High risk high return, high return high lost.
So be careful in making investments.
Investment in yours hands. Good luck & do the best . . . . . . . .
Senin, 18 April 2011
Ini dia alasan saham ANTM dilanda aksi jual di tengah rekornya harga emas
Saham grup Bhakti berguguran pasca putusan pengadilan untungkan Tutut
Saham grup Bhakti berguguran pasca putusan pengadilan untungkan Tutut
Saham grup Bhakti berguguran pasca putusan pengadilan untungkan Tutut
Saham grup Bhakti berguguran pasca putusan pengadilan untungkan Tutut
Lippo Group Naikkan Kepemilikan di LPKR
Apa Prediksi Analis untuk Saham BUMI?
INILAH.COM, Jakarta- Saham PT Bumi Resources (BUMI) masih stagnan hingga perdagangan sesi pertama awal pekan ini. Bagaimana prediksi para analis?
Christine Salim, Head of Research Samuel Sekuritas masih melihat potensi pada emiten ini. Menurutnya, BUMI telah menguat 7,9% sejak awal tahun dan mengungguli IHSG. Katalis bursa akan datang dari berlanjutnya penurunan pinjaman.
Selain itu, rencana Vallar untuk meningkatkan kepemilikan di BUMI hingga 50% akan menjadi katalis positif pergerakan harga saham. “Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp3.950 per saham, menyiratkan PER (price earning ratio)2012 sebesar 14,9 kali,” katanya.
Seperti diketahui, Vallar Plc berencana meningkatkan kepemilikan di BUMI menjadi 50% di BUMI pada 10 Mei, dengan menawarkan pemegang saham BUMI mekanisme swap saham. Dengan rasio swap 57,7: 1, berarti setiap 57,7 saham BUMI akan ditawarkan 1 saham Vallar. “Hal ini menyiratkan harga konversi sebesar Rp3.240 per saham,” ujarnya.
Sentimen positif lain berasal dari pengurangan utang BUMI yang kini berada dalam proses. BUMI berencana mengurangi total kredit US$975 juta hingga akhir 2011, terdiri dari US$600 juta pinjaman CIC (China Investment Corporation)dan US$375 konversi obligasi.
“Kami memperkirakan penghematan bunga sebesar US$ 228 juta selama 2 tahun, mengurangi denda US$ 30 juta jika utang dilunasi secara tunai,” tuturnya.
Apalagi BUMI menyebutkan bahwa mungkin CIC berkeinginan menjadi mitra jangka panjang. Christine melihat ada tiga skenario potensial, yakni kesepakatan kas, debt to equity swap di BRMS (anak usaha BUMI, PT Bumi Resources Minerals)atau Vallar, serta kombinasi pertama dan kedua.
Senada dengan pengamat pasar modal Willy Sanjaya yang optimistis, saham BUMI dapat mencapai level 4.500. Menurutnya, masuknya Vallar ke BUMI menjadi indikasi positif bagi investor lokal, terutama untuk masuk ke saham batu bara ini. Apalagi BUMI berencana melunasi utang kepada CIC. "Utang lama yang akan dibayar dengan dana internal sehingga memberi dampak positif," ujar Willy.
Pada perdagangan Senin (18/4) sesi pertama, BUMI berada di level Rp3.350, atau stagnan dari penutupan pekan lalu. Emiten batu bara ini sudah bertahan di angka ini sejak Kamis (14/4).
Willy menilai, kalau ada koreksi yang terjadi atas saham BUMI, hal ini dapat dijadikan momentum bagi pelaku pasar untuk mengakumulasi saham BUMI. “Saya masih rekomendasi saham ini,” katanya.
Saat ini, imbuh Willy, pelaku pasar sedang menunggu laporan keuangan kuartal pertama 2011. Sementara itu, kinerja 2010 BUMI cukup positif. BUMI melaporkan laba bersih 2010 sebesar US$ 311 juta (YoY 63,4%) dan pendapatan sebesar US$ 4.369 juta (19,2% YoY).
