Selasa, 18 Oktober 2011

IHSG Koreksi, Profit Taking Semua Saham

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi bursa siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Investor disarankan profit taking pada semua saham, terutama yang sudah naik cukup tinggi.

Pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tajam 109,47 poin (2,94%) ke level 3.619,546. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 20,20 poin (3.06%) ke angka 640.966.

Laju indeks siang ini sangat ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2.969 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3.238 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp 1.811 triliun di pasar reguler dan total Rp 1.854 triliun dan frekuensi 63,407 kali. Hanya 11 saham menguat, sedangkan 242 saham melemah dan 25 saham stagnan.

Penurunan indeks siang ini, juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp 31.770 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 361.7 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp 393.5 miliar.

Semua sektor saham, kompak melemah tajam. Sektor pertambangan memimpin kerontokan 4,36% disusul perkebunan 3,83%, keuangan 3,68%, properti 3,40%, industri dasar 3,02%, manufaktur 2,29%, konsumsi 2,17%, perdagangan 1,95%, aneka industri 1,87% dan infrastruktur 1,77%.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah hingga penutupan sore nanti. Indeks akan menguji level support 3.600 dan jika tembus, support berikutnya 3.520. Sedangkan level resistance berada di angka 3.630,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (18/10).

Ia menjelaskan, jika bursa Eropa dibuka negatif siang ini, indeks domestik berpeluang terus melemah dan tembus support 3.600. Jika tidak, akan tertahan di atas support tersebut.

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini salah satunya dipicu oleh respon negatif pasar atas pernytaan Menteri Keuangan Jerman Wolfgan Schauble, Selasa (22/3) waktu setempat. “Schauble menyatakan, resolusi krisis utang Eropa tidak akan tercapai secara definitif dalam waktu dekat,” ujarnya.

Di sisi lain, ia menambahkan, rally IHSG juga sudah tajam dari level 3.200-an ke level 3.700-an dalam dua pekan terakhir. “Karena itu, berita negatif dari Eropa dijadikan momentum untuk profit taking terutama pada saham-saham yang sudah mengalami penguatan sangat tajam,” papar Purwoko.

Kondisi itu, lanjutnya, diperburuk oleh data Gross Domestic Product (GDP) China yang dirilis negatif hari ini. Sebab, angkanya berada di bawah ekspektasi. Angkanya, dirilis 9,15% untuk kuartal III-2011 atau di bawah prediksi 9,2% dan jauh lebih rendah dari data kuartal sebelumnya 9,5% (year on year). “Ini juga jadi momentum profit taking sehingga indeks melemah tajam,” ucapnya.

Untuk saat ini, memang Purwoko menegaskan, negatifnya pertumbuhan China hanya sebatas jadi momentum profit taking. Tapi, ke depannya bisa menjadi outlook negatif bagi fundamental emiten-emiten berbasis ekspor ke China. “Sebab, pasar bisa saja khawatirkan penurunan GDP China terus berlanjut,” tuturnya.

Sementara itu, ia menilai, reshuffle kabinet yang sedang bergulir saat ini tidak berpengaruh pada pergerakan IHSG. “Sebab, yang berpengaruh dan lebih menentukan saat ini adalah faktor eksternal,” tandas Purwoko.

Dalam situasi ini, ia merekomendasikan profit taking pada semua saham, sebab kenaikan berbagai saham pun sudah signifikan. Tapi, secara spesifik, ia menyarankan untuk lebih mengutamakan realisasikan kentungan pada saham-saham yang sudah mengalami kenaikan tajam.

Di antaranya, PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Energi Mega Persada (ENRG). Menurutnya, itulah saham-saham yang sudah naik paling besar. Tapi, bukan berarti saham lain tidak profit taking. “Pasar bisa masuk kembali setelah market sudah kembali memperlihatkan sinyal balik arah (reversal) menguat,” imbunya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar