Selasa, 06 Maret 2012

Turun 17 Poin, Koreksi IHSG Paling Tipis di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 17 poin akibat tekanan jual di saham-saham unggulan. Koreksi indeks ini termasuk paling tipis di antara pasar saham Asia yang seluruhnya jatuh sangat dalam.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis Rp 9.130 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.140 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 20,184 poin (0,51%) ke level 3.964,713 terseret koreksi pasar saham regional akibat kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi China.

Indeks semakin menjauhi level 4.000 akibat tekanan jual yang diakibatkan sentimen eksternal dari negeri tirai bambu tersebut. Seluruh indeks sektoral pun terpangkas.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun 28,362 poin (0,71%) ke level 3.956,535 akibat tekanan jual di saham unggulan, terutama berbasis konsumer. Bursa-bursa di Asia juga jatuh semakin dalam.

Tekanan jual masih belum berhenti memasuki perdagangan sesi II, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.953,461. Aksi beli jelang penutupan bisa sedikit mengurangi koreksi indeks.

Menutup perdagangan, Selasa (6/3/2012), IHSG turun 17,821 poin (0,45%) ke level 3.967,076. Sementara Indeks LQ 45 melemah 4,374 poin (0,64%) ke level 686,227.

Rencana bailout Yunani mengalami hambatan. Pasalnya, pihak swasta yang diharapkan berpartisipasi dalam penukaran surat utang kini belum memberikan jawaban.

Padahal, penukaran surat utang itu merupakan bagian dari syarat untuk pemberian dana talangan sebesar Rp 1.560 triliun. Kabar tersebut membuat bursa-bursa di Eropa terkena koreksi.

Indeks pun ikut terkoreksi berbarengan dengan amblesnya bursa-bursa di Asia. Pelemahan kali ini dipimpin oleh saham-saham berbasis infrastruktur dan finansial.

Tak satu pun indeks sektoral di lantai bursa yang bisa menguat, semuanya kompak bergerak di teritori negatif. Tekanan jual banyak dilakukan oleh investor lokal dan asing.

Hingga sore ini transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) tipis senilai Rp 1,658 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 88.983 kali pada volume 4,975 juta lot saham senilai Rp 3,343 triliun. Sebanyak 82 saham naik, sisanya 148 saham turun, dan 113 saham stagnan.

Maraknya sentimen negatif membuat bursa-bursa di Asia jatuh semakin dalam, bahkan bursa saham Singapura dan Hong Kong ambles lebih dari dua persen.

Berikut kondisi dan situasi di bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 34,56 poin (1,41%) ke level 2.410,45.
  • Indeks Hang Seng jatuh 459,06 poin (2,16%) ke level 20.806,25.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 60,96 poin (0,63%) ke level 9.637,63.
  • Indeks Straits Times ambles 65,97 poin (2,21%) ke level 2.925,83.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Mayora (MYOR) naik Rp 550 ke Rp 15.800, Indocement (INTP) naik Rp 300 ke Rp 17.000, Surya Esa (ESSA) naik Rp 230 ke Rp 1.760, dan Petrosea (PTRO) naik Rp 225 ke Rp 4.625.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.000 ke Rp 42.150, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 ke Rp 56.500, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 500 ke Rp 12.500, dan Unilever (UNVR) turun Rp 350 ke Rp 18.650.
(ang/dru)

Net Sell Asing Akhiri IHSG Sesi I Turun 0,71%

INILAH.COM, Jakarta - Pada sesi I perdagangan Selasa (6/3/2012), IHSG ditutup turun 0,71% ke level 3.956,53.

Penurunan indeks siang ini seiring koreksi yang terjadi di bursa regional, di mana Nikkei turun 0,81%, Hang Seng turun 1,51%, dan Shanghai turun 1,13%.

Sebanyak 149 saham turun siang ini, 57 saham naik, dan 90 saham stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,97% ke level 683,89, sedang JII turun 0,91% ke level 560,47.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 1,02 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,20 triliun. Asing pun melanjutkan aksi net sell sebesar Rp53,26 miliar hingga siang ini.

Bursa AS dan Eropa ditutup melemah semalam memfaktorkan sentimen negatif dari China yang hanya menargetkan pertumbuhan GDP 7,5% di 2012, terendah sejak 2004. Rilis data factory orders AS di bulan Januari yang turun 1% turut menjadi sentimen negatif semalam. Harga minyak bergerak sideways semalam dan ditutup di level US$106,7/barel sementara harga batubara NEWC terkoreksi signifikan sekitar 4% ke level US$110,9/ton. Harga metal dunia turut terkoreksi semalam dengan Nikel -2% dan Timah -2,9%.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ITMG yang turun 3,59%, GGRM turun 1,40%, UNVR turun 1,57%, IMAS turun 1,08%, dan ACES turun 3,37%.

