Selasa, 18 Oktober 2011

IHSG Koreksi, Profit Taking Semua Saham

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi bursa siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Investor disarankan profit taking pada semua saham, terutama yang sudah naik cukup tinggi.

Pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tajam 109,47 poin (2,94%) ke level 3.619,546. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 20,20 poin (3.06%) ke angka 640.966.

Laju indeks siang ini sangat ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2.969 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3.238 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp 1.811 triliun di pasar reguler dan total Rp 1.854 triliun dan frekuensi 63,407 kali. Hanya 11 saham menguat, sedangkan 242 saham melemah dan 25 saham stagnan.

Penurunan indeks siang ini, juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp 31.770 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 361.7 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp 393.5 miliar.

Semua sektor saham, kompak melemah tajam. Sektor pertambangan memimpin kerontokan 4,36% disusul perkebunan 3,83%, keuangan 3,68%, properti 3,40%, industri dasar 3,02%, manufaktur 2,29%, konsumsi 2,17%, perdagangan 1,95%, aneka industri 1,87% dan infrastruktur 1,77%.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah hingga penutupan sore nanti. Indeks akan menguji level support 3.600 dan jika tembus, support berikutnya 3.520. Sedangkan level resistance berada di angka 3.630,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (18/10).

Ia menjelaskan, jika bursa Eropa dibuka negatif siang ini, indeks domestik berpeluang terus melemah dan tembus support 3.600. Jika tidak, akan tertahan di atas support tersebut.

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini salah satunya dipicu oleh respon negatif pasar atas pernytaan Menteri Keuangan Jerman Wolfgan Schauble, Selasa (22/3) waktu setempat. “Schauble menyatakan, resolusi krisis utang Eropa tidak akan tercapai secara definitif dalam waktu dekat,” ujarnya.

Di sisi lain, ia menambahkan, rally IHSG juga sudah tajam dari level 3.200-an ke level 3.700-an dalam dua pekan terakhir. “Karena itu, berita negatif dari Eropa dijadikan momentum untuk profit taking terutama pada saham-saham yang sudah mengalami penguatan sangat tajam,” papar Purwoko.

Kondisi itu, lanjutnya, diperburuk oleh data Gross Domestic Product (GDP) China yang dirilis negatif hari ini. Sebab, angkanya berada di bawah ekspektasi. Angkanya, dirilis 9,15% untuk kuartal III-2011 atau di bawah prediksi 9,2% dan jauh lebih rendah dari data kuartal sebelumnya 9,5% (year on year). “Ini juga jadi momentum profit taking sehingga indeks melemah tajam,” ucapnya.

Untuk saat ini, memang Purwoko menegaskan, negatifnya pertumbuhan China hanya sebatas jadi momentum profit taking. Tapi, ke depannya bisa menjadi outlook negatif bagi fundamental emiten-emiten berbasis ekspor ke China. “Sebab, pasar bisa saja khawatirkan penurunan GDP China terus berlanjut,” tuturnya.

Sementara itu, ia menilai, reshuffle kabinet yang sedang bergulir saat ini tidak berpengaruh pada pergerakan IHSG. “Sebab, yang berpengaruh dan lebih menentukan saat ini adalah faktor eksternal,” tandas Purwoko.

Dalam situasi ini, ia merekomendasikan profit taking pada semua saham, sebab kenaikan berbagai saham pun sudah signifikan. Tapi, secara spesifik, ia menyarankan untuk lebih mengutamakan realisasikan kentungan pada saham-saham yang sudah mengalami kenaikan tajam.

Di antaranya, PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Energi Mega Persada (ENRG). Menurutnya, itulah saham-saham yang sudah naik paling besar. Tapi, bukan berarti saham lain tidak profit taking. “Pasar bisa masuk kembali setelah market sudah kembali memperlihatkan sinyal balik arah (reversal) menguat,” imbunya. [ast]

Pergerakan IHSG senasib dengan bursa Asia

JAKARTA. Senasib dengan pergerakan bursa Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dilanda aksi jual hingga penutupan sore ini. Pada pukul 16.00, IHSG tercatat merosot 2,87% menjadi 3.622,027.

Hal itu tidaklah mengherankan, mengingat hanya ada 23 saham yang ditransaksikan naik. Sedangkan 234 saham melorot dan 30 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 6,030 miliar saham senilai Rp 4,116 triliun.

Sektor pertambangan mencatat penurunan terbesar yaitu 4,99%. Baru kemudian disusul oleh sektor konstruksi dan sektor keuangan dengan penurunan masing-masing 3,87% dan 3,61%.

Saham-saham yang mencatatkan penurunan terbesar antara lain: PT Bhakti Capital Indonesia (BCAP) anjlok 24,55% menjadi Rp 415, PT Multifiling Mitra Indonesia (MFMI) turun 20,37% menjadi Rp 215, dan PT Tifico Fiber Indonesia (TFCO) turun 18,57% menjadi Rp 570.

Sementara itu, tiga saham yang mencatatkan kenaikan terbesar adalah PT Maskapai Reasuransi (MREI) yang naik 21,57% menjadi Rp 620, PT Equity Development (GSMF) naik 20% menjadi Rp 102, dan PT Indo Straits (PTIS) naik 12,90% menjadi Rp 700.

Seperti yang diketahui, mayoritas saham di bursa Asia dilanda aksi jual hari ini. Pada pukul 17.17 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 2,5% menjadi 116,29. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 3 Oktober lalu. Dari sepuluh saham yang turun, hanya ada satu saham yang ditransaksikan naik.

Penurunan indeks acuan Asia ini ditandai dengan kemerosotan indeks acuan di sejumlah negara besar di kawasan regional. Sebut saja indeks Nikkei 225 Stock Average yang melorot 1,6%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 2,1%, indeks Kospi Korea Selatan turun 1,4%, dan indeks Shanghai Composite China turun 2,3%.

248 Saham Terkoreksi, IHSG Jatuh 106 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 106 poin di tengah perdagangan penuh aksi ambil untung dan banyak saham melemah. Nilai transaksi hanya Rp 4 triliun, lebih kecil dari rata-rata transaksi harian Rp 6 triliun.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.815 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.820 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terpangkas 52,495 poin (1,40%) ke level 3.676,520. Koreksi indeks sejalan dengan melemahnya bursa-bursa di Asia dan Global.

Aksi ambil untung terus terjadi sejak dibukanya perdagangan. Hal ini menyebabkan indeks terkoreksi tajam tak lama setelah pembukaan. Hampir saja indeks tinggalkan level 3.600.

Pada perdagangan sesi I, IHSG jatuh 110,498 poin (2,97%) ke level 3.618,517 terkena aksi ambil untung yang marak terjadi. Saham-saham yang dilepas antara lain berbasis komoditas, properti dan finansial.

Aksi jual saham dalam rangka ambil untung semakin sore semakin gencar. Koreksi indeks pun semakin dalam dan sempat jatuh hingga ke posisi terendahnya 3.580,769.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (18/10/2011), IHSG ditutup jatuh 106,988 poin (2,87%) ke level 3.622,027. Sementara Indeks LQ 45 terpangkas 19,932 poin (3,02%) ke level 641,238.

Aksi ambil untung terjadi di saham-saham yang kemarin naik cukup tinggi, yaitu saham-saham berbasis komoditas, finansial dan properti. Indeks sektor tambang langsung menjadi pemberat bursa dengan jatuh lebih dari 4%.

Profit taking tak hanya dilakukan investor lokal, tetapi juga para pemodal asing. Hingga penutupan perdagangan sore ini, transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) tipis senilai Rp 33,045 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 122.338 kali pada volume 6,03 miliar lembar saham senilai Rp 4,116 triliun. Sebanyak 24 saham naik, sisanya 248 saham turun, dan 33 saham stagnan.

Bursa-bursa di regional jatuh semakin dalam. Investor semakin kehilangan rasa percaya dirinya melihat krisis Eropa yang tak kunjung usai.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 56,92 poin (2,33%) ke level 2.383,49.
  • Indeks Hang Seng terjun 797,53 poin (4,23%) ke level 18.076,46.
  • Indeks Nikkei 225 ambruk 137,69 poin (1,55%) ke level 8.741,91.
  • Indeks Straits Times jatuh 57,06 poin (2,05%) ke level 2.721,91.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textile (CNTX) naik Rp 300 ke Rp 7.700, Unilever (UNVR) naik Rp 250 ke Rp 15.700, Sorini Agro (SOBI) naik Rp 200 ke Rp 2.300, dan Metro Realty (MREI) naik Rp 110 ke Rp 620.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.650 ke Rp 41.800, Multibreeder (MBAI) turun Rp 1.100 ke Rp 13.700, Astra Internasional (ASII) turun Rp 950 ke Rp 68.050, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 750 ke Rp 17.000.

(ang/qom)

Bursa Asia dilanda aksi jual!

