Selasa, 05 Juli 2011

Medco Menang Tender PLTG Batam Rp 179 Miliar

Jakarta - Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk yatu PT Medco Power Indonesia memenangkan tender proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 3,8,5 MW di Batam senilai Rp 179 miliar milik PLN.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Medco Power Fazil E. Alfitri dalam siaran pers, Selasa (5/7/2011).

"Medco berpartisiasi dalam tender proyek tersebut bersama konsorsium Dalle Engineering Construction dan Top Deal International Ltd. Pembangunan PLTG ini diperkirakan dimulai Agustus 2011 dan diharapkan selesai 12 bulan," katanya.

Saat ini Medco dan konsorsiumnya tersebut telah berhasil membangun PLTG dan PLTGU dengan total kapsitas 160 MW dan sedang membangun tambahan pembangkit dengan mesin combine cycle berkapasitas 30 MW serta akan mulai membangun PLTG baru dengan kapasitas 70 MW dalam waktu dekat ini.
Pembangunan dilakukan setelah perundingan komersial pembelian gas sebesar 20 juta kaki kubik antara perseroan dengan PT Universal Batam Energy dengan penjual gas (yang diwakili Premier Oil Natuna Sea BV) selesai.

Sementara Direktur Utama Medco Lukman Mahfoedz mengatakan, proyek PLTG Batam ini akan memberikan tambahan pendapatan kepada Medco dalam 1 tahun ke depan.

Sampai saat ini Medco telah menyediakan tenaga listrik untuk PLN Batam sebesar 160 MW, PLN Sumatera selatan 24 MW, dan PLN Jawa-Bali sebesar 1.320 MW.

(dnl/hen)

Laporan Kinerja Disclaimer, MIRA Kena Tegur BEI

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta keterangan manajemen PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) terkait disclaimer atau opini Tidak Memberikan Pendapat dua kali berturut-turut dari Kantor Akuntan Publik (KAP) perseroan.

Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, pihaknya masih menghentikan perdagangan (suspensi) saham MIRA, hingga ada kepastian hal yang menyebabkan disclaimer tersebut keluar. Suspensi juga sudah sesuai dengan aturan pasar modal.

Sebelum menggelar pertemuan, MIRA juga harus menjelaskan kepada pemegang saham dalam public expose yang akan mereka lakukan, Rabu (6/7/2011) mendatang.

"Mereka akan public expose, dan sementara disuspen karena dua kali disclaimer. Kita mau ketemuan dengan mereka. Dana minta penjelasan lebih komprehensif mengenai penyebabnya," tutur Eddy di kantornya, SCBD, Jakarta, Selasa (5/7/2011).

Pada 30 Juni lalu, BEI mensuspensi saham MIRA serta waran-II (MIRA-W2) sejak sesi II perdagangan saham dua hari lalu. BEI meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan MIRA.

"Kita kan lihat seberapa cepat MIRA lakukan reaudit atau menyampaikan resubmite ke kita, (hasil) laporan akuntan yang bukan disclaimer," tutur Eddy.

Disclaimer merupakan penolakan pendapatan dari KAP terhadap laporan keuangan emiten. Ini merupakan kasta terendah dalam hasil audit akuntansi sebuah perusahaan. Disclaimer juga mengindikasikan operasional perseroan tidak memiliki kepastikan.

Pada 2008 lalu, Mitra Rajasa membeli 48,87% saham Apexindo dari Medco Energi dan 31,7% saham Apexindo dari Encore. Sehingga total akusisi mencapai 80,57% saham Apexindo.

Dalam pembelian ini, MIRA melalui Singapura Sabre System International Pte Ltd berutang cukup besar kepada pihak ketiga. Tercatat total utang perseroan mencapai US$ 654,13 juta, sehingga MIRA harus melepas saham APEX.

Utang perseroan dari US$ 68,17 juta kepada PT Medco Energi International Tbk (MEDC), Guaranteed Secured Bonds kepada Encore Int'l Limited US 44,23 juta dan jatuh tempo September 2010, US$ 18,25 juta ke Ancora Investment No.1 Limited. Jumlah yang disebut diatas, merupakan utang dari Sabre Systems Intenational Pte. Ltd (SSI), yang 93,35% sahan dimiliki perseroan.

Terdapat pula utang berupa senior facility aggrement US$ 112 juta, Senior Mezzanine Note Trust Deed US$ 206,07 juta, dan Junior Mezzanine Note Trust Deed US$ 205,41 juta.

Akibat kondisi tersebut, kinerja keuangan perseroan langsung jeblok. Pada tahun 2010 MIRA mencatat rugi Rp 2,1 triliun. Di 2009 perseroan bahkan mencatat rugi yang lebih besar, Rp 2,83 triliun.

(wep/ang)

Atlas Energy Lepas 17% Saham Lewat IPO

Gb
Jakarta - PT Atlas Energy Resources siap melepas 17% saham baru kepada publik. Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang melakukan review terhadap dokumen Initial Public Offering (IPO) yang manajemen Atlas ajukan.

Demikian disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito di kantornya, SCBD, Jakarta, Selasa (5/7/2011).

"Jumlah saham sekitar 17%. Kami belum tahu (izin efektif). Kami sedang evaluasi," jelasnya.

Sebagai penjamin emisi (underwriter) IPO, Atlas telah menunjuk PT UBS Securities dan PT Indo Premier Securities. Informasi yang detikFinance terima, pencatatan saham perdana Atlas terlaksana pada semester II-2011.

Belum diketahui jumlah saham serta target dananya. Atlas merupakan perusahaan batubara yang mengoperasikan tambang di Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Papua.

(wep/ang)

Utang Obligasi Konversi BHIT Jatuh Tempo 25 Juli

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) menjelaskan utang konversi perseroan tahun 2007 dengan tingkat bunga tetap (TBUK) akan jatuh tempo pada 25 Juli mendatang senilai US$103,7 juta.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Selasa (5/7). Ketika diterbitkan pada 2007, Bhakti Investama sempat membuat perjanjian bahwa TBUK akan dikonversi menjadi saham pada harga Rp 1.150 per unit.

"Saat ini, kami sedang mendiskusikan skema restrukturisasi TBUK dengan Kingfisher Capital CLO Limited sebagai pemegang saham TBUK."

Perseroan berharap sebelum jatuh tempo TBUK, skema restrukturisasi TBUK sudah dapat difinalisasi dengan lengkap.

Kredit Macet China Perparah Profit Taking Market

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kurs rupiah dan indeks saham domestik kompak melemah. Kredit macet China yang diperkirakan Moody’s lebih tinggi dari ekspektasi, turut memperparah aksi profit taking.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh aksi profit taking mengingat rupiah sudah menguat tajam dalam empat sesi terakhir. Kondisi itu, juga beriringan dengan sentimen negatif sejak pembukaan market sesi Asia hingga penutupan.

Salah satunya, adalah pernyataan dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's Rating Service (S&P) kemarin yang rencana rollover obligasi Yunani masuk kategori selective default. Kondisi itu menjadi sentimen negatif bagi euro. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.543 dan terkuatnya 8.525 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (5/6).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (5/7) ditutup melemah 16 poin (0,18%) ke level 8.535/8.540 per dolar AS dari posisi kemarin 8.519/8.529.

Keadaan itu, lanjutnya, diperparah oleh Lembaga Pemeringkat Moody's yang menyatakan, potensi kredit macet China akan lebih tinggi daripada ekspektasi pasar. "Moody's menyebutkan potensi kredit macet China mencapai 3,5 triliun yuan," ujarnya.

Padahal, kredit macet China diekspektasikan hanya 8-10% atau 800 miliar yuan dari total kredit 8,5 trilun yuan. Pasar membaca, China merupakan negara berkembang yang pengumpulan datanya amburadul termasuk juga data kredit macet. "Karena itu, data yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak mencerminkan yang sebenarnya," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Firman, Moody's mendapatkan datanya langsung dari institusi keuangan. Akibatnya, market lebih percaya terhadap Moody's daripada data pemerintah sehingga sentimennya sangat negatif bagi yuan karena Gross Domestic PRoduct (GDP) China diperkirakan terganggu. "Tapi, selama China bisa tumbuh 9-10% (year on year), kredit macet itu bisa ditambal dari pendapatan pajak," ungkapnya.

Namun, rupiah mendapat tekanan bertubi-tubi, karena sentimen China diperberat oleh Bank Sentral Australia (RBA) yang memangkas penilaian ekonominya. "Itu jadi sentimen negatif bagi dolar Australia sehingga semakin memperkuat posisi dolar AS dan sekalgus jadi tekanan bagi rupiah," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap eeuro, dolar AS menguat ke level US$1,4476 dari sebelumnya US$1,4540 per euro," imbuhnya.