Sesi I, IHSG tak juga beranjak dari zona merah

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tak beranjak dari zona merah. Pada penutupan sesi I, indeks turun 0,71% menjadi 3.956,535.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, ada 141 saham yang turun. Sementara, 48 saham lainnya naik dan 85 saham diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 1,243 miliar saham senilai Rp 1,368 triliun.

Secara sektoral, semua sektor memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor barang konsumsi yang turun 1,11%, sektor pertambangan yang turun 1,03%, dan sektor konstruksi yang turun 0,93%.

Tiga saham yang berada di jajaran top losers antara lain: PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 3,59% menjadi Rp 41.600, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,86% menjadi Rp 3.400, dan PT Indika Energy Tbk (INDY) turun 2,83% menjadi Rp 2.575.

Sementara itu, di jajaran top gainers, terdapat saham-saham: PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 5,95% menjadi Rp 445, PT Petrosea Tbk (PTRO) naik 5,68% menjadi Rp 4.650, dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) naik 4,76% menjadi Rp 660.

Saham Konsumer Tertekan, IHSG Turun 28 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 28 poin akibat tekanan jual di saham unggulan, terutama berbasis konsumer. Bursa-bursa di Asia juga jatuh semakin dalam.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun 20,184 poin (0,51%) ke level 3.964,713 terseret koreksi pasar saham regional akibat kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi China.

Indeks semakin menjauhhi level 4.000 akibat tekanan jual yang diakibatkan sentimen eksternal dari negeri tirai bambu tersebut. Indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.953,461.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (6/3/2012), IHSG turun 28,362 poin (0,71%) ke level 3.956,535. Sementara Indeks LQ 45 melemah 6,712 poin (0,97%) ke level 683,889.

Investor berniat keluar sejenak dari lantai bursa sambil menunggu situasi pasar membaik. Hingga saat ini belum ada sentimen positif yang bisa membawa indeks ke zona hijau.

Saham-saham konsumer menjadi pemberat bursa dengan koreksi sektornya sebanyak lebih dari satu persen. Tak satu pun indeks sektoral yang mampun menguat. Seluruhnya terpaksa memerah akibat aksi jual.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 46.303 kali pada volume 1,243 miliar lembar saham senilai Rp 1,368 triliun. Sebanyak 48 saham naik, sisanya 141 saham turun, dan 85 saham stagnan.

Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi hanya 7,5% tahun ini membuat sentimen negatif yang menjalar ke seluruh dunia. Bursa-bursa di regional pun jatuh semakin dalam di zona merah.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai ambles 27,71 poin (1,13%) ke level 2.417,29.
  • Indeks Hang Seng anjlok 320,77 poin (1,51%) ke level 20.944,54.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 81,99 turun (0,85%) ke level 9.616,60.
  • Indeks Straits Times turun 35,10 poin (1,17%) ke level 2.956,70.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 350 ke Rp 53.150, Petrosea (PTRO) naik Rp 250 ke Rp 4.650, Surya Esa (ESSA) naik Rp 150 ke Rp 1.680, dan Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 150 ke Rp 2.300.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.550 ke Rp 41.600, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 800 ke Rp 56.250, Unilever (UNVR) turun Rp 300 ke Rp 18.700, dan Waran Royal Oak (RODA) turun Rp 205 ke Rp 235.

(ang/dru)

Analis: Investor masih wait and see

JAKARTA. Gerakan naik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya cenderung akan terhambat beberapa sentimen negatif dari global.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang melihat, secara teknikal, IHSG membentuk pola hanging man yang mengindikasikan melemahnya aksi beli.

"Ditambah lagi kemarin, Wall street ditutup dominan tekoreksi cukup dalam akibat kekhawatiran rencana Greek Debt Swap Deal dan juga penurunan sektor swasta Zona Euro bulan Februari," urai Edwin. Selasa (6/3).

Analis Sinarmas Sekuritas, Jansen Kustianto juga mengingatkan, pemangkasan prospek tingkat pertumbuhan ekonomi China, sepertinya masih menggiring IHSG terkoreksi.

"Dari domestik, investor juga menantikan kejelasan kenaikan BBM dan TDL," tambah Purwoko Sartono, Research Analyst Panin Sekuritas, Selasa (6/3).

Purwoko melihat tampaknya di perdagangan hari ini (6/3), investor masih wait and see seperti yang terukur pada rendahnya nilai transaksi kemarin. Walaupun begitu, Purwoko masih optimistis indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas pada kisaran 3.955-4.000. "Saham pilihan hari ini TBIG, BJBR, BMRI, WINS," tuturnya.


Sementara Jansen bilang secara teknikal indeks diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada kisaran 3930-4030. "Saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading, antara lain ada PGAS, BSDE, ASRI, SDRA," pungkasnya.