Bursa Asia dilanda aksi jual!
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia dilanda aksi jual hari ini. Pada pukul 17.17 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 2,5% menjadi 116,29. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 3 Oktober lalu. Dari sepuluh saham yang turun, hanya ada satu saham yang ditransaksikan naik.

Penurunan indeks acuan Asia ini ditandai dengan kemerosotan indeks acuan di sejumlah negara besar di kawasan regional. Sebut saja indeks Nikkei 225 Stock Average yang melorot 1,6%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 2,1%, indeks Kospi Korea Selatan turun 1,4%, dan indeks Shanghai Composite China turun 2,3%.

Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia antara lain: Aluminum Corp of China Ltd anjlok 11% di Shanghai, Rio Tinto Group turun 5,3% di Sydney, Esprit Holdings Ltd merosot 6,4% di Hongkong, dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc turun 1,8% di Tokyo.

Penyebab aksi jual bursa Asia hari ini masih dipengaruhi oleh sentimen Eropa dan China. Seperti diketahui, di Eropa, pemerintah Jerman mengungkapkan, pimpinan Eropa tidak sanggup menyodorkan sejumlah solusi strategis bagi krisis utang Eropa pada pertemuan G20 pada 23 Oktober mendatang. Pembicaraan terkait solusi krisis utang Eropa ini akan dilanjutkan tahun depan.

Sementara, data Biro Statistik China menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) naik 9,1% dalam tiga bulan yang berakhir September dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal yang berakhir Juni, tingkat PDB China mencapai 9,5%.

"Pertumbuhan ekonomi China melambat melampaui ekspektasi. Belum lagi masalah krisis utang Eropa. Faktor-faktor tadi yang menyebabkan volatilitas pasar pada hari ini," jelas Chu Moon Sung, fund manager Shinhan BNP Paribas Asset Management Co.

Bursa Asia Terjerembab Terbesar 2 Pekan

Medium
INILAH.COM, Sydney – Saham Asia jatuh, mendorong indeks patokan regional pada penurunan terbesar dalam dua pekan. Jerman meredam harapan resolusi cepat untuk krisis utang Eropa dan ekonomi China tumbuh di laju terlambat dalam dua tahun.

Indeks MSCI Asia Pacific pada Selasa (18/10) turun 2,3% ke level 116,57 pada pukul 2:36 di Tokyo, menghadapi penurunan terbesar sejak 3 Oktober. Sekitar 11 saham turun untuk setiap yang naik, setelah Steffen Seibert, juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan para pemimpin Eropa tidak akan memberikan solusi cepat untuk krisis utang yang diupayakan para pembuat kebijakan global pada pertemuan 23 Oktober.

"Kurangnya keprihatinan para pembuat kebijakan Eropa akan menciptakan berlanjutnya ketidakpastian, mencakup solusi untuk masalah Eropa yang terus bertumbuh," kata Tim Schroeders, di Pengana Capital Ltd, Melbourne. Demikian dikutipda r oao

Indeks melemah setelah laporan menunjukkan ekonomi China tumbuh 9,1% pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, laju paling lambat sejak 2009. Hal ini karena bank sentral memperketat kebijakan moneter dan melemahnya permintaan ekspor. Para pembuat kebijakan telah menaikkan suku bunga lima kali tahun lalu, menahan pinjaman dan membatasi pembelian rumah untuk mengendalikan properti dan harga konsumen.

"Beberapa investor mungkin ingin melihat perbaikan, tapi tidak realistis mengharapkan China untuk tumbuh dua digit," kata Diane Lin, fund manager Pengana yang berbasis di Sydney.

Semua 10 kelompok industri pada indeks saham Asia Pasifik melemah, dipimpin saham bahan baku. Indeks MSCI Asia Pacific naik 3,4% pekan lalu setelah Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy berjanji menyampaikan rencana untuk rekapitalisasi bank-bank Eropa dan mengatasi krisis utang Yunani.

"Kenyataannya adalah bahwa kita sedang berhadapan dengan masalah kompleks yang memiliki banyak kepentingan dan tidak dapat diselesaikan dalam sekejap," kata Matt Riordan, analis di Paradice Investment Management Pty, Sydney.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,6% dan di Australia, indeks S & P / ASX 200 turun 2,1%. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,4%. Indeks komposit Shanghai China tergelincir 1,5%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 3,5%, dengan China Coal turun 6,1% dan Aluminum Corp of China Ltd, produsen logam terbesar nasional, tenggelam 7,7%.

Indeks MSCI Asia Pacific naik 2,1% kemarin setelah negara-negara G20 di Paris mendukung rencana untuk mengatasi krisis utang Eropa. Optimisme pejabat sedang mengembangkan rencana untuk membantu kerugian perbankan atas utang negara, juga memicu kenaikan pekan lalu di saham dan euro.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah hari ini. Indeks itu melemah 1,9% di New York kemarin, setelah Jerman mengatakan para pemimpin Uni Eropa tidak akan segera memberi solusi untuk krisis utang kawasan euro. Indeks S & P 500 naik 6% pekan lalu.

BHP Billiton perusahaan tambang terbesar turun 3,3% di Sydney, sementara saingannya Rio Tinto Group turun 5,3%. Korea Zinc Co, yang juga memproduksi emas dan perak, turun 3,1%. Mitsubishi Corp, perusahaan perdagangan komoditas Jepang, turun 2,9% di Tokyo.

Tembaga berjangka diperdagangkan turun 0,9% kemarin, sedangkan Indeks London Metal Exchange untuk harga enam logam termasuk tembaga dan aluminium tergelincir 0,6%. Minyak mentah berjangka di New York turun 0,5%. Minyak turun 0,4% hari ini, dan tembaga berjangka turun 1,9%.

Sony Corp, yang mendapat 70% pendapatan di luar negeri turun 1,4% di Tokyo. Nissan Motor Co, produsen mobil yang mendapat 80% dari penjualan luar negeri, turun 1,7%. Esprit Holdings Ltd, pengecer pakaian yang mendapat 83% total pendapatan dari Eropa, anjlok 8% di Hong Kong.

Saham finansial juga merosot. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, pemberi pinjaman terbesar di Jepang, turun 1,5% di Tokyo. Sementara di Sydney, National Australia Bank Ltd turun 2,1%. HSBC Holdings Plc, pemberi pinjaman terbesar di Eropa, turun 2,8% di Hong Kong. [ast]

Eropa Tanpa Harapan, Bursa Menyerah

Medium
INILAH.COM, London - Hilangnya harapan solusi krisis Eropa pada pertemuan Uni Eropa pekan ini telah menekan bursa Eropa pada perdagangan Selasa (18/10).

Indeks FTSE turun 1,3% ke 6.361, indeks DAX turun 1,6% ke 5.764 dan indeks CAC turun 2,15 ke 3.098, seperti dikutip dari yahoofinance.com. Untuk indeks saham blue chip ditutup turun 1%.

Pasar telah mengalami reli hingga 11,6% selama sembilan hari terakhir di tengah harapan para pemimpin Prancis dan Jerman untuk mengatasi krisis Uni Eropa. Solusi ini termasuk rekapitalisasi bank Eropa.

Namun, Menkeu Jerman menghapus harapan tersebut. Menurutnya pertemuan akhir pekan ini tidak akan menghasilkan solusi penting untuk mengatasi krisis Eropa.

"Oleh karena itu kita harus semakin waspada. Sebab kemarin reli berdasarkan rasa optimis," kata Giles Watts, trader di City Index.

Pelemahan ini juga seiring dengan bursa Asia seperti indeks Hang Seng turun 4,35 ke 18.046, indeks Nikkei turun 1,5% ke 8.741, indeks Shanghai turun Rp2,3% ke 2.383, indeks ASX turun 2,07% ke 4.186, indeks KLSE turun 2,055 ke 1.435, indeks STI turun 2,3% ke 2.713, indeks Kospi turun 1,4% ke 1.836.

Sebenarnya ulah Menkeu Jerman telah menjatuhkan Wall Street terlebih dahulu di perdagangan Senin wakti AS. Indeks Dow Jones turun 246,58 poin atau 2,12% ke level 11.397,91. Indeks S&P 500 turun 23,72 poin atau 1,94% ke level 1.200,68. Indeks Nasdaq turun 52,93 poin atau 1,98% ke level 2.614,92.

Menkeu Perancis: Rating Kredit Tidak dalam Bahaya

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Perancis Francois Baroin mengatakan Selasa (18/10) bahwa rating kredit AAA Perancis tidak terancam karena negara memberlakukan langkah-langkah pemotongan defisit, sementara memperingatkan target pertumbuhan PDB 1,75 persen untuk 2012 mungkin terlalu tinggi.

"Ini (rating kredit AAA Perancis) tidak dalam bahaya karena ... kita bahkan akan lebih cepat dari jadwal dalam tindakan-tindakan pengurangan defisit," kata Baroin kepada 2 televisi Perancis seperti dilansir Reuters.

Ditanya apakah target pertumbuhan PDB untuk 2012 akan harus direvisi terkait prospek ekonomi yang melemah, ia menambahkan: "Hal ini mungkin terlalu tinggi dibandingkan dengan perkembangan situasi ekonomi, tapi kita tidak akan menyesuaikannya hari ini." "Kami akan menyesuaikannya, bahwa banyak yang jelas."

Moody's memperingatkan pada Senin kemungkinan akan memberikan pandangan negatif terhadap peringkat kredit Aaa Perancis dalam tiga bulan berikutnya jika biaya membantu menyelamatkan bank dan stretch anggaran anggota zona euro terlalu banyak. Peringatan itu datang di saat pemimpin Uni Eropa membahas langkah-langkah untuk melindungi sistem keuangan zona euro dari perkiraan default utang Yunani. Tindakan harus meliputi suntikan modal ke bank-bank dengan eksposur utang Yunani.

Saatnya Melirik Saham Bank

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kekhawatiran bahwa inmflasi akan melonjak pada September kemarin, ternyata meleset. Berdasarkan pengumuman BPS bulan lalu inflasi hanya 0,27%.

Dengan tingkat yang cukup terkendali itu, banyak pihak yakin inflasi tahun ini akan di bawah asumsi APBN-P 2011 sebesar 5,3%. Inflasi yang mendingin diharapkan akan menjadi pendorong penuruna BI rate lebih lanjut.

Seperti diketahui, dua pekan lalu BI menurunkan BI rate sebesar 0,25% menjadi 6,5%. Namun jika Oktober ini inflasi masih tetap terkendali, banyak pihak yakin BI rate akan dipangkas 25 basis poin lagi menjadi 6,25%. Atas dasar itulah, para analis memberikan rekomendasi potif atas saham-saham perbankan.

Soalnya, jika BI rate dipangkas lagi, perbankan akan lebih leluasa mengucurkan kreditnya. Kredit macet atau NPL juga akan semakin terjaga. “Dengan rendahnya NPL, cadangan yang harus disiapkan bank untuk mengatasi keredit macet akan turun. Sehingga, laba tahun ini diharapkan akan meningkat,” kara seorang analis dari Kresna Securities.

Mungkinkah BI rate dipangkas lagi? “Saya kira itu tergantung pada timing dan magnitude,” Ferry Warjiyo, Direktur Direktorat Riset Ekonomi & Kebijakan Moneter BI. Hingga September kemarin inflasi year to year (September 2010 – September 2011) mencapai 4,61%.

Biasanya, menurut Ferry, inflasi Oktober akan rendah dan baru akan naik kembali pada November. Namun Desember inflasi bisanya relatif kecil. Karena itu, Ferry optimistis inflasi tahun ini akan berkisar 4,7% sampai 4,9% atau di bawah target APBN-P 2011 sebesar 5,7%. Dengan kata lain, masih ada ruang bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25%. [mdr]

Inilah 3 Tantangan Berat Wall Street Selasa(17/10)

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Tiga tantangan Wall Street Selasa (17/10) yaitu laba korporasi AS, ekonomi China dan krisis utang zona euro.

CNBC melaporkan laporan pendapatan korporasi yang diperkirakan dirilis pagi hari adalah Bank of America, Goldman Sachs, Coca-Cola, dan Johnson dan Johnson. IBM juga dapat menjadi faktor untuk pasar Selasa, menekan Dow hampir 4 persen kemarin.

IBM mengatakan, keuntungan naik 7 persen dan menaikkan outlook 2011. Tapi pendapatan terlempar dari estimasi akibat laporan sejumlah penandatanganan kontrak layanan yang mengecewakan, memicu aksi profit taking.

Ada beberapa laporan ekonomi AS Selasa, termasuk data PPI producer-level inflation pada pukul 8:30 am ET, data Treasury international capital flowpada pukul 9 a.m., dan the National Association of Home Builders sentiment survey pukul 10 pagi.

Ketua Fed Ben Bernanke akan berbicara di Boston Fed's conference membahas efek jangka panjang dari "Great Recession" pada pukul 1:15 pm ET.

Data China Selasa, termasuk PDB, produksi industri dan penjualan ritel. Kegugupan tentang laporan tertunda membuat harga komoditas jatuh Senin. Minyak turun sedikit di $ 86,38 per barel, dan emas turun $ 6,30 per ons di $ 1675,50.

Senin Dow anjlok 247 poin atau 2,1 persen menjadi 11.397, dan S & P 500 merosot 23 poin atau 1,9 persen ke 1.200. Kerugian di saham dimulai di Eropa setelah juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel dan menteri keuangan negara tersebut membuat komentar yang menunjukkan bahwa investor mungkin terlalu percaya diri terhadap kemampuan Eropa untuk menyelesaikan krisis.

Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble, berbicara tentang KTT Uni Eropa 23 Oktober, mengatakan: "Kami tidak memiliki solusi definitif akhir pekan ini." Sementara ekspektasi pasar sangat tinggi terhadap sebuah rencana besar untuk menyelesaikan krisis dalam waktu dekat pada pertemuan itu, berdasarkan komentar dari Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Euro kehilangan 1 persen terhadap dolar ke 1,37.

Pernyataan Jerman Bakal Hancurkan Saham Eropa

Medium
INILAH.COM, London - Saham Eropa diperkirakan akan dibuka melemah pada Selasa (17/10) setelah Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble merangsang optimisme investor dengan peringatan pada Senin tidak akan ada solusi cepat untuk krisis utang di negara-negara zona euro.

CNBC melaporkan indeks FTSE diperkirakan akan turun 43 poin, indeks DAX turun 58 poin, dan indeks CAC 40 turun 25 poin. Schaeuble mengatakan bahwa sementara pemerintah Eropa bekerja untuk mengadopsi platform lima poin untuk meringankan krisis utang, tidak akan ada solusi definitif untuk KTT Uni Eropa pada tanggal 23 Oktober. Volatilitas Indeks CBOE naik 18,2 persen menjadi 33,39 setelah pidatonya, kenaikan satu hari tertinggi sejak Agustus.

Di Asia, sentimen investor terpukul oleh komentar Menteri Keuangan Jerman dan data PDB China yang lebih buruk dari perkiraan, menunjukkan perekonomian China tumbuh paling lambat sejak kuartal kedua 2009. Mantan Wakil Menteri Perdagangan dan penasihat senior think tank di pemerintahan, Wei Jianguo mengatakan kepada China Daily bahwa China dapat mengalami defisit perdagangan pertama selama dua dekade tahun depan akibat krisis di Eropa dan perlambatan ekonomi global yang lebih luas.

Ada berita yang lebih buruk bagi Eropa pada akhir Senin, karena peringatan lembaga pemeringkat kredit Moody's yang dapat menempatkan outlook negatif terhadap peringkat kredit Perancis Aaa dalam tiga bulan ke depan tergantung pada sejauh mana dana talangan bank dan kontribusi bantuan anggaran zona euro.

Rilis perusahaan keluar pada Selasa termasuk industri makanan Perancis Danone yang akan merilis angka penjualan kuartal ketiga pada pukul 06:30 waktu London. Analis memperkirakan penurunan penjualan dari paruh pertama tahun 2011.

Perusahaan barang mewah LVMH melaporkan angka penjualan kuartal ketiga sebelum memulai perdagangan pada hari Selasa, menunjukkan 15 persen peningkatan penjualan menjadi 16,3 miliar euro ($ 22,46 miliar).

Christian Dior akan merilis data penjualan kuartal ketiga pada Selasa. Perusahaan restoran dan perhotelan Whitbread akan melaporkan hasil paruh pertama interim pada Selasa.

IHSG Koreksi, Profit Taking Semua Saham

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi bursa siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Investor disarankan profit taking pada semua saham, terutama yang sudah naik cukup tinggi.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah hingga penutupan sore nanti. Indeks akan menguji level support 3.600 dan jika tembus, support berikutnya 3.520. Sedangkan level resistance berada di angka 3.630,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (18/10).

Ia menjelaskan, jika bursa Eropa dibuka negatif siang ini, indeks domestik berpeluang terus melemah dan tembus support 3.600. Jika tidak, akan tertahan di atas support tersebut.

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini salah satunya dipicu oleh respon negatif pasar atas pernytaan Menteri Keuangan Jerman Wolfgan Schauble, Selasa (22/3) waktu setempat. “Schauble menyatakan, resolusi krisis utang Eropa tidak akan tercapai secara definitif dalam waktu dekat,” ujarnya.