Dari bursa saham, analis Panin Securities Purwoko Sartono mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 29,39 poin (0,74%) ke level 3.924,127 hari ini dipicu oleh profit taking setelah rally yang signifikan dalam tiga hari terakhir. Menurutnya, saham-saham bluechip yang sejauh ini menjadi pendorong pergerakan market sudah jenuh beli (overbought).

Dia menegaskan, koreksi indeks, semata faktor profit taking dan bukan alasan fundamental. Apalagi, pergerakan bursa regional juga bergerak variatif dan cenderung melemah tipis. “Jadi, market secara global dan regional juga variatif. Terlebih lagi, setelah bursa AS kemarin libur,” tuturnya.[ast]

JPFA Gabungkan Dua Anak Usaha

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) akan melakukan penggabungan PT Ciomas Adiasatwa dan PT Primatama Karyapersada.

Demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan yang dipublikasikan Selasa (5/7). Dalam rencana ini, PT Ciomas Adisatwa akan menjadi perusahaan yang menerima penggabungan.

Penggabungan dilakukan karena kedua anak usaha JPFA tersebut memiliki kegiatan utama yang sama di bidang usaha peternakan ayam. Proses penggabungan itu diharapkan dapat memaksimalkan sinergi antara kedua perseroan.

Bursa Wall Street Diprediksi akan Flat

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street diperkirakan akan bergerak flat dengan kecenderungan naik pada perdagangan Selasa (5/7). Meskipun investor bersikap hati-hati setelah libur panjang.

Pasar masih menunggu perkembangan pertumbuhan ekonomi AS dan kepastian kekhawatiran krisis utang Yunani mereda. Investor AS berharap akan terjadi koreksi dengan pernyataan lembaga pemeringkat S&P soal rollover utang Yunani yang dianggap default.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, bursa wall street ditutup positif. Penguatan dipengaruhi data manufaktur yang bagus di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi. Indeks Dow Jones naik 168,43 poin atau 1,36% ke level 12.582,77. Indeks S&P 500 naik 19,03 poin atau 1,44% ke level 1.339,67. Indeks Nasdaq naik 42,51 poin atau 1,53% ke level 2.816,03.

Pasar juga menunggu Departemen Perdagangan merilis data order pabrik pada bulan Mei. Dari survey ekonom mengharapkan kenaikan sebesar 1% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang turun 1,2%.

Pada pekan ini, pasar juga akan mencermati data penyerapan tenaga kerja seperti dana pengangguran pada Rabu besok hingga Jumat.

BEI akan Panggil Manajemen MIRA

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) harus segera memberikan laporan keuangan 2010 yang tidak memperoleh disclaimer (tidak memberikan pendapat) dari Akuntan Publik.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito menuturkan, BEI memberikan suspensi kepada MIRA dikarenakan perseroan telah mengalami dua kali disclaimer untuk laporan keuangan dari kantor akuntan publik. BEI akan melakukan pertemuan dan meminta penjelasan kepada manajemen MIRA terkait laporan keuangan audit 2010 yang disclaimer.

Eddy mengatakan, saat ini pihaknya sementara baru melakukan suspensi terkait disclaimer dan belum akan memberikan sanksi tambahan kepada MIRA. "Kita mau bertemu dengan mereka dan minta penjelasan lebih komprehensif, kita akan lihat seberapa cepat MIRA lakukan reaudit atau menyampaikan resubmit ke kita laporan akuntan yang bukan disclaimer," ujar Eddy, Selasa (5/7).

Lebih lanjut ia mengatakan, MIRA akan melakukan paparan publik untuk menjelaskan kondisi perseroan sekarang pada Rabu (6/7). BEI akan membuka suspensi saham MIRA apabila paparan publik dan laporan keuangan audit yang opininya tidak disclaimer dapat diserahkan secepatnya kepada BEI.

"Kita menunggu public expose dan seberapa cepat mereka melakukan sub mission ke kita terhadap laporan keuangan audit yang opininya tidak disclaimer karena obatnya cuma itu," tutur Eddy.

Terkait suspensi PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) yang dilakukan BEI pada 30 Juni 2011, Eddy menuturkan, suspensi tersebut karena perseroan belum menyampaikan laporan keuangan auditan 2010.

Sebelumnya, BEI telah mensuspensi efek PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) di seluruh pasar terhitung sejak sesi II pada Kamis, 30 Juni 2011 hingga pengumuman bursa lebih lanjut. Suspensi ini dilakukan karena MIRA telah tercatat sudah dua kali berturut-turut memperoleh opini disclaimer. [hid]

Bursa Asia Berayun, Setelah Peringatan Moody's

Headline
INILAH.COM, Tokyo – Saham-saham Asia berjatuhan, seiring koreksi perbankan China. Hal ini terjadi setelah Moody Investors Service mengatakan, perbankan China dapat memiliki kredit bermasalah lebih besar daripada yang telah diantisipasi.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% menjadi 136,84, membalikkan keuntungan sebelumnya sebesar 0,2%, dengan jumlah saham yang naik sama dengan yang turun.

"China tetap menjadi fokus investor dan memberikan kontribusi besar untuk pertumbuhan global," kata Tim Schroeders, manajer portofolio di Pengana Capital Ltd,Melbourne. "Setiap perlambatan dalam laju pertumbuhan telah berimbas pada harapan pertumbuhan, tidak hanya di China, tetapi secara global."

Indeks Nikkei 225 Stock Average naik di bawah 0,1%, setelah jatuh 0,2%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,8% dan indeks S & P / ASX 200 Australia tergelincir 0,3%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2%, sedangkan indeks komposit Shanghai naik 0,13%. Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,2% hari ini. Bursa AS tutup kemarin untuk liburan Hari Kemerdekaan.

Industrial & Commersial Bank, pemberi pinjaman terbesar dunia dari nilai pasar, tergelincir 0,7% di Hong Kong. China Construction Bank Corp, pemberi pinjaman kedua terbesar di Asia dari nilai pasar, merosot 1,4%, hambatan terbesar pada indeks Hang Seng. Bank of China Ltd turun 0,8%.

Perbankan China turun setelah Moody`s mengatakan dalam sebuah laporan bahwa skala potensi kredit bermasalah perbankan mungkin lebih berisiko ketimbang lainnya. Lembaga pemeringkat mengatakan prospek kredit untuk industri perbankan China bisa berubah negatif.

Di Sydney, saham melemah setelah Gubernur RBA Glenn Stevens mempertahankan suku bunga acuan di 4,75% dan mengatakan inflasi diperkirakan mendekati target RBA sebesar 2%-3% tahun berikutnya.

National Australia Bank Ltd, bank terbesar ketiga Australia dari nilai pasar, tergelincir 1,1% di Sydney, hambatan terbesar pada indeks MSCI Asia Pasifik. Hal ini terjadi setelah Reserve Bank of Australia mengatakan pertumbuhan Australia mungkin lebih lemah dari perkiraan sebelumnya. Commonwealth Bank of Australia turun 0,5% dan Westpac Banking Corp turun 0,2%.

Di Taipei, AU Optronics Corp, yang membuat film tipis transistor LCD, merosot 5,2%, sementara Chimei Innolux Corp, yang juga membuat TFT-LCD, turun 6,2%. Goldman Sachs Group Inc memperkirakan kedua perusahaan akan kehilangan dana pada 2011 dan 2012.

Di Jepang, bank-bank regional naik setelah Nomura mengatakan adanya bullish pada pemberi pinjaman lokal. Saham 77 Bank Ltd, pemberi pinjaman Jepang yang berbasis di daerah terparah terimbas tsunami 11 Maret, naik 1,6%. Bank of Yokohama Ltd naik 1,5% dan Fukuoka Financial Group Inc meningkat 1,8%.

Di Hong Kong, perusahaan real estat naik, sebagai Shimao Properti Holdings Ltd, pengembang Hong Kong, naik 4,5% setelah mengatakan penjualan semester pertama naik 26% dari tahun sebelumnya..

China Resources Land Ltd juga naik 3,3%, setelah pengembang mengatakan penjualan di Juni naik 362,7% dari tahun lalu menjadi 4,06 juta yuan (US$ 627 juta). China Overseas Land & Investment Ltd meningkat 3,1%, setelah Citigroup Inc mengatakan akan mencapai 65% dari target penjualan tahunan di semester pertama.

