Selasa, 29 Maret 2011

Penurunan tujuh sektor membenamkan IHSG di kubangan merah

Date : Mar 29 2011, 16:39
Title : News Story
Header : Penurunan tujuh sektor membenamkan IHSG di kubangan merah


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Belum ada obat kuat yang dapat meningkatkan gairah Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Dari awal hingga akhir perdagangan, IHSG terus dipukul
koreksi, alhasil hingga sore hari IHSG hanya mampu bertengger di level
3.591,515 atau turun 0,31%.
Sektor aneka industri terpuruk 3,14%, sektor manufaktur juga terkoreksi
dalam sebesar 1,58%, disusul sektor consumer good yang melandai 1,13%.
Sementara sektor industri dasar dan perdagangan masing-masing turun 0,53% dan
1,08%. Sektor yang berhasil menguat hanyalah sektor keuangan yang naik 0,48%
disusul sektor pertambangan yang naik 0,62%. Sedangkan sektor lainnya, seperti
perkebunan, infrastruktur dan konstruksi naik tipis di bawah 0,1%.
Meskipun perdagangan cukup ramai dengan volume mencapai 3,6 milliar dengan
nilai transaski RP 4,284 trilliun, hanya 106 saham saja yang berhasil menguat,
92 saham turun, dan 86 saham tidak merubah posisi.
Saham yang terjungkal ke zona merah adalah Plaza Indonesia Realty (PLIN)
yang anjlok 13,04% ke Rp 2.000, posisi kedua dipegang Wicaksana Overseas (WICO)
yang turun 9,09% dan posisi ketiga top loserd ditempati oleh FKS Multi Agro
(FISH) yang turun 8,82% ke Rp1.550. Saham MSCI stock yang mengerek bursa turun
adalah Astra International (ASII), denga koreksi sebesar 3,87% ke RP
54.700,Semen Gresik (SMGR) juga melemah 3,31%. Total sebanyak 10 saham anggota
MSCI indeks yang turun.
Saham yang berhasil naik kala bursa koreksi adalah Indorama Synthetic
(INDR) yang naik 17,89% ke Rp 2.800, Toba Pulp Lestari (INRU) menguat 15,38% ke
Rp 600, diikuti oleh Davomas Abadi (DAVO) yang naik 12,68% ke Rp 80. Anggota
MSCI Indeks yang berhasil merayap naik adalah Kalbe Farma (KLBF) yang naik
3,25% ke Rp 3.175, dan Bank Mandiri (BMRI) yang menguat 3,23% ke Rp 6.400.
[ Dian Pitaloka Saraswati ]
KONTAN Tue, 29 Mar 2011 ( 16:20:40 WIB )
=======================================================================================

112 Saham Naik, IHSG 'Cuma' Melemah 11 Poin


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 11 poin akibat maraknya tekanan aksi jual. Sepinya sentimen positif serta transaksi yang tidak terlalu ramai membuat indeks tak mampu menguat.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis di Rp 8.710 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.715 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun tipis 11,150 poin (0,30%) ke level 3.591,709. Posisi indeks yang sudahoverbought membuatnya rawan terkena aksi ambil untung.

Indeks terus turun sejak awal perdagangan dan sempat menyentuh level terendahnya di 3.570,402. Tekanan jual kembali melanda lantai bursa.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terkoreksi 22,434 poin (0,63%) 3.580,425. Indeks melemah akibat aksi profit taking saham-saham konsumer di tengah transaksi yang tidak terlalu ramai.

Tak banyak berubah, indeks tetap berjalan di teritori negatif sepanjang perdagangan sesi II. Laporan keuangan emiten yang rata-rata positif tidak mampu mengangkat indeks bergerak ke atas.

Menutup perdagangan, Selasa (29/3/2011), IHSG melemah 11,344 poin (0,32%) ke level 3.591,515. Sementara Indeks LQ 45 turun 3,179 poin (0,50%) ke level 642,135.

