Jumat, 30 Desember 2011

Tutup Tahun 2011, IHSG Lompat 0,36% ke 3.822

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir gemilang menutup perdagangan tahun ini, dengan berada pada level 3.822.

Pada perdagangan Jumat (30/12) yang juga merupakan hari terakhir perdagangan tahun 2011, IHSG ditutup ke 3.822,347 atau naik 13,575 poin (0,36%) dan indeks LQ45 naik 0,53% ke 537,03.

Kendati indeks berakhir menguat, namun tidak semua sektor hijau. Tiga sektor yang tercatat berkebalikan arah dengan indeks adalah sektor perkebunan turun 1,18%, sektor infrastruktur turun 0,29%, dan sektor aneka industri turun 0,21%.

IHSG ditutup naik 3,2% selama tahun 2011

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memberikan hadiah manis di akhir tahun 2011. Di hari terakhir transaksi tahun ini, Jumat (30/12) indeks ditutup menguat 13,22 poin atau 0,35% ke Rp 3.821,99.

Volume transaksi hari ini tercatat sebanyak 5,48 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,78 triliun dan frekuensi 76.612 saham.

Hari ini, sektor basic industry masih memimpin kenaikan karena berhasil maju 1,73%, kemudian disusul saham consumer goods 0,90% dan manufaktur 0,72%.

Sektor penggerus indeks terbesar adalah agrikultur yang amblas 1,18% dan infrastruktur yang tenggelam 0,29%.

Meski ditutup tipis dari sehari sebelumnya, secara hitungan year to date (ytd) indeks berhasil lompat 3,2% dari posisi akhir tahun lalu. IHSG mencatat rekor tertinggi di titik 4.193,44 pada 1 Agustus dan berada di level terendah 3.269,45 pada 4 Oktober.

Awalnya, banyak analis yang memprediksi indeks akan tutup di atas 4.000 bahkan menyentuh 4.500. Namun, krisis keuangan global yang terjadi, terutama Eropa terpaksa mengikis harapan. Indeks justru terengah-engah di posisi 3.700-3.800.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia melihat, pergerakan IHSG tahun ini bisa dikatakan mendatar atau flat. Selama satu tahun ini, 25 emiten berhasil menjadi penghuni baru lantai bursa. Ini merupakan rekor terbesar selama satu dekade terakhir. Dalam periode yang sama, lima emiten memilih hengkang.

Meski rekor dalam jumlah, total emisi IPO tahun ini cuma Rp 19,63 triliun, anjlok 51,2% dari emisi 2010 sebesar Rp 29,69 triliun. Beberapa emiten bahkan merevisi target IPO.

Ditutup Agus Marto, IHSG Akhiri Tahun 2011 di 3.821

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 13 poin dan mengakhiri perdagangan terakhir tahun ini di level 3.821. Penutupan perdagangan dilakukan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.080 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.120 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 8,993 poin (0,24%) ke level 3.817,765. Investor cukup bersemangat di perdagangan terakhir tahun 2011 ini.

Perdagangan terakhir di tahun 2011 ini berjalan serba tipis, pergerakan indeks tak lebih dari 20 poin. Untungnya, indeks tidak sampai jatuh ke zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 9,300 poin (0,24%) ke level 3.818,072. Aksi beli selektif dibarengi dengan profit taking di saham-saham unggulan.

Laju indeks sedikit melambat di perdagangan sesi II. Bahkan, setelah sempat naik ke posisi tertingginya di 3.822,914, indeks sempat jatuh ke zona merah di 3.805,079.

Menutup perdagangan terakhir di tahun ini, Jumat (30/12/2011), IHSG menguat 13,220 poin (0,34%) ke level 3.821,992. Sementara Indeks LQ 45 naik 2,399 poin (0,35%) ke level 673,506.

Aksi ambil untung sempat menahan laju IHSG, untungnya aksi beli selektif terus berlanjut meski di tengah perdagangan yang tidak terlalu ramai. Aksi beli terjadi terutama di saham-saham industri dasar dan perdagangan.

Empat indeks sektoral melemah, yaitu sektor agribisnis, aneka industri, properti dan infrastruktur. Sementara enam sektor lainnya menguat, dipimpin industri dasar dan perdagangan.

Aksi window dressing sepertinya tidak terjadi di perdagangan tahun ini. Penguatan indeks di penghujung tahun tak setinggi seperti tahun-tahun sebelummnya.

Penutupan perdagangan bursa kali ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo, dihadiri Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, jajaran direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Upacara penutupan dilakukan di lantai dasar gedung BEI. Suasanya cukup meriah dengan berbagai hiasan bernuansa hitam dan ungu tua, ditambah dengan sorot lampu berwarna biru menyala.

Lokasi upacara tersebut sengaja dilakukan di lantai dasar karena trading floor baru akan diresmikan oleh Presiden SBY pada 2 Januari 2012. Seluruh peserta upacara penutupan yang hadir diberikan topi kerucut dan terompet layaknya merayakan tahun baru.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 76.612 kali pada volume 5,483 miliar lembar saham senilai Rp 2,78 triliun. Sebanyak 135 saham naik, sisanya 108 saham turun, dan 106 saham stagnan.

Investor asing punya andil besar dalam penguatan IHSG kali ini. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 417,545 miliar di seluruh pasar.

Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan dengan menguat di zona hijau. Sayangnya, jika dilihat secara tahunan, rata-rata bursa di Asia mengalami koreksi, kecuali BEI dan bursa saham Filipina.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menanjak 25,86 poin (1,19%) ke level 2.199,42.
  • Indeks Hang Seng menguat 36.,47 poin (0,20%) ke level 18.434,39.
  • Indeks Nikkei 225 naik 56,46 poin (0,67%) ke level 8.455,35.
  • Indeks Straits Times melemah 17,81 poin (0,67%) ke level 2.654,97.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Adira Finance (ADMF) naik Rp 1.500 ke Rp 12.700, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 750 ke Rp 38.650, United Tractor (UNTR) naik Rp 550 ke Rp 26.350, dan Multibreeder (MBAI) naik Rp 500 ke Rp 13.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indomobil (IMAS) turun Rp 1.050 ke Rp 12.800, Sona Topas (SONA) turun Rp 700 ke Rp 2.200, SMART (SMAR) turun Rp 600 ke Rp 6.400, dan Lionmesh (LMSH) turun Rp 500 ke Rp 5.000.
(ang/qom)

Data Ekonomi AS Positif, Saham Eropa Bakal Flat

Headline
INILAH.COM, London - Pada perdagangan Jumat (30/12) atau kunci tahun 2011 saham Eropa diprediksi dibuka datar disebabkan data positif dari Amerika Serikat yang mengurangi kekhawatiran ekonomi global.

Reuters melaporkan indeks FTSE diprediksi akan naik 6 poin, DAX naik 7 poin, dan CAC naik 8 poin, di mana perdagangan diperkirakan kan tipis.

Media Spanyol melaporkan pemerintah Spanyol disarankan untuk memangkas pengeluaran publik sebesar 30% saat ini ke sekitar 8 miliar Euro ($ 10,4 miliar).

Koran Spanyol 'Expansion' melaporkan pemotongan juga sedang dicari dalam anggaran umum dan diperkirakan langkah-langkah penghematan pertama ini akan disahkan pada rapat kabinet Jumat.

China terus menjadi perhatian bagi investor seperti data PMI dari HSBC yang mengungkapkan bahwa aktivitas pabrik menyusut pada bulan Desember dan perekonomian berada di jalurnya, di mana terjadi perlambatan untuk empat kuartal berturut-turut. China juga mengumumkan rencana ke depan untuk berusaha meningkatkan program eksplorasi.

Enam sektor berhasil mengangkat IHSG 0,24%

JAKARTA. Pada sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan berhasil ditutup positif. Indeks maju 9,3 poin atau 0,24% ke 3.818,07. Selama perdagangan, tercatat volume transaksi mencapai 3,34 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,14 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 34.019 saham.

Bursa terlihat sepi dari transaksi. Enam sektor berhasil mencatat kenaikan. Yang terbesar adalah basic industry sebesar 1,26% kemudian saham consumer goods 0,85% lalu di posisi tiga ada manufaktur yang naik 0,69%.

