sawit.

Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange bergerak tipis ke RM 3.035 atau setara US$ 1.019 per metrik ton, hingga pukul 3.32 sore di Kuala Lumpur, dari posisi kemarin di RM 3.033. Bahkan, pada sesi perdagangan pagi, kontrak yang sama sempat melemah ke RM 3.021 per metrik ton.

Morgan Stanley dan Deutsche Bank AG memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China. Mereka menyebut, beban utang dan pengangguran di AS serta Eropa mengancam permintaan produk-produk China. Morgan Stanley juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun ini.

Namun, Direktur Commodity Links Pte. Vijay Mehta menyebut, tekanan krisis sepertinya akan berdampak sangat terbatas. "Pasar sepenuhnya didukung oleh permintaan yang kuat," sebutnya.

Paramalingam Subramaniam dari Pelindung Bestari Sdn mengekspektasi ekspor Malaysia dalam 20 hari pertama bulan Agustus akan membaik jelang musim perayaan. "Diwali segera tiba, sehingga India akan mulai membeli," sebutnya.

Musim puncak permintaan dari India dimulai Agustus seiring Ramadhan, dan berakhir Oktober dengan festival Hindu Diwali. Saat ini, impor minyak nabati India kedua terbesar setelah China. Penimbunan stok menjelang festival akan memicu naiknya permintaan.

Parmalingan juga bilang, produksi Juli - Agustus sangat rendah, dan stok CPO yang tersedia juga semakin menyusut. Data Malaysian Palm Oil Board menyebutkan, cadangan turun menjadi 2 juta ton per Juli, dari 2,05 juta ton pada Juni. Sementara ekspor naik 9,1% persen menjadi 1,73 juta ton.

Abaikan Regional, IHSG Lampaui 4.000

INILAH.COM, Jakarta – Pascalibur sehari, IHSG berhasil membukukan penguatan, mengabaikan sentimen negatif dari bursa regional. Apresiasi dipimpin sektor aneka industri.

Pada perdagangan Kamis (18/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 67,72 poin (1,71%) ke level 4.020,99, dengan intraday tertinggi 4.020,99 dan terendah di 3.953,82. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 14,94 poin (2,13%) ke level 715,33.

IHSG sepanjang perdagangan berada di teritori positif. Dibuka menguat 0,91% ke level 3.989, indeks terus naik hingga pada sesi pertama menembus level 4000, tepatnya di 4,009. Namun, melemahnya bursa regional menghambat penguatan lebih lanjut. Indeks pun hanya berhasil ditutup di angka 4.020,99.

IHSG berhasil bertahan di zona hijau, seiring perbaikan tren dari negatif ke positif dalam jangka pendek. “Namun, memburuknya bursa regional menahan laju penguatan IHSG lebih lanjut,” ujar Yuganur Wijanarko dari HD Capital.

Bursa AS dan Eropa dalam dua hari perdagangan terakhir bergerak melemah tipis, memfaktorkan langkah pemerintah Jerman dan Perancis yang berencana menerapkan pajak transaksi keuangan dan menolak menerbitkan Eurobond. Sementara sentimen negatif AS datang dari pernyataan dua pejabat bank sentral AS yang menolak adanya quantitative easing jilid 3.

Sedangkan bursa Asia melemah, seiring penguatan nilai tukar Yen dan diturunkannya estimasi pertumbuhan ekonomi China pada 2012 oleh Morgan Stanley dan Deutsche Bank, menyusul perlambatan ekonomi AS dan Eropa.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,407 miliar lembar saham, senilai Rp 6,099 triliun dan frekuensi 172.498 kali. Sebanyak 154 saham naik, sisanya 89 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Aksi beli asing masih mendukung penguatan bursa, dimana nilai transaksi beli (net foreign buy) mencapai Rp25 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli sebesar Rp2,245 triliun dan transaksi jual mencapai Rp2,219 triliun.

Beberapa emiten yang menguat antara lain Astra Internasional (ASII) naik Rp 2.750 ke Rp 72.750, Surya Toto (TOTO) naik Rp 2.000 ke Rp 45.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.800 ke Rp 56.000, dan Century Textille (CNTX) naik Rp 800 ke Rp 6.350.

Sedangkan emiten-emiten lain yang melemah antara lain Sarana Menara (TOWR) turun Rp 550 ke Rp 11.000, Indofood CBP (ICBP) turun Rp 250 ke Rp 5.700, Sorini Agro (SOBI) turun Rp 250 ke Rp 2.200, dan Asuransi Ramayana (ASRM) turun Rp 180 ke Rp 1.380.

Bursa regional Asia sore ini diselimuti permadani merah. Indeks Komposit Shanghai jatuh 41,79 poin (1,61%) ke level 2.559,47, indeks Hang Seng turun 272,76 poin (1,34%) ke level 20.016,27, indeks Nikkei 225 merosot 113,50 poin (1,25%) ke level 8.943,76, indeks Straits Times turun 0,35% ke level 2.818,66 dan indeks Kospi di Seoul melemah 1,7% ke level 1,860,58. [mdr]

Asing Bertahan, IHSG Tembus 4.020

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia ditutup menguat 67,67 poin atau 1,7% ke 4.020,95. Volume perdagangan mencapai 6,4 miliar saham senilai Rp6,09 triliun.