Yen melemah, bursa Jepang bersemangat

Yen melemah, bursa Jepang bersemangat
TOKYO. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa Jepang melesat pagi ini. Pada pukul 09.06 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,3% menjadi 9.724,62. Sementara, indeks Topix naik 0,2% menjadi 834,82.

Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Toyota Motor Corp yang naik 0,8% dan Kubota Corp yang turun 1,1%.

Aksi beli terhadap saham-saham di bursa Jepang terjadi seiring pelemahan yen, sehingga meningkatkan outlook kinerja eksportir. "Dengan pelemahan yen, investor berburu saham-saham berbasis ekspor. Namun kenaikan akan terbatas. Pasar saham akan mengikuti pergerakan mata uang serta pergerakan bursa Asia lainnya," jelas Ryuta Otsuka, strategist Toyo Securities Co di Tokyo.

Silahkan cek rekomendasi pilihan analis hari ini

JAKARTA. Berikut adalah saham-saham yang menjadi rekomendasi analis pagi ini.
- PT Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCAP)
BCAP, kemarin, bertahan di atas Moving Average (MA) 20, yang ditembusnya dua hari lalu. Itu pertanda penguatan berlanjut. Relative Strength Index (RSI) sudah keluar dari area overbought.
Rekomendasi : Trading buy
Support : Rp 860
Resistance : Rp 990
Analis : Fadillah Qudsi, Mega Capital Indonesia

- PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Pola triangle sudah terkonfirmasi pertengahan Februari, pertanda CTRA berpotensi menguat. Skenario triangle gagal, jika harga jatuh di bawah support. Itu merupakan saat untuk keluar.
Rekomendasi : Buy
Support : Rp 630
Resistance : Rp 760
Analis : Muhamad Alfatih, Samuel Sekuritas

- PT Royal Oak Developments Tbk (RODA)
Setelah rally selama sepekan, RODA akan kembali menguji resistance. RSI memang sudah overbought. Namun candlestick, volume, dan momentum belum indikasikan pembalikan arah.
Rekomendasi : Speculative buy
Support : Rp 250
Resistance : Rp 310
Analis : Purwoko Sartono, Panin Sekuritas

- PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kembali menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) pada semua kategori kredit. Melalui penurunan SBDK ini diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit. Kredit yang tersalurkan dengan baik maka akan mendorong pertumbuhan sector riil. Dimana akan mengurangi beban keuangan bagi perusahaan yang berhutang.
Rekomendasi : Buy
Target harga : Rp 7.950
Analis : Betrand Reynaldi, eTrading Securities

Inilah Kondisi Fundamental IHSG Terkini

INILAH.COM, Jakarta – Seiring krisis Eropa dan Timur Tengah, investor asing dinilai tak punya pilihan investasi selain emerging market. Tak terkecuali Indonesia, meski harga BBM naik per 1 April 2012.

Pengamat pasar modal David Cornelis mengatakan, traktat baru yang diarsiteki oleh kebijakan ‘Merkola’ (Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan Managing Director of the International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde) diharapkan menjadi ‘dinding Berlin’ penangkal kuat untuk mencegah terjadinya potensi penyebaran kerusakan krisis ekonomi yang tercipta.

Penangkal kuat itu adalah kontrol anggaran oleh 25 negara anggota Uni Eropa yang berkomitmen menjaga anggaran agar seimbang. “Selain itu, defisit struktural dibatasi sebesar 0,5% dari PDB, kecuali Inggris dan Ceko,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, awal pekan ini.

Lalu, besaran dana US$1,95 triliun juga akan dikumpulkan hingga April 2012 oleh The European Financial Stability Facility (EFSF) [yang bersifat sementara] dan Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) [yang bersifat permanen]. Total dana mencapai US$ 1 triliun untuk menyelamatkan perekonomian dunia (Eropa khususmya) dari resesi keuangan terbesar sejak 1930-an.

Pada saat yang sama, G20 memperkuat dana tersebut seiring permintaan IMF untuk menambah dana sebesar US$ 358 miliar dan ditambah lagi sebesar US$ 600 miliar. “Angka ini merupakan yang terbesar sejak 2008,” ujar David.

Pakta disiplin anggaran (utang pemerintah yang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) harus dikurangi) juga sudah digulirkan. Ada 14 negara yang masuk kategori itu. Antara lain, Yunani (berada di peringkat 1) dengan rasio utang publik terhadap PDB sebesar 163% pada 2011. Lalu, Belanda (di peringkat 14) dengan 64,2%.

Menurut David, Eropa harus terus menjalankan kebijakan disiplin fiskal yang ketat (austerity). “Zona Euro sudah ditolong dengan dana talangan 130 miliar euro yang bisa mengamankan utang jatuh tempo Yunani pada 20 Maret 2012 nanti,” tutur David.