Aksi jual terus berlanjut di sesi II, investor tidak mengindahkan laporan keuangan emiten dan lebih mencermati perkembangan krisis nuklir di Jepang serta menunggu laporan inflasi oleh BPS.

Aksi beli menjelang penutupan perdagangan cukup membantu beberapa sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat, seperti agribisnis, tambang, properti, infrastruktur dan finansial.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 88.651 kali pada volume 3.601 miliar lembar saham senilai Rp 4,284 triliun. Sebanyak 112 saham naik, 104 saham turun, dan 90 saham stagnan.

Dana asing kembali hengkang dari lantai bursa. Transaksi pemodal asing tercatat melakukan jual bersih (foreign nett sell) sebanyak Rp 100,926 miliar di seluruh pasar.

Krisi nuklir yang berkepanjangan di Jepang memaksa bursa-bursa di Asia tertekan. Sore ini seluruhnya melemah dan berjalan di zona merah.

Berikut kondisi bursa-bura regional sore ini:

  • Indeks Komposit Shanghai melemah 25,58 poin (0,86%) ke level 2.958,43.
  • Indeks Hang Seng turun tipis 7,83 poin (0,03%) ke level 23.060,36.
  • Indeks Nikkei 225 turun 19,45 poin (0,21%) ke level 9.459,08.
  • Indeks Straits Times berkurang 5,42 poin (0,18%) ke level 3.051,96.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.500 ke Rp 15.500, Indospring (INDS) naik Rp 800 ke Rp 9.500, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 750 ke Rp 47.300, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 450 ke Rp 21.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 2.200 ke Rp 54.700, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 900 ke Rp 41.650, United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 21.650, dan Unilever (UNVR) turun Rp 450 ke Rp 15.300.

Sembilan dari sepuluh sektor memerah, indeks sesi I melorot 0,62%


Date : Mar 29 2011, 12:21
Title : News Story
Header : Sembilan dari sepuluh sektor memerah, indeks sesi I melorot 0,62%


Story
=======================================================================================
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan siang ini ditutup memerah di level
3.580,425 atau turun 0,62%. Ini dipicu oleh memerahnya 9 dari 10 sektor yang
diperdagangkan.
Koreksi tertinggi dicatat aneka industri yang jeblok 2,62%. Hanya sektor
agrikultur yang mencatat kenaikan tipis 0,12%. Jumlah saham yang terkoreksi
sebanyak 95 saham. Sementara saham yang mengalami kenaikan harga sejumlah 76.
73 saham lainnya masih malas beraktifitas.
Perdagangan hingga siang ini tak terlalu ramai. Ini bisa dilihat dari
total nilai perdagangan yang hanya Rp 1,4 triliun dan total volume 1,3 miliar
saham. Kapitalisasi market yang tercipta sebesar 3.206,7 triliun.
Lima besar top losers diduduki oleh FKS Multi Agro Tbk (FISH) yang turun
signifikan 8,82% ke Rp 1.550. Wicaksana Overseas International Tbk (WICO)
melemah 6,82% ke Rp 82. Trikomsel Oke Tbk (TRIO) melemah 6,15% ke Rp 610. Trias
Sentosa Tbk (TRST) turun 5,17% ke Rp 275, dan Titan Kimia Nusantara Tbk (FPNI)
terkoreksi 4,48% ke Rp 128.
Sedangkan lima besar top gainers ditempati oleh Indo-Rama Synthetics Tbk
(INDR) yang melesat naik 18,95% ke Rp 2.825. Diikuti oleh Toba Pulp Lestari tbk
(INRU) yang menguat 15,38% ke Rp 600. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) naik
11,46% ke Rp 2.675. Indospring Tbk (INDS) naik 9,20% ke Rp 9.500. Terakhir, Rig
Tenders Tbk (RIGS) naik 7,58% ke Rp 710.
[ Teddy Gumilar ]
KONTAN Tue, 29 Mar 2011 ( 12:18:18 WIB )
=======================================================================================

Kalbe Farma Raih Laba 1,28 Triliun, Naik 37%


Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencetak laba bersih Rp 1,28 triliun di akhir tahun 2010, naik 37,78% dari perolehan laba di 2009 sebanyak Rp 929 miliar.