Perdagangan diwarnai 154 saham menguat, 90 saham turun dan 92 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign buy sebesar Rp25,5 miliar dengan pembelian asing mencapai Rp2,42 triliun dan penjualan asing sebesar Rp2,21 triliun.

Indeks JII naik 13,6 poin ke559,9, indeks ISSI naik 2,6 poin ke 129,93 dan indeks LQ45 naik 14,9 ke 715,34. Indeks cenderung mendatar dengan pergerakan antara level 3.953-4.020.

Bursa Asia Terperosok, IHSG Melaju Kencang

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuat fenomena menjadi satu-satunya bursa yang menguat di Asia. Aksi beli di saham unggulan mampu menepis sentimen melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.545 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.525 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 11,351 poin (0,28%) ke level 3.964,628 di tengah kekhawatiran ekonomi global yang melambat. Sedikit sentimen positif datang dari Dow Jones dan S&P yang menguat tipis.

Indeks kembali bertolak belakang dengan situasi pasar regional. Pada saat bursa saham Asia rata-rata terkoreksi, IHSG justru naik tinggi dan sempat menembus level 4.008,199.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melaju 55,896 poin (1,41%) ke level 4.009,173. Indeks melaju kencang di tengah koreksi bursa-bursa Asia.

Laju penguatan indeks sempat tertahan koreksi saham-saham properti yang terkena profit taking. Namun, aksi beli di saham-saham blue chip terus membawa indeks melaju di zona hijau.

Menutup perdagangan, Kamis (18/8/2011), IHSG menguat 67,717 poin (1,71%) ke level 4.020,994. Sementara Indeks LQ 45 menanjak 14,935 poin (2,13%) ke level 715,338.

Aksi beli sangat marak terjadi di lantai bursa, terutama di saham-saham unggulan. Hampir seluruh sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu cetak poin, hanya indeks sektor properti yang masih kehilangan poin.

Indeks sektor aneka industri menanjak hingga lebih dari tiga persen, disusul sektor konsumer, infrastruktur dan menufaktur yang masing-masing naik lebih dari dua persen.

Investor asing kembali menempatkan dananya di pasar modal dalam negeri, transaksi pemodal asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 25,614 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 172.498 kali pada volume 6,407 miliar lembar saham senilai Rp 6,099 triliun. Sebanyak 154 saham naik, sisanya 89 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia berjatuhan akibat kekhawatiran melambatnya ekonomi global setelah para petinggi di Eropa gagal mendapatkan jalan keluar dari krisis utangnya. Selain itu, rencana pemberian stimulus di AS oleh The Fed yang belum jelas turut meningkatkan risiko pasar.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai jatuh 41,79 poin (1,61%) ke level 2.559,47.
  • Indeks Hang Seng anjlok 272,76 poin (1,34%) ke level 20.016,27.
  • Indeks Nikkei 225 ambles 113,50 poin (1,25%) ke level 8.943,76.
  • Indeks Straits Times turun tipis 2,81 poin (0,10%) ke level 2.825,72.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 2.750 ke Rp 72.750, Surya Toto (TOTO) naik Rp 2.000 ke Rp 45.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.800 ke Rp 56.000, dan Century Textille (CNTX) naik Rp 800 ke Rp 6.350.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sarana Menara (TOWR) turun Rp 550 ke Rp 11.000, Indofood CBP (ICBP) turun Rp 250 ke Rp 5.700, Sorini Agro (SOBI) turun Rp 250 ke Rp 2.200, dan Asuransi Ramayana (ASRM) turun Rp 180 ke Rp 1.380.

(ang/qom)

Sucorinvest : Rekomendasi BELI saham BBRI dengan target harga Rp 8.350

Sucorinvest : Rekomendasi BELI saham BBRI dengan target harga Rp 8.350
JAKARTA. PT Sucorinvest Central Gani memberikan rekomendasi BELI pada saham milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Target harga yang dipatok adalah Rp 8.350 per saham.

"Kami mengubah valuasi tahun dasar dengan metode DDM menjadi tahun 2012. Target harga tersebut mencerminkan PE 2011-2012 sebesar 14,9x-13,4x dan PBV 2011-2012 sebesar 4,43x-3,6x," kata analis Sucorinvest, Robby Hafil.

Ia menjelaskan, pendapatan non bunga bank dengan kode saham BBRI ini berpotensi naik. Alasannya, proporsi pendapatan non bunga terhadap pendapatan BBRI relatif kecil dibandingkan dengan industri. Rinciannya industri 24% sedangkan BBRI adalah 10,2%.