David menegaskan, dapat dipastikan 17 negara pengguna euro 2012 akan berkontraksi 0,3%. Sementara itu, 27 negara Uni Eropa (UE) tidak akan mencatatkan pertumbuhan tahun ini. “Padahal, perekonomian UE berkontribusi 1/5 terhadap perekonomian dunia saat ini,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, kabar baik terbaru dari Bank Sentral Eropa pada 29 Februari 2012 adalah mengucurkan dana murah putaran 2 yang disebut long-term refinancing operation (LTRO) sebesar 530 miliar. “Angka ini lebih banyak dari putaran pertama 489 miliar euro,” timpal dia.

Dari dalam negeri, seiring pengaruh oleh krisis Timur Tengah dan Eropa fundamental IHSG terpengaruh oleh harga Bahan Bakar Minyak (BBM). “Pemerintah lebih memilih ‘business as usual’ walaupun melanggar UU APBN dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia yaitu dengan cara menaikkan harga BBM bersubsidi,” ujarnya.

David berpendapat, jika terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi, tertutuplah peluang Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan BI Rate lebih lanjut. Padahal, pada Februari lalu, BI sudah memberi sinyal suku bunga acuan itu akan turun lagi menuju 5%.

Tentunya, kata dia, ini berdampak secara umum ke makro ekonomi dan perusahaaan/saham perbankan, infastruktur, dan barang-barang konsumsi.

Dia menjelaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi bertujuan untuk kesehatan dan keberlanjutan fiskal dan keseimbangan postur APBN. “Kebijakan ini sudah ada sejak rezim Orde Baru,” papar David.

Menurutnya, sejak 1967, harga BBM rata-rata naik setiap 1,6 tahun. Perbedaan harga domestik dan internasional yang sudah terlalu jauh dapat mendorong terjadinya penyelundupan dan pemanfaatan sumber daya alam secara tidak efisien. “Saat ini hanya ada 14 negara di dunia dengan harga BBM yang lebih murah dari Indonesia,” timpalnya.

David menambahkan, fluktuasi harga minyak dalam beberapa pekan terakhir relatif ekstrem dan mulai konvergen pada kesetimbangan resultan pada kisaran US$104-109 per barel, dengan target terdekat ke US$114 per barel.

Di atas semua itu, apakah investor asing masih akan melanjutkan aksi jual dengan belum pastinya kenaikan harga BBM? David menjawab, pastinya ada. Masalahnya, investor asing saat ini tidak punya banyak pilihan apalagi untuk memilih investasi di Eropa ataupun Timur Tengah.

Dia menegaskan, pilihan investasi asing jatuh ke emerging market yang punya struktur ekonomi yang solid. Menurutnya, Indonesia ada dalam daftar kategori itu selain negara BRICS (Brazil, Russia, India, China and South Africa).

Apalagi, Indonesia baru mendapatkan investment grade dari Fitch Rating dan Moody's Investor Service. Menurut dia, Standard & Poor's Rating Service (S&P) juga akan menyusul dalam waktu dekat. “Indonesia masih menawarkan return yang menarik dari sisi keuangan baik pasar modal maupun investasi riil (FDI). Angka FDI masih terus akan naik,” imbuhnya.

Yen perkasa terhadap mayoritas mata uang dunia

Yen perkasa terhadap mayoritas mata uang dunia
NEW YORK. Pergerakan yen di New York mencatatkan reli versus mayoritas mata uang dunia. Pada pukul 17.00 waktu New York, yen menguat 0,3% menjadi 81,56 per dolar. Pada transaksi sebelumnya, yen sempat menyentuh posisi 81,87 per dolar, level terlemah sejak Mei lalu. Sementara itu, yen menguat 0,2% menjadi 107,79 per euro. Sedangkan posisi euro menguat 0,1% menjadi US$ 1,3217.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan mata uang dunia adalah sentimen China yang memangkas target pertumbuhan ekonominya menjadi 7,5%. Sedangkan penguatan euro terjadi setelah Yunani mengumumkan kreditur swasra akan menerima penawaran persyaratan terbaik mengenai debt swap.

"Saat ini, pelaku pasar kembali mencemaskan mengenai pertumbuhan ekonomi global. Sebut saja China dan kondisi terakhir di Eropa. Dengan kondisi seperti ini, dolar AS dan yen menjadi mata uang safe haven," papar Aroop Chatterjee, currency strategist Barcays Capital Inc di New York.

Empat Saham Cocok Trading Hari Ini

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG, Selasa (6/3) diprediksi variatif-melemah seiring turunnya target PDB China dan melandainya data manufaktur Uni Eropa. Tapi, empat saham dinilai layak trading.

Pada perdagangan Senin (5/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 19,97 poin (0,50%) ke level 3.984,897 dengan intraday tertinggi 4.004,759 dan terendah 3.966,717. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang melemah 4,61 poin (0,66%) ke posisi 690,601.