Di Shenzhen, China Vanke Co, pengembang terbesar China yang terdaftar dari nilai pasar, naik 3,5%, setelah mengatakan penjualan dalam enam bulan pertama tahun ini melonjak 79% dari periode yang sama tahun lalu. [ast]

Inilah Daftar 'Top Foreign Buy' Selasa (5/7)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham ADRO hari ini terbanyak dibeli investor asing mencapai 21,5 juta saham dari volume perdagangan 34,7 juta saham dengan total transaksi Rp87,4 miliar.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (5/7). IHSG ditutup melemah 29,39 atau 0,7% ke level 3.924,13. Volume perdagangan 5,3 miliar saham senilai Rp6,2 triliun. IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp80,1 miliar dengan pembelian asing Rp3,9 triliun dan penjualan asing Rp3,8 triliun.

Urutan kedua saham BBNI mencapai 4,9 juta saham dari volume perdagangan 13,07 juta saham dengan total transaksi senilai Rp50,3 miliar. Urutan ketiga saham ADMG mencapai 4,6 juta saham dari volume perdagangan 11,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp7,1 miliar. Urutan keempat saham BBTN mencapai 4,01 juta saham dari volume perdagangan 7,4 juta saham dengan total transaksi senilai Rp27,4 miliar.

Urutan kelima saham AKRA mencapai 2,2 juta saham dari volume perdagangan 12,9 juta saham dengan total transaksi senilai Rp27,4 miliar. Urutan keenam saham BBCA mencapai 1,6 juta saham dari volume perdagangan 12,2 juta saham dengan total transaksi senilai Rp96,02 miliar. Urutan ketujuh saham APLN mencapai 1,5 juta saham dari volume perdagangan 12,8 juta saham dengan total transaksi senilai Rp4,2 miliar.

Urutan kedelapan saham ANTM mencapai 1,2 juta saham dari volume perdagangan 10,5 juta saham dengan total transaksi senilai Rp22,2 miliar. Urutan kesembilan saham BBKP mencapai 890 ribu saham dari volume perdagangan 2,5 juta saham dengan nilai transaksi Rp1,7 miliar. Urutan kesepuluh saham ASRI mencapai 81,2 ribu saham dari volume perdagangan 13,8 juta saham dengan nilai transaksi Rp4,4 miliar.

Lelang SUN oversubcribed hampir lima kali

JAKARTA. Pemerintah telah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk seri SPN20120706 (penerbitan baru), SPN20111006 (penerbitan baru), dan juga seri FR0054, FR0053, FR0057 dan FR0056, pada hari ini (5/7).

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara (DJPU) menunjukkan, total penawaran yang masuk mencapai Rp 32,014 triliun, melebihi target awal yaitu sebesar Rp 7 triliun, atau oversubscribed hampir lima kali.

Namun, pemerintah hanya menyerap Rp 7,5 miliar. Rinciannya, sejumlah Rp 1,4 triliun untuk seri SPN20111006, dan Rp 1,3 triliun untuk seri SPN20120706. Sementara, untuk penyerapan seri FR0053 yang bertenor 10 tahun senilai Rp 0,3 triliun. Adapun, sebesar Rp 1,450 triliun untuk seri FR0056 bertenor 15 tahun, lalu Rp 0,95 triliun untuk seri FR0054, dan penyerapan seri FR0057 sebesar Rp 2,1 triliun.

Atlas Resources bakal lepas 17% saham ke publik saat IPO

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengevaluasi rencana penawaran saham perdana (IPO) PT Atlas Energi Resources. Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito mengungkapkan, Atlas bakal melepas sekitar 17% kepada publik.

"Ijin efektifnya belum tahu kapan keluarnya," ungkap Eddy, Selasa (5/7). Dia menambahkan, penjamin emisi IPO untuk perusahaan tambang yang wilayah operasionalnya tersebar di Kalimantan Timur, Papua, dan Sumatra Selatan ini adalah UBS Securities dan Indo Premier Securities.

Sementara itu, terkait PT Mitra Resources Internal Tbk (MIRA) yang disuspensi sejak 30 Juni 2011, Eddy mengatakan induk usaha PT Apexindo tersebut baru akan melakukan publik ekspose, besok.

"Laporan keuangan mereka sudah dua kali disclaimer. Secara aturan disuspen. Lewat public expose nanti kita mau minta penjelasan lebih komprehensif mengenai penyebabnya. Kita akan lihat seberapa cepat MIRA lakukan re-audit," papar Eddy.

Isu 'Selective Default' Yunani Benamkan Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (5/7) ditutup melemah 16 poin (0,18%) ke level 8.535/8.540 per dolar AS dari posisi kemarin 8.519/8.529.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh aksi profit taking mengingat rupiah sudah menguat tajam dalam empat sesi terakhir. Kondisi itu, juga beriringan dengan sentimen negatif sejak pembukaan market sesi Asia hingga penutupan.

Salah satunya, adalah pernyataan dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's Rating Service (S&P) kemarin yang rencana rollover obligasi Yunani masuk kategori selective default. Kondisi itu menjadi sentimen negatif bagi euro. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.543 dan terkuatnya 8.525 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (5/6).

Keadaan itu, lanjutnya, diperparah oleh Lembaga Pemeringkat Moody's yang menyatakan, potensi kredit macet China akan lebih tinggi daripada ekspektasi pasar. "Moody's menyebutkan potensi kredit macet China mencapai 3,5 triliun yuan," ujarnya.

Padahal, kredit macet China diekspektasikan hanya 8-10% atau 800 miliar yuan dari total kredit 8,5 trilun yuan. Pasar membaca, China merupakan negara berkembang yang pengumpulan datanya amburadul termasuk juga data kredit macet. "Karena itu, data yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak mencerminkan yang sebenarnya," ungkapnya.

Sementara itu, lanjut Firman, Moody's mendapatkan datanya langsung dari institusi keuangan. Akibatnya, market lebih percaya terhadap Moody's daripada data pemerintah sehingga sentimennya sangat negatif bagi yuan karena Gross Domestic PRoduct (GDP) China diperkirakan terganggu. "Tapi, selama China bisa tumbuh 9-10% (year on year), kredit macet itu bisa ditambal dari pendapatan pajak," ungkapnya.

Namun, rupiah mendapat tekanan bertubi-tubi, karena sentimen China diperberat oleh Bank Sentral Australia (RBA) yang memangkas penilaian ekonominya. "Itu jadi sentimen negatif bagi dolar Australia sehingga semakin memperkuat posisi dolar AS dan sekalgus jadi tekanan bagi rupiah," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap eeuro, dolar AS menguat ke level US$1,4476 dari sebelumnya US$1,4540 per euro," imbuhnya.

Saham BBRI Teraktif Diperdagangkan Selasa (5/7)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) teraktif diperdagangkan pada hari ini dengan transaksi mencapai 1.741 kali senilai Rp145,6 miliar dengan volume 21,5 juta saham.

Demikian dikutip dari data BEI, Selasa (5/7). IHSG ditutup melemah 29,39 atau 0,7% ke level 3.924,13. Volume perdagangan 5,3 miliar saham senilai Rp6,2 triliun. IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp80,1 miliar dengan pembelian asing Rp3,9 triliun dan penjualan asing Rp3,8 triliun.

Urutan kedua saham ASII dengan transaksi sebanyak 1.210 kali senilai Rp170,5 miliar dengan volume perdagangan mencapai 2,5 juta saham. Urutan ketiga saham BBCA dengan transaksi sebanyak 1.170 kali senilai Rp96,02 miliar dengan volume perdagangan mencapai 12,2 juta saham. Urutan keempat saham ADRO dengan transaksi sebanyak 1.115 kali senilai Rp87,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 34,7 juta saham.

Urutan kelima saham BBNI dengan transaksi sebanyak BBNI kali senilai Rp909 miliar dengan volume perdagangan mencapai 50,3 juta saham. Urutan keenam saham AISA dengan transaksi sebanyak 826 kali senilai Rp5,1 miliar dengan volume perdagangan mencapai 7,5 juta saham. Urutan ketujuh saham ANTM dengan transaksi sebanyak 789 kali senilai Rp22,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 10,5 juta saham.

Urutan kedelapan saham AKRA dengan transaksi sebanyak 694 kali senilai Rp27,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 12,9 juta saham. Urutan kesembilan saham APIC dengan transaksi sebanyak 597 kali senilai Rp956,8 juta dengan volume perdagangan mencapai 7,3 juta saham. Urutan kesepuluh saham BBTN dengan transaksi sebanyak 558 kali senilai Rp13,03 miliar dengan volume perdagangan mencapai 7,4 juta saham.