Dalam meningkatkan pendapatan non bunga, terutama dari pendapatan fee, BBRI akan memasarkan pelayanan ATM dan SMS banking ke konsumen segmen mikro yang jumlahnya sangat besar. Layanan yang ditawarkan antara lain pembayaran rekening dan transfer dana. Pendapatan fee dari segmen mikro meningkat 47,7% YoY pada semester I 2011.

Robby memprediksi, hingga akhir 2011, net interest income BBRI bisa mencapai Rp 38,14 triliun dengan net income Rp 13,65 triliun.

Dana awal pelaksanaan Investor Protection Funds senilai Rp 100 miliar

Dana awal pelaksanaan Investor Protection Funds senilai Rp 100 miliar
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menyelesaikan tahapan rencana pembentukan perlindungan dana investor (Investor Protection Funds/IPF) di pasar modal. Bahkan, proposal yang bakal diajukan ke Bapepam-LK telah selesai dilakukan studi kelayakan.

Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi menuturkan, initial fund atau dana awal untuk pelaksanakan IPF yang akan dibebankan pada BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) sebesar Rp 100 miliar. "Masing-masing 3 lembaga tersebut yang juga merupakan Self Regulation Officer (SRO), akan diberi proporsi sekitar 33%," kata Frederica.

IPF ini diselenggarakan untuk melaksanakan jaminan keamanan bagi investor ritel yang bertransaksi di pasar saham. Bentuknya bisa dibilang seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di perbankan.

Rencananya, besaran dana investor yang akan dijamin dengan IPF ini yaitu berkisar Rp 50 juta - Rp 100 juta. "Sebelumnya, kami terus melakukan studi banding ke negara-negara yang sudah mengembangkan perlindungan untuk investor, seperti Korea, Malaysia, Singapura dan Thailand," tutur Frederica.

Proposal IPF yang telah rampung ini masih akan dikonsultasikan kepada profesional yang kompeten dari Securities Investor Protection Company (SIPC) dari Amerika Serikat (AS), yaitu Robert G Richardon. Dia akan mempelajari pasar modal Indonesia dan hal yang terkait di dalamnya untuk arahan pelaksanaan IPF tersebut.

Friderica bilang, pihak BEI menargetkan pembentukan IPF itu akan terealisasi pada akhir 2012.

BYANTeken Pembelian Kapal dari Favor Sum

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Salah satu anak perusahaan PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yakni PT Muji Lines (ML) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Kapal dengan Favor Sum Investments Limited (Favor Sum) pada 16 Agustus 2011.

Dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Kamis (18/8) dijelaskan, berdasarkan Perjanjian tersebut kapal akan dibangun, diluncurkan, dilengkapi dan diselesaikan di Dalian, China dengan harga pembelian sekitar US$55,4 juta (CIF Balikpapan), di mana kapal akan dikirim oleh Favor Sum kepada ML pada akhir November 2012.

Kapal ini akan berfungsi sebagai terminal pengiriman mengambang kedua untuk Bayan Group dan pembelian ini adalah salah satu bagian belanja modal Perseroan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan infrastruktur logistik Perseroan dan kemampuan penanganan batubara. Pembelian ini tidak mencapai 20% dari ekuitas Perseroan sehingga tidak termasuk Transaksi Material sesuai Peraturan Bapepam X.E.2, selanjutnya bahwa Favor Sum adalah pihak ketiga sehingga transaksi ini tidak tennasuk transaksi afiliasi sesuai dengan Peraturan Bapepam X.E.I.

Saham Holcim, Tekan Bursa Erpa Negaitf

Headline
Indeks FTSE turun 1,1% ke 5.269, ndeks DAX turun 1,6% ke 5.853 dan indeks CAC turun 1,4% ke 3.205. Saham fitur perbankan dan Intesa SanPaolo turun 2,2%. Sementara saham Semen Holcim di Swiss turun 4,9%. Franc Swiss naik 0,5%.

Kamis pagi, Duetsche Bank akan mengumumkan hasil kajian teradap rencana mempelajari obligaieuro. Walaupun dalam pertemuan kemarin, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan PM Jerman Angela Merkel.

Bursa asham Asia melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,5%, indke nikkei turun 1,2%, indeks Shanghai turun 1,5%, innde ASX turun 1,2% ke 4.251.

Sedangkan Wall Street sebagian melemah di akhir perdagangangan. Indeks Dow Jones naik 4,28 poin atau 0,04% ke level 11.410,21. Indeks S&P naik 1,12 poin atau 1.193,88. Indeks Nasdaq turun 11,97 poin atau 0,47% ke level 2.511,48.

Laba Bersih Bumi Resources Minerals Naik 96%

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 96% menjadi Rp343,82 miliar pada semester 1-2011 dari periode serupa 2010 Rp174,68 miliar.

Meskipun mengalami penurunan produksi tembaga dan emas dari perusahaan asosiasinya, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), namun BRMS mampu membukukan peningkatan laba bersih sebesar yang didorong oleh kenaikan harga jual produk komoditasnya dan penurunan beban bunga dan keuangan.