Analis Sinarmas Securities, Jansen Kustianto memperkirakan, indeks saham domestik bakal variatif-melemah hari ini. “Pada perdagangan hari Selasa (6/3), secara teknikal indeks diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada kisaran support 3.930 dan resistance 4.030,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (5/3/2012).

Kecenderung pelemahan indeks, menurut Jansen, salah satunya dipicu oleh diturunkannya proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) China menjadi 7,5%. Di sisi lain, indeks juga mendapat tekanan dari data manufaktur Uni Eropa yang berada di bawah estimasi. “Semua itu, dapat memberikan sentimen terhadap indeks,” timpalnya.

Di atas semua itu, Jansen merekomendasikan positif empat saham dari tiga sektor berbeda-infrastruktur, properti dan perbankan.

Saham-saham pilihannya adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) , PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Alam Sutera Realty (ASRI), dan PT Bank Himpunan Saudara (SDRA). “Itulah saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading,” imbuh Jansen.

Dilanda aksi jual, harga emas melorot

Dilanda aksi jual, harga emas melorot
NEW YORK. Kontrak emas dilanda aksi jual tadi malam. Alhasil, harga emas pun mencatatkan penurunan. Pada pukul 14.04 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran April turun 0,3% menjadi US$ 1.703,90 per troy ounce di Comex, New York. Sepanjang pekan lalu, harga emas anjlok 3,7%, terbesar sejak 16 Desember lalu. Sedangkan dolar AS perkasa 1,3% terhadap enam mata uang utama dunia.

Aksi jual terhadap komoditas emas terjadi setelah China mengumumkan target pertumbuhan ekonomi yang terendah dalam tujuh tahun terakhir. Kondisi itu tentunya memangkas prospek permintaan komoditas dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Asal tahu saja, indeks MSCI All Country World Index turun sebesar 0,9%. Sementara itu, Standard & Poor's GSCI Index dari 24 komoditas turun sebesar 0,7%. Selain komoditas, isu China juga menyebabkan pasar saham dunia memerah.

"Pernyataan China menyebabkan sentimen pasar negatif hari ini (5/3)," ujar Stephen Platt, analis Archer Financial di Chicago.

Sementara itu, menurut Suki Cooper, analis barclays Capital di New York, dalam jangka pendek, harga emas masih akan tertekan karena sentimen penguatan dolar AS, turunnya pengambilan risiko oleh investor, serta aksi profit taking.
"Hal ini merupakan koreksi sehat. Dalam pandangan kami, perlambatan ekonomi makro masih akan menjadi pendorong harga emas karena suku bunga yang turun, kecemasan inflasi jangka panjang, dan ketidakpastian utang dunia," jelasnya.

Masih Banyak Sentimen Negatif yang Beredar

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin jatuh 19 poin akibat terjegal oleh banyaknya sentimen negatif, mulai dari pasar regional hingga global. Transaksi sangat sepi dengan nilai transaksi hanya Rp 2,5 triliun.

Investor masih lakukan aksi tunggu sehingga transaksi di lantai bursa tidak terlalu ramai. Pasalnya, belum ada sentimen positif yang bisa menjadi katalis.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (5/3/2012), IHSG ditutup menipis 19,971 poin (0,49%) ke level 3.984,897. Sementara Indeks LQ 45 ditutup turun tipis 4,612 poin (0,66%) ke level 690,601.

Hari ini, indeks masih akan terkoreksi dengan banyaknya sentimen negatif yang beredar. Investor bisa memerhatikan saham-saham unggulan yang terdiskon akibat koreksi.

Semalam, Wall Street terkoreksi untuk hari keduanya pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat setelah China memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini. Harga-harga komoditas ikut jatuh atas hal tersebut.

Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones turun 14,76 poin (0,11%) ke level 12.962,81. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 5,30 poin (0,39%) ke level 1.364,33. Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 25,71 poin (0,86%) ke level 2.950,48.

Bursa-bursa Asia pagi ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 9,92 poin (0,10%) ke level 9.708,51.
  • Indeks Straits Times melemah tipis 6,25 poin (0,21%) ke level 2.985,55.

Rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities
Secara teknikal, pada perdagangan kemarin IHSG terkoreksi untuk pullback menguji garis Resistance Short Term Downterndnya yang berhasil ditembus pada perdagangan Jumat (2/3) lalu. Dari pergerakan indikator teknikal, MA 5 dan MA 20 berhasil membentuk golden cross, namun perlu diperhatikan indikator Stochastic yang berpotensi bergerak reversal di area Overbought. Pada perdagangan Selasa (6/3), diperkirakan IHSG akan bergerak pada range 3954-4008 dengan kecenderungan terkoreksi.

Panin Sekuritas
IHSG mengalami koreksi pada perdagangan kemarin setelah pekan lalu sukses ditutup diatas level psikologis 4.000. Penurunan indeks didorong oleh sentimen negatif dari melemahnya bursa regional pasca pernyataan dari Pemerintah China bahwa pertumbuhan negara tersebut akan melambat. Kami melihat antisipasi akan dampak kenaikan BBM dan TDL, serta faktor eksternal masih akan membayangi pergerakan indeks dalam jangka pendek. Terlihat investor juga masih melakukan wait and see seperti yang terlihat pada rendahnya nilai transaksi kemarin. Hari ini kami proyeksikan indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas pada kisaran 3.955-4.000. Saham pilihan : TBIG, BJBR, BMRI, WINS.

(ang/ang)

Wall Street Melemah Didorong Sentimen China

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Senin (5/3/2012). Hal itu dipengaruhi pelemahan saham basic material setelah China memotong target pertumbuhan ekonomi pada 2012.

Indeks Dow Jones turun 14,76 poin atau 0,11% ke level 12.962,81. Indeks S&P 500 turun 5,30 poin atau 0,39% ke level 1.364,33. Indeks Nasdaq turun 25,71 poin atau 0,86% ke level 2.950,48.

China sebagai negara nomor dua terbesar ekonominya di dunia menargetkan pertumbuhan ekonomi lebih rendah pada 2012 menjadi 7,5% dari 8%. Selain itu, China melakukan ekspansi permintaan consumer sebagai prioritas utama. China kelihatannya keluar dari ekonomi berdasarkan modal luar negeri dan pengeluaran eksternal.

"Ini menakutkan semua pihak pagi ini. Mulai dari Asia,lalu ke Eropa,dan berakhir di Amerika," ujar Ken Polcari, Managing Director ICAP Equities di New York, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Lebih lanjut ia mengatakan, fakta ini menunjukkan China mengarahkan sedikit untuk mengontrol inflasinya.

Target pertumbuhan ekonomi China dipotong memberi sentimen negatif terhadap saham material. Sektor saham material sensitif terhadap tanda pelemahan di komoditi China. Sehingga sektor saham material mengalami pelemahan terbesar di Wall Street.

Indeks S&P sektor material turun 1,6% di mana Freeport McMoran Copper dan Gold Inc turun 3,8% ke level US$40,45. Selain itu, Nasdaq mencatatkan penurunan terbesar di antara tiga indeks utama Amerika Serikat. Penurunan Nasdaq didorong saham Apple Inc di mana turun 3,5% ke level US$526.

Pada penutupan perdagangan saham Apple ditutup 2,2% ke level US$533,16. Apple Inc mengharapkan akan meluncurkan debut baru iPad pada minggu ini. Indeks sektor teknologi S&P turun 1%.

"Ada pembicaraan tentang penjualan iPad mengalami penurunan. Jadi berita negatif mempengaruhi bursa saham sehingga pelaku pasar menarik uang dari bursa saham," kata Polcari.

Sentimen lain yang mempengaruhi bursa saham yaitu krisis utang Eropa. Yunani memperingatkan siap untuk kehilangan kreditur sektor swasta meski pemegang obligasi Yunani akan bersuara untuk dukungan kesepakatan.

Ketidakpastian kembali berlanjut pada kesepakatan Yunani. Hal ini menunjukkan data yang melambat dalam aktifitas bisnis di berbagai negara zona Euro sehingga menimbulkan kekhawatiran di regional dan mendorong bursa saham Eropa melemah.

Saham Alpha Natural Resources turun 6% ke level US$16,35 dan Arch Coal turun 5,4% ke level US$12,20. Hal itu bertanda dari harga gas alam rendah ditambah sentimen Cina sehingga menekan saham pertambangan.

Berita outlook pertumbuhan ekonomi Cina juga menekan saham pembuat baja. Saham AK Steel turun 6,1% ke level US$7,29. Saham US Steel turun 4,7% ke level US$26,21. Saham Nucor turun 2,4% ke level US$42,52.

Adapun volume perdagangan saham sekitar 6,08 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex dan Nasdaq di bawah rata-rata harian 6,9 miliar saham. [hid]

Rupiah Terimbas Dovish Bank Sentral Ausie

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (6/3) diprediksi konsolidasi. Sikap Bank Sentral Australia yang Dovish atau pro kebijakan moneter longgar dengan penurunan suku bunga acuan, menjadi salah satu pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya rupiah hari ini salah satunya karena sentimen global yang tidak begitu positif. Tapi, di sisi lain, intervensi dari Bank Indonesia saat rupiah mendekati 9.200 per dolar AS akan meredam pelemahan rupiah.