Aksi Profit Taking Merahkan IHSG

INILAH.COM, Jakarta – IHSG akhirnya terjerumus dalam zona merah, setelah beberapa hari perdagangan menguat signifikan. Saham-saham unggulan dilanda aksi profit taking.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (5/7) ditutup terkoreksi 29,39 poin (0,74%) ke level 3.924,12, dengan intraday terendah di 3.905,72 dan tertinggi di 3.958,11. Demikian pula indeks saham unggulan LQ 45 yang turun 7,347 poin (1,05%) ke level 696,897.

IHSG hampir sepanjang perdagangan berada di zona merah. Dibuka melemah 0,22% ke level 3.944, indeks sempat catatkan penguatan ke level 3.958, sebelum akhirnya terus turun dan pada sesi pertama bertengger di level 3.941. Tekanan profit taking yang terus mendera akhirnya membawa IHSG ditutup jatuh di 3.924.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono mengatakan, IHSG ditutup melemah akibat aksi ambil untung investor, setelah rally signifikan tiga hari terakhir. “Saham-saham bluechip yang sejauh ini menjadi pendorong pergerakan market sudah jenuh beli (overbought),” katanya.

Namun, ia menilai, koreksi indeks ini hanya akan berlangsung sementara karena bukan dipicu alasan fundamental. Variatifnya bursa regional lebih disebabkan liburnya bursa Wall Street yang membuat minimnya sentimen baru.

IHSG dua pekan terakhir telah menguat 6,2% dan empat hari terakhir telah menguat 3,7% tanpa koreksi berarti. Pulihnya sentimen krisis utang di Eropa dan membaiknya data manufaktur AS, menjadi katalisnya.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 5,38 miliar lembar saham, senilai Rp 6,519 triliun dan frekuensi 107.516 kali. Sebanyak 93 saham naik, 123 saham turun, dan 99 saham stagnan.

Nilai transaksi terdongkrak aksi tutup sendiri (crossing) saham PT Bumi Resources (BUMI) oleh broker JP Morgan Securities senilai Rp 2,5 triliun.

Kendati terkoreksi, asing masih mencatatkan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp80 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli mencapai Rp3,968 triliun dan transaksi jual sebesar Rp3,887 triliun.

Beberapa emiten yang melemah antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.200 ke Rp 66.300, Indomobil (IMAS) turun Rp 550 ke Rp 9.100, Lionmesh (LMSH) turun Rp 550 ke Rp 5.250, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 400 ke Rp 20.950.

Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.000 ke Rp 29.000, Hexindo (HEXA) naik Rp 450 ke Rp 7.700, Goodyear (GDYR) naik Rp 450 ke Rp 10.950, dan Fast Food (FAST) naik Rp 350 ke Rp 10.550.

Bursa regional Asia sore ini terpantau variatif. Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,54 poin (0,13%) ke level 2.816,35, indeks Hang Seng turun 22,52 poin (0,10%) ke level 22.747,95, indeks Nikkei 225 menguat 7,37 poin (0,07%) ke level 9.972,46, indeks Straits Times turun 0,64% ke level 3.133,39 dan indeks Kospi di Seoul naik 0,77% ke 2.161,75. [mdr]

Melorot 29 Poin, IHSG Bertahan di Level 3.900

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan pada hari ini. Meski demikian IHSG masih berada pada level 3.900.

IHSG turun 29,39 poin (0,74%) ke 3.24,13. Hal ini terjadi dipicu oleh kian maraknya aksi ambil untung (profit taking) pada sejumlah saham lapis pertama serta lemahnya perdagangan bursa Asia. Untuk Indeks LQ45 pun turut melemah yaitu turun 7,347 poin (1,05%) ke 696,897. IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp80,1 miliar dengan pembelian asing Rp3,9 triliun dan penjualan asing Rp3,8 triliun.

Adapun frekuensi transaksi mencapai 107.516 kali pada volume 5,38 miliar lembar saham senilai Rp 6,519 triliun. Sebanyak 93 saham naik, 123 saham turun, dan 99 saham stagnan. Volume dan nilai transaksi yang tinggi karena ada tansaksi negosiasi antara Bumi Plc dengan PT Bumi Resources untuk 3,3% saham senilai Rp2,5 triliun. Sedangkan volume dan transaksi secara reguler mencapai 3,7 miliar saham senilai Rp3,3 triliun.

Saham-saham yang turut berada di zona merah antara lain, saham Astra Argo Lestari Tbk (AALI) turun Rp400 ke Rp22.900, saham Adhi Karya Tbk (ADHI) turun Rp50 ke Rp760, saham Astra International Tbk (ASII) turun Rp2.500 ke Rp66.000, dan saham Indomobil Sukses Makmur Tbk (IMAS) turun Rp550 ke Rp9.100.

Dan saham-saham yang berada di zona hijau signifikan diantaranya saham Multibreeder Tbk (MBAI) naik Rp 1.000 ke Rp 29.000, saham Hexindo Adi Perkasa (HEXA) naik Rp 450 ke Rp 7.700, saham Goodyear Tbk (GDYR) naik Rp 450 ke Rp 10.950, dan saham Fast Food Tbk (FAST) naik Rp 350 ke Rp 10.550. [hid]

Hanya sektor perdagangan yang bergairah pada penutupan indeks sore ini

JAKARTA. Aksi profit taking mulai menyerang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Banyak investor yang melenggang melakukan ambil untung setelah bursa mengalami tren bullish pekan lalu.

Pada hari kedua penutupan Selasa ( 05/07), indeks terpangkas tipis yaitu 0,74 level 3924,12. Indeks melemah, terlihat dari grafik perdagangan sepanjang hari ini yang menurun. Di antara 10 sektor, hanya sektor perdagangan yang tampak menghijau. Sektor ini naik 0,40%.

Meskipun IHSH tersendat oleh aksi jual, hari ini volume saham yang diperdagangkan termasuk tinggi yakni 5,38 miliar dengan nilai cukup gemuk yakni Rp 6,519 triliun. Hari ini 90 saham bergerak naik dan 94 anjlok. Sisanya yakni 112 membisu.

Beberapa penghuni top gainers adalah PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC) naik 24,53% menjadi 132, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) naik 15,66% menjadi 275 dan PT Panca Global Securities Tbk (PEGE) naik 14,58% menjadi 150. PT Garda Tujuh Buana (GTBO) naik 13,64% menjadi 150 dan PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) naik 12,20% menjadi 92.

Sementara itu, pada jajaran top losers adalah PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) turun 9,48% menjadi 5250, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) turun 8,0% menjadi 138 dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) turun 7,41% menjadi 500. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) turun 5,97% menjadi 630 dan PT Indomobil Sukses Int i Tbk (IMAS) turun 5,81% menjadi 405.

Indikasi imbal hasil reksadana baru milik Mandiri Investasi mencapai 8,5%

Indikasi imbal hasil reksadana baru milik Mandiri Investasi mencapai 8,5%
JAKARTA. Mandiri Investasi bakal meluncurkan produk reksadana terproteksi terbarunya, yakni SMART 4. Direktur Mandiri Investasi Andreas M Gunawidjaja mengklaim SMART 4 merupakan salah satu reksadana terproteksi dengan imbal hasil tertinggi di pasar tahun ini.

"Indikasi imbal hasil SMART 4 mencapai 8,5% per tahun," ungkap Andreas dalam rilis yang diterima KONTAN, Selasa, (5/7). Reksadana tersebut sudah mulai dipasarkan melalui Bank Mandiri dan Bank CIMB Niaga hingga 12 Juli 2011.

Ia menambahkan, SMART 4 akan membagikan imbal hasil setiap tiga bulan sekali kepada investor. Selain itu, investor juga diberi keleluasaan menjual kembali setiap tiga bulan sekali setelah reksadana berjalan setahun. Portofolio reksadana terproteksi ini adalah minimum 80% pada obligasi korporasi dan maksimal 20% pasar uang atau kas.

Mandiri Investasi optimistis dana yang dikumpulkan oleh Reksadana Terproteksi SMART 4 dapat mencapai setidaknya Rp 200 miliar pada saat diluncurkan tanggal 14 Juli 2011.

Terpangkas 29 Poin, IHSG Bertahan di Level 3.900

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 29 poin akibat aksi jual di saham-saham bluechip yang sudah naik tinggi pada perdagangan sebelumnya. Untungnya, IHSG masih mampu bertahan di level 3.900.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.540 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.525 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 5,049 poin (0,13%) ke level 3.948,468. IHSG mengakhiri reli penguatannya akibat profit taking.

Posisi IHSG yang sudah overbought dan melemahnya bursa-bursa di Asia menyeret IHSG ke zona merah. Sentimen yang beredar di lantai bursa tidak marak.