Kenneth Farrell, Direktur Utama BRMS, menjelaskan, penurunan produksi NNT yang bersifat sementara ini telah diantisipasi sebelumnya, yang disebabkan oleh keterlambatan pengembangan fase 6 di wilayah tambang Batu Hijau.

NNT pada saat ini memperoduksikan tembaga dan emasnya dari wilayah 5 yang sudah melampaui masa produktifnya dan juga dari stock pile yang tersedia dengan grade yang lebih rendah. Dengan hampir selesainya pengembangan fase 6, NNT diharapkan dapat meningkatkan produksinya diawal 2013. BRMS juga berharap untuk memulai produksi bijih besi dari Bumi Mauritania S.A. di awal 2012. Sementara itu, konsesi seng dan timah hitam Perusahaan yang dioperasikan oleh PT Dairi Prima Mineral diharapkan dapat memulai produksinya di tahun 2013 (dengan kondisi diterbitkannya izin pinjam pakai eksploitasi oleh Kementrian Kehutanan sebelum akhir tahun ini).

Yuanita Rohali, Direktur Keuangan BRMS, menambahkan, realisasi harga jual tembaga dan emas perseroan pada semester pertama 2011 meningkat masing-masing sebesar 36% dan 25% dari periode yang sama tahun lalu. Selain itu, BRMS telah berhasil melunasi sebagian pinjamannya dan membukukan rasio pinjaman terhadap modal yang cukup baik di level 0,1x. Oleh karenanya, beban bunga dan keuangan Perusahaan telah berkurang sebesar 61%. "Faktor-faktor inilah yang berhasil mendorong peningkatan laba bersih BRMS sebesar 96% menjadi Rp343 miliar,” katanya. [cms]

Saham UNSP di Area Beli

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Dengan bisnis inti yang baru, kinerja Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) diyakini akan semakin kinclong. Sahamnya juga sudah berada di area layak beli.

Nyaris tak ada saham yang bisa bertahan ketika diterjang gelombang profit taking , pekan lalu. Namun di sela-sela ramainya komentar tentang indeks yang jumpalitan, ada sebuah isu yang menjadi perhatian investor. Kabar yang berkaitan dengan Bakrie Sumatera itu, belakangan, semakin santer terdengar.

Konon, ada satu mitra strategis asing yang tertarik dan akan masuk ke perusahaan perkebunan ini. Sang mitra, yang identitasnya belum diumumkan ini, diberitakan akan masuk dengan membeli saham berkode UNSP tersebut di harga Rp700.

Berita ini langsung diterkam pasar. Harga UNSP pun, beberapa hari terakhir ini terus merangkak naik, dari Rp365 (9/8) ke Rp405 (18/8). Artinya, kendati sudah menguat, masih jauh dari target Rp700.

Tanpa adanya isu investor strategis pun, saham ini sebenarnya cukup menarik untuk dikoleksi. Pemicunya, UNSP kini tengah berproses untuk mengganti core business-nya, dari minyak sawit mentah (CPO) ke oleokimia.

Inilah yang membuat sang mitra strategis tertarik untuk masuk. Bisnis inti baru ini telah dirintis sejak akhir tahun lalu. Untuk membangun pabrik pengolahan alkohol berkapsitas 140 ribu ton dan asam lemak (fatty acid) 160.000 ton per tahun, perseroan telah menginvestasikan dana US$40 juta atau 80% dari total belanja modal (capex) 2011.

Untuk tahun ini, kontribusi oleokimia ditargetkan mencapai 20-30% dari total penjualan perseroan. Angka ini akan terus meningkat seiring naiknya utilisasi kapasitas produksi. Sehingga di 2012, hasil penjualan oleokimia sudah mendominasi pendapatan perusahaan hingga 80%.

Nah, jika target tersebut terealisir, “Pendapatan perusahaan bisa naik tiga kali lipat dari tahun ini,”kata Harry M Nadir, Direktur Keuangan UNSP. Tahun ini, manajemen menargetkan pendapatan sebesar Rp5 triliun alias 66,66% di atas pendapatan tahun lalu. Jadi, kalau begitu berarti target tahun depan adalah sebesar Rp15 triliun.

Sebuah optimisme yang tidak berlebihan, tampaknya. Sebab, harga oleokimia memang lebih tinggi ketimbang CPO. Jika harga sawit mentah berkisar US$1.044 per ton, maka dalam bobot yang sama asam lemak laku dijual US$1.400 dan alkohol US$2.400. Sudah harganya lebih menawan, dua produk ini juga tidak terkena pajak ekspor.

Dengan adanya core business yang baru, apakah UNSP akan meninggalkan CPO? Tidak juga, ternyata. Menurut Harry, perseroan akan tetap melayani pelanggan-pelanggan besarnya, seperti Wilmar dan Musim Mas.