Empat sektor terekam negatif dan dipimpin oleh agrikultur yang amblas 0,63%, infrastruktur 0,4% dan konstruksi 0,21%.

Jajaran top gainers berdasarkan persentase kenaikan diisi oleh saham-saham lapis dua seperti PT Chandra Asri Tbk (TPIA) 13,65%, PT Nipress Tbk (NIPS) 13,48% dan PT Bank Himpunan Saudara tbk (SDRA) 9,52%.

Top losers juga diduduki oleh saham baris kedua seperti PT Pioneerindo Gour Tbk (PTSP) 13,04%, PT Multibreeder Adira Tbk (MBAI) 6,92% dan PT Multifiling Mitra Ind Tbk (MFMI) 6,52%.

Ikuti Regional, IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,24%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Jumat (30/12) akhir tahun, IHSG ditutup naik 0,24% ke 3.818,07.

Penguatan indeks siang ini seiring penguatan saham regional dan efek window dressing yang dimulai sejak sesi ke-2 perdagangan kemarin.

Di Asia, kecuali STI yang turun 0,20%, semua saham naik. Shanghai naik 0,82%, Hang Seng naik 0,37%, KLSE naik 0,31%, Nikkei naik 0,42%, sedang pasar Korea libur. Penguatan saham Asia ini disebabkan sentimen positif dari bursa global semalam. Namun demikian, minimnya sentimen baru di bursa Asia diperkirakan akan membuat bursa Asia bergerak sideways di perdagangan akhir tahun ini.

AS berhasil ditutup menguat sekitar 1% semalam seiring rilis beberapa data ekonomi AS yang lebih baik dari ekspektasi pasar seperti data pending home sales, initial jobless claims dan Chicago business barometer membuat optimisme investor kembali pulih terkait pertumbuhan ekonomi AS. Bursa Eropa juga ditutup menguat semalam seiring keberhasilan Italia melakukan lelang surat utang jangka panjang dengan suku bunga yang lebih rendah dari yield obligasi yang telah beredar.

Sebanyak 107 saham naik siang ini, 90 saham turun, sementara 102 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup naik 0,26% ke level 672,88, sedang JII naik 0,40% ke level 536,34.

Volume perdagangan siang ini sebanyak 1,07 miliar saham dengan nilai transaksi Rp703,88 miliar. Asing tetap berada di pasar hingga siang ini dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp63,91 miliar.

Saham-saham yang naik tajam siang ini adalah NIPS naik 13,47%, DSSA naik 4,09%, IMAS naik 2,88%, UNVR naik 2,16%, TPIA naik 13,64%, dan GGRM naik 0,48%.

Data Ekonomi AS Positif, Saham Asia Dibuka Naik

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan akhir tahun 2011, pasar Asia diawali dengan penguatan mengikuti Wall Street setelah beberapa data ekonomi AS positif.

Tetapi perdagangan sangat tipis menjelang akhir pekan panjang. Saham AS reli pada hari Kamis, S&P 500 kembali ke wilayah positif di penghujung tahun 2011 akibat sinyal yang lebih positif pada ekonomi AS.

Reuters melaporkan benchmark Jepang Nikkei average naik pada hari Jumat setelah data ekonomi yang orpimis dari Amerika Serikat, meskipun masih pada jalur untuk kerugian dua digit tahun ini, penurunan tahun kedua berturut-turut dan yang terburuk sejak 2008. Nikkei naik 0,5 persen ke 8.440,67, sementara Topix naik 0,4 persen menjadi 724,83.

Sepanjang tahun ini, Nikkei telah kehilangan 17,5 persen dan Topix turun lebih dari 19 persen, sebagian terkena triple bencana gempa bumi, tsunami, krisis nuklir, dan penguatan yen.

Saham Australia juga terdorong lebih tinggi setelah beberapa data ekonomi AS yang positif mengangkat Wall Street, tetapi perdagangan tipis dan pasar tetap di jalur untuk akhir 2011, turun 14 persen, menandai kerugian tahunan back-to-back pertama dalam 30 tahun akibat investor menyingkir dari aset berisiko. S&P/ASX 200 indeks naik 6,2 poin atau 0,15 persen ke 4.077,3, tapi volume sangat tipis dengan kebanyakan investor bepergian minggu ini. Benchmark Selandia Baru NZX 50 indeks naik 0,3 persen ke 3.257,1.

Anehnya, sektor toko eceran discretionary Australia babak belur bukanlah pelaku terburuk tahun 2011 dengan penurunan 22,4 persen akibat konsumen melakukan lebih banyak saving ketimbang membeli. Pecundang terbesar adalah sektor bahan, yang turun 25,2 persen selama tahun ini karena harga komoditi yang surut dari puncak mereka. Bank-bank besar membantu meminimalkan kerugian dalam indeks sektor keuangan ke 9,8 persen untuk tahun ini. Pasar Australia akan tutup lebih awal pada hari Jumat, yaitu pada pukul 2 p.m (03.00 GMT) menjelang akhir pekan tiga hari libur untuk hari tahun baru.

Pasar di Korea Selatan ditutup untuk hari libur umum.

Bursa Waspada, Harga Minyak Masih Liar

INILAH.COM, Jakarta - Harga minyak, yang pekan ini kembali menguat, benar-benar membuat frustasi para pelaku di pasar modal. Betapa tidak? Gara-gara si emas hitam yang sulit dipegang buntutnya ini, banyak prediksi yang gugur di tengah jalan.

Itu sebabnya, ketika Kamis ini (29/12) indeks menguat 21,52 poin (0,57%) ke level 3.790,73, para analis pun tidak segera memberi kesimpulan bahwa pasar telah bullish. Soalnya, menurut mereka, pergerakan harga minyak bisa membalikan keadaan dalam waktu yang sangat singkat.

Seperti diketahui, Selasa kemarin Irak untuk telah mengeluarkan ancaman untuk memblokade selat Hormuz. Setiap hari, pengiriman minyak melalui selat ini mencapai 15,5 juta barel.

Ancaman yang disampaikan Wakil Presiden Iran Mohammad Reza itu keluar setelah sebelumnya Amerika dan Eropa menyatakan akan mengembargo minyak dari negara penghasil minyak kedua terbesar di dunia itu. Akibatnya, di bursa NYMEX, harga kontrak minyak jenis West Texas langsung melejit di atas US$ 100 per barel.

Bagi pelaku pasar modal, lonjakan harga minyak ini bisa dipandang dari dua sisi. Pertama, kejadian ini dapat berdampak positif terhadap emiten sektor komoditi karena harganya akan ikut terdongkrak oleh harga minyak. Tapi, di sisin lain, negara industri akan berupaya agar harga minyak di bawah US$ 100 per barel.

Kekuatan inilah yang membuat harga minyak tidak selalu berada di posisi menanjak. “Harga minyak bisa naik turun dengan cepat karena permainan para spekulan,” kata seorang analis Kresna Securities.

Tak mudak ditebak, memang. Namun, jangan dilupakan, pasar saham juga bakal dikelilingi sentimen positif. Selain didorong aksi window dressing dan January Effect, indeks juga diperkirakan akan menguat akibat ditopang kenaikan harga komoditas.

Karena itu, sejumlah analis merekomendasikan untuk mengoleksi saham seperti PT Medco Energy (MEDC), PT Gas Negara (PGAS) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Selain itu, sektor yang berkaitan dengan penurunan tingkat suku bunga juga layak dipertimbangkan investor. Misalnya, PT Astra Internasional (ASII), PT Bakrie Development (ELTY) dan PT Holcim (SMCB).

Meski banyak pilihan, tetapi investor dianjurkan untuk tetap waspada. Alasannya, ya itu, harga minyak bisa berubah setiap saat tanpa dapat diperkirakan sebelumnya. [mdr]

Jelang Akhir Tahun, Wall Street Bertenaga Lagi

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat bergerak rally pada perdagangan saham Kamis (29/12) sehingga indeks S&P 500 kembali ke area positif.

Hal itu dipengaruhi signal positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Indeks Dow Jones naik 135,63 poin atau 1,12% ke level 12.287,04. Indeks S&P 500 naik 13,38 poin atau 1,07% ke level 1.263,02. Indeks Nasdaq naik 23,76 poin atau 0,92% ke level 2.613,74.

Krisis utang Eropa telah menjadi perhatian pelaku pasar Amerika Serikat pada 2011. Hasil reaksi obligasi jangka panjang Italia merupakah tanda mengingatkan pasar obligasi mengenai krisis zona Euro. Dengan perdagangan kecil, hanya beberapa investor meninggalkan sementara bursa meski begitu, indeks S&P apakah ditutup positif atau tidak pada 2011. Saat ini naik 0,4% pada 2011. "Saham bergerak naik, di mana 1.260 untuk S&P agar ditutup positif tahun ini," ujar Senior Market optionsXpress.com Joe Cusick, seperti dikutip yahoofinance.com.

Sektor perbankan mencatatkan kenaikan besar. JP Morgan Chase and Co naik 2,4% ke level US$33,42. Indeks sektor keuangan S&P naik 1,6%. Sementara sektor capital goods naik 1,3%. Saham Caterpillar naik 1,4% ke level US$90,58. Saham Alcoa naik 1,3% ke level US$8,63.

Penguatan sektor saham seperti bank, material dan industri diharapkan menjadi katalis positif untuk penutupan saham pada akhir tahun 2011. Yield obligasi Italia pun memecahkan rally pada lima hari ini. Meski begitu, yield obligasi Italia hampir mendekati 7%.

Sentimen lain mempengaruhi bursa saham, setelah euro menghapuskan kerugian dari dolar AS. Euro kembali naik setelah 15 bulan. Selain itu, penundaan penjualan perumahan di Amerika Serikat menurun pada November. Hal itu menandakan ada pemulihan di perumahan. Indeks home builders naik 4,3%.

Aktifitas pabrik juga tumbuh di US Midwest pada Desember, seperti laporan pembelian meningkat seiring harga dan pegawai. Meski begitu, produksi masih rendah. Sisi lain, initial claim untuk jobless benefits naik dari lebih yang diharapkan. Data ekonomi termasuk perumahan cukup memberi sentimen positif untuk saham. Data lain yang ditunggu yaitu data payroll.

Volume perdagangan saham sekitar 4,16 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex, dan Nasdaq di bawah rata-rata harian 7,9 miliar saham. [cms]

Investor Menunggu 'January Effect'

INILAH.COM, Jakarta - Tak hanya manusia, pasar modal pun tampaknya sudah terpengaruh oleh liburan akhir tahun. Menjelang tutup tahun 2011, hampir seluruh pasar modal di Asia mencatat penurunan transaksi.

Kalau pun ada, itu umumnya berupa aksi jual yang dilakukan investor asing untuk mengamankan kekayaannya. Itu sebabnya, walau pun jumlahnya tidak terlalu besar, hampir seluruh pasar modal di kawasan Asia mencatat penurunan indeks.

Namun tidak demikian dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah hari Selasa dan Rabu mengalami penurunan, kali ini indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 21,52 poin (0,57%) ke level 3.790,57.

Beberapa analis sependapat, aksi profit taking yang terjadi beberapa hari lalu telah berakhir. “Kini mereka mulai belanja lagi, karena akhir tahun ini dan awal tahun depan akan banyak kabar baik yang berembus ke pasar modal dalam negeri,” kata Kiswoyo Adi Joe, analis dari Askap Futures.

Lantas, apa yang akan terjadi setelah liburan akhir tahun? Sebenarnya ada beberapa faktor yang bias membuat kondisi pasar kembali bullish. Salah satunya adalah momentum Januari effect, dimana para investor akan membeli saham dalam jumlah besar. “Ini berpotensi mendorong kenaikan indeks,” kata Kiswoyo. Makanya, ia berani meramalkan indeks di pasar modal Asia lainnya akan bergerak naik selama Januari.

Tentu saja, investor asing tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Nah, dalam kondisi seperti itu, para analis menyarankan investor mengoleksi saham tambang dan properti. Meroketnya harga minyak diperkirakan bakal mendongkrak saham tambang seperti PT Medco Energy (MEDC) dan PT Bumi Resources (BUMI).

Saham properti juga diyakini akan menjadi incaran investor setelah terbitnya Undang-undang Pertanahan. Tak sedikit pula analis yang menyarankan untuk menubruk saham-saham unggulan seperti PT Telkom (TLKM). [mdr]

Pinjaman Antar Bank Eropa Ketat, Rupiah Lesu

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (30/12) diprediksi melemah. Ketatnya pinjaman antar bank di Eropa jadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh pudarnya optimisme pasar pada hasil lelang obligasi Italia sebelumnya di mana terjadi penurunan yield hampir setengahnya dari 6,5% ke level 3,25%. Menurutnya, pudarnya optimisme itu akibat kepanikan investor terhadap laporan dari European Central Bank (ECB) di mana perbankan enggan memberikan pinjaman antar bank.

Kondisi itu, lanjut Christian, sempat ditakutkan memicu lonjakan yield obligasi Italia ke atas 7% sehingga memicu sentimen pengalihan risiko. Karena itu, jika rupiah tembus area konsolidasinya di level 9.180 berpotensi mencetak level terlemahnya yang baru di level 9.240. "Rupiah cenderung melemah dalam kisaran 9.095-9.180 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Untungnya, kata dia, yield obligasi Itala hasil lelang, pada Kamis (29/12) petang WIB, dengan tenor 10 tahun melandai ke 6,98% pada Desember dari 7,56% pada November 2011. "Tapi, level ini masih tinggi sehingga tetap jadi tekanan bagi rupiah," ungkapnya.

Namun demikian, menurutnya, pelemahan rupiah hanya bersifat jangka pendek. Sebab, volatilitas rupiah masih tinggi sehingga swing ke level penguatan pun terbuka lebar. Di sisi lain, dolar AS menguat juga karena sentimen jangka pendek.

"Sebab, jika melihat prospek ekonomi Indonesia yang masih bagus dan sesuai ekspektasi akan ada up-grade rating utang seiring data makro ekonomi yang solid. Karena itu, pelemahan rupiah justru jadi kesempatan untuk beli karena ke depannya berpeluang kembali menguat," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (29/12) ditutup melemah tajam 73 poin (0,80%) ke level 9.143/9.153 per dolar AS.

'Efek Januari', Siapkan Saham Perbankan & Properti

INILAH.COM, Jakarta – IHSG pada Jumat (30/12) diprediksikan tertunda kenaikannya, meski ada indikasi terjadi January effect. Beli saham perbankan dan properti berikut, untuk dijual pada Januari mendatang.

Analis pasar modal HD Capital Yuganur Wijanarko memprediksikan, window dressing kemungkinan besar sudah tak terjadi lagi. Namun ada indikasi besar akan terjadi January effect yang berarti penundaan kenaikan bursa saham domestik.

“Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertunda karena tidak terjadi window dressing akhir tahun yang maksimal,” ujarnya, kepada INILAH.COM.

Terutama lanjut Yuganur, biasanya karena fund manager atau investor institusi sudah mulai masuk lagi ke pasar dan menyusun portfolio baru. Di dalam portfolio tersebut termasuk saham-saham Indonesia.

“Bobotnya bisa meningkat karena rating investment grade dan kinerja kuartal empat yang baik,” tutur Yuganur.

Pada hari terakhir perdagangan ini, IHSG dijaga agar tidak terkoreksi terlalu dalam. Sehingga support terlihat kuat di level 3.750. Pada 2012, jika IHSG bertahan dalam rentang 3.750-3.830, maka bisa menembus level 4.000.

“Ini bisa terjadi, bersamaan dengan January effect,” lanjutnya.

Untuk mempertahankan pasar, akan difokuskan pada saham-saham berkapitalisasi besar seperti Astra International (ASII) yang akan menjadi semacam window dressing skala kecil. Dengan tujuan untuk mempertahankan pasar, bukan mempercantik portfolio.

Dalam kondisi seperti ini, Yuganur merekomendasikan saham perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Serta sektor properti Alam Sutera (ASRI), Bukit Sentul (BKSL) dan Bakrieland (ELTY).

“Beli saham-saham di atas, untuk dijual kembali pada Januari,” tandasnya.

Inilah Menu Saham Akhir Pekan

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini. Empat saham rekomendasi analis layak untuk dikoleksi hari ini.

Analis Sinarmas Sekuritas James Wahyudi menyatakan, IHSG berpotensi menguat pada perdagangan Jumat (30/12). "Secara teknikal indeks diperkirakan akan bergerak menguat dengan kisaran 3.780-3.840," tuturnya dalam keterangan tertulis kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (29/12) malam.

Ia melanjutkan, sentimen pengumuman data initial jobless claims AS dan hasil lelang obligasi jangka panjang Italia menjadi pecut terhadap pergerakan indeks.

Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan hari ini (day trading) berdasar rekomendasinya adalah saham United Tractors (UNTR), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), saham Indosat (ISAT), dan saham Bank Jabar Banten (BJBR).

Wall Street Menguat Lebih 1% Berkat Data Positif

Jakarta - Bursa Wall Street kembali menguat dengan kenaikan sekitar 1% berkat data yang memberikan sinyal trend positif pada perekonomian. Investor melupakan sejenak perkembangan krisis Eropa yang masih tak menentu.

"Kita telah melihat trend yang cukup menggembirakan pada data perekonomian AS dalam 2 bulan terakhir," ujar Peter Jankovskis, co-chief investment officer OakBrook Investment seperti dikutip dari Reuters, Jumat (30/12/2011).

"Jika trend itu terus berlanjut, hal itu akan memberikan dukungan yang baik dan mungkin beberapa momentum untuk menguat," tambahnya lagi.

Data yang cukup menggembirakan antara lain angka penjyalan rumah AS yang naik ke titik tertingginya dala, 1,5 tahun terakhir selama November, sementara aktivitas pabrikan naik melebihi ekspektasi selama Desember.

Pada perdagangan Kamis (19/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat hingga 135,63 poin (1,12%) ke level 12.287,04. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 13,38 poin (1,07%) ke level 1.263,02 dan Nasdaq menguat 23,76 poin (0,92%) ke level 2.613,74.

Reli itu menyebabkan indeks S&P 500 menguat 0,4% selama tahun 2011. Perdagangan di Wall Street tersisa 1 hari lagi untuk tahun 2011 ini.

(qom/qom)

Kamis, 29 Desember 2011

Rebound 39 Poin, IHSG Melesat Paling Tinggi di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound 39 poin akibat perburuan saham-saham yang sudah murah. Indeks menjadi yang naik paling tinggi di Asia dan berhasil menembus level 3.800.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.120 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.210 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka ambles 29,589 poin (0,79%) ke level 3.739,625 terkena sentimen negatif kekhawatiran krisis utang Eropa. Berita buruk juga datang dari Wall Street dan nilai tukar euro.

Tekanan jual langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan. Indeks sempat meluncur ke posisi terendahnya di 3.736,227 sebelum koreksinya bisa sedikit melambat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 11,767 poin (0,32%) ke level 3.757,447. Krisis Eropa kembali membayangi ditandai dengan anjlok nilai tukar euro.

Pada pertengahan perdagangan sesi II, indeks mulai balik arah. Indeks berhasil rebound setelah mencapai area oversold sehingga saham-saham unggulan terdiskon cukup banyak.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (29/12/2011), IHSG ditutup melesat 39,558 poin (1,05%) ke level 3.808,772. Sementara Indeks LQ 45 ditutup melaju 7,415 poin (1,12%) ke level 671,107.

Posisi tertinggi yang bisa diraih indeks berada di level 3.813,091 tepat sesaat sebelum penutupan perdagangan. Aksi beli mulai marak terjadi setelah indeks mencapai posisi terendahnya pada perdagangan hari ini.

Hampir seluruh saham-saham di lantai bursa diburu oleh investor. Hasilnya seluruh indeks sektoral di lantai bursa 'menghijau', dipimpin oleh sektor infrastruktur.

Investor asing masih konsisten untuk masuk ke pasar modal sejak awal pekan ini, justru investor lokal yang banyak mengambil untung. Transaksi investor asing hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 281,988 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 80.546 kali pada volume 3,796 miliar lembar saham senilai Rp 2,536 triliun. Sebanyak 176 saham naik, sisanya 53 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi pasar modal yang naik paling tinggi di regional hari ini di tengah bursa-bursa Asia yang rata-rata terkoreksi. Hanya bursa saham China yang berhasil mengekor IHSG.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,55 poin (0,16%) ke level 2.173,56.
  • Indeks Hang Seng melemah 120,75 poin (0,65%) ke level 18.397,92.
  • Indeks Nikkei 225 turun 24,73 poin (0,29%) ke level 8.398,89.
  • Indeks Straits Times turun tipis 0,54 poin (0,02%) ke level 2.665,71.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.650 ke Rp 61.750, Astra Internasional (ASII) naik Rp 750 ke Rp 74.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 550 ke Rp 37.900, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 550 ke Rp 25.800.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 500 ke Rp 13.000, Adira Finance (ADMF) turun Rp 250 ke Rp 11.200, Ace Hardware (ACES) turun Rp 225 ke Rp 3.925, dan Inti Agri (IIKP) turun Rp 120 ke Rp 950.

(ang/qom)

Dihantui Eropa, IHSG Sesi I Ditutup Turun 0,31%

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan sesi I Kamis (29/12) IHSG ditutup turun 0,31% ke level 3.757,45.

Pelemahan indeks siang ini dipicu kekhawatiran investor terhadap masalah baru utang Eropa yang disinyalir bisa menghambat pertumbuhan ekonomi global. Investor akan mengantisipasi pergerakan bursa Eropa yang dibuka sore nanti seiring sentimen kuat lebih banyak datang dari Eropa.

Bursa AS dan Eropa ditutup terkoreksi semalam memfaktorkan sentimen negatif dari pelemahan nilai tukar Euro akibat kenaikan neraca bank sentral Eropa (ECB) ke level tertingginya setelah memberikan pinjaman dalam jumlah besar kepada bank-bank di Eropa. Investor juga mengantisipasi hasil lelang utang jangka panjang Italia yang akan dilakukan sore ini meski lelang utang jangka pendek yang dilakukan kemarin terbilang cukup sukses dengan penurunan bunga menjadi 3,25% dibandingkan 6,5% di bulan lalu.

Bursa Asia siang ini mixed, di mana Shanghai naik 0,33%, KLSE naik 0,31%, dan STI naik 0,07%, sementara Hang Seng turun 0,91%, Nikkei turun 0,72%, dan Seoul turun 0,03%.

Sebanyak 97 saham turun siang ini, 83 saham naik, sementara 94 saham masih stagnan. Indeks LQ45 sesi I ditutup turun 0,45% ke level 660,67, sedang JII turun 0,79% ke level 525.

Volume perdagangan siang ini sangat tipis hanya 829,01 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp572,87 miliar. Namun asing terpantau sedang berada di pasar siang ini dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp52,76 miliar.

Saham-saham yang turun tajam siang ini adalah ASII turun 1,29%, ADMF turun 3,93%, AMTX turun 13,63%, UNTR turun 0,59%, BFIN turun 1,78%, dan UNVR turun 0,54%.

Window Dressing Belum Terkonfirmasi Batal

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, IHSG diprediksi melemah terbatas. Namun, koreksi tersebut belum mengkonfirmasi tak terjadinya window dressing seiring tipisnya nilai traksaksi.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (29/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 11,77 poin (0,31%) ke level 3.757,447. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 3,02 poin (0,45%) ke angka 660,673.

Laju indeks siang ini sangat sepi, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 829 juta lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 1,27 miliar. Sementara itu, nilai transaksi hanya mencapai Rp572,8 miliar di pasar regular dari total Rp761,9 miliar dan frekuensi 32.136 kali.

Sebanyak 83 saham menguat, sedangkan 97 saham melemah dan 94 saham stagnan. Hanya saja, pelemahan indeks, justru diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp52,7 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp297,1 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp244,3 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor aneka industri memimpin pelemahan 1,08%, disusul manufaktur 0,57%, industri dasar 0.43%, perdagangan 0,32%, inrastruktur 0,29%, konsumsi 0,23%, keuangan 0,21%, perkebunan 0,10%, dan pertambangan 0,01%. Hanya sektor properti yang menguat 0,06%.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah terbatas hingga penutupan sore nanti. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.750 dan resistance 3.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (29/12).

Menurutnya, koreksi indeks hari ini dipicu oleh fund manager kelas menengah yang baru akan selesai melakukan penyesuaian portifolio. “Karena itu, koreksi indeks hari ini belum mengonfirmasi, bahwa window dressing tak terjadi pada penghujung perdagangan saham 2011,” ujarnya.

Sebab, kata Irwan, nilai transaksi dan volume perdagangan hari ini masih tipis dan sudah terjadi dalam sebulan terakhir. “Begitu juga dengan perdagangan hari ini. Seperti BMRI yang nilai transaksinya hanya Rp44 miliar, begitu juga dengan saham-saham bluechip lainnya seperti BBRI yang nilai transaksinya hanya Rp36 miliar,” papar dia.

Selebihnya, nilai transaksi masih di bawah Rp30 miliar seperti ASII dan GGRM yang biasanya menjadi index mover. “Dengan tipisnya nilai transaksi, justru mengindikasikan window dressing akan terjadi pada detik-detik terakhir perdagangan,” timpalnya.

Irwan menegaskan, para fund manager institusi besar, bakal melakukan window dressing pada sesi dua perdagangan terakhir tahun ini. Jadi, tipisnya transaksi ada unsur kesengajaan. “Kecuali, jika tekanan jual hari ini diikuti dengan volume dan nilai transaksi yang besar. Itu baru menandakan window dressing tak terjadi tahun ini,” tandasnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bumi Resources (BUMI), PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Adaro Energy (ADRO), PT United Tractor (UNTR), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Timah (TINS).

“Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut dengan target January Effect. Kecuali BUMI dan ENRG, bisa untuk target window dressing pada sesi dua perdagangan besok yang merupakan hari terakhir bursa saham untuk 2011,” imbuhnya.

Penutupan sesi I, IHSG masih berenang di zona merah

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berenang di zona merah di sesi I. Pada pukul 12.00, indeks turun 0,31% menjadi 3.757,447.

Hanya ada 78 saham yang naik. Sedangkan 86 saham turun dan 88 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi hari ini benar-benar sepi dengan melibatkan 1,272 miliar saham. Nilai transaksinya pun hanya Rp 852,278 miliar.

Sembilan sektor kompak memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya: sektor industri lain-lain turun 1,08%, sektor manufaktur turun 0,58%, dan sektor industri dasar turun 0,43%. Satu-satunya sektor yang naik adalah sektor konstruksi yang naik 0,06%.

Sementara, saham-saham penghuni top losers di antaranya: PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) turun 13,64% menjadi Rp 2.850, PT Asuransi Harta Aman (AHAP) turun 10% menjadi Rp 180, dan PT Asuransi Ramayana (ASRM) turun 9,09% menjadi Rp 800.

Di penghuni top gainers, terdapat saham-saham: PT First Media (KBLV) naik 14,81% menjadi Rp 620, PT Intikeramik Alamasri (IKAI) naik 11,03% menjadi Rp 151, dan PT Bintang Mitra Semesta (BMSR) naik 9,76% menjadi Rp 225.

Transaksi Kurang dari Satu Triliun, IHSG Turun 11 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 11 poin akibat sepinya transaksi menjelang tutup tahun 2011. Krisis Eropa kembali membayangi ditandai dengan anjlok nilai tukar euro.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka ambles 29,589 poin (0,79%) ke level 3.739,625 terkena sentimen negatif kekhawatiran krisis utang Eropa. Berita buruk juga datang dari Wall Street dan nilai tukar euro.

Tekanan jual langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan. Indeks sempat meluncur ke posisi terendahnya di 3.736,227 sebelum koreksinya bisa sedikit melambat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (29/12/2011), IHSG terpangkas 11,767 poin (0,32%) ke level 3.757,447. Sementara indeks LQ 45 melemah 3,019 poin (0,46%) ke level 660,673.

Meski terkena tekanan jual cukup tinggi, dana asing terus mengalir masuk ke lantai bursa. Hingga siang ini asing tercatat melakukan pembelian bersih meski nilainya masih tipis.

Hampir seluruh indeks sektoral memerah, hanya dua yang masih mampu menguat yaitu sektor tambang dan properti. Kekhawatiran atas krisis Eropa kembali mencuat setelah Italia diragukan bisa memperbaiki kondisi fiskalnya.

Maraknya sentimen negatif dari pasar global tersebut membuat investor kurang bergairah dalam bertransaksi. Apalagi libur tahun baru sudah di depan mata.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 32.136 kali pada volume 1,272 miliar lembar saham senilai Rp 852,278 miliar. Sebanyak 83 saham naik, sisanya 97 saham turun, dan 94 saham stagnan.

Bursa-bursa saham di Asia bergerak mixed hingga siang ini. Sentimen krisis Eropa dan AS masih menahan bursa saham Hong Kong dan Jepang di zona merah.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 7,22 poin (0,33%) ke level 2.177,23.
  • Indeks Hang Seng melemah 168,77 poin (0,91%) ke level 18.349,90.
  • Indeks Nikkei 225 turun 49,38 poin (0,59%) ke level 8.374,24.
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,78 poin (0,07%) ke level 2.668,03.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 500 ke Rp 60.600, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 500 ke Rp 111.500, Inovisi (INVS) naik Rp 450 ke Rp 5.900, dan Ace Hardware (ACES) naik Rp 250 ke Rp 4.400.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 950 ke Rp 72.300, Adira Finance (ADMF) turun Rp 450 ke Rp 11.000, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 450 ke Rp 2.850, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 150 ke Rp 25.100.

(ang/qom)

Kecemasan akan krisis Eropa kembali memperlemah posisi rupiah

Kecemasan akan krisis Eropa kembali memperlemah posisi rupiah
JAKARTA. Pergerakan rupiah mencatatkan pelemahan hari ini. Pada pukul 09.36, rupiah melemah 0,6% menjadi Rp 9.130 per dollar. Jika dihitung, mata uang Garuda ini sudah keok 1%.

Pelemahan rupiah terjadi seiring peningkatan kecemasan akan krisis utang Eropa. Hal itu secara otomatis memangkas permintaan aset-aset emerging market, tak terkecuali Indonesia. Asal tahu saja, data Kementrian Keuangan menunjukkan, kepemilikan asing atau surat utang Indonesia turun menjadi Rp 222,76 triliun atau US$ 24,4 miliar per 23 Desember lalu, dari sebelumnya Rp 223,7 triliun pada pekan sebelumnya.

Penurunan permintaan aset emerging market juga tercermin dari penurunan bursa Asia untuk hari ketiga. Dengan demikian, penurunan indeks MSCI Asia Pacific di sepanjang tahun ini mencapai 18,5%.

"Pelemahan rupiah pada tahun ini sejalan dengan pelemahan mata uang Asia. Penyebabnya, krisis utang Eropa menyebabkan penarikan dana oleh asing dari kawasan regional. Sepertinya, hal ini masih akan terus berlangsung pada kuartal pertama tahun depan karena situasi di Eropa belum dapat diselesaikan," urai Dariusz Kowalczyk, strategist Credit Agricole CIB di Hongkong.

Kowalczyk juga memprediksi, rupiah akan keok hingga ke level Rp 9.300 pada kuartal pertama.

Pemerintah memilih 24 calon agen penjual sukuk ritel

Pemerintah memilih 24 calon agen penjual sukuk ritel
JAKARTA. Pemerintah menetapkan 24 calon agen penjual surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk ritel untuk penerbitan tahun 2012 mendatang. Agen penjual tersebut diantaranya, PT Bank Mandiri tbk, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT Mega Capital Indonesia, PT Danareksa Sekuritas dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.

Lainnya, PT Bahana Securities, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT Trimegah Securities Tbk,Standard Chartered Bank, PT Reliance Securities Tbk, serta PT Bank BRI Syariah. Juga PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, PT Bank Syariah Mandiri,PT Sucorinvest Central Gani, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas.

Agen penjual lainnya, PT Bank UOB Indonesia, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd (HSBC), PT Bank OCBC NISP Tbk, Pt Kresna Graha Sekurindo tbk, PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Pt Ciptadana Securities, PT Lautandhana Securindo, serta Citibank N.A.

Direktur Utama Danareksa sekuritas Marciano Herman mengatakan pihaknya mengajukan indikasi kupon Sukri diatas suku bunga deposito saat peluncuran Sukri tahun mendatang.

"Karena bunga deposito saat ini dikisaran 6%, kami mengajukan di atas itu. Namun apabila saat peluncuran Sukri nanti suku bunga berubah misalnya naik menjadi 9%, maka indikasi kupon Sukri kami akan berubah menyesuaikan karena benchmarknya deposito," ujar Marciano, Jakarta, Rabu (28/12).

Pihaknya menargetkan penjualan Sukri tahun depan bisa mencapai Rp 1 triliun atau sama dibandingkan penjualan tahun ini.

Direktur PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Jimmy Randiatmoko mengatakan pihaknya menargetkan bisa menjual Sukri sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 300 miliar.

"Sukri itu produk yang cukup menarik, investor ritel yang menempatkan dananya di deposito, dia akan melirik Sukri. Selain itu, sukri juga memiliki rating yang tinggi dan bunga relatif lebih tinggi dibandingkan deposito. Risikonya juga kecil karena dijamin oleh pemerintah. sukri juga bisa dicairkan kapan saja karena bisa diperjualbelikan di pasar," papar dia.

Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra menduga Made menduga kupon sukuk ritel akan ditetapkan sebesar 6,85% hingga 7% dengan asumsi instrumen tersebut akan diterbitkan pada Januari atau Februari dan tenor tiga tahun.

"Kalau tenor obligsi ritel tidak terlalu panjang atau dikisaran tiga tahun atau empat tahun maka investor masih akan berminat," ujar Made, Jakarta, Selasa (27/12).

Perdagangan Sepi, Saham Asia Dibuka Mixed

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Asia stabil pada hari Selasa (27/12) dengan volume perdagangan sangat tipis akibat investor menepi sejenak hingga pasar AS kembali dibuka setelah pekan panjang dan keluarnya data yang dapat memberikan petunjuk atas prospek pertumbuhan ekonomi AS.

Reuters melaporkan pasar di Selandia baru, Australia, dan Hong Kong masih tutup untuk liburan Natal yang diperpanjang dan perdagangan diperkirakan akan tetap tenang dengan volume yang kecil.

Nikkei average Jepang dibuka turun 0,43 persen ke 8.443. Saham Sony naik 0,3 persen ke 1.398 yen setelah perusahaan setuju untuk menjual sahamnya di perusahaan patungan LCD ke Samsung seharga $940 juta. Saham Samsung di Korea Selatan juga diperdagangkan lebih tinggi, hampir 1 persen setelah berita ini.

Keio Corp Jepang beringsut naik 0,2 persen ke level tertinggi dalam dua bulan ke 551 yen setelah Harian Bisnis Nikkei mengatakan operator kereta api berencana untuk mengakuisisi anak usaha real estat, Tokyo Electric Power co (Tepco) awal bulan depan. Sementara, saham Tepco diperdagangkan turun 0,9 persen ke 211 yen.

Di Korea, saham Seoul naik, di mana investor mengabaikan data ekonomi yang negatif.

Indeks sentimen konsumen Korea Selatan jatuh tajam pada bulan Desember akibat kekhawatiran tentang krisis utang dan perlambatan ekonomi global, menurut survei bank sentral yang dirilis pada hari Selasa. Indeks harga saham gabungan Kores (KOSPI) naik 0,2.

Gara-gara Italia, Euro Jatuh ke Titik Terendah dalam 11 Bulan

New York - Mata uang tunggal euro terjatuh ke titik terendahnya dalam 11 bulan atas dolar AS di bawah level US$ 1,30, dipicu kekhawatiran terhadap kemampuan Italia menjaga stabilitas finansialnya.

Pada perdagangan Rabu (28/11/2011), euro terpuruk setelah pasar finansial AS dibuka hingga ke titik US$ 1,2912 sebelum akhirnya sedikit pulih. Euro akhirnya diperdagangkan di level US$ 1,2934, melemah dibandingkan sebelumnya di US$ 1,3070.

"Dengan kekhawatiran seputar masalah krisis utang Eropa terus membayangi, pembukaan perdagangan saham AS membuka aliran ke investasi yang aman dan pergerakan ke mata uang safe haven seperti yen dan dolar AS," jelas Mark Deans, analis dari MoneyCorp seperti dikutip dari AFP, Kamis (29/12/2011).

Lelang surat berharga Italia sebelumnya berhasil meraup dana hingga 9 miliar euro (US$ 11,8 miliar) dengan tingkat bunga 3,251% untuk surat utang 6 bulan, atau setengah dari yang dibayar Italia pada November sebesar 6,504%. Namun analis menduga bank-bank Eropa membuat biaya surat utang Italia terliat murah dengan menggunakan uang pinjaman dari Bank Sentral Eropa.

Sentimen menjadi masam ketika imbal hasil untuk surat utang Italia berjangka 10 tahun melonjak hingga 6,9%, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas rencana Roma menjual lagi surat berharganya pada Kamis.

"Kekhawatiran pasar masih ada disana setelah mempertimbangkan lelang surat berharga berjangka 10 tahun untuk sesi perdagangan besok (Kamis)," jelas Deans.

Ia menambahkan, kondisi perdagangan yang tipis menjelang akhir tahun juga turut memicu pergerakan di pasar valas.

Euro tercatat melemah ke 100,80 yen dari sebelumnya di 101,77 yen. Dolar AS berada di 77,90 yen, naik dibandingkan sebelumnya di 77,88.

(qom/qom)

Situasi Eropa memburuk, harga emas mencatatkan penurunan

Situasi Eropa memburuk, harga emas mencatatkan penurunan
NEW YORK. Harga kontrak emas melorot kemarin malam. Asal tahu saja, harga kontrak emas untuk pengantaran Febuari turun 2% menjadi US$ 1.564,10 per troy ounce pada pukul 13.47 waktu New York di Comex, New York.

Tidak hanya itu, harga kontrak perak juga dilanda aksi jual sehingga melorot ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Harga kontrak perak untuk pengantaran Maret anjlok 5,2% menjadi US$ 27,234 per troy ounce di Comex, New York. Sebelumnya, harga perak sempat bertengger di posisi US$ 27,10 per troy ounce, yang merupakan level terendah sejak 26 September lalu.

Penurunan harga komoditas ini terjadi seiring dengan kian memburuknya krisis utang Eropa. Seperti yang diberitakan sebelumnya, neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

"Apa yang terjadi di Eropa sangat mencemaskan. Penguatan dollar menyebabkan harga komoditas melorot, termasuk didalamnya harga emas," jelas James Dailey dari TEAM Financial Management LLC di Pennsylvania.

Euro keok atas yen ke level terlemah dalam sepuluh tahun

Euro keok atas yen ke level terlemah dalam sepuluh tahun
NEW YORK. Pergerakan euro pagi ini melemah terhadap yen ke posisi terendah sejak 2001. Pada pukul 15.17 waktu New York, euro keok 1% menjadi 100,75 yen. Sebelumnya, posisi euro sempat menyentuh level 100,73 yen, yang merupakan level terlemah sejak 2001 silam. Sedangkan jika berhadapan dengan dollar, euro melemah 1,1% menjadi US$ 1,2933. Posisi dollar tak banyak berubah di level 77,90 yen.

Pelemahan euro terjadi setelah kecemasan mengenai krisis utang Eropa kian meningkat karena dikhawatirkan akan memangkas pertumbuhan ekonomi global. Sementara, penguatan dollar terjadi seiring penurunan pasar saham yang mengakibatkan kenaikan permintaan aset-aset haven. Yen perkasa setelah laporan Departemen Keuangan AS mengkritik langkah permintaan Jepang terkait intervensi di pasar mata uang.

"Saat ini, perekonomian global masih jauh dari kata stabil. Euro akan terus mencatatkan pelemahan. Kenaikan pada neraca Bank Sentral Eropa cukup tajam. Kecemasan mengenai Eropa juga semakin meningkat," papar David Mann, regional head of research Standard Chartered Plc di New York.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

Cermati Eropa, Wall Street Melemah

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Wall Street ditutup melemah lebih dari 1% pada perdagangan saham Rabu (28/12). Hal itu dikarenakan pelaku pasar kembali fokus pada keuangan zona Euro.

Indeks Dow Jones turun 139,94 poin atau 1,14% ke level 12.151,41. Indeks S&P turun 15,79 poin atau 1,25% ke level 1.249,64. Indeks Nasdaq turun 35,22 poin atau 1,34% ke level 2.589,98.

Aksi jual saham mengikuti penurunan euro terhadap dolar AS. Hal itu memicu kekhawatiran utang zona euro sehingga terjadi aksi jual dengan perdagangan kecil. "Kelihatannya pelemahan euro telah mematahkan level US$1,30 sehingga investor pun melakukan aksi jual," ujar Ryan Detrick, Senior Technical Strategist with Scheffer Investment Research.

Pergerakan rally di Wall Street didukung oleh data ekonomi AS yang positif sehingga memindah fokus mereka dari kekhawatiran krisis utang zona Euro. Investor pun optimis ekonomi AS akan kembali pulih sesuai jalur. Tetapi tanpa berita ekonomi domestik maka kebanyakan fokus kembali ke Eropa.

Selain itu, sentimen yang mempengruhi bursa saham AS yaitu pelemahan euro ke level US$1.2939.

Pelaku pasar pun akan konsentrasi pada krisis utang Eropa dan perlambatan Asia,serta dampak resesi Eropa terhadap pemulihan Amerika Serikat pada 2012.

Sebelumnya sektor yang mengalami kenaikan tertinggi dalam lima hari lalu seperti sektor material dan energi. Tetapi saham ini mendorong pelemahan indeks saham pada Rabu (28/12) dikarenakan harga komoditas turun. Indeks sektor material turun 2,2%.

Sepanjang tahun ini, Dow naik 5%, S&P turun 0,6%, dan Nasdaq turun 2,4%.

Saham Medicis Pharmaceutical Corp turun 1,2% ke level US$33,35 setelah memotong outlook pendapatan kuartal keempat. Saham Citigroup Inc ke level US$26,13 setelah regulator memenangkan delay securities fraud lawsuit dengan bank. Dengan US Securities and Exchange Commission menolak transaksi US$285 juta dengan bank.

Volume perdagangan saham kecil dengan nilai sekitar 4,31 miliar saham di New York Stock Exchange, Nasdaq dan Amex dibandingkan rata-rata harian saham 7,9 miliar saham. [hid]

Fokus Data Ritel AS, Rupiah Siap Menanjak

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Kamis (29/12) diprediksi sideways cenderung menguat. Pasar merespon positif data penjualan ritel AS semalam.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, volatilitas rupiah masih rendah. Sebab, secara keseluruhan volume transaksi sangat tipis.

Apalagi, sebagian bursa regional baru dibuka kembali hari ini setelah libur Natal. Tapi, ini tidak begitu berarti karena kebanyakan investor sudah mengambil cuti hingga akhir tahun. "Karena itu, rupiah cenderung sideways-menguat dan akan bergerak dalam kisaran 9.040-9.122 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Hanya saja, rupiah juga punya peluang terimbas profit taking akibat penguatan dolar AS yang terjadi sebelumnya. Namun secara keseluruhan, masih ada sinyal untuk penguatan rupah lebih lanjut. "Karena itu, untuk Kamis (29/12), rupiah bakal sideways cenderung menguat," tuturnya.

Apalagi, kata Christian, semalam dirilis data penjualan ritel AS selama musim belanja Natal 2011. Angkanya sudah diperkirakan terjadi kenaikan signifkan sebesar US$72 miliar dari US$62 miliar pada tahun lalu. "Penjualan ritel jadi fokus market saat ini," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Rabu (28/12) ditutup stagnan di level 9.070 per dolar AS.

IHSG Beresiko, 'Wait and See'

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Kamis (29/12) diperkirakan beresiko. Investor disarankan untuk wait and see.

Pengamat pasar modal Ridwan Novayanto dari Bumiputra Capital memprediksikan, sentimen negatif dari pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak mentah membuat bursa yang sudah menipis transaksinya menjadi rentan.

“Pasar terpengaruh tekanan jual. Terutama karena aksi jual besar-besaran di saham yang sensitif terhadap kenaikan harga minyak mentah dan depresiasi nilai tukar,” ujarnya ketika berbincang dengan INILAH.COM.

Sementara sentimen positif di pasar yang bisa memicu rebound teknikal sudah menipis. Meski kemungkinan window dressing masih ada, Ridwan menilai hal tersebut takkan melambungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“IHSG akan sulit menembus level 3.800,” lanjutnya.

Window dressing kemungkinan terbatas hanya pada saham-saham yang sudah sangat lagging dan tertekan harganya, dengan valuasi/PE relatif terhadap IHSG di bawah 1%. Seperti saham infrastruktur dan pertambangan logam yang banyak diburu lokal.

“Misalnya saham Wijaya Karya (WIKA), Jasa Marga (JSMR) dan PT Gas Negara (PGAS),” katanya, memberi contoh saham-saham yang tertunda kenaikannya ini.

Namun, lanjut Ridwan, karena PE relatif indeks untuk sektor yang lagging ini di bawah 1%, dampak window dressing takkan banyak berpengaruh pada apresiasi IHSG. Yakni kemungkinan untuk ditutup di atas level 3.800.

“Saya merekomendasikan untuk wait and see, karena valuasi harga saham masih bisa turun lagi. Perdagangan selama dua hari terakhir ini sangat beresiko,” ujarnya.

Rekomendasi Ridwan agar investor menunggu bukan karena ekspektasi pertumbuhan EPS atau earning korporasi. Namun karena sentimen pasar yang masih didominasi isu negatif akibat krisis Eropa.

Sehingga, katanya, investor mengurangi porsi di pasar saham dan cendering melakukan aksi untuk menghindari resiko (risk aversion). Pertumbuhan EPS 2012 diperkirakan mencapai 18-19% yang bisa memicu penurunan PE/valuasi.

“Jadi, PE IHSG bisa mencapai 14 kali jika mencapai 4.200. Dengan sentimen negatif dari Eropa, PE bisa mengarah ke 10 kali,” tandasnya.

Harga kontrak minyak catatkan penurunan pertama dalam tujuh hari

Harga kontrak minyak catatkan penurunan pertama dalam tujuh hari
NEW YORK. Harga kontrak minyak ditransaksikan melorot untuk kali pertama dalam tujuh hari terakhir. Harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari turun US$ 1,98 menjadi US$ 99,36 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan level terendah sejak 21 Desember lalu. Tidak hanya itu, penurunan tersebut juga merupakan yang terbesar sejak 14 Desember. Sepanjang tahun ini, harga kontrak minyak sudah naik 8,7%. Sedangkan tahun lalu, harga minyak mencatatkan kenaikan sebesar 15%.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent turun US$ 1,71 atau US$ 1,6% menjadi US$ 107,56 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Penurunan harga kontrak minyak terjadi setelah neraca Bank Sentral Eropa (ECB) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini memberikan sinyal kenaikan risiko dari krisis utang Eropa sehingga mengancam tingkat permintaan minyak dunia.

"Berita terbesarnya saat ini adalah penguatan euro yang terlalu besar. Ini saatnya terjadi koreksi setelah menguat selama enam hari," jelas Tom Bentz, director BNP Paribas Prime Brokerage Inc di New York.

Sekadar informasi, neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

Neraca ECB menembus rekor, bursa AS dilanda aksi jual

Neraca ECB menembus rekor, bursa AS dilanda aksi jual
NEW YORK. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa AS ditutup dengan penurunan kemarin malam. Pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor\'s 500 turun 1,3% menjadi 1.249,64. Penurunan tersebut menghapus seluruh kenaikan di 2011 karena indeks melorot di bawah harga rata-ratanya dalam 200 hari terakhir.

Sejumlah saham yang mempengaruhi bursa AS antara lain: Alcoa Inc dan Chevron Corp yang turun masing-masing sebesar 1,8%. Lalu ada saham Morgan Stanley Cyclical Index yang melorot 1,9% seiring penurunan Caterpillar Inc dan Ford Motor Co yang melorot lebih dari 2,3%. Sedangkan Bank of America Corp masih melanjutkan penurunan pada transaksi sebelumnya sebesar 3,6%.

Aksi jual yang melanda bursa AS dipengaruhi oleh neraca Bank Central Eropa (ECB) meningkat ke rekor tertinggi setelah kenaikan pengucuran pinjaman untuk perbankan dalam mengatasi krisis utang Eropa.

"Perekonomian mendapatkan tekanan dari pinjaman Bank Sentral Eropa kepada perbankan. Dengan kondisi Eropa yang akan jatuh ke jurang resesi, perbankan sulit menggelontorkan pinjaman," jelas Timothy Ghriskey, chief investment officer Solaris Group LLC di New York.

Catatan saja, bursa saham melempem setelah neraca Bank Sentral Eropa menembus rekor baru senilai 2,73 triliun euro atau US$ 3,55 triliun. Pada pekan lalu, Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan pinjaman tiga tahun kepada 523 perbankan dengan nilai total 489 miliar euro untuk mendongkrak pengucuran kredit. Sejauh ini, perbankan hanya menyimpan dananya kembali ke Bank Sentral Eropa.

Euro Merosot, Wall Street Terpangkas 1%

New York - Saham-saham di bursa Wall Street kembali melemah hingga 1% setelah reli berturut-turut. Kekhawatiran tentang masalah baru di krisis Eropa membuat investor melepas saham-saham menjelang tutup tahun.

Pelemahan saham-saham terjadi berbarengan dengan melemahnya euro ke titik terendah dalam 11 bulan atas dolar AS. Volume yang rendah terus memicu volatilitas yang tinggi.

"Ini sepertinya pelemahan euro yang menembus level US$ 1,30, benar-benar membuat investor menekan tombol 'jual'," ujar Ryan Detrick, analis senior dari Schaeffer's Investment Research seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2011).

"Tapi bagaimanapun ini bukanlah pergerakan yang tidak usah dibesar-besarkan dengan mempertimbangkan tidak banyak volume dan bisa berakhir sebagai aksi jual harian," tambahnya.

Pada perdagangan Rabu (28/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah hingga 129,94 poin (1,14%) ke level 12.151,41. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 15,79 poin (1,25%) ke level 1.249,64 dan Nasdaq melemah 35,22 poin (1,34%) ke level 2.589,98.

Indeks saham di Wall Street terus menguat dalam beberapa hari sebelumnya didorong data ekonomi AS yang positif. Investor bisa mengalihkan perhatian sejenak dari masalah krisis Eropa.

"Tapi tanpa berita ekonomi domestik untuk menuntun langkah, sebagian besar fokus kini di Eropa," ujar Frederic Ruffy, analis dari WhatsTrading.com.

Saham Citigroup Inc turun hingga 2,9% menjadi US$ 26,13 setelah regulator AS memenangkan penundaan gugatan terhadap pembobolan surat utang terhadap bank. Bapepam AS tengah melawan keputusan hakim yang menolak penyelesaian dengan bank senilai US$ 285 juta.

Volume perdagangan sangat tipis dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 4,31 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 7,9 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Rabu, 28 Desember 2011

Seiring Regional, IHSG Melemah 0,5%

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan Rabu (28/12) melemah 20,21 poin atau 0,5% ke 3.769,21. Volume perdagangan mencapai 6,2 miliar saham senilai Rp2,6 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 125 saham menguat, 102 saham melemah dan 96 saham stagnan. IHSG mengalami net foriegn sell Rp27,3 miliar dengan pembelian asing sebesar Rp683,9 miliar dan penjualan asing sebesar Rp656,6 miliar.

Indeks JII turun 3,3 poin ke 529,18, indeks ISSI turun 0,4 poin ke 123,47 dan indeks LQ45 turun 6,3 poin ke 663,69. Pelemahan terdalam dialami sektor pertambangan yang turun 17,4 poin ke 2.493,61 dan penguatan tertinggi dialami sektor perkebunan hingga 14,17 poin ke 2.170,27.

Sementara bursa saham Asia mayoritas juga melemah seperti indeks Hang Seng turun 0,7%, indeks Shanghai turun 0,3%, indeks Nikkei turun 0,2%, indeks Kospi turun 0,9%, indeks STI turun 0,2%.

Investor Lokal Lepas Saham, IHSG Melemah 20 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 20 poin akibat aksi jual saham yang dilakukan investor lokal. Koreksi bursa-bursa di Asia juga turut memberi sentimen negatif.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.110 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.205 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG berkurang 6,619 poin (0,18%) ke level 3.782,806 terseret arus negatif bursa Asia. Volume perdagangan yang masih serba tipis membuat indeks sulit bergerak ke atas.

Tekanan jual langsung terjadi begitu pembukaan perdagangan, indeks langsung parkir di posisi terendahnya di zona merah. Indeks Sama sekali tak menyentuh zona hijau hari ini.

Pada penutupan perdagangan, IHSG berkurang 16,314 poin (0,43%) ke level 3.773,111. Investor kurang bergairah berdagang sehingga volume dan nilai transaksi tipis seperti perdagangan sebelumnya.

Koreksi hebat langsung terjadi di perdagangan sesi II, indeks anjlok ke posisi terendahnya hari ini di 3.744,631. Tekanan jual semakin tinggi dilakukan oleh investor lokal.

Menutup perdagangan, Rabu (28/12/2011), IHSG melemah 20,211 poin (0,54%) ke level 3.769,214. Sementara Indeks LQ 45 turun 6,323 poin (0,95%) ke level 663,692.

Melambatnya tingkat konsumsi serta bertambahnya jumlah pengangguran di Jepang membuat bursa-bursa di Asia terkena koreksi cukup dalam. Sentimen negatif ini berimbas juga ke bursa saham lokal.

Investor kurang bergairah dalam bertransaksi karena sudah menjelang akhir-akhir perdagangan tahun 2011. Aksi window dressing yang biasanya terjadi di penghujung tahun sepertinya belum banyak dilakukan.

Aksi jual saham banyak dilakukan investor lokal, sementara investor asing menjadi pihak penampung. Transaksi asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 27,394 miliar di seluruh pasar.

Aksi jual banyak dilakukan di saham-saham berbasis infrastruktur dan finansial. Sementara saham-saham yang paling diincar berada di sektor argikultur, properti dan perdagangan.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 78.770 kali pada volume 6,163 miliar lembar saham senilai Rp 2,698 triliun. Sebanyak 124 saham naik, sisanya 102 saham turun, dan 96 saham stagnan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia belum menggembirakan sejak pagi tadi, mayoritas masih terpuruk di zona merah. Hanya bursa saham China yang akhirnya mampu menguat.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3,81 poin (0,18%) ke level 2.170,01.
  • Indeks Hang Seng melemah 110,50 poin (0,59%) ke level 18.518,67.
  • Indeks Nikkei 225 turun tipis 16,94 poin (0,20%) ke level 8.423,62.
  • Indeks Straits Times turun 11,27 poin (0,42%) ke level 2.662,35.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.650 ke Rp 13.500, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 1.000 ke Rp 111.000, Indomobil (IMAS) naik Rp 700 ke Rp 13.550, dan Mayora (MYOR) naik Rp 650 ke Rp 13.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.000 ke Rp 60.100, Astra Internasional (ASII) turun Rp 750 ke Rp 73.250, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 650 ke Rp 37.350, dan Indocement (INTP) turun Rp 300 ke Rp 16.750.

(ang/qom)