Indeks sempat mendaki ke posisi tertingginya hari ini di 3.958,118 meski belum mampu menembus rekor intraday tertingginya. Setelah naik sebentar, aksi ambil untung langsung menghajar IHSG hingga terkapar di zona merah.

Pada penutupan perdagangan, Selasa (5/7/2011), IHSG terkoreksi tipis 12,513 poin (0,32%) ke level 3.941,004 akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan yang memang harganya sudah tinggi. Sentimen negatif juga datang dari bursa Asia dan krisi utang Yunani.

Aksi ambil untung semakin sore semakin banyak terjadi di saham-saham unggulan. Alhasil, indeks sempat ambles hingga posisi terdalamnya hari ini di 3.905.726 dan hampir balik lagi ke level 3.800.

Menutup perdagangan, Selasa (5/7/2011), IHSG terpangkas 29,390 poin (0,75%) ke level 3.924,127. Sementara Indeks LQ 45 melemah 7,347 poin (1,05%) ke level 696,897.

Saham-saham 'kelas berat' paling banyak terkena tekanan jual hari ini, profit taking wajar terjadi karena saham-sahamnya di lantai bursa sudah masuk ke area jenuh beli.

Semua sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memerah seluruh, sampai adanya aksi beli selektif di penghujung perdagangan sehingga membuat satu sektor menguat, yaitu indeks sektor perdagangan.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 107.516 kali pada volume 5,38 miliar lembar saham senilai Rp 6,519 triliun. Sebanyak 93 saham naik, 123 saham turun, dan 99 saham stagnan.

Volume dan nilai transaksi sedikit naik akibat transaksi tutup sendiri (crossing) saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) oleh broker JP Morgan Securities senilai Rp 2,5 triliun.

Jika transaksi tersebut tidak masuk dalam itungan, maka transaksi investor asing hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 80,17 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Bursa-bursa saham di Asia bergerak mixed hari dengan, beberapa ada yang berhasil mencetak poin meski angkanya tak signifikan. Bursa saham Jepang berhasil balik ke zona hijau akibat kinerja perusahaan yang berorientasi ekspor terangkat akibat penguatan yen.

Berikut kondisi bursa-bursa regional di sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,54 poin (0,13%) ke level 2.816,35.
  • Indeks Hang Seng menipis 22,52 poin (0,10%) ke level 22.747,95.
  • Indeks Nikkei 225 menguat tipis 7,37 poin (0,07%) ke level 9.972,46.
  • Indeks Straits Times melemah 18,01 poin (0,57%) ke level 3.135,43.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.000 ke Rp 29.000, Hexindo (HEXA) naik Rp 450 ke Rp 7.700, Goodyear (GDYR) naik Rp 450 ke Rp 10.950, dan Fast Food (FAST) naik Rp 350 ke Rp 10.550.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.200 ke Rp 66.300, Indomobil (IMAS) turun Rp 550 ke Rp 9.100, Lionmesh (LMSH) turun Rp 550 ke Rp 5.250, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 400 ke Rp 20.950.

(ang/qom)

Bursa Asia terhempas akibat sentimen negatif perbankan China

Bursa Asia terhempas akibat sentimen negatif perbankan China
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia melorot sore ini. Kondisi itu terjadi setelah saham-saham perbankan China dilanda aksi jual setelah Moody's Investor Sevice mengatakan, sejumlah bank di China akan mengalami masalah yang lebih besar atas pinjaman dalam pembukuan mereka dibanding yang bisa mereka antisipasi.

"China masih tetap berada di depan dan menjadi pertimbangan investor karena ekonominya memberikan kontribusi besar bagi perekonomian global," jelas Tim Schroeders, portfolio manager Pengana Capital Ltd di Melbourne. Alhasil, jika ada perlambatan pertumbuhan di China, akan berdampak pada ekspektasi pertumbuhan global.

Asal tahu saja, pada pukul 15.38 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% menjadi 136,84. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang naik 0,1%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,8%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%. Sedangkan indeks Hang Seng Hongkong turun 0,2% dan indeks Shanghai Composite China turun 0,2%.

Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia adalah: Industrial & Commercial Bank of China turun 0,7%, National Australia Bank Ltd turun 1,1%, 77 Bank Ltd naik 2,5%, dan Shimao Property Holdings Ltd naik 4,5%.

Bumi Plc Tambah Kepemilikan Saham BUMI Jadi 32%

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjelaskan telah melakukan transaksi negosiasi sebanyak Rp2,5 triliun yang dilakukan Bumi Plc dan Grup Bakrie.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Selasa (5/7). Transaksi ini difasilitasi oleh broker JP Morgan Securities Indonesia (BK). Sasham kelompok Bakrie di BUMI sebanyak 1,6 juta saham berpindah tangan ke Bumi Plc.

Harga pelaksanaan dalam transaksi Rp3.125 per lembar Transaksi dilakukan di pasar negosiasi sebanyak dua kali. Setelah transaksi ini, kepemilikan saham Bumi Plc di BUMI naik 3,3% menjadi 32,1%. Bumi Plc masih menargetkan dapat menggenggam saham BUMI hingga 50%

Belum Ada yang Minati Surat Utang Vallar Milik BUMI

Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan sampai saat ini belum ada calon pembeli untuk rencana penjualan convertible bonds (CB) yang didapat dari Bumi Plc (sebelumnya Vallar Plc). Anak usaha Grup Bakrie itu akan meminta persetujuan pemegang saham untuk rencana ini.

"Namun beberapa langkah penjajakan sudah mulai dilakukan oleh perseroan," kata Direktur Keuangan BUMI Andrew C Beckham dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/7/2011).

Menurutnya, pertimbangan dan rencana perseroan atas CB yang diperoleh dari transaksi dengan Vallar Plc itu guna membayar kembali utang perseroan sehingga mengurangi utang sampai dengan 1x EBITDA.

Ia menambahkan, perseroan juga mempertimbangkan kemungkinan dijualnya CB tersebut kepada kreditur sebagai pembayaran atas kewajiban perseroan yang ada saat ini.

"Atau dijual kepada investor strategis atau rencana skema lainnya," tambahnya.

Saat ini, BUMI sedang dalam proses penjualan 20.854.263.529 saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) ke Vallar. Harga transaksi dipatok Rp 850 per lembar saham.

Total dana yang bisa diraup salah satu perusahaan milik Grup Bakrie itu sebesar US$ 2,07 miliar, namun tidak dalam bentuk tunai, melainkan surat utang yang bisa dikonversi.

"Sales and Purchase Agreement (SPA) sudah ditandatangani, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan RUPS," ungkapnya.

CB ini dapat dikonversi 40 hari setelah penerbitan hingga 14 hari sebelum jatuh tempo. Berbeda dengan CB pada umumnya yang dapat dikonversi setelah jatuh tempo. Tenor CB ini 5 tahun 6 bulan atau jatuh tempo pada triwulan I-2017.
(ang/dnl)

Nikkei sudah melaju selama enam hari berturut-turut

Nikkei sudah melaju selama enam hari berturut-turut
TOKYO. Sudah enam hari berturut-turut, bursa Jepang mengalami kenaikan. Pada penutupan pukul 15.00 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,1% menjadi 9.972,46.

Sebelumnya, dalam lima hari terakhir, indeks Nikkei sudah melaju sebesar 4% seiring optimisme Yunani akan terhindar dari default. Sementara itu, indeks Topix naik 0,1% menjadi 865,18.

Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia antara lain: Tokyo Electric naik 5,1%, Bank of Yokohama Ltd naik 1,5%, dan Askul Corp anjlok 8,3%.

"Bursa Jepang sudah mengalami overheating," jelas Norihiro Fujito, head of equity research Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.

Pasar saham, mulai dari Tokyo hingga New York, memang mengalami kenaikan dalam seminggu terakhir setelah Yunani mendapatkan bantuan dari Eropa. Selain itu, lonjakan bursa global juga terjadi setelah data manufaktur AS melonjak melampaui prediksi analis.

Jelang Data PMI Eropa, Bursa Saham Melemah

Headline
INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Selasa (5/7) jatuh karena investor menunggu data PMI zona Eropa. Pasar melakukan aksi ambil untung sambil menunggu sentimen positif.

Indeks FTSE naik 0,2 poin ke 6.017, indeks DAX turun 0,1% 7.430 dan indeks CAC turun 0,2% ke 3.993. Saham pemasok roti terbesar turun 10,1% setelah mengalami lonjakan biaya bahan baku sehingga akan menaikkan harga jualnya, demikian dikutip dari yahoo,finance.com. "Sebagaian alasan rally pada pekan lalu karena perkiraaan dana AS. Pasar ingin melihat apakah akan berlanjut," kata Strategi di Charles Stanley, Jeremy Botstone-Carr.