Apalagi, tahun ini CPO yang dibutuhkan untuk memproduksi oleokimia hanya 60% saja. Sehingga sisanya, yang 40%, masih bisa dijual kepada trader. Manajemen memperkirakan, minyak sawit mentah yang diproduksi perseroan tahun ini akan meningkat 33% menjadi 360 ribu ton. [mdr]

BTPN Bayar Bunga Obligasi Senilai Rp33,1 M

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) telah melakukan pembayaran bunga obligasi seri A senilai 17,6 miliar dan obligasi seri B pembayaran senilai Rp15,5 miliar.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Kamis (18/8). Pembayaran dilakukan pada 18 Agustus 2011 dengan wali amanat Bank Permata Tbk.

Untuk Obligasi Bank BTPN II tahun 2010 seri A senilai Rp715 miliar. Untuk tingkat bunga 9,9% dengan tanggal jatuh tempo 18 Mei 2013 dengan peringkat II oleh Fitch Ratings.

Untuk obligasi Bank BTPN II tahun 2010 seri B senilai Rp585 miliar. Untuk tingkat bunga 10,6% dengan peringkat obligasi 11 dari Fitch Ratings.

Trans Lifestyle Miliki 99,82% Saham ANTA

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Anta Express Tout & Travel Service Tbk (ANTA) menjelaskan PT Trans Lifestyle telah membeli 568.963.000 saham dalam pelaksanaan penawaran tender sukarela.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Kamis (18/8). Dengan demikian jumlah prosentase kepemilikan PT Trans Lifestyle menjadi 99.82%. Jadi setelah pelaksanaan penawaran tender sukarela jumlah pemegang saham publik yang tersisa sejumlah 33 investor dengan total kepemilikan sebesar 0,18%.

Dengan demikian perseroan mengajukan permohonan untuk melakukan delisting dari BEI. Hal ini sebagai langkah lanjutan sebelum perseroan melakukan perubahan anggaran dasar menjadi perusahaan tertutup.

Obligasi bertenor menengah pimpin kenaikan volume transaksi di pasar sekunder

JAKARTA. Transaksi obligasi di pasar sekunder pada pekan ini tetap marak. Bahkan, pada penutupan perdagangan Selasa (16/8), volume perdagangan obligasi, baik korporat maupun Surat Utang Negara (SUN) tercatat naik sebesar 69,4%.

Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menunjukkan, total volume perdagangan obligasi pada periode tersebut mencapai Rp 8,06 triliun, naik dari hari sebelumnya Rp 4,76 triliun. Sementara, frekuensi perdagangan seluruh obligasi pada hari tersebut juga naik 9,8% dari 387 transaksi menjadi 425 transaksi.

Corporate secretary IBPA Tumpal Sihombing menyebut, transaksi obligasi bertenor menengah memimpin kenaikan volume perdagangan, yaitu meningkat 85,50% dari Rp 312 miliar menjadi Rp 579 miliar. Adapun, seri obligasi yang paling banyak ditransaksikan yaitu obligasi negara seri FR0053 yang bertenor 10 tahun. Total transaksinya mencapai 50 transaksi, dengan volume perdagangan Rp 2,1 triliun.

Sedangkan, Obligasi BDMN02A yang memiliki rating idAA, menjadi obligasi korporasi yang paling banyak diminati pasar. Obligasi ini ditransaksikan sebanyak delapan kali, dengan volume transaksi mencapai Rp 100 miliar.

Menurut Tumpal, indikator pertumbuhan ekonomi Jerman yang hampir stagnan di kuartal kedua tahun ini, menjadi isu global yang mempengaruhi tren perdagangan di pasar obligasi domestik. Data Biro Statistik Jerman menunjukkan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman hanya tumbuh 0,1% dari kuartal pertama 2011. Pencapaian tersebut juga di bawah prediksi analis yang mematok angka pertumbuhan sebesar 0,5%.

"Data tersebut menjadi sentimen negatif bagi aset-aset di negara kawasan Eropa, sehingga dana asing cenderung masuk ke obligasi kita," ujar Tumpal.

Seiring Asia, Bursa Eropa akan Turun

Headline
INILAH.COM, London - Dengan pelemahan bursa Asia dan midexnya bursa AS, maka bursa saham Eropa diperkirakan akan melemah pada perdagangan Kamis (18/8).

Indeks FTSE diperkirakan akan melemah 59 poin, indeks DAX akan memelah 83 poin dan indeks CAC akan turun 42 poin. Pergerakan Wall Street dini hari tadi dimotori saham Target yang naik 2,3%. Ini meningkatkan sentimen investor di awal pembukaan. Tetapi akhirnya Dow dan S&P mendatar bahkan Nasdaq turun 0,4%, demikian dikutip dari hayoofinance.com.

Kamis pagi, Duetsche Bank akan mengumumkan hasil kajian teradap rencana mempelajari obligaieuro. Walaupun dalam pertemuan kemarin, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan PM Jerman Angela Merkel.