Di sisi lain, ia menambahkan, rally IHSG juga sudah tajam dari level 3.200-an ke level 3.700-an dalam dua pekan terakhir. “Karena itu, berita negatif dari Eropa dijadikan momentum untuk profit taking terutama pada saham-saham yang sudah mengalami penguatan sangat tajam,” papar Purwoko.

Kondisi itu, lanjutnya, diperburuk oleh data Gross Domestic Product (GDP) China yang dirilis negatif hari ini. Sebab, angkanya berada di bawah ekspektasi. Angkanya, dirilis 9,15% untuk kuartal III-2011 atau di bawah prediksi 9,2% dan jauh lebih rendah dari data kuartal sebelumnya 9,5% (year on year). “Ini juga jadi momentum profit taking sehingga indeks melemah tajam,” ucapnya.

Untuk saat ini, memang Purwoko menegaskan, negatifnya pertumbuhan China hanya sebatas jadi momentum profit taking. Tapi, ke depannya bisa menjadi outlook negatif bagi fundamental emiten-emiten berbasis ekspor ke China. “Sebab, pasar bisa saja khawatirkan penurunan GDP China terus berlanjut,” tuturnya.

Sementara itu, ia menilai, reshuffle kabinet yang sedang bergulir saat ini tidak berpengaruh pada pergerakan IHSG. “Sebab, yang berpengaruh dan lebih menentukan saat ini adalah faktor eksternal,” tandas Purwoko.

Dalam situasi ini, ia merekomendasikan profit taking pada semua saham, sebab kenaikan berbagai saham pun sudah signifikan. Tapi, secara spesifik, ia menyarankan untuk lebih mengutamakan realisasikan kentungan pada saham-saham yang sudah mengalami kenaikan tajam.

Di antaranya, PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Energi Mega Persada (ENRG). Menurutnya, itulah saham-saham yang sudah naik paling besar. Tapi, bukan berarti saham lain tidak profit taking. “Pasar bisa masuk kembali setelah market sudah kembali memperlihatkan sinyal balik arah (reversal) menguat,” imbunya. [ast]

IHSG terpukul 2,96% di sesi I

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah dengan penurunan 2,96%. Dengan demikian, posisi indeks di sesi I adalah 3.618,517.

Dari seluruh saham yang ditransaksikan, 228 saham melorot. Sedangkan 11 saham naik dan 23 saham lainnya tak bergerak. Volume transaksi hari ini melibatkan 3,237 miliar saham senilai Rp 1,904 triliun.

Semua sektor kompak memerah. Penurunan terbesar terjadi pada sektor pertambangan sebesar 4,45%. Baru kemudian disusul oleh sektor agrikultur dan konstruksi dengan penurunan masing-masing 3,9% dan 3,35%.

Saham-saham yang mencatatkan penurunan terbesar (top losers) antara lain: PT Tifico Fiber Indonesia (TFCO) turun 18,57% menjadi Rp 570, PT Multifiling Mitra Indonesia (MFMI) turun 16,67% menjadi Rp 225, dan PT Jaya Konstruksi (JKON) turun 15% menjadi Rp 850.

Sementara itu, tiga saham yang naik paling tinggi (top gainers) adalah: PT Maskapai Reasuransi (MREI) naik 21,57% menjadi Rp 620, PT Sat Nusapersada (PTSN) naik 10% menjadi Rp 88, dan PT Sorini Agro Asia (SOBI) naik 9,52% menjadi Rp 2.300.

Seluruh Sektor Kena Profit Taking, IHSG Terpangkas 3%

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah terkena aksi ambil untung yang marak terjadi. Saham-saham yang dilepas antara lain berbasis komoditas, properti dan finansial.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terpangkas 52,495 poin (1,40%) ke level 3.676,520. Koreksi indeks sejalan dengan melemahnya bursa-bursa di Asia dan Global.

Aksi ambil untung terus terjadi sejak dibukanya perdagangan. Hal ini menyebabkan indeks terkoreksi tajam tak lama setelah pembukaan. Hampir saja indeks tinggalkan level 3.600.

Pada perdagangan sesi I, Selasa (18/10/2011), IHSG jatuh 110,498 poin (2,97%) ke level 3.618,517. Sementara Indeks LQ 45 anjlok 20,441 poin (3,10%) ke level 640,729.

Sudah bisa ditebak, aksi ambil untung terjadi di saham-saham yang kemarin naik cukup tinggi. Saham-saham tersebut diantaranya berbasis komoditas, finansial dan properti.

Indeks sektor tersebut pun langsung jatuh cukup dalam, rata-rata lebih dari tiga persen. Indeks sektor lainnya pun terseret ke zona merah, tak satu pun yang berhasil menguat.

Kekhawatiran investor akan krisis utang Eropa kembali mencuat setelah pernyataan Menteri Keuangan Jerman memutus harapan akan segera rampungnya krisis di Eropa.

Hal tersebut juga memicu aksi jual investor asing. Hingga siang ini nilai penjualan bersihnya masih tidak terlalu besar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 63.496 kali pada volume 3,237 miliar lembar saham senilai Rp 1,904 triliun. Sebanyak 11 saham naik, sisanya 242 saham turun, dan 25 saham stagnan.

Bursa-bursa Asia masih terkena jeratan negatif terkait krisis utang Eropa. Bursa saham Hong Kong menderita koreksi paling tajam.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 40,82 poin (1,67%) ke level 2.399,58.
  • Indeks Hang Seng jatuh 630,68 poin (3,34%) ke level 18.243,31.
  • Indeks Nikkei 225 turun 129,34 poin (1,46%) ke level 8.750,26.
  • Indeks Straits Times melemah 48,02 poin (1,73%) ke level 2.730,95.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textile (CNTX) naik Rp 300 ke Rp 7.700, Sorini Agro (SOBI) naik Rp 200 ke Rp 2.300, Metro Realty (MREI) naik Rp 110 ke Rp 620, dan Enseval (EPMT) naik Rp 30 ke Rp 780.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 2.000 ke Rp 41.450, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.000 ke Rp 54.150, Astra Internasional (ASII) turun Rp 850 ke Rp 68.150, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 750 ke Rp 18.800.

(ang/qom)

Ups! Ekonomi China Q3 Paling Lambat Sejak Q2-2009

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Ekonomi China mereda sedikit pada kuartal ketiga, tumbuh di laju paling lambat sejak kuartal kedua 2009 akibat mesin pertumbuhan ekonomi dunia ini lagi memperketat kebijakan moneter dan mengurangi permintaan luar negeri.

Mengutip Reuters, produk domestik bruto naik 9,1 persen pada kuartal ketiga dari tahun lalu, atau turun moderat dari kuartal kedua 9,5 persen, sedikit di bawah perkiraan pasar di 9,2 persen.

Data ini menunjukkan China tidak tahan untuk keluar dari krisis utang zona euro dan menyoroti bahwa negara ekonomi terbesar kedua dunia ini memiliki mitra dagang utama, Eropa, yang masih belum memecahkan masalah utangnya.

Namun, pelonggaran pertumbuhan yang relatif moderat tidak pertanda pergeseran dalam kebijakan moneter, menurut Connie Tse, konsultasi ekonom di Forecast Singapore.

"Berdasarkan vew bahwa China harus bertindak lebih agresif di tahun-tahun awal dengan kebijakan suku bunga dan tekanan harga masih bermasalah, tidak ada skenario epndaratan keras, kita tidak melihat ruang untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat," kata Tse.

Investasi aset tetap - driver inti dari pertumbuhan ekonomi China - berlanjut pada kecepatan yang kuat, tumbuh 24,9 persen pada periode Januari hingga September, sedikit lebih cepat dari yang diperkirakan 24,8 persen.

Data perdagangan pekan lalu menunjukkan pertumbuhan tahunan ekspor China ke Eropa lebih dari setengah dari Agustus, dengan pertumbuhan ekspor China s keseluruhan jatuh ke posisi terendah dalam tujuh bulan.

Biro Statistik China mengatakan dalam sebuah pernyataan dengan merilis data bahwa perekonomian menghadapi ketidakpastian yang meningkat bnaik di dalam dan di luar negeri dan menyerukan pemeliharaan kebijakan ekonomi yang stabil. Aktivitas lebih lambat dapat membantu beberapa proses stabilisasi karena menyiratkan beberapa tekanan inflasi, dan penurunan harga.

Inflasi China, meskipun terjadi pelonggaran, berjalan pada laju tahunan sebesar 6,1 persen pada September, mendekati level tertinggi dalam tiga tahun medekati 6,5 persen pada Juli.

Untuk mengatasi kenaikan harga dan mencegah kerusuhan sosial, Beijing menaikkan suku bunga lima kali dan persyaratan cadangan bank sembilan kali dalam satu tahun terakhir. Namun, prospek ekonomi dunia yang gelap telah memaksa Beijing untuk membuat kebijakan sejak Juli, dengan beberapa analis bertaruh bahwa otoritas bahkan mungkin melonggarkan kebijakan untuk mendukung pertumbuhan jika diperlukan.