Dengan utang AS yang sedang menjadi pembicaraan hangat maka penguatan data ekonomi AS dipastikan tidak akan berlanjut. Dengan demikian investor memiliki banyak alasan untuk melakukan tindakah hati-hati.

Sementara bursa saham Asia bergerak mixed seperti indeks Hang Seng turun 0,1% ke 22.736, indeks Nikkei naik 0,07% ke 9.972, indeks Shanghai naik 0,1% ke 2.816 dan indeks ASX turun 0,2% ke 4.598.

BUMI belum dapatkan pembeli potensial untuk konversi obligasi

Gb
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengaku, hingga saat ini pihaknya belum memiliki calon pembeli potensial dari obligasi konversi (CB) yang diterbitkan. Seperti yang diketahui, obligasi konversi itu diterbitkan sehubungan rencana penjualan saham PT Bumi Resources Minerals (BRMS) kepada Bumi Plc.

"BUMI belum memiliki calon pembeli potensial mengingat perlunya persetujuan dari RUPS BUMI sebelum transaksi jual beli saham 75% BRMS serta pembayaran CB dilakukan," ungkap Chief Financial Officer BUMI Andrew C Beckham seperti dikutip dari Keterbukaan Informasi, Selasa (5/7).

Kendati demikian, Andrew mengungkapkan, BUMI sudah mempertimbangkan beberapa langkah penjajakan. Salah satunya, kemungkinan dijualnya CB kepada kreditur sebagai pembayaran atas kewajiban perseroan atau dijual kepada investor strategis. Saat ini status rencana transaksi jual beli saham BRMS adalah pada tahap penandatanganan Sale and Purchase Agreement.

"Transaksi dengan Bumi Plc ini bertujuan mengurangi utang BUMI sampai 1x EBITDA," jelas Andrew.

Sekedar mengingatkan, BUMI menerima CB senilai US$ 2,07 miliar dari Bumi Plc. Obligasi dengan tingkat bunga setinggi 2% per tahun ini dapat dikonversi menjadi sekitar 79 juta saham Bumi Plc atau mewakili 37,7% dari modal disetor Bumi Plc. Modal disetor Bumi Plc per akhir Juni adalah 209.712.632 sampai dengan diselesaikannya step up transaction untuk menerbitkan saham B kepada pendiri.

Dengan selesainya transaksi ini, maka Bumi Plc mempunyai posisi sebagai new premium listed company bagi Vallar per akhir Juni 2011. Sebelumnya, Direktur BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan transaksi tersebut diharapkan dapat rampung pada September 2011.

Produksi Minyak ENRG Naik 1.924 Barel

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan kenaikan produksi minyak sebesar 1.924 barel per hari dari Blok Malacca Strait PSC di Riau.

Hal itu disampaikan manajemen ENRG dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (5/7). Kenaikan produksi minyak ini didukung dari produksi minyak secara by-passed di sumur lepas pantai MD-03 yang merupakan bagian dari lapangan minyak Mengkapan. Sebelumnya produksi minyak hanya kurang dari 80 barrel per hari. Sumur MD-03 diharapkan dapat berproduksi stabil di kisaran 600 barrel minyak per hari ke depannya.

Selain itu, blok Malacca Strait juga melakukan pemboran sumur-sumur pengembangannya di lapangan Melibur. Kegiatan pemboran di 3 sumur J-104, J-105, dan J-106, dalam lapangan tersebut telah diselesaikan dalam periode Mei-Juni 2011. Sumur ini memberikan kontribusi tambahan produksi minyak sebesar 400 barel per hari. Fasilitas rig yang ada pada saat ini sedang berpindah lokasi untuk memulai pemboran sumur J-107 pada Juli 2011.

"Peningkatan produksi minyak dari blok Malacca Strait PSC merupakan terobosan penting yang berhasil dilakukan oleh tim production enhancement di blok tersebut," ujar Direktur Utama PT Energi Mega Persada Tbk Imam Agustino dalam keterangan tersebut.

Blok Malacca Straits PSSC dimiliki 60,49% oleh ENRG melalui anak-anak perusahaannya dan sisanya dimiliki Grup CNOOC sebanyak 39,51%. Blok Malacca Strais PSC telah memproduksikan rata-rata 6.903 barel minyak per hari dan 11 juta kaki kubik gas per hari pada 2010. Blok tersebut memiliki jumlah cadangan terbukti dan terukur sebesar 35 juta barrel minyakd an 18,5 miliar kaki kubik gas. [mre]

Bangun Ciputra World II tahap pertama, CTRP siapkan investasi Rp 1,1 triliun

Bangun Ciputra World II tahap pertama, CTRP siapkan investasi Rp 1,1 triliun
JAKARTA. PT Ciputra Property Tbk (CTRP) bersiap memulai pembangunan proyek Ciputra World II yang diperkirakan menelan biaya investasi hingga Rp 2,5 triliun.

Proyek tersebut berdiri di lahan seluas 3,1 hektare di kawasan Central Business District Kuningan Jl. Prof. DR. Satrio, Jakarta. CTRP merencanakan proyek tersebut sebagai kawasan residensial (apartemen) yang terdiri dari lima buah menara.

Untuk tahap pertama akan dibangun dua menara yang terdiri dari The Cedar Condominium dan service apartment di bawah Fraser Suite sebanyak 700 unit hunian.

"Investasi tahap pertama ini sebesar Rp 1,1 triliun. Pendanaannya dari kas sendiri dan hasil penjualan," ujar Direktur CTRP Artadinata Djangkar, Selasa, (5/7).

Ciputra World II akan mulai dibangun pada akhir tahun ini dan bakal rampung pada pertengahan 2014.

Bumi Plc Borong Saham BUMI Rp 2,5 Triliun

Jakarta - Perusahaan kongsi keluarga Rothschild dan Grup Bakrie, Bumi Plc, memborong saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebanyak Rp 2,5 triliun melalui transaksi tutup sendiri (crossing). Transaksi ini difasilitasi oleh broker JP Morgan Securities Indonesia (BK).

Seperti dikutip dari data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/7/2011), BK memindahtangankan 1,6 juta lot (800.325.500 lembar) saham milik PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) ke Bumi Plc yang dahulu bernama Vallar Plc.

Harga pelaksanaan dalam transaksi ini dipatok Rp 3.125 per lembar lebih mahal dari harga penutupan kemarin di Rp 2.975 per saham. Transaksi dilakukan di pasar negosiasi sebanyak dua kali.

Setelah transaksi ini, kepemilikan saham Bumi Plc di BUMI naik 3,3% menjadi 32,1%. Targetnya, Bumi Plc berniat untuk menggenjot kepemilikan sahamnya di BUMI hingga lebih dari 50%.

Bumi Plc akan menerbitkan saham baru dengan hak voting sebagai tukar guling saham dengan perusahaan batubara grup Bakrie tersebut. Atas transaksi ini, harga saham BUMI pada penutupan perdagangan sesi I naik 25 poin (0,84%) ke level Rp 3.000 per lembar.

Seperti diketahui, pada November 2010 terjadi kesepakatan antara Vallar, BUMI, dan Berau. Di mana Bakrie & Brothers (BNBR) selaku pengendali akan melepaskan 5,2 miliar (25%) saham BUMI.

Vallar akan melakukan swap dengan 90,1 juta saham baru Vallar seharga 10 poundsterling per saham kepada BNBR. Dengan demikian BNBR akan menguasai 43% saham Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan memiliki 25% saham BUMI.

(ang/hen)

Saham Pilihan di Tengah Koreksi

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kondisi jenuh beli setelah IHSG mencetak all time high, telah memicu profit taking. Namun, momentum ini dapat digunakan untuk kembali akumulasi. Saham apa saja pilihannya?

IHSG dua pekan terakhir telah menguat signifikan mencapai 6,2% dan empat hari terakhir menguat 3,7%, tanpa koreksi berarti. Hal ini didukung pulihnya sentimen krisis utang di Eropa, setelah Yunani berhasil keluar dari potensi default dan membaiknya data manufaktur AS.

Di tengah minimnya sentimen positif baru menyusul liburnya bursa AS, tak heran bila investor memanfaatkannya untuk profit taking. Apalagi secara teknikal, indeks juga telah berada di area overbought, dengan candlestick berada di luar garis upper Bollinger band, meskipun indikator stochastic dan RSI masih bergerak uptrend.