Christine menilai, laba bersih ini sesuai dengan ekspektasi, namun 18,7% lebih tinggi dari konsensus. “Sedangkan pencapaian pendapatan mengalahkan konsensus dan perkiraan kami,”ujarnya.
Untuk tahun ini, produksi batubara dan harga jual rata-rata (ASP) yang tinggi akan mendukung kinerja perseroan. Manajemen mentargetkan pertumbuhan 10% produksi batubara menjadi 66 juta ton pada 2011.
Sementara patokan untuk ASP adalah US$ 77/ton untuk 2011, 8,5% lebih tinggi dibandingkan 2010, “Pedoman produksi batubara ini sejalan dengan estimasi kami, meski kami berharap ASP lebih tinggi sebesar US$82,5/ton,” katanya. [mdr]
Saham Produsen Sawit Bikin IHSG Tergelincir
- Indeks Komposit Shanghai naik 8,30 poin (0,27%) ke level 3.058,83.
- Indeks Hang Seng naik tipis 37,28 poin (0,16%) ke level 24.045,35.
- Indeks Nikkei 225 turun tipis 10,41 poin (0,11%) ke level 9.581,11.
- Indeks Straits Times menguat tipis 7,07 poin (0,22%) ke level 3.160,37.
2 Anggota DPRD Pimpin Demo Massa Tuntut 7% Saham Newmont
Permintaan Baja Naik, Saham KRAS Dikerek ke Rp 1.500?
Semakin Berkilau, Emas Lagi-Lagi Cetak Rekor
Elnusa Incar Pendapatan Seismik US$ 55 Juta
Regional & Grup Astra Ganduli IHSG Pekan Ini
INILAH.COM, Jakarta - Laju IHSG pekan ini diprediksi variatif. Peluang negatifnya sentimen regional dan grup Astra, menganduli gerak market. Tapi, ada peluang pada saham-saham bank, semen dan perkebunan.
Head of Research PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, potensi variatif (mixed)-nya pergerakan market pekan ini, salah satunya karena faktor teknikal. Menurutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) akhir pekan lalu ditutup di level Rp3.730 yang merupakan resistance pertama. Sedangkan resistance keduanya di level 3.735.
Karena itu, dari sisi ini, arah market pekan ini masih berat untuk mencapai level resistance 3.750-3.789 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Karena itu, dengan sentimen yang ada saat ini, indeks belum tentu mencapai level rekor baru itu.
“Indeks memiliki level support 3.700. Jika support tersebut ditembus, indeks bakal terkoreksi ke level 3.675-3.600,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (17/4). Pada perdagangan Jumat (15/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 22,53 poin (0,61%) ke level 3.730,512.
Apalagi, lanjut Satrio, arah bursa Dow Jones memperlihatkan penurunan sehingga bisa memicu kontraksi di bursa saham regional dan jadi tekanan bagi IHSG. Dalam sepekan terakhir, Dow Jones bergerak turun. “Jika Dow berada di bawah support 12.300, trennya sudah mulai turun,” ujar Satrio.
Di sisi lain, pascagempa Jepang, Jumat (11/3), bursa regional naik terlalu tinggi dan cepat. Karena itu, kecenderungan untuk profit taking lebih besar.
Tapi, Satrio menggarisbawahi, kalaupun indeks turun, hanya bersifat jangka pendek. Untuk jangka menengah panjang, trennya masih menguat. Sebab, dari dalam negeri, sentimen positifnya masih banyak seiring akan dirilisnya kinerja emiten untuk kuartal pertama 2011. “Artinya, untuk melemah jauh pun, masih susah bagi IHSG,” ujarnya.
Menurutnya, investor menunggu dirilisnya laporan kinerja keuangan berbagai emiten untuk kuartal pertama 2011 yang diharapkan memberikan sentimen positif. “Tapi, pada intinya orang masih menunggu apakah indeks bisa mencapai level tertinggi baru lagi atau tidak,” ungkapnya.