Lalu semalam, lanjut Firman, data dari AS memang menunjukkan sedikit perlambatan sehingga tenaga pemulihan ekonomi AS berkurang. "Karena itu, rupiah akan konsolidasi dalam kisaran 9.070-9.150 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, data ISM Manufacturing Index AS sudah diperkirakan melandai jadi 56,1 dari seblumnya 56,8. Ini seharusnya sedikit jadi tekanan bagi dolar AS. "Tapi, karena angka tersebut berada di atas level 50, masih tertutup kemungkinan bagi The Fed untuk melonggarkan moneternya," ucapnya.

Apalagi, The Fed sudah menegaskan tidak akan memberikan stimulus lanjutkan bagi ekonomi AS. Kondisi ini tentu tak membuat rupiah terdongkrak.

Selain itu, rupiah juga mendapat tekanan dari pasar yang pagi ini dihadapkan pada nada dovish dari Reserve Bank of Australia (RBA) yang hari ini akan mengumumkan hasil kebijakan moneternya. "RBA dipastikan dovish akibat adanya persepsi bahwa RBA akan segera menurunkan suku bunga acuannya dari level 4,25% saat ini," timpalnya.

Memang, kata Firman, untuk hari ini sudah diprediksi angka tersebut tidak akan berubah. "Namun, pernyataan dari bank sentral bisa menunjukkan adanya keinginan untuk menurunkan suku bunga acuannya," ungkap dia.

Di sisi lain, kata dia, Bank Sentral juga kemungkinan menunjukkan sedikit kecemasan terhadap kuatnya performa dolar Australia. Kondisi ini akan berdampak negatif bagi dolar Australia sehingga rupiah juga turut tertekan. "Selebihnya, rupiah konsolidasi karena juga masih menantikan proses debt swap Yunani," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (5/3) ditutup melemah 45 poin (0,49%) ke level 9.115/9.130 per dolar AS.

Sentimen China juga memukul Wall Street

Sentimen China juga memukul Wall Street
NEW YORK. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa AS dilanda aksi jual. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,4% menjadi 1.364,33. Dengan demikian, dalam dua hari terakhir, penurunan indeks S&P sudah mencapai 0,7%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,1% menjadi 12.962,81.

Sektor komoditas, teknologi, dan industri mencatatkan penurunan terbesar di antara sepuluh sektor lain yang ditransaksikan pada indeks S&P 500. Adapun penurunannya masing-masing sebesar 2,1%. Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa AS antara lain: Apple Inc turun 2,2%, Bank of America Corp turun 1,2%, dan Citigroup Inc turun 1,2%.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Wall Street memerah tadi malam. Pertama adalah langkah China yang memangkas target pertumbuhan ekonominya. Kedua, pemesanan barang-barang manufaktur yang turun untuk kali pertama dalam tiga bulan terakhir.

"Pada kondisi seperti ini, merupakan hal yang bijaksana untuk meletakkan uang di atas meja. Kita harus kembali mencemaskan data fundamental ekonomi. Apalagi, China menargetkan pertumbuhan ekonomi akan turun menjadi 7,5%," ungkap David Joy, chief market strategist Ameriprise Financial Inc.

IHSG Sideways, Pilih Saham Bank & Properti

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham domestik pada Selasa (6/3) diperkirakan akan bergerak dua arah. Saham perbankan dan properti masih bisa jadi pilihan.

Teuku Hendri, analis pasar modal dari Danpac Securities mengatakan, IHSG hari ini masih dalam trend sideways. “Ini berlangsung selama indeks belum menembus level 4.038, sebagai level resistan psikologis untuk mengkonfirmasi perubahan trend menjadi uptrend,”katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, sulit menembus level tersebut karena faktor eksternal kembali memburuk, khususnya setelah China kembali merevisi turun pertumbuhan ekonominya, “Ini menyebabkan China akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya,”imbuhnya.

Sementara di dalam negeri, ekspektasi melonjaknya inflasi seiring rencana kenaikan BBM bersubsidi, akan membuat BI mulai menghentikan penurunan suku bunga. Bahkan bisa jadi akan menaikkan lagi, karena trend rupiah sudah cenderung melemah, terus bergerak di atas 9.000 per dolar AS.

“Pelemahan rupiah ini tidak bisa dihindari, karena penarikan dana investor dari pasar emerging untuk menjaga likuiditas, karena proses deleveraging masih berlangsung,” paparnya.

Situasi ini akhirnya membuat IHSG terus cenderung volatile dan sensitif terhadap sentimen-sentimen negatif. Investor kembali memanfaatkan fluktuasi IHSG dengan trading-trading jangka pendek. “Saat ini pasar memanfaatkan momentum laporan keuangan emiten,”ujarnya.

Teuku Hendri merekomendasikan investor untuk trading. Untuk sektor perbankan, pilihannya adalah Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Sedangkan untuk sektor properti, iamenjagokan Alam Sutera Realty (ASRI) dan Bumi Serpong Damai (BSDE).