Perdagangan Selasa (5/7) siang ini, IHSG terkoreksi tipis 12,513 poin (0,32%) ke level 3.941,004. Sementara indeks saham unggulan LQ 45 turun 4,014 poin (0,56%) ke level 700,230. Beberapa emiten yang melemah dan masuk kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.650 ke Rp 66.850, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 550 ke Rp 20.800, Indomobil (IMAS) turun Rp 400 ke Rp 9.250, dan Indocement (INTP) turun Rp 250 ke Rp 16.750.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono mengatakan, kendati melemah, koreksi bursa kali ini cukup sehat dan hanya akan berlangsung terbatas. “Pasalnya, pelemahan indeks bukan dipicu faktor fundamental domestik, hanya aksi ambil untung belaka,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Ia pun merekomendasikan investor untuk melakukan pembelian pada saham-saham yang sudah murah (buy on weakness) terutama di saham lapis dua. “Sedangkan untuk trading, saham sektor konsumer, properti, dan infrastruktur dapat dipilih,” katanya.

Senada dengan Pengamat Pasar Modal Irwan Ariston Napitupulu yang mengatakan, koreksi saham bluechip ini hanya bersifat minor dan harus dimanfaatkan pelaku pasar sebagai titik masuk. “Terutama karena sebelum lebaran, IHSG dapat mencapai level 4.200,” ucapnya dihubungi terpisah.

Beberapa saham yang menjadi pilihan Irwan berasal dari sektor konsumer. Hal ini terkait tingginya permintaan menjelang musim Ramadhan dan lebaran. Saham-saham tersebut adalah Ramayana Lestari Sentosa (RALS), Indofood Sukses Makmur (INDF), Astra International (ASII), Charoen Pokphand (CPIN), dan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA). “Investor bisa trading untuk saham-saham ini,” ujarnya.

Optimisme serupa juga diungkapkan Yuganur Wijanarko dari HD Capital. Menurutnya, koreksi bursa dapat digunakan sebagai memontum untuk akumulasi di emiten big cap dan second liner secara selektif.

Pilihan pertama adalah Gajah Tunggal (GJTL). Menurutnya, valuasi PER 8 kali dan profitabilitas (ROE) di atas 34%, membuat emiten ini sangat undervalued. Pasalnya, emiten yang mempunyai return of equity (ROE) di atas 34% biasanya diperdagangkan di atas PER 11 kali. “Ini berarti ada potensi untuk upside adjustement. Rekomendasi beli dengan target harga di Rp3.250,” ucapnya.

Yuga juga menjagokan saham TB Bukit Asam (PTBA). Ia menilai, emiten tambang ini bisa melawan siklus koreksi IHSG, karena secara teknikal, posisi stochastic 5 harian yang baru melewati 50-line pasca penembusan resistance moving average 50 hari di Rp21.300.

“Kondisi ini dapat merubah tren turun yang berlangsung selama sebulan lebih ke short-term positif untuk menuju target harga di Rp21.900,”katanya.

Pardomuan Sihombing, Head of Research Recapital Securities juga masih melihat adanya potensi penguatan pada bursa domestik dalam waktu dekat. Ia menilai, melambatnya tingkat inflasi dan ekspektasi positifnya kinerja emiten-emiten kuartal dua 2011 menjadi obat pendorong penguatan IHSG dari sisi internal.

“Sedangkan penyelesaian masalah utang Yunani, kenaikan peringkat Indonesia oleh pemeringkat asing, dan stabilnya harga komoditas menjadi sentimen positif eskternal,” tuturnya.

Terkait hal ini, Domu menjagokan saham-saham unggulan dan berkapitalisasi besar. Pilihannya adalah ASII, PTBA, Gudang Garam (GGRM), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bumi Resources (BUMI), Astra Agro Lestari (AALI), dan Semen Gresik (SMGR). “Investor bisa buy on weakness emiten-emiten ini,” tutupnya. [mdr]

S&P: Bailout Yunani Bisa Memicu Default

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Lembaga Pemeringkat S&P menilai, rencana rollover obligasi Yunani yang diusulkan bank Perancis akan tidak berbeda jauh dengan gagal bayar (default).

Demikian seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/7). Bank Perancis selaku pemegang obligasi Yunani terbesar, mengusulkan agar obligasi jatuh tempo tersebut diinvestasikan kembali pada obligasi yang baru dengan jangka waktu yang lebih lama.

Munculnya pernyataan ini merontokkan reli pada pasar saham dan pasar obligasi karena sentimen positif atas kesepakatan Uni Eropa untuk menalangi (bail out) senilai 12 miliar euro kepada Yunani, pekan lalu.

Para investor khawatir gagal bayar tersebut akan memicu gelombang kejutan baru yang berdampak pada sistem keuangan dunia. "Kami memandang bahwa kedua pilihan pembiayaan yang dijelaskan dalam proposal (dari perbankan Perancis) berpotensi default berdasar kriteria kami," ungkap S&P.

S & P mengatakan akan menetapkan rating baru atas obligasi Yunani bila rencana rollover utang benar-benar dilaksanakan, yang mencerminkan situasi kredit baru berdaulat Yunani.

Profit Taking Seret IHSG ke Zona Merah

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah pada penutupan perdagangan sesi I ini. Aksi ambil untung (profit taking) kian meramaikan perdagangan.

IHSG ditutup turun 12.51 poin (0,32%) ke 3.941, 004, beberapa pelaku pasar menyatakan aksi ambil untung merajai transaksi perdagangan sesi I ini. Sementara Indeks LQ 45 menipis 4,014 poin (0,56%) ke level 700,230.

Adapun frekuensi transaksi mencapai 56.541 kali pada volume 3,396 miliar lembar saham senilai Rp 4,473 triliun. Sebanyak 97 saham naik, 102 saham turun, dan 90 saham stagnan.

Beberapa saham yang berada di zona hijau antara lain, saham Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) naik 400 poin ke 14.050, saham Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) naik 250 poin ke 7.700, saham Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 25 poiun ke 3.000, dan saham Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 700 poin ke 49.500.

Dan saham-saham yang melemah antara lain, saham Astra International Tbk (ASII) turun 1.750 poin ke 66.750, saham Bank Danamon Tbk (BDMN) turun 100 poin ke 5.950, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 50 poin ke 7.850, dan saham Gozco Plantaions Tbk (GZCO) turun 5 poin ke 370.

Aksi profit taking atas ASII, BBRI, dan PTBA bikin indeks keok di sesi I

Aksi profit taking atas ASII, BBRI, dan PTBA bikin indeks keok di sesi I
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan 12,51 poin di sesi I sehingga bertengger di level 3.941. Sejumlah bluechips yang memberatkan langkah indeks antara lain:

- PT Astra International (ASII)
Saham ASII tercatat turun 2,41% menjadi Rp 66.850 di sesi I. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah JPMorgan Securities senilai Rp 14,57 miliar, Credit Suisse Securities senilai Rp 11,56 miliar, dan bahana Securities senilai Rp 9,06 miliar.

- PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Saham BBRI tercatat turun 1,45% menjadi Rp 6.800 di sesi I. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah UBS Securities senilai Rp 40,85 miliar, RBS Asia Securities senilai Rp 20,56 miliar, dan CIMB Securities senilai Rp 15,22 miliar.

- PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
Saham PTBA tercatat turun 2,58% menjadi Rp 20.800 di sesi I. Sejumlah broker yang melepas kepemilikannya atas saham ini adalah Mandiri Sekuritas senilai Rp 5,33 miliar, Lautandhana Securities senilai Rp 2,57 miliar, dan Kim Eng Securities senilai Rp 2,32 miliar.

Wajah indeks di sesi I masih bermuram durja

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bermuram durja. Meski sempat naik ke zona hijau, pada pukul 12.00, indeks ditutup dengan penurunan 0,32% menjadi 3.941,004.

Mayoritas sektor memerah. Sektor aneka industri mengalami penurunan paling besar 2,17%. Kemudian, disusul oleh sektor manufaktur dan sektor agrikultur yang turun 0,63% dan 0,52%. Kendati begitu, ada dua sektor yang menghijau, yakni sektor perdagangan dan consumer goods dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,4%.

Jumlah saham yang turun dan naik di sesi I seimbang, yakni sebanyak 94 saham. Sementara, 85 saham lainnya tak mengalami perubahan. Volume transaksi mencapai 3,396 miliar dengan nilai sebesar Rp 4,473 triliun.

Saham-saham yang menghuni top losers siang ini antara lain: PT Lippo Securities (LPPS) turun 8% menjadi Rp 138, PT Rukun Raharja (RAJA) turun 7,46% menjadi Rp 620, dan PT Mulia Industrindo (MLIA) turun 5,81% menjadi Rp 405.