Bursa asham Asia melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,5%, indke nikkei turun 1,2%, indeks Shanghai turun 1,5%, innde ASX turun 1,2% ke 4.251.

Sedangkan Wall Street sebagian melemah di akhir perdagangangan. Indeks Dow Jones naik 4,28 poin atau 0,04% ke level 11.410,21. Indeks S&P naik 1,12 poin atau 1.193,88. Indeks Nasdaq turun 11,97 poin atau 0,47% ke level 2.511,48.

Semester I, laba bersih BRAU melonjak hingga 270,08%

Semester I, laba bersih BRAU melonjak hingga 270,08%
JAKARTA. Pada semester I/2011 PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) berhasil mencatat laba bersih sebesar US$ 90,3 juta. Angka ini melonjak hingga 270,08% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu yaitu US$ 24,4 juta.

Laba ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha yang signifikan, yakni sebesar US$ 729,06 juta atau lebih tinggi 55,9%, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010 lalu.

Peningkatan tersebut, dipicu oleh kenaikan volume produksi dan penjualan batubara. Pada semester I/2011, emiten dengan kode saham BRAU ini berhasil mencatatkan produksi sebesar 9 juta metrik ton (MT) atau 14 % lebih tinggi dari produksi pada periode yang sama tahun 2010 lalu yaitu 7,9 juta MT

“Peningkatan produksi tersebut menunjukkan komitmen BRAU untuk mencapai target produksi sebesar 20 juta MT hingga akhir 2011, lebih tinggi dari pencapaian 2010 lalu yang tercatat sebesar 17 juta MT. Peningkatan ini dicapai walaupun kondisi semester I, terutama di awal tahun biasanya kegiatan penambangan batubara terkendala oleh karena curah hujan yang tinggi,” kata Rosan Perkasa Roeslani, Presiden Direktur BRAU

Masih di periode yang sama, kenaikan pendapatan tersebut memberikan dampak positif terhadap pendapatan sebelum pajak, bunga serta amortisasi dan penyusutan (EBITDA) naik sebesar 95%. Pada semester I/2011 BRAU berhasil mencatatkan EBITDA sebesar US$ 260,1 juta, sementara pada periode yang sama di tahun 2010, EBITDA tercatat sebesar US$ 133.5 juta.

Sementara itu, BRAU juga mengumumkan kenaikan cadangan batubara (coal reserve) dan potensi batubara (coal resource) yang dimiliki. Berdasarkan laporan penilaian yang baru diterbitkan, pada akhir 2010, posisi cadangan batubara yang dimiliki BRAU adalah sebesar 467 juta ton atau naik dari posisi cadangan pada laporan penilaian sebelumnya di mana posisi cadangan batubara yang dimiliki BRAU adalah sebesar 346 juta ton (posisi akhir 2009).

Sebagian dari cadangan tersebut merupakan batubara dengan nilai kalori yang tinggi yaitu 6100 Kcal. Sedangkan posisi potensi batubara, berdasarkan laporan akhir 2010 tercatat sebesar 1,921 juta ton atau naik dari posisi potensi pada Desember 2009.

Peningkatan posisi cadangan dan potensi batubara perseroan tersebut selaras dengan rencananya untuk terus meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai 30 juta MT di tahun 2014 mendatang. Untuk mendukung rencana produksi tersebut, perseroan berencana melakukan belanja modal (capital expenditure) sebesar US$450-US$475 juta, selama periode 2011-2014.

Keyakinan atas kinerja perseroan yang positif dan konsisten tersebut tecermin dari langkah Moodys yang menaikkan rating BRAU pada Mei 2011 lalu, dari semula B2, menjadi B1. Sementara Standard & Poors pada bulan yang sama menaikkan rating perseroan dari sebelumnya BB- menjadi B+

Integrasi Mata Uang Asia Masih Jauh

Sydney - Integrasi mata uang Asia mungkin dilakukan tetapi masih jauh, termasuk angan-angan apakah mata uang China, yuan akan bergabung dengan mata uang regional itu.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Bank Pembangunan Asia Haruhiko Kuroda Dalam sebuah wawancara dengan Australian Financial Review seperti dikutip dari AFP, Kamis (18/8/2011).

"Dalam 40, 50, atau 60 tahun mungkin ada mata uang bersama di beberapa bagian Asia timur atau bahkan lebih luas dari itu," kata Kuroda.

Ide mata uang tunggal untuk Asia dan integrasi ekonomi di wilayah ini pertama kali disebut-sebut setelah krisis keuangan pada tahun 1997-1998. Tetapi masalah baru-baru ini terlihat di zona euro, dengan dana talangan negara-negara seperti Yunani dan Irlandia, telah menyebabkan pelemahan mata uang bersama di wilayah tersebut.

Kuroda mengaku tidak berpikir yuan atau yen Jepang akan muncul sebagai mata uang Asia tunggal atau mengambil peran dari dolar AS di kawasan itu.

"Saya cenderung berpikir bahwa di Asia, tidak yen atau yuan atau mata uang nasional lainnya akan menjadi sangat banyak digunakan (seperti dolar AS).”