Menurutnya, prospek sektor properti masih bagus, karena rendahnya bunga KPR. Bunga kredit dari bank lebih mengikuti suku bunga penjaminan, meskipun BI rate naik untuk meng-counter inflasi, “Selama bunga penjaminan belum ikut naik, bunga kredit masih bisa murah,”pungkasnya.

Pada perdagangan Senin (5/3) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 19,97 poin atau 0,5% ke 3.984,90. Volume perdagangan mencapai 2,3 miliar saham senilai Rp2,4 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 158 saham turun, 74 saham menguat dan 107 saham stagnan. Apresiasin didukung aksi beli asing, dengan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp158,4 miliar. Rinciannya adalah aksi beli sebesar Rp1,1 triliun dan aksi jual sebesar Rp953,7 miliar. [nat]

Inilah Menu Saham Pilihan Selasa (6/3)

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Selasa (6/3/2012) diperkirakan masih akan melanjutkan koreksi dengan kisaran di 3.968-4.025.

Demikian dikatakan analis saham AM Capital, Andre Mahardika kemarin. "Secara teknikal IHSG masih akan melanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya karena masih adanya potensi menuju 3.968 untuk jangka pendek," katanya.

Dari sthocastic, IHSG masih mengkonfirmasi koreksi jangka pendek.
Dari MACD, IHSG masih mengkonfirmasi bullish jangka menengah.
Dari WIlliam R%, IHSG kembali mengkonfirmasi trend koreksi pada jenuh beli maka berpotensi melanjutkan penurunan pada perdagangan selanjutnya.

Dari DMI, IHSG masih mengkonfirmasi trend koreksi namun terbatas, dengan tren D+ mengalami penurunan diikuti Tren D-. Selain itu, IHSG masih mengkonfirmasi pada teknikal jangka pendek. "Penurunan IHSG saya prediksi masih positif dan wajar karena jika terjadi tekanan beli yang meningkat pada perdagangan selanjutnya maka IHSG berpotensi menuju 4.025 pada analisa DMI. Untuk rekomendasi, saya sarankan buy saat koreksi," jelasnya.

IHSG kemarin ditutup melemah 19,97 poin ata 0,5% ke 3.984,90. Volume perdagangan mencapai 2,3 miliar saham senilai Rp2,4 triliun. IHSG mengalami net foerign buy Rp158,4 miliar.

Sementara pelaku pasar modal, Iwan Firmansyah merekomendasikan saham ADRO untuk dikoleksi dengan support di 1.920 dan target harga di 2.150. Saham BSDE disarankan beli dengan support di 1.190 ketika break di 1.250 dengan target harga di 1.400. Saham BKSL support di 235 dan target harga di 325. Saham ASRI support di 570 dengan target harga di 650. Saham WINS support di 350 dengan target harga di 410.

"Saya optimis, bulan Maret ini IHSG akan bergerak positifdengan target 4.140. Jadi setiap penurunan atau koreksi yang terjadi merupakan peluang untuk mengoleksi saham," katanya yang juga dari komunitas saham warungijo ini.

Pada pekan ini, pasar menanti pengumuman BI soal BI rate pada 8 Maret 2012. Namun BI rate diprediksi akan tetap di level 5.75%.

Wall Street Melemah Usai China Pangkas Pertumbuhan Ekonomi

New York - Wall Street terkoreksi untuk hari keduanya pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat setelah China memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini. Harga-harga komoditas ikut jatuh atas hal tersebut.

Indeks S&P 500 sudah melemah sejak pembukaan perdagangan, namun data sektor jasa Amerika Serikat (AS) yang naik di Februari cukup bisa menahan jatuhnya indeks.

S&P 500 yang biasa menjadi indeks acuan itu sudah naik 8,5% sejak awal tahun ini, menimbulkan harapan adanya pemulihan ekonomi AS. Sentimen ini bercampur dengan krisis utang di Eropa dan laju pertumbuhan ekonomi China.

China, negara terbesar kedua dalam pertumbuhan ekononomi, sudah menurunkan target pertumbuhan ekonominya di tahun ini menjadi hanya 7,5% dan lebih menekankan kepada konsumsi dalam negeri daripada pengeluaran dan pinjaman luar negeri.

"Hal itu membuat takut banyak orang pagi ini. Dimulai dari Asia, bergerak menuju Eropa dan langsung menuju ke mari," kata Ken Polcari, managing director ICAP Equities di New York dikutip dari Reuters, Selasa (6/3/2012).

"Faktanya, mereka mencoba menurunkan tingkat inflasi. Memang bukan benar-benar berita buruk, tapi cukup jadi alasan untuk keluar sejenak dari bursa," imbuhnya.

Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones turun 14,76 poin (0,11%) ke level 12.962,81. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 5,30 poin (0,39%) ke level 1.364,33. Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 25,71 poin (0,86%) ke level 2.950,48.

(ang/ang)