Untuk menopang ekonomi, analis mengatakan China bisa memilih untuk sedikit melonggarkan kontrol kredit atau bahkan memotong persyaratan cadangan bank dari rekor tertinggi untuk mendorong pinjaman lebih untuk perusahaan, terutama yang lebih kecil. "Kebijakan China telah overtightened sejak Mei. Hal ini telah meningkatkan risiko pinjaman, serta melambatnya pertumbuhan ekonomi global sejak kuartal kedua," kata Dong Xian, Ketua Ekonom Peking First Advisory. "Risiko dari perlambatan ekonomi yang tajam di China masih ada. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi sekitar 8,6 persen pada kuartal keempat," tambah Dong. Tetapi sedikit yang yakin China akan mengatur untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat mengingat tekanan harga yang tinggi.

"Saya tidak berpikir mereka akan melakukan gerakan (di tingkat) dalam waktu dekat. Lalu mungkin setelah beberapa kuartal, sebelum pertengahan tahun depan, apakah semuanya baik-baik saja, saya pikir mereka akan terus menaikkan suku bunga, tidak menurunkan bunga bunga," kata Ting Lu, ekonom di Bank of America-Merrill Lynch di Hong Kong.

Unilever Kembali Lanjutkan Bisnis dengan SMART

Medium
INILAH.COM, Jakarta – PT SMART Tbk (SMART) mengumumkan bahwa Unilever telah melanjutkan kembali pembelian minyak sawit dari perusahaan.

Dalam siaran persnya disebutkan SMART menerima pesanan pembelian dari Unilever hari ini, suatu keputusan yang dipandang SMART sebagai pengakuan terhadap komitmen kelestarian perusahaan yang juga mencakup sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Baru-baru ini SMART juga mengumumkan bahwa perusahaan telah menerima sertifikasi RSPO pertama untuk beberapa unit operasionalnya di Sumatera Utara.

Hal ini merupakan bagian dari rencana induk perusahaan SMART, Golden Agri-Resources (GAR), untuk mendapatkan sertifikasi untuk kegiatan operasional kelapa sawitnya per 30 Juni 2010 pada akhir tahun 2015.

Selain itu, GAR dan SMART akan terus secara aktif melibatkan para pemangku kepentingan untuk mencari berbagai solusi produksi minyak sawit yang lestari. Sebagai contoh, GAR juga telah bekerja sama dengan LSM internasional The Forest Trust dalam melaksanakan Kebijakan Konservasi Hutan (KKH), yang bertujuan memastikan GAR memiliki kenihilan rekam jejak deforestasi dan berusaha menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan baik bagi GAR maupun industri minyak sawit.

Fokus KKH adalah tidak membangun di hutan Stok Karbon Tinggi (SKT), di mana definisi provisional hutan SKT adalah hutan dengan nilai karbon lebih dari 35 ton per hektar, tidak membangun di area hutan Nilai Konservasi Tinggi (NKT), tidak membangun di lahan gambut, memastikan free, prior and informed consent (FPIC) dari masyarakat adat dan penduduk lokal, dan mematuhi semua peraturan perundangan terkait serta Interpretasi Nasional Prinsip dan Kriteria RSPO.

Sentimen Eropa dan China menyebabkan mata uang Asia melemah

Sentimen Eropa dan China menyebabkan mata uang Asia melemah
SEOUL. Mayoritas mata uang Asia melemah pada transaksi hari ini. Kali ini, pelemahan mata uang di kawasan regional ini dipimpin oleh won Korea Selatan.

Pada pukul 12.07 waktu Seoul, won melemah 0,6% menjadi 1.147,60 per dollar AS. Sementara, rupiah melemah 0,5% menjadi 8.863 dan ringgit Malaysia melemah 0,4% menjadi 3,1190. Sedangkan baht Thailand melemah 0,2% menjadi 30,69.

Pelemahan mata uang Asia terjadi setelah Jerman pesimistis bahwa pimpinan Uni Eropa bisa menghasilkan resolusi penanganan krisis utang Eropa pada 23 Oktober mendatang. Selain itu, pelemahan mata uang Asia juga disebabkan oleh perlambatan ekonomi China yang akan menggerus permintaan ekspor Asia.

Data Biro Statistik China menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) naik 9,1% dalam tiga bulan yang berakhir September dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal yang berakhir Juni, tingkat PDB China mencapai 9,5%.

"Aksi penyebaran risiko oleh investor mempengaruhi pasar mata uang Asia. pernyataan pimpinan Eropa membuat pasar kecewa," jelas Sacha Tihanyi, currency strategist Scotia Capital.

Pengamat Ekonomi: Kabinet makin gemuk bisa menghambat pengembangan investasi

Pengamat Ekonomi: Kabinet makin gemuk bisa menghambat pengembangan investasi
JAKARTA. Wajah baru Kabinet Indonesia Bersatu jilid II bakal dirilis malam ini oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejauh ini, masyarakat Indonesia sudah disuguhi gambaran awal seperti apa nanti susunan kabinet yang akan bekerja hingga tiga tahun ke depan. Penambahan pos wakil menteri dipastikan akan membuat kabinet menjadi jauh lebih gemuk.

Pengamat ekonomi David Sumual menuturkan, sejatinya pelaku pasar pesimis pergantian susunan kabinet dapat membawa perbaikan iklim investasi dan usaha di Indonesia. Pelaku pasar lebih menitikberatkan harapan pada perbaikan struktur pemerintahan agar lebih efisien. Investor menginginkan struktur birokrasi yang lincah dan tidak terlalu gemuk sehingga mempercepat koordinasi dalam memacu investasi maupun pertumbuhan di sektor lainnya.

Yang harus diingat, selama ini, ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh lebih karena masih kuatnya daya konsumsi domestik, bukan karena gebrakan dari pemerintah. "Makanya, Presiden harusnya merombak struktur agar bisa menciptakan gebrakan baru di bidang investasi dan perekonomian lainnya," kata David kepada KONTAN, kemarin.

Masalahnya, harapan tersebut sepertinya jauh panggang daripada api. Perombakan kabinet yang terjadi saat ini justru semakin memperumit struktur birokrasi dengan hadirnya pos wakil menteri. Pasar khawatir hal itu bakal semakin menghambat iklim investasi nasional. Terlebih, ada kesan masih kuatnya hitungan politis sebagai basis penempatan menteri. Alih-alih menempatkan menteri berdasarkan kompetensi.

Padahal untuk pos-pos strategis perekonomian seperti Menteri Keuangan, Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, juga Menteri Negara BUMN, membutuhkan orang-orang yang kompeten di bidang yang dibawahinya. David enggan mengomentari nama-nama yang kini muncul dan diproyeksikan menempati posisi-posisi tersebut. "Dari sisi manajerial semuanya berpengalaman, tapi dari sisi kinerja kita harus tunggu dulu," imbuh David.

Setelah tiga hari perkasa, rupiah melemah hari ini

Setelah tiga hari perkasa, rupiah melemah hari ini
JAKARTA. Setelah tiga hari menguat, pergerakan rupiah pagi ini melemah. Pada pukul 09.10, rupiah melemah 0,4% menjadi 8.855 per dollar AS. Kemarin, mata uang Garuda sempat bertengger di posisi 8.818, yang merupakan level paling perkasa sejak 30 September lalu.

Pelemahan rupiah hari ini terkait dengan kecemasan investor bahwa tingkat ekspor akan melorot setelah pertumbuhan ekonomi China mencatatkan perlambatan terbesar sejak 2009.

Data Biro Statistik China menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) naik 9,1% dalam tiga bulan yang berakhir September dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal yang berakhir Juni, tingkat PDB China mencapai 9,5%. Seperti yang diketahui, China merupakan ladang ekspor kedua terbesar bagi Indonesia.

Selain itu, keoknya rupiah pagi ini juga berkaitan dengan penurunan indeks MSCI Asia Pacific akibat sentimen Eropa. "Sentimen yang bermain saat ini berdampak negatif kepada rupiah dan pasar saham. Ada kecemasan baru mengenai krisis utang Eropa," jelas Mika Martumpal, currency analyst PT Bank Commonwealth di Jakarta.

Inilah Beberapa Saham Berpotensi Profit Taking

INILAH.COM, Jakarta - IHSG pada perdagangan Selasa (18/10) ini diperkirakan akan mengalami koreksi seiring penurunan bursa regional.

Indeks yang telah menguat 14% dalam 2 pekan terakhir diperkirakan akan mengalami profit taking hari ini. Samuel Sekuritas dalam ulasan pasarnya hari ini memperkirakan saham-saham penggerak indeks seperti ASII, UNTR, BMRI, BBRI dan sektor mining diperkirakan akan melemah. Support indeks berada di level 3,643

Bursa Eropa dan AS ditutup terkoreksi signifikan pada perdagangan semalam seiring pernyataan dari pemerintah Jerman bahwa krisis utang di Eropa belum akan mendapatkan solusi dalam pertemuan negara-negara Eropa di pekan depan. Sentimen negatif ini kembali memunculkan pesimisme investor dan memicu aksi profit taking.