"Jika Asia memiliki mata uang bersama itu akan seperti apa yang Anda sebut mata uang buatan atau yang disetujui seperti euro," tambahnya.

Lembaga keuangan yang berbasis di Manila itu sebelumnya telah menyampaikan dukungannya terhadap mata uang Asia, tetapi lebih terfokus pada perdagangan yang baru dan integrasi investasi. Kuroda telah di Australia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Julia Gillard dan Gubernur Reserve Bank Glenn Stevens.

(qom/qom)

BEI: Ada 5 AB akan 'Issued Structured Warrant'

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, ada empat hingga lima anggota bursa untuk menerbitkan structured warrant.

Direktur Pengembangan BEI, Friderica Widyasari Dewi menuturkan, pihaknya terus mengembangkan produk, salah satunya dengan structured warrant. BEI pun telah selesai draft peraturan terkait dengan structured warrant yaitu Peraturan I-P tentang pencatatan Structured Warrant di bursa dan Peraturan III-J tentang Keanggotaan Structured Warrant Liquidity Provider di bursa.

”Structured Warrant ini akan bisa diperdagangkan dan akan seperti waran biasa, dan menggunakan sistem biasa. Nanti ada empat hingga lima anggota bursa untuk issue structured warrant,” tambah Friderica, Kamis (18/8).

Seperti diketahui, BEI terus melakukan pengembangan produk investasi di pasar modal. Salah satu produk baru dengan structured warrant.. BEI telah menyusun draft peraturan terkait dengan produk structured warrant. Selanjutnya akan dilakukan proses rule making dengan pelaku pasar untuk membahas peraturan tersebut. [hid]

Saham ADRO Bisa Jadi Pilihan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Adaro Energy (ADRO) masih mendapat rekomendasi positif. Hal ini didukung harga jual rata-rata dan meningkatnya permintaan dunia.

Analis Samuel sekuritas Christine Salim salah satunya. Ia merekomendasikan saham ADRO, karena kinerja paruh pertama 2011 secara keseluruhan lebih tinggi dari ekspektasi dan konsensus. Adapun koreksi yang terjadi di pasar, sebaiknya dijadikan momentum untuk mengakumulasi,“Maintain buy untuk ADRO dengan target harga sebesar Rp2.800 per saham, mengimplikasikan PER 2012 sebesar 14,1 kali,” ujarnya.

Menurut Christine, saham ADRO masih underperformed terhadap IHSG sebesar 15,7% sejak awal tahun. Saat ini ADRO diperdagangkan pada PE 2012 sebesar 11,8 kali dan EV/EBITDA sebesar 5,2 kali.

Tekanan jual di pasar pun diperkirakan masih akan berlangsung secara temporer, mengantisipasi biaya non operasional yang bakal muncul di kuartal tiga 2011. “Namun secara fundamental, Adaro masih berprospek menarik, ditopang harga batubara yang kuat dan rencana ekspansi organic maupun non-organic.”

ADRO mencatat laba bersih sebesar US$268 juta pada semester pertama 2011, melonjak 104% YoY atau 46% qoq. Sementara penjualan naik 36% YoY atau 34% qoq menjadi US$1,771 juta dan EBITDA naik 37% YoY mencapai US$626 juta, dengan margin operasi sebesar 30,3%. “Laba bersih dan penjualan ADRO mewakili 53% dan 51% dari target 2011 kami,” ujarnya.

Adapun volume penjualan mencapai 24,02 juta ton, naik 10,4% YoY dan harga jual rata-rata meningkat 23% YoY mencapai US$73.7/ton. Namun cash cost relatif tinggi, naik 23% YoY mencapai US$40/ton karena kenaikan harga minyak dan strip ratio.

Christine menuturkan, volume produksi batubara perseroan semester pertama ini mencapai 22,8 juta ton, atau naik 5,5% YoY. “Pencapaian ini mewakili 48,5% dari target 2011, sehingga kami optimis target produksi sebesar 47 juta ton dapat tercapai,” katanya.

Sedangkan harga jual rata-rata mengalami kenaikan setelah negosiasi harga jual baru di kuartal dua 2011 yang berlaku retroaktif dari kuartal pertama 2011. “Asumsi harga jual kami adalah US$72.1/ton di 2011,”imbuhnya.

Kinerja operasional ADRO untuk semester kedua 2011 diperkirakan mengalami peningkatan, seiring naiknya volume produksi batubara. Namun biaya non operasional dikhawatirkan naik, menyusul pembayaran klaim customer sebesar US$153 juta pada Agustus 2011. “Hal ini akan berdampak pada penurunan laba bersih di kuartal tiga 2011,” ucapnya.

Senada dengan Haryajid Ramelan yang melihat saham ADRO masih prospektif. Harga jual rata-rata batu bara pada tahun ini yang terus meningkat menjadi katalisnya. “Demikian juga meningkatnya permintaan dunia, seiring membaiknya ekonomi global,” katanya.