Dikutip dari laporan kinerja keuangan perseroan di 2010, Selasa (29/3/2011), pendapatan perseroan juga naik dari Rp 9,08 triliun di akhir 2009 menjadi Rp 10,22 triliun di tahun lalu.

Dengan adanya pertumbuhan laba bersih, makan laba bersih per saham dasar naik emiten berkode KBLF itu naik menjadi Rp 137 per lembar, dari sebelumnya di 2009 Rp 97 per lembar.

Sumbangan laba juga dibantu oleh rugi selisih kurs perseroan yang menyusul dari Rp 94,92 miliar menjadi hanya Rp 23,39 miliar di akhir 2010.

Selain itu, beban bunga dan keuangan Kalbe juga turun menjadi hanya Rp 20,71 miliar di akhir 2010 dari tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 53,44 miliar.

Perseroan juga mencatat kenaikan aset di 2010, menjadi Rp 7,03 triliun dari sebelumnya Rp 6,48 triliun di 2009.

Sepanjang 2010 lalu, harga saham KBLF sudah naik 150% seiring dengan naiknya kinerja keuangan perseroan. Dari Rp 1.300 per lembar di akhir 2009 menjadi Rp 3.250 di akhir 2010.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.37 waktu JATS, saham KBLF naik 25 poin (0,81%) ke level 3.100 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 132 kali dengan volume 1.725 lot senilai Rp 2,65 miliar.

Gunawan Dianjaya Steel Cetak Laba Rp 171 Miliar


Jakarta - PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) berhasil mencatat laba bersih Rp 171,427 miliar di tahun 2010, naik 214,24% dari periode sebelumnya mengalami rugi Rp 150,055 miliar.

Menurut laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan, Selasa (29/3/2011), pencapaian laba tidak lepas dari penurunan beban penjualan dari Rp 1,829 triliun menjadi Rp 1,413 triliun.

Penjualan bersih GDST naik tipis dari Rp 1,641 triliun menjadi Rp 1,71 triliun. Laba kotor pun berhasil dibukukan pada tahun 2010 dengan nilai Rp 296,88 miliar, setelah pada 2009 mencetak rugi Rp 187,804 triliun.

Perbaikan kinerja perseroan semakin ditopang pos luar biasa, yakni laba atas penghapusan utang Rp 16,804 miliar, dari sebelumnya Rp 8,933 miliar. Laba bersih per saham GDST Rp 21 per lembar, dari tahun sebelumnya yang mencatat rugi per saham Rp 26 per lembar.

Aset perseoan naik menjadi Rp 1,074 triliun dari periode yang sama tahun lalu, Rp 970,737 miliar. Penambahan aset didukung oleh meningkatnya persediaan dari Rp 234,313 miliar menjadi Rp 556,893 miliar.

Profit Taking Saham Kosumer Turunkan IHSG 22 Poin


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 22 poin akibat aksi profit taking saham-saham konsumer di tengah transaksi yang tidak terlalu ramai.

Membuka pagi tadi, IHSG turun tipis 11,150 poin (0,30%) ke level 3.591,709. Posisi indeks yang sudah overboughtmembuatnya rawan terkena aksi ambil untung

Indeks terus turun sejak awal perdagangan dan sempat menyentuh level terendahnya di 3.570,402. Tekanan jual kembali melanda lantai bursa.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terkoreksi 22,434 poin (0,63%) 3.580,425. Indeks LQ 45 turun 5,686 poin (0,89%) ke level 639,628.

Aksi jual di saham-saham berbasis konsumer membuat indeks tak kuasa keluar dari teritori negatif. Hampir semua sektor industri di bursa melemah, kecuali sektor agribisnis yang masih bisa menguat.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 39.089 kali pada volume 1,291 miliar lembar saham senilai Rp 1,424 triliun. Sebanyak 81 saham naik, 103 saham turun, dan 81 saham stagnan.

Beberapa bursa di Asia mulai balik arah ke zona positif siang ini. Bursa Jepang pun mulai memperlambat penurunannya.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:

  • Indeks Komposit Shanghai naik 7,18 poin (0,24%) ke level 2.991,18.
  • Indeks Hang Seng naik tipis 23,22 poin (0,10%) ke level 23.091,41.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 46,74 poin (0,49%) ke level 9.431,79.
  • Indeks Straits Times turun tipis 0,43 poin (0,01%) ke level 3.056,95.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indospring (INDS) naik Rp 800 ke Rp 9.500, Multibreeder (MBAI) naik Rp 500 ke Rp 14.500, Indo Rama (INDR) naik Rp 450 ke Rp 2.825, dan Adira Finance (ADMF) naik Rp 300 ke Rp 11.300.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.850 ke Rp 55.050, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.150 ke Rp 41.400, United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 21.650, dan Waran First Media (KBLV-W2) turun Rp 300 ke Rp 600.

Indika Energy Dapat Utang US$ 65 Juta dari Stanchart


Jakarta - PT Indika Energy Tbk mencapat kucuran pinjaman sebanyak US$ 65 Juta dari Standard Chartered Bank. Dana itu diberikan dari Standard Chartered Bank cabang Singapura dan Jakarta.

"Fasilitas pinjaman itu akan digunakan untuk pembiayaan terkait dengan kegiatan usaha perseroan," kata Corporat Secretary (INDY) Dedy Happy Hardi dalam keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/3/2011).

Ia mengatakan, pinjaman tersebut disepakati pada 22 Maret 2011 lalu, dan akan jatuh tempo pada 29 April 2012 nanti.

Seperti diketahui, saham INDY masih terdaftar dalam dalam perhitungan indeks LQ45. Sebanyak 45 saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 didasarkan atas hasil evaluasi BEI pada Januari 2011. Daftar saham LQ45 berlaku pada periode perdagangan Febuari-Juli 2011.

Laba Krakatau Steel Naik Dua Kali Lipat Tembus Rp 1 Triliun


Jakarta - Laba bersih PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) naik dua kali lipat di akhir 2010 menembus Rp 1,06 triliun, dari perolehan laba sebelumnya di 2009 sebanyak Rp 494,67 miliar.

Dikutip dari laporan kinerja keuangan KRAS di 2010, Selasa (29/3/2011), meski laba bersih naik, namun pendapatan perseroan turun, dari Rp 16,91 triliun di 2009 menjadi Rp 14,85 triliun di 2010.

Perusahaan pelat merah itu bisa mencetak kenaikan laba karena beban pokok pendapatan turun sehingga laba usaha naik dari Rp 25,94 miliar menjadi Rp 992,92 miliar.

Selain itu BUMN baja tersebut mendapat dana dari pengalihan aset sebesar Rp 147,88 miliar dan untung kurs yang naik jadi Rp 114,87 miliar.

Perseroan juga mencatat kenaikan aset di 2010 menjadi sebesar Rp 17,58 triliun dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp 12,79 triliun.

Sejak IPO di harga Rp 850 per lembar di November 2010 lalu, saham KRAS sampai penutupan perdagangan kemarin sudah naik 41,17% ke Rp 1.200 per lembar.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.13 waktu JATS, saham KRAS turun 10 poin (0,83%) ke Rp 1.190 per lembar. Sahamnya diperdagangkan 528 kali dengan volume 36.608 lot senilai Rp 21,9 miliar.
(ang/dnl)

IHSG Masih Dibayangi Kelesuan


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin kembali melemah menyusul profit taking atas saham-saham unggulan. Namun pelemahan IHSG bisa diperkecil menjelang akhir perdagangan.

Pada perdagangan Senin (28/3/2011), IHSG tercatat hanya melemah 4,254 poin (0,12%) ke level 3.602,859. Indeks LQ 45 juga melemah 2,247 poin (0,35%) ke level 645,314.

"IHSG masih melanjutkan pelemahannya kemarin setelah di akhir pekan didera aksi profit taking investor lokal. Saham-saham yang telah mengalami penguatan cukup besar terkena aksi jual oleh investor. Ditengah kondisi ketidakpastian seperti sekarang ini, investor lebih cepat memutuskan untuk mengamankan portofolio," ujarReza Priyambada, Managing Research dari Indosurya Asset Management.

Pelemahan IHSG diprediksi masih akan berlangsung hingga perdagangan Selasa (29/3/2011). Lesunya bursa global akan membuat investor lebih berhati-hati.

Bursa Wall Street tadi malam ditutup melemaRh tipis seiring memudarnya optimisme laporankeuangan dan juga ketidakpastian situasi global. Volume perdagangan lagi-lagi mencatat rekor terendahnya sepanjang tahun ini.

Pada perdagangan Senin (28/3/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 22,71 poin (0,19%) ke level 12.197,88. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 3,61 poin (0,27%) ke level 1.310,19 dan Nasdaq melemah 12,38 poin (0,45%) ke level 2.730,68.

Bursa Jepang juga mengawali perdagangan Selasa ini dengan koreksi tipis. Indeks Nikkei-225 pagi ini terpantau melemah 87,23 poin(0,29%) ke level 9.391,30.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:

Kemarin IHSG ditutup turun 4 point (-0.12%) ke level 3,602.86 dengan jumlah transaksi sebanyak 4.9 juta lot dan senilai Rp3.03 triliun dengan sektor yang mengalami kenaikan hanya sektor agriculture, property, finance dan trade.

Tercatat sebanyak 107 saham mengalami kenaikan, 95 saham mengalami penurunan, 80 saham tidak mengalami perubahan dan 159 saham tidak mengalami transaksi sama sekali. Asing hari ini justru tercatat melakukan net buy sebesar Rp178 miliar dengan saham-saham yang paling banyak dibeli a.l. BBRI, PGAS, INDF, BBNI dan BJBR.

Penurunan indeks hari ini, yang lebih disebabkan oleh aksi profit taking investor serta turunnya saham-saham big caps, seirama dengan mayoritas bursa regional yang juga mengalami penurunan.

Secara teknikal tampak pergerakan IHSG tidak memiliki cukup momentum untuk bergerak di area garis upper bollinger band, namun pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin berhasil tertahan oleh garis MA5 yang mampu menjadi support cukup kuat untuk IHSG.

Kami melihat pada perdagangan hari ini, IHSG berpotensi untuk terkoreksi terbatas melihat candlestick yang membentuk doji sementara indicator stochastic yang berpotensi deathcross di area overbought dan RSI sudah bergerak reversal downtrend.

Pada perdagangan besok (29/3), IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,549-3,637 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. BDMN, AALI, dan INTP.

Panin Sekuritas:

Kemarin indeks ditutup melemah melanjutkan profit taking yang terjadi pada Jumat pekan lalu. Kondisi Timur Tengah yang masih bergejolak, serta kekhawatiran dampak bencana di Jepang terhadap perekonomian mendorong indeks bergerak melemah kemarin. Meski demikian kami melihat tekanan indeks akan mulai berkurang pada hari ini. IHSG kami proyeksikan akan cenderung bergerak mixed dengan kisaran support-resistance 3.591-3.620. Dapat diperhatikan peluang trading pada saham sektor perbankan, properti, dan semen. Saham pilihan kami : BJBR, BORN, INTP, GGRM.

Indosurya:

Pada perdagangan Selasa (29/3), diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.567-3585 dan resistance 3.616-3.630. Candle kembali mengalami pelemahan dan ditutup dengan membentuk long lagged doji. Biasanya candle ini mengindikasikan akan adanya reversal namun karena positinya masih di atas, maka dimungkinkan untuk kembali mengalami pelemahan. MACD masih mencoba bergeraknaik, namun sedikit tertahan dengan histogram positif yang masih datar. RSI, William's %R dan Stochastic mulai reversal setelah menembus area overbought. Kami ini candle sedang melakukan penyesuaian terhadap batas bolinger band. Meski terjadi pelemahan, beberapa saham masih menarik untuk dikoleksi. Cermati saham ICBP, BJBR, ADRO. GZCO dan AALI.

Salim Ivomas Lepas 20% Saham Medio 2011

Jakarta - Satu lagi anak usaha grup Indofood yang akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Salim Ivomas Pratama (SIP), siap melepas 20% saham perdana kepada publik dengan target listing di sekitar Mei-Juni 2011.

Hal ini diutarakan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Eddy Sugito saat berbincang dengandetikFinance, Senin (28/3/2011) malam.

"Salim Ivomas anak usaha Indofood. Mereka sudah mini expose ke kami minggu lalu, tim kami sedang melakukan review. Rencana penggunaan dana untuk pengembangan bisnis. Mereka kan punya kelapa sawit," jelasnya.

Meski tidak dapat menyebutkan target dana dari IPO Salim Ivomas tersebut, namun Eddy menyampaikan bahwa total saham yang coba ditawarkan kepada publik sekitar 20%, dan pencatatan saham perdana terlaksana pada Mei-Juni 2011.

Perseroan pun telah mempercayakan lembaga penjamin emisi (underwriter) atas emisi saham perdana kepada Mandiri Sekuritas, Kim Eng Securities dan Deutsche Securities Indonesia.

Manajemen PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memang telah menyapai informasi bahwa anak usahanya ini siap melantai di bursa. "Rencana IPO tergantung kepada persetujuan pihak-pihak berwenang yang terkait, pemegang saham dan kondisi pasar," tutur Direktur sekaligus Sekretaris Perusahan Indofood Werianty Setiawan dalam keterbukan informasi beberapa waktu lalu.

Obligasi BPD Sumut Rp 1 Triliun Siap Terbit

BEI selain melakukan review terhadap IPO Salim Ivomas, juga tengah memproses persetujuan izin penerbitan surat utang obligasi dari BPD Sumatera Utara (Sumut). Nilai emisi obligasi tersebut mencapai Rp 1 triliun.

"Dulu mereka pernah masuk, namum tidak jadi. Ini masuk lagi dengan niali Rp 1 triliun," jelasnya.

BPD Sumut akan menggunakan dana obligasi untuk pengembangan pembiayaan perseroan di tahun 2011. Sebagai penjamin emisi atas obligasi ini adalah Mandiri Sekuritas.

"Jadwal penerbitan sekitar bulan Juni, underwriter hanya Mandiri Sekuritas," imbuh Eddy.

Wall Street Melemah dalam Volume Ekstra Tipis


New York - Saham-saham di bursa Wall Street ditutup melemah tipis seiring memudarnya optimisme laporan keuangan dan juga ketidakpastian situasi global. Volume perdagangan lagi-lagi mencatat rekor terendahnya sepanjang tahun ini.

Sebuah peringatan dari operator hotal Marriot telah menekan saham-saham sektor perhotelan dan konsumer lainnya. Saham Marriot International merosot hingga 6,3%. Sementara saham Halliburton melemah setelah bel penutupan, usai mengumumkan pendapatan kuartal I yang kemungkinan terpangkas.

"Kuartal yang baik sedang berlangsung sekarang, tapi saya kira akan banyak kejutan, terakhir dari Halliburton," ujar Joe Saluzzi, co-manager dari Themis Trading seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/3/2011).

Pada perdagangan Senin (28/3/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah tipis 22,71 poin (0,19%) ke level 12.197,88. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 3,61 poin (0,27%) ke level 1.310,19 dan Nasdaq melemah 12,38 poin (0,45%) ke level 2.730,68.

Saluzzi mengatakan, isu utama yang dihadapi pada musim laporan ini adalah isu geopolitik dari Afrika Utara dan Timur TEngah, juga bencana di Jepang serta naiknya biaya.

"Jika perusahaan-perusahaan tidak dapat melewati kenaikan harga-harga, kita akan melihat beberapamasalah dan disanalah laporan keuangan akan mulai memiliki isu. Kecuali mereka dapat melewatinya dan kemudian kita memiliki inflasi. Jadi buanglah racunmu," imbuhnya.

Perdagangan berlangsung sepi dengan volume transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 5,9 miliar lembar saham, jauh di bawah rata-rata harian yang mencapai 8,5 miliar lembar saham. Angka tersebut juga lebih rendah dari transaksi terkecil sebesar 6,54 miliar yang dicetak Selasa lalu.

Go Private, Dynaplast Tawarkan Harga Premium Rp 4.500


Jakarta - Manajemen PT Dynaplast Tbk (DYNA) menawarkan harga penawaran saham premium Rp 4.500 per lembar terkait rencana persetoan untuk go private danvoluntary delisting. Harga tersebut lebih tinggi 41,5% premium dari hasil penilaian harga wajar saham yang sebesar Rp 3.181 per saham.

Menurut surat edaran direksi dan dewan komisaris DYNA kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), penawaran pembelian saham senilai Rp 4.500 milik publik, akan terlaksana dalam RUPSLB di 27 April 2011. Dimana, seluruh saham akan diserap oleh PT Hambali Dina Mitra selaku pengendali atas saham Dynaplast Tbk (DYNA), dengan kepemilikan 40,09%.

"Hambali Dina Mitra sebagai pemegang saham utama telah bersedia membeli seluruh saham yang dimiliki pemegang saham publik melalui penawaran tender," kata Manajemen DYNA seperti dikutip detikFinance dalam surat edaran mereka, Selasa (29/3/2011).

Harga penawaran Rp 4.500 per saham merupakan 20% premium dari harga tertinggi pada 90 hari terakhir perdagangan. Harga ini juga 41,5% premium dari hasil penilaian harga wajar saham, yang ditetapkan sebesar Rp 3.181 per saham, atau 0,1% dari harga perdagangan tertinggi selama 2 tahun dan 800% premium dari nilai nominal yang Rp 500.

"Untuk pasar tertinggi dalam 90 hari terakhir sebelum rencana go private, di 25 Maret adalah Rp 3.750 per saham," tutur manajemen.

Proses penawaran baru akan dilakukan manajemen kepada publik pada 27 April 2011 di Ritz Calton, Mega Kiningan dalam RUPSLB. Rencananya usai penawaran pembelian saham publik ini, DYNA akan menghapus status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan mengubah anggaran dasar perseroan.

Pada 11 April manajemen akan mengumumkan panggilan RUPSLB Go Private di harian nasional. Pelaksanaan RUPSLB harus dihadiri lebih dari 75% dari jumlah saham yang ada dan putusan harus direstui minimal lebih dari 50% dari hak suara yang sah.

Menurut Direksi dan Dewan Komisaris, rencana go private adalah yang terbaik untuk pemegang saham. Mereka menyarankan kepada pemegang saham untuk memberi persetujuan.

Atas rencana go pivate ini, manajemen beralasan, saham DYNA saat ini tidak aktif diperdagangkan sehingga tidak likuid.

"Pemegang saham publik yang tidak dapat menjual saham mereka jumlahnya cukup signifikan. Perseroan telah menerima permintaan (lisan dan tertulsi) dari beberapa pemegang saham publik yang ingin menjual saham mereka," kata manajemen.

Bagi pemegang saham yang jual saham pada harga pelaksanaan, akan dikenakan pungutan pajak final 0,1% dari hasil penjualan, atau 0,6% jika saham yang dijual tersebut adalah saham pendiri

Hingga 28 Februari 2011, Daftar Pemegang Saham DYNA adalah:

  • Hambali Dina Mitra menguasai 40,09% atau 126.167.170 lembar saham.
  • Dynapack Asia Pte., Ltd., Singapura menguasai 26,66% atau 83.902.477 lembar saham.
  • UOB Kay Hian Pte., Ltd., Singapura menguasai 8,71% atau 27.410.000 lembar saham.
  • Publik menguasai 24,54% atau 77.225.793 lembar saham.