Harga minyak turut terkoreksi dan ditutup di level US$86,6/barel setelah sempat menyentuh US$88,1/barel semalam. Sementara harga metal dunia bergerak mixed dengan Nikel +0,5% dan Timah -1,4%.

Bursa Asia sendiri pagi ini dibuka terkoreksi dengan HangSeng dibuka -2,7% seiring koreksi yang terjadi di bursa AS dan Eropa semalam. Kembalinya pesimisme investor diperkirakan akan memicu profit taking setelah pasar rally selama 2 pekan terakhir. ETF Indonesia di bursa AS semalam ditutup terkoreksi sekitar 2,8%.

Data China Tekan Bursa Asia

Headline
INILAH.COM, Los Angeles – Bursa saham Asia diperdagangkan melemah pada Selasa (18/10) pagi, menyusul koreksi saham AS atas kekhawatiran langkah terbaru untuk mengatasi krisis utang Eropa.

Koreksi juga terjadi karena antisipasi pasar menjelang rilis angka pertumbuhan ekonomi China kuartal ketiga dan data ekonomi lainnya.

Di Jepang, indeks Nikkei Stock Average turun 1,2%, membalikkan kenaikan 1,5% kemarin. Sedangkan di Australia, indeks S & P / ASX 200 turun 1,6% dan Kospi Korea Selatan turun 1,4%. Bursa Hong Kong juga dibuka melemah tajam, dengan indeks Hang Seng turun 2,6% menjadi 18.382,25 dan indeks komposit Shanghai turun 0,8%.

Saham AS melemah semalam, setelah para pejabat Jerman meremehkan peluang rencana bantuan baru Eropa dalam pertemuan puncak Uni Eropa pekan ini. Pernyataan ini menghantam eksportir Jepang, khususnya sektor teknologi, yang juga tertekan kejatuhan dolar AS di bawah 77 yen.

NEC Corp turun 2,3%, Toshiba Corp kehilangan 2%, Elpida Memory Inc turun 3,2%, dan Sony Corp turun 2%.

Harga komoditas melemah dan menjatuhkan saham sumber daya di seluruh wilayah, dengan penambang Australia tertekan. BHP Billiton Ltd turun 3%, Rio Tinto Ltd turun 4,1%, Fortescue Metals Group Ltd turun 8,2%, dan Alumina Corp of China Ltd turun 4%.

Produsen baja yang terdaftar di Tokyo juga tertekan, seperti JFE Holdings Inc dan Nippon Steel Corp yang turun 2,2% masing-masing.

Saham China Eastern Airlines Corp turun 6,7% setelah operator mengkonfirmasi pembatalan pesanan untuk Boeing 787 Dreamliner, menyusul data yang menunjukkan pertumbuhan pendapatan September di maskapai melambat tajam.

Saham maskapai penerbangan lain juga melemah, dengan Air China Ltd turun 4,9% dan China Southern Airlines Co turun 5,3%. [ast]

Bursa Asia melorot ke level terendah dalam sebulan terakhir

Bursa Asia melorot ke level terendah dalam sebulan terakhir
TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia ditransaksikan turun. Kondisi itu menyebabkan bursa Asia tergerus dari level tertinggi dalam sebulan terakhir. Pada pukul 10.24 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 1,5%. Dari tujuh saham yang ditransaksikan, satu di antaranya mencatatkan penurunan.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang turun 1,3%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,6% dan indeks Kospi Korea Selatan turun 1,2%.

Penurunan tersebut juga ditandai aksi jual saham-saham berkapitalisasi besar di Asia. Ambil contoh, BHP Billiton Ltd yang turun 3% di Sydney serta HTC Corp turun 4,5% di Taipei.

Rupanya, optimisme investor kian menurun terhadap penanganan krisis utang Eropa. Kemarin, juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan, keinginan untuk mencapai resolusi atas krisis utang pada 23 Oktober mendatang sulit diwujudkan.

"Implikasi dari penanganan krisis utang Eropa yang lamban akan menciptakan ketidakpastian baru di pasar. Kecemasan investor juga semakin meningkat," jelas Tim Schroeders dari Pengana Capital Ltd.

Bursa Jepang ikut memerah seiring penurunan optimisme atas Eropa


TOKYO. Mayoritas saham di bursa Jepang melorot. Pada pukul 09.28 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,4% menjadi 8.759,03. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 3 oktober lalu. Sementara, indeks Topix turun 1,1% menjadi 753,19.

Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa Jepang antara lain: Sony Corp turun 3,5%, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc turun 1,8%, dan Yaskawa Electric Corp turun 11%.

Rupanya, optimisme investor kian menurun terhadap penanganan krisis utang Eropa. Kemarin, juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan, keinginan untuk mencapai resolusi atas krisis utang pada 23 Oktober mendatang sulit diwujudkan.

"Saat ini, apapaun kejadian di Eropa menentukan apa yang terjadi di pasar," jelas Fumiyuki Nakanishi, strategist SMBC Friend Securities Co.

Saham Bank: Pilih Dividen atau Gain?

INILAH.COM, Jakarta – Mayoritas valuasi saham perbankan, masih berada di bawah rata-rata industri 13 kali. Tapi, ada dua emiten yang sudah jauh melampauinya. Pilihan pasar, dividen atau gain?

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, dengan penurunan suku bunga acuan (BI rate) 25 basis poin ke 6,50% pada Selasa (11/10/2011) lalu, suku bunga bank pun cenderung turun. Kondisi ini, menurutnya, berimbas positif bagi emiten-emiten sektor perbankan.

Pasalnya, kesehatan Non Performing Loan (NPL) bisa terjaga karena pembayaran bunga dan pokok pinjaman pun akan menjadi lancar. Ini akan memobilisasi masalah pendanaan atau likuiditas perbankan. “Syaratnya, penurunan BI rate diiringi dengan usaha perbankan untuk mengenjot sektor kreditnya sehingga bisa mendulang pendapatan bunga nantinya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (17/10).

Di sisi lain, lanjutnya, bagi deposan, penurunan BI rate itu masih dalam skala yang wajar. Nasabah tetap menganggap bank sebagai tempat menyimpan dana yang paling aman daripada di bawah bantal. “Karena itu, penurunan BI rate berimplikasi positif bagi sektor perbankan,” ujarnya.

Alfiansyah menegaskan, meski dipangkas, BI rate tetap atraktif karena lebih tinggi dari suku bunga Australia 4,75%. Menurutnya, hanya suku bunga China yang lebih tinggi 6,56%. “Tapi, jika dilihat dari real interest rate, BI rate tetap lebih tinggi,” timpalnya.

Sebab, dengan inflasi September 2011 sebesar 4,61% (year on year), real interest rate Indonesia 1,8%. Sedangkan inflasi China 6,1% sehingga real interest rate-nya tinggal 0,46%. “Dari sisi investasi, suku bunga Indonesia masih menarik,” tandas Alfiansyah.

Sementara itu, bank-bank yang ekspansif menggenjot kredit dan tetap melakukan efisiensi, di rangking pertama adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). BBRI sukses pada pendapatan bunga kredit dan efisiensi serta berakhir pada laba yang lebih baik. “Karena itu, laba BBRI pada semester I-2011 mencapai 57% sebesar Rp26,8 triliun,” paparnya.

Di posisi kedua ditempati Bank Mandiri (BMRI) dengan kenaikan laba bersih 56,7% senilai Rp25,8 triliun; Lalu, disusul laba PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yang naik 41,13% senilai Rp13,6 triliun, PT Bank Danamon (BDMN) naik 2,79% senilai Rp2,79 triliun dan PT Bank Central Asia (BBCA) naik 20,4% senilai Rp15,1 triliun.

Di sisi lain, lanjutnya, saham sektor perbankan juga didukung oleh faktor pertumbuhan ekonomi. Beberapa institusi baik pemerintah maupun asing, memperkirakan, PDB Indonesia sejauh ini relatif lebih baik.

Bank Indonesia (BI) pun terakhir berekspektasi, PDB RI mencapai 6,5% hingga akhir 2011. Bahkan, PDB pada kuartal keempat 2011 bisa mencapai 6,7%. Begitu juga dengan ramalan yang tidak jauh berbeda dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.

“Pertumbuhan ini, tentu akan ditopang oleh sektor perbankan yang menyalurkan kredit sehingga jadi motor pertumbuhan ekonomi. Diawali penyaluran kredit ke sektor riil,” papar Alfiansyah.

Dia merekomendasikan positif saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target Rp7.100 karena Price Earning Ratio (PER) masih murah 10,7 kali sehingga harga sahamnya masih berpeluang naik. Begitu juga PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target Rp7.000 karena PER masih di level 11,2 kali; PT Bank Negara Indoensia (BBNI) dengan target Rp3.800 karena PER masih murah di level 11,6 kali dan PT Bank Jabar Banten (BJBR) dengan target Rp1.000 dengan PER 7,2.

Dia merekomendasikan beli saham-saham tersebut karena dari sisi valuasi masih murah dibandingkan rata-rata PER perbankan sebesar 13 kali. “Saya rekomendasikan beli hingga target harga tersebut tercapai sebelum akhir tahun. Jika tercapai, harganya sudah mencapai PER rata-rata industri 13 kali untuk 2011 dan 11,3 kali untuk 2012,” paparnya.

Sementara itu, untuk PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Danamon (BDMN) kurang mendapat rekomendasi positif. “Sebab, valuasi saham sudah mahal di atas rata-rata PER industri dengan PER 19,2 kali (BBCA) dan 13,9 kali (BDMN),” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, penurunan BI rate 25 basis poin, membuat saham-saham sektor perbankan bergerak aktif. Di sisi lain, saham-saham perbankan juga bakal segera merilis kinerja keuangan kuartal III-2011 paling telat awal November 2011. “Secara historis fundamental, laba bersih emiten sektor ini naik hingga 20%,” ungkapnya.

Secara umum, Willy merekomendasikan positif semua saham di sektor perbankan. Tapi, secara khusus ia menjagokan saham-saham BUMN. BMRI dengan target akhir 2011 Rp7.000 dan PER 12 kali; BBNI target Rp4.200; BBRI Rp7.000 dengan PER 11,9 kali; BJBR ditarget Rp1.200 dengan PER masih sangat murah 8,57 kali; BBCA Rp9.100 dan PER sudah mahal 20 kali; BDMN Rp5.700 dan PER 16,45; dan PT Bank Bukopin (BBKP) dengan target Rp750 dan PER paling murah 7,29 kali.

Willy menjelaskan, PER saham BBCA dan BDMN sudah tinggi. Tapi, ia tetap merekomendasikan buy saham-saham tersebut karena bepeluang untuk naik. Bagi investor yang dananya pas-pasan, tentu lebih baik beli saham murah seperti BJBR dan BBKP.

“Tapi, bagi investor yang mengharapkan dividend yield, lebih baik pilih BBCA, BBRI dan BMRI yang rajin memberikan dividen. Ketiga saham tersebut, tentu memberikan dividen lebih besar,” imbuhnya. [mdr]

Pergerakan bursa terbebas dari reshuffle kabinet

Pergantian anggota kabinet tidak berimbas buruk bagi bursa saham lokal. Analis memprediksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melanjutkan penguatan.

Kecenderungan di bursa global lebih menentukan arah IHSG daripada kabar reshuffle. Pemicu terbaru penguatan bursa global adalah kinerja emiten di Amerika Serikat (AS) yang memuaskan. "Sentimen positif dari AS serta penyelesaian krisis Eropa menjadi katalis positif bagi IHSG," kata

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities. Dia memprediksi, IHSG, hari ini bergerak di antara support 3.685 dan resistance 3.783.
Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas menambahkan, IHSG mendapat angin segar dari bursa regional Asia serta Eropa. Kecemasan pasar terhadap Eropa mulai reda setelah G-20 menyatakan akan ikut turun tangan.

Namun, Purwoko mengingatkan IHSG sudah mulai memasuki area jenuh beli, setelah menanjak tinggi selama sepekan terakhir. Proyeksi dia, indeks hari ini akan menguji resistance jangka pendek di 3.751, sementara support berada di level 3.700.

IHSG, Senin (17/10), ditutup menguat 1,76% menjadi 3.729. Seperti IHSG, rupiah juga tidak terpengaruh dengan kebijakan reshuffle. Mochamad Doddy Arifianto, pengamat valas, menilai nasib rupiah sepenuhnya bergantung pada gejolak ekonomi Eropa.

Doddy Arifianto memprediksi nilai tukar hari ini akan bergerak di kisaran Rp 8.800 hingga Rp 8.850 per dollar AS. Di pasar spot, nilai tukar, kemarin, sebesar Rp 8.823 per dollar AS.

Pasar Punya Banyak Fokus Hari Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (18/10) diprediksi menguat. Sebab, pasar memiliki banyak fokus hari ini.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pasar hari ini memiliki banyak fokus. Salah satunya adalah data Gross Domestic Product (GDP) China. Angkanya diperkirakan melandai ke level 9,2% untuk kuartal ketiga 2011 dari kuartal sebelumnya 9,5%.

Menurut Christian, meski angkanya turun, tapi pasar masih optimistis atas penyelesaian krisis utang Eropa yang akan dirumuskan pada 23 Oktober 2011. "Karena itu, rupiah berpeluang naik dan akan berfluktuasi lebih lebar dibandingkan kemarin dalam kisaran 8.790-8.876 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Sementara itu, lanjutnya, dari Eropa pasar fokus pada data inflasi Inggris yang akan dirilis Rabu (19/10). "Inflasi Inggris diperkirakan jadi 4,9% dari sebelumnya 4,5% sehingga positif bagi foundsterling dan memeperlemah dolar AS," paparnya.

Selain itu, lanjutnya, pasar juga fokus pada rilis hasil minutes Bank of England (BoE) dari rapat kebijakan moneter bulan September 2011 untuk menunjukkan propek ekonomi ke depannya. "Lalu, akan dirilis juga beberapa pendapatan dari beberapa bank besar di Eropa," ungkap Christian.

Pada hari berikutnya, pasar juga fokus pada lelang obligasi Spanyol dengan tenor 8 dan 10 tahun pada Kamis (20/11). "Lelang ini, akan menguji minat permintaan investor setelah pekan lalu, lembaga pemeringkat Standard & Poor's Rating Service memangkas peringkat utang Spanyol," ucapnya.

Jika positif, risk apetite pasar akan kembali tumbuh. Begitu juga sebaliknya. "Itulah faktor-faktor yang akan jadi fokus pasar Selasa ini," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (17/10) ditutup menguat 27 poin (0,30%) ke level 8.816/8.826 per dolar AS.

Menkeu Jerman Berulah, Wall Street Memerah

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (17/10). Hal itu dipengaruhi dari pernyataan Menteri Keuangan Jerman yang membuat investor khawatir penyelesaian krisis utang Eropa tidak akan cepat.

Indeks Dow Jones turun 246,58 poin atau 2,12% ke level 11.397,91. Indeks S&P 500 turun 23,72 poin atau 1,94% ke level 1.200,68. Indeks Nasdaq turun 52,93 poin atau 1,98% ke level 2.614,92.

Volume perdagangan saham sekitar 6,87 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex, dan Nasdaq. Volume perdagangan saham ini jauh di bawah rata-rata tahun ini sekitar 8 miliar saham.

Indeks S&P telah naik selama dua minggu berturut-turut untuk pertama kali sejak Juli. Kenaikan itu didorong gelombang euforia dibangun atas optimisme bahwa pemimpin Eropa memiliki komitmen baru untuk mengatasi krisis yang mengancam stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi global.

Tapi pergerakan indeks saham reli cepat juga rentan terhadap penurunan indeks saham cepat.

Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble menuturkan, Uni Eropa tidak memiliki solusi definitif pada pekan ini. ”Menteri Keuangan telah merusak harapan bahwa rencana besar yang datang bersama dan beberapa dana yang cukup besar sedang disatukan untuk rekapitalisasi bank-bank Eropa,” ujar Fund Manager Wedbush Morgan Stephen Masscocca, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Hasil kinerja perusahaan yang tercatat di bursa saham Amerika Serikat juga cukup mempengaruhi di mana laba bank Amerika memberikan kontribusi terhadap tekanan jual. Saham Wells Fargo and Co turun 8,4% menjadi US$24,42 setelah kreditur Amerika Serikat turun tidak sesuai harapan.

Indeks KBW Bank turun 3,9%. Indeks CBOE naik 18,2% menjadi 33,39 tertinggi sejak Agustus.

Saham El Paso naik 24,8% menjadi US$24,45 dan saham Kinder Morgan naik 4,8% menjadi US$28,19. Hal itu dipengaruhi kesepatan Kinder Morgan Inc membeli El Paso Corp senilai US$21 miliar sehingga menggabungkan operator gas alam di Amerika Utara.

Saham Citigroup Inc turun 1,7% menjadi US$27,93. Setelah perdagangan saham, IBM melaporkan pendapatan pada kuartal ketiga memenuhi harapan. Saham turun 3,6% menjadi US$179,81 setelah laporan tersebut. [hid]

IHSG Lanjutkan Apresiasi, Inilah Saham Pilihan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Selasa (18/10) akan melanjutkan penguatan. Beberapa saham unggulan masih direkomendasikan. Apa saja?