Sedangkan saham-saham yang bertengger di posisi top gainers adalah: PT Pacific Strategic (APIC) naik 25,47% menjadi Rp 133, PT Mandala Multifinance (MFIN) naik 20,48% menjadi Rp 1.000, dan PT Tifico Fiber Indonesia (TFCO) naik 11,86% menjadi Rp 660.

Sesi I Koreksi di Saham Unggulan Bikin IHSG Menciut 12 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 12 poin akibat aksi ambil untung di saham-saham unggulan yang memang harganya sudah tinggi. Sentimen negatif juga datang dari bursa Asia dan krisi utang Yunani.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 5,049 poin (0,13%) ke level 3.948,468. IHSG mengakhiri reli penguatannya akibat profit taking.

Posisi IHSG yang sudah overbought dan melemahnya bursa-bursa di Asia menyeret IHSG ke zona merah. Indeks sempat mendaki ke posisi tertingginya hari ini di 3.958,118 meski belum mampu menembus rekor intraday tertingginya.

Setelah naik sebentar, aksi ambil untung langsung menghajar IHSG hingga terkapar di zona merah. Posisi terendah yang sempat disinggahi IHSG hari ini di level 3.932,737.

Pada penutupan perdagangan, Selasa (5/7/2011), IHSG terkoreksi tipis 12,513 poin (0,32%) ke level 3.941,004. Sementara Indeks LQ 45 menipis 4,014 poin (0,56%) ke level 700,230.

Saham-saham unggulan yang sudah naik tinggi mulai dilepas investor. Namun aksi beli selektif masih terjadi meski tidak terlalu ramai, sehingga mampu sedikit menahan laju pelemahannya.

Investor asing melakukan pembelian bersih cukup besar karena adanya transaksi tutup sendiri (crossing) saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) oleh broker JP Morgan Securities senilai Rp 2,5 triliun.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 56.541 kali pada volume 3,396 miliar lembar saham senilai Rp 4,473 triliun. Sebanyak 97 saham naik, 102 saham turun, dan 90 saham stagnan.

Bursa-bursa Asia sudah bisa menahan kejatuhannya, bahkan bursa saham Jepang sudah mampu mendaki ke zona hijau. Bursa Singapura menderita koreksi paling dalam.

Berikut situasi bursa-bursa di Asia hingga siang ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menipis 2,85 poin (0,10%) ke level 2.809,96.
  • Indeks Hang Seng turun tipis 6,29 poin (0,03%) ke level 22.764,18.
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 3,66 poin (0,04%) ke level 9.968,75.
  • Indeks Straits Times terkoreksi 22,00 poin (0,70%) ke level 3.131,44.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 700 ke Rp 49.500, Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 500 ke Rp 15.950, Adira Finance (ADMF) naik Rp 400 ke Rp 14.050, dan Hexindo (HEXA) naik Rp 400 ke Rp 7.650.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.650 ke Rp 66.850, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 550 ke Rp 20.800, Indomobil (IMAS) turun Rp 400 ke Rp 9.250, dan Indocement (INTP) turun Rp 250 ke Rp 16.750.
(ang/dnl)

Sesi Dua : BOW Saham Lapis Dua

INILAH.COM, Jakarta- Koreksi bursa siang ini diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Namun, saham lapis dua dapat menjadi pilihan di harga rendah.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore nanti akan bergerak variatif cenderung melemah. “Untuk jangka pendek, indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.930 dan resistance 3.965,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (5/7).

Menurutnya, kecenderungan pelemahan indeks hari ini dipicu oleh profit taking setelah rally yang signifikan dalam tiga hari terakhir. Adapun saham-saham bluechip yang sejauh ini menjadi pendorong pergerakan market sudah jenuh beli (overbought). “Tapi, sepanjang perdagangan indeks berpeluang variatif dengan kecenderungan melemah terbatas,” ujarnya.

Dia menegaskan, koreksi indeks, semata faktor profit taking dan bukan alasan fundamental. Apalagi, pergerakan bursa regional juga bergerak variatif dan cenderung melemah tipis. “Jadi, market secara global dan regional juga variatif setelah bursa AS kemarin libur,” tuturnya.

Dalam situasi ini, Purwoko merekomendasikan buy on weakness pada saham-saham lapis dua (second liner). Sedangkan saham sektor konsumer, properti, dan infrastruktur dapat menjadi pilihan trading untuk hari ini. [ast]

Meski ekonomi melambat, Swiss franc masih dalam tren naik

Meski ekonomi melambat, Swiss franc masih dalam tren naik
JAKARTA. Surutnya minat terhadap aset aman risiko atau safe haven menyusul redanya kekhawatiran jangka pendek terhadap krisis utang Yunani menyebabkan berkurangnya posisi holding Swiss franc.

Hal ini kemudian diperbesar oleh lemahnya kinerja ekonomi Swiss yang terindikasi dari rilis data retail sales Mei yang di luar dugaan. Selain itu, keberatan pemerintah dan otoritas moneter Swiss terhadap penguatan mata uangnya mencapai rekor terhadap dolar dan euro beberapa waktu lalu juga turut meredam holding investor pada Swiss franc.

Analis menyatakan, penguatan mata uang Swiss yang tajam dikhawatirkan akan berisiko bagi perekonomian negara tersebut. Hal ini inilah yang akan menjadi pokok bahasan pada pertemuan menteri ekonomi dengan petinggi pemerintahan pekan depan.

Pelaku pasar akan fokus kembali pada data ekonomi Swiss yaitu consumer price index yang rilis 7 Juli mendatang. Indeks harga konsumen ini akan menjadi pertimbangan bagi pengambilan keputusan dalam sidang bank sentral Swiss September mendatang.

Rekhmen Abadi, Analis Valbury Asia Futures mengatakan uptrend cenderung dominan ditandai dengan trend line support di level 0,8430 yang masih intact pada intraday chart. "Support level kami ada di 0,8420-0,8390. "Selama areal tersebut intact akan mendukung potensi kenaikan dengan target resistance awal yaitu di 0,8550-0,8660," ujarnya.

Rekhmen menyarankan, waspadai jika ternyata kenaikan atau level penutupan masih berada di areal resistance, dominasi downtrend pada daily chart berpotensi berkembang kembali.

Jajaran direksi diganti, saham IDKM berlari lincah

Jajaran direksi diganti, saham IDKM berlari lincah
JAKARTA. Saham PT Indosiar Karya Media (IDKM) berlari lincah di sesi I. Jelang penutupan pukul 11.37, saham IDKM tercatat naik 1,08% menjadi Rp 940.

Aksi beli yang melanda saham perusahaan televisi nasional ini terjadi setelah IDKM mengganti seluruh jajaran direksi dan komisaris.

Titi Maria, Sekretaris Perusahaan Elang Mahkota Teknologi mengatakan, penggantian tersebut dilakukan karena pemegang saham menilai kinerja manajemen lama belum maksimal. Penggantian ini diharapkan bisa mendongkrak kembali kinerja IDKM lebih baik.

Matahari Bakal Merger dengan Meadow

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) bakal bergabung (merger) dengan PT Meadow Indonesia (MI).

Terkait hal ini, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 22 Agustus mendatang. Adapun jumlah dari penurunan kepemilikan saham (dilusi) yang dimiliki oleh setiap pemegang saham Matahari akibat penggabungan ini mencapai maksimal 4,28%. Demikian seperti dikutip dari prospektus yang dipublikasikan Selasa (5/7) ini.

Perseroan menargetkan tanggal efektif merger adalah pada 30 September 2011 dan tanggal pembayaran atas pembelian saham-saham pemegang saham publik yang berkeinginan untuk menjual sahamnya serta tanggal efektif perdagangansaham gabungan kedua perusahaan tersebut pada 3 Oktober 2011.

MI selaku pemilik saham mayoritas Matahari yaitu 98,15% dari total seluruh saham yang dikeluarkan pada LPPF, mengusulkan agar rasio konversi saham yang diterapkan sebesar 1:1 kepada manajemen LPPF. Hal ini berarti setiap saham yang dimiliki oleh pemegang saham MI adalah setara dengan 6.846,948 saham Matahari. Sehingga tidak akan terjadi dilusi bagi pemegang saham minoritas Matahari dan tidak akan terjadi peningkatan modal Matahari selaku perusahaan hasil penggabungan.

Pemegang saham penguasa MI saat ini adalah Meadow Asia Co Ltd (MAC), anak usahanya Asia Color Co Ltd. MAC membeli 98% kepemilikan saham LPPF pada April 2010 lalu. Induk Usaha MAC itu juga membeli tambahan 0,15% saham dari pasar melalui mekanisme tender offer sebulan sesudahnya. Usai transaksi ini, MAC akan kuasai 98,23% saham LPPF.