Garap Syariah, BEI Segera MoU dengan Bursa London

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa Efek Indonesia akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan bursa saham London untuk mengembangkan pasar saham syariah di Indonesia.

“Bursa saham London tertarik bekerjasama dengan kita. Pasar saham syariah Indonesia cukup berkembang karena potensi Indonesia dengan negara terbesar muslim di dunia, dan kerja sama akan dipayungi dengan MOU dulu. Kita ingin mengembangkan produk syariah dan apa yang bisa diperdagangkan di bursa masing-masing,” tutur Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi, Kamis (18/8).

Selain itu, untuk menjawab kebutuhan pasar saham syariah di Indonesia, BEI sedang melakukan diskusi dengan beberapa anggota bursa untuk sistem online trading untuk saham syariah. Friderica menuturkan, anggota bursa melihat ada peluang untuk sistem online trading bagi saham syariah. Ada tiga anggota bursa untuk mengembangkan fitur tersebut yang terdiri dari dua anggota bursa saham lokal dan satu anggota bursa saham asing. Satu anggota bursa saham lokal pun akan mendapatkan sertifikasi MUI dalam pengembangan sistem online trading bagi saham syariah.

Menurut Friderica, fitur sistem online trading untuk saham syariah ini juga dapat meningkat investor di pasar modal. “Fitur baru dengan sistem online trading untuk saham syariah akan melihat fundamental, saham-saham yang masuk efek syaria, dan sahamnya tidak masuk margin dan short selling,” tegas Friderica. [cms]

Naik Tajam, BEI Awasi saham DKFT

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini tengah mengawasi pergerakan saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT).

Hal ini disampaikan Dirut BEI, Ito Warsito dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (18/8). Pengawasan terhadap saham tersebut disebabkan terjadinya peningkatan harga dan aktivitas saham di luar kebiasaan dibanding periode sebelumnya (Unusual Market Activity/UMA). BEI telah meminta konfirmasi kepada Perseroan pada 12 Agustus 2011, dan saat ini sedang menunggu jawaban permintaan konfirmasi dari Perusahaan Tercatat.

Terkait dengan hal tersebut, BEI meminta investor untuk memperhatikan jawaban Perseroan atas permintaan konfirmasi Bursa. Investor juga diminta untuk mencermati kinerja Perseroan dan keterbukaan informasinya. Perseroan juga diminta untuk mengkaji kembali rencana aksi korporasinya jika belum mendapat persetujuan RUPS.

BEI: Investor Protection Fund Jadi Lembaga Sendiri

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan pembentukan Investor Protection Fund (IPF) akan berdiri sebagai lembaga sendiri.

Hal ini dikarenakan agar IPF dapat lebih efisien dan fokus dalam menjalankan tugas. Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi menuturkan, lembaga untuk perlindungan dana nasabah belum ada tertuang dalam UU Pasar Modal No.8 tahun 1995. BEI melihat pendirian lembaga IPF di masing-masing negara memang berbeda seperti Malaysia dan Thailand yang menyatu bersama dengan bursa sedangkan bursa saham Kanada, China dan Amerika Serikat (AS) membentuk lembaga sendiri. BEI sendiri melihat pembentukan IPF akan menjadi lembaga sendiri agar lebih fokus dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. “Yang akan kita tuju adalah institusi sendiri seperti IBPA. Ke depan self regulatory organization adalah main stakeholder untuk initial fund dari SRO,” ujar Friderica, Kamis (18/8).

Lebih lanjut ia mengatakan, pembentukan IPF ini juga akan dibentuk berdasarkan peraturan Bapepam-LK. Hal ini dikarenakan bila menunggu revisi UU Pasar Modal akan membutuhkan waktu lebih lama padahal kebutuhan IPF tersebut sangat mendesak mengingat bursa saham Indonesia yang semakin berkembang. Selain itu, BEI telah menunjuk konsultan Amerika Serikat Robert Richardson untuk membantu dalam pembentukan IPF. BEI mengharapkan pembentukan IPF ini selesai pada akhir 2012.

BEI pun memperkirakan dana perlindungan investor sebagai penggantian jaminan dana nasabah sekitar Rp50 juta-Rp100 juta. IPF ini juga ditujukan untuk perlindungan investor ritel. Friderica mengatakan, pembentukan IPF ini diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri untuk investor ritel berinvestasi di pasar modal. Selain itu, penggantian dana nasabah ini dikhususkan apabila terjadi kejahatan di pasar modal dan bukan karena kerugian investasi. “IPF ini untuk investor ritel kenapa?karena investor institusi lebih sophisticated daripada ritel karena akses dan informasi lebih banyak didapatkan daripada investor ritel. Sedangkan untuk besaran klaim memang belum ditentukan karena masih dirumuskan, perbankan saja sebesar Rp100 juta, dan kemungkinan kita Rp50 juta hingga Rp100 juta,” tutur Friderica. [cms]