Danditra, analis pasar modal dari AM Capital mengatakan, secara teknikal, formasi double bottom IHSG sudah konfirmasi kemarin, karena pembentukannya disertai dengan volume yang signifikan. “Sementara fibo 61.8 memang masih mensinyalkan adanya pullback turun,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Namun, imbuhnya, kalau kenyataannya IHSG terus naik, maka untuk jangka menengah IHSG sudah masuk fase trend bullish. “Hanya saja timing untuk masuk masih menunggu menunggu pemecahan level resistant IHSG untuk konfirmasi berlanjutnya trend bullish,” katanya.

Sedangkan pengamat pasar modal Ahmad Nurcahyadi mengatakan, secara fundamental, ekonomi Indonesia masih kuat, terutama sektor perbankan yang masih cukup likuiditasnya. “Imbas krisis Eropa akan relatif minimal tidak seburuk 2009, karena kredit masih tumbuh,”ungkapnya dihubungi terpisah.

Selain itu, kebijakan moneter Indonesia akan lebih difokuskan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, tidak lagi perang melawan inflasi. “Tema ekonomi di kawasan Asia Pacific dan emerging market memang kini pada percepatan pertumbuhan untuk meminimalkan dampak krisis Eropa,”paparnya.

Meskipun China inflasi tinggi , tapi pertumbuhan masih overheating, sehingga belum bisa menaikkan suku bunga. Praktis yield/imbal hasil di Indonesia masih tinggi dan menarik investor karena masih di level 6,5 %, untuk acuan suku bunga.

Krisis di Eropa sendiri juga masih jauh menerpa sektor riil, terlihat dari kinerja korporasi kuartal tiga AS masih tumbuh tinggi, demikian pula di Indonesia. Sektor dengan market cap besar seperti tambang, sumber daya dan perbankan masih akan catat pertumbuhan laba bersih. “Permintaan /demand akan mulai kontraksi pada 2012,”jelasnya.

Di tengah situasi ini, Achmad merekomendasikan investor untuk membeli beberapa saham seperti Vale Indonesia (‎INCO) dengan target harga di Rp4.175. Kemudian Bank Rakyat Indonesia dengan target harga di Rp7.275 dan Timah (TINS) dengan target harga di Rp2.350 per lembarnya.

Pada perdagangan Senin (17/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 64,335 poin (1,75%) ke level 3.729,015, dengan intraday tertinggi di 3.729,64 dan terendah di 3.665,32. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 8,35 miliar lembar saham, senilai Rp 5,077 triliun dan frekuensi 161,759 kali.

Sebanyak 209 saham naik, sisanya 45 saham turun, dan 66 saham stagnan. Penguatan indeks diwarnai aksi beli asing, yang mencatatkan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp164 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli sebesar Rp1,170 triliun dan transaksi jual mencapai Rp1,005 triliun. [mdr]

IHSG Bakal 'Terjebak' Pelemahan Bursa Global

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin berhasil mempertahankan momentum penguatannya dengan kenaikan sebanyak 64 poin. Indeks mantap bercokol di level 3.279.

Pada perdagangan, Senin (17/10/2011), IHSG melaju 64,335 poin (1,75%) ke level 3.729,015. Sementara Indeks LQ 45 menguat 11,480 poin (1,76%) ke level 661,170.

Kenaikan IHSG yang sudah berlangsung terus menerus membuat posisinya kini rawan profit taking. Apalagi ada sentimen negatif merosotnya bursa Wall Street ke titik terendahnya dalam 2 pekan. Hal itu akan membuat IHSG pada perdagangan Selasa (18/10/2011) akan bergerak di teritori negatif.

Bursa Wall Street tadi ditutup pada titik terendahnya dalam 2 pekan terakhir gara-gara pernyataan dari Menteri Keuangan Jerman, yang mengkandaskan harapan segera selesainya krisis di Eropa.

Pada perdagangan Senin (18/10/2011), indeks Dow Jones ditutup merosot hingga 247,49 poin (2,13%) ke level 11.397,00. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 23,72 poin (1,94%) ke level 1.200,86 dan Nasdaq melemah 52,93 poin (1,98%) ke level 2.614,92.

Pelemahan juga langsung menular ke bursa regional Asia. Berikut posisi bursa regional pada Selasa pagi:
  • Indeks S&P/ASX melemah 62,9 poin (1,47%) ke level 4.212,5.
  • Indeks Nikkei-225 melemah 120,86 poin (1,36%) ke level 8.758,74.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Panin Sekuritas:
Kemarin indeks kembali menguat tajam terdorong oleh sentimen positif dari bursa regional Asia dan pembukaan bursa Eropa, terkait dengan rencana G-20 untuk meluncurkan kebijakan yang dapat meredam krisis hutang di Eropa. Disisi lain kami melihat indeks sudah mulai memasuki area jenuh beli setelah mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Kami proyeksikan indeks akan menguji resistance jangka pendek di 3.751, sementara untuk support berada di level 3.700. Saham pilihan : BBNI, BJBR, PTPP, DILD, BKSL.

eTrading Securities:
Perdagangan IHSG Senin (17/10) ditutup naik 64 point (+1.76%) ke level 3,729.01 dengan jumlah transaksi sebanyak 16.7 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp5 triliun. Hampir seluruh sektor saham pada perdagangan kemarin mengalami penguatan kecuali sektor consumer.

Tercatat sebanyak 197 saham mengalami penguatan, 43 saham mengalami penurunan, 61 saham tidak mengalami perubahan dan 154 saham tidak diperdagangkan sama sekali. Saham-saham yang menjadi pendorong bursa a.l. ASII, INCO, BBRI, BMRI dan BBNI, sedangkan saham-saham yang menjadi pemberat bursa pada hari ini a.l. UNVR, GGRM, BUMI, BRMS dan TPIA.

Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp140 miliar dengan saham yang paling banyak di beli adalah ASII, BBRI, BBNI, ADRO dan UNTR. Rupiah kemarin diperdagangkan kembali menguat 23 point ke level Rp8,822 per US Dollar.

Secara teknikal, pada perdagangan kemarin (17/10), IHSG bergerak menguat dengan kembali menembus garis MA 200nya kembali yang juga merupakan area Resistance Fibonacci Retracement 61.8% di level 3721. Pada perdagangan hari ini (18/10) diperkirakan IHSG masih berpotensi menguat terbatas untuk menguji garis Resistance downtrendnya dan akan bergerak pada range 3675-3782 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l ITMG, INCO, dan DOID.

(qom/qom)

Inilah Formasi Saham Pilihan Selasa (18/10)

INILAH.COM, Jakarta - IHSG diperkirakan masuk area jenuh beli pada perdagangan Selasa (18/10) dengan kisaran 3.700-3.751.

"Kami proyeksikan indeks akan menguji resistance jangka pendek di 3.751, sementara untuk support berada di level 3.700. Saham pilihan BBNI, BJBR, PTPP, DILD, BKSL," kata analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono kemarin.

IHSG pada perdagangan Senin, ditutup naik tajam 1,68% ke level 3.726,55. Asing sore ini tercatat melakukan net foreign buy sebesar Rp164,57 miliar. Volume perdagangan sebanyak 7,33 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp4,28 triliun.

Kemarin indeks kembali menguat tajam terdorong sentimen positif dari bursa regional Asia dan pembukaan bursa Eropa. Pasar merespon rencana G-20 untuk meluncurkan kebijakan yang dapat meredam krisis hutang di Eropa. "Di sisi lain kami melihat indeks sudah mulai memasuki area jenuh beli setelah mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir," katanya.

Sementara analis saham AM Capital, Andre Mahardika merekomendasikan saham TLKM buy saat terkoreksi. Level support 7.050 dan resisten I di 7.250 dan resisten II di 7.450. Rekomendasi beli 7.050 dan potensi jual 7.250-7450 dengan stop loss 6.900.

Secara teknikal saham TLKM ada potensi koreksi jangka menengah jika tidak berhasil rebound. Namun kondisi koreksi ini dapat digunakan untuk mengakumulasi karena ada tekanan beli yang lemah.

Saham Star disarankan bei saat koreksi dengan one day trading atau jangka pendek saja. Rekomendasi beli di 188 dan potensi jual di 198-210 dengan stop loss di 183. Saham STAR bergerak di kisaran 185-215. Secara teknikal saham STAR ada potensi bullish kembali setelah terjadi koreksi di 187.

Saham CMNP disarankan hold jika saham masih di atas 1.520 dengan potensi jual di 1.600-1.650. Saham SSIA berpotensi bullish dengan saran hold jika masih diatas 380 dengan potensi jual di 395-410. Saham BKLS disarankan hold juka masih di atas 275 dengan potensi jual di 300-320.