Satrio sendiri memperkirakan baru di kuartal kedua 2011 ini, IHSG berpeluang mencapai rekor yang baru di atas 3.789. Rekor tersebut belum akan dicapai pada April ini. Sebagian besar emiten diekspektasikan mencatatkan laba bersih yang positif di kuartal pertama 2011. “Terutama terkait kenaikan harga komoditas. Begitu juga dengan perbankan,” tuturnya.
Di antaranya, bank Mandiri yang mendapat keuntungan dari Initial Public Offering (IPO) PT Garuda Indonesia (GIAA) Rp2,5 triliun yang belum masuk di laporan kinerja akhir 2010. “Jadi, untuk kuartal pertama positif,” tuturnya.
Tapi, pasar juga memikirkan apa yang akan terjadi dan tidak hanya bertumpu pada optimisme laba di kuartal pertama. Pasar juga mencermati kondisi yang sedang terjadi saat ini. “Untuk kuartal kedua dan seterusnya, orang mengantisipasi gangguan yang terjadi di grup Astra pacagempa dan tsunami Jepang,” ungkapnya.
Memang menurut Satrio, PT Astra Internasional (ASII) berpeluang mencatatkan laba positif di kuartal pertama tahun ini. Tapi, belakangan, emiten sektor otomotif ini dikabarkan menutup 5 pabriknya di Eropa akibat kekurangan suku cadang. “Karena itu, di kuartal dua, labanya berpeluang turun sehingga membebani laju IHSG karena kapitalisasinya yang besar,” imbuhnya.
Karena itu, untuk jangka pendek, pasar masih mengkhawatirkan tekanan jual lanjutan di saham-grup Astra. “Jika IHSG mengayun ke bawah, pasar akan lebih melirik saham lain dulu di luar grup Astra,” tuturnya.
Pada saat yang sama, Satrio juga mewanti-wanti agar pelaku pasar hati-hati pada saham-saham batu bara. Sebab, kinerja di sektor ini untuk full year 2010, tidak terlalu menggembirakan. Apalagi, jika kinerja kuartal pertama 2011, kurang positif. “Minat investor atas saham di sektor ini akan berkurang sehingga sentimennya adalah bearish di market,” tuksnya.
Jika dilihat dari rata-rata harga batu bara yang bertenger di atas US$123 per metrik ton memang bisa memacu kinerja emiten di sektor ini. Tapi, kondisi itu, belum tentu bisa mengejar ketertinggalan selama full year 2010.
Dia mencontohkan, kinerja PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) 2010 yang turun 30% di bawah ekspektasi. Tapi, para analis tidak menurunkan ekspektasinya atas saham ini di kuartal I/2011. “Karena itu, saat kinerjanya dirilis untuk kuartal pertama 2011, bakal mengecewakan,” papar Satrio.
Dalam situasi ini, Satrio merekomendasikan positif saham-saham di sektor perbankan, semen dan perkebunan karena berpeluang bullish. Kalaupun turun, menurutnya, justru menjadi kesempatan emas untuk beli.
Saham-saham pilihannya, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI), masing-masing di bawah Rp6.000 dan Rp6.500, PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP).
Lalu saham PP London Sumatera Indonesia (LSIP) seiring cum dividen yang signifikan dan PT Astra Agro Lestari (AALI). “Dengan kesulitan yang terjadi di ASII, AALI diharapkan bisa jadi konvensasinya,” urainya.
Sementara itu, di sektor pertambangan hanya PT Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA) yang direkomendasikan positif. Dia merekomendasikan buy on weakness semua saham tersebut. “Jika IHSG menembus 3.900-4.100 semua saham pun sangat menarik,” imbuhnya. [mdr]
Dividen
IHSG Terbawa Arus Penguatan Bursa Asia
- Indeks Komposit Shanghai naik 8,78 poin (0,29%) ke level 3.059,31.
- Indeks Hang Seng naik tipis 53,56 poin (0,22%) ke level 24.061,63.
- Indeks Nikkei 225 turun 21,98 poin (0,23%) ke level 9.569,54.
- Indeks Straits Times menguat tipis 11,93 poin (0,38%) ke level 